You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

Ovington (1974) meLaporkan, bahwa lebih kurang setengah dari seluruh luas
hutan di dunia (1.800 juta hektar) terletak di daerah tropika.
Dari seluruh hutan di daerah tropika kira-kira seperempatnya (400 juta hektar)
terletak di wilayah Asia-Pasifik. Hampir seluruh hutan yang terdapat di Asia-Pasifik
itu hutan alam, artinya, tidak ditanam.
Sunguhpun demikian, telah banyak sekali mendapat gangguan manusia yang
berada disekitarnya. Wilayah Asia-Pasifik, lebih kurang 0,8 hektar dibandingkan
dengan daerah tropika di benua lain. Ukuran per kapita hutan tropika dan Afrika
tropika masing-masing 5,4 hektar dan 3,3 hektar. Menurut catatan FAO (yang
mungkin kurang begitu tepat, karena masih agak sukar mengumpulkan data yang
dapat dipercaya di daerah ini) produksi hutan di Asia-Pasifik dalam meter kubik per
tahun dalam bentuk balok kayu yang ekivalen untuk 100 kapita, ialah :
23,0 unutk kayu gergajian,
1.5 untuk kayu tripleks,
4,4 untuk kayu keperluan kertas dan karton,
220,0 untuk keperluan kayu baker.

1. EKSPLOTASI HASIL HUTAN


Eksplotasi hasil hutan untuk keperluan perdagangan mula-mula terhalang
oleh kesukaran menempuh hutan tropika. Tetapi, setelah pengetahuan serta
kebutuhan akan kayu meningkat pula dengan sangat pesatnya.
Volume kayu yang ditebang dari kawasan ini semaki hari semakin besar,
bahkan sampai kepada tingkat yang mengkhawatirkan masa depan wilayah bekas
hutannya. Di Indonesia, misalnya, volume balok kayu yang diekspor sebesar
301.000 m3 di tahun 1966 telah meningkat menjadi 7.413.000 m3 di tahun 1970.
suatu proporsi kenaikan angka ekspor yang dapat membawa perubahan besar
kepada hutan di tanah air.
Belum lagi ditambah oleh suatu kenyataan umum, bahwa kalau kita
memerlukan wilayah baru untuk pemukiman atau pertanian, wilayah hutan
pelalah yang harus menjadi korban. Terlebih-lebih dinegara yang padat
penduduknya seperti di negara kita ini, masa depan wilayah hutan itu memang
jelas dapat diramalkan. Hutan akan semakin habis, kecuali kalau ada usaha untuk
menyelamatkannya !
Sungguh pun demikian, sebelum mendapat kesadaran yang meluas
dikalangan masyarakat mengenai pentingnya peranan hutan bagi kita semua,
usaha kita tak akan begitu banyak berhasil. Benarkah hutan itu memiliki nilai
etika dan estetika bagi manusia, sehingga perlu diselamatkan ? untuk menjawab
pertanyaan ini baiklah kita bahas bagaimana hutan itu dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat, baik langsung, maupun tidak, dengan cara menyelidiki
pengaruh hutan itu terhadap sumber alam lain.

2. STRATEGI EKONOMI
Akhir-akhir ini para ahli ekonomi tertarik perhatiannya oleh masalah
perkembangan strategi ekonomi. Maksudnya ialah, seandainya ekonomi negara
sudah maju mengalami stagnasi, atau ekonomi negara yang sedang berkembang
sukar sekali dikembangkan, strategi macam apakah yang harus digunakan untuk
menanamkan modal, supaya ekonomi itu dapat tetap berjalan ? Chenery dan
Watanabe (1958) telah mengembangkan suatu cara pendekatan untuk mengatasi
masalah ini dengan menentukan sector ekonomi yang paling merupakan pusat
serta perangsang bagi sektor lain.
Mereka menggunakan teori hubungan ke muka-dan-ke belakang, artinya,
derajat ketergantungan berbagai industri ditentukan kaitan mata-rantainya yang
satu dengan yang lain.jadi, untuk sebuah industri, misalnya, ditentukan bahan apa
yang harus dibeli dari industri lain sebgai input pada industri tersebut (kaitan
kebelakang); lalu, ditentukan hasil industri apa kemudian yang dapat dijual
kepada berbagai industri nanti (kaitan kemuka).
Yang sangat menarik pada hasil penelitian ini, ialah, bahwa
ketergantungan berbagai sector ekonomi di Jepang, Amerika Serikat, dan Italia
menunjukkan, bahwa beranekaragam hasil industri kertas mempunyai paling
banyak akitan dengan sector industri lain yang ketiga. Hal ini berarti pula, bahwa
hutan (sebagai penghasil bahan mentah untuk kertas) memegang keduudkan yang
sangat penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Ternyata memang
hasil hutan dalam bentuk balok kayu telah dibeli dari 61 negara di dunia, dan hasil
industrinya dujual kepada 38 negara. Sedangkan industri kertas yang lain telah
membeli bahan dari 57 negara dan hasil 78 negara. Clark (1967) telah
memperhitungkan, bahwa untuk setiap insan di dunia ini dibutuhkan rata-rata 250
m2 hutan yang harus terus menerus menghasilakn produksi kayu dan kertas untuk
memenuhi kepentinan hidup. Kalau betul hutan mempunyai besaran yang
merangsang kepada ekonomi negara, harus dapat ditujukan melalui bukti
kwalitatif dalam sejarah, dan melalui perbandingan statistik dan perilaku
ekonomi, dengan atau tanpa perkembangan industri hasil hutan yang baik.

