You are on page 1of 19

KONSEP DASAR PENYELENGGARAAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DAN MATERI PEMBEKALAN TUTOR

2012

KONSEP PENYELENGGARAAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL PENGERTIAN

Kelompok belajar KF merupakan bentuk pelayanan Pendidikan Luar Sekolah untuk membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan menulis, membaca, berhitung, dan menganalisis, yang berorientasi pada kehidupan seharihari dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya. TUJUAN PROGRAM Melalui program ini, diharapkan para peserta didik dapat : 1. Meningkatkan pengetahuan membaca, menulis dan berhitung serta keterampilan fungsional untuk meningkatkan taraf hidup peserta didik ; 2. Menggali potensi dan sumber-sumber kehidupan yang ada di lingkungan sekitar peserta didik, untuk memecahkan masalah keaksaraannya. CIRI POKOK PEMBELAJARAN Di dalam program keaksaraan fungsional terdapat empat prinsip utama yang perlu dipahami yaitu : 1. Konteks lokal : Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan minat, kebutuhan pengalaman dan budaya lokal serta potensi yang ada di sekitar peserta didik. 2. Desain lokal : Tutor bersama peserta didik perlu merangsang kegiatan pembelajaran di kelompok belajar sebagai jawaban atas hal hal tersebut di atas. 3. Partisipatif : Tutor perlu melibatkan peserta didik berpartisipasi secara aktif dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. 4. Pemanfaatkan Hasil Belajar : Dari hasil pembelajarannya, peserta didik diharapkan dapat memecahkan masalah keaksaraannya dan meningkatkan mutu serta taraf hidupnya. PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN PERSIAPAN Sebelum membuat rencana pembelajaran, tutor perlu menggali minat dan kebutuhan peserta didik, serta mengumpulkan informasi tentang kemampuan awal yang dimiliki peserta didik (lihat Format Penilaian Awal Peserta Didik pada Lampiran 1). Selanjutnya tutor membantu mereka untuk menyusun rencana pembelajaran tersebut, dan menciptakan suasana agar mereka senang terhadap kegiatan pembelajaran. LANGKAH LANGKAH MEMBUAT KESEPAKATAN PEMBELAJARAN Dalam proses kegiatannya, tutor perlu melibatkan peserta didik, dengan berdiskusi tentang harapan mengikuti kelompok belajar. Bahan untuk membuat rencana pembelajaran yang perlu disediakan tutor adalah : Daftar minat ( kalau bisa disertai dengan gambar ). Lembaran kecil untuk mencatat prioritas minat setiap peserta didik. Kertas besar atau papan tulis untuk menulis gagasan peserta didik. Format Kesepakatan Pembelajaran. LANGKAH LANGKAH MEMBUAT KESEPAKATAN PEMBELAJARAN Salah satu tujuan program Keaksaraan Fungsional adalah membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya dalam membuat rencana pembelajaran dan bekerja sama dengan yang lain melalui proses partisipatif serta demokratis. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik dalam proses membuat : Rencana Pembelajaran, dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Diskusi Minat, Kebutuhan, dan Bahan Belajar. Untuk mengetahui minat dan kebutuhan belajar yang diperlukan dapat ditempuh melalui diskusi atau curah pendapat antara peserta didik dan tutor. Disamping it, kegiatan ini bertujuan untuk mengindentifikasi masalah dan hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran di kemudian hari. 2. Membuat atau memilih Topik Belajar. Dalam memilih topik pertama, kedua, dan seterusnya tutor dapat memandu melalui tulisan di potongan kertas kertas kecil yang ditulis peserta didik dan ditempel di karton manila. BERHITUNG Untuk mengetahui kebutuhan dan keterampilan berhitung yang dimiliki peserta didik, tutor perlu melakukan pengamatan dan wawancara/diskusi dengan peserta didik. Tutor perlu mengetahui jenis keterampilan berhitung dan alat berhitung yang biasa digunakan. Pada umumnya peserta didik dapat mengenal lebih baik mengenai hitungan yang berkaitan dengan ukuran/takaran, nilai mata uang, menghitung berat/menimbang berat/menimbang, luas tanah dan sebagainya. KETERAMPILAN FUNGSIONAL Tujuan diberikannya keterampilan fungsional adalah agar peserta didik memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dan

taraf hidupnya. Dengan bantuan tutor, peserta didik perlu mengorganisasikan kegiatankegiatan yang dapat mengembangkan berbagai macam keterampilan baca-tulis-hitungnya, sehingga berfungsi bagi kehidupannya. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kelompok belajar keaksaraan fungsional terdiri atas lima kegiatan, yaitu : diskusi, menulis, membaca, berhitung, dan keterampilan fungsional. Langkah-langkah tersebut, bukan berarti langkah yang baku/kaku atau harus berurutan, bisa saja dilakukan secara acak, misalnya dimulai dari keterampilan fungsional, kemudian belajar, membaca, menulis, berhitung dan seterusnya. Hal ini tergantung dari situasi dan kondisi serta kesepakatan dalam kelompok belajar. Untuk memperjelas langkah-langkah kegiatan di atas, berikut ini dikemudiaan contohcontoh pembelajaran kelompok belajar keaksaraan fungsional melalui : A. KEGIATAN DISKUSI Diskusi merupakan salah satu teknik pembelajaran dalam kelompok belajar keaksaraan fungsional, yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan diskusi adalah membuka pikiran peserta didik dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan pengetahuannya. Oleh karena itu, tutor perlu membantu peserta didik belajar dari pengalaman sendiri (BDPS), dan membantu terjadinya proses diskusi. Topik yang pertama kali didiskusikan di kelompok belajar adalah menyangkut minat, kebutuhan peserta didik, potensi dan hambatan yang mungkin ditemui selama proses pembelajaran. Untuk itu, tutor perlu merangsang peserta didik melalui pertanyaan yang tepat guna membuka kegiatan belajar mengajar. Sebagai pembuka kegiatan di kelompok belajar, tutor dapat memilih dan menggunakan peta, tabel dan kalender kegiatan / jadwal. Melalui bahan-bahan tersebut, tutor mengumpulkan dan menganalisis informasi dari pengalaman peserta didik. Tutor perlu membimbing dan mengarahkan peserta didik dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut, misalnya : Dimana ? Dimana Dimana Dimana Dimana peserta didik tinggal ? peserta didik biasa bekerja ? sumber dana dapat diperoleh ? balai desa, Puskesmas, SD, dan lain lain.

Kapan ? Kapan peserta didik melakukan kegiatan rutin ? Kapan peserta didik melakukan kegiatan yang akan datang ? Kapan peserta didik melakukan kegiatan khusus (kondangan, acara adat, dan sebagainya ? Berapa ? Berapa Berapa Berapa Berapa Berapa lama waktu yang diperlukan untuk membentuk kelompok belajar ? lama waktu yang diperlukan peserta didik untuk satu kali pertemuan ? jam, waktu yang diperlukan untuk bekerja ? orang yang mengunjungi instansi instansi yang ada di desa ? orang menggunakan jenis jenis obat tradisional ? dan sebagainya.

a. Langkah langkah kegiatan. 1. Meminta salah seorang peserta didik menceritakan kegiatannya pada hari itu, dimulai sejak bangun pagi sampai tidur. 2. Tutor dapat membantu peserta didik untuk bercerita dengan pertanyaan pertanyaan mengenal kegiatan sehari hari. Pertanyaan berikut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisinya, contoh : Jam berapa bangun, sholat subuh, masak, mandi, pergi ke pasar dsb. 3. Salah seorang peserta didik menceritakan kegiatan pada hari itu dan tutor atau peserta didik yang lain mampu, menuliskan di papan tulis/kertas dindint. 4. Kepada peserta didik yang sudah dapat membaca dan menulis, tutor dapat meminta untuk menuliskan kegiatannya pada hari itu. 5. Kepada peserta didik yang belum dapat membaca dan menulis, tutor menerima untuk meniru membaca dan menulis kegiatannya sesuai dengan yang tertulis di kertas dinding / papan tulis.

