You are on page 1of 86

HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT

DENGAN KEPUASAN KERJA DI RUANG DAHLIA 1


DAN PAVILIUN RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO
WLINGI

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu keperawatan

Oleh :

Medical Shocker

NIM. 0610722006

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2008

i
HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN


KEPUASAN KERJA DI RUANG DAHLIA 1 DAN PAVILIUN
RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO WLINGI

Oleh :

Medical Shocker
NIM: 0610722006

Menyetujui untuk di uji:

Penguji II Penguji III

Joko Pitiyo, SKp.M.Kep Kuswantoro Rusca Putra, SKp.M.Kep


NIP.140.217.729 NIP.132.311.773

ii
HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN


KEPUASAN KERJA DI RUANG DAHLIA 1 DAN PAVILIUN
RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO WLINGI

Oleh :

Medical Shocker
NIM: 0610722006

Telah diuji pada:


Hari : Jumat
Tanggal : 25 Januari 2008
dan dinyatakan lulus oleh:

Penguji I:

Kumboyono, SKp. M.kep


NIP.132.296.277

Penguji II Penguji III

Joko Pitiyo, SKp.M.Kep Kuswantoro Rusca Putra, SKp.M.Kep


NIP.140.217.729 NIP.132.311.773

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “

Hubungan Otonomi dan Beban Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja di

Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi”

Ketertarikan penulis akan topik ini di dasari oleh fakta bahwa sampai

saat ini masih banyak perawat yang melakukan tindakan yang bukan merupakan

bagian dari tanggung jawabnya sebagai seorang perawat. Kenyataan tersebut

menunjukkan betapa tingginya beban kerja perawat yang dapat berdampak pada

buruknya pelayanan keperawatan dan kepuasan kerja perawat itu sendiri. Tugas

akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratanmemperoleh gelar Sarjana Ilmu

Keperawatan.

Banyak pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas akhir

ini, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih

kepada:

1. DR. dr. Syamsul Islam, Sp. MK, M.Kes, selaku dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

2. Dr. Subandi, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas


Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

3. Dr. Budi Winarno, MM selaku Direktur RS. Ngudi Waluyo Wlingi yang
telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ditempat
tersebut.

4. Joko Pitoyo, SKp, M.Kep selaku pembimbing I yang telah mengarahkan

dan membimbing dalam penyelesaian tugas akhir ini

iv
5. Kuswantoro Rusca Putra, SKp, M.Kep selaku pembimbing II yang telah

mengarahkan dan membimbing dalam penyelesaian tugas akhir ini

6. Kumboyono sebagai ketua tim penguji tugas akhir yang telah

memberikan saran dan masukan untuk perbaikan tugas akhir ini

7. Segenap anggota tim pengelola tugas akhir FKUB jurusan keperawatan

8. Kedua orang tuaku dan adikku tercinta terima kasih banyak atas doa dan

kesabarannya selama mengkuti pendidikan

9. Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan B angkatan 2006 yang

telah memberi bantuan dan dukungan moril

10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaika tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan

kritik yang sifatnya membangun sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk

pencapaian hasil yang lebih baik

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik sebagai

referensi ataupin pengetahun dalam proses pendidikan..

Wassalamu,alaikum Wr. Wb

Malang, Januari 2008

Penulis

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Rahasia Kesuksesan Adalah Dedikasi, Kerja Keras dan Pengabdian


Terhadap Mimpi-Mimpi Anda”

“ You Can If You Think You Can “

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk:

Ayah dan Ibu yang tercinta terima kasih atas support dan kasih
sayang yang telah diberikan sehingga aku memperoleh gelar
sarjana ini

Adik-adikku tersayang yang telah membuat hari-hariku lebih


ceria dan lebih bermakna

Buat Pak JoPit & Ayang Oro tengkyu atas bimbingannya, Sorry
ana mbulet ya Bimbingannya? Ojo Kapok Poko”e………!

Teman-teman PSIK B angkatan 2006 ( Tunik” Don’t be cry baby”,


Romi” Thanx atas privat kilat statistiknya”, Afna” ssssst…………..
Always keep My Secret, Ok!”, Bu Nora” Tak tunggu comblangannya
Lo Bu…………..?!”,

Ixora, Pucong, Merry “ Tengkyu For Your Support”, Ayang Papa


“Tengkyu buanyak atas Lope-lopenya sorry aku gak bisa bales apa-
apa”, Ayang Aji “ Ayo Smangat Bozzzzt,,,”

Para penghuni 411A house:

Bencong…………Makaci banyak komputernya

Tukang Ojek langgananku “ Santi” Kapan-kapan anterin aku


lagi ya…..Untung ada u. Kalau gak ada siapa yang anter aku
kemana-mana?

vi
Mpok Nise, Imoy, Santi, Dinda Marimin, Lelon( Mbok MESUME
411A ) Sesama Grup Jomblowati yang selalu setia
menemaniku di Kos-kosan

Semua pihak yang turut serta membantu proses penelitianku


hingga akhir. TANPA KALIAN LEMBAR PERSEMBAHANKU INI TAK KAN
ADA GITU LHO…………….!

ABSTRAK

Medical Shocker. 2008. Hubungan Otonomi dan Beban Kerja Perawat Dengan
Kepuasan Kerja Di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi
Waluyo Wlingi. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya. Pembimbing: (1) Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep (2) Kuswantoro
Rusca Putra, S.Kp, M.Kep

Otonomi adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah


profesi, pemberian otonomi yang sesuai standar keperawatan akan memberikan
kepuasan tersendiri pada perawat dan juga dapat menunjukkan profesionalisme
profesi.keperawatan. Rendahnya otonomi kerja yang diberikan kepada perawat
didukung oleh tingginya beban kerja non fungsi perawat berdampak pada stress
kerja yang dialami perawat yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
kepuasan kerja perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat terhadap kepuasan
kerja. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
perawat pelaksana pada shif pagi. Hasil penelitian yang menggunakan uji
stastitik regresi linier ganda dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan
bahwa semakin tinggi otonomi maka semakin tinggi kepuasan kerja perawat dan
semakin tinggi beban kerja maka semakin rendah kepuasan kerja yang dimiliki
perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara otonomi dan
beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun
Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi. sehingga diperlukan suatu kebijakan tentang
pengelolaan beban kerja yang adekuat oleh manajemen rumah sakit.

Kata Kunci: Otonomi, Beban Kerja, Kepuasan Kerja

vii
ABSTRACT

Medical Shocker. 2008. Autonomy Connection and Nurse Work Load with Work
Satisfaction at Room of Dahlia 1 and Pavilion of Ngudi Waluyo
Hospital Wlingi. Final Task, Medical Faculty of Brawijaya Uniersity.
Advisor: (1) Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep (2) Kuswantoro Rusca Putra,
S.Kp, M.Kep

Autonomy matter very influential towards success a profession, appropriate


autonomy gift nursing will give satisfaction aloof pads nurse clan- also can show
profession professionalism. Nursing. The low work autonomy that given to nurse
is supported by work lo height non nurse function affects in stress work that
undergone nurse. In the end influential towards nurse work satisfaction. This
watchfulness aim detects there not it connection between autonomy and nurse
work lo towards work satisfaction. Watchfulness method that used has
descriptive korelasional pass to approach method rating that added up with the
title scale of model liken. Sample that taken in this watchfulness executor nurse
in shif morning (30 nurses). Watchfulness result shows that autonomy excelsior
so nurse work satisfaction excelsior and work lo excelsior so more lower work
satisfaction that has nurse. Based on hypothesis test by using test stastitik
regression tinier double with belief level 95% with rule ho accepted if p value
bigger from α. So that inferential that there is connection significant between
autonomy and nurse work load with work satisfaction at room of Dahlia 1 and
pavilion of Ngudi Waluyo Hospital Wlingi.

Key Word: Otonomy, Work Load, Work Satisfaction

viii
DAFTAR ISI

Halaman
Judul .................................................................................. ................. i
Halaman Persetujuan................................................. ............................ ii
Halaman Pengesahan............................................... ............................. iii
Kata pengantar .............................................................. ........................ iv
Motto dan persembahan ...................................................... .................. vi
Abstrak .................................................................................................. . vii
Abstract.................................................................................................. . vii
Daftar Isi.................................................................................... ............. ix
Daftar Gambar.................................................................................... .... xi
Daftar Tabel........................................................................... ................. xii
Daftar Lampiran................................................................................. ..... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................. ......................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................... ... 3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................ ............ 4
1.4 Manfaat Penelitian......................................................... ......... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep otonomi ............................................. ...................... 6
2.1.1 Definisi otonomi.......................................................... .. 6
2.1.2 Standar praktek keperawatan...................................... 7
2.1.3 Ruang lingkup keperawatan............................... .......... 16
2.2 Konsep beban kerja......................................... ..................... 17
2.2.1 Pengertian beban kerja............................. ................... 17
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja............ 18
2.2.3 Kategori tindakan keperawatan........................ ............ 18
2.2.4 Pendekatan perhitungan beban kerja........................ ... 19
2.2.5 Perhitungan tenaga............................................ .......... 21
2.3 Konsep kepuasan kerja.................................................... ..... 22
2.3.1 Pengertian beban kerja............................. ................... 22
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja................ 23
2.3.3 Pengukuran kepuasan kerja..................................... .... 26
2.4 Hubungan otonomi, beban kerja dengan kepuasan kerja.... 27

ix
BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka konsep......................................... ........................ 29
3.2 Deskrpsi kerangka konsep................................. .................. 30
3.3 Hipotesis penelitian........................................... ................... 30

BAB 4. METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian ........................................ ........................ 31
4.2 Sampling desain.................................................................. . 31
4.2.1 Populasi.................................................. ....................... 31
4.2.2 Sampel................................................................. .......... 31
4.2.2 Kriteria sampel.......................................... ..................... 32
4.3 Variabel penelitian...................................................... .......... 32
4.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................... . 32
4.4.1 Lokasi penelitian................................. ............................ 32
4.4.2 Waktu penelitian....................................................... ....... 32

4.5 Instrumen penelitian.................................................... ......... 33


4.6 Definisi operasional..................................................... ......... 34
4.7 Etika penelitian............................................................... ...... 36
4.8 Pengumpulan data................................................ ............... 36
4.9 Analisa data......................................... ......................... 37
4.9.1 Analisa univariat............................... ............................ 37
4.9.2 Analisa bivariat.................................. ........................... 37
4.1.0 Alur penelitian……...................................... ....................... 38

BAB 5. HASIL PENELITIAN


5.1 Karakteristik responden..................................... .................. 39
5.2 Hasil Skor univariat variabel independen............................. 39
5.3 Hasil Skor univariat variabel dependen................................ 40
5.4 Hasil analisa bivariatss................................................... ...... 40
5.5 Hasil analisa multivariat........................ ............................... 40