3. HUTAN DAN PERKEMBANGAN BANGSA


Kalau kita melihat sejarah perkembangan hidup manusia, nampaknya
kekuasaan, pengaruh, dan vitalitas kebudayaan beberapa masyarakat zaman
dahulu banyak bergantung kepada pengadaan hutan dilingkungan negaranya.
Athena dan Suparta adalah sebuah kerajaan Bandar yang kuat dizaman sebelum
masehi, tetapi pengaruhnya menurun sejajar dengan habisnya wilayah hutan di
negara itu, pada 4 abad sebelum masehi. Pengaruh spayol dalam arena kekuasaan
dunia juga nampaknya menurun pad abad ke 17, setelah 3 abad lamanya berhasil
menanamkan kekuasaannya diberbagai wilayah. Hal ini disebabkan pula karena
menurunnya hasil hutan yang diperlukan sekali untuk membangun armada
kapalnya. Amerika serikat agak beruntung dalam hal ini, hutan di Amerika Serikat
cepat sekali hampir habis ditebang. Apa yang membuat negara itu tetap maju,
ialah karena kemudian ditemukan arang batu sebagai pengganti bahan bakar kayu,
dan setelah itu ditemukan pula minyak bumi. Dapatkah industri raksasa di
Amerika itu berkembang tanpa hutan pada permulaan sejarah perkembangan
industrinya ? mungkin tidak ! yang jelas, banyak negara dan kebudayaan di muka
bumi ini yang sangat kuat dipengaruhi oleh kemampuan melakukan pengelolaan
hutannya. Hal ini berhubungan erat dengan kemantapan serta kesuburan tanahnya.
Demikian pula keseimbangan tata air nya.
Sehubungan dengan kemajuan ekonomi negara yang sedang berkembang,
banyak perhatian dicurahkan kepada pengaruh hutan dana industri hasil hutan.
Westboy (1963) menunjukkan, bahwa kalau negara yang sedang berkembang
tidak segera mengembangkan industri hasil hutannya, maka keseimbangan
ekonomi internasional akan segera terpengaruh dengan nyata. Sebabnya, ialah
karena negara yang sedang berkembang terlampau banyak mengekspor kayu
balok ke negara yang sudah maju dengan harga yang relative sangat murah.
Kemudian, mereka mengimpor papan kayu, tripleks, serat, kertas, dan bahan
cetakan yang sudah jadi dengan harga yang lebih mahal. Akibatny, dalam periode
1957-1959 negara yang sedang berkembang mengekspor kayu sehingga US $
112.000.000, tetapi kemudian membeli barang impor dari hasil kayu sendiri
seharga US $ 467.000.000. dan untuk barang cetakan, kertas, dan karton, negara
yang sedang berkembang mengalami deficit pedagangan sebanyak US $
394.000.000. pendeknya, pengaruh hutan terhadap peradaban manusia
mendukung prinsip 3, sebab hutan menyediakan materi dan energi sebagai
sumber alam untuk manusia.

4. PENGARUH HUTAN TERHADAP LINGKUNGAN


Hutan juga memberikan pengaruh kepada sumber alam yang lain.
Pengaruh ini melalui tiga faktor lingkungan yang saling berhubungan, yaitu iklim,
tanah, dan pengadaan air bagi berbagai wilayah, misalnya, wilayah pertanian.
Pertanyaan yang menarik menyangkut hubungan sebab-akibat antara iklim dan
hutan. Mengapa pertumbuhan pohon di wilayah yang kekurangan hujan sangat
kecil ? Apakah curah hujan yang kurang, yang menimbulkan kecilnya
pertumbuhan pohon itu ? ataukah sebaliknya ?
Berapa peneliti telah mencoba menjawab pertanyaan ini (Nicholson, 1930
pateson, 1956). Dari perbandingan keadaan hutan yang sudah ditebang dengan
yang masih utuh dapat disimpulkan, bahwa hutan memang mempunyai pengaruh
terhadap keadaan iklim setempat (iklim mikro). Pada hutan yang sudah ditebang
curah hujan memang memang kurang. Chang (1968) menjimpulkan keterangan
mengenai pengaruh hutan dan belukar terhadap iklim mikro itu sebagai berikut.
Pohon-pohonan mampu mengurangi kecepatan angin, sehingga akibatnya
mengurangi penguapan air (evavorasi) dari tumbuhan yang terlindung olehnya.
Kalau tumbuhan itu tanaman pertanian, maka jelas tanaman ini akan memiliki
lebih banyak persedian air, karena penguapannya kurang, sehingga daya
tumbuhnya baik. Tentu saja pengaruh hutan terhadap tanaman pertanian ini
berlainan antara satu jenis tanaman dengan lain, juga berlainan menurut berbagai
keadaan dan situasi. Sungguh pun demikian, secara kasar dapat diperkirakan,
bahwa hasil panen dapat naik sampai 15% dengan adanya jalur-hijau (pohon-
pohonan), meskipun dengan perhitungan, bahwa daerah jalur hijau itu sebetulnya
masih dapat digunakan untuk tempat bercocok tanam.
Hutan juga memberikan pengaruh melunakkan iklim. Penebangan hutan
menimbulkan amplitudo variasi iklim yang lebih besar dari panas ke dingin, dan
dari basah ke kering, sehingga menyebabkan daerah itu kurang cocok untuk
pertumbuhan tanaman.
Pepohonan hutan juga mempengaruhi struktur tanah dan erosi, jadi,
mempunyai pengaruh terhadap pengadaan air dilereng gunung. Lowdermilk
(1930) mengemukakan, bahwa sampah pohon-pohonan dalam hutan mencegah
rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke permukaan tanah dengan tekanan yang
keras. Tanpa sampah, tanah itu akan terpadatkan oleh air hujan, sehingga kurang
daya serapnya.
Jadi, kalau hutan di lereng gunung habis ditebang, air hujan mengalir
deras, membawa partikel tanah permukaan, yang kemudian bercampur menjadi
Lumpur. Peristiwa ini sekaligus menutup pula pori tanah di permukaan, sehingga
pada hujan berikutnya, lebih banyak lagi air yang mengalir di sepanjang lereng,
karena makin kurangnya daya serap tanah. kurangnya kapasitas daya serap air
dari pada tanah itulah yang dapat mengubah tanah di lereng gunung menjadi
daerah yang gersang dan kerdil.keadaan bisa semakin parah, kalau air yang
mengalir dari gunung tanpa rintangan, lalu menimbulkan banjir. Banjir
mempunyai daya kekuatan yang besar untuk menghanyutkan bagian terpenting
dari pada komponen tanah yang menjamin produktivitas biologi tanah pertanian
tersebut.
Jadi, singkatnya, hutan sangat penting bagi pertanian, karena : dapat
memelihara keutuhan tanah supaya tetap produktif, dapat melunakkan aliran
curah hujan ke daerah pertanian; dapat mengurangi kecepatan angina, daya
penguapan, perubahan suhu, dan perubahan kelembaban udara relative.
Dari uraian di atas nampaklah, bahwa penerbangan hutan menciptakan
suatu ‘ lingkaran setan ‘. Makin banyak pepohonan ditebang, makin besar
perubahan ekstrim faktor iklim mikro, sehingga makin sukar bagi sukar bagi sisa
vegetasi untuk hidup.
Memang mudah difahami, bahwa vegetasi dengan keadaan iklim mikro
membentuk suatu lingkaran yang saling mengumpan balik: vegetasi
mempengaruhi iklim, dan sebaliknya iklim mempengaruhi vegetasi. Satu kali
vegetasi itu dimusnahkan, perubahan iklim setempatpun diciptakan. Untuk
mengembalikannya kepada keadaan vegetasi semula, atau bahkan kepada keadaan
apapun yang lain, akan menelan biaya terlalu tinggi. Jadi, untuk mempertahankan
daerah itu tetap subur dan bermanfaat bagi manusia, tak ada jalan lain kecuali
mengubahnya menjadi daerah pertanian yang memerlukan modal energi banyak.
Hal ini jelas mendukung kebenaran asas 13, yang menyatakan pula, bahwa
mengurangi keanekaragaman tumbuhan tidak saja mengurangi kemantapan
komunitas, tetapi juga mengurangi kemantapan faktor lingkungan fisiknya.

