Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Ovington (1974) meLaporkan, bahwa lebih kurang setengah dari seluruh luas
hutan di dunia (1.800 juta hektar) terletak di daerah tropika.
Dari seluruh hutan di daerah tropika kira-kira seperempatnya (400 juta hektar)
terletak di wilayah Asia-Pasifik. Hampir seluruh hutan yang terdapat di Asia-Pasifik
itu hutan alam, artinya, tidak ditanam.
Sunguhpun demikian, telah banyak sekali mendapat gangguan manusia yang
berada disekitarnya. Wilayah Asia-Pasifik, lebih kurang 0,8 hektar dibandingkan
dengan daerah tropika di benua lain. Ukuran per kapita hutan tropika dan Afrika
tropika masing-masing 5,4 hektar dan 3,3 hektar. Menurut catatan FAO (yang
mungkin kurang begitu tepat, karena masih agak sukar mengumpulkan data yang
dapat dipercaya di daerah ini) produksi hutan di Asia-Pasifik dalam meter kubik per
tahun dalam bentuk balok kayu yang ekivalen untuk 100 kapita, ialah :
23,0 unutk kayu gergajian,
1.5 untuk kayu tripleks,
4,4 untuk kayu keperluan kertas dan karton,
220,0 untuk keperluan kayu baker.
2. STRATEGI EKONOMI
Akhir-akhir ini para ahli ekonomi tertarik perhatiannya oleh masalah
perkembangan strategi ekonomi. Maksudnya ialah, seandainya ekonomi negara
sudah maju mengalami stagnasi, atau ekonomi negara yang sedang berkembang
sukar sekali dikembangkan, strategi macam apakah yang harus digunakan untuk
menanamkan modal, supaya ekonomi itu dapat tetap berjalan ? Chenery dan
Watanabe (1958) telah mengembangkan suatu cara pendekatan untuk mengatasi
masalah ini dengan menentukan sector ekonomi yang paling merupakan pusat
serta perangsang bagi sektor lain.
Mereka menggunakan teori hubungan ke muka-dan-ke belakang, artinya,
derajat ketergantungan berbagai industri ditentukan kaitan mata-rantainya yang
satu dengan yang lain.jadi, untuk sebuah industri, misalnya, ditentukan bahan apa
yang harus dibeli dari industri lain sebgai input pada industri tersebut (kaitan
kebelakang); lalu, ditentukan hasil industri apa kemudian yang dapat dijual
kepada berbagai industri nanti (kaitan kemuka).
Yang sangat menarik pada hasil penelitian ini, ialah, bahwa
ketergantungan berbagai sector ekonomi di Jepang, Amerika Serikat, dan Italia
menunjukkan, bahwa beranekaragam hasil industri kertas mempunyai paling
banyak akitan dengan sector industri lain yang ketiga. Hal ini berarti pula, bahwa
hutan (sebagai penghasil bahan mentah untuk kertas) memegang keduudkan yang
sangat penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Ternyata memang
hasil hutan dalam bentuk balok kayu telah dibeli dari 61 negara di dunia, dan hasil
industrinya dujual kepada 38 negara. Sedangkan industri kertas yang lain telah
membeli bahan dari 57 negara dan hasil 78 negara. Clark (1967) telah
memperhitungkan, bahwa untuk setiap insan di dunia ini dibutuhkan rata-rata 250
m2 hutan yang harus terus menerus menghasilakn produksi kayu dan kertas untuk
memenuhi kepentinan hidup. Kalau betul hutan mempunyai besaran yang
merangsang kepada ekonomi negara, harus dapat ditujukan melalui bukti
kwalitatif dalam sejarah, dan melalui perbandingan statistik dan perilaku
ekonomi, dengan atau tanpa perkembangan industri hasil hutan yang baik.
6. ZONA KEHIDUPAN
Pengujian terhadap berbagai macam teknik untuk menentukan zona kehidupan
telah dikerjakan oleh para ahli. Yang terbaik, antara lain ialah yang dikemukan
oleh Holdridge. Holdridge mendasarkan metodenya kepada perkiraan, bahwa :
1. asosiasi spesies tumbuhan yang dijumpai di manapun diatas bumi ini dasarnya
ditentukan oleh tiga faktor lingkungan : suhu, curah hujan, dan kelembaban
udara. Faktor terakhir ini bergantung pada dua faktor sebelumnya. Kelompok
atau asosiasi tumbuhan dapat dibatasi oleh ketiga besaran faktor iklim di atas
dan kelompok inilah yang menepati suatu zona kehidupan tertentu. Zona ini
mempunyai dua arti: pertama, dapat ditujukan kepada tumbuhan yang hidup
di dalamnya; kedua, dapat juga ditujukan kepada batas kisar nilai suhu dan
curah hujan dalam zona itu. Oleh karena itu berdasarkan hubungan antara
kedua faktor iklim ini dengan tumbuhan yang tersebar di dalamnya, seseorang
harus dapat menentukan berbagai asosiasi tumbuhan yang ada di dalam
sebuah zona tertentu.