6. bila semua peserta didik sudah selesai menyalin, tutor dapat melanjutkan dengan membimbing peserta didik membuat dan mengisi kalender kegiatannya. 7. Kemudian tutor meminta salah seorang peserta didik untuk membacakannya dan diikuti oleh yang lain. b. Kegiatan Pembelajaran. DISKUSI Membandingkan kegiatan suami/istri/anak (keluarga). BERHITUNG : Cara mengukur waktu dengan jam atau menit. KETERAMPILAN : Mengatur waktu untuk keluarga. MENULIS & MEMBACA : Menulis tentang pengalaman sehari hari peserta didik, kemudian membacanya. Pada kegiatan belajar berikutnya tutor dapat membantu peserta didik menggunakan kalender kegiatan, dalam 1 minggu, 1 bulan, 2 bulan, atau bahkan 3 bulan. Kegiatan ini disamping untuk mengingat kejadian yang telah lewat, mengingat hari hari yang dianggap penting, dan membuat perencanaan kegiatan yang akan datang. Artinya melalui teknik kalender ini, peserta didik dilatih untuk merencanakan sesuatu kegiatan yang akan dilakukan pada masa mendatang. PETUNJUK PENGGUNAAN KALENDER KEGIATAN 1. Hari dan tanggal disesuaikan dengan bulan yang berlaku. 2. Tutor menyanyakan kegiatan yang rencananya akan diadakan pada tanggaltanggal dalam bulan itu. 3. Tutor meminta peserta didik menulis paa kalender kegiatan bulanan yang telah disediakan. Tutor dapat membantu peserta didik yang belum lancar menulis. 4. Tutor menerima peserta didik untuk membaca (tutor dapat membantu peserta didik yang belum lancar membaca). 5. Tutor meminta peserta didik untuk mendiskusikan apa yang telah dibaca, misalnya dengan pertanyaan (contoh) berikut : Kapan pesta diadakan ?, Siapa yang mengundang ?, Siapa saja yang diundang?, Dimana rumahnya? 6. Dari pertanyaan ini akan timbul pertanyaan lagi, dan dapat dikembangkan terus. Apa yang disebutkan oleh peserta didik, kemudian diminta untuk menuliskannya lagi demikian seterusnya, sampai waktu belajar selesai. Jika peserta didik masih berminat dapat disepakati lagi, kapan diskusi tersebut dilanjutkan. TOPIK PEREKONOMIAN a. Langkah langkah Kegiatan 1. Tutor menyanyakan potensi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup peserta didik, dan menempatkan gambar, simbol atau menuliskan namanya langsung di peta. 2. Tutor menanyakan tentang keadaan geografis desa. Dalam prekatek pembuatan peta, semua pertanyaan harus dikondisikan agar peserta didik dapat menyebutkan hal hal yang berhubungan dengan situasi, kondisi, masalah, kebutuhan dan potensi yang ada di sekitar. Sedangkan untuk menentukan simbol-simbol tersebut perlu ada kesepakatan dengan warga belajar. b. Kegiatan Pembelajaran Diskusi Topik diskusi yang dapat dikembangkan dari penggunaan peta, misalnya diiskusi tentang pemanfaatan lahan pekarangan, diskusi tentang pengolahan hasil produksi, diskusi tentang pemasaran hasil produksi. Berhitung Menghitung jumlah rumah, jumlah warung, hasil produksi, hasil penjualan, harga pembelian puluk dsb. Keterampilan Setelah peserta didik berdiskusi tentang masalah yang dihadapi dan menemukan jalan keluarnya, tutor mengajak peserta didik untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, atau mengambil salah satu bahan diskusi tersebut di atas. Misalnya Membuat Kripik Singkong atau peserta didik bekerja bakti untuk membersihkan selokan yang menjadi sarang nyamuk dsb. Menulis Peserta didik menulis pengalaman atau permasalah tentang : Pekerjaan, sawah, Pasar, Menjual barang. Apabila peserta didik ada yang buta huruf murni, maka peserta didik tersebut diminta untuk menulis kata-kata yang sederhana. :

Membaca Hasil tulisan dari masing-masing peserta didik ditukar satu sama lain, kemudian peserta didik membaca hasil tulisan temannya. Melalui cara-cara tersebut akan menimbulkan motivasi bagi peserta didik, karena tulisan mereka dapat dibaca sendidri, dan dapat dibaca pula oleh teman yang lain. Kemudian bisa saja tutor mengambil salah satu hasil tulisan peserta didik, untuk dibacakan secara bersama-sama dengan dipandu oleh tutor atau oleh peserta didik yang lain. KESULITAN BELAJAR a. Langkah langkah Kegiatan 1. Tukar pengalaman dengan peserta didik mengenai siapa saja yang dapat diminta bantuannya. 2. Diminta peserta didik agar bersedia menuliskan kesulitan-kesulitan yang dialami pada waktu belajar di luar jam KBM di kelompok belajar 3. Bersama-sama mengisi tabel. b. Kegiatan Pembelajaran Diskusi Membuka kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan kesulitan yang dalami pada waktu belajar di luar jam pembelajaran di kelompok belajar Menulis Mengajak peserta didik untuk menuliskan kesulitan mereka pada tabel. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menuliskan siapa saja yang dapat membantu mereka pada tabel. Berhitung Masing masing peserta didik saling menghitung berapa kali mereka telah minta bantuan kepada orang lain dalam satu bulan, tiga bulan, enam bulan dst. Membaca Peserta didik mengulang kembali semua kegiatan yang telah dilakukan dengan secara bergiliran tentang hasil kerja mereka, kemudian membaca secara bersama-sama. B. PEMBELAJARAN MENULIS Kegiatan pembelajaran. a. Tutor membawa suatu benda ke pertemuan di kelompok belajar, kemudian meminta peserta didik mengemukakan pendapat tentang benda yang ditunjukkan tutor. b. Tutor bertanya pada peserta didik tentang situasi masyarakat di lingkungannya pada saat itu, dan membantu mereka membuat jadwal (waktu kejadian) tentang sejarah desa, masalah, atau peta dan menjelaskan lokasi masalah, serta sumber pemecahannya. c. Tutor membacakan setengah bagian dari suatu cerita yang sudah dikenal peserta didik, lalu meminta mereka menerka kemungkinan akhir cerita tersebut. d. Tutor menunjukkan sebuah gambar yang mengandung masalah, dan meminta pendapat peserta didik tentang hubungan gambar tersebut dengan kehidupan sehari hari yang dialami peserta didik. e. Tutor meminta peserta didik untuk bermain peran atau simulasi dan diskusi, serta menanyakan hasil dari simulasi dan diskusi tersebut. CARA MENGGUNGKAPKAN HASIL TULISAN PESERTA DIDIK a. Praktek Membaca hasil tulisan peserta didik. Tutor menganalisis hasil tulisan peserta didik dan memilih beberapa contoh untuk digunakan sebagai praktek (Tutor bisa menggunakan fotocopy untuk memperbaiki hasil tulisan). Peserta didik diminta untuk saling berpasangan, peserta didik membaca dan mendiskusikan hasil tulisan yang dipilih oleh tutor. Peserta didik diminta untuk memberi tanggapan tentang hasil tulisan tersebut. Peserta didik menuliskan informasi lebih banyak tentang yang didiskusikan. b. Memperbaiki Hasil Tulisan Guna membantu memperbaiki hasil tulisannya, tutor menganalisis hasil tulisan dan mengidentifikasi kesalahan yang dibuat peserta didik. Meminta peserta didik mencoba mencari kesalahan sendiri dan memperbaikinya. Tutor membantu peserta didik atau peserta didik lainnya menulis kalimat yang benar melalui proses membetulkan ejaan, kata, suku kata dan huruf.

