You are on page 1of 3

KATALOGISASI

OLEH: DRA.AA Kalangie Pandey (JIP FIB Universitas Indonesia) Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan SMP/Mts Tingkat Nasional Tahun 2006 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menegah Kegiatan Peingkatan Perpustakaan Sekolah dan Pelajaran Sastra Jakarta, Juli 2006-08-03 LATAR BELAKANG Perpustakaan adalah lembaga yang menghimpun, menyimpan, menyediakan, serta menyebarluaskan informasi. Dalam hal ini informasi yang dimaksud adalah bersumber pada berbagai media, misalnya buku, majalah, piringan hitam, rekaman video, atau kaset, realia, kita, bentuk micro, disket, compact disc, dan lain sebagainya. Agar supaya pemakai maupun petugas perpustakaan dapat menemukan koleksi/bahan pustaka yang diperlukan secara cepat dan tepat, maka perlu adanya suatu sistem untuk menemukan koleksi/bahan pustaka tersebut. Bermacam-macam kegiatan dasar harus dikerjakan oleh perpustakaan. Penyediaan informasi yang akurat, tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakai di perpustakaan terdapat tiga kelompok kegiatan, yakni: 1. Pelaksanaan organisasi dan administrasi yaitu kegiatan ketatausahaan, personalia keuangan, gedung dan perlengkapan 2. Pengolahan teknis, kegiatannya mulai dari pengadaan bahan pustaka (pemilihan dan pemesanan, inventarisasi (pencatatan), pembuatan sarana temu kembali (pengolahan) sampai kepada koleksi tersebut dapat dipinjamkan 3. Pelayanan informasi, yaitu kegiatan yang memberikan jasa informasi keapada pemakai perpustakaan, promosi perpustakaan dan sebagainya Dalam tulisan yang akan dibicarakan hanya butir dua dari tiga kelompok kegiatan tersebut di atas, yaitu mengenai pengolahan teknis dan secara khusus hanya tentang pembuatan sarana temu kembali disebut kegiatan pengatalogan (katalogisasi). Juga dibicarakan tentang kebiatan Pasca Katalog yaitu menyiapakan buku itu sampai ditempatkan pada rak perpustakaan TUJUAN KATALOGISASI Katalogisasi deskriptif menyediakan sarana penelusuran ke bahan pustaka yang tersimpan dalam koleksi perpustakaan, sehingga pemakai/pencari informasi dapat mencari informasi melalui nama pengarang, judul atau melalui pendekatan lainnnya. Katalogisasi menghasilkan antara lain katalog pengarang dan katalog judul FUNGSI KATALOG 1. Sebagai wakil dari bahan pustaka/koleksi 2. sebagai sarana temu kembali