5. PENGARUH HUTAN DALAM TATAGUNA TANAH


Seperti telah diuraikan sebelumnya, keadaan iklim di suatu daerah
berhubungan erat dengan vegetasi yang terdapat di daerah itu. Kenyataan ini telah
begitu lama disadari manusia, sehingga berbagai teori telah dikembangkan dalam
mencari hubungan antara vegetasi dengan iklimnya. Teori ini berkembang dalam
suatu bidang ekologi yang dikenal dengan ekologi zona kehidupan ( life-zone
ecology ). Beberapa tokoh dalam bidang ini ialah Reaumur (1735), Merriam
(1889), Thornthwaite (1948), Parteson(1956), dan Holdridge (1967).
Bidang keilmuan ini penting, karena dapat digunakan sebagai alat dalam
perencanaan tataguna tanah pada tingkat nasional. Kalau dapat ditentukan jenis
tumbuhan yang dapat dipelihara di suatu daerah dengan cukup menguntungkan,
maka akan dapatlah ditentukan pola penggunaan wilayah dengan keuntungan
yang dapat dipetik untuk jangka panjang. Kalau tidak, maka besar kemungkinan
orang menanam jenis tumbuhan atau memelihara jenis ternak, yang sebernanya
tidak cocok dengan keadaan lingkungan di daerah itu. Hal serupa ini akan
mengakibatkan tragedy bagi manusia belaka.
Suatu hasil kerja yang cukup baik mengenai hubungan antara ekologi zona
kehidupan dengan perencanaan tataguna tanah tingkat nasional dikemukakan
Holdridge (1967). Menurut pendapatnya ada dua strategi yang dapat dipilih oleh
sebuah negara. Strategi yang lebih baik, ialah menentukan terlebih dahulu
kapasitas bahwa manusia untuk tiap jenis tanah dan keadaan iklim; kemudian
penyebaran populasi manusia diatur dan disesuaikan menurut pembakuan
( standar) kehidupan yang diingini. Strategi ini dapat membimbing kepada
pembakuan hidup yang lebih tinggi untuk ( populasi) manusia, karena setiap
orang mempunyai pola penghidupan yang sesuai dengan sumber alam yang ada di
lingkungannya. Dan yang lebih penting, ialah tak ada paksaan bagi seseorang
untuk bertani misalnya, di daerah yang menurut keadaan lingkungannya memang
tak sesuai untuk pertanian.
Alternative lain, ialah strategi yang membiarkan populasi manusia itu
tumbuh semuanya serta membuka kesempatan kepada mereka untuk
memanfaatkan setiap jengkal tanah dalam negara itu bagi kawasan pertanian;
untuk menyokong penghidupan mereka, meski pun dengan produksi rendah.
Pilihan terakhir ini sudah tentu tak rasional dan bertentangan dengan asas 4.
Usaha serta penelitian ilmiah untuk menentukan suatu teknik yang sebaik
mungkin dalam mengklasifikasikan tiap tanah atau wilayah telah banyak
dilakukan. Dengan demikian dapat ditentukan, umpamanya, jenis tumbuhan yang
sebaiknya dikembangkan di situ, yang cocok dengan berbagai faktor
lingkungannya dan dapat memanfaatkan sumber alam yang ada di dalamnya
sebaik mungkin. Tiap teknik dicek dengan menyusun peta penyebaran tumbuhan,
baiktumbuhan hutan, maupun pertanian, serta ditentukan derajat pertumbuhan
dengan menggunakan indeks, baik secara teori, maupun praktek. Kumpulan data
ini kemudian dapat dianalisa dengan komputer untuk memperoleh hasil yang
nyata setelah indeks ramalan dan indeks hasil yang sebenarnya dibandingkan.

6. ZONA KEHIDUPAN
Pengujian terhadap berbagai macam teknik untuk menentukan zona kehidupan
telah dikerjakan oleh para ahli. Yang terbaik, antara lain ialah yang dikemukan
oleh Holdridge. Holdridge mendasarkan metodenya kepada perkiraan, bahwa :
1. asosiasi spesies tumbuhan yang dijumpai di manapun diatas bumi ini dasarnya
ditentukan oleh tiga faktor lingkungan : suhu, curah hujan, dan kelembaban
udara. Faktor terakhir ini bergantung pada dua faktor sebelumnya. Kelompok
atau asosiasi tumbuhan dapat dibatasi oleh ketiga besaran faktor iklim di atas
dan kelompok inilah yang menepati suatu zona kehidupan tertentu. Zona ini
mempunyai dua arti: pertama, dapat ditujukan kepada tumbuhan yang hidup
di dalamnya; kedua, dapat juga ditujukan kepada batas kisar nilai suhu dan
curah hujan dalam zona itu. Oleh karena itu berdasarkan hubungan antara
kedua faktor iklim ini dengan tumbuhan yang tersebar di dalamnya, seseorang
harus dapat menentukan berbagai asosiasi tumbuhan yang ada di dalam
sebuah zona tertentu.
2. Ekivalensi di antara ketiga besaran faktor iklim dengan suatu jenis asosiasi
tumbuhan dapat dinyatakan denga suhu, curah hujan, dan kelembaban udara
dalam unit yang memiliki relevansi biologi secara maksimum. Jadi, untuk
suhudigunakan indeks suhu biologi ( biotemperatur) rata-rata pertahun.
3. Pengaruh suhu, curah hujan, atau evapo transpirasi potensial pada tumbuhan
berhubungan erat dengan nilai yang diukur dari ketiga besaran.
4. Daerah lintang mempunyai ekivalensi dengan jalur ketinggian tempat. Jadi,
kalau seseorang mendaki lereng gunung di daerah tropika, maka ia akan
sampai pada ketinggian yang keadaan vegetasinya sebanding dengan kondisi
curah hujan yang serupa dengan keadaan di kutub. Misalnya, kalau kita
mendaki puncak gunung Kinibalu di Kalimantan Utara (saba).
5. Satu macam ( kelompok) tumbuhan yang tumbuh di suatu kawasan tidaklah
secara unik ditentukan oleh zona kehidupan. Holdridge mengusulkan adanya
tiga tingkat system hirarki untuk mengklasifikasi lingkungan tumbuhan. Yang
tertinggi, atau yang terluas, tentu saja zona kehidupan ini.