Peserta didik menulis kata atau kalimat dengan bahasa mereka sendiri (perlu disediakan waktu tersendiri, dan disesuaikan dengan tingkat kemampuannya yang dimiliki peserta didik). Tutor membimbing dan membantu secara bertahap satu persatu dengan menggunakan pertanyaan dan langkah langkah berikut ini :

1 Pertanyaan Anaslisa 1 2 Topik apa yang ditulis ? Apakah informasinya cukup jelas ? Apakah bentuk hurufnya sudah baik ? Apakah menggunakan bahasa informasi yang tepat? Apakah menggunakan tanda baca yang tepat di masingmasing kelimat ? Apakah penggunaan huruf besarnya sudah tepat ? Apakah penggunaan imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) dengan tepat? Apakah menggunakan kalimat untuk menjelaskan hubungan antara dua hal, seperti waktu dan kegiatan. Apakah informasi yang ditulisnya sudah lengkap ? Apakah informasinya runtut /beraturan dari kalimat pertama sampai kalimat terakhir ? Apakah pesan yang disampaikan sudah dapat dimengerti orang lain ? Ya

2 Tidak

3 Cara Membantu Peserta Didik Ngobrol bersama peserta didik tentang topik dan membantu peserta didik untuk menulis lebih jelas. Membuat contoh untuk disalin peserta didik. Diskusi perbedaan kata, struktur atau ejaan bahasa daerah dan Bahasa Indonesia. Membantu peserta didik memperbaiki tulisan. Membaca kalimat bersama peserta didik dan menjelaskan bagaimana cara menggunakan tanda baca untuk menjelaskan artinya. Meminta peserta didik mencari huruf yang tidak tepat dan mengoreksi kesalahannya. Menjelaskan tentang awalan, sisipan, dan akhiran dan minta peserta didik mencari kata yang salah dan memperbaikinya. Membaca kalimat bersama peserta didik dan menjelaskan bagaimana menghubungkan dua macam informasi. Diskusi bersama peserta didik tentang informasi tambahan yang dapat menyempurnakan tulisan. Diskusi tulisan bersama peserta didik dan memberi usul tentang bagaimana menambah kalimat atau menyusun kalimat, sehingga informasinya jelas dan tepat. Ngobrol bersama peserta didik tentang pesan yang ingin disampaikan dan membantu dia menulis kalimat lebih tepat.

3 4

6 7

9 10

11

Keterangan Kolom 1 berisi pertanyaan Tutor. Kolom 2 bila jawabannya Ya lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya. laksanakan petunjuk yang ada di kolom 3. Kolom 3 berisi langkah langkah cara membantu peserta didik. c.

Bila Tidak

Prinsip-Prinsip Memperbaiki Hasil Tulisan. Tulisan peserta didik, pada hasil terakhir, hasus mempunyai arti yang jelas. Tutor tidak perlu khawatir bila ejaan dan tata bahasanya belum benar. Tutor dapat membantu peserta didik memperbaikinya secara perlahan lahan. Jangan membetulkan semua kesalahan pada saat bersamaan. Pilih satu atau dua tulisan yang dianggap paling penting bagi peserta didik.

1)

Berikan semangat kepada peserta didik agar membantu peserta didik yang lainnya.

Menampilkan Hasil Tulisan Peserta Didik. a. Cara : Salinan tangan : Peserta didik menulis salisan/tambahan dengan tangan, bukan diketik atau difotocopy. Peserta didik dapat membuat satu tulisan, lalu diketik atau difotocopy beberapa lembar. b. Bentuk dan Jenis. Koran Dinding atau Papan Berita : berisi informasi, pemberitahuan, pengumuman, kliping berita Kejar yang ditulis peserta didik/tutor. Laporan Berkala, dicetak 1 atau 2 halaman berisi berita, informasi cerita dan sebagainya. Brosur, terdiri atas beberapa halaman lepas. Selebaran, dapat berupa lembar lipat (leaflet), lembar lepas yang berisi gambar dan informasi yang dapat dibaca peserta didik. Buku Catatan, peserta didik membuat catatan kegiatan sehari-hari. Catatan Harian, Berisi tulisan warga belajar tentang kegiatan sehari-hari. c. Prinsip prinsip menampilkan hasil tulisan peserta didik. Peserta didik sebenarnya mampu membuat tulisan sederhana, jika mempunyai kesempatan mengikuti langkah-langkah proses menulis. Dengan menampilkan tulisan peserta didik, akan lebih mendorong mereka untuk membaca dan menulis lebih lanjut. Menampilkan hasil tulisan merupakan salah satu cara untuk dapat memberikan informasi pada orang lain. Merangsang Warga Belajar Menganalisis Situasi. Dalam kegiatan ini tutor perlu merangsang atau memberi motivasi pada peserta didik agar dapat menganalisis situasi kehidupan sehari-hari berdasarkan hasi tulisan atau hasil belajar mereka. Peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti, membuat sebuah cerita seharihari, sejarah desa dan selebaran informasi. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, biasanya peserta didik memerlukan waktu beberapa minggu buat menulis dan memperbaiki hasil tulisannya, sehingga dapat menyampaikan informasi/pesan dengan jelas dan mudah dimengerti oleh orang lain. Hal hal berikut ini dapat dilakukan oleh tutor. a. Menganlisis pengalaman. Menulis masalah. Diskusi tentang ide-ide untuk memecahkan masalah. Menulis ide-ide pemecahan. b. Membuat rencana. Menyusun jadwal. Menulis Rencana Aksi / Kegiatan Pelaksanaan. Menulis Kesepakatan Belajar. c. Berkomunikasi dangan orang lain.

7.

C.

PEMBELAJARAN MEMBACA 1. Prinsip Prinsip Membaca. Biasanya peserta didk sudah mempunyai kemampuan mengenal dan mengucapkan huruf atau kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari hari. Kemampuan mengucapkan dan menghafal kata-kata, biasanya tidak selalu beriringan dengan kemampuan membacannya. Ajarkan keterampilan membaca sesuai dengan tingkat kemampuan membaca peserta didik. Pergunakan sarana belajar (buku) sesuai dengan tingkat kemampuan membaca peserta didik. Keterampilan membaca perlu dikaitkan dengan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik misalnya membaca resep makanan kemudian diikuti dengan membuat makanan. Pergunakan media belajar atau sarana belajar seperti materi booklet, leaflet, dan lain-lain untuk mendukung kemampuan membaca peserta didik. Ajarkan keterampilan menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasai peserta didik. 2. Cara Memilih Bahan Bacaan. a. Sumber Bahan Bacaan. Bahan bacaan perlu disesuaikan dengan minat dan kebutuhan, serta yang biasa digunakan peserta didik dalam kehidupan sehari hari. Dapat

3.

diperoleh dari beberapa sumber. Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Perorangan, Instansi/Kantor, Balai Desa Organisasi, Masyarakat, Yayasan, dll. b. Bentuk bahan bacaan, dapat berupa : Buku, Koran/Surat Kabar, Majalah, Leaflet, Poster, Formulir, Novel dan sebagainya. c. Tutor atau peserta didik dapat membuat sendiri bahan bacaan dengan cara : Gunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh peserta didik. Gunakan kalimat-kalimat pendek dan sederhana. Sertakan gambar sederhana yang sesuai dengan kehidupan peserta didik, gambarnya dapat diperoleh dari pembungkus obat, surat, buku-buku, kalender dan lain-lain. d. Peserta didik dapat menghasilkan bahan bacaan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya sendiri. Tutor Menyederhanakan Bahan Bacaan. Jika isi kalimat, istilah dan gambar yang terdapat dalam bahan bacaan tidak sesuai dengan tingkat keaksaraan peserta didik, tutor perlu menyederhanakannya dengan langkah-langkah sebagai berikut : Buat rangkuman yang berisi butir butir penting dari isi bacaan ; Bacakan dan jelaskan isi rangkuman tersebut. Meminta peserta didik mengungkapkan pokok pokok isi bahan bacaan menurut bahasanya sendiri. Memilih kata kata kunci / kata yang dianggap paling penting. Meminta peserta didik membaca kalimat pendek dengan struktur sederhana sederhana (mungkin kalimat pengulangan dengan campuran kata-kata daerah dan sebagainya ). Kegiatan peserta didik dalam membaca dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Menceritakan kembali isi rangkuman bahan bacaan, menurut bahasa dan versinya sendiri. Bila peserta didik dianggap sudah membaca, meminta mereka untuk menulis apa yang diungkatpkannya sekaligus membacakannya. Bila peserta didik masih belum lancar membaca (tingkat pemula) maka : o Tutor membantu menulis di papan tulis tentang pokok-pokoknya saja. o Tutor membimbing membaca dan peserta didik menirukannya sampai lancar dan paham benar. o Tutor membimbing warga peserta dikuntuk menyalin tulisan tersebut pada buku catatannya. o Tutor membimbing peserta didik menyalinkan kata/kalimat yang dianggap sulit, pada kamus peserta didik. o Dapat juga tutor menulis secara sederhana dengan penggalan, kemudian peserta didik menyelesaikan sesuai dengan pendapatnya. Penggalan kalimat tersebut sebaiknya dipergunakan secara berulangulang, dengan lanjutan kalimat dari peserta didik yang berbeda-beda. Cara membantu peserta didik buta aksara murni melalui Pendekatan Pengalamatan Berbahasa.(PPB) Dalam satu kelompok belajar, biasanya ada sebagian peserta didik yang benarbenar buta aksara murni. Artniya mereka tidak berkesempatan sekolah, atau mungkin pernah sekolah (DO SD Kelas I) kemudian tidak pernah baca tulis hitung dalam waktu yang cukup lama. Untuk membantu peserta didik buta aksara murni ini, tutor dapat membelajarkan mereka melalui teknik Pendekatan Pengalaman Berbahasa. Langkah langkah menggunakan PBB. a. Tutor meminta peserta didik untuk mengucapkan satu kalimat dengan katakatanya sendiri. b. Tutor menulis setiap kata yang diucapkan oleh peserta didik. c. Tutor membaca kalimat tersebut bersama-sama dengan peserta didik berulang ulang sampai lancar. d. Tutor menulis kalimat tersebut di kertas, kemudian memotongnya kata perkata. e. Tutor membantu peserta didik mengingat kata-kata dengan menggunakan permainan di antaranya : buka tutup, memindahkan posisi, dan sebagainya. f. Tutor membimbing peserta didik menyusun kata-kata sampai membentuk kalimat yang benar dan dapat dimengerti. g. Peserta didik menyalin kalimat dalam buku catatannya dan memasukkan kata-kata baru ke dalam kamus pribadinya. h. Tutor membimbing peserta didik untuk praktek memotong huruf dari suku kata maupun memotong kata dari kalimat, sampai paham dan benar. Cara Membantu Peserta Didik Membaca, a. Kegiatan Pembelajaran.

