You are on page 1of 21

KEGIATAN REKLAMASI - I (Pertemuan IV) KEGIATAN PENAMBANGAN Pembukaan lahan (land clearing) Pengupasan tanah pucuk Penggalian batuan

an batuan penutup Penggalian cadangan Penimbunan Pengolahan Pengangkutan Reklamasi Pascatambang

Kegiatan Reklamasi 1. Persiapan Lahan 2. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi 3. Pengelolaan Tanah Pucuk 4. Revegetasi/Penanaman 5. Reklamasi Khusus

1. Persiapan Lahan I. Pengamanan Lahan Bekas Tambang Pembersihan peralatan dan prasarana Perencanaan lokasi pembuangan sampah/limbah B3 Membatasi akses masuk ke lahan bekas tambang yang akan direklamasi Penimbunan kembali tanah penutup atau timbunan II. Pengaturan Bentuk Lahan Disesuaikan dengan kondisi topografi dan hidrologi Lereng diupayakan tidak tinggi atau terjal dan dibuat berteras Pengaturan drainase Pembuatan dam pengendali III. Pengaturan/Penempatan Low Grade 4. Penanaman (Revegetasi) a. Perencanaan tanaman

b. Persiapan Lapangan c. Pengadaan Bibit d. Pelaksanaan Penanaman e. Pemeliharaan a. Perencanaan Tanaman Rencana terinci kegiatan revegetasi yang menggambarkan: Kondisi Lokasi Jenis Tanaman Uraian Pekerjaan Kebutuhan Bahan dan Alat Kebutuhan Tenaga Kerja Kebutuhan Biaya Waktu Pelaksanaan kegiatan

b. Persiapan Lapangan Pembersihan lahan dari tanaman pengganggu

Pengolahan tanah (penggemburan tanah) Perbaikan tanah (penggunaan gypsum, kapur, mulsa, pupuk) c. Pengadaan Bibit/Persemaian Meliputi pekerjaan: Pengadaan Benih Penyimpanan Biji Pembuatan persemaian Pemilihan Lokasi Persemaian Penaburan Benih Penyapihan Pemeliharaan Bibit

d. Pelaksanaan Penanaman Pengaturan arah larikan Pemasangan ajir Distribsi bibit Pengendalian gulma Pembuatan lubang dan penanaman tanaman e. Pemeliharaan

Meliputi pekerjaan: Perawatan dan Penyulaman tanaman Pemupukan Pengendalian gulma Pengendalian Hama dan penyakit Pengamanan lahan reklamasi

5. REKLAMASI KHUSUS Meliputi : Batuan limbah Tailing Oli bekas dan limbah rumah tangga Air Asam Tambang Lahan-lahan bersifat alkalin dan masin

Reklamasi Pada Infrastruktur Dan Bekas Bukaan Tambang (Pascatambang) Jalan Tambang Instalasi Jaringan Listrik dan Komunikasi Lubang Bekas Tambang Bangunan Sarana penunjang Memuat: 1. Rencana Reklamasi a. Lahan yang dibuka b. Penambangan c. Penimbunan d. Reklamasi e. Pengelolaan Air Asam Tambang f. Pekerjaan Sipil sesuai peruntukan lahan pascatambang 2. Rencana Biaya Reklamasi a. Biaya Langsung b. Biaya Tidak Langsung Rencana Biaya Reklamasi Meliputi:

Menentukan biaya langsung Menentukan biaya tidak langsung Menentukan biaya reklamasi Menentukan biaya langsung meliputi: Penataan kegunaan lahan Revegetasi Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang, dan Pekerjaan Sipil Penataan Kegunaan Lahan Meliputi: Pengaturan permukaan lahan Penebaran tanah pucuk Pengendalian erosi dan Pengelolaan air