Dalam unit ini kemudian terdapat pembagian yang oleh Holdridge disebut
asosiasi. Asosiasi ini ditentukan oleh modifikasi, karena pengaruh suhu, curah
hujan, kelembaban, dan modifikasi azonal, seperti angina yang keras searah,
kabut tebal, pola curah hujan menurut musim, dan seterusnya.
Jadi, Holdridge mengenal adanya asosiasi suhu, asosiasi hidris, asosiasi tanah,
dan seterusnya. Tiap asosiasi ini boleh juga dibagi-bagi lagi ke dalam pembagian
tingkat ketiga yang didasarkan kepada perbedaan faktor tataguna tanah.
Sistem di atas ini mengandung arti, bahwa seorang ahli yang terlatih dapat
pergi kemana saja di muka bumi ini, dan dengan ini, dan dengan informasi serta
data yang dia kumpulkan mengenai iklim, tanah dan faktor lingkungan yang lain,
dia akan dapat meramalkan jenis komunitas tumbuhan yang terdapat di kawasan
yang dia amati itu. Dari sini ia dapat memberikan arah lebih lanjut mengenai jenis
tumbuhan apakah yang dapat ditanam dan dipelihara di situ.
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUTAN DUNIA
• Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
• Pengertian hutan adalah suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
hidup dalam lapisan dan permukaan tanah yang terletak pada suatu kawasan
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan
dinamis.
• Sedangkan pengertian hutan menurut pemerintah berdasarkan undang-undang
pokok kehutanan N0.5 Tahun 1967 adalah lapangan bertumbuhan pohon-
pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati,
alam lingkungannya dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.

Pengertian hutan diatas erat kaitannya dengan proses-proses yang saling


berhubungan seperti berikut ini :
a. Hidrologis
b. Iklim
c. Kesuburan tanah
d. Keanekaan Genetik
e. Sumber daya alam
f. Wilayah wisata alam

Sebagai ilmu, hutan dibagi dalam beberapa daerah yakni bagian atas tanah
yang meliputi tajuk-tajuk pepohonan, batang kayu dan tumbuhan bawah,bagian
permukaan tanah yang meliputi semak,rumput – rumputan serasah yang sering
disebut lantai hutan (forest floor) yang terdiri dari tumpukan daun, ranting, bunga
dan buah, serta bagian tanah yang meliputi akar dari semua vegetasi.
Maka, ekologi hutan adalah bagian dari ekologi tumbuhan yang terutama
berhabitat daratan dan yang mempelajari masyarakat/ekosistem hutan dibidang
autekologi dan synekologi. Autekologi yaitu ilmu yang khusus mempelajari
ekologi. Suatu jenis pohon atau tumbuh – tumbuhan terhadap pengaruh suatu
faktor lingkungan atas kehidupan pohon atau tumbuh – tumbuhan tersebut.
Sedangkan synekologi adalah ilmu yang dikhususkan untuk mengkaji seluk –
beluk ekologi atau ekosistem tentang pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap
komposisi dan produksi hutan.
Fungsi hutan yaitu untuk menyelenggarakan keseimbangan oksigen dan
karbon dioksida serta untuk mempertahankan kesuburan tanah,keseimbangan tata
air wilayah dan kelestarian daerah dari bahaya erosi.
Secara menyeluruh, kerusakan hutan akibat penebagan menurut analisa ahli
(gradwohl dan Greenberg,1991):
- Punahnya masyarakat dan kebudayaan yang cara hidupnya bergantung pada
hutan.
- Bertambahnya lahan kritis dan desertifikasi dikawasan tropic yang kering.
- Menurutnya curah hujan dalam regional, yang memperburuk deserfikasi.
- Punahnya sejumlah besar spesies tumbuhan pangan dan hewan termasuk
hilangnya spesies margasatwa serta tumbuhan pangan dan obat yang
mempunyai potensi penting.
- Hilangnya potensi listrik tenaga air
- Merosotnya daur kemiskinan dan daerah pedesaan.

1. HUBUNGAN EKOLOGI HUTAN DENGAN ILMU LAIN.


a.Taksonomi Tumbuh-tumbuhan
b.Geologi dan Geomorfologi
c.Ilmu Tanah
d.Klimatologi
e.Genetika
f. Fisiologi dan Biokimia

2. DINAMIKA MASYARAKAT TUMBUH-TUMBUHAN HUTAN DAN


SUKSESI EKOLOGI HUTAN
Ekologi hutan mempelajari seluruh pengaruh faktor lingkungan
masyarakat atau ekosistem, seperti :
a.Komposisi dan struktur hutan-hutan alam.
b.Hubungan keadaan tempat tumbuh dengan :
- Penyebaran suatu jenis pohon
- Komposisi dan struktur hutan
- Permudaan hutan atau pohon
- Pertumbuhan dan riap pohon
c. Syarat-syarat keadaan tempat tumbuh untuk penanaman/ permudaan alami
atau buatan jenis-jenis pohon kehutanan.
d. Siklus hara mineral, siklus air dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
produktivitas hutan.
e. Hubungan antara kesuburan tanah, iklim dan faktor-faktor lain dengan
produktivitas hutan.

Ada 2 teori yang mendasari penyebaran tumbuh-tumbuhan yang


tersisa sekarang, yaitu :
1) Teori Landbridge
Teori ini menyatakan bahwa terdapatnya takson tumbuh-tumbuhan di dua
daerah atau dataran yang terpisah menunjukkan adanya kesatuan dan
hubungan dua daerah tersebut pada zaman sebelumnya.
2) Teori Continental Drift
Menerangkan bahwa pada zaman sebelumnya, ± 200 juta tahun, semua
benua pernah bersatu dalam satu daratan besar. Kemudian benua tersebut
terpisah sesuai dengan bukti-bukti secara geomorfologis, geofisika,
magnetis bumi, usia batu-batuan dan oceanografi.
Masyarakat hutan merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh juga
merupakan masyarakat yang dinamis, yang terbentuk secara berangsur-
angsur melalui beberapa tahap invasi oleh tumbuh-tumbuhan.