4.

4.

b.

c. d.

e.

Mulailah dengan informasi yang berasal dari peserta didik yang sudah mempunyai kemampuan mengenal huruf dan kata. Biasakan menggunakan kata-kata yang sudah dikenal dalam kehidupan sehari hari peserta didik, seperti : o Nama (sendiri, anak, anggota keluarga atau lainnya ). o Alamat/tempat tinggal (Desa/Kampung, Kecamatan, dan Kabupaten). Langkah langkah Pembelajaran. Mulailah selalu mendiskusikan ide secara lengkap, kemudian mengenalkan dan membelajarkan peserta didik dimulai dari satu kalimat, kata dan huruf. Susunan / urutan yang digunakan adalah sebagai berikut : Ide => kalimat => kata => huruf. Mengingat Huruf Meminta peserta didik membawa benda atau kata, dan mencari huruf pertama yang sesuai untuk nama benda / kata tersebut pada Poster Abjad. Belajar Kata (Bahasa Indonesia / Bahasa Ibu). Membantu peserta didik membuat kamus sendiri dengan menuliskan katakata benda dan tutor mengarahkan dan memastikan apakah peserta didik dapat menemukan kata yang sejenis ? Selanjutnya peserta didik dapat membuat dan melihatnya di kamus pribadinya. Membaca Lancar. Menggunakan berbagai variasi untuk membaca bersama sama. Tutor membaca, peserta didik mengikuti dan menirukan. Satu satu, masing masing peserta didik membaca satu kalimat. Bersama : semua peserta didik membaca bersama-sama.

f.

Menjelaskan/mengertikan gambar/informasi pada peserta didik. Memperhatikan gambar dan mendiskusikan isi / informasinya. Pada saat membaca teks, berhenti sebentar untuk mendiskusikan artinya dengan peserta didik. Setelah membaca, meminta peserta didik membuat keterampilan tentang informasi dimaksud dengan kata-katanya sendiri. Setelah membaca, peserta didik menuis tanggapan / respon tentang isi informasi tersebut.

D.

PEMBELAJARAN BERHITUNG 1. Mengamati Kegiatan Berhitung. Untuk belajar kegiatan berhitung ini, tutor perlu mengamati kegiatan berhitung yang ada di masyarakat. Selain itu tutor perlu mengamati cara belajar keterampilan berhitung yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Di bawah ini dikemukakan beberapa pertanyaan untuk membantu tutor. Sebagai tambahan, pertanyaan pertanyaan dapat disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat setempat. 1). Kapan dan dimana orang biasanya melakukan kegiatan berhitung (di rumah, di ladang, di pasar, dll.) 2). Amatilah jenis hitungan seperti apa yang biasa digunakan. 3). Berhitung apa yang digunakan orang dalam kegiatan sehari hari. 4). Apa alat bantu lokal yang biasa digunakan masyarakat dalam berhitung? Apakah mereka menggunakan : garisan/meteran, kalkulator, kerikil, lidi atau jari tangan ? a. Simbol-simbol apa yang digunakan dalam berhitung ? b. Konsep : Penjumlahan (+), Pengurangan ( - ), Perkalian ( X ), dan Pembagian ( : ). Pada bilangan bulat, pecahan, desimal. c. Apa dasar penomoran yang digunakan untuk membedakan masing-masing kegiatan penghitungan ? misalnya untuk sistem keuangan dengan menggunakan angka puluhan, ratusan, ribuan dan sebagainya. Sedangkan untuk menghitung berat apakah menggunakan ons, kilogram, ton dan seterusnya ? d. Apakah di masyarakat menggunakan sistem tradisional atau modern untuk menimbang atau menghibur ? Apakah di sana digunakan perhitungan yang sederhana ? Apakah masyarakat juga mengetahui tentang persamaan dan sebagainya ? 2. Prinsip Prinsip Berhitung. a. Peserta didik sudah mempunyai kemampuan / potensi menghitung yang dapat digunakan sehari hari, seperti : jumlah anak, jumlah ternak peliharaan seperti ayam, kambing dan domba; penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian sederhana. b. Kemampuan berhitung tersebut biasanya lebih baik dari paa kemampuan menulisnya.

c. d. e.

Gunakan dan manfaatkan alat alat yang berasal dari kehidupan peserta didik. Ajarkan keterampilan berhitung bersama-sama dengan kegiatan yang bersifat fungsional. Seperti alamat peserta didik, jarak, alamat saudaranya di tempat lain, menjahit, resep masakan, pertumbuhan anak. Langkah langkah mengajar berhitung untuk kelompok belajar keaksaraan fungsonal : mengetahui kebutuhan berhitung peserta didik, melaksanakan kegiatan berhitung sesuai dengan kebutuhan peserta didik mengumpulkan dan menggunakan alat lokal sebagai alat bantu berhitung, menerapkan kegunaan berhitung dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN FUNGSIONAL Sambil belajar menulis, membaca, dan berhitung mereka sekaligus belajar keterampilan untuk memperbaiki mutu dan taraf hidupnya. Kegiatan pembelajaran keterampilan fungsional ini, diarahkan pada pemberian keterampilan yang bersifat ekonomi produktif dan keterampilan sosial. Keterampilan fungsional menjadi tekanan, karena sebagian besar sasaran peserta didik kelompok belajar keaksaraan fungsional adalah masyarakat miskin. Contoh keterampilan fungsional itu seperti : keterampilan menjahit, keterampilan membuat kue, keterampilan menanam jagung, dll. Keterampilan-keterampilan tersebut di atas harus disesuaikan dengan azas manfaat dan hasil yang dapat dirasakan langsung oleh peserta didik. Sedangkan untuk aspek keterampilan sosial misalnya dengan membuat jaringan kerja. Kegiatan ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan program dan penerapan hasil belajar. Oleh kerena itu, peserta didik dan tutor perlu membuat jaringan kerja dengan instansi lain, dengan tujuan membelajarkan peserta didik dalam memfungsikan keaksaraannya, dan memanfaatkan kesediaan instansi instansi tersebut, agar bersedia membantu kegiatan belajar di kelompok. Tujuan lainnya adalah dalam rangka mencari informasi atau bantuan untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui peserta didik dengan cara : a). Mencari dan mengumpulkan Bahan Bacaan. Tutor dan peserta didik mengunjungi instansi/kantor atau sumber lain yang dapat membangu Kejar, dalam mencari dan mengumpulkan bahan bacaan. Menggali atau mewawancarai Nara Sumber yang dianggap memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu. Bentuk kerjasama dengan instansi, Kantor, Organisasi atau Perorangan. Manfaat kerja sama dengan instansi lain adalah dalam : Penyediaan Bahan Belajar. Penyediaan tenaga, dana belajar. Perlengkapan belajar. Identifikasi dan memotivasi peserta didik. Pembentukan dan pembinaan Kejar. Langkah langkah yang dilakukan. Tutor bersama-sama peserta didik mengunjungi instansi, kantor, organisasi. Petugas datang ke kelompok belajar. Sedangkan pemong belajar, pemiliki, dan penyelenggara bertugas membantu memberi rekomendasi melalui kepada desa, kepala SKB atau Kepala Dinas Pendidikan Nasional.

b).

c).