Revegetasi

Meliputi: Analisis kualitas tanah pemupukan Pengadaan bibit Penanaman (tanaman pioner+sisipan) Pemeliharaan tanaman Pencegahan dan penanggulangan Air Asam Tambang Biaya yang diperlukan untuk pencegahan dan penanggulangan Air Asam Tambang (Penggunaan kapur + peralatan + upah pekerja + lain-lain) Pekerjaan sipil sesuai dengan peruntukan lahan pasca tambang Biaya yang diperlukan untuk pekerjaan sipil dan secara teknis sesuai dengan AMDAL dan UKLUPL. Menentukan Biaya Tidak Langsung

adalah biaya yang harus dimasukkan dalam perhitungan biaya reklamasi yang ditetapkan dengan menggunakan standar acuan, meliputi: Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5 dari biaya langsung atau berdasarkan perhitungan Biaya perencanaan reklamasi sebesar 2% 10 % dari biaya langsung Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar 3% - 14% dari biaya langsung Biaya supervisi (reclamation management cost) sebesar 2% - 7% dari biaya langsung

2. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi Meminimasikan areal terganggu Membuat rencana rinci reklamasi

Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan reklamasi

Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan Meningkatkan infiltrasi (peresapan tanah) Pengelolaan air yang keluar dari lokasi pertambangan

3. Pengelolaan Tanah Pucuk Pengamatan profil dan identifikasi perlapisan tanah Pengupasan tanah Pembentukan lahan sesuai lapisan Perlakuan terhadap tanah yang beracun dan tidak beracun Pengupasan jangan dalam keadaan basah Pengelolaan lapisan tanah pucuk tipis Yang perlu dihindari pemanfaatan tanah pucuk (berpasir,berlempung, khlorida >3%, electrical conductivity >400 millisimens/meter)

DAFTAR ISI Daftar isi .................................................................................................... i Kata pengantar ........................................................................................... ii Daftar gambar.............................................................................................. iv Daftar lampiran ........................................................................................... v

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar belakang ..................................................................................... 1 1.2. Tujuan ................................................................................................. 2 1.3. Sasaran ................................................................................................ 2 1.4. Pengertian ............................................................................................ 3

II. RUANG LINGKUP .............................................................................. 4 2.1 Perbaikan lahan .................................................................................... 4 2.2 Penyediaan sarana Produksi ................................................................. 4

III. SPESIFIKASI TEKNIS ....................................................................... 4 3.1 Norma ................................................................................................... 4 3.2 Standar Teknis ...................................................................................... 5 3.3 Kriteria ................................................................................................. 5

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................... 7 4.1. Cara pelaksanaan ................................................................................. 7 4.2. Tahapan pelaksanaan .......................................................................... 7 4.3. Jadwal kegiatan ................................................................................... 12 4.4. Pendanaan ........................................................................................... 13

V. PEMBINAAN, MONEV ...................................................................... 14 5.1 Tugas & Tanggungjawab Dinas Propoinsi .......................................... 15 5.2 Tugas & Tanggungjawab Dinas Kabupaten/kota ................................ 15 5.3 Jenis dan Format Laporan .................................................................... 16

5.4 Alur Laporan ........................................................................................ 17

VI. INDIKATOR KINERJA ...................................................................... 19 6.1 Keluaran (Outputs) ............................................................................... 19 6.2 Hasil (Outcomes) ................................................................................. 20 6.3 Manfaat (Manfaat) ................................................................................ 20 6.4 Dampak (Impacts) ................................................................................ 20

VII. PENUTUP ........................................................................................... 21

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan Reklamasi Lahan pada TA. 2008 dikaitkan dengan karakteristik wilayah kabupaten/kota, dibagi ke dalam 4 sub kegiatan, yaitu 1) reklamasi rawa pasang surut dan lebak (termasuk reklamasi lahan kawasan PLG), 2) perbaikan lahan sawah berkadar bahan organik rendah, 3) perbaikan lahan kering berkadar bahan organik rendah, dan 4) reklamasi lahan pertanian pasca penambangan . Pendekatan masalah yang ditempuh dalam reklamasi lahan tergantung pada tipologi lahan dan keadaan perbaikan serta tingkat kesuburan tanah. Berdasarkan data dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral pada Tahun 2005 terdapat 186 perusahaan tambang yang masih aktif dengan total luas areal sekitar 57.703 ha dan hanya 20.086 ha yang telah direklamasi oleh para perusahaan yang memperoleh kontrak pada lahan tersebut. Sebagian lahan tersebut dikembalikan kepada petani untuk diusahakan kembali menjadi lahan pertanian. Reklamasi lahan pasca penambangan dimaksudkan untuk merehabilitasi lahan pasca penambangan supaya dapat dimanfaatkan kembali menjadi lahan pertanian melalui pemberian teknologi bahan pembenah tanah, bahan 2 organik dan pertanaman (revegetasi) sesuai dengan kemampuan teknis dan dana yang tersedia. Pemberian bahan organik berupa seresah, amelioran sebagai campuran pupuk organik dan penanaman tanaman tahunan seperti sengon, petai cina, mete, dan lain-lain merupakan pendekatan yang diupayakan tergantung pada kondisi pedroagroklimat dan lapisan subsoil dan top soil yang tersisa. 1.2. Tujuan Tujuan pedoman teknis reklamasi lahan pasca penambangan adalah untuk memberikan acuan dan masukan kepada Dinas lingkup Pertanian di Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan yang sesuai dengan keadaan wilayah, sosial dan ekonomi masyarakat setempat serta ketersediaan dana, sehingga dapat memberikan manfaat bagi para petani di lokasi tersebut. Tujuan kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan dimaksudkan untuk memperbaiki ekosistem lahan melalui perbaikan kualitas lahan pertanian dan penyediaan sarana produksi dalam rangka peningkatan produktivitas lahan. 1.3. Sasaran Sasaran kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan difokuskan untuk perbaikan kualitas lahan pada kawasan 3 Tanaman Pangan dan Perkebunan seluas 70 ha Perincian sebagaimana disajikan pada lampiran 1. 1.4. Pengertian Beberapa pengertian umum yang terkait dengan kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan, antara lain : Reklamasi Lahan adalah suatu upaya pemanfaatan, perbaikan dan peningkatan kualitas lahan pertanian kurang produktif baik yang diakibatkan secara alami maupun pengaruh manusia melalui penerapan teknologi dan pemberdayaan

Ameliorasi Lahan adalah suatu upaya pemberian masukan tertentu (misalnya kapur, zeolite, dan kompos) ke dalam tanah yang lebih difokuskan untuk perbaikan fisika, kimiawi dan biologi tanah. Sarana Produksi adalah suatu upaya pemberian masukan tertentu (misalnya kapur, zeolite, kompos) ke dalam tanah yang lebih difokuskan untuk perbaikan fisika, kimiawi, dan biologi tanah Reklamasi Lahan Pasca Penambangan adalah suatu upaya pemanfaatan lahan pasca penambangan milik petani melalui perbaikan lahan dan masukan teknologi serta revegetasi. II. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2.1. Perbaikan Lahan Kegiatan yang termasuk dalam perbaikan lahan antara lain : Pembersihan lahan, terdiri dari perataan tanah, galian dan timbunan serta pengolahan tanah Pembuatan pematang, galengan atau bedengan Pembuatan media tanam palawija Perbaikan jalan usaha tani Pembuatan lubang tanam 2.2. Penyediaan Sarana Produksi Kegiatan penyediaan sarana produksi antara lain : a. Pupuk organik (kompos/kandang) b. Amelioran berupa kapur pertanian, atau zeolit c. Bibit/benih tanaman atau ternak kambing/domba d. Penyediaan tanah top soil sebagai media tanam dengan system pot. III. SPESIFIKASI TEKNIS 3.1. Norma Kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan diarahkan pada lahan yang pernah diusahakan oleh petani dan 5 merupakan milik petani dengan masukan teknologi revegetasi, pembenah tanah dan bahan organik. 3.2. Standar Teknis Lahan yang akan menjadi tempat pelaksanaan kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan harus memiliki standar teknis sebagai berikut : a. Lahan pertanian pasca penambangan yang akan direklamasi merupakan milik petani dalam hamparan minimal 5 ha. b. Kawasan tersebut merupakan lahan pertanian pasca penambangan tetapi masih memerlukan reklamasi dalam rangka memanfaatkan kembali menjadi lahan pertanian. c. Petani berdomisili dalam desa atau desa lain dalam satu kecamatan. d. Luas pemilikan lahan per petani maksimal 1 ha. e. Petani mengusahakan sendiri lahan usahataninya f. Petani bersedia secara teknis untuk melaksanakan kegiatan fisik secara padat karya, sedangkan kegiatan lainnya merupakan swadaya petani.

3.3. Kriteria Kriteria calon lokasi dan calon petani adalah sebagai berikut : a. Lokasi merupakan kawasan pertanian dengan infrastruktur sudah memadai 6 b. Status pemilikan tanah jelas dan tidak dalam sengketa c. Pada lokasi tersebut terdapat petani yang berusahatani d. Petani bersedia mengikuti kegiatan dan melakukan pemeliharaan secara swadaya e. Secara teknis, lahan tersebut masih dapat diusahakan untuk tanaman pertanian f. Terdapat petugas lapangan yang membina para petani secara berkelanjutan g. Petani bersedia dalam melaksanakan kegiatan lahannya menggunakan metode tanpa bakar (zero burning). IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1. Cara Pelaksanaan Mekanisme pelaksanaan fisik reklamasi lahan pasca penambangan dilakukan melalui pola padat karya, dengan sebesar-besarnya melibatkan partisipasi masyarakat/petani setempat. Biaya untuk pelaksanaan kegiatan termasuk pengadaan saprodi dalam bentuk Belanja Lembaga Sosial Lainnya (MAK 573119) 4.2. Tahapan Pelaksanaan 4.2.1. Penerbitan Juklak dan Juknis Pedoman teknis ini akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan petunjuk pelaksanaan oleh Dinas Lingkup Pertanian Propinsi dan petunjuk teknis oleh Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota. 4.2.2. Koordinasi Koordinasi dimaksudkan dalam hal ini adalah koordinasi internal Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota. Keluaran dari kegiatan ini diperoleh calon lokasi yang perlu mendapatkan kegiatan reklamasi sesuai dengan persyaratan teknis. 4.2.3. Inventarisasi Calon Lokasi dan Calon Petani (CLCP) CLCP dilaksanakan untuk memperoleh calon lokasi dan calon petani berdasarkan inventarisasi lebih rinci untuk menunjang keberhasilan kegiatan, sesuai dengan kriteria dan standar teknis. Inventarisasi dilakukan oleh Tim Teknis dibant oleh Kelompok Tani dan Kepala Desa setempat, serta hasilnya dilaporkan kepada Kepala Dinas untuk ditetapkan sebagai lokasi kegiatan. 4.2.4. Penetapan Calon Lokasi dan Calon Petani Berdasarkan hasil inventarisasi calon lokasi dan calon petani tersebut, Kepala Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota menetapkan calon lokasi dan calon petani definitif melalui Surat Keputusan, sehingga dokumen ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan fisik dan pengadaan sarana produksi pertanian.