Dinamakan masyarakat tumbuh-tumbuhan Hutan dan suksesi ekologi


Hutan :
1. Suksesi Primer
Adalah perkembangan vegestasi mulai dari habitat yang tidak
bervegestasi serta mampu melewati tahapannya tanpa gangguan dari
luar sampai pada masyarakat yang stabil atau klimaks. Suksesi primer
terjadi apabila masyarakat awal terganggu.
Suksesi primer terbagi 2 jenis, yaitu :
a.Suksesi Xerak yaitu suksesi yang berawal dari habitat kering.
b.Suksesi Hidrak yaitu suksesi yang berawal dari daerah basah.
2. Suksesi Sekunder
Terjadi apabila suatu suksesi normal atau ekosistem alami terganggu/
di rusak.
3. Paham-paham Klimaks
1. Paham monoklimaks yaitu untuk satu macam iklim hanya ada satu
macam klimak, yaitu formasi/ vegestasi klimaks iklim saja.
2. Paham polyklimaks, yaitu untuk satu macam iklim lebih dari satu
macam klimaks.
3. HUBUNGAN TUMBUH-TUMBUHAN DALAM MASYARAKAT
HUTAN
- Flora adalah kumpulan suatu jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat dalam
suatu daerah tertentu.
- Vegestasi adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari individu-
individu jenis atau kumpulan populasi jenis.
Hubungan antara tumbuh-tumbuhan dengan masyarakat hutan akan
menimbulkan adanya :
a. Persaingan
b. Stratifikasi (lapisan tajuk atau strata/ stratum)
c. Hubungan ketergantungan atau persekutuan
d. Hubungan tempat tumbuh dengan susunan masyarakat hutan

Di dalam kehidupan hutan terdapat saling keterkaitan antara sesama


tumbuhan dalam naungan, air, hara, mineral dan niche/nicia (habitat),
sehingga hubungannya bisa saling menguntungkan namun bisa juga
mematikan. Adapun hubungan yang dimaksud adalah :
1. Epifit adalah semua tumbuh-tumbuhan yang menempel dan tumbuh diatas
tanaman lain untuk mendapatkan sinar matahari dan air.
2. Parasit, digolongkan lagi menjadi 2, yakni semi-parasit dan parasit.
3. Mikoriza, merupakan peristiwa hubungan simbios antara pohon dengan
jamur pada akar pohon.
4. Strangler (pencekik), secara umum dikatakan sebagai tanaman hemi-epitit
atau semi-epifit.
5. Liana dinamakan juga tumbuh-tumbuhan merambat.
6. Hewan hutan, merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
beberapa jenis pohon hutan dalam pembuahan dan penyebaran biji atau
benihnya tergantung pada hewan-hewan ini. Contoh hewan serangga dan
kelelawar, dsb.
4. KLASIFIKASI VEGETASI HUTAN
Vegestasi merupakan kumpulan semua jenis tumbuhan yang ada di
dalam suatu wilayah.
1. Physiognomy Vegestasi
2. Komposisi Floristik
3. Dasar Wilayah
a. Zone barat, yakni wilayah hutan yang dipengaruhi oleh vegestasi Asia
dan Australia yaitu meliputi pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa.
Umumnya tumbuhan pada zona ini banyak didominasi oleh jenis
dipterocarpaceae.
b. Zone peralihan, yakni wilayah hutan dimana pengaruh vegestasi Asia
dan Australia sama besarnya, meliputi pulau Sulawesi dan pulau-pulau
kecil disekitarnya. Jenis-jenis yang tumbuh adalah dari suku
Araucarraceae, Mytaceae dan Verbenaceae.
c. Zona timur, yakni wilayah hutan yang dipengaruhi oleh vegestasi
Australia, dapat dijumpai di Irian Jaya, Maluku dan Nusa Tenggara.
Umumnya tumbuhan pada daerah tersebut banyak didominasi oleh
jenis Araucarraceae dan Mytaceae.
4. Dasar Terjadi
Untuk itu hutan berdasarkan terjadinya perlu dibuatkan klasifikasi
tersendiri :
A. Hutan alam (Natural forest), menurut asalnya dibagi-bagi menjadi
a. Hutan alam primer : Hutan asli (perawan)
: Hutan alam primer tua
: Hutan alam primer muda
Hutan alam ini adalah hutan asli dimana manusia belum
melakukan penebangan didalamnya. Hutan ini dicirikan dengan
pohon-pohon tinggi yang berasal dari biji berumur ratusan tahun.
b. Hutan alam sekunder : Hutan banjir
: Hutan vulkanogen
: Hutan Erosi
: Kebakaran alam
: Hutan pengembalaan alam
Hutan ini terdiri dari pohon-pohonan rendah dan kecil.

B. Hutan Antropogen (olah manusia), menurut permudaannya terbagi


atas :
a. Hutan antropogen primer : Hutan seleksi primer
: Hutan trobosan primer
b. Hutan antropogen sekunder : Hutan pegembalaan
: Antropogen
: Hutan kebakaran antrop
: Hutan lading
: Hutan tanaman
: Hutan trobosan sekunder

5. Dasar Formasi
Terjadinya dasar formasi atau tipe merupakan akibat adanya pemikiran
dari paham-paham lain, yang mempunyai pengamatan yang berbeda, yaitu
klimaks.
Schimper (1903) membedakan pengaruh faktor formasi klimaks iklim
dan formasi klimaks edafik terhadap hutan-hutan di dunia :
- Formasi iklim : Hutan hujan, hujan musim, hutan sabana, hutan duri,
hutan hujan subtropics, hutan hujan temperat, hutan
konifera, dan hutan pegunungan.
Sedangkan klimaks hutantropis menurut Davy (1938) dibedakan
menjadi :
A. Formasi Edafis
1. Hutan Riparian
2. Hutan Rawa
3. Hutan Bakau
4. Hutan Pantai
5. Hutan Kering Selalu Hijau
6. Hutan Sabana
7. Hutan Palma dan Nipah
8. Hutan Duri
B. Dasar Klimatis
1. Hutan Hujan Tropik
2. Hutan Semi Hujan
3. Hutan Musim
4. Hutan Pengunungan / Temperat
5. Hutan Konifera
6. Hutan Pengunungan Graminae Berkayu (Bambu)
7. Hutan Alpine

Untuk mempermudah pengenalan / pembagian dan pembedaan tipe


formasi, disusunlah klasifikasi sebagai berikut :
1. Dataran rendah
a. Daerah tropika ( > 24 ºC)
• Hutan hujan tropic, terdapat pada daerah yang sering
mengalami hujan tanpa musim kering, seperti Amerika
Tengah, Afrika Barat, Afrika Tengah, India Barat, Sri
Lanka, Malaysia, Filipina dan Indonesia.
• Hutan rawa, terdapat pada daerah yang tanahnya sering
digenangi air hujan atau air sungai.
• Hutan musim/ hutan gugur daun/ luruh daun, dijumpai
selama musim kemarau panjang, misalnya di Indonesia.
• Hutan sabana, terdapat pada daerah musim kering.
• Hutan duri, terdapat pada daerah musim pantai berlumpur.
• Hutan pantai, terdapat di daerah pantai yang berpasir.
b. Daerah subtropika (18 – 24 ºC)
• Hutan hujan subtropik
• Hutan monsoon
Ke - 2 hutan tersebut terdapat pada daerah utara Australia dan
Amerika.
• Hutan sabana terdapat di Argentina Utara, Cina dan
Brazilia.
• Hutan duri, terdapat pada daerah Brazilia, Amerika Selatan,
Timur Tengah, Australia Barat dan Tengah.
c. Daerah temperat panas (12 – 18 ºC), seperti hutan hujan
temperat.
d. Daerah temperat dingin (3 – 6 ºC), seperti hutan konifera dan
hutan gugur daun
e. Daerah subkutub (1,5 – 3 ºC), seperti Talga