PENILAIAN Penilaian bertujuan untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama mengikuti kelompok belajar. Penilaian merupakan tugas yang sangat penting bagi tutor dalam bentuk penilaian awal, penilaian proses, dan penilaian hasil belajar. A. Penilaian Sebelum Pembelajaran. Kemampuan peserta didik pada awal memasuki Kejar tidak sama dan memiliki kemampuan awal yang berbeda-beda, dari yang sama sekali buta aksara hingga yang sudah melek aksara. Atas dasar itu tutor perlu menilai kemampuan awal setiap peserta didik dalam satu Kejar. Penilaian pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal peserta didik. Hasil dari penilaian ini akan memudahkan tutor untuk : Mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat kemampuannya, dan Menetapkan materi belajar serta metode/teknik pembelajarannya dari setiap peserta didik yang akan digunakan pada kegiatan belajar mengajar. Penilaian awal pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Format Penilaian Kemampuan Awal, dilakukan memllui wawancara. Penilaian kemampuan awal membaca, menulis dan berhitung bisa digunakan fomat-format lain yang sesuai dengan kelompok belajarnya. 1. Menilai Kemampuan Menulis.

10

Perlihatkan beberapa contoh bahan bacaan seperti bungkus obat atau makanan yang sederhana dan menarik minat peserta didik. a. Tutor meminta peserta didik untuk memilih bahan tulisan nama yang mereka sukai. b. Tutor meminta peserta didik untuk menulis judul, menjelaskan gambar, atau menulis isinya. c. Tutor menganalisis hasil tulisan peserta didik. d. Cerita bersama peserta didik tentang pengalaman menulis, dan memilih pertanyaan seperti berikut : Apakah anda senang menulis ? Mengapa mau menulis ? Apa bahan bacaan yang ditulis ? Apakah Ibu membaca sendiri atau mendengar (dibacakan oleh orang lain) ? Kesulitan apa yang dialami dalam menulis ? 2. Menilai Kemampuan Membaca. a. Ajak peserta didik untuk mengutarakan pengalamannya dalam membaca. b. Perhatikan kamampuan membaca dari masing-masing peserta didik. c. Bagi yang belum dapat membaca, yakinkan bahwa belajar membaca itu mudah dan menyenangkan. d. Cerita bersama peserta didik tentang pengalaman membaca, dan memilih pertanyaan seperti berikut : Pernahkah melakukan kegiatan membaca ? Membaca tentang apa ? Apakah dalam kehidupan sehari-hari anggota keluarga juga melakukan kegiatan membaca ? Dalam menyampaikan berita atau informasi, apakah ibu membaca sendiri atau hanya berbicara dan orang lain yang menuliskannya ? Mengapa mau membaca ? Apa kesulitan yang dialami dalam melakukan kegiatan membaca ? Apakah sudah bisa membaca sendiri ?

B.

3. Penilaian Kemampuan Berhitung. a. Jenis keterampilan berhitung dan alat berhitung apa yang bisa digunakan oleh peserta didik. b. Tutor mengobservasi dan melakukan wawancara sederhana tentang kemampuan berhitung peserta didik. c. Ngobrol bersama peserta didik tentang pengalaman berhitung. Memilih pertanyaan seperti berikut : Apakah bapak/ibu/saudara sudah bisa berhitung ? Tahukah cara menulis nomor ? Apa kesulitan berhitung yang sering ditemui ? Apakah menggunakan alat alat seperti ukuran, timbangan dan sebagainya? Penilaian Selama Pembelajaran. Aspek pengukuran/aspek yang dinilai pada proses pembelajaran adalah Kemampuan Peserta Didik selama proses pembelajaran dilaksanakan. Format format yang digunakan untuk menilai masih menggunakan format penilaian sebelum proses pembelajaran/penilaian awal guna mengetahui sejauhmana kemajuan peserta didik dapat ditingkatkan, sedangkan materi penilaian merupakan materi belajar yang diberikan selama pembelajaran yang dapat dilihat dalam buku jurnal kegiatan pembelajaran. Penilaian Akhir / Setelah Pembelajaran. Penilaian setelah pembelajaran pada intinya adalah untuk mengetahui hasil kemampuan fungsional peserta didik. Tutor dapat melakukannya dengan cara mereview bersama peserta didik, selama satu periode kegiatan pembelajaran. Dalam penilaian akhir ini juga masih menggunakan penilaian awal yang pernah dilakukan guna mengetahui sejauh mana kemajuan yang dicapai. Bentuk penilaiannya adalah berupa : 1. Penilaian Kemampuan Kemajuan Fungsional. Penilaian ini bertujuan untuk mengukur hasil kemampuan fungsional peserta didik dari seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan format Penilaian Kemajuan Kemampuan Fungsional. 2. Membuat Laporan Kegiatan Kelompok Belajar. Laporan Akhir merupakan kesimpulan laporan tutor setelah selesai mengajar berisi : Kesimpulan merencanakan kelompok belajar. Kesimpulan kegiatan keterampilan yang dilaksanakan. Kesimpulan kegiatan calistung yang dilaksanakan.

C.

11

Kesimpulan kemajuan dan hasil peserta belajar. Kesimpulan dalam mengatasi hambatan dan strategi yang dilakukan.

BAHAN AJAR DAN PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KEAKSARAAN FUNGSIONAL


PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui bahwa sasaran program Keaksaraan Fungsional sebagian besar adalah peserta didik berusia dewasa. Untuk memulai pembelajaran di kelompok belajar orang dewasa tidak mudah bagi kita apabila belum memiliki pengalaman membelajarkan peserta didik yang belum dewasa. Sering kali tutor mengalami kesulitan untuk memulai pembelajaran. Kadang-kadang mereka bingung memilih tema dan bahan ajar yang cocok dalam proses pembelajaran di kelompok belajar orang dewasa. Proses pembelajaran orang dewasa buta aksara tidak datang begitu saja, tetapi melalui proses penggalian minat dan kebutuhan, pengalaman, dan keputusan bersama di kelompok belajar. Upaya tutor untuk mencari, menemukan, memilih dan menetapkan tema-tema belajar yang dilakukan dalam proses pembelajaran itulah yang disebut Pembelajaran Tematik. Sedangkan penyusunan bahan ajar adalah suatu upaya merumuskan atau merancang materi dan alat yang akan disajikan dalam proses pembelajaran berdasarkan tema-tema yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran buta aksara dengan menggunakan pendekatan partisipatif, pemilihan tema tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait dengan bahan ajar. Oleh karena itu dalam pedoman ini tidak dipisahkan antara pemilihan tema pembelajaran dengan penyusunan bahan ajar. Keduanya menyatu menjadi satu bahan yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran program Keaksaraan Fungsional. Pemilihan tema dalam proses menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dapat dimulai pada saat tutor berhadapan dengan peserta didik dalam kelompok belajar. Oleh sebab itu sebelum memulai proses pembelajaran kesiapan tutor amat diperlukan agar hasil dan dampak belajar dapat dicapai secara optimal. Setiap peserta didik memiliki minat dari kebutuhan yang berbeda dengan peserta didik lainnya. Perbedaan dapat dilihat dari lingkungannya seperti desa, kota, daerah pantai, pegunungan dan daerah terpencil. Ada peserta didik yang lebih berminat untuk mempelajari bidang pertanian dibandingkan dengan perdagangan. Terdapat pula peserta didik yang tertarik pada bidang perdagangan daripada bidang seni. Oleh karena itu dituntut

12

kemampuan tutor untuk dapat memilih tema pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, serta dapat menyusun bahan belajar sesuai dengan tema yang dipilih. Situasi belajar yang terjadi pada saat tutor melakukan pembelajaran juga dapat menentukan pemilihan tema. Perumusan tema dan bahan ajar bertujuan agar proses pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal bagi peserta didik. Tugas tutor adalah memilih tema dan menyusun bahan ajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, bukan ditekankan pada kemauan tutor. Pemilihan tema dan bahan ajar sebaiknya dilakukan secara fleksibel dan memperhatikan tiga faktor, yaitu (1) minat dan kebutuhan, (2) potensi dan karakteristik lingkungan, serta (3) situasi belajar pada saat itu. Dengan demikian, pertemuan tema itu penting karena dapat memberikan arah belajar yang tepat sesuai keinginan peserta didik serta dapat menentukan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. PENGERTIAN 1. Tematik adalah pokok isi atau wilayah isi dan suatu bahasan materi yang terkait dengan masalah dan kebutuhan lokal yang dijadikan tema atau judul dan akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelompok belajar. 2. Bahan ajar tematik yang dimaksud dalam pedoman ini adalah materi dan alat yang akan disajikan dalam proses pembelajaran sesuai dengan tema yang dipilih. TUJUAN Pemilihan tematik dan penyusunan bahan ajar dalam program Keaksaraan Fungsional bertujuan untuk : 1. Memberikan arah pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. 2. Membantu memperjelas materi yang disajikan sehingga mudah diterima oleh peserta didik. 3. Melakukan pembatasan materi agar tidak terlampau luas. 4. Mempercepat dan meningkatkan hasil dan dampak belajar dalam proses pemberantasan buta aksara. HASIL YANG DIHARAPKAN Melalui pemilihan tema dan penyusunan bahan ajar yang tepat, maka diharapkan akan diperoleh : 1. Arah pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. 2. Merangsang peserta didik untuk aktif dalam memutuskan kebutuhan belajarnya sendiri. 3. Memperjelas materi sajian agar cepat dan mudah diterima peserta didik. 4. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam program pemberantasan buta aksara.

PENEMUAN TEMA DAN PENYUSUNAN BAHAN AJAR a. PROSES PENEMUAN TEMA 1. Persiapan Sebelum Menemukan Tema. Tema yang dikembangkan harus berupa masalah atau topik yang paling terasa. Tema yang dikembangkan juga harus bisa merangsang emosi dalam perdebatan atau diskusi ketika mereka membahasnya. Pengembangan tema di dalam kelompok belajar Keaksaraan Fungsional tutor harus mempunyai perhatian dan hubungan saling percaya dengan peserta didik, dan menjadi pengamat aktif di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. a. Mengenal kehidupan masyarakat. Tutor perlu mengenal dengan baik masyarakat di sekitar peserta didik. Tutor harus mengunjungi atau mengenal tempat-tempat di mana orang-orang sering berdiskusi secara terbuka tentang masalah-masalah masyarakat. Tutor dapat menggunakan diskusi informal untuk mengatasi tema hangat yang dapat dikembangkan di dalam kelompok belajar KF. b. Pengamatan. Mengamati situasi kehidupan masyarakat. Adakah yang unik dari kebiasaan masyarakat dan lingkungan sekeliling mereka ? c. Mendengar. Ketika tema yang dikembangkan berhubungan dengan sesuatu yang peka, anda harus mendengar atau memperhatikan emosi yang tersembunyi dibalik kata yang mereka ucapkan. Apakah mereka takut ? Apakah mereka bahagia ? Apakah kata tersebut membuat mereka marah, malu atau ketakutan ? d. Mencatat. Catatlah tema-tema yang anda dengar dan amati ke dalam buku catatan sekaligus ide yang akan dikembangkan di dalam kelompok belajar. Buku catatan tersebut dapat digunakan sebagai sumber ide untuk mengembangkan rencana pembelajaran bersama peserta didik. 2. Cara menemukan tema pembelajaran dan penyusunan bahan ajar tematik dapat dilakukan melalui proses penemuan sebagai berikut :

13

a. Tema menemukan tema pembelajaran dan penyusunan bahan ajar tematik dapat dilakukan melalui proses penemuan sebagai berikut : Misalnya : Tutor menanyakan kepada setiap peserta didik : Apa yang Bapak/Ibu ingin pelajari dari kegiatan sekarang ? b. Hasil kegiatan di atas kemudian dibuatkan skala prioritas, misalnya diperoleh skala prioritas sebagai berikut : Banyaknya Prioritas Saya ingin belajar menanam sayuran (IIII) 1 Saya ingin belajar membaca (III) 2 Saya ingin belajar memasak (II) 3 Saya ingin belajar menjahit (I) 4 Dan seterusnya. c. Setelah dibuatkan skala prioritas, maka ditemukan tema pembelajaran. Berdasarkan hasil di atas, yang banyak diminati peserta didik adalah belajar menanam sayuran maka tema pembelajaran adalah menanam sayuran. d. Apabila tema tersebut sudah ditentukan dan disepakati bersama, maka salah seorang peserta didik diminta menulis judul/tema dimaksud di papan tulis. e. Kemudian tutor memotivasi peserta didik agar terjadi diskusi, misalnya dengan mengajukan pertanyaan : Apa yang biasa ditanam di belakang/halaman rumah ? Bagaimana cara menanam yang baik ? Bagaimana cara memelihara tanaman ? Bagaimana agar tanaman tumbuh subur dan bebas dari penyakit ? Dan seterusnya ? f. Tutor meminta peserta didik untuk menuliskan di buku tulis masing masing. g. Tutor meminta seluruh peserta didik untuk membaca secara bersama-sama hasil tulisan tersebut. h. Tutor meminta seluruh peserta didik untuk menulis pada buku masing-masing, kemudian membaca ulang bersama-sama atau secara bergiliran. (Catatan : membaca tulisan masing-masing, bukan tulisan yang ada pada papan tulis). Langkah lain dapat dilakukan dalam proses penemuan tema adalah sebagai berikut : a. Tema diperoleh dari pokok-pokok bahasan dalam modul Keaksaraan Fungsional, yang berjudul Bank dan Koperasi terdapat pokok bahasan : Menabung. Pokok bahasan dapat berubah menjadi Menabung di Bank Menguntungkan Demikian juga pokok bahasan Menabung sayuran dapat berubah menjadi Pemanfaatan halaman rumah, dan seterusnya. b. Dalam program Keaksaraan Fungsional, pemilihan tema sebaiknya berupa tematema hangat dan fungsional agar peserta didik memiliki kesan yang mendalam dan termotivasi dalam belajar. Tema-tema yang usang atau asing dengan peserta didik sebaiknya dihindari, karena bisa jadi tidak menarik bagi peserta didik. b. MERUMUSKAN PEMBELAJARAN TEMATIK Sebelum memulai pembelajaran, tutor harus mendiskusikan dengan peserta didik, untuk merumuskan tema-tema yang cocok dan bahan ajar yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran. Tema dan bahan ajar dianggap cocok apabila tema dan bahan ajar yang disajikan sesuai dengan minat dan kebutuhan, karakteristik atau potensi lingkungan, dan situasi-situasi peserta didik. Kesalahan dalam menentukan tema dan bahan ajar menjadikan hasil belajar tidak optimal. Langkah yang ditempuh dalam merumuskan tema dan bahan ajar, sebelum memulai pembelajaran, adalah : 1. Tutor melakukan pengenalan (identifikasi) karakteristik peserta didik. Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda, baik menyangkut minat dan kebutuhan, pengalaman, maupun masalah yang dihadapi. Di samping itu, setiap peserta didik memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda walaupun umumnya mereka berasal dari strata sosial ekonomi yang rendah. Perbedaan ini menjadi dasar atau bahan pertimbangan bagi tutor dalam menentukan tema-tema dan bahan ajar dalam pembelajaran di kelompok belajar. Tutor dituntut kemampuannya untuk menggali permasalahan-permasalahan dan merumuskannya dalam bentuk tema dan bahan ajar yang menarik untuk dipelajari. 2. Tutor sebaiknya memilih tema dan bahan ajar fungsional. Maksud tema dan bahan ajar fungsional adalah tema dan seperangkat bahan ajar yang akrab dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Pemilihan tema dan bahan ajar yang tepat dan fungsional merupakan modal awal keberhasilan belajar dalam program keaksaraan fungsional. Contoh : Kartu Tanda Pengenal (KTP) Peserta didik akan lebih tertarik membuat tanda tangan dirinya ketimbang belajar Ini budi. Karena cara membuat tanda tangan dibutuhkan untuk urusan-urusan