2. Ekivalensi di antara ketiga besaran faktor iklim dengan suatu jenis asosiasi
tumbuhan dapat dinyatakan denga suhu, curah hujan, dan kelembaban udara
dalam unit yang memiliki relevansi biologi secara maksimum. Jadi, untuk
suhudigunakan indeks suhu biologi ( biotemperatur) rata-rata pertahun.
3. Pengaruh suhu, curah hujan, atau evapo transpirasi potensial pada tumbuhan
berhubungan erat dengan nilai yang diukur dari ketiga besaran.
4. Daerah lintang mempunyai ekivalensi dengan jalur ketinggian tempat. Jadi,
kalau seseorang mendaki lereng gunung di daerah tropika, maka ia akan
sampai pada ketinggian yang keadaan vegetasinya sebanding dengan kondisi
curah hujan yang serupa dengan keadaan di kutub. Misalnya, kalau kita
mendaki puncak gunung Kinibalu di Kalimantan Utara (saba).
5. Satu macam ( kelompok) tumbuhan yang tumbuh di suatu kawasan tidaklah
secara unik ditentukan oleh zona kehidupan. Holdridge mengusulkan adanya
tiga tingkat system hirarki untuk mengklasifikasi lingkungan tumbuhan. Yang
tertinggi, atau yang terluas, tentu saja zona kehidupan ini.
Dalam unit ini kemudian terdapat pembagian yang oleh Holdridge disebut
asosiasi. Asosiasi ini ditentukan oleh modifikasi, karena pengaruh suhu, curah
hujan, kelembaban, dan modifikasi azonal, seperti angina yang keras searah,
kabut tebal, pola curah hujan menurut musim, dan seterusnya.
Jadi, Holdridge mengenal adanya asosiasi suhu, asosiasi hidris, asosiasi tanah,
dan seterusnya. Tiap asosiasi ini boleh juga dibagi-bagi lagi ke dalam pembagian
tingkat ketiga yang didasarkan kepada perbedaan faktor tataguna tanah.
Sistem di atas ini mengandung arti, bahwa seorang ahli yang terlatih dapat
pergi kemana saja di muka bumi ini, dan dengan ini, dan dengan informasi serta
data yang dia kumpulkan mengenai iklim, tanah dan faktor lingkungan yang lain,
dia akan dapat meramalkan jenis komunitas tumbuhan yang terdapat di kawasan
yang dia amati itu. Dari sini ia dapat memberikan arah lebih lanjut mengenai jenis
tumbuhan apakah yang dapat ditanam dan dipelihara di situ.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUTAN DUNIA
• Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
• Pengertian hutan adalah suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
hidup dalam lapisan dan permukaan tanah yang terletak pada suatu kawasan
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan
dinamis.
• Sedangkan pengertian hutan menurut pemerintah berdasarkan undang-undang
pokok kehutanan N0.5 Tahun 1967 adalah lapangan bertumbuhan pohon-
pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati,
alam lingkungannya dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.
Sebagai ilmu, hutan dibagi dalam beberapa daerah yakni bagian atas tanah
yang meliputi tajuk-tajuk pepohonan, batang kayu dan tumbuhan bawah,bagian
permukaan tanah yang meliputi semak,rumput – rumputan serasah yang sering
disebut lantai hutan (forest floor) yang terdiri dari tumpukan daun, ranting, bunga
dan buah, serta bagian tanah yang meliputi akar dari semua vegetasi.
Maka, ekologi hutan adalah bagian dari ekologi tumbuhan yang terutama
berhabitat daratan dan yang mempelajari masyarakat/ekosistem hutan dibidang
autekologi dan synekologi. Autekologi yaitu ilmu yang khusus mempelajari
ekologi. Suatu jenis pohon atau tumbuh – tumbuhan terhadap pengaruh suatu
faktor lingkungan atas kehidupan pohon atau tumbuh – tumbuhan tersebut.