2. Dataran tinggi
a. Hutan hujan pengunungan
b. Hutan musim pengunungan
c. Hutan sub alpin
6. Dasar Penyebaran Hutan
1. Penyebaran di dunia
a. Hutan daun jarum daerah boreal
b. Hutan daun jarum daerah sedang
c. Hutan campuran daerah dingin
d. Hutan daerah sedang
e. Hutan hujan tropika
f. Hutan basah gugur daun daerah tropika
g. Hutan kering - gugur - daun daerah tropic
h. Hutan sabana
i. Hutan belukar dan berduri
2. Penyebaran di Indonesia
Hutan hujan tropika di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan faktor
iklim dan tanah :
a. Hutan pantai (Litoral Forest)
b. Hutan payau (Mangrove Forest)
c. Hutan gambut (Peat Forest)
d. Hutan rawa (swamp Forest)
e. Hutan monsoon (moson) atau luruh daun (decidous forest)
f. Hutan dataran rendah

Tipe-Tipe Vegestasi Berdasarkan Formasi Hutan


1. Hutan hujan
Adalah klimaks utama dari hutan-hutan didataran rendah.
Hutan umumnya berlangsung 2x sepanjang tahun. Curah hujannya
sekitar 2.000- 4.000 mm setahun, dengan suhu sekitar 25 – 26 ºC dan
rata-rata kelembaban 80 %.
2. Hutan pantai
Adalah daerah yang merupakan lajur sepanjang pantai. Hujan
pantai lazimnya disebut farmasi barringtonia – calophyllum dan
terdapat di daerah pesisir.
3. Hutan bakau
Merupakan suatu ekosistem yang unik dengan bermacam-
macam fungsi – fungsi, hutan bakau dipandang dari beberapa aspek
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Fisik
- Hutan bakau mampu menjaga garis pantai agar tetap stabil.
- Melindungi pantai dari erosi laut dan tebing sungai.
- Menjadi penyangga terhadap rembesan air laut (introsi), dan
- Mengolah bahan limbah.
Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa peranan hutan bakau
adalah mencegah endapan lahan di pantai agar tidak sampai
terkikis gelombang laut.
b. Fungsi Biologis
Fungsi biologis hutan bakau, yaitu :
- Sebagai tempat pembenihan ikan, udang, kerang dan jenis ikan
lainnya.
- Tempat bersarang burung-burung.
- Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota.
c. Fungsi Ekonomi
- Sumber bahan bakar dan bangunan.
- Lahan untuk perikanan dan pertanian.
- Tempat tersedianya bahan makanan, obat – obatan, minuman
(alkohol), bahan mentah kertas dan serat sintetis.
- Sumber bahan penyamak.
Dari keseluruhan fungsi tersebut yang menonjol dan tidak
tergantikan oleh ekosistem lain adalah berfungsinya hutan sebagai
mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem laut
dengan daratan.
4. Hutan rawa
Cirinya : tidak terpengaruhnya iklim dengan tanah yang selalu
tergenang air tawar dan daerah landai yang terdapat
dibelakang hutan bakau.
Di Indonesia pohon semacam pohon ini terdapat dibeberapa daerah
seperti Jawa Barat (Rawa Panu), Sumatra Barat (Way Kambas), dan
Berbak serta Kalimantan (Sampit dan Kutai).
5. Hutan gambut
Adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan dimana air
menggenag dalam keadaan asam dengan PH rata-rata 3,5 – 4,0.
6. Hutan musim
Merupakan hutan campuran yang terdapat di daerah beriklim
muson dengan musim kemarau yang kering dan basah dengan
pembatasan tegas curah hujan yang ada sekitar 1.000 – 2.000 mm
pertahun dengan suhu rata-rata bulanan antara 21 – 32 ºC. Karena
adanya bulan – bulan kering antara 4 – 8 bulan, perpohonan besar
tidak berkembang serapat daerah hutan hujan. Di hutan musim
terdapat pohon Tectona grandis (jati), Dalbergia latikolia (sonokeling),
Acasia Leucophloeal (pilang) dan schleicera aleosa (kesambi).
7. Hutan hujan pengunungan tinggi
Adalah hutan yang tumbuh di daerah ketinggian di atas 2.000
m diatas permukaan air laut. Umumnya daerah ini dibagi menjadi 4
golongan, yaitu :
a. Daerah ketinggian 700-1.000 m diatas permukaan laut, disebut
montane rain forest.
b. Daerah ketinggian 1.000-2.500 m diatas permukaan laut, disebut
high montane rain forest.
c. Daerah ketinggian 2.500-4.000 m diatas permukaan laut, disebut
sub alpine rain forest.
d. Daerah ketinggian 4.000 m diatas permukaan laut, disebut alpine
forest.
8. Hutan duri
Terdapat vegestasi dengan ciri tumbuhannya yang jarang-
jarang/ terpencar dan berumur pendek serta berdaun majemuk dengan
helaian kecil-kecil, dan keadaannya yang mirip keadaan gurun,
sehingga tumbuh-tumbuhan terna yang mempunyai sifat xeromorf,
seperti kaktus dan bromeliad yang berduri. Jenis pohon yang terdapat
di hutan ini yaitu Santalun album (Cendana dan Duabangsa SP).