BAB 6. PEMBAHASAN
6.1 Hubungan otonomi dengan kepuasan kerja......................... 42
6.2 Hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja................... 43
6.3 Keterbatasan Penelitian..................................... .................. 44

BAB 7. PENUTUP
7.1 Kesimpulan ........................................................ .............. 45
7.2 Saran............................................................ ........................ 45

Daftar Pustaka

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep …………………………………………. 29

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Defini Operasional ................................................... ...............34

Tabel 5.1 Tabel karakteristik responden ................................. ................39

Tabel 5.2 Hasil skor univariat variabel independen ................................39

Tabel 5.3 Hasil skor univariat variabel dependen ................... ................40

Tabel 5.4 Hasil analisa bivariat ........................................................... ....40

Tabel 5.5 Hasil analisa multivariat.................................................. ..........40

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar tabulasi kuesioner variabel otonomi

Lampiran 2 Lembar tabulasi observasi beban kerja

Lampiran 3 Lembar tabulasi Kuesioner kepuasan kerja

Lampiran 4 Lembar tabulasi data hasil penelitian

Lampiran 5 Lembar persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6 Lembar Kuesioner

Lampiran 7 Lembar observasi beban kerja

Lampiran 8 Hasil Analisis Korelasi Product Moment

Lampiran 9 Surat keterangan telah melakukan penelitian di Ruang Dahlia 1


dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Lampiran 10 Lembar konsultasi tugas akhir

Lampiran 11 Pernyataan keaslian tulisan

Lampiran 12 Lembar keterangan kelayakan etik penelitian

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya peningkatan teknologi bidang pelayanan kesehatan yang

dibarengi dengan semakin kompleknya kebutuhan masyarakat modern akan

sistem pelayanan kesehatan, memberikan pengaruh terhadap para praktisi

kesehatan dalam mengimplementasikan sistem pelayanan kesehatan

masyarakat, tidak terkecuali bagi perawat. Pada era globalisasi ini seorang

perawat dituntut untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang

baik maka seorang perawat dituntut untuk menjadi perawat profesional.

Perawat profesional antara lain harus mampu: bertanggung jawab

dan bertanggung gugat, dapat mengambil keputusan secara mandiri,

melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, mempunyai otonomi dalam

pekerjaannya, advokasi, serta memfasilitasi kepentingan pasien (Lukimon,

2004). Sementara hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan

dan Universitas Indonesia tahun 2005 menunjukkan 78,8 % perawat

melaksanakan tugas petugas kebersihan dan 63,3 % perawat melakukan

xiv
tugas administrasi. Lebih dari 90 % perawat melakukan tugas non

keperawatan, seperti menetapkan diagnosis penyakit dan membuat resep

obat. Hanya 50 % perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan sesuai

fungsinya.(Syaifoel, 2006, Batas Kewenangan Independent Nurs Practitoner,

http:/www.Kompas Com).

Kenyataan yang ada saat ini menunjukkan bahwa perilaku tenaga

keperawatan masih sangat tergantung pada medis, mereka belum secara

profesional menetapkan asuhan keperawatan secara mandiri (Indirawati,

2001). Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan belum sesuai

dengan standar asuhan keperawatan yang meliputi: Standar pengkajian,

standar diagnosa, standar perencanaan, standar pelaksanaan dan standar

evaluasi (Afrida, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi perawat di

rumah sakit diantaranya adalah: 1) Faktor kebijakan rumah sakit yang tidak

memiliki kerangka dan batasan kerja untuk perawat. 2) belum adanya sistem

registrasi yang mapan dan 3) persoalan kode etik. Segala bentuk praktek

pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat terkesan tidak terikat oleh kode

etik profesi. Kelemahan diunsur otonomi profesi ini mendudukkan perawat

pada posisi yang lemah. (Syaifoel, 2006, Batas Kewenangan Independent

Nurs Practitioner, http:/www.Kompas Com).

Rendahnya otonomi kerja yang diberikan kepada perawat didukung

oleh tingginya beban kerja non fungsi perawat berdampak pada stress kerja

yang dialami perawat. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat

antara lain adalah: kondisi pasien, jumlah pasien, tingkat ketergantungan

pasien serta waktu yang diperlukan untuk setiap tindakan keperwatan

xv
terhadap pasien baik secara langsung maupun tudak langsung (Mansyur,

2004).

Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan perawat merasa tidak

puas dengan pekerjaan yang dilakukannya karena pekerjaan tersebut bukan

bagian dari wewenangnya sebagai perawat.

Bila seseorang punya beban kerja yang tinggi maka akan mempengaruhi

kepuasan kerja (Soehartati, 2007, Hubungan beban kerja dengan kepuasan

kerja, http:/www.inna ppni.Com)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat

diantaranya adalah: komponen upah atau gaji, pekerjaan, pengawasan,

promosi karir, kelompok kerja dan kondisi kerja. Kepuasan kerja juga

dipengaruhi oleh: status profesional, persyaratan tugas, pembayaran,

kebijakan organisasi dan otonomi (Eugenia, 2000).

Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa dari total perawat yang

bertugas di ruang Dahlia 1 dan paviliun berjumlah 31 orang, rata-rata jumlah

perawat pelaksana yang bertugas per shif 3 orang dan rata-rata 1 perawat

memegang 4 pasien dengan tinggat ketergantungan parsial. 75% perawat

menyatakan puas dengan pelaksanaan otonomi perawat di ruangan dan 25%

perawat menyatakan tidak puas. 75% perawat menyatakan tidak puas

dengan tingginya beban kerja perawat di ruangan dan 25 % perawat

menyatakan puas.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin melakukan suatu

penelitian dengan judul HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA

PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA.

xvi
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas terdapat beberapa masalah dalam

penelitian ini yaitu : adakah hubungan antara otonomi dan beban kerja

perawat dengan kepuasan kerja perawat di ruangan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara otonomi dan beban kerja

perawat dengan kepuasan kerja perawat di ruangan

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan otonomi perawat di ruangan.

b. Untuk mengidentifikasi beban kerja perawat di ruangan.

c. Untuk mengidentifikasi kepuasan kerja perawat di ruangan.

d Untuk mengidentifikasi hubungan otonomi dan beban kerja perawat

dengan kepuasan kerja

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Instuitusi Rumah Sakit

Dengan mengetahui komponen otonomi dan beban

kerja perawat yang mempengaruhi kepuasan kerja, manajemen

rumah sakit dapat memberikan kontribusi dalam memperhatikan

xvii
pelaksanaan otonomi dan beban kerja perawat yang pada nantinya

dapat meningkatkan kepuasan kerja.

1.4.2. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam

pengembangan pelaksanaan otonomi keperawatan yang

merupakan cerminan dari kualitas pelayanan keperawatan.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan untuk mengembangkan konsep

keperawatan yang berhubungan dengan otonomi, beban kerja dan

kepuasan kerja perawat perawat.

1.4.4 Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan otonomi, beban kerja dan kepuasan kerja

perawat.

xviii
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Otonomi

2.1.1 Pengertian Otonomi

Otonomi perawat adalah kebebasan perawat untuk bertindak

melaksanakan tindakan keperawatan tanpa kendali dari luar. Otonomi perawat

berarti perawat secara rasional memiliki kemandirian dan pengaturan diri dalam

membuat keputusan dan praktek keperawatan (Schutzenhofer dan Musser,

2004).

Perawat profesional diberikan otonomi untuk melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan pertimbangan bahwa pasien yang dirawat di rumah

sakit atau rawat jalan mungkin memiliki penurunan otonomi bila kemampuan fisik

atau mentalnya berkurang atau kurang pengetahuan, dan keterampilan

mengurangi kapasitas mereka untuk asertif terhadap profesional pelayanan

kesehatan. Otonomi dan pemberdayaan dicapai melalui kolaborasi dan

xix
perencanaan bersama yang menimbulkan tanggung jawab, kepuasan dan

produktifitas (Swansburg, 2001).

Perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki kerja sama yang baik

dengan petugas kesehatan yang lain. Kerja sama pelayanan kesehatan harus

meningkatkan program pengembangan untuk memperluas autoritas perawat

profesional, meningkatkan suara mereka dalam manajemen disiplin praktis klinis

mereka (Schutzenhofer dan Musser, 2004).

Profesi keperawatan apabila tidak memiliki otonomi dalam melaksanakan

tindakan keperawatan dapat menyebabkan perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatannya tidak mampu mengambil keputusan sendiri sesuai

dengan profesinya, sehingga apa yang kita lihat dan rasakan diberbagai

pelayanan kesehatan perawat bekerja atas perintah dokter. Perawat menjadi

kurang mampu dan kurang percaya diri akan kemampuan asuhan

keperawatannya (Schutzenhofer dan Musser, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi otonomi keperawatan diantaranya

adalah: Faktor kultur rumah sakit yang tidak memiliki kerangka dan batasan kerja

yang jelas terhadap praktek keperawatan sangan mendukung terhadap

munculnya praktek-praktek ilegal yang dilakukan oleh para perawat yang merasa

tidak ada pembatasan terhadap ruang geraknya. belum adanya sistem registrasi

yang mapan. Seharusnya, sistem registrasi yang diterapkan bukan hanya untuk

melindungi masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan, namun juga

mempertahankan kompetensi perawat agar selalu sesuai perkembangan jaman.

Persoalan kode etik. Segala bentuk praktek pelayanan kesehatan yang dilakukan

perawat saat ini terkesan tidak terikat oleh kode etik profesi. Sekalipun perawat

bisa dimintai pertanggung jawaban secara hukum atas segala tindakannya, akan

xx
tetapi tidak ada sangsi-sangsi profesi yang dibebankan terhadap pelanggaran

apabila yang bersangkutan keluar dari jalur.

(Syaifoel, 2006)

Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui

kerja sama yang bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain

dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan

tanggung jawabnya (PPNI, 1999).

2.1.2 Standar Praktek Keperawatan

Menurut PPNI praktek keperawatan adalah tindakan pemberian asuhan

keperawatan profesional baik secara mandiri maupun kolaborasi yang

disesuaikan dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya sebagai seorang

perawat berdasarkan ilmu keperawatan.Batasan tindakan otonomi perawat

terdiri dari: pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

Standar praktek perawat yang disusun oleh pengurus pusat PPNI

2001 adalah:

1. Standar I : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien

secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.

KRITERIA PROSES:

a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik, dan mempelajari data penunjang (pengumpulan

xxi
data diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium, dan, mempelajari catatan klien lainnya).

b. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim kesehatan,

rekam medik, dan catatan lain.

c. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi:

 status kesehatan klien saat ini

 status kesehatan klien masa lalu

 status fisiologis – psikologis – sosial – spiritual;

 respon terhadap terapi;

 harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal;

 risiko-risiko tinggi masalah.

Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai denga kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian

yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat

penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan

pelayanan keperawatan sesuai dengan respon inividu. Sebagaimana yang

telah ditentukan dalam standar praktek keperawatan dan ANA (American

Nursing Association).

2. Standar II : Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan

diagnosis keperawatan.

KRITERIA PROSES:

xxii
a. Proses diagnosis terdiri dari proses analisis, interpretasi data,

identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis keperawatan.

b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari : masalah (P), penyebab

(E), tanda atau gejala (S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).

c. Bekerjasama dengan klien, dekat dengan klien, petugas kesehatan lain

untuk memvalidasi diagnosis keperawatan

d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data

terbaru.

Setelah mengumpulkan data, dilakukan analisis data pengkajian

untuk merumuskan diagnosa keperawatan (Gordon, 1996)

mengidentifikasikan bahwadiagnosa keperawatan adalah masalah

kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan

pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang tersebut

didasarkan pada standar praktek keperawatan dan etik keperawatan yang

berlaku di indonesia. Langkah-langkah dalam menentukan diagnosa

keperawatan dapat dibedakan menjadi : klasifikasi dan analisis data,

interdependen data, validasi data, perumusan diagnosa keperawatan.

Pada tahap memfalidasi data yang ada secara akurat dilakukan

bersama klien atau keluarga dan atau masyarakat, validasi tersebut

dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan dan pertanyaan yang

reflektif kepada pasien atau keluarga tentang kejelasan interpretasi data

(Iyer.et al : 1996).

xxiii
Setelah mengelompokkan, mengidentifikasi dan memvalidasi

data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah

merumuskan diagnosa keperawatan.

3. Standar III : Perencanaan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien.

KRITERIA PROSES:

a. Perencanaan terdiri dari penetapan proritas masalah, tujuan dan

rencana tindakan keperawatan

b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan

keperawatan.

c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

klien

d. Mendokumentasikan rencana keperawatan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk

mencegah, mengurang atau mengoreksi masalah-masalah yang

diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah

menetukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana

dokumentasi (Iyer,et al : 1996)

Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi menentukan

prioritas , menentukan kriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan

dokumentasi

a. menentukan prioritas masalah

xxiv
Otonomi dan pemberdayaan dicapai melalui kolaborasi dan

perencanaan bersama yang menimbulkan tanggung jawab, kepuasan

dan produktifitas Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun

suatu sistem untuk menentukan diagnosa yang akan diambil tindakan

pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan adalah hirarki

kebutuhan manusia.

b. Menuliskan kriteria hasil

Penulisan kriteria hasil mencakup semua respon manusia

meliputi : kognitif (pengetahuan, afektif (amosi/perasaan), psikomotor

dan perubahan fungsi tubuh). Pedoman penulisan kriteria hasil :

berfokus pada klien, singkat dan jelas dapat diobservasi dan di ukur,

ada batas waktunya, realistis, nanifestasi terhadap respon manusia.

c. Rencana tindakan

Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk

membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan

dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dan diagnosa

kperawatan. Karakteristik rencana tindakan keperawatan : konsisten

dengan rencana tindakan, berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah,

berdasakan situasi individu klien, digunakan untuk menciptakan suatu

situasi yang aman dan terapeutik, menciptakan suatu situasi

pengajaran, menggunakan saran yang sesuai (ANA, 1993).

Komponem rencana tindakan keperawatan adalah : waktu,

menggunakan kata kerja, vokus pada pertanyaan (How, who, what,

where, when, witch), modifikasi pengobatan dan tanda tangan.

xxv
d. Dokumentasi

Mendokumentasikan rencana tindakan keperawatan membantu

perawat untuk memproses informasi yang didapatkan selama tahap

pengkajian dan diagnosa keperawatan.

Karakteristik dokumentasi meliputi : ditulis oleh perawat, dilaksanakan

setelah kontak pertama dengan klien, diletakkan ditempat yang

strategis (mudah didapatkan), informasi yang baru

4. Standar IV: Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah

diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan.

KRITERIA PROSES

a.Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

b.Kolaborasi dengan profesi kesehatanlain untuk meningkatkan status

kesehatan klien

c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan

klien

d. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah

tanggung jawabnya

e. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk

mencapai tujuan kesehatan

xxvi
f. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-

fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

g. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga mengenai konsep

keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi

lingkumgan yang digunakannya

h. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan

berdasarkan respon klien.

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik (lyer at al, 1996). Tahap peleksanaan

dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing

order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh

karena tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Tahap-tahap tindakan perwatan meliputi persiapan, perencanaan,

dokumentasi:

• Tahap persiapan

Tahap awal tindakan keperawatan yaitu mempersiapkan segala

sesuatu yang diperlukan dalam tindakan meliputi tindakan-tindakan

review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap

perencanaan. Menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan

yang diperlukan, mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan

yang mungkin timbul, menentukan dan mempersiapkan peralatan yang

diperlukan, mempersiapkan lingkungan yang konduktif sesuai dengan

xxvii
tindakan yang akan dilaksanakan, mengidentifikasikan aspek hukum

dan etik terhadap rsiko dari potensial tindakan.

• Tahap intervensi

Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah

kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi

kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan

meliputi tindakan pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional adalah

bervariasi tergantung individu dan masalah yang spesifik.

• Tahap dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang lengkap dan akurat

terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Standar V : Evaluasi

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan

dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.

KRITERIA PROSES

a.Menyusun perencanaan evaluasi dari hasil intervensi secara

komprehensif.

b.Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur

perkembangan ke arah pencapaian tujuan.

c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien.

d.Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana

asuhan keperawatan.

xxviii
e.Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

Evasluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi

selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan

tindakan (ignativicius, at all: 1994)

• Mengukur pencapaian tujuan

Perawat menggunakan keterampilan pengkajian untuk

mendapatkan data yang akan digunakan dalam evaluasi. Faktor

yang dievaluasi mengenai status kesehatan klien, yang terjadi

beberapa komponen meliputi kognitif, afektif, psikomotor,

perubahan fungsi tubuh dan gejala.

• Penentuan keputusan pada tahap evaluasi

Setelah data terkumpul tentang status keadaan klien,

maka perawat membandingkan data-data dengan out come. Ada

tiga kemungkinan penentuan keputusan meliputi: klien telah

mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, klien masih dalam

proses mencapai hasil yang ditentukan, klien tidak mencapai hasil

yang telah ditentukan.

• Komponen evaluasi

Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 (pinnell, et all,

229-230: 1986) dikutip oleh (Nursalam: 2001):

a. Menentukan kriteria, standar, dan pertanyaan evaluasi.

xxix
b. Mengumpulkan data mengenai keadaan lien terbaru.

c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan

standar.

d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.

e.Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

Kesimpulan standar praktek keperawatan di Rumah Sakit (Depkes RI,

1998):

1. Alat pengontrol atau pengendali mutu pelayanan keperawatan.

2. Pedoman atau petunjuk bagi perawat kesehatan dan pengawasnya

tentang tujuan, materi dan metode pemberian pelayanan keperawatan

kepada pasien/klien

3. Alat peningkatan pelayanan keperawatan yang diberikan olh perawat.

4. Dasar dalam pelaksanaan supervisi dan pendidikan/pelatihan bagi

perawat.

5. Alat untuk mengukur kualitas asuhan keperawatan.

6. Informasi yang sangat penting dalam bidang administrasi pelayanan

keperawatan.

7. Alat komunikasi bagi konsumen dan anggota tim lainnya.

8. Upaya untuk meningkatkan citra keperawatan dan keyakinan masyarakat

terhadap profesi keperawatan.

9. Dasar untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pelayanan keperawatan

yang dapat dijadikan dasar atau titik tolak penelitian untuk memperbaiki

dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Ciri-ciri standar keperawatan yang baik:

xxx
1. Jelas dan mudah dimengerti.

2. Absah.

3. Memenuhi harapan masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan

keperawatan.

4. Memenuhi harapan profesi keperawatan.

5. Realistis.

6. Dapat diukur dan digunakan sebagai alat evaluasi.

2.1.3 Ruang Lingkup Keperawatan

1.Supervisi, perencanaan, dan tindakan perawatan klien secara menyeluruh.

2..Mengamati, mengintervensi, dan mengevaluasi keluhan-keluhan klien baik

secara mental maupun fisik.

3.Melaksanakan instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan yang

akan diberikan.

4.Mengawasi anggota tim kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan

kepada klien.

5.Melaksanakan prosedur dan teknik keperawatan, khususnya pada tindakan

yang membutuhkan keputusan, penyesuaian, dan pertimbangan

berdasarkan data teknis.

6..Memberikan bimbingan kesehatan dan partisipasi dalam pendidikan

kesehatan.

xxxi
7.Membuat catatan dan laporan fakta-fakta secara teliti dan mengevaluasi

perawatan klien.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa kebebasan dalam bekerja dan

kontrol terhadap pekerjaan yang baik membuat perawat mempunyai

perencanaan kedepan dan kepuasan kerja menjadi bertambah meningkat

(Eisenstat dan Afelmer, 2000).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sejak perawat menyiapkan

mengikuti persiapan pendidikan keperawtan yang lebih tinggi, otonomi

profesional meningkat (Schutzenhofer dan Musser, 2004).

2.2 . Konsep Beban Kerja

2.2.1 Pengertian beban kerja

Beban kerja adalah keseliuruhan waktu yang digunakan oleh pegawai

dalam melakukan aktivitas atau kegiatan selama jam kerja( Groenewegen dan

Hutten, 1991). Beban kerja merupakan volume kerja dari suatu unit (Gillies,

1989). Jadi beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan

keperawatan. (Marquis dan Huston).

Pengertian beban kerja dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu secara

subyektif dan secara obyektif. Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan

waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif

adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja

yang diajukan, tentang perasaan kelebihan jam kerja, ukuran dan tekanan

pekerjaan dan kepuasan kerja. ( Groenewegen dan Hutten, 1991)

xxxii
Menurut Schultz (1988), Beban kerja dibedakan menjadi dua yaitu beban

kerja kwantitatif dan kwalitatif. Beban kerja kwantitatif menunjukkan adanya

jumlah pekerjaan yang besar yang harus dilakukan pada satuan waktu.misalnya

jam kerja yang tinggi, derajat tanggung jawab yang besar, tekanan kerja sehari-

hari dan sebagainya. Sementara beban kerja kwalitatif terjadi apabila pekerjaan

yang dihadap terlalu sulit.

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja

Untuk memperkirakan beban kerja keperawatan pada sebuah unit

pasien tertentu, manajer harus mengetahui:

1. Berapa banyak pasien yang dimasukkan ke unit per hari, bulan atau

tahun.

