You are on page 1of 28

-1-

KESEPAKATAN PARA 'ULAMA DAKWAH SALAFIYYAH


bahwa

ASY-SYAIKH 'ABDURRAHMAN AL-'ADANI


SEBAGAI 'ULAMA SUNNAH
Dari Kesepakatan Para 'Ulama yang Mulia :
− Asy-Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi rahimahullah
− Asy-Syaikh Al-'Allamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhali
− Asy-Syaikh Al-'Allamah 'Ubaid Al-Jabiri
− Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi
− Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdillah Al-Imam
− Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz Al-Bura'i
− Asy-Syaikh 'Abdullah bin 'Utsman Al-Dzamari
− Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali
− Asy-Syaikh 'Abdul Mushawwir Al-'Arumi
− Asy-Syaikh 'Utsman bin 'Abdillah As-Salimi
− Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani

Ditulis oleh:
'Abdullah bin Ahmad Al-Khaulani

Copyright:
http://www.dammajhabibah.wordpress.com
[ Dambaan para pecinta ilmu dan ulamanya ]

-2-
Copyright ………………………………………………………………………….. 2
Daftar Isi …………………………………………………………………………... 3
Pengantar editor…………………………………………………………………. 4
Muqaddimah Penulis…………………………………………………………… 11
Pujian Al-‘Allamah Al-Mujaddid Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i …………….. 15
Pujian Al-‘Allamah Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali ……………. 17
Pujian Para ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Yaman ……………... 18
Pujian Fadhilatusy Syaikh ‘Ubaid bin Abdillah Al-Jabiri………………… 19
Pujian Fadhilatusy Syaikh Muhammad Al-Imam …………………………. 20
Pujian Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Yahya Al-Bura’I …………………….. 22
Pujian Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali ...……………. 23
Pujian Asy-Syaikh ‘Abdul Mushawwir Al-‘Arumi ………………………… 24
Jawaban atas pernyataan bhw para ‘ulama tdk memahami masalah ... 25
Terakhir ………………………………………………………………………….. 27

-3-
.‫ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺃﲨﻌﲔ‬،‫ ﻭﺻﻼﺓ ﻭﺳﻼﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﳌﺒﻌﻮﺙ ﺭﲪﺔ ﻟﻠﻌﺎﳌﲔ‬،‫ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﳌﲔ‬
: ‫ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ‬
Tidak diragukan lagi, bahwa Asy-Syaikh Al-Fadhil Al-Faqih Abu 'Abdillah
'Abdurrahman bin 'Umar bin Braik Al-'Adani hafizhahullah adalah termasuk
dalam jajaran 'ulama Dakwah Salafiyyah di Yaman. Beliau telah dikenal keluasan
ilmunya, kejernihan berpikirnya, kecerdasan dan kejeniusannya, serta akhlaq yang
karimah, adab yang santun, dan prilaku yang arif dan bijak. Kharisma dan wibawa
beliau sangat terkesan di hati bagi barangsiapa yang bergaul dengan beliau dan
menghadiri pelajaran-pelajaran beliau. Sehingga beliau sangat dikenal dan dicintai
oleh Ahlus Sunnah di Yaman khususnya maupun di luar Yaman, termasuk
salafiyyin di Indonesia. Kedudukan dan kemuliaan beliau telah diakui oleh Ahlus
Sunnah baik kalangan para 'ulamanya maupun para thalabatul 'ilmi.

Maka sungguh suatu yang tidak bisa diterima, ketika tiba-tiba Asy-Syaikh Yahya Al-
Hajuri meneriakkan vonis bahwa Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani adalah hizbi,
yang berarti telah keluar dari barisan Ahlus Sunnah. Dari sini kemudian Al-Hajuri
menjadikannya sebagai titik tolak untuk mengobarkan api fitnah di Yaman. Para
muridnya yang berjumlah ribuan ia didik untuk siap berhadapan dengan siapapun
yang tidak sependapat dengan vonis Al-Hajuri. Para 'ulama kibar nan mulia -yang
telah meninjau dengan seksama segala "hujjah" Al-Hajuri dalam menjatuhkan
vonisnya, sehingga merekapun tidak bisa menerima vonis tersebut- juga dibantah
dan dihinakan oleh Al-Hajuri kemudian diikuti oleh para muridnya. Bisa kita
saksikan dalam deret peristiwa berikut :

- Dalam ijtima' para 'ulama kibar di Ma'bar 12 Rabi'ul Awwal 1428 H telah
diklarisifikasi perselisihan yang terjadi. Para 'ulama kibar telah memutuskan
bahwa Asy-Syaikh 'Abdurrahman bukan hizbi, beliau tetap termasuk salah satu
'ulama Ahlus Sunnah. Namun hasil pertemuan tersebut diperintahkan oleh Al-
Hajuri untuk dikencingi!!

- Kemudian, pada musim haji 1428 H para masyaikh kibar Yaman bertemu dengan
Imamul Jarh wat Ta'dil Rabi bin Hadi hafizhahullah di kediamannya. Turut hadir
pula di situ Syaikh Yahya Al-Hajuri. Asy-Syaikh Rabi -sebagai seorang 'ulama
yang paling mengerti jarh wa ta'dil pada masa ini- meninjau permasalahan yang
terjadi. Dalam kesempatan tersebut beliau menuntut bukti dari Al-Hajuri akan
vonisnya tersebut. Ternyata Al-Hajuri tidak mampu mendatangkan satu bukti
pun. Sebaliknya, para masyaikh yang hadir saat itu sepakat tidak sependapat

-4-
dengan Al-Hajuri dalam vonisnya tersebut. Maka dalam pertemuan itu pun
akhirnya Al-Hajuri sepakat untuk menghentikan vonisnya.

- Hasil kesepakatan musim haji di kediaman Asy-Syaikh Rabi' tersebut dituangkan


dalam pertemuan di kota Al-Hudaidah 5 Muharram 1429 H, dengan
ditandantangani oleh para masyaikh kibar. Ditegaskan di sana, bahwa Syaikh
Yahya sepakat untuk menghentikan tahdzirnya terhadap Asy-Syaikh
'Abdurrahman, di samping harus menghentikan berbagai malzamah dan
kasetnya.

- Namun Al-Hajuri tidak mau menggubris penegasan para masyaikh kibar


tersebut. Tanggal 7 Muharram 1429, tepat dua hari setelah pertemuan Al-
Hudaidah, dia mengeluarkan kaset mendustakan hasil pertemuan Al-Hudaidah
dan pertemuan musim haji!! Bahwa dirinya tidak pernah sepakat untuk diam.
Dalam kaset tersebut Al-Hajuri melontarkan berbagai cercaan dan penghinaan
terhadap gurunya sendiri Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab!! Seraya
menyatakan bahwa pertemuan Al-Hudaidah adalah muhdats!! Tak
ketinggalan juga, Al-Hajuri juga mengeluarkan ancaman akan menghinakan
kehormatan siapapun yang berani menghentikan berbagai malzamah atau
kasetnya.