4.2.5. Sosialisasi dan RRA sederhana Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan perlu disosialisasikan kepada para petani untuk mendapatkan masukan dan saran agar seluruh rencana tersebut dapat dipahami petani secara tepat melalui musyawarah kelompok tani. Kegiatan RRA sederhana ini dimaksudkan untuk mendapatkan usulan dan masukan melalui musyawarah kelompok tani sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan, sehingga masyarakat merasa memiliki dan merasakan manfaatnya serta bersedia memelihara keberlanjutan usahataninya. Hasil musyawarah kelompok tani tersebut dituangkan dalam bentuk RUKK. 4.2.6. Desain Sederhana (DS) Desain sederhana bertujuan sebagai acuan dan dasar untuk melaksanakan kegiatan fisik yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Desain sederhana meliputi informasi sederhana yang diperoleh dari lokasi yang perlu direklamasi atau diperbaiki, yang disajikan dalam bentuk : a. Peta situasi lokasi lahan yang akan direklamasi b. Peta komponen fisik yang diperlukan di lokasi tersebut, seperti petakan usaha tani, pematang, jalan usaha tani, gorong-gorong, dll. c. Dimensi bangunan fisik dan penampang melintang bangunan yang diperlukan d. Rencana anggaran biaya yang diperlukan e. Daftar nama petani dan luas pemilikan lahan Contoh desain sederhana sebagaimana lampiran 4.2.7. Pelaksanaan Fisik Kegiatan Pelaksanaan fisik kegiatan di lapangan harus memperhatikan fase pertanaman yang ada, kesediaan petani, teknik reklamasi, peralatan yang diperoleh dan waktu pelaksanaan. Pelaksanaan fisik kegiatan reklamasi lahan dinyatakan selesai apabila memperoleh persetujuan Tim Teknis berdasarkan desain sederhana yang dibuat. Apabila masih dipandang perlu, maka Kelompok Tani harus memperbaiki pekerjaannya hingga sesuai dengan desain sederhana. a. Penyiapan Lahan Kegiatan penyiapan lahan dilaksanakan pada areal yang telah dibuat Desain sederhananya sebagai lokasi kegiatan reklamasi. Pekerjaan dalam penyiapan lahan antara lain pembersihan lahan, penyediaan media penutup tanah, dll. Dalam penyiapan lahan menggunakan metode tanpa bakar (zero burning). Kegiatan ini dilaksanakan melalui pola padat karya. b. Konstruksi Fisik Kegiatan fisik reklamasi lahan didasarkan pada hasil DS. Beberapa bentuk komponen kegiatan fisik reklamasi lahan antara lain : Penimbungan tanah atas apabila masih tersisa Perataan muka tanah/ land leveling Pemberian kompos/ pupuk organik/ tanah mineral Pembuatan lubang tanam Pengolahan tanah c. Penanaman Penanaman dilakukan setelah pekerjaan pengolahan lahan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

4.2.8. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Sarana produksi pertanian yang akan disediakan sesuai dengan rekomendasi anjuran di lokasi tersebut. Penyediaan sarana produksi dapat dilaksanakan langsung oleh Kelompok Tani dengan persetujuan Dinas lingkup Pertanian atau mekanisme lain yang disepakati. 4.2.10.Pemeliharaan Petani berkewajiban memelihara seluruh infrastruktur di lokasi tersebut, dan selama pertanaman harus memelihara tanaman untuk memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan teknis budidaya. Penyuluh pertanian atau petugas Dinas kabupaten/ kota harus mencatat peningkatan produktivitas sebelum dan sesudah pertanaman di lokasi kegiatan. 4.3. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan disusun berdasarkan Rencana Operasional Kegiatan (ROK). Jadwal kegiatan ini mempertimbangkan urutan kegiatan, ketersediaan sumberdaya, jadual tanam, iklim dan lain-lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : a. Penetapan Surat Keputusan Kepala Dinas tentang Penetapan Lokasi dan Petani definitif. Pekerjaan ini diupayakan selesai pada bulan Maret 2008 b. Desain sederhana diupayakan selesai dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008 c. Pelaksanaan fisik kegiatan diupayakan selesai pada bulan Agustus 2008 bersamaan dengan penyediaan sarana produksi pertanian Jadwal pelaksanaan kegiatan reklamasi lahan rawa sebagaimana contoh pada Lampiran 3 Gambar 2 : Lahan Pertanian Pasca Penambangan Di Kabupaten Bangka, Babel 4.4. Pendanaan 4.4.1. Sumber Dana Biaya pelaksanaan kegiatan dialokasikan melalui Dana Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota per ha sebesar Rp. 4.500.000,- terdiri dari : a. Kegiatan fisik reklamasi melalui pembayaran upah padat karya untuk pekerjaan fisik sebesar Rp. 25.000,- per HOK, atau sebanyak 80 HOK per ha (sesuai RUKK). Total dana yang dialokasikan untuk padat karya Rp. 2.000.000,- per ha. b. Penyediaan sarana produksi sesuai kebutuhan lapangan sebesar Rp. 2.500.000,00 per ha (sesuai RUKK). 4.4.2. Dana APBD Kabupaten/Kota Daerah menyediakan dana untuk digunakan membiayai kegiatan pertemuan koordinasi, CLCP, desain sederhana, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 4.4.3. Kontribusi Petani Penerima Manfaat Petani bertanggung jawab terhadap pemeliharaan kegiatan fisik, tanaman, dan keberlanjutan kegiatan usahataninya.

V. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi perbaikan lahan pasca penambangan, akan dilakukan kegiatan bimbingan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. 5.1. Tugas dan Tanggungjawab Dinas Propinsi Kegiatan di tingkat Propinsi dilaksanakan oleh Dinas lingkup pertanian, sebagai berikut : 5.1.1. Penyusunan petunjuk pelaksanaan sebagai Penjabaran dari pedoman teknis Pusat yang disesuaikan dengan kondisi lokalita setempat. 5.1.2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat Propinsi 5.1.3.. Melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi 5.1.4. Menyusun laporan rekapitulasi pelaksanaan kegiatan reklamasi / perbaikan lahan kering berbahan organik rendah, selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Lahan, Ditjen PLA. 5.2. Tugas dan Tanggungjawab Dinas Kabupaten/ Kota Kegiatan di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh Dinas lingkup pertanian, sebagai berikut : 5.2.1. Melakukan koordinasi vertikal dan horizontal dengan instansi terkait 5.2.2. Menyusun petunjuk teknis sebagai penjabaran dari petunjuk pelaksanaan yang disusun oleh Propinsi disesuaikan dengan kondisi lokalita setempat. 5.2.3. Inventarisasi calon lokasi dan calon petani 5.2.4. Melaksanakan bimbingan teknis kepada para petugas lapangan dan petani pelaksana kegiatan 5.2.5. Pembuatan desain sederhana 5.2.6. Mengalokasikan dana pendamping APBD kabupaten/kota untuk melaksanakan bimbingan pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan serta pelaporan. 5.2.7. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan, disampaikan ke propinsi dan ke pusat secara berkala. 5.3. Jenis dan Format Laporan Adapun jenis laporan adalah sebagai berikut : Laporan Bulanan (lampiran 4). Laporan Bulanan wajib disusun oleh Dinas lingkup Pertanian Kabupaten / Kota dan Dinas Pertanian Propinsi wajib menyusun rekapnya. Laporan Akhir (lampiran 5). Laporan Akhir wajib disusun oleh Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten / Kota dan Dinas Pertanian Propinsi wajib menyusun rekapnya juga dalam bentuk laporan akhir propinsi. Materi laporan akhir agar

dilengkapi foto-foto kegiatan yang meliputi: kondisi / keadaan sebelum dilaksanakan kegiatan (0%), pelaksanaan kegiatan (50%) dan akhir kegiatan (100%). 5.4. Alur Laporan Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Isi laporan antara lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan, pendayagunaan tenaga kerja, penyerapan tenaga kerja, pembayaran upah tenaga kerja, hasil kerja fisik dan lain lain. Alur laporan adalah sebagai berikut : 5.4.1. Laporan Bulanan a. Laporan bulanan yang disusun oleh Dinas lingkup Pertanian kabupaten/kota dikirim ke Propinsi dan ke Pusat (sebagai tembusan). b. Dinas lingkup Pertanian Propinsi menyusun rekapitulasi laporan bulanan dari kabupaten /kota tersebut dalam bentuk laporan bulanan propinsi, selanjutnya dikirim ke Pusat dengan alamat : Direktorat Pengelolaan Lahan, Ditjen PLA, Kantor Pusat Departemen Pertanian Gedung D lantai 9 Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan. 5.4.2. Laporan Akhir a. Laporan akhir yang disusun oleh Dinas lingkup Pertanian kabupaten/kota, dikirimkan ke Propinsi dan ke Pusat (sebagai tembusan). b. Propinsi menyusun rekapitulasi laporan akhir kabupaten/kota dalam bentuk laporan akhir propinsi, kemudian dikirim ke Pusat. 5.5. Waktu pengiriman laporan Laporan bulanan dari kabupaten/kota paling lambat tanggal 5 pada setiap bulannya. Laporan bulanan dari Propinsi paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya. VI. INDIKATOR KINERJA 6.1. Keluaran (Outputs) Keluaran yang diharapkan dari reklamasi pasca penambahan ini adalah : a. Terkeklamasinya lahan seluas 70 ha di Propinsi Bangka Belitung pada kabupaten Bangka dan Belitung Timur sesuai dengan petunjuk teknis serta dokumen yang disepakati dengan pihak-pihak terkait. b. Terserapnya tenaga kerja sebanyak 5.600 HOK dipropinsi dan kabupaten diatas 6.2. Hasil (Outcomes) Hasil yang diharapkan dari kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan adalah : a. Terlaksananya reklamasi lahan pasca penambangan untuk sub sektor tanaman pangan seluas 30 Ha dan perkebunan seluas 40 Ha