2. Kondisi pasien di dalam unit tersebut.

3. Rata-rata pasien menginap.

4.Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang akan

dibutuhkan oleh masing-masing pasien.

5. Frekuensi masing-masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan.

6 Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan masing-masing

tindakan perawatan langsung dan tidak langsung (Gillies, 1989).

2.2.3. Kategori Tindakan Keperawatan

Menurut Gillies (1989), membagi tindakan keperawatan menjadi tindakan

keperawatan langsung, tidak langsung, dan penyuluhan kesehatan. Arti umum

xxxiii
bagi keperawatan langsung adalah perawatan yang diberikan anggota staf

keperawatan sambil bekerja di dalam kehadiran pasien tersebut dan perawatan

tersebut dihubungkan secara khusus kepada kebutuhan fisik dan psikologisnya.

Perawatan tidak langsung adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan atas

nama pasien tetapi di luar kehadiran si pasien yang berhubungan kepada

lingkungan pasien atau keberadaan finansial dan kesejahteraan sosial si pasien,

perawatan tidak langsung termasuk kegiatan seperti perencanaan perawatan,

penghimpunan peralatan dan perbekalan, diskusi dengan anggota tim kesehatan

lain, penulisan dan pembacaan catatan kesehatan, pelaporan kondisi pasien

kepada rekan kerja, dan menyusun sebuah rencana bagi perawatan pasien

setelah pelepasannya. Pengajaran kesehatan mencakup semua usaha oleh

anggota staf keperawatan untuk memberitahu, dan memotivasi pasien dan

keluarganya menyangkut perawatan setelah dilepas dari rumah sakit.

Ilyas (2000) mengkategorikan tindakan keperawatan sebagai berikut:

a Kegiatan langsung; semua kegiatan yang mungkin dilaksanakan oleh

seorang perawat terhadap pasien, misalnya menerima pasien, anamnesa

pasien, mengukur tanda vital, menolong BAB/BAK, merawat luka,

mengganti balutan, mengangkat jahitan, kompres, memberi suntikan/ obat/

imunisasi, penyuluhan kesehatan.

b Kegiatan tak langsung: setiap kegiatan yang dilakukan oleh perawat yang

berkaitan dengan fungsinya, tetapi tidak berkaitan langsung dengan pasien,

seperti: menulis rekam medis, mencari kartu rekam medis pasien, meng-

up-date data rekam medis.

c Kegiatan pribadi: semua kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan dari

perawat yang diamati seperti: makan, minum, pergi ke toilet.

xxxiv
d. Kegiatan non produktif: semua kegiatan perawat yang tidak produktif untuk

kepentingan pasien maupun bagian atau organisasi rumah sakit seperti:

baca koran, mendengarkan radio, menonton TV, berbincang-bincang.

2.2.4. Pendekatan Penghitungan Beban Kerja

Untuk menghitung beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini

kecenderungan kita dalam mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari

personel bahwa mereka sangat sibuk dan menuntut diberikan waktu lembur

(Ilyas, 2000).

Sedangkan untuk menghitung beban kerja personel menurut Ilyas (2000)

ada 3 cara yang dapat digunakan yaitu:

1. Work Sampling

Pada work sampling yang menjadi pengamatan adalah aktivitas

atau kegiatan keperawatan yang dilaksanakan perawat dalam

menjalankan tugasnya sehari-hari di ruang kerjanya. Pada work sampling

yang diamati adalah apa yang dilakukan oleh perawat, informasi yang

dibutuhkan oleh penelitian ini adalah kegiatannya, bukan siapanya.

Pada teknik work sampling, kita akan mendapatkan ribuan

pengamatan kegiatan dari sejumlah personel yang kita amati. Jadi jumlah

pengamatan dapat dihitung sebagai contoh; bila diamati kegiatan 5

perawat setiap shift, pengamatan setiap 5 menit selama 24 jam (3 shift),

dalam 6 hari kerja. Dengan demikian jumlah pengamatan= 5 (perawat) x

60 menit/ 5 (menit) x 24 jam x 6 (hari kerja)= 8.640 sampel pengamatan.

Dengan jumlah data pengamatan yang besar ini menghasilkan data yang

akurat yang menggambarkan kegiatan personel yang sedang diteliti.

xxxv
2. Time and Motion Study

Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat

tentang kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati.

Pada teknik ini kitamengamati satu pekerjaan sampai selesai dan terus

diamati sampai selesai jam kerja pada hari itu. Pada saat kita melakukan

penelitian dengan teknik time and motion study, yang kita amati adalah

profesi aatu pekerjaan tertentu, maka yang kita teliti adalah kegiatan

profesi itu dengan segala atributnya. Yang diamati adalah jenis kegiatan

waktu yang dibutuhkan dan kualitasnya.

3. . Daily Log (Pencatatan Kegiatan Sendiri)

Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling

dimaan orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang

digunakan untuk kegiatan tersebut. Penggunaan teknik ini sangat

tergantung terhadap kerjasama dan kejujuran dari personel yang sedang

diteliti. Pendekatan itu relatif sederhana dan biaya murah. Peneliti

biasanya membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari dan

diisi sendiri oleh informan. Sebelum dilakukan penelitian perlu dilakukan

penjelasan tentang tujuan dan cara pengisian formulir kepada subyek

personil yang diteliti.

2.2.5 Perhitungan tenaga

Menentukan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada tingkat

ketergantungan klien ( Dauglass, 1975 dalam Pitoyo, 2005, hal 5)

xxxvi
Dauglass menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan pada tingkat

ketergantungan klien. Adapun perhitungan berdasarkan tingkat ketergantungan

yang dimaksud adalah debagai berikut:

Perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi klien

Juml Klasifikasi Klien


Klien
Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst

Perawatan minimal (1-2 jam/24 jam)

1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

2. Makan dan minum dilakukan sendiri

3. Ambulasi dengan pengawasan

4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift

5. Pengobatan minimal, status psikologi stabil

6. Perawatan luka sederhana

Perawatan parsial ( 3-4 jam/24 jam)

1 Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu

2 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

3 Ambulasi dibantu pengobatan lebih dari sekali

4 Folley cateter intake out put dicatat

5 Klien dengan pasang infuse

6 Perawatan luka komplek

xxxvii
Perawatan total (5-6 jam/24 jam)

1. Segalanya diberi bantuan

2. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

3. Makan memerlukan NGT

4. Pengobatan intravena “perdrip”

5. Pemalaian suction

6. Gelisah/disorientasi

7. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

2.3. Konsep Kepuasan Kerja

2.3.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerja tentang seberapa jauh

pekerjaanya secara menyeluruh memuaskan kebutuhannya. Kepuasan kerja

sebagai sekumpulan perasaan yang menyenangkan dan yang tidak

menyenangkan terhadap pekerjaan mereka. Kepuasan kerja dipandang sebagai

perasaan senang atau tidak senang yang relatif, yang berbeda dari pemikiran

obyektif dan keinginan perilaku. Karena perasaan terkait dengan sikap

seseorang, maka kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai sebuah sikap

karyawan yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi dimana mereka

bekerja (Sri Budi :2005). Kemudian Blum (1996) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-

faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individu di luar kerja.

xxxviii
2.3.2. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Perawat

Faktor-faktor kepuasan kerja yang secara khusus mempengaruhi

produktivitas karyawan dapat berbentuk kepuasan ekonomis dan non ekonomis.

Terdapat 6 faktor utama yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja:

1. Komponen upah atau gaji

Gaji diartikan sebagai imbalan berupa uang yang diterima karyawan.

Dalam konteks produktivitas, gaji yang tinggi tidak menjamin karyawan

tersebut untuk berprestasi lebih baik. Dalam pemberian gaji perlu

diperhatikan prinsip keadilan. Seseorang bekerja dalam organisasi

mengharapkan gaji atau upah yang diterima mencerminkan perbedaan

tanggung jawab, pengalaman, pendidikan, dan senioritas. Sehingga

apabila kebutuhan akan gaji atau upah terpenuhi, maka karyawan akan

memperoleh kepuasan dari apa yang mereka harapkan.

2. Pekerjaan

Menurut Arnold dan Felman (1986), ada 2 aspek penting dari

pekerjaan yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu variasi kerja dan

kontrol atas metode dan langkah-langkah kerja. Secara umum, pekerjaan

dengan jumlah variasi yang moderat akan menghasilkan kepuasan kerja

yang relatif besar. Pekerjaan yang sangat kecil variasinya akan

menyebabkan pekerja merasa jenuh dan keletihan, dan sebaliknya

pekerjaan yang terlalu banyak variasinya dan terlalu cepat menyebabkan

karyawan merasa tertekan secara psikologis. Pekerjaan yang

menyediakan sejumlah otonomi akan memberikan kepuasan kerja yang

tinggi. Sebaliknya kontrol manajemen yang berlebihan akan mengarah

pada ketidakpuasan kerja tingkat tinggi.

xxxix
3. Pengawasan

Supervisor secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja melalui

kecermatannya dalam mendisiplinkan dan menerapkan peraturan-

peraturan.

Menurut Sondand, P (1999), beberapa pedoman dalam

pengawasan yang perlu diperhatikan:

a. Pengawasan hendaknya lebih menekankan pada usaha-usaha yang

bersifat prefentif

b. Pengawasan tidak ditujukan untuk mencari siapa yang salah, tetapi

kepada hal-hal yang perlu disempurnakan dalam sistem kerja

organisasi

c. Jika terjadi penyimpangan, tindakan korektif yang dilakukan

seyogyanya bersifat edukatif

d. Objektifitas dalam melakukan pengawasan dan pengendalian hanya

dapat dipertahankan apabila standar, prosedur kerja dan kreatifitas

prestasi jelas diketahui oleh yang diawasi atau yang mengawasi.

e. Pengawasan yang bersifat edukatif dan objektif tidak berarti bahwa

tindakan indisipliner tidak usah ditindak.

4. Promosi karir

Promosi adalah jenjang kenaikan karyawan yang dapat

menimbulkan kepuasan pribadi dan kebanggaan. Promosi berfungsi

sebagai perangsang bagi mereka yang memiliki ambisi dan prestasi kerja

tinggi. Dengan demikian usaha-usaha menciptakan kepuasan atas

xl
komponen promosi dapat mendorong mereka untuk berprestasi lebih

baikdimasa yang akan datang.

5. Kelompok kerja

Kelompok kerja yang mempunyai keeratan tinggi cenderung

menyebabkan para karyawan puas berada dalam kelompok tersebut.

Kepuasan itu timbul terutama berkat kurangnya ketegangan, kecemasan

dalam kelompok, dan karena mereka lebih mampu menyesuaikan diri

dengan tekanan pengaruh dari pekerjaan.