- Pasca pertemuan Al-Hudaidah juga, sekitar awal Rabi'uts Tsani 1429 H muncul
sebuah situs di internet yang dikelola oleh para pendukung fanatik Al-Hajuri,
bernama Syabakatul 'Ulum As-Salafiyyah (aloloom.net). Situs ini menjadi corong
fitnah di Yaman. sebagai ajang untuk mencaci maki dan membongkar siapapun
yang menentang "kebijakan" sang 'An-Nashihul Amin'. Berbagai malzamah dan
kaset juga dipromosikan di sana.

- Sampai akhirnya, pada 17 Rabi'uts Tsani 1429 H Asy-Syaikh Al-Walid Al-'Allamah


Al-Muhaddits Rabi Al-Madkhali, sebagai imamul jarhi wat ta'dil pada masa ini,
dengan bijak dan penuh kebapakan menyampaikan nasehatnya kepada semua
pihak di Yaman terkait dengan kasus yang terjadi. Kata beliau yang terjadi tidak
lain adalah fitnah yang ditimbulkan karena adanya kepentingan-kepentingan
pribadi, sama sekali tidak ada kaitannya dengan persoalan manhaj maupun
aqidah. Beliau juga menghimbau dengan sangat kepada semua pihak untuk
berhenti. Kaset dan malzamah harus dihentikan peredarannya, berbagai
tulisan di situs internet juga harus dicabut.

- Alhamdulillah, para 'ulama dakwah yang bijak menyambut nasehat emas dan
sangat berharga tersebut. Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab
menyampaikan muhadharah khusus menyambut nasehat tersebut. Situs Darul
Hadits Syihr yang diasuh oleh Asy-Syaikh Al-Fadhil 'Abdullah bin Mar'i juga
mencabut berbagai artikel yang terkait dengan fitnah dari situsnya.

- Bagaimana Al-Hajuri dan para muridnya?


Alih-alih mau mendengar nasehat tersebut, Al-Hajuri malah tampil berbicara
membantah nasehat Asy-Syaikh Rabi tersebut, dalam sebuah kaset khusus. Al-
Hajuri membantah pujian Asy-Syaikh Rabi hafizhahullah terhadap Asy-Syaikh

-5-
'Abdurrahman hafizhahullah, bahwa beliau beliau berada di atas front (da'wah)
yang agung dan beliau sebagai mujahid. Al-Hajuri tidak terima dengan pujian
tersebut dan segera membantahnya.
Demikian juga, Al-Hajuri membantah pernyataan Asy-Syaikh Rabi' bahwa
perselisihan yang terjadi hanya kepentingan-kepentingan pribadi alias tidak
ada kaitannya dengan persoalan manhaj ataupun aqidah. Al-Hajuri
membantahnya dengan mengatakan bahwa perselisihan yang terjadi adalah
hizbiyyah yang sangat jelas.
"Langkah berani" Al-Hajuri ini kemudian diikuti oleh para murid setianya. Mereka
berani menulis bantahan terhadap nasehat Asy-Syaikh Rabi tersebut.
Demikianlah hasil didikan Al-Hajuri, sampai pada tingkatan para murid berani
membantah secara tertulis nasehat seorang 'ulama besar masa ini. Tulisan-
tulisan bantahan tersebut beredar dan disebarkan dengan penuh bangga.
Pasca nasehat Asy-Syaikh Rabi', malzamah dan kaset tidak ada satupun yang
dicabut, bahkan terus beredar dan bertambah. Berbagai artikel di internet tidak
ada satu pun yang dicabut, bahkan makin dipertajam. Termasuk di situs
aloloom.net , artikel dan tulisannya makin tajam.

- Bahkan dalam situs aloloom.net dengan tanpa segan dan sungkan terhadap
nasehat Asy-Syaikh Rabi' tersebut, malah mempromosikan kaset Al-Hajuri yang
menegaskan vonisnya bahwa Asy-Syaikh 'Abdurrahman adalah hizbi. Kaset
tersebut keluar pada 10 – 5 – 1429 H, yakni hampir satu bulan setelah nasehat
Asy-Syaikh Rabi'.

- Demikianlah, Al-Hajuri dan murid-muridnya terus bersikukuh pada sikapnya dan


tidak mau mendengar nasehat siapapun, sekalipun yang menasehati adalah para
'ulama besar ahlus sunnah!!

- Asy-Syaikh Al-Fadhil 'Abdul Mushawwir Al-'Arumi pada bulan Ramadhan 1429 H


kemarin kembali menegaskan bahwa sikap para masyaikh kibar sepakat di
atas satu sikap yang sama, yaitu bahwa Syaikh 'Abdurrahman bukan hizbi.

- Kemudian pada 3 Syawwal 1429 H, Syaikh 'Abdul 'Aziz Al-Bura'i juga


menegaskan bahwa para 'ulama kibar telah mempelajari dengan seksama dan
sangat berhati-hati fitnah yang terjadi. Yang kesimpulannya bahwa tahdzir Al-
Hajuri kepada syaikh 'Abdurrahman itu tanpa bukti atau hujjah. Lalu Asy-
Syaikh Al-Bura'i menegaskan bahwa para masyaikh tidak pernah rujuk dari hasil
pertemuan Hudaidah.

- Namun sayang, tetap saja Al-Hajuri berikut murid-muridnya tidak mau mendengar
nasehat. Pada 30 Syawwal 1429 H keluar lagi dari Dammaj malzamah berjudul
"Mukhtashar Al-Bayan Al-Muwadhdhih lihizbiyyati Al-'Adani 'Abdirrahman". Yang
ditulis oleh kumpulan orang-orang majhul. Anehnya, tulisan orang-orang majhul
ini diberi pendahuluan yang oleh syaikh mereka, Al-Hajuri pada 29 Syawwal 1429
H.

- Sampai akhirnya, pada 16 Shafar 1430 kemarin, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam


menegaskan dalam muhadharahnya yang beliau sampaikan di ma'had Mabar di

-6-
hadapan muridnya yang berjumlah ribuan, tentang kemuliaan Asy-Syaikh
Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi dan Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-
'Adani hafizahumullah. Beliau menegaskan bahwa pujian ini penting pada masa
penuh fitnah dan munculnya orang-orang yang hendak memancing di air keruh.

- Sekali lagi, bagaimana tanggapan syaikh Al-Hajuri? Kali ini pun ia tetap seperti
yang sudah-sudah. Al-Hajuri segera mengecam tindakan Asy-Syaikh Al-Jalil
Muhammad Al-Imam tersebut, dalam kasetnya yang terbaru berjudul  

  
 tanggal 21 Shafar 1430 H. Al-Hajuri tidak setuju dengan pujian
Syaikh Muhammad Al-Imam terhadap Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani. Bahkan Al-
Hajuri mengulangi kembali ucapannya, bahwa walaupun seluruh ulama bersatu
menyatakan Syaikh 'Abdurrahman bukan hizbi, maka dirinya tetap akan
menolaknya!!

Dari rekaman peristiwa di atas, kita menyaksikan betapa Al-Hajuri telah


menorehkan sejarah kelam dalam fitnah yang ia kobarkan.

Fitnah jelek tersebut, ternyata diusahakan dengan sangat gencar untuk bisa masuk
ke negeri lain. Para murid setia Al-Hajuri dengan sangat aktif berusaha menjejalkan
"kebijakan" sang syaikh yang mereka sanjung-sanjung itu ke negerinya masing-
masing. Tak ketinggalan pula di Indonesia.

Dakwah Salafiyyah di Indonesia dengan izin Allah berjalan dengan tenang.


Alhamdulillah salafiyyin di Indonesia dengan bimbingan para asatidzah senantiasa
sibuk dan bersemangat untuk belajar, menghafal, berdakwah. Demikian juga
ukhuwah dan persatuan terjalin dengan begitu baik. Sikap tegas dan keras
terhadap para ahlul bid'ah dan hizbiyyun juga sangat tampak. Ketenangan ini coba
diusik oleh para murid Indonesia hasil didikan Al-Hajuri.

- Sejak beberapa waktu lalu, tahdzir Asy-Syaikh yahya bahwa Asy-Syaikh


'Abdurrahman adalah hizbi telah berupaya dipaksakan masuk ke Indonesia.
Beberapa asatidzah menerima kiriman-kiriman malzamah, atau kaset, atau
telpon-telpon dan surat dari Dammaj. Itu terjadi sejak menjelang daurah masyaikh
nasional ke-3, yaitu tahun 1428 H sekitar satu setengah tahun yang lalu.

- Alhamdulillah dengan arif dan bijaksana para asatidzah meredam itu semua,
dengan tetap membimbing salafiyyin untuk tetap sibuk dengan ilmu dan dakwah.

- Namun pihak Dammaj terus berupaya menanamkan doktrinnya. Komentar-


komentar miring terhadap dakwah di Indonesia mulai terdengar. Di antaranya
mereka mengomentari acara Daurah Nasional bersama para masyaikh Ahlus
Sunnah yang rutin diadakan oleh salafiyyin Indonesia, yang terlaksana dengan
pertolongan Allah kemudian taawun salafiyyin di Indonesia. Mereka berkomentar
bahwa "Dakwah Luqman Ba'abduh ditegakkan di atas jam'ul amwal."

-7-
- Berikutnya, ketenangan salafiyyin di Indonesia diusik kembali dengan datangnya
surat via e-mail, isinya tahdzir Asy-Syaikh Yahya terhadap Al-Ustadz Al-Fadhil
Luqman Ba'abduh.

- Alhamdulillah, dengan penuh arif dan bijak, asatidzah terus membimbing


salafiyyin untuk senantiasa berjalan bersama para 'ulama. Terlebih lagi setelah
nasehat emas syaikh Rabi tanggal 17 Rabiuts Tsani 1429 H di atas. Nasehat
tersebut disambut dengan hangat oleh para asatidzah, tak ketinggalan juga telah
diterjemahkan oleh Al-Ustadz Al-Fadhil Abu Karimah 'Askari dan disebarkan via
internet.
Atas dasar nasehat emas tersebut, para asatidzah pun membimbing dan
menasehati Ahlus Sunnah untuk diam. Maka salafiyyin pun merasa tenang dan
tentram dengan nasehat tersebut. Mereka pun kembali terus melanjutkan
kesibukan kami selama ini, yaitu belajar, ta'lim, menghafal, berdakwah di bawah
bimbingan para asatidzah yang bijak.

- Namun sungguh sangat disesalkan. Para murid Indonesia di Dammaj, yang


tumbuh di bawah didikan Syaikh Al-Hajuri ternyata kondisinya seperti para murid
Al-Hajuri lainnya. Mereka juga tidak mau mendengar nasehat emas dari
Syaikh Rabi' Al-Madkhali tersebut. Bahkan mereka terus berupaya
memasukkan fitnah tersebut ke Indonesia. Kali ini dengan modus operandi yang
lebih canggih, yaitu via internet.
Mereka aktif mengirimkan malzamah-malzamah, baik berbahasa arab maupun
berbahasa Indonesia ke berbagai alamat email ikhwah salafiyyin dan para
asatidzah. Ikhwah yang tidak mengerti apa-apa pun juga mendapat kiriman
malzamah-malzamah tersebut dan turut membacanya. Sungguh tidak ada sikap
bijak dan sikap kasih sayang pada mereka.

- Lebih menyedihkan lagi, mereka berani menyalahkan dan membantah para


ustadznya sendiri yang dulu telah membimbing mereka sebelum mereka
berangkat ke Dammaj, diiringi dengan kata-kata dan cara berbicara yang kasar
dan tidak sopan. Lahaula wala quwwata illa billah. Sudah tidak ada lagi sikap
ihtiram dan penghargaan, tidak ada lagi kasih sayang, serta tidak ada lagi sikap
sopan dan lembut. Yang ada adalah sikap arogan, pongah, sombong, kasar, dan
tajam lisan.

- Tiba-tiba Abu Hazim Magetan pun angkat bicara. Vonis bahwa Syaikh
'Abdurrahman hizbi ia ajarkan di hadapan para muridnya, sampai-sampai anak-
anak kecil pun ikut-ikutan mengatakan "Syaikh 'Abdurrahman hizbi, syaikh
'abdurrahman hizbi". Dia sudah tidak mempedulikan lagi nasehat emas Asy-
Syaikh Rabi'.

- Suasana itu makin diperkeruh dengan selebaran dan cd yang diedarkan oleh Abu
Hazim Magetan, yaitu "Tahdziran Syaikh Yahya bin 'Ali al Hajuri kepada
Luqman Ba'abduh". Ini terjadi sekitar awal Ramadhan. Selebaran itu disebarkan
dengan gencar di berbagai daerah. Nasehat Emas Asy-Syaikh Rabi' sudah
tidak dipedulikan lagi.

-8-
Meskipun demikian, alhamdulillah, para asatidzah masih menyikapinya dengan
bijak. Bahkan tatkala Al-Ustadz Luqman ditanya tentang tahdzir Asy-Syaikh
Yahya tersebut, dengan penuh bijak beliau mengarahkan salafiyyin untuk tidak
menyibukkan dengan fitnah yang terjadi. Hendaknya salafiyyin tetap sibuk
dengan ilmu, ta'lim, dakwah, dan perkara-perkara yang bermanfaat.

- Berikutnya berbagai kiriman malzamah via e-mail itu terus datang bertubi-tubi dan
semakin gencar. Pasca Ramadhan, tepatnya mulai bulan syawwal, kiriman-
kiriman malzamah via e-mail makin gencar.
Sebut saja contohnya Al-Jum'iyyat Harakah bila Barakah, Al-Jum'iyyah bid'atun
'ashriyyah fid Da'wah, Anyabudz Dziab Tahta Hijab 'inda inkisyafi hizbiyyati ibnai
mar'i wal Adznab, Tadzkirat wa washaya, Ar-Rududul Amjad, Qul Hatu
Burhanakum, Tahdzir Muhammad Hizam terhadap Ust. Luqman, Inbi'ats At-
Tanabbuh bi Inkisyafi Hizbiyyati Luqman Ba'abduh (11 Dzulhijjah 1429 H). Dan
masih banyak lagi. Sungguh Nasehat Emas Asy-Syaikh Rabi' dan para
masyaikh lainnya sudah tidak diindahkan lagi.

- Muncul juga situs-situs baru di internet, antara lain www.dammaj.notlong.com


yang isinya memuat malzamah-malzamah tersebut. Muncul pula
www.jumiyyah.wordpress.com yang isinya juga tak kalah kacau dengan
sebelumnya. Sungguh mereka sudah tidak mengindahkan Nasehat Emas
Asy-Syaikh Rabi' dan para masyaikh lainnya.

- Demikianlah para murid Indonesia di Dammaj rajin menulis atau menyebarkan di


malzamah yang berisi fitnah serta pelecehan terhadap para 'ulama kibar dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa yang tidak menunjukkan ihtiram sama
sekali, kemudian mereka juga rajin mengirimkannya ke Indonesia via warnet atau
lainnya. Di mana sudah Nasehat Emas Asy-Syaikh Rabi'? Di mana sudah
nasehat para 'ulama?

Tampak dari penggambaran sekilas perjalanan fitnah di atas, cukup


menggambarkan kepada kita siapa yang tidak mau mendengar nasehat, tidak mau
mengikuti arahan para 'ulama, tidak mau merujuk kepada para masyaikh kibar
dalam masa-masa fitnah.

***
Risalah berjudul Ijma'ul A`immah 'ala anna Asy-Syaikh Al-'Adani min 'Ulama`il
Ummah karya 'Abdullah bin Ahmad Al-Khaulani hafizhahullah, menampilkan
kepada segenap Ahlus Sunnah tentang bagaimana sikap para 'ulama mereka
dalam fitnah ini. Sikap tersebut sebenarnya telah tertuang dan disampaikan oleh
para 'ulama dalam sekian kali ijtima', nasehat, muhadharah mereka.

Risalah ini sebenarnya menyarikan mutiara manikam yang terpendam dalam


risalah Nashaa`ih 'Ulama`il Ummah 'inda al-Fitan al-Mudlahimmah yang
disusun oleh Al-Walid Al-'Allamah Ash-Shabur Al-Murabbi Asy-Syaikh
Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi hafizhahullah. Upaya serupa juga
telah dilakukan oleh Al-Akh 'Ubaidullah As-Salafy, namun dengan cakupan yang

-9-
lebih luas, dalam risalahnya yang berjudul "Ushul wa Dhawabith wa Fawa`id min
Nasha`ihi 'Ulama`il Ummah." Semoga Allah membarakahi upaya mereka.

Risalah ini menyajikan kepada kita, bahwa tidak ada satu pun di antara para 'ulama
kibar Dakwah Salafiyyah yang menyatakan Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani
sebagai hizbi. Bahkan vonis hizbi terhadap Asy-Syaikh 'Abdurrahman tersebut
ditolak oleh para 'ulama karena mereka nilai sebagai vonis tanpa hujjah.

Di ujung risalah, penulis juga membantah pihak-pihak yang mengatakan bahwa


"Asy-Syaikh Al-Hajuri lebih mengerti tentang kondisi Asy-Syaikh 'Abdurrahman,"
atau "Para 'ulama tidak memahami masalah sebagaimana Asy-Syaikh Yahya."
Pernyataan tersebut telah dibantah oleh Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz Al-Bura'i
hafizhahullah.

Semoga risalah ini bermanfaat dalam memberikan pencerahan kepada segenap


ikhwah Ahlus Sunnah di Indonesia khususnya.

.‫ﻭﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻰ ﳏﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬

30 Rabi'ul Awwal 1430 H


admin www.dammajhabibah.wordpress.com

-10
-
‫ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻪ ﳏﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﻣﻦ ﻭﺍﻻﻩ ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ‬
‫ﻩ ﻭﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﳏﻤﺪﹰﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤﹰﺎ‬‫ﺍﷲ ﻭﺣﺪ‬
‫ﻛﺜﲑﹰﺍ ﺇﱃ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ‬
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Nabi-Nya, Muhammad, dan kepada keluarga, para shahabatnya, serta orang-orang
yang membelanya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang haq kecuali Allah
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan rasul-Nya, semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat kepada
beliau dan kepada keluarga beliau, serta mencurahkan salam yang banyak hingga
hari kiamat.
Amma ba'd :

Di antara perkara yang telah jamak diketahui adalah fitnah yang tengah terjadi di
tengah-tengah Ahlus Sunnah wal Jama'ah di Yaman. Fitnah ini telah membuat
orang-orang dungu berani lancang kepada para 'ulama dan membuat perjalanan
dakwah menjadi sedikit terganggu karenanya. Fitnah ini juga telah membuat
banyak upaya dan waktu harus terbuang sia-sia dalam perkara yang tidak ada
gunanya, di samping juga telah menimbulkan sedikit perselisihan di tengah-tengah
Ahlus Sunnah wal Jama'ah – semoga Allah menjaga mereka -. Sekarang dengan
karunia dari Allah, fitnah ini telah mendekati masa-masa penyelesaian dan
pemupusan.

Sebagai bentuk sumbangsihku dalam menjelaskan tentang fitnah yang terjadi dan
menerangkan hakekat yang masih tersembunyi. Aku menjelaskannya dengan
menggunakan isyarat-isyarat yang paling singkatnya dan ungkapan-ungkapan
kata yang paling ringkasnya. Yaitu dengan menukilkan penjelasan para 'ulama
Ahlus Sunnah tentang fitnah tersebut.

Aku katakan dengan memohon pertolongan dari Allah :

Pangkal fitnah ini dan semua yang dibangun di atasnya adalah : vonis terhadap
Asy-Syaikh Al-Fadhil (yang mulia) 'Abdurrahman Al-'Adani – hafizhahullah –
dengan tuduhan hizbiyyah, diiringi upaya sangat serius untuk
menetapkan/memastikan tuduhan di atas terhadap syaikh yang mulia
tersebut, yang selama ini dikenal di kalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan
keluasan ilmunya, akal yang kokoh, keindahan akhlaknya, tawadhu'nya, dan
adabnya yang sangat santun, di samping keteguhannya di atas As-Sunnah, serta
semangatnya untuk berdakwah dan menyatukan kekuatan. Demikian sejauh yang
kami ketahui, kelak Allah yang akan menghitungnya, dan kita tidak memberikan
tazkiyah di hadapan Allah untuk seseorang pun.

-11
-
Tentunya, karena vonis hizbiyyah terhadap syaikh yang mulia ini perlu ada dalil-
dalil dan bukti-bukti nyata, maka segera para 'ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah di
Yaman – semoga Allah menjaga mereka dan menjauhkan dari kita dan mereka
semua keburukan dan kejelekan— memegang kendali urusan ini sejak awal
kemunculannya. Maka mereka (para 'ulama tersebut) duduk bersama kedua pihak
yang berseteru, masing-masing di tempat yang terpisah, lebih dari sekali
pertemuan. Mereka mendiskusikan permasalahan dengan detail.

Maka atas karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala sepakatlah sikap mereka
(para 'ulama tersebut) bahwa Asy-Syaikh yang mulia 'Abdurrahman Al 'Adani
bersih dari vonis hizbiyyah yang dituduhkan kepada beliau. Dan bahwasanya
beliau senantiasa termasuk salah seorang 'ulama dari kalangan para 'ulama
Ahlus Sunnah yang dijadikan sebagai rujukan ketika muncul nawazil
(peristiwa/problem besar) dan fitnah yang gelap gulita.

Tetaplah para 'ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah di Yaman berada di atas
kesepakatan tersebut selama bertahun-tahun dan mereka terus demikian (menilai
Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani sebagai 'ulama Ahlus Sunnah-pen). Sikap
mereka tersebut menyiratkan bahwa : "Apabila orang ini benar-benar seorang hizbi
maka pasti Allah akan membongkarnya." Sunnatullah menyatakan bahwasanya
tidaklah seorang pun membuat makar terhadap dakwah Ahlus Sunnah, atau
menyembunyikan kebid'ahan, kecuali pasti Allah akan membongkarnya. Yang
demikian bukti nyata atas firman-Nya:

٩ :‫ ﺍﳊﺠﺮ‬z n m l k  j i h g{
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr:9)

Ternyata, seiring perjalanan hari-hari dan tahun-tahun, tampak jelas bahwasanya


Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani senantiasa tetap berada di atas jalan yang
beliau berjalan di atasnya, yaitu kokoh di atas As-Sunnah dan membelanya, juga
membantah Ahlul Ahwa dan ahlul bid'ah dengan segala jenisnya, baik dari
kalangan Qutbiyyah, Sururiyyah, Hasaniyyah, Ikhwanul Muslimin, dan para
pembela jum'iyyat. Tidak ada yang paling jelas membuktikan atas sikap beliau yang
seperti di atas daripada salah satu kaset ceramah beliau yang terbit baru-baru ini
tertanggal 14 Muharram 1430 H dengan judul : Hadzihi Da'watuna wa 'Aqidatuna
(Inilah Dakwah dan Aqidah kami). Kaset mubarakah ini menjadi penyentak bagi
pihak-pihak yang hendak memancing di air keruh, sebagaimana yang dikatakan
oleh Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam – hafizhahuhullah -.

Di antara 'ulama Ahlus Sunnah di Yaman yang mendapatkan ujian dalam fitnah ini
dengan ujian yang baik, adalah ayah mereka dan pembesar mereka baik dari sisi
lahir maupun maknawi, yaitu Samahatul Walid Al-'Allamah Muhammad bin 'Abdil
Wahhab Al-Wushabi – hafizhahullah -. Beliau tegar menghadang fitnah ini
bagaikan gunung yang kokoh. Beliau mengambil sikap laki-laki yang pemberani
dan kuat dalam keteguhan yang besar, jalan yang lurus, dan cara pandang yang
tepat. Allah telah memberikan manfaat yang besar melalui beliau dan nasehat-

-12
-
nasehat beliau di hadapan fitnah ini. Allah memadamkan fitnah ini melalui beliau di
banyak negeri.

Sungguh beliau benar-benar sebagaimana yang telah disifatkan oleh Al-Imam Al-
Muqbil Al-Wadi'i – rahimahullah - :

"Asy-Syaikh Muhammad (Al-Wushabi) adalah syaikh dalam bidang hadits, tauhid,


fiqh, akhlak yang utama, kezuhudan, dan sikap wara'. Beliau adalah seorang
murabbi (pendidik) yang sangat penyayang. Beliau adalah penyeru kepada
persatuan kalimat kaum muslimin. Pemberi peringatan dari hizbiyyah yang dibenci.
Beliau sangat penyabar terhadap kemiskinan dan kesempitan. Seorang yang
sangat bijak dalam berdakwah. Mencintai salaful ummah, dan sangat benci
terhadap para mubtadi' sesuai dengan tingkat bid'ahnya masing-masing."

Asy-Syaikh Muqbil juga berkata :

"Tulisan dan pelajaran-pelajarannya (Asy-Syaikh Muhammad Al-Wushabi)


menunjukkan akan pemahamannya yang sangat-sangat dalam." (Gharatul
Asyrathah: 1/228)

Baru-baru ini beliau telah menerbitkan sebuah risalah penuh dengan mutiara-
mutiara dan nasehat-nasehat yang bagus dengan judul : Nashaa`ih 'Ulama`il
Ummah 'inda al-Fitan al-Mudlahimmah (Nasehat-nasehat Para 'Ulama Umat
Islam ketika Muncul Fitnah yang Gelap). Dalam risalah tersebut beliau menukilkan
dari para ulama Ahlus Sunnah, yang terdepan adalah pembawa bendera dan
penunggang kuda yang mahir dalam medan dakwah, yaitu Al-'Allamah Al-Mujahid
Rabi' bin Hadi Al-Madkhali – hafizhahullah -. Penukilan-penukilan itu akan
mengobati orang yang sakit, membuat lega orang yang haus, mendinginkan dada,
dan menyudahi fitnah ini dengan izin dari Allah – 'azza wa jalla -.

Risalah ini telah dicetak oleh Maktabah Al-Imam Al-Wadi'i. Mengingat sebagian
manusia pada masa sekarang semangatnya sangat kurang, maka aku berhasrat
untuk menukilkan dari risalah tersebut (Nashaa-ih 'Ulama`il Ummah 'inda al-Fitan
al-Mudlahimmah) penjelasan para 'ulama Ahlus Sunnah yang berkaitan
dengan pembersihan mereka untuk Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani dari
tuduhan sebagai hizbi, disertai dengan tambahan penukilan dari ucapan 'ulama
yang belum ada (dalam risalah tersebut). Sebagai bentuk pembelaan terhadap
kebenaran dan memadamkan kebatilan serta menegakkan hujjah. Tulisan ini aku
beri judul :

Ijma' al-A`immah
'ala anna asy-Syaikh al-'Adani min 'Ulama al-Ummah
(Ijma' Para Imam bahwasanya Asy-Syaikh Al-'Adani Termasuk Ulama Umat Islam)

Supaya tidak ada yang mengatakan : "Fulan bin Fulan dari kalangan 'ulama telah
berbeda dalam menilai, lalu bagaimana bisa anda menukilkan ijma'?"

Maka jawabannya :

-13
-
Di antara manhaj Ahlul Hadits adalah : Penilaian syadz (nyleneh/ganjil) tentang
seorang 'alim tidak bisa dianggap sebagai peruntuh kesepakatan. Oleh karena itu
engkau dapati para 'ulama Ahlul Hadits tetap menukilkan ijma' atas ke-tsiqah-an Al-
Imam Bundar tanpa mempedulikan penilaian Al-Imam Al-Fallas tentang beliau,
bahwa beliau adalah pendusta. Dan engkau juga mendapati bahwa mereka tetap
menukilkan ijma' atas ke-tsiqah-an Al-Imam Al-Bukhari dan keadilan beliau tanpa
mempedulikan penilaian Al-Imam Al-Dzuhli terhadap beliau, dan demikian
seterusnya.

Demikian pula dengan pernyataan Al-Hafizh Ibnu Hajar - rahimahullah – dalam


biografi Habib al-Mu'allim (dari Hadyu As-Sari, hal: 461): "Telah disepakati ke-
tsiqah-annya", padahal An-Nasa`i telah berlebihan dalam mengkritiknya.

Al-Hafizh berkata tentang Kulaib bin Wa`il Al-Hadhrami : "Seorang yang tsiqah
(terpercaya) menurut semua 'ulama, hanya saja Abu Zur'ah telah men-dha'if-
kannya dengan suatu perkara yang tidak menjadi cela baginya." (Al-Fath: VI/528).

Al-Hafizh berkata tengan Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul Al-Hakam Al-Mishri:
"Tidak ada perselisihan tentang ke-tsiqah-an dan amanahnya, dan pendustaan
terhadapnya yang dilontarkan oleh Ar-Rabi' bin Sulaiman tidak memiliki arti." (Al-
Talkhis Al-Habir : III/373).

Ketika kritik An-Nasa`i terhadap Habib Al-Mu'allim, kritik Abu Zur'ah terhadap
Kulaib bin Wail, dan tuduhan pendusta yang dilontarkan oleh Ar-Rabi' bin Sulaiman
terhadap Ibnu 'Abdil Hakam merupakan ucapan yang syadz (ganjil), maka yang
seperti ini tidak menghalangi Al-Hafizh (Ibnu Hajar) untuk menukilkan kesepakatan
atas ke-tsiqah-an para imam tersebut.

Demikian pula yang kita katakan dalam permasalahan ini. Asy-Syaikh 'Abdul
Mushawwir Al-'Arumi – hafizhahullah – telah menukilkan bahwasanya sikap
para masyayikh Ahlus Sunnah di Yaman adalah satu, yaitu membersihkan Al-
'Adani dari tuduhan hizbiyyah, sebagaimana akan datang penukilan dari beliau
insya Allah.



-14
-
Untuk memulai apa yang aku maksudkan, maka aku katakan dengan memohon
pertolongan dari Allah :

PERTAMA :
Pujian Al-Imam Al-'Allamah Al-Mujaddid Muqbil bin Hadi Al-
Wadi'i – rahimahullah ta'ala- :
Dahulu Syaikhuna Al-'Allamah Muqbil bin Hadi – rahimahullah – banyak
menyebutkan pujian kepada Asy-Syaikh Al-Fadhil (yang mulia) 'Abdurrahman Al-
'Adani – hafizhahullah – seraya menyuruh dan mendorong (para thullab) untuk
menghadiri pelajaran-pelajarannya.

Dahulu Asy-Syaikh (Muqbil) – rahimahullah -, dengan kedudukan beliau sebagai


seorang yang mulia dan seorang imam, apabila beliau mengalami kesulitan dalam
satu permasalahan dari berbagai masalah, seringnya beliau meminta Asy-Syaikh
'Abdurrahman Al-'Adani – hafizhahullah – pada pelajaran umum dan bertanya
kepadanya tentang permasalahan tersebut. Asy-Syaikh Muqbil berkata kepada
beliau : "Aku bertanya kepadamu untuk meminta faidah bukan pertanyaan menguji
wahai Syaikh 'Abdurrahman." Maka Asy-Syaikh 'Abdurrahman pun menjawab
pertanyaan beliau, dan terkadang jawaban tersebut datang dari Asy-Syaikh Muqbil
sendiri.
Asy-Syaikh 'Abdurrahman menjawab sesuai ilmu yang beliau ketahui dari
penjelasan para 'ulama dalam masalah tersebut. Sehingga beliau (Asy-Syaikh
'Abdurrahman Al-'Adani) menjadi salah satu tokoh besar dalam mengetahui khilaf
(perbedaan pendapat yang ada di kalangan para 'ulama) dan dalam memahami
dalil-dalil. Terkadang Asy-Syaikh Muqbil sependapat dengan jawaban beliau –ini
yang sering terjadi- dan terkadang keduanya saling berbeda pendapat, namun
yang satu tidak mengingkari yang lain. Keduanya (Asy-Syaikh Muqbil dan Asy-
Syaikh 'Abdurrahman) adalah 'ulama mujtahid.

Hal seperti ini dilakukan oleh Asy-Syaikh Muqbil – rahimahullah –berkali-kali di


hadapan rekan-rekan seangkatan/selevel Asy-Syaikh 'Abdurrahman. Yang
demikian itu juga disaksikan oleh ribuan thullab yang menghadiri pelajaran Asy-
Syaikh Muqbil – rahimahullah -. Ini merupakan perkara yang telah diketahui oleh
semua pihak.

Bahkan pernah pada suatu kali Asy-Syaikh Muqbil – rahimahullah – terang-


terangan mengatakan : "Wahai saudara-saudaraku, apabila kami berselisih
dalam suatu permasalahan maka yang menjadi rujukan kami adalahi
'Abdurrahman", sebagaimana yang dinukilkan dari beliau oleh tidak hanya satu
orang saja, dan realita yang ada adalah sebaik-baik saksi. Ini sudah cukup sebagai
kedudukan tinggi bagi beliau, yaitu dengan menjadi rujukan bagi Asy-Syaikh Muqbil
– rahimahullah – yang beliau telah dikenal dengan keluasan ilmu dan
kekokohannya dalam banyak bidang ilmu agama Islam.

Bahkan Asy-Syaikh Muqbil suatu kali pernah mengatakan kepada Asy-Syaikh


'Abdurrahman Al-'Adani dalam pelajaran umum : "Sungguh aku sangat segan
terhadapmmu wahai 'Abdurrahman." Beliau mengucapkannya karena

-15
-
mengetahui keluasan ilmunya, kuatnya dalam mu'aradhah, dan kekokohan
hujjah/argumentasinya. Ini sejauh yang kami nilai, dan Allah semata yang akan
menghitungnya, kita tidak mentazkiyah seseorangpun di hadapan Allah.

Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani tidak hanya menjadi rujukan bagi Asy-Syaikh


Muqbil – rahimahullah – saja dalam menjawab masalah yang menyulitkan beliau,
akan tetapi Asy-Syaikh 'Abdurrahman juga menjadi rujukan bagi segenap Ahlus
Sunnah dalam berbagai bidang ilmu. Al-Imam Al-Wadi'i – rahimahullah – berkata
dalam biografinya tentang Asy-Syaikh 'Abdurrahman dalam kitab At-Tarjamah hal.
45 : "Sungguh di (Asy-Syaikh 'Abdurrahman) telah menjadi rujukan bagi
rekan-rekannya dalam banyak bidang ilmu."
Asy-Syaikh Muqbil – rahimahullah – dalam wasiatnya telah menjadikan beliau
sebagai salah satu dari sejumlah 'ulama yang dijadikan sebagai rujukan dalam
menyelesaikan/menjawab an-nawazil (peristiwa-peristiwa kontemporer yang rumit).

Aku ('Abdullah bin Ahmad Al-Khaulani) katakan : yang demikian karena Allah telah
memberikan kepadanya ilmu yang banyak. Sebagaimana telah dipersaksikan oleh
salah seorang rekannya dalam kitab karyanya berjudul : Ath-Thabaqat.

Di antara yang diucapkan oleh Al-Imam Al-Wadi'i tentang beliau adalah : "Demikian
pula di kota Syihr, ada dua orang alim yang mulia. Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-
'Adani menonjol dalam bidang fiqh Islam dan dalil-dalilnya. Beliau juga menonjol
dalam ilmu bahasa arab. Demikian pula dalam ilmu hadits. Semoga Allah
memberikan balasan kebaikan kepadanya." (Madza Yanqimuna 'ala Asy-Syaikh Al-
Hajuri: I/36)



-16
-
KEDUA :
Pujian Al-Imam Al-'Allamah, Pembawa Bendera Al-Jarh wat
Ta'dil, Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al-Madkhali – hafizhahullah -
Asy-Syaikh Rabi' berkata dalam nasehatnya untuk Ahlus Sunnah di Yaman
tertanggal 17 Rabi'ul Akhir 1429 H : 1)
‫ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﻣﻦ ﺃﻓﺎﺿﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻋﻠﻰ ﺛﻐﺮ ﻋﻈﻴﻢ‬
"Asy-Syaikh 'Abdurrahman termasuk orang-orang yang mulia dan berada di
front (dakwah) yang agung." 2)

Beliau juga berkata :


"Saudara-saudara kalian yang ada di Dammaj adalah orang-orang yang mulia dan
mereka adalah Ahlus Sunnah. Saudara-saudara kalian yang ada di bagian
selatan (yakni di Ma'hadnya Asy-Syaikh 'Abdurrahman di Al-Fuyusy) juga
orang-orang yang mulia dan mereka adalah Ahlus Sunnah."

Beliau juga berkata :


"Mereka bukanlah ahlul bid'ah. Demi Allah apabila salah satu dari kedua pihak
adalah sebagai mubtadi' maka pasti kami akan meninggikan suara kami untuk
membantahnya dan menjelaskan kebid'ahannya. Akan tetapi tidak ada di antara
mereka (kedua belah pihak) yang mubtadi', tidak ada di antara mereka penyeru
kepada bid'ah, tidak ada kebid'ahan sedikitpun pada mereka. Di antara mereka
ada kepentingan-kepentingan pribadi. 3) Semua mereka adalah salafiyyun.
Mereka semua mulia. Dan mereka semua adalah para mujahid insya Allah.
Barakallah fikum.

Beliau – hafizhahullah – berkata : "Apakah kalian menyangka di sana ada


kebid'ahan yang mereka berseteru karenanya, yang ini mubtadi' dan yang itu juga

1
Pujian ini beliau sampaikan dalam Nasehat Emas beliau untuk Ahlus Sunnah di Yaman,
terkait fitnah yang terjadi. Nasehat ini alhamdulillah disambut dengan baik oleh para
'ulama di Yaman. tapi berbeda dengan Al-Hajuri, bukannya didengar, tapi malah dibantah.
(ed).
2
Al-Hajuri tidak terima dengan pujian ini. Pujian Asy-Syaikh Rabi' ini langsung dibantah
dengan ucapannya, bahwa Asy-Syaikh 'Abdurrahman membuka front, bukan di atas front
dakwah!!
3
Demikianlah Imam Al-Jarh wa At-Ta'dil Rabi' menyimpulkan fitnah yang terjadi di
Yaman. Bahwa itu hanya kepentingan pribadi, tidak terkait dengan permasalahan manhaj
atau aqidah. Artinya vonis hizbi terhadap Asy-Syaikh 'Abdurrahman hanya semata-mata
kepentingan pribadi semata. Sama sekali tidak terkait dengan aqidah atau manhaj.
Penilian adil dan bijak dari seorang Imamul Jarh wat Ta'dil ini dibantah dengan sengit oleh
Al-Hajuri dengan mengatakan bahwa, "Demi Allah tidak benar, … demi Allah tidak
benar sama sekali. Tapi itu adalah hizbiyyah yang telah kami lihat dan kami
jelaskan, tidak boleh bagi kita untuk diam sama sekali." kemudian Al-Hajuri terus
melanjutkan kata-katanya yang berisi penghinaan terhadap Asy-Syaikh Rabi', bahwa
kalau seandainya Asy-Syaikh Rabi' mengalami apa yang ia alami niscaya beliau juga
berteriak sebagaimana ia berteriak. Sungguh penghinaan, seakan-akan Asy-Syaikh Rabi'
tidak mengerti masalah dan asal bicara saja. (ed)

-17
-
mubtadi? Sama sekali tidak, mereka tidak berseteru karena kebid'ahan. Sebagian
pihak telah menulis sejumlah penjelasan, akan tetapi kami melihatnya sebagai
sebuah kesalahan. Barakallahu fikum."

Beliau – hafizhahullah - juga berkata : "Mereka semua berada di atas aqidah yang
satu dan manhaj yang satu, segala puji bagi Allah. Mereka juga memiliki peran
yang besar – segala puji bagi Allah – dalam membela dan menyebarkan dakwah
ini. Semoga Allah memberikan taufik kepada semua pihak."



KETIGA :
Pujian Para 'Ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah di Yaman –
hafizhahumullah -
Mereka berkata dalam pertemuan di kota Ma'bar (12 Rabiul Akhir 1428 H):
Alhamdulillahirabbil 'alamin. Wa shallallahu 'ala Muhammad wa 'ala aalihi wa
sallam, wa ba'd :
"Sesungguhnya kami telah berjumpa dengan Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani
di kota Ma'bar. Dan kami berbicara bersama beliau dalam perkara yang
dituduhkan kepadanya oleh Asy-Syaikh Yahya bin 'Ali Al-Hajuri, yaitu pengkotak-
kotakan dan memecah belah para thalabatul 'ilmi di sekitarnya. Ternyata kami
mendapati dari beliau ucapan yang melapangkan dada. Beliau (Asy-Syaikh
'Abdurrahman) menegaskan bahwa beliau tetap bersama saudara-saudaranya
dari kalangan masyaikh Ahlus Sunnah. Dakwahnya adalah dakwah mereka.
Apa saja yang dipandang oleh Ahlus Sunnah maka pendapat beliau adalah
berasal dari pendapat (pandangan) mereka.

Hingga pernyataan mereka (para 'ulama tersebut) semoga Allah menjaga mereka :
"Para masyaikh yang hadir termasuk Asy-Syaikh 'Abdurrahman mengajak para
penuntut ilmu dari kalangan salafiyyin … dan hendaklah Asy-Syaikh Yahya Al-
Hajuri dan Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani dicintai oleh semua pihak
sebagaimana masyaikh selain keduanya."

Pernyataan itu ditandatangi oleh Para Masyayikh yang mulia:


− Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi
− Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdillah Al-Imam
− Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz Al-Bura'i
− Asy-Syaikh 'Abdullah bin 'Utsman Al-Dzamari
− Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali
− Asy-Syaikh 'Abdul Mushawwir Al-'Arumi
− Asy-Syaikh 'Utsman bin 'Abdillah As-Salimi
− Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani

Dalam pertemuan di kota Al-Hudaidah yang tertanggal 5 Muharram 1429 H Para


Masyaikh Dakwah Salafiyyah juga menegaskan :

-18
-
"Para Masyayikh Ahlus Sunnah semua, termasuk di dalamnya Asy-Syaikh
Yahya dan Asy-Syaikh 'Abdurrahman, hendaklah mengupayakan saling
memaafkan dan berlapang dada, serta memperkuat tali ukhuwwah di antara
para penuntut ilmu." 4)

KEEMPAT :
Pujian Fadhilatusy Syaikh 'Ubaid bin 'Abdillah Al-Jabiri –
hafizhahullah -
Sebagian orang telah menuduh beliau duduk dengan beberapa orang yang
terfitnah menurut anggapannya! Seperti Asy-Syaikh 'Abdurrahman dan saudaranya
Asy-Syaikh 'Abdullah, al-Akh al-Fadhil 'Arafat bin Hasan, dan al-Akh al-Fadhil Hani
bin Braik. Kemudian Asy-Syaikh 'Ubaid – hafizhahullah – membantah anggapan
tersebut dengan mengatakan :

"Segala puji bagi Allah aku tidak memiliki teman-teman duduk yang buruk, tidak
pula para penghasung fitnah. Bahkan yang ada adalah teman-teman duduk
yang mereka baik menurutku dan menurut selainku dari kalangan Ahlus
Sunnah, baik di Madinah maupun selainnya. Di antara orang-orang khusus yang
divonis termasuk orang-orang yang terfitnah, 'Abdurrahman bin Mar'i, 'Abdullah
bin Mar'i, Hani bin Braik, 'Arafat bin Hasan. Padahal para ikhwah tersebut
tidak sebagaimana yang divonis oleh Yahya Al-Hajuri. Demikianlah yang kami
nilai, dan Allah yang kelak akan menghitung mereka semua."

Selesai penukilan, dan pernyataan ini beliau ucapkan pada tanggal 5 Rabi'ul Awwal
1429 H.



4
Hasil pertemuan di Al-Hudaidah ini pun ditandatangani oleh para masyaikh Ahlus
Sunnah yang mulia, yaitu :
− Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi
− Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdillah Al-Imam
− Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz Al-Bura'i
− Asy-Syaikh 'Abdullah bin 'Utsman Al-Dzamari
− Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shaumali
− Asy-Syaikh 'Abdul Mushawwir Al-'Arumi
− Asy-Syaikh 'Utsman bin 'Abdillah As-Salimi
− Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani
Namun, Al-Hajuri menyatakan bahwa pertemuan Al-Hudaidah ini sebagai muhdats
(bid'ah)!!

-19
-
KELIMA :
Pujian Fadhilatusy-Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin
'Abdillah Al-Imam– hafizhahullah -
Beliau berkata dalam kaset berjudul "Dakwah Ahlus Sunnah di Yaman" yang terbit
tanggal 16 Shafat 1430 H :

"Asy-Syaikh Al-Fadhil 'Abdurrahman Al-'Adani – hafizhahullah -, beliau telah


dijadikan oleh Syaikhuna Al-Wadi'i termasuk jajaran para masyaikh yang
dijadikan rujukan ketika terjadi perselisihan atau perkara yang sangat
berkaitan dengan dakwah. Dan beliau – segala puji bagi Allah – senantiasa
berada di atas kebaikan. Ketika masih berada di Darul Hadits Dammaj beliau
mengajar aqidah dan fiqh. Beliau juga memiliki sejumlah syarh (penjelasan) yang
bagus dalam beberapa masalah fiqh. Beliau memiliki ilmu yang luas
sebagaimana telah diketahui oleh orang-orang yang menghadiri pelajaran
beliau, baik dalam bidang fiqh maupun lainnya. Asy-Syaikh Yahya –
hafizhahullah – menyebutkan beliau dalam kitab Ath-Thabaqat, dengan
menyebutkan bahwa beliau (Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani) memiliki ilmu
yang luas, atau dengan kalimat semakna. … Dan Asy-Syaikh 'Abdurrahman sendiri
masih tetap senantiasa dalam berbagai aktivitasnya, baik berkaitan dengan
dakwah, berkaitan dengan ta'lim, maupun berkaitan dengan penulisan syuruhat
(berbagai syarh). Segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam. Beliau (Asy-Syaikh
'Abdurrahman) termasuk 'ulama Ahlus Sunnah dengan tanpa ada keraguan
dan dan tanpa kebimbangan.

Diantara perkara yang aku ingin menyebutkannya bahwa beliau baru-baru ini telah
berbicara dalam salah satu muhadharah, mengajak untuk berpegang dengan Al-
Kitab dan As-Sunnah disertai dengan sikap menjauhi dakwah-dakwah/ajakan-
ajakan yang penuh syubhat/tidak jelas, dakwah-dakwah hizbiyyah yang dipoles
dengan jum'iyyat dan sebagainya yang dengannya hizbiyyah dapat terselubungi.
Ceramah beliau adalah ceramah yang baik. Di antara yang beliau peringatkan
adalah beliau mentahdzir dari kelompok Ikhwanul Muslimin. Beliau juga mentahdzir
dari kelompok Sururiyyah dan orang-orang yang ta'ashub terhadap Abul Hasan Al-
Ma'ribi. Beliau juga memperingatkan para pengelola/pendukung jum'iyyat, karena
beliau mengetahui bahwasanya sebagian pengelola/pendukung jum'iyyah
(yayasan) hanyalah menjadikannya sebagai kedok untuk melindung praktek
hizbiyyah.

Penjelasan seperti ini pada masa sekarang adalah bagus dan sudah selayaknya
untuk senantiasa diulang dari satu kesempatan kepada kesempatan yang lain agar
faidah yang didapatkan akan lebih banyak. Karena ketika terjadi sedikit
perselisihan, sebagian pihak menyangka bahwa Asy-Syaikh 'Abdurrahman sudah
tidak seperti dulu sebelum terjadinya perselisihan berupa semangat di atas
kejernihan dan kemurnian dalam dakwah, serta menjauhkan dakwah dari syubuhat
dan perkara-perkara hizbiyyah.

Dan kami, segala puji bagi Allah, tidaklah mengetahui tentang beliau (Asy-
Syaikh 'Abdurrahman) kecuali kebaikan, dari dahulu maupun dari yang terjadi

-20
-
setelahnya. Namun pernyataan seperti ini dalam waktu seperti ini adalah termasuk
perkara yang bermanfaat, dan sebagai penggertak bagi pihak yang ingin mengail di
air keruh sebagaimana dikatakan (dalam pepatah). Dan bahwasanya Asy-Syaikh
'Abdurrahman tidaklah berubah dari apa yang dahulu beliau di atasnya, dan bahwa
beliau telah demikian dan demikian.
Akan tetapi sebagian dari mereka menyangka bahwasanya Asy-Syaikh
'Abdurrahman ketika telah terjadi sedikit perselisihan beliau akan bergabung
dengan Ikhwanul Muslimin atau Sururiyyin, atau yang lainnya. Segala puji bagi
Allah, itu semua tidak terjadi, bahkan yang ada adalah kesinambungan beliau
di atas dakwah. Yang demikian adalah keutamaan dari Allah. Dan sudah
sepantasnya ucapan seperti ini untuk terus disampaikan dari satu
kesempatan ke kesempatan yang lain sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
untuk melakukannya. "

Beliau (Asy-Syaikh Al-Imam) – hafizhahullah – juga berkata :

“Sungguh aku adalah pemberi nasehat, sungguh aku adalah pemberi nasehat,
sungguh aku adalah pemberi nasehat untuk saudara-saudaraku yang tergesa-gesa
dalam masalah ini dan tidak mendapatkan karunia ketepatan bersikap dan mau
menerima arahan para 'ulama. Sungguh aku pemberi nasehat bagi mereