You are on page 1of 3

MODAL MANUSIA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Tarmizi Abbas

PENDAHULUAN Modal dalam arti luas memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Mengacu pada man Dixon et al. (1977) dan World Bank (2001), modal dalam arti luas, meliputi modal fisik (physical capital), modal manusia (human capital) dan modal alam (natural capital). Pertumbuhan dan kemajuan ekonomi yang dicapai sangat tergantung kepada peningkatan pembentukan modal dalam arti luas, baik pembentukan modal fisik, modal manusia maupun modal alam. Menurut World Bank (2001), modal fisik, modal manusia dan modal alam merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan. Lebih lanjut, pembangunan akan terdorong dan berkelanjutan, bila modal per kapita dalam arti luas dapat meningkat dalam jangka panjang. Peningkatan modal per kapita dapat terjadi bila modal fisik dan modal manusia dapat meningkat dengan tetap menjaga kelestarian modal alam. Hal ini berarti pembangunan akan berkelanjutan bila eksploitasi modal alam dapat diminimalkan sambil meningkatkan pertumbuhan modal fisik dan modal manusia. Modal fisik dan modal manusia memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Keduanya dapat saling melengkapi, dimana kemajuan dalam modal fisik dapat saja melimpah pada modal manusia dan sebaliknya, kemajuan dalam modal manusia dapat pula melimpah pada modal fisik. Menurut World Bank (2001), kemajuan dalam modal manusia dapat meningkatkan produktivitas dan tingkat pengembalian modal fisik. Perkembangan yang lebih mutakhir dalam literatur ekonomi pembangunan telah mengungkapkan bahwa, disamping modal fisik dan tenaga kerja, modal manusia (human capital) juga merupakan faktor yang sangat penting dan memainkan peranan kunci dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh akumulasi modal fisik dan akumulasi modal manusia. Kedua jenis modal tersebut merupakan faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Stern (1991:128) menyatakan bahwa akumulasi modal fisik dan modal manusia merupakan faktor penentu pertumbuhan (determinant of growth). Modal manusia kini dipandang sebagai mesin pertumbuhan utama yang memiliki peranan menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pentingnya modal manusia dalam

pertumbuhan ekonomi telah mendorong sejumlah ahli ekonomi pembangunan memusatkan kajiannya pada peranan modal manusia dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Perhatian ahli ekonomi pembangunan yang dulu terpusat pada peranan modal fisik kini lebih terfokus pada modal manusia. Rachbini (2002:95) menyatakan bahwa, teori ekonomi tentang kapital dan investasi mulai mengalami perubahan setelah terbukti bahwa sumberdaya manusia memainkan peranan vital dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembangunan ekonomi. Pentingnya modal manusia dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pertama kalinya dipelopori oleh Schultz (1962) yang menekankan pentingnya investasi di bidang modal manusia. Sebelum Schultz menekankan pentingnya faktor manusia dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, kebanyakan ahli ekonomi lebih banyak memusatkan kajiannya pada peranan modal fisik dan mengabaikan modal manusia. Model pertumbuhan yang digunakan dalam setiap analisis cenderung memperlakukan modal manusia sebagai faktor yang hanya memiliki pengaruh secara tidak langsung dalam pertumbuhan, dimana faktor manusia dianggap tercakup dalam kemajuan teknikal atau residual. Pergeseran perhatian para ahli ekonomi pembangunan dari peranan modal fisik ke modal manusia telah mendorong timbulnya teori pertumbuhan dengan paradigma baru yang dikenal sebagai new growth model. Dalam new growth model faktor manusia diperlakukan sebagai salah satu faktor penting yang secara langsung mempengaruhi proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi sebagaimana layaknya modal fisik, dan bukan lagi sebagai faktor yang perannya tidak langsung tetapi tercakup di dalam residual kemajuan teknikal seperti yang terdapat dalam model neoklasik. Studi yang dilakukan oleh Solow berhasil menyingkapi besarnya peran faktor residual kemajuan teknikal dalam pertumbuhan ekonomi, di mana faktor residual menyumbang 87,5 persen terhadap pertumbuhan output per kapita Amerika Serikat selama 1909-1949 (Jhingan, 2003:373). Sejak penemuan itu, para ahli mulai tertarik untuk membedah elemen-elemen yang terkandung dalam faktor residual. Upaya untuk mengeksplanasi faktor residual secara mendalam telah mengungkapkan pentingnya faktor sumberdaya manusia dalam pertumbuhan ekonomi, karena elemen terbesar yang menyusun residual ternyata berasal dari peningkatan ilmu pengetahuan (advanced of knowledge). Peningkatan ilmu pengetahuan terkait erat dengan perkembangan sektor pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal (job training). Meningkatnya pendidikan

tenaga kerja akan mempercepat adopsi teknologi dan metode produksi baru yang menjadikan tenaga kerja lebih produktif. Gillis et al. (1992:217) menyatakan bahwa, salah satu elemen terpenting dari faktor residual adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang menjadikan tenaga kerja lebih produktif. Becker (1984:24) menyatakan bahwa, kemajuan ekonomi yang dramatis yang dicapai Jepang, Taiwan dan negara Asia lainnya dalam dekade terakhir menggambarkan pentingnya modal manusia dalam pertumbuhan. Walupun miskin modal/sumberdaya alam dan mendapat diskriminasi dari negara-negara Barat, namun karena investasi di bidang modal manusia yang tinggi mereka berhasil mencapai pertumbuhan yang sangat cepat sehingga dijuluki Asian Tigers. Keberhasilan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang cepat di negaranegara Asia Timur yang miskin modal/sumberdaya alam, namun kaya akan modal/sumberdaya manusia, menunjukkan bahwa peranan modal manusia dalam keseluruhan pembangunan ekonomi di negara-negara Asia Timur memiliki kedudukan yang strategis. Negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, telah melakukuan investasi yang meluas di bidang modal manusia. Keunggulan dalam sumberdaya manusia relatif terhadap sumberdaya alam ternyata merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Negaranegara Asia Timur yang memiliki keunggulan sumberdaya manusia tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara yang kaya sumberdaya alam. Negara-negara Asia Timur yang miskin sumberdaya alam telah berkembang dengan pesat dan menjadi negara terdepan di kawasan Asia karena memiliki keunggulan dalam bidang sumberdaya manusia relatif terhadap sumberdaya alam.

Keunggulan dalam sumberdaya manusia dicapai melalui investasi yang terus meningkat di bidang pendidikan yang memungkinkan terjadinya akumulasi pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang terus-menerus dan semakin membesar yang terkandung dalam tenaga kerja dan masyarakatnya. Studi ini berusaha untuk menyelidiki secara mendalam mengenai keterkaitan antara modal manusia dan pertumbuhan ekonomi berdasarkan kajian kepustakaan dari beberapa hasil penelitian empirik baik berdasarkan penelitian menggunakan basis data antar negara (cross country study) maupun penelitian menggunakan data runtun waktu (time series study).

You might also like