Sedangkan synekologi adalah ilmu yang dikhususkan untuk mengkaji seluk –
beluk ekologi atau ekosistem tentang pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap
komposisi dan produksi hutan.
Fungsi hutan yaitu untuk menyelenggarakan keseimbangan oksigen dan
karbon dioksida serta untuk mempertahankan kesuburan tanah,keseimbangan tata
air wilayah dan kelestarian daerah dari bahaya erosi.
Secara menyeluruh, kerusakan hutan akibat penebagan menurut analisa ahli
(gradwohl dan Greenberg,1991):
- Punahnya masyarakat dan kebudayaan yang cara hidupnya bergantung pada
hutan.
- Bertambahnya lahan kritis dan desertifikasi dikawasan tropic yang kering.
- Menurutnya curah hujan dalam regional, yang memperburuk deserfikasi.
- Punahnya sejumlah besar spesies tumbuhan pangan dan hewan termasuk
hilangnya spesies margasatwa serta tumbuhan pangan dan obat yang
mempunyai potensi penting.
- Hilangnya potensi listrik tenaga air
- Merosotnya daur kemiskinan dan daerah pedesaan.
5. Dasar Formasi
Terjadinya dasar formasi atau tipe merupakan akibat adanya pemikiran
dari paham-paham lain, yang mempunyai pengamatan yang berbeda, yaitu
klimaks.
Schimper (1903) membedakan pengaruh faktor formasi klimaks iklim
dan formasi klimaks edafik terhadap hutan-hutan di dunia :
- Formasi iklim : Hutan hujan, hujan musim, hutan sabana, hutan duri,
hutan hujan subtropics, hutan hujan temperat, hutan
konifera, dan hutan pegunungan.
Sedangkan klimaks hutantropis menurut Davy (1938) dibedakan
menjadi :
A. Formasi Edafis
1. Hutan Riparian
2. Hutan Rawa
3. Hutan Bakau
4. Hutan Pantai
5. Hutan Kering Selalu Hijau
6. Hutan Sabana
7. Hutan Palma dan Nipah
8. Hutan Duri
B. Dasar Klimatis
1. Hutan Hujan Tropik
2. Hutan Semi Hujan
3. Hutan Musim
4. Hutan Pengunungan / Temperat
5. Hutan Konifera
6. Hutan Pengunungan Graminae Berkayu (Bambu)
7. Hutan Alpine
2. Dataran tinggi
a. Hutan hujan pengunungan
b. Hutan musim pengunungan
c. Hutan sub alpin
6. Dasar Penyebaran Hutan
1. Penyebaran di dunia
a. Hutan daun jarum daerah boreal
b. Hutan daun jarum daerah sedang
c. Hutan campuran daerah dingin
d. Hutan daerah sedang
e. Hutan hujan tropika
f. Hutan basah gugur daun daerah tropika
g. Hutan kering - gugur - daun daerah tropic
h. Hutan sabana
i. Hutan belukar dan berduri
2. Penyebaran di Indonesia
Hutan hujan tropika di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan faktor
iklim dan tanah :
a. Hutan pantai (Litoral Forest)
b. Hutan payau (Mangrove Forest)
c. Hutan gambut (Peat Forest)
d. Hutan rawa (swamp Forest)
e. Hutan monsoon (moson) atau luruh daun (decidous forest)
f. Hutan dataran rendah
7. Dasar tujuan
Hutan menurut tujuan dikelompokkan menjadi :
1. Hutan produksi
Adalah kawasan hutan yang khusus dikelola untuk
menghasilkan jenis- jenis hasil hutan tertentu sebagai keperluan
industri dan ekspor. Contoh : hutan jati (Tectona grandis), hutan pinus
(Pinus merkusir), hutan dammar (Agathis loranthifolia), hutan mahoni
(swietania sp) dan sonokeling (Dalbergia latifolia).
2. Hutan lindung
Adalah kawasan hutan yang dikelola untuk kepentingan
perlindungan lingkungan dari bahaya banjir dan erosi, serta untuk
mengusahakan kesuburan tanah dan pengaturan tata air.
3. Hutan wisata
Adalah kawasan hutan yang dibina, dipelihara, dan dikelola
secara khusus untuk kepentingan parawisata atau perburuan secara
berkala.
• Tamana wisata adalah hutan wisata yang diperuntukkan bagi
rekreasi dan kebudayaan.