Menurut Cumming (1990), lingkungan fisik dimana individu bekerja

mempunyai pengaruh pada jam kerja maupun sikap mereka terhadap

pekerjaan itu sendiri.

6. Kondisi kerja

Kondisi kerja merupakan segala sesuatu yang ada di lingkungan

kerja karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas. Karyawan menginginkan kondisi disekitar pekerjaannya baik

karena kondisi tersebut mengarah pada kenikmatan atau kesenangan

secara fisik.

Menurut Cumming (1990), lingkungan fisik dimana individu bekerja

mempunyai pengaruh pada jam kerja maupun sikap mereka terhadap

pekerjaan itu sendiri.

Menurut Harold E Burt (1992), faktor-faktor yang ikut menentukan

kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

a. Faktor hubungan antar karyawan:

xli
 Hubungan langsung antar karyawan dan manajer

 Faktor psikis dan kondisi kerja

 Hubungan sosial di antara karyawan

 Sugesti dari teman sekerja

 Emosi dan situasi kerja

b. Faktor individual,misalnya: sikap, umur, dan jenis kelamin.

c. Faktor-faktor luar yaitu hal-hal yang berhubungan dengan keadaan

keluarga karyawan, rekreasi, dan pendidikan.

2.3.3. Pengukuran Kepuasan Kerja Perawat

Menurut Wexley dan Yulk (1991) dalam Sholehudin, mengatakan bahwa

teori-teori tentang pengukuran kepuasan kerja ada 3 macam, yaitu:

1. Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung

selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.

Orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang

diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum

yang diinginkan telah tercapai.

2. Teori Keseimbangan (Equity Theory)

Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang yang akan merasa puas

atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan

(equity) atau tidak atas situasi, diperoleh dengan cara membandingkan

dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun di tempat lain.

xlii
Ada 3 elemen dari teori ini yaitu input-output, comparison, equity-in

equity.

Input adalah segala sesuatu yang sangat berharga yang dirasakan

oleh karyawan sebagai sumbangan terhadap perkerjaan atau semua nilai

yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja seperti

pendidikan, pengalaman, skill, usaha dan peralatan.

Output adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai

sebagai hasil dari pekerjaannya, misalnya: upah, kesempatan untuk

berpestasi atau expresi diri.

comparison person diartikan sebagai perasaan seseorang di

perusahaan yang sama atau di tempat lain.

Equity-in equity diartikan bahwa setiap karyawan akan

membandingkan rasio input-outcomes dirinya sendiri dengan orang lain.

Bila perbandingannya dianggap cukup adil maka karyawan tersebut akan

merasa puas. Bila perbandingan tersebut tidak seimbang tetapi

menguntungkan, maka bisa menimbulkan kepuasan. Tetapi bila

perbandingan tidak seimbang dan merugikan, maka akan tinbul

ketidakpuasan.

3. Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)

Prisip teori ini menyatakan bahwa kepuasan kerja dan

ketidakpuasan merupakan dua hal yang berbeda. Dalam perwujudannya

dikembangkan oleh Maslow yang mengatakan bahwa kepuasan berkaitan

dengan kebutuhan paling tinggi (higher order need) yaitu kebutuhan

sosial dan aktualisasi diri, sedangkan ketidakpuasan sebagai pemenuhan

xliii
kebutuhan yang paling bawah (lower order need) yaitu kebutuhan

fisiologis, kenyamanan dan keamanan, serta sebagian kebutuhan sosial.

2.3.4. Hubungan otonomi, beban kerja dengan kepuasan kerja

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pekerjaan yang menyediakan

kepada para karyawan sejumlah otonomi akan memberikan kepuasan kerja yang

tinggi. sebaliknya, kontrol manajemen atas metode dan langkah-langkah kerja

yang berlebihan akan mengarah pada ketidakpuasan kerja tingkat tinggi.

Sedangkan beban kerja yang tinggi akan berdampak pada penurunan kepuasan

kerja. (Yuli dan Soehartati, 2005)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka konsep penelitian

Otonomi Perawat :
Standar PraktekKeperawatan: Beban kerja perawat:
1. Pengkajian Tingkat Ketergantungan Pasien
2. Diagnosa keperawatan - Kategori I : Minimal
3. Perencanaan - Kategori II : Parsial
4. Implementasi - Kategori III : Total
5. Evaluasi

Kualitas Pelayanan Kesehatan

1. Kepuasan klien
2. Infeksi Nosokomial
3. Lama rawat inap
4. Lingkungan kerja
perawat
5. Kepuasan perawat

Kepuasan Perawat:

1. Komponen upah atau gaji


2. Pekerjaan
3. Pengawasan
xliv
4. Promosi karir
5. Kelompok kerja
6. Kondisi kerja
Keterangan:

Yang diteliti

Gambar 1 Kerangka Konsep

3.2. Deskripsi kerangka konsep

Untuk mencapai kualitas pelayanan keperawatan yang sempurna dan

profesional, maka pelaksanaan otonomi keperawatan harus sesuai dengan

standar praktek keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Rendahnya otonomi kerja yang

diberikan kepada perawat serta didukung oleh tingginya beban kerja perawat

yang dilihat dari tingkat ketergantungan pasien yang meliputi: minimal, parsial,

total, akan berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan

kepada pasien, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja

perawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat antara lain

adalah : Komponen upah atau gaji, komponen pekerjaan, komponen

pengawasan, promosi karir, kelompok kerja, serta kondisi kerja perawat.

3.3. Hipotesis Penelitian

xlv
HI : Ada hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat dengan

kepuasan kerja.

HO : Tidak ada hubungan antara otonomi dan beban kerja perawat dengan

kepuasan kerja.

xlvi
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

korelasional dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti berusaha

mengetahui dan menjelaskan hubungan otonomi dan beban kerja perawat

dengan kepuasan kerja perawat di ruang Dahlia 1 dan Paviliun Rumah Sakit

Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.

4.2. Sampling Desain

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang

bekerja di ruang Dahlia 1 Dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

yang berjumlah 31 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang

berhubungan langsung dengan klien dan bekerja di ruang Dahlia 1 dan

paviliun.

Penentuan jumlah sample dengan menggunakan rumus :

n= N

1 + N (d)²

Keterangan : n = jumlah sampel

i
N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi (0,05)

Jadi n = 31

1+31(0,05)²

= 28

4.2.3 Kriteria Sampel

Kriteria Inklusi:

a. Perawat pelaksana yang langsung berhubungan dengan pasien.

b. Mempunyai ijazah perawat

c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Kriteria eksklusi

a. Petugas kesehatan selain perawat

b. Menolak memberikan informed consent.

4.3 Variabel Penelitian

variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel dependen : kepuasan kerja perawat

2. Variabel independen : otonomi dan beban kerja perawat

48
4.4 Lokasi dan Waktu penelitian

4.4.1 Lokasi Penelitian

penelitian di dilaksanakan di ruangan bagian instalasi rawat inap Rumah

Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.

4.4.2 Waktu Penelitian

penelitian dilakukan pada tanggal 12 sampai 24 Desember 2007.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

berupa pernyataan perawat terhadap otonomi dan kepuasan kerja.

Sedangkan untuk pengukuran beban kerja perawat dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik observasi langsung terhadap perbandingan

jumlah pasien dan jumlah perawat yang ada.

1. Otonomi perawat

a. Pengkajian nomor soal 1-4

b. Diagnosa Keperawatan 5-6

c. Perencanaan 7-9

d. Pelaksanaan 10-11

e. Evaluasi 12-13

2. Kepuasan kerja

a. Komponen upah atau gaji 14-15

b. Pekerjaan 16-18

c. Pengawasan 19

d. Promosi Karir 20-21

49
e. Kelompok Kerja 22-23

f. Kondisi Kerja 24-29

Pendekatan yang digunakan adalah metode rating yang

dijumlahkan dengan sebutan penskalaan model likert (Sugiyono, 1999)

yaitu untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

kelompok orang. Sedangkan untuk perbandingan jumlah pasien dan

jumlah perawat menggunakan perhitungan rumus dari Dauglass.

Instrumen pnelitian ini sebelum digunakan untuk menjaring data

penelitian sesungguhnya maka terlebih dahulu diuji coba untuk

mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Uji coba ini mengambil 30

orang responden yang dilaksanakan di RS DR.Soepraoen Malang. Bagi

responden yang telah mengisi kuesioner uji coba instrumen tidak akan

diikutsertakan dalam pengambilan sampel yang telah ditentukan.

1. Validitas

Setelah dilakukan uji validitas pada 29 pernyataan, diperoleh

seluruh pernyataan valid. Instrumen dikatakan valid dengan

membandingkan taraf signifikansi 0,05 (5%) dan nilai probabilitas (p)

pada masing-masing butir pertanyaan kurang dari 0,05. Hasil secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran.

2. Reliabilitas

Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan, untuk variabel otonomi

didapatkan nilai α= 0,910 sedangkan untuk variabel kepuasan kerja

didapatkan nilai α= 0,871. Dasar pengambilan keputusan apakah suatu

item atau variabel reliabel atau tidak adalah α ≥ 0,68.

50
4.6. Definisi Operasional

N Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor


o
1 Variabel Pelaksanaan tindakan5k5 komponen Kuesiner Numerik Menggunakan skala
independen keperawatan yang sesuai standar praktek (interval) likert yaitu nilai
: otonomi dengan pedoman dari keperawatan: positif tertinggi diberi
PPNI yang dipersepsikan skor 4 dan terendah
oleh perawat 1.1.Pengkajian 0. Dengan ketentuan
1. sangat setuju =4
2.2.Diagnosa
keperawatan 2. setuju = 3
3. Kurang setuju =2
3.3. Perencanaan
4. tidak setuju = 1
4.4. Pelaksanaan
5. sangat tidak
5.5. Evaluasi setuju = 0
Untuk pernyataan
negatif tertinggi
diberi nilai 0 dan
terendah 4.
2 Variabel Perbandingan jumlah 1.Jumlah pasien Lembar Numerik Dihitung dalam
dependen: perawat dan jumlah pasien yang dirawat observasi (interval) prosentase (%)
beban kerja pada shif pagi yang pada shif pagi
didasarkan pada tingkat
ketergantungan pasien

2.Tingkat
ketergantungan
pasien

3 Variabel Respon kepuasan kerja 6 komponen Kuesioner Numerik Menggunakan skala


dependen: menurut persepsi perawat kepuasan kerja (interval) likert yaitu nilai
Kepuasan sendiri yaitu positif tertinggi diberi
kerja 1. upah atau skor 4 dan terendah
gaji 0. Dengan ketentuan
1.sangat setuju =4
2. pekerjaan
2.setuju = 3
3. pengawasan 3.Kurang setuju =2
4.tidak setuju = 1
4. promosi karir 5.sangat tidak setuju
5. kelompok =0
kerja Untuk pernyataan
negatif tertinggi
6. kondisi kerja diberi nilai 0 dan
terendah 4.