KATALOGISASI Apaabila bahan pustaka telah dicatat dalam buku induk dan diberi nomor induk, proses selanjutnya adalah pengatalogan. Penatalogan adalah kegiatan dalam menyiapkan pembuatan wakil dokkuman yang lazimnya disebut katalog Katalog disediakan perpustakaan adalah sebagai alat bantu, agar pelayanan kepada pemakai lebih mudah, cepat dan tepat. Dalam artian luas, katalog tersebut berarti daftar.Yang didaftarkan dalam katalog perpustakaan adalah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Bedanya dengan buku inventaris, buku inventaris dibuat untuk kepentingan petugas perpustakaan, sedangakan katalog adalah untuk kepentingan pemakai. Bentuk fisik atau formatnya berbedaa tetapi dalam beerapa hal data yang ada di katalog juga terdapat pada lajur-lajur buku inventaris. Bentuk katalog ini dapat bermacam-macam, seperti bentuk buku, bentuk kartu, bentuk mikro, bentuk lembaran, atau menggunakan terminal atau OPAC (Online Public Acces Catalog). Yang banyak digunakan adalah bentuk kartu dengan ukuran 12,5 x 7,5 cm. Apaapu bentuk fisiknya, katalog perpustakaan pada dasarnya merupakan kumpulan wakil-wakil ringkasan bahan pustaka/koleksi milik perpustakaan (condensed representation) yang disusun menurut sistematika tertentu. Proses katalogisasi menghasilan suatu cantuman bibliografi atau bibliografic record untuk tiap bahan pustaka/dokumen yang dimasukkan dalam koleksi perpustakaan. Cantuman bibliografi terdiri atas kelompok data bibliografi yang mengidentifikasi dokumen dan sebab itu dapat menjadi wakil ringkas dokumen. Data dari cantuman ini disajikan dalam katalog berupa entri. Entri katalog dapat diperbanyak dan ditempatkan diberbagai jajaran katalog sehingga suatu dokumen dapat dicari dan ditemukan lewat berbagai pendekatan, misalnya lewat pengarang, lewat judul, lewat subyek. Katalog Deskriptif Katalogisasi deskriptif/deskripsi bibliograri dimaksudkan untuk menggambarkan informasi bibliografi yagn mewakili suatu dokumen. Kegiatan yang dilakukan di sini tidak lain adalah pencatatan/pengcantuman data-data bibliografi untuk mengidentifikasi informasi fisik bahan pustaka. Yang diidentifikasi ialah antara lain judul, pengarang (pernyataan penanggung jawab), edisi, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman (deskripsi fisik)seri, normor standar (ISBN</ISSN), dan lain sebagainya. (lihat komponen wakil dokumen atau entri katalog). Dengan kata lain deskripsi bibliografi merupakan kesatuan infomrasi lengkap dari suatu dokumen/bahan pustaka berdasarkan ciri-ciri fisiknya, kecuali subjek. Deskripsi bibliografi dapat disusun ke delapan daerah, sesuai dengan international Standard Bibliografic Description (ISBD). Untuk menuju keseragaman dalam pengidentifikasian informasi fisik tersebut telah dibuat berbagai standar baik yang bersifat nasional maupun internasional Contoh: Anglo American Cataloging Rules (AACR 2 Rev.Ed.1988,1998) Peraturan Katalogisasi Indonesia

Dan lain-lain TINGKATAN DESKRIPSI MENURUT AACR2 AACR 2 menyadari bahwa tidak semua perpustakaan memerlukan deskripsi bibliografi yagn lengkap dan terperinci sekali, oleh sebabitu memberi 3 tingkatan deskripsi (level of description) yang berbeda dalam derajat kelengkapannya.(jumlah unsur yang dicatat). Tetapi tidak dalam urutan penyajian unsur-unsur deskripsi. Peraturan LOD menjelaskan bahwa ketiga tingkatan yang ditentukan, menetapkan minimum yan gharus dicatat oleh pengkatalog yagn memilih tingkatan tersebut. Pengkatalog diizinkan menambahunsurunsur lain yang dianggapnya penting, tetapi tidak boleh mengurangi. Pilihan tingkatan deskripsi ditentukan oleh tujuan dan jenis katalog yang sedang disusun. Tingkatan deskripsi pertama Judul sebenarnya/pernyataan tanggung jawab pertama, jika berbeda dari tajuk entri utama Keterangan edisi, data khusus (penerbit pertama, dan sebagainya, tahun terbit dsb), jumlah, catatan, nomor standard Tingkatan deskripsi kedua Judul sebenarnya (pernyataan jenis bahan umum, judul paralel: keterangan judul lain/pernyataan tanggung jawab pertama, dan pernyataan tanggungjawab berikutketerangan edisi/pernyataan tanggung jawab pertama sehubungan dengan edisi- Data khusus- tempat terbit pertama, dan sebagainya:penerbit pertama dan sebagainya, tahun terbit dan sebagainya, jumlah: data fiksi lain: ukuran (judul sebenarnya seri/pernyataan tanggung jawab seri, ISSN seri, nomor seri, judul subseri, ISSN subseri, Normor dalam subseri), catatan, nomor standar. Tingkatan deskripsi ketia Semua unsur yang diperinci dalam aturan dicatat. Dengan adanya tingkatan deskripsi ini diharapkan sekaligus akan tercapai fleksibilitas dan keseragaman SUMBER-SUMBER INFORMASI

You might also like