7. Dasar tujuan
Hutan menurut tujuan dikelompokkan menjadi :
1. Hutan produksi
Adalah kawasan hutan yang khusus dikelola untuk
menghasilkan jenis- jenis hasil hutan tertentu sebagai keperluan
industri dan ekspor. Contoh : hutan jati (Tectona grandis), hutan pinus
(Pinus merkusir), hutan dammar (Agathis loranthifolia), hutan mahoni
(swietania sp) dan sonokeling (Dalbergia latifolia).
2. Hutan lindung
Adalah kawasan hutan yang dikelola untuk kepentingan
perlindungan lingkungan dari bahaya banjir dan erosi, serta untuk
mengusahakan kesuburan tanah dan pengaturan tata air.
3. Hutan wisata
Adalah kawasan hutan yang dibina, dipelihara, dan dikelola
secara khusus untuk kepentingan parawisata atau perburuan secara
berkala.
• Tamana wisata adalah hutan wisata yang diperuntukkan bagi
rekreasi dan kebudayaan.
• Taman buru adalah hutan wisata yang khusus digunakan atau
dimanfaatkan untuk berburu.
4. Hutan suaka alam
Adalah kawasan hutan yang karena sifat khasnya diperuntukkan
secara khusus bagi perlindungan dan pelestarian tipe-tipe ekosistem
tertentu guna menjamin stabilitas alam hayati dan menjamin sumber
plasma nutfah yang cukup bagi perkembangan flora dan fauna secara
alami.
• Suaka margasatwa adalah hutan suaka alam yang diperuntukkan
bagi perlindungan margasatwa agar tidak punah, disamping nilai
khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
• Cagar alam adalah hutan suaka alam yang mempunyai hubungan
perlindungan khas, disamping flora dan fauna sebagai kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

5. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MASYARAKAT HUTAN


Kesatuan dari lingkungan adalah abiotik : cahaya, suhu, tanah, air, udara,
zat kimia dan benda mati lainnya, yang mampu menghidupkan organisme,
dan biotik yang terdiri dari organisme hidup termasuk tumbuhan. Pepohonan
yang membentuk tajuk hutan akan menentukan iklim didekat permukaan
tanah yang juga dibawah tajuk yang kemudian disebut dengan iklim.
Bentukan tumbuh – tumbuhan di bawah lantai hutan membawa pengaruh
yang unik terhadap iklim mikro. Tumbuhan yang tajuknya rapat akan saling
menaungi dan mempengaruhi iklim mikro daerah yang ditumbuhi, karena
tumbuhan ini mampu mengurangi radiasi sinar matahari yang mencapai tanah
tumbuhan tersebut juga mampu mengurangi kecepatan angin yang terhembus.
Faktor – faktor tersebut diatas akan menentukan variasi tanaman hutan,
dimana hal ini berhubungan juga dengan keadaan atmosfer yang ditentukan
oleh sinar matahari, suhu, angin dan kelembaban. Disamping itu, suhu akan
menurun mengikuti pengunungan, dan suhu berpengaruh besar terhadap
proses metabolisme pada pohon, maka susunan jenis vegetasi pun ikut
terpengaruh.
Dalam proses transpirasi, sinar matahari dan suhu mempengaruhi keadaan
tanah dan air yang saling berkaitan. Hal ini dikarenakan proses juga
transpirasi merupakan kelanjutan dari proses fotosintesis. Dengan terjadinya
proses transpirasi, maka tanah akan menjadi lebih porous sehingga
berkemampuan untuk menyerap air lebih besar.
Pengembalaan mengakibatkan memadatnya struktur tanah karena
permukaan tanah yang selalu terinjak secara kontinyu oleh hewan dan
manusia. Pengguaan intensif jalan setapak di hutan dapat juga mengakibatkan
pemadatan tanah, peningkatan aliran permukaan dan pembentukan parit –
parit erosi.
Kerusakan hutan, disamping membawa perubahan iklim (terutama iklim
mikro), juga memusnahkan berbagai jenis flora dan fauna yang memiliki
peranan dalam kelestarian keseimbangan ekologi. Bagaimapun dengan alasan
apapun juga, hutan perlu dikelola secara cermat.
Adapun penyebab kerusakan hutan bias dikelompokkan dalam :
a. Penyebab fisik, seperti terjadinya kebakaran angin, banjir, gunung
meletus, petir dan tindakan manusia sendiri.
b. Penyebab biologis, seperti perusakan oleh hewan, hama dan penyakit serta
gulma.
Pengelolaan hutan secara lestari adalah suatu proses pengelolaan yang
dilakukan secara kontinu sedemikian rupa, sehingga mampu memberikan
produksi dan jasa sesuai dengan tujuan pengelolaan. Peranan hutan sendiri
merupakan sumber alam, pelindung sumber mata air dan lingkungan hidup
satwa, penghasil oksigen, serta salah satu faktor penentu curah hujan dan suhu
temperatur. Dengan demikian hutan mempengaruhi kehidupan makhluk.

6. SUATU USAHA ALTERNATIF


Hal ini sementara bias dikategorikan sebagai usaha bersama seperti yang
telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan penuangan dalam peraturan
pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang mutu baku perairan yang dikategorikan
peruntukannya. Peraturan ini hampir sampai dengan yang dijabarkan oleh
Wilm (1962), yang antara lain :
1. Diadakannya peraturan dan perlindungan lahan hutan dan air tanah oleh
tokoh-tokoh masyarakat.
2. Diadakannya peraturan dan supervisi dari pemerintah daerah tentang
penggunaan dan manajemen lahan air tanah yang dimiliki pribadi.
3. Diadakannya penyuluhan terhadap orang-orang yang hidup dan
menggunakan produk-produk langsung dari lahan air tanah.
4. Diadakannya bantuan teknis kepada pemilik dan penggunaan sumberdaya
dari tanah dan air.
5. Bantuan materi dan moneter.

Sebetulnya suatu cara yang justru akan mampu mengatasi keseluruhan


gangguan (meskipun dalam prakteknya banyak mengalami hambatan) adalah
dengan memperhatikan (Soerjono, 187) :
a. Kehutanan dalam ekosistem hutan alam.
b. Kehutanan dalam ekosistem hutan tanaman yang terdiri dari tanaman
jangka panjang dan pendek sebagai hutan komersial.
Alternatif usaha yang lain adalah dengan pendaur ulangan hara.
Penggunaan pupuk hijau atau organis dari kotoran hewan dalam hal ini
dipandang lebih murah dan mudah didapatkan. Contoh lain dengan
menggunakan tropical shelterwood system, yakni suatu teknik dengan
memanfaatkan sinar matahari pada daerah penebangan secara bertahap.
Penebangan hutan secara umum sudah diketahui dampaknya, baik dampak
awal maupun langsung. Adapun dampak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi perlindungan, termasuk pada tajuk pohon, tajuk tingkat
bawah dan serasah, dimana akibatnya tetesan air hujan lebih besar dan
permukaan tanah menjadi gundul.
2. Mengubah sifat-sifat tanah, termasuk pemadatan, lepasnya butir-butir
tanah, hilang bahan organik, adanya penolakan air, berkurangnya
peresapan air, dan semakin mudahya pengikisan tanah.
3. Mengurangi transpirasi, meningkatkan gerakan udara dan mengubah suhu,
dimana hal ini akan mampu mengubah evapotranspirasi yang biasanya
menjadi berkurang.
4. Mengurangi massa perakaran dengan menurunkan daya rekat tanah.
5. Menghilangkan fungsi menangkap air pada saat hutan berkabut, yang
berarti presipitasi efektif ditempat juga berkurang.