51
4.7 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan ijin kepada

Direktur Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar untuk mendapatkan

persetujuan, kemudian angket dibagikan kepada perawat di ruang Dahlia 1

dan Paviliun.

4.7.1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lembar persetujuan diserahkan kepada responden supaya subyek

penelitian mengerti maksud dan tujuan penelitian apabila subyek

penelitian setuju maka harus menandatangani lembar persetujuan

sebagai subyek penelitian.

4.7.2. Anonimity (tanpa nama)

Kerahasiaan mengacu pada tanggung jawab peneliti untuk

melindungi kerahasiaan responden, peneliti tidak perlu mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data.

4.7.3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh

peneliti hanya kelompok data saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil riset.

4.8 Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi dari jurusan

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan dengan ijin Direktur

RS Ngudi Waluyo Wlingi. Pengumpulan data untuk penelitian dimulai dengan

52
mengidentifikasi sampel yang akan diteliti yaitu mengumpulkan responden yang

sesuai kriteria inklusi. Setelah perawat terpilih sebagai responden, peneliti

memberikan inform concent kepada responden, dan sebagai tindakan

persetujuan untuk dijadikan sampel penelitian responden memberikan tanda

tangannya.

Untuk variabel beban kerja data dikumpulkan dengan menggunakan

lembar observasi yang berisi perhitungan perbandingan jumlah pasien dan

jumlah perawat yang ada.

Untuk variabel otonomi dan kepuasan kerja, pengumpulan data dilakukan

dengan cara menyebarkan kuesioner pada perawat yang mau menjadi

responden dan menandatangani informed consent. Kuesioner berisi tentang

pernyataan-pernyataan mengenai pelaksanaan otonomi dan kepuasan kerja

yang berjumlah 29 pernyataan.s

4.9 Analisa Data

4.9.1 Analisa Univariat

a. Variabel Dependen

Analisa data variabel dependen, yaitu respon kepuasan kerja

menurut persepsi perawat sendiri yang dilihat dari faktor upah atau

gaji, pekerjaan, pengawasan, promosi karir, kelompok kerja, dan

kondisi kerja, yang ditampilkan dalam bentuk : mean, median, standar

deviasi, nilai minimum maksimum dan 95% convidence interval.

b. Variabel Independen

Analisa variabel independen, yaitu pelaksanaan tindakan

keperawatan yang sesuai dengan standar praktek keperawatan yang

53
meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi keperawatan yang ditampilkan dalam

bentuk : mean, median, standar deviasi, nilai minimum maksimum

dan 95% convidence interval.

Data variabel independen, yaitu perbandingan jumlah perawat

dan jumlah pasien pada shif pagi yang didasarkan pada tingkat

ketergantungan pasien yang meliputi: minimal. Parsial dan total. Data

dari lembar observasi diolah dengan cara perhitungan dari rumus

douglass.

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisa data menggunakan uji stastitik regresi linier ganda,

dengan ketentuan Ho diterima jika p value lebih besar dari α. Pada

regresi linier ganda untuk dapat mengetahui bagaimana hubungan

variabel independen (otonomi dan beban kerja) terhadap variabel

dependen (kepuasan kerja). Untuk perhitungannya dengan

menggunakan teknik komputerisasi.

4.10 Alur Penelitian

1. salam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan ijin kepada

Direktur Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar untuk mendapatkan

persetujuan, kemudian angket dibagikan kepada perawat di ruang

Dahlia 1 dan Paviliun.

2. Lembar persetujuan diserahkan kepada responden supaya subyek

penelitian mengerti maksud dan tujuan penelitian apabila subyek

54
penelitian setuju maka harus menandatangani lembar persetujuan

sebagai subyek penelitian.

3. Meminta kembali lembar kuesioner dari responden

4. Menganalisa data menggunakan rumus Product-Moment

55
BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian mengenai otonomi dan

beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun

Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi.

5.1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin dan umur di
Ruang Dahlia 1 dan Paviliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

Karakteristik Frekuensi Prosentase

Jenis kelamin

Perempuan 20 64,5 %

Laki-laki 11 35,5 %

Umur

20-45 tahun 24 77,4 %

Lebih dari 45 tahun 7 22,6 %

Dari tabel 5.1 didapatkan sebagian besar perawat (64,5%) adalah

perempuan dan hampir setengahnya (35,5%) adalah laki-laki. Untuk karakteristik

umur hampir seluruh perawat (77,4%) berusia antara 20-45 tahun dan sebagian

kecil (22,6%) berusia lebih dari 45 tahun.

i
5.2. Hasil analisa univariat Variabel Independen

Tabel 5.2 Hasil Skor variabel independen

Variabel Min.Mak Mean Median sd Ci 95%


Independen

1. Otonomi 15-52 33,78 35,00 11,261 30,39-37,16

2.Beban Kerja 125-233 173,33 175,00 30,651 164,12-182,54

Dari tabel 5.2 didapatkan bahwa dari hasil analisis untuk variabel otonomi

diperoleh nilai minimal maksimal dengan rentang 15-52, nilai mean =33,78, nilai

median = 35,00 dengan standar deviasi = 11,261 dan taraf kepercayaan 95% =

antara 30,39 - 37,16. sedangkan dari hasil analisis variabel beban kerja diperoleh

nilai minimal maksimal dengan rentang 125-233, nilai mean = 173,33 dan nilai

median = 175,00 dengan standar deviasi = 30,651 dan taraf kepercayaan 95%

antara 164,12 - 182,54

5.3. Hasil analisa univariat Variabel Dependen

Tabel 5.3 Hasil Skor variabel dependen

Variabel Min.Mak Mean Median sd Ci 95%


Dependen

Kepuasan Kerja 14-61 34,09 34,00 14,390 29,60-38,57

Dari tabel 5.3 didapatkan bahwa dari hasil analisis variabel kepuasan

kerja diperoleh nilai minimal maksimal dengan rentang 14-61, nilai mean =34,09

dan nilai median = 34,00 dengan standar deviasi = 14,390 dan taraf kepercayaan

95% = antara 29,60 – 38,57.

2. Hasil Analisa Bivariat

57
Tabel 5.4 Skor bivariat variabel independen

Variabel Independen Variabel Dependen

(Kepuasan Kerja)

r pv

1. Otonomi 0,644 0,000

2. Beban Kerja -0473 0,001

Berdasarkan hasil analisis di atas untuk variabel otonomi didapatkan

r hitung = 0,644 dan variabel beban kerja dengan r hitung = -0,473. kriteria uji : r hitung >

r tabel atau p value < 0,05 berarti pada taraf kepercayaan 95% h 1 diterima.

Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel otonomi dan beban kerja memiliki

hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja.

3. Hasil Analisa Multivariat

Tabel 5.5 Hasil analisis multivariat

B R2 pv Konstanta

1. Otonomi 0,722 0,481 0,000 32,971


2. Beban Kerja
-0,134 0,481 0,001 32,971

Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa variabel otonomi mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja karena p < α (0,05). Begitu

juga dengan variabel beban kerja juga mempunyai hubungan yang signifikan

dengan kepuasan kerja.

Persamaan regresi lnier ganda yang dihasilkan adalah :

58
Y = 32,971 + 0,722 * otonomi + (-0,134) * beban kerja

Dengan model persamaan ini, diharapkan kepuasan kerja perawat akan

meningkat sebesar 0,702 setelah dikontrol untuk variabel otonomi. Dan

kepuasan kerja perawat akan berkurang sebesar 0,134 setelah variabel beban

kerja dikontrol.

59
BAB 6

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini peneliti mencoba menjawab pertanyaan awal

yang mendasari masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan antara otonomi

dan beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di ruang Dahlia 1 dan Paviliun

Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi. Dibawah ini akan dibahas mengenai

Hubungan Otonomi dan Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja.

6.1. Hubungan Otonomi dengan Kepuasan Kerja

Otonomi perawat berarti perawat secara rasional memiliki kemandirian

dan pengaturan diri dalam membuat keputusan dan praktek keperawatan

(Schutzenhover dan Musser, 2004). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi pelaksanaan otonomi perawat di ruangan maka semakin tinggi

juga kepuasan kerja perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa otonomi

mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja.

Berdasarkan teori, pekerjaan yang menyediakan kepada para karyawan

sejumlah otonomi akan memberikan kepuasan kerja yang tinggi. sebaliknya,

kontrol manajemen atas metode dan langkah-langkah kerja yang berlebihan

akan mengarah pada ketidakpuasan kerja tingkat tinggi. Kepuasan terhadap

pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi kerja yang kuat, sehingga dapat

menghasilkan prestasi kerja yang baik yang akan berdampak pada kualitas

pelayanan keperawatan yang dilakukannya (Yuli, 2005).

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat

dalam melaksanakan tugas keperawatan yang dilakukan yaitu dengan

i
memberikan job discription yang jelas dan otonomi yang sesuai dengan standar

praktek keperawatan, sehingga perawat dapat bekerja secara optimal dan

profesional.

Untuk melaksanakan proses keperawatan secara profesional yang sesuai

standar praktek keperawatan, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi yang mempunyai pengetahuan tentang praktek keperawatan yang sesuai

standar. Sehingga, perawat dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat

terhadap tindakan yang dilakukannya, dapat mengambil keputusan secara

mandiri, melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, serta memfasilitasii

kepentingan pasien guna meningkatkan mutu peleyanan(Lukimon, 2004).

6.2. Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja

Beban kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan oleh perawat

dalam melakukan aktivitas atau kegiatan selama jam kerja (Groenewegen dan

Hutten, 1991). Menurut teori beban kerja yang tinggi akan berdampak pada

penurunan kepuasan kerja. (Soehartati, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semakin tinggi beban kerja perawat

maka semakin rendah kepuasan kerja perawat. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa beban kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan

kerja perawat.

Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan perawat mengalami

kelelahan atau kejenuhan yang akan menimbulkan stress kerja pada perawat

yang kemudian akan berdampak pada penurunan kepuasan kerja. Hal ini akan

berdampak pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang dilakukan

61
oleh perawat. tingkat ketergantungan pasien yang berbeda-beda, yaitu: minimal,

parsial, total seyogyanya dibarengi dengan imbalan yang sesuai dengan tenaga

yang telah dikeluarkan oleh perawat.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut di atas dapat

ditanggulangi dengan penambahan jumlah perawat yang dinas per shif yang

sesuai dengan perhitungan jumlah perawat yang seharusnya. Dan juga perlu

dipertimbangkan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi beban kerja perawat

yaitu: kondisi pasien, jumlah pasien, serta waktu yang diperlukan untuk setiap

tindakan keperawatan terhadap pasien baik secara langsung maupun tidak

langsung.