b. Di sektor perkebunan dengan luas sekitar 40 ha hasil yang diperoleh belum diketahui, masih terbatas kepada upaya perbaikan kualitas tanah dan hasilnya jangka panjang. c. Di sektor tanaman pangan dengan luas sekitar 30 ha hasil yang diperoleh belum diketahui, masih terbatas kepada upaya perbaikan kesuburan tanah dan hasilnya jangka panjang. 6.3. Manfaat (Benefits) Manfaat yang diperoleh dari kegiatan reklamasi lahan ini adalah meningkatnya pendapatan petani dari upah perbaikan kualitas lahan melalui pola padat karya sebesar Rp. 25.000,- per HOK, dan peningkatan pendapatan dari usahatani. 6.4. Dampak (Impacts) a. Petani dengan swadaya sendiri akan melakukan kegiatan reklamasi pada tahun berikutnya. b. Petani disekitarnya akan merasa tertarik dan bermanfaat untuk melakukan sendiri kegiatan reklamasi di lahan petani sendiri c. Pemerintah daerah akan mengalokasikan dana stimulus untuk melaksanakan kegiatan reklamsi lahan di desa, kecamatan lain untuk peningkatan produksi dan produktivitas lahan dan usahatani. Sebelum Reklamasi Sesudah Reklamasi Gambar 3. Reklamasi lahan bekas penambangan di Kab. Bolaang Mongondo Sulawesi Utara VII. PENUTUP Mengingat pentingnya upaya reklamasi dan pebaikan kualitas lahan pasca penambangan dan demi kelestarian lahan pertanian serta fungsi lingkungan dikawasan pertanian, maka perlu terus ditingkatkan penanganan lahanlahan tersebut dengan berbagai pemasukan teknologi. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menambah luas areltanam dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Upaya-upaya tesebut dapat dilakukan melalui sosialisasi, ALOKASI KEGIATAN DAN ANGGARAN REKLAMASI LAHAN PASCA PENAMBANGAN DI PROPINSI BANGKA BELITUNG No. Kabupaten Subsektor Luas (ha) Anggaran (Rp.000) 1 2 Bangka Belitung Timur Tanaman pangan Tn Perkebunan 30 40 135.000.000 180.000.000 T O T A L 2 KABUPATEN 70 315.000.000

23 Lampiran 5 : Outline Laporan Akhir LAPORAN AKHIR KEGIATAN REKLAMASI LAHAN PASCA PENAMBANGAN TAHUN 2008 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Sasaran Lokasi II. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2.1. Dukungan Kegiatan Komoditas 2.2. Komponen Kegiatan III. LOKASI KEGIATAN IV. PELAKSANAAN KEGIATAN 4.1. Tahapan Kegiatan 4.2. Realisasi Fisik Kegiatan V. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1. Permasalahan Yang Dihadapi 24 5.2. Pemecahan Masalah VI. PEMANFAATAN VII. PENUTUP DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alokasi anggaran dana tugas pembantuan reklamasi lahan pasca penambangan TA. 2008............................................................ 22 Lampiran 2. Contoh Desain Sederhana (DS) ........................ 23 Lampiran 3. Contoh Jadual Palang Pelaksanaan Kegiatan Reklamasi Lahan Pasca Penambangan Tahun 2008 ............................... 27 Lampiran 4. Contoh format laporan bulanan reklamasi Lahan Pasca Penambangan ............................. 28 Lampiran 5. Outline Laporan Akhir......................................... 29

You might also like