B. HUTAN TROPIS
Hutan tropis terdiri dari poho-pohon tinggi dan banyak tumbuhan lainnya,
yang semuanya tumbuh dengan lebat. Udara didalam hutan tropis selalu panas
dan lembab sehingga tanaman-tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun. Hutan
tropis memiliki variasi tanaman dan hewan terbesar di dunia.
Sebagian besar hutan tropis tumbuh dibelahan bumi yang panas dan lembab
yang disebut daerah tropis. Daerah tropis terletak dekat khatulistiwa. Khatulistiwa
adalah garis khayal yang melintasi bagian tengah bumi yang memiliki cuaca
paling hangat. Hutan tropis hanya ditemukan dinegara-negara dekat khatulistiwa.
Di hutan tropis banyak pohon hutan yang sangat tinggi dan tumbuh
berdekatan. Daun dan cabang dari pohon-pohon ini berfungsi seperti payung
melindungi pohon-pohon tersebut dari panas sinar matahari. Bagian atas daun dan
tumbuhan yang tebal ini disebut kanopi hutan, pohon-pohon yang lebih pendek
dan tanaman-tanaman lain tumbuh dibawah kanopi. Kanopi adalah lapisan atas
hutan, kanopi menerima paling banyak sinar matahari dan air hujan.
1. Cuaca di hutan tropis
Hutan tropis adalah daerah panas dan basah sepanjang tahun, pohon-
pohonnya membantu menghasilkan hujan. Akar-akar yang besar menyerap air
dari tanah, kemudian air dihisap melalui batang menuju kedaun-daun. Panas
membuat air di dalam daun menguap ke udara, uap air ini berkondensasi
untuk kemudian membentuk awan udara didalam hutan tropis terasa hangat
dan lembab.

2. Tanaman di hutan tropis


Pohon adalah jenis tanaman hutan tropis yang paling besar. Banyak
pohon hutan tropis yang memiliki akar sangat besar yang muncul diatas tanah.
Akar-akar ini disebut akar penopang. Banyak tanaman lain tumbuh dibawah
pohon, tanaman bunga yang langka dan aneh banyak tumbuh dihutan tropis
seperti :
- Daun-daun lancip dari tanaman bromeliad memudahkan air mengalir
kebagian tengahnya.
- Tanaman kantung semar (pitcher plant) memakan serangga, tanaman ini
menjebak serangga masuk kedalam daunnya yang berlubang.
- Raflesia adalah bunga terbesar didunia dan tanaman yang sangat langka.

3. Hewan di hutan tropis


Hewan hidup pada tiap tingkat ketinggian hutan. Ada beberapa yang
tinggal di bagian atas pohon-pohon yang berdaun lebat dan ringan, ada juga
hewan yang tinggal di atas tanah, berburu makanan dekat tepi sungai, diantara
tanaman-tanaman rendah. Beberapa hewan yang hidup dihutan tropis :
- Ular anakonda adalah salah satu ular terbesar didunia yang tinggal didekat
atau di dalam air.
- Katak yang berwarna cerah, memperingatkan hewan-hewan lain bahwa ia
beracun.
- Orang utan, menggunakan lengannya yang panjang untuk berayun
diantara pepohonan.
- Monyet labah-labah dapat menggantungkan dengan ekornya dicabang
pohon.
- Tapir menggunakan hidungnya untuk menarik makanan agar lebih dekat
kemulutnya.

a. Burung
Beberapa jenis burung memakan buah, sedangkan jenis burung
lainnya memakan biji-bijian. Beberapa burung kecil memakan serangga
atau nektar.
Adapula burung yang hidup di hutan tropis yaitu :
- Burung Cabak - Burung Makau
- Burung Tukan - Burung Elang Raksasa
- Burung Kolibri - Burung Kasuari
b. Hewan-hewan kecil
Ada jutaan makhluk kecil seperti serangga dan labah-labah yang
tinggal diatas pohon, dan adapula yang tinggal di bawah tumbuhan yang
rendah.
Beberapa hewan-hewan kecil yang ada di hutan tropis yaitu :
- Kupu-kupu Morpho Biru - Rayap
- Kumbang Perisai - Labah-labah Raksasa
- Semut Pemotong Daun - Kumbang Emas
4. Manusia yang hidup di hutan tropis
Manusia telah tinggal di hutan tropis selama ribuan tahun. Sekarang,
ada jutaan orang hidup di hutan tropis diseluruh dunia. Mereka tergolong
dalam kelompok suku yang mempunyai adat-istiadat masing-masing.
Beberapa suku manusia yang tinggal di hutan tropis yaitu :
- Suku Indian kayapo berburu dan bercocok tanam di hutan-hutan Brazil.
- Suku Kerdil Baka tinggal di hutan tropis di Afrika Barat.
- Suku Indian Urueu-wau-wau.
Banyak suku-suku tradisional yang tinggal di desa-desa atau
pemukiman yang daerahnya telah dibersihkan dari pepohonan.
Orang-orang yang hidup di hutan tropis memburu binatang untuk
memakan dagingnya. Mereka juga mengumpulkan beri, buah-buahan dan
akar-akaran dari tanaman-tanaman tertentu, para pemburu menggunakan
busur dan anak panah untuk mencapai hewan-hewan yang berada jauh diatas
kanopi.

5. Keuntungan hutan tropis


Banyak barang yang kita gunakan sehari-hari berasal dari hutan tropis
seperti :
- Obat yang berasal dari tanaman hutan tropis.
- Perabot rumah rotan terbuat dari tanaman-tanaman hutan tropis.
- Karet yang terdapat di hutan tropis bermanfaat untuk berbagai kebutuhan.
- Jambu biji dan nanas adalah salah satu buah-buahan yang tumbuh di hutan
tropis.
- Permen karet dibuat dengan menggunakan getah dari pohon Sapodilla atau
Naseberry yang berasal dari hutan tropis.
6. Ancaman bagi hutan tropis
Ribuan pohon di hutan tropis ditebang atau dibakar untuk tanah
pertanian, jalan, bangunan, atau pertambangan. Bila sudah tidak ada pohon
lagi, hujan menghanyutkan tanah. Banjir yang membahayakan bias saja
terjadi, banyak tanaman dan hewan menjadi punah.

7. Menyelamatkan hutan tropis


Banyak kelompok perlindungan alam dan badan amal yang bekerja
untuk menyelamatkan hutan tropis diseluruh dunia. Pohon yang baru ditanam
untuk menggantikan pohon yang telah ditebang. Dibeberapa negara, ada
daerah hutan tropis yang dilindungi, hutan lindung ini juga melindungi
hewan-hewan liar. Masih banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya
adalah banyak menanam jenis pohon untuk membantu hutan tropis.

You might also like