6.3 Keterbatasan Penelitian

1. Karena keterbatasan waktu penelitian maka dalam melakukan observasi

terhadap beban kerja perawat peneliti meminta bantuan orang lain

sebagai observer. Yang sebelumnya observer tersebut sudah diberikan

penjelasan terlebih dahulu.

2. sampel yang digunakan hanya terbatas pada perawat yang ada di ruang

Dahlia 1 dan Paviliun, sehingga hasilnya kurang representative untuk

digeneralisasikan.

3. Kepuasan kerja hanya di ukur pada saat penelitian tidak membandingkan

antara harapan dan kenyataan

4. Tidak ada standar yang baku dalam pengukuran beban kerja, sehingga

peneliti menggunakan rumus prosentase dalam menghitung beban kerja

62
perawat yaitu dengan membandingkan jumlah perawat yang seharusnya

dengan jumlah perawat yang ada.

5. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain deskriptif korelasional

untuk meneliti hubungan variabel dalam penelitian ini

63
BAB 7

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis statistik dan pembahasan tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa :

7.1.1. Ada hubungan antara otonomi dengan Kepuasan Kerja perawat di

ruang Dahlia 1 dan Pavliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi

7.1.2. Ada hubungan antara beban Kerja perawat dengan Kepuasan Kerja

perawata di ruang Dahlia 1 dan Pavliun Rumah Sakit Ngudi Waluyo

Wlingi.

7.2. Saran

7.2.1. bagi bidang keperawatan

a. Perlu mempertimbangkan penambahan jumlah perawat mengingat

jumlah perawat yang masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan

pasien.

b. Perlu melibatkan partisipasi perawat ruangan dalam perencanaan

dibidang keperawatan.

7.2.2. bagi pihak rumah sakit

a. Membuat job discription yang jelas dan otonomi yang sesuai dengan

standar praktek keperawatan, sehingga perawat dan bekerja secara

optomal dan profesional

64
b. Perlunya dibuat suatu kebijakan terkait dengan pengembangan karir

perawat yang berdasarkan kompetensi dan kinerja agar mereka tetap

termotivasi dalam bekerja walaupun dengan beban kerja yang tinggi.

65
DAFTAR PUSTAKA

Afrida, Siti.2003.Gambaran pengetahuan dan sikap perawat tentang standar


praktek keperawatan.Tugas Akhir Program Studu Ilmu Keperawatan
FK UB.

Alimul, H Azis.2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:


Salemba Medika

Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek


edisi revisi V. Jakarta: Rineka Cipta

……………1998. Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktek edisi revisi


lV . Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia. Teori Dan Pengukurannya.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dep.Kes.RI.1994.Standar Asuhan Keperawatan.Dep.Kes.RI

Eugenia, Siegler. 2000. Kolaborasi Perawat- Dokter. Jakarta: EGC.

Gillies, D. A. 1989. Nursing Management A System Approach, W, B. Soundere


Company, Philadelphia.

Ilyas, Yaslis. 2000. Perencanaan SDM Rumah Sakit. Depok: Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan FKM. UI

Mansyur, Ali.2004. Hubungan Antara Beban Kerja Perawat Dengan Kualitas


Dokumentasi Tindakan Keperawatan. Tugas Akhir Program Studu
Ilmu Keperawatan FK UB.

Mustikasari, 2005, Phsyciatric Nursing, http://www. inna-ppni. or. id/ index. php/
images: diakses tanggal 27 Agustus 2007

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salmeba Medika.

Pitoyo, Joko, at all. 2003. Jurnal Kesehatan Volume 1. Hubungan Beban


Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Malang: Politeknik Kesehatan
Malang.

66
Potter Dan Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Sri Soehartati, 2007, Hubungan Beban Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat
Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan, http://www. inna-
ppni.or.id/index/php/images/blocks/cpg: diakses tanggal 13 september
2007

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta .

Swansburg, Russell, C.2001. Pengembangan Staf Keperawatan. Suatu


Komponen Pengembanagan SDM. Jakarta: EGC.

Syaifoel Hardy, 2006, Batas Kewenangan Independent Nurs Practitioner, http://


www. inna-ppni. or.id/index/php/images/blocks/cpg: diakses tanggal 10
September 2007

Yuli, Sri Budi C. 2005. Manajemen SDM. Malang: UMM

67
Lampiran 1

LEMBAR KUESIONER VARIABEL OTONOMI

No. No. pernyatan Total


responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 45
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 36
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 48
4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 46
5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 46
6 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 36
7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 37
8 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38
9 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 19
10 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 17
11 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 16
12 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 17
13 2 2 3 3 2 2 1 2 3 4 4 1 1 30
14 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 17
15 4 3 1 2 1 2 1 3 2 3 2 4 4 32
16 3 1 4 2 2 1 3 1 3 3 4 4 2 33
17 1 2 3 2 4 3 1 3 1 3 4 4 2 33
18 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 50
19 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 45
20 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 50
21 4 1 2 3 1 1 2 2 3 3 2 4 4 32
22 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 48
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
24 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 36
25 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 45
26 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 18
27 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 16
28 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 17
29 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 45
30 3 3 4 2 2 2 3 2 3 4 2 4 2 36
31 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 1 40
32 3 4 3 2 2 1 4 2 2 4 2 4 2 35
33 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 47
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 39
35 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 38
36 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 15
37 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16
38 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 18
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
40 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 32
41 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 34
42 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 34
43 2 2 2 2 3 33 3 3 3 2 2 2 3 32
44 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 31
45 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 34

68
Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI VARIABEL BEBAN KERJA

Hari Klasifikasi tingkat Jumlah Kebutuhan Pembulatan Jumlah Prosentase


ke ketergantungan klien tenaga perawat
Minimal Parsial Total perawat yang
pada shif ada
pagi
1 4 13 3 20 5,27 5 4 175
2 2 14 5 21 5,92 6 4 150
3 2 13 5 20 5,65 6 3 200
4 2 18 2 22 5,92 6 3 200
5 4 13 3 20 5,27 5 3 166,7
6 1 17 6 24 6,92 7 4 175
7 1 17 5 23 6,56 7 4 175
8 1 18 4 23 6,47 6 3 200
9 2 10 6 18 5,2 5 4 125
10 3 14 7 24 6,81 7 4 133,3
11 1 12 6 19 5,57 6 3 200
12 2 8 5 15 4,3 4 3 133,3
13 1 7 5 14 4,22 4 3 133,3

69
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER VARIABEL KEPUASAN KERJA
No. No. pernyataan Total
responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 4 3 4 3 2 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 47
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 38
4 3 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 54
5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 60
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 30
7 3 4 3 4 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 43
8 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 59
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 17
10 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 20
11 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 18
12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
14 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 20
15 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 56
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32
17 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 48
18 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 47
19 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 60
20 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
21 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34
22 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
24 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 46
25 1 1 1 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 18
26 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 21
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 17
29 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 45
30 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 36
31 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 40
32 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 35
33 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 47
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
35 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
38 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 18
39 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 52
40 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 S2 2 2 2 32
41 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 34
42 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 34
43 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 32
44 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 31
45 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 34

70
Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN

SETELAH MENDAPAT PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah dijelaskan maksud penelitian ini saya bersedia menjadi


responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Ana fn, Mahasiswa
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang,
dengan judul:

HUBUNGAN OTONOMI DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN


KEPUASAN KERJA

DI RUANG DAHLIA 1 DAN PAVILIUN

RUMAH SAKIT NGUDI WALUYO WLINGI.

Dan saya akan menerima hasil dari penelitian ini dengan pandangan
obyektif dan tidak akan menggunakannya sebagai bahan tuntutan di pengadilan
dari hasil penelitian ini dikemudian hari.

Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa


paksaan dari siapapun.

Wlingi,

Responden

( )

71
Lampiran 6

LEMBAR PERNYATAAN

A. Otonomi Perawat Di Ruang Dalia 1 Dan Paviliun

Petunjuk pengisian : Berikan tanda silang (x) pada kolom yang ada disebelah
kanan masing-masing butir pernyataan dengan pilihan
sebagai berikut:

Kode SS = Sangat Setuju


S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS= Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1 Melaksanakan pengkajian secara lengkap
akan membantu perawat menemukan masalah
keperawatan
2 Pengkajian terhadap pasien dlakukan head to
toe
3 Pengkajian terhadap pasien dilakukan secara
komprehensif dan holistik
4 Pengkajian dilakukan ketika pasien pertama
kali datang
5 Seorang perawat perlu mempunyai
pengetahuan tentang penentuan prioritas
diagnosa keperawatan
6 Penentuan diagnosa keperawatan didasarkan
pada keluhan utama pasien
7 Seharusnya seorang perawat mempunyai
pengetahuan tentang komponen rencana
tindakan keperawatan
8 Penentuan tujuan jangka panjang dan tujuan
jangka pendek penting untuk dilakukan dalam
tahap perencanaan asuhan keperwatan
9 Rencana tindakan keperawatan yang disusun
harus disesuaikan dengan kondisi pasien
10 Implementasi tindakan keperawatan harus
sesuai dengan perencanaan tindakan
kperawatan
11 Implementasi keperawatan perlu untuk
didokumentasikan
12 Setelah pelaksanaan tindakan keperawatan
perawat perlu untuk melakukan evaluasi
13 Pelaksanaan evaluasi keperawatan dilakukan
segera setelah tindakan keperawatan
dilakukan

72
C. Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Dalia 1 Dan Paviliun
Petunjuk pengisian : Berikan tanda silang (x) pada kolom yang ada disebelah
kanan masing-masing butir pernyataan dengan pilihan sebagai berikut:
Kode SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS= Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
14 Gaji yang saya peroleh sudah pantas,
sesuai dengan apa yang diharapkan
15 Banyak personil perawat di rumah sakit ini
merasa tidak puas terhadap gaji mereka
16 Saya merasa puas dengan pelayanan
keperawatan yang saya berikan pada
pasien
17 Saya bisa memberikan perawatan yang
lebih baik lagi pada pasien jika mempunyai
lebih banyak waktudengan setiap pasien
18 Saya mempunyai tanggung jawab berlebih
dan wewenang yang sedikit
19 Pengawasan dari atasan merupakan hal
yang sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan tindakan di ruangan
20 Perawat yang berprestasi akan mudah
mendapatkan kenaikan pangkat
21 Untuk meningkatkan kemampuan perawat,
maka Rumah Sakit berusaha memberikan
pelatihan bagi perawat
22 Terdapat kerjasama yang baik dalam tim
kerja perawat
23 Personil perawat saling membantu satu
sama lain
24 Jumlah tenaga yang merawat pasien
terbatas
25 Lingkungan fisik memberikan kenyamanan
dalam melaksanakan tindakan keperawatan
26 Saya dapat menggunaan fasilitas di
ruangan dengan baik
27 Perlengkapan pelayanan keperawatan
kurang tersedia dengan baik
28 Perawat dapat bekerja sama baik dengan
dokter
29 Sulit menerapkan standar praktek
keperawatan ditempat kerja saya
Lampiran 7
FORMULIR OBSERVASI