14

administrasi di desa yang berkaitan dengan kepentingan dirinya dalam mengurus KTP, mengurus surat nikah, dan sebagainya. Maka sebaiknya tutor memilih tema dan bahan ajar tentang cara membuat tanda tangan. Tema ini mungkin menarik bagi peserta didik. Dari tema ini pula tutor dapat mengembangkan proses pembelajaran tematik menjadi lebih detil dan luas. Misalnya cara membuat nama, nama orang tua, nama anak, alamat, jenis kelamin dan sebagainya. 3. Tutor melakukan pengenalan lingkungan sekitar peserta didik. Misalnya karakteristik lingkungan desa atau kota. Pemilihan tema dan bahan ajar untuk lingkungan desa akan berbeda karakteristiknya dengan karakteristik tema dan bahan ajar pada lingkungan kota. Lingkungan desa memiliki ciri-ciri agraris, banyak bahan terbuka, peserta didik banyak memiliki waktu luang, dan jauh dari hiruk pikuk lalu lintas. Sebaliknya, di lingkungan kota, peserta didik memiliki ciri-ciri hidup di sektor perdagangan dan jasa, lahan sempit, penduduk padat, masalah sampah dan lalu lintas padat. Oleh karena itu tutor perlu merumuskan tema dan bahan ajar yang sesuai dan dekat dengan kehidupan peserta didik. 4. Tutor meminta peserta didik mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya. Pemilihan tema dan bahan ajar dapat dimulai dengan mengidentifikasi : ide/gagasan, pengalaman, keinginan, minat, dan kebutuhan, serta masalah yang dihadapi peserta didik. Misalnya, peserta didik diminta menyebutkan kebutuhan belajar baca tulis yang diinginkannya. Selanjutnya tutor, atas kesepakatan dengan peserta didik, memilih tema dan bahan ajar yang diinginkan kedua pihak. c. KRITERIA MEMILIH TEMA DAN BAHAN AJAR 1. Pilihlah tema dan bahan ajar yang sederhana. Contoh : Menggunakan istilah KTP (bukan identitas diri). 2. Pilihlah bahan ajar yang mudah dipelajari. Contoh : Menggunakan istilah penghijauan (bukan reboisasi atau konservasi). 3. Pilihlah tema dan bahan ajar yang menarik. Contoh : Si Jago Merah (untuk menggambarkan ganasnya api). 4. Pilihlah bahan ajar yang murah. Contoh : Poster, brosur, bungkus obat dll. 5. Pilihlah bahan ajar yang memberi manfaat. Contoh : Kisah-kisah nyata dan berhubungan dengan kebutuhan peserta didik (bukan khayalan). 6. Pilihlah bahan ajar yang tepat waktu penggunaannya. Contoh : Pada bulan Agustus dianggap tepat untuk mengangkat tema kemerdekaan. 7. Tema dan bahan ajar yang dipilih sebaiknya berjenjang dari tingkatan yang mudah dan konkrit menuju tema dan bahan ajar yang sulit dan abstrak (tergantung kemampuan peserta didik). Contoh : Poster, brosur, bungkus obat dll. 8. Penentuan tema dan bahan ajar berdasarkan hasil penilaian terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi peserta didik. Contoh : Di lingkungan nelayan lebih cocok dikembangkan tema tentang ikan daripada tema tentang metropolitan. d. JENIS JENIS TEMA DAN BAHAN AJAR YANG DISAJIKAN Tema dan bahan ajar yang dipilih untuk proses pembelajaran dalam Keaksaraan Fungsional sangat beragam, tergantung pada tiga hal yaitu : (1) minat dan kebutuhan peserta didik, (2) karakteristik lingkungan dimana peserta didik tinggal, dan (3) situasi dan kondisi saat proses pembelajaran berlangsung di kelompok belajar. Secara umum materi yang dapat disajikan atau dikembangkan dalam proses pembelajaran tematik antara lain meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Proses pengembangan tema seyogyanya berangkat dari masalah dari kebutuhan masyarakat setempat yang dikenal dengan pendekatan lokal. Secara umum tema-tema yang dikembangkan berkaitan dengan pembangunan manusia yang meliputi : 1. Pendidikan : a. Pendidikan keluarga b. Pendidikan anak 2. Kesehatan : a. Menjaga kesehatan diri b. Kebersihan lingkungan c. Penyakit berbahaya d. Tanaman obat e. Menanggulangi penyakit 3. Ekonomi / Pendekatan : a. Pekerjaan dan sumber pendapatan b. Uang c. Keterampilan produktif

15

d. Kewirausahaan 4. Kesadaran Berwarganegara : a. Menulis Identitas b. Mengurus KTP, kartu keluarga dll c. Pemerintahan desa d. Mengembangkan kelompok e. Keamanan lingkungan Topik topik materi tersebut dapat diangkat dan dikembangkan menjadi tema-tema dan bahan ajar yang lebih konkrit dan terkait langsung (fungsional) dengan kehidupan sehari-hari warga belajar. Diupayakan agar tema dan bahan ajar yang dipilih tidak terlalu umum, tetapi lebih spesifik. Jenis bahan ajar untuk program Keaksaraan Fungsional dapat berbentuk antara lain : 1. Poster Berisi gambar dan atau tulisan yang mengandung pesan-pesan tertentu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Poster ada yang bersifat tunggal dan disebut Poster Tunggal, dan ada yang berseri yang disebut Poster Seri (terdiri atas lebih dari satu poster). 2. Lembaran Lepas (Leaflet). Lembaran lepas, memuat informasi berisi teks (tulisan) dan gambar. Berbentuk lipatan tergantung dari banyaknya tulisan dan gambar, berisi materi atau petunjuk belajar secara ringkas. 3. (Buku Kecil) Booklet. Berupa buku kecil berisi informasi yang perlu diketahui dan dipelajari peserta didik. Yang berisi petunjuk belajar, materi belajar, langkah-langkah atau prosedur dalam mempelajari suatu materi atau keterampilan. 4. Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai sarana bahan ajar untuk melatih peserta didik dalam hal membaca, menulis, berhitung, mengenal identitas diri, dan alamat. Bahan belajar KTP merupakan salah satu materi yang berhubungan dengan kesadaran berwarga negara. 5. Uang sebagai alat pembelajaran untuk mengenal angka dan huruf. Disamping itu peserta didik juga dapat belajar tentang nama pahlawan, mengenal binatang dan tumbuhan di Indonesia, serta mengenal daerah di Indonesia. 6. Lembar Kerja Peserta Didik. Lembar kerja berisi soal-soal, isian, instruksi-instruksi atau kegiatan warga belajar yang harus diselesaikan warga belajar. Tugas ini harus dikerjakan secara mandiri. 7. Kaset Kaset dapat digunakan sebagai sarana bahan ajar berisi pesan pesan yang perlu diketahui oleh warga belajar.

PROSES PEMBELAJARAN, PENGEMBANGAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK A. PROSES PEMBELAJARAN Pembelajaran tematik dilakukan melalui proses sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran tematik dimulai dari mengenali masalah yang dihadapi peserta didik. Pemilihan masalah oleh tutor dapat dimulai dengan cara tutor menanyakan masalah masalah yang dihadapi peserta didik atau kebutuhan (keinginan-keinginan) apa yang ingin dikuasai dalam proses pembelajaran. Misalnya : a. Mintalah peserta didik untuk menulis namanya sendiri di buku yang telah disediakan. b. Jika tidak bisa, maukah bapak/Ibu belajar bersama agar bisa menulis nama sendiri atau anggota keluarganya. c. Berikan motivasi, katakan bahwa bapak/ibu pasti bisa asal ada kemauan belajar. Hasil identifikasi masalah tersebut, sudah dapat mengangkat satu tema dan bahan ajar dalam proses pembelajaran di kelompok belajar, yaitu tema dan bahan ajar Menulis Nama Diri dan Anggota Kelompok. 2. Tutor menuliskan tema dan bahan ajar sebagai hasil dari pengenalan dan pengkajian masalah di atas (butir 1). Misalnya, tema dan bahan ajar yang dipilih adalah Menulis Nama Diri dan Anggota Keluarga. Dari tema ini akan dapat dikembangkan bahan ajar lebih lanjut yang terkait dengan tema tersebut misalnya menulis, nama, alamat, agama dan hobi/kegemaran. Dari nama berkembang menjadi nama peserta didik lain dalam satu kelompok belajar, nama orang tua, anak, tetangga, dan sebagainya. Dari

16

alamat berkembang menjadi alamat rumah, alamat desa, alamat kantor, dan sebagainya. Penulisan nama diri dan keluarga ditulis secara berulang ulang hingga peserta didik lancar menulisnya. Jika dari nama-nama itu tema, maka dapat muncul tema Nama diri atau Nama diri dan keluargaku. Jika nama-nama itu sudah dikuasai oleh peserta didik, baik tulisan maupun ucapan (bacaan), maka dapat dilanjutkan atau ditingkatkan ke dalam tema dan bahan belajar berikutnya. Misalnya Alamatku. B. PENGEMBANGAN TEMA DAN BAHAN AJAR Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada kelompok belajar di lapangan, tematema dan bahan ajar yang telah dirumuskan atau disusun dapat dikembangkan lebih lanjut oleh tutor dengan memperhatikan ketiga syarat yang telah ditentukan di atas (sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, karakteristik atau potensi lingkungan, dan situasi kondisi peserta didik). Tema dan bahan ajar yang telah ditentukan di awal pembelajaran dapat berkembang menjadi sub sub tema. Agar tidak menjenuhkan peserta didik maka sebaiknya tidak mengulang tema yang sama, tetapi beralih ke tema yang lain. Pengembangan tema dan bahan ajar dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengidentifikasi berbagai masalah yang berkembang di masyarakat terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari. 2. Meminta peserta didik untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau kebutuhan belajar peserta didik. 3. Membuat peta masalah dengan mengelompokkan berdasarkan bidang masalahnya. Contoh : Tidak bisa membaca dan menulis KTP. Tidak bisa membaca dan menulis surat. Tidak bisa membaca kuitansi. Tidak bisa membaca dan mengisi rekening listrik. C. MENGEVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK 1. Evaluasi Tutor Untuk mengetahui keberhasilan tutor dalam memilih tema-tema dan bahan ajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, maka perlu dilakukan evaluasi. Pengukuran terhadap keberhasilan memilih tema dan penyusunan bahan ajar yang dilakukan tutor, dinilai baik, apabila : a. Tema dan bahan ajar dapat merangsang peserta didik untuk ingin mengetahui lebih dalam ; b. Tema dan bahan ajar mendorong peserta didik untuk belajar aktif ; c. Tema dan bahan ajar dapat mengembangkan materi lebih jauh, sehingga pembelajaran menjadi dinamis. 2. Evaluasi Peserta Didik Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran tematik dapat dilihat dari : a. Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) secara berjenjang; misalnya : b. Peserta didik dapat menyebutkan tema-tema baru, atau masalah-masalah baru yang, atau masalah masalah baru yang dihadapi di lingkungannya. c. Adanya perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan fungsional dari tematema yang dipelajari. Lampiran 1. Contoh Penemuan Tema dan Pembelajaran Tematik 1. Tema : Kesehatan Topik : Tanaman Obat Pembelajaran tematik untuk topik tanaman obat dapat diawali pada pertemuan sebelumnya, dengan meminta peserta didik untuk membawa tanaman atau tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat, kalau mungkin, mintalah mereka membawa lebih dari satu jenis tanaman obat. Tahap pertama, mintalah kepada peserta didik menunjukkan dan menyebutkan nama tanaman obat yang mereka bawa satu demi satu. Mintalah kepada mereka untuk menggambar atau menempel (jika mungkin) setiap tanaman yang mereka bawa. Tahap kedua, tanyakan kepada mereka bangunan dari masing-masing tanaman obat yang mereka bawa, (untuk mengobati sakit apa dsb). Mengembangkan ide diskusi : Apa kegunaan dari tanaman obat ? Untuk obat sakit apa ? Bagian tumbuhan mana yang dapat digunakan sebagai obat ? Bagaimana cara menggunakan, beberapa banyak ? Apakah obat dari tanaman tersebut dapat kita buat sendiri atau perlu orang tertentu dengan keahlian khusus ? Jika demikian siapa yang bisa ? Apakah tanaman obat itu tumbuh dengan sendirinya atau perlu dibudidayakan ? Apakah tumbuhan tersebut mudah didapat ? Dsb ?

17

Mengembangkan ide membaca dan menulis Membaca dan menulis nama-nama tanaman obat. Membaca dan menulis jenis-jenis penyakit. Membaca dan menulis resep. Bagi peserta didik yang sudah bisa menulis dapat diberi tuga untuk membuat dan menulis kalimat sederhana kemudian peserta didik yang lain diminta membaca tulisan teman-temannya. Untuk kata-kata baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh mereka dapat ditulis di dalam kamus pribadi. Mengembangkan ide berhitung Belajar berhitung dapat difokuskan pada jumlah setiap tanaman atau bagian tanaman, ukuran, waktu yang diperlukan dan sebagainya. Kegiatan berhitung jangan hanya dikhususkan untuk ukuran dan jumlah tumbuhan, akan tetapi dapat pula dikembangkan lebih luas. Misalnya, satu batang kunyit memiliki empat helai daun, jika kita mempunyai 3 batang kunyit berapa helai daunnya ? dsb. Untuk meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik, setiap pekerjaan berhitung harus mempunyai kegunaan praktis bagi peserta didik. Mengembangkan ide tindakan. Dari tema tanaman obat dapat dikembangkan kegiatan aksi agar peserta didik bersamasama membuat obat dari tumbuhan yang ada di sekitarnya. Kegiatan lain yang mungkin dapat dilakukan adalah : 1. Membuat daftar tanaman obat serta kegunaannya. 2. Membaca buku resep dan mempraktekkannya. 3. Berkonsultasi dengan sumber belajar yang lebih terampil dalam membuat obat tradisional. 4. Membuat apotek hidup di kebunnya masing-masing. 2. Tema : Topik : Keterampilan Membuat Keripik Pisang

Tema ini dikembangkan dan diceritakan oleh Ibu Sutiarni, Tutor Kejar KF Flamboyan Keluaran Karangduak, Kecamatan Kota Sumenep Propinsi Jawa Timur. Pada suatu pertemuan pembelajaran KF, ada salah seorang peserta didik yang membuat keripik pisang. Dicicipinya keripik pisang itu oleh teman-temannya di kelompok tersebut, ternyata rasanya enak. Kemudian muncuk keinginan peserta didik lainnya untuk bisa membuat kripik pisang. Keinginan peserta didik tersebut ditanggapi oleh tutor. Akan tetapi Ibu Sutiarni terlebih dahulu berdiskusi tentang bahan baku pembuatan kripik pisang, adalah bahan baku tersedia, apakah diantara peserta didik ada yang bisa membuat kripik pisang. Atau peserta didik tahu siapa yang bisa membuat keripik pisang dan mau mengajari. Setelah melalui proses diskusi akhirnya disepakati untuk belajar membuat kripik pisang. Kapan kita mulai belajar keripik pisang? tanya tutor kepada peserta didik. Minggu depan saja jawab peserta didik didik serempak.

Dari kasus tersebut secara tidak langsung sudah dirumuskan tema pembelajaran bersama peserta didik, yang kemudian dijadikan bahan tematik yaitu Membuat Keripik Pisang. Sebelum hari belajar dimulai tutor menghubungi nara sumber yang bisa membuat keripik pisang. Di samping itu tutor juga mempersiapkan bahan yang berhubungan dengan keripik pisang. Tutor menyiapkan gambar pisang, membuat kartu huruf, kartu kata, dan kartu kalimat yang berhubungan dengan keripik pisang. Tutor juga mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam membuat keripik pisang, termasuk resep membuat keripik pisang. Di 1. 2. 3. 4. 5. 6. hari yang telah dijanjikan, tutor melaksanakan pembelajaran sebagai berikut : Menempelkan gambar pisang dan gambar keripik pisang. Memperkenalkan bahan-bahan pembuat keripik pisang. Memperkenalkan alat-alat pembuat keripik pisang. Memperkenalkan resep. Bersama nara sumber teknis menjelaskan cara membuat keripik pisang. Membimbing peserta didik membaca kartu huruf, kartu kata, dan kartu kalimat yang sudah dipersiapkan. 7. Membantu peserta didik menulis dengan membuat kata dan kalimat secara bertahap. 8. Mengenal ukuran-ukuran baku yang sesuai dengan resep yang dipelajari. 9. Membimbing peserta didik berhitung.

18

10. Pembelajaran calistung dilakukan secara berulang-ulang sampai peserta didik dapat membaca resep sendiri. 11. Praktek membuat keripik. 12. Belajar menghitung biaya pembuatan keripik. 13. Belajar menghitung keuntungan penjualan keripik pisang. 14. Mengembangkan tema-tema baru yang berhubungan dengan keterampilan yang dipelajari.

19

You might also like