• Taman buru adalah hutan wisata yang khusus digunakan atau
dimanfaatkan untuk berburu.
4. Hutan suaka alam
Adalah kawasan hutan yang karena sifat khasnya diperuntukkan
secara khusus bagi perlindungan dan pelestarian tipe-tipe ekosistem
tertentu guna menjamin stabilitas alam hayati dan menjamin sumber
plasma nutfah yang cukup bagi perkembangan flora dan fauna secara
alami.
• Suaka margasatwa adalah hutan suaka alam yang diperuntukkan
bagi perlindungan margasatwa agar tidak punah, disamping nilai
khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
• Cagar alam adalah hutan suaka alam yang mempunyai hubungan
perlindungan khas, disamping flora dan fauna sebagai kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
B. HUTAN TROPIS
Hutan tropis terdiri dari poho-pohon tinggi dan banyak tumbuhan lainnya,
yang semuanya tumbuh dengan lebat. Udara didalam hutan tropis selalu panas
dan lembab sehingga tanaman-tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun. Hutan
tropis memiliki variasi tanaman dan hewan terbesar di dunia.
Sebagian besar hutan tropis tumbuh dibelahan bumi yang panas dan lembab
yang disebut daerah tropis. Daerah tropis terletak dekat khatulistiwa. Khatulistiwa
adalah garis khayal yang melintasi bagian tengah bumi yang memiliki cuaca
paling hangat. Hutan tropis hanya ditemukan dinegara-negara dekat khatulistiwa.
Di hutan tropis banyak pohon hutan yang sangat tinggi dan tumbuh
berdekatan. Daun dan cabang dari pohon-pohon ini berfungsi seperti payung
melindungi pohon-pohon tersebut dari panas sinar matahari. Bagian atas daun dan
tumbuhan yang tebal ini disebut kanopi hutan, pohon-pohon yang lebih pendek
dan tanaman-tanaman lain tumbuh dibawah kanopi. Kanopi adalah lapisan atas
hutan, kanopi menerima paling banyak sinar matahari dan air hujan.
1. Cuaca di hutan tropis
Hutan tropis adalah daerah panas dan basah sepanjang tahun, pohon-
pohonnya membantu menghasilkan hujan. Akar-akar yang besar menyerap air
dari tanah, kemudian air dihisap melalui batang menuju kedaun-daun. Panas
membuat air di dalam daun menguap ke udara, uap air ini berkondensasi
untuk kemudian membentuk awan udara didalam hutan tropis terasa hangat
dan lembab.
a. Burung
Beberapa jenis burung memakan buah, sedangkan jenis burung
lainnya memakan biji-bijian. Beberapa burung kecil memakan serangga
atau nektar.
Adapula burung yang hidup di hutan tropis yaitu :
- Burung Cabak - Burung Makau
- Burung Tukan - Burung Elang Raksasa
- Burung Kolibri - Burung Kasuari
b. Hewan-hewan kecil
Ada jutaan makhluk kecil seperti serangga dan labah-labah yang
tinggal diatas pohon, dan adapula yang tinggal di bawah tumbuhan yang
rendah.
Beberapa hewan-hewan kecil yang ada di hutan tropis yaitu :
- Kupu-kupu Morpho Biru - Rayap
- Kumbang Perisai - Labah-labah Raksasa
- Semut Pemotong Daun - Kumbang Emas
4. Manusia yang hidup di hutan tropis
Manusia telah tinggal di hutan tropis selama ribuan tahun. Sekarang,
ada jutaan orang hidup di hutan tropis diseluruh dunia. Mereka tergolong
dalam kelompok suku yang mempunyai adat-istiadat masing-masing.
Beberapa suku manusia yang tinggal di hutan tropis yaitu :
- Suku Indian kayapo berburu dan bercocok tanam di hutan-hutan Brazil.
- Suku Kerdil Baka tinggal di hutan tropis di Afrika Barat.
- Suku Indian Urueu-wau-wau.
Banyak suku-suku tradisional yang tinggal di desa-desa atau
pemukiman yang daerahnya telah dibersihkan dari pepohonan.
Orang-orang yang hidup di hutan tropis memburu binatang untuk
memakan dagingnya. Mereka juga mengumpulkan beri, buah-buahan dan
akar-akaran dari tanaman-tanaman tertentu, para pemburu menggunakan
busur dan anak panah untuk mencapai hewan-hewan yang berada jauh diatas
kanopi.