73
Kode Perawat :
Umur :
Hari/ tanggal :
Jadwal Dinas : Pagi

Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

Jumlah Klien Perhari Sesuai Kriteria


Kriteria Ketergantungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
Perawatan minimal (1-2 jam/24 jam)
7. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri
8. Makan dan minum dilakukan sendiri
9. Ambulasi dengan pengawasan
10. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap
shift
11. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
12. Perawatan luka sederhana
Perawatan parsial ( 3-4 jam/24 jam)
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum
dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu pengobatan lebih dari
sekali
4. Folley cateter intake out put dicatat
5. Klien dengan pasang infuse
6. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan total (5-6 jam/24 jam)
7. Segalanya diberi bantuan
8. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda
vital setiap 2 jam
9. Makan memerlukan NGT
10. Pengobatan intravena “perdrip”
11. Pemalaian suction
12. Gelisah/disorientasi
13. Perawatan luka komplek
Jumlah total pasien perhari

Lampiran 8

Correlations

74
Corre lations

Kepuasan
Otonomi Kerja Beban Kerja
Otonomi Pearson Correlation 1 ,644** -,362*
Sig. (2-tailed) ,000 ,015
N 45 45 45
Kepuasan Kerja Pearson Correlation ,644** 1 -,473**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001
N 45 45 45
Beban Kerja Pearson Correlation -,362* -,473** 1
Sig. (2-tailed) ,015 ,001
N 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Regression

Variable s Ente re d/Re movebd

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Beban
Kerja, a . Enter
Otonomi
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

M ode l Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 ,693 a ,481 ,456 11,013
a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Otonomi

75
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4713,782 2 2356,891 19,433 ,000 a
Residual 5093,862 42 121,282
Total 9807,644 44
a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Otonomi
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

Coe fficie ntsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 32,971 13,102 2,517 ,016
Otonomi ,722 ,158 ,544 4,562 ,000
Beban Kerja -,134 ,058 -,275 -2,309 ,026
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

Explore

Case Proce ssing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Otonomi 45 100,0% 0 ,0% 45 100,0%
Kepuasan Kerja 45 100,0% 0 ,0% 45 100,0%
Beban Kerja 45 100,0% 0 ,0% 45 100,0%

76
De scriptiv e s

Statistic Std. Error


Otonomi Mean 33,78 1,679
95% Confidence Lower Bound 30,39
Interval for Mean Upper Bound
37,16

5% Trimmed Mean 33,84


Median 35,00
Variance 126,813
Std. Deviation 11,261
Minimum 15
Maximum 52
Range 37
Interquartile Range 21
Skewness -,347 ,354
Kurtosis -,971 ,695
Kepuasan Kerja Mean 34,09 2,226
95% Confidence Lower Bound 29,60
Interval for Mean Upper Bound
38,57

5% Trimmed Mean 33,67


Median 34,00
Variance 222,901
Std. Deviation 14,930
Minimum 14
Maximum 61
Range 47
Interquartile Range 27
Skewness ,282 ,354
Kurtosis -1,315 ,695
Beban Kerja Mean 173,33 4,569
95% Confidence Lower Bound 164,12
Interval for Mean Upper Bound
182,54

5% Trimmed Mean 172,68


Median 175,00
Variance 939,455
Std. Deviation 30,651
Minimum 125
Maximum 233
Range 108
Interquartile Range 50
Skewness ,005 ,354
Kurtosis -,743 ,695

77
Lampiran 11

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Medical Shocker

NIM : 0610722006

Jurusan : Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya,

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran sendiri. Apabila

dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

sMalang, 10 Januari 2008

Yang membuat pernyataan

Medical Shocker
NIM. 0610722006

78
CURRICULUM VITAE

Nama : Medical Shocker

Tempat, tanggal lahir : Probolinggo, 28 Oktober 1984

Alamat rumah : Jl. Raya Ds Besuk Kidul RT 03/RW 07 Kec. Besuk

Kabupaten Probolinggo

Alamat di Malang : Jl. Bendungan Sutami G1 411A

No. HP : 085655567284

Riwayat Pendidikan : 1.Lulus SD Negeri 1 Besuk tahun 1996

2.Lulus SMP Negeri 1 Besuk tahun1999

3.Lulus SMU Negeri 1 Kraksaan tahun 2002

4.Lulus Akper Unmuh Malang tahun 2005

i
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KETERANGAN KELIAKAN ETIK PENELITIAN
(“ ETHICAL CLEARANCE”)
No. /PEPK/ /2007
Setelah Tim Etik Penelitian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya mempelajari dengan seksama rancangan penelitian yang diusulkan:
Judul : Hubungan Otonomi Dan Beban Kerja Perawat Dengan
Kepuasan Kerja di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS.
Ngudi Waluyo Wlngi Blitar.
Peneliti : Medical Shocker
NIM : 0610722006
Unit/ Lembaga : Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
Tempat Penelitian : RS.Ngudi Waluyo Wlingi Blitar
Maka dengan ini menyatakan bahwa penelitian tersebut telah memenuhi syarat
atau liak etik

Malang, 09 November 2007


An. Ketua
Koordinator Divisi I (Mahasiswa S1-FKUB)

Dr.dr.Teguh Wahju Sardjono, DTM&H,MSc,SpPark


NIP:130 809 100

80
s

FORMULIR ETIK PENELITIAN KEDOKTERAN

1. Peneliti: Medical Shocker

Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Dibawah bimbingan komisi pembimbing:

a. Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep

b. Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kep

2. Judul penelitian:

Hubungan otonomi dan beban kerja perawat dengan kepuasan kerja di


Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

3. Subyek

Perawat pelaksana Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo


Wlingi Blitar

4. Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk setiap subyek:

Dibutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk setiap subyek selama 2-3 minggu

81
5. Ringkasan usulan penelitian yang mencakup obyektif/tujuan penelitian,
manfaat/ relevansi dari hasil penelitian dan alasan/ motivasi untuk
melakukan penelitian

Obyektif/tujuan umum yang ingin dicapai adalah:

Mengetahui hubungan otonomi dan beban kerja perawat dengan


kepuasan kerja di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi
Blitar.

Secara khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

• Untuk mengidentifikasi pelaksanaan otonomi perawat di Ruang


Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.

• Untuk Mengidentifikasi beban kerja perawat di Ruang Dahlia 1


dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

• Untuk mengidentifikasi kepuasan kerja perawat di Ruang Dahlia


1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

• Untuk menganalisa hubungan antara otonomi dan beban kerja


perawat dengan kepuasan kerja perawat di Ruang Dahlia 1 dan
Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

Manfaat/relevensi hasil penelitian dan alasan /motivasi untuk melakukan


penelitian:

• Untuk Institusi/Rumah Sakit:

Sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dan strategi yang


tepat dalam menngkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit khususnya pelayanan keperawtan.

• Untuk Profesi :

Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam


penyusunan perencanaan dan pengembangan kwalitas Asuhan

82
Keperawatan

• Untuk Peneliti Sendiri

Sebagai pengetahuan tambahan terutama tentang otonomi, beban


kerja dan kepuasan kerja perawat.

• Untuk Peneliti Selanjutnya

Sebagai masukan untuk melaksanakan proses keperawatan secara


profesional dimasa yang akan datang. kerja perawat

6. Masalah etik (nyatakan pendapat anda tentang masalah etik yang mugkin
akan dihadapi)

Apabila subyek penelitian telah diberikan penjelasan mengenai tujuan,


prosedur penelitian, resiko yang mungkin ditimbulkan dan yang
bersangkutan tetap bersedia menjadi subyek penelitian, diharapkan tidak
dijumpai masalah etik.

7. Bila penelitian ini menggunakan subyek penelitian manusia, apakah


percobaan pada hewan sudah dilakukan? Bila belum, sebutkan alasan
untuk memulai penelitian langsung pada manusia?

Belum

• Karena prosedur penelitian ini tidak dapat dilakukan pada hewan,


maka langsung dilakukan pada manusia

83
8. Prosedur:

Penentuan subyek penelitian sebelum dilaksanakan penelitian adalah


berdasarkan criteria inklusi sebagai berikut :

• Perawat pelaksana yang bersedia menjadi responden dan bekerja


di Ruang Dahlia 1 dan Paviliun RS Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

Prosedur penelitian:

• Pengajuan surat penelitian kepada Direktur RS Ngudi Waluyo


Wlingi Blitar

• Pengajuan lembar persetujuan menjadi responden kepada perawat


pelaksana di Ruang Dahlia 1 dan Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

• Melakukan observasi sesuai dengan check list

• Setelah data terkumpul dilakukan tabulasi

• Menganalisa data yang telah ditabulasi

• Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian

9. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau


kemudian dan cara-cara untuk mencegah atau mengatasi kejadian
(Termasuk rasa nyeri dan keluhan lain):

Penelitian ini tidak berbahaya

10. Pengalaman terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang
hendak diterapkan:

Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, penelitian ini


tidak menimbulkan masalah pada subyek yang diteliti

11. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat
untuk subyek yang bersangkutan, uraikan manfaat itu

Tidak ada

84
12. Bagaimana cara memilih pasien/sukarelawan sehat?

Subyek penelitian dipilih dengan menggunakan tehnik purposive


sampling

13. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek


mendapat ganti rugi bila ada gejala efek samping? Berapa banyak?

Tidak

14. Bila penelitian ini menggunakan orang sehat, jelaskan cara pemeriksaan
kesehatannya:

Dalam penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan

15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan
komplikasi bila ada:

Semua informasi subyek penelitian akan dimasukkan dalam


pembahasan.

Dalam penelitian ini tidak ada efek samping dan komplikasi.

16. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana


cara memberitahu dan mengajak subyek (Lampirkan contoh surat
persetujuan subyek). Bila pemberitahuan subyek bersifat lisan, atau bila
karena sesuatu hal subyek tidak dapat atau tidak perlu dimintakan
persetujuan, berilah alasan yang kuat untuk itu:

Terlampir : Lembar informasi dan persetujuan subyek

17. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek


mendapat ganti rugi bila ada gejala efek samping? Berapa banyak?

Tidak

18. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek


diansuransikan?

Tidak

85
Malang,

Pembimbing:

1. Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep (..……………………………)

2. Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kep (..……………………………)

Peneliti:

Medical Shocker (..……………………………)

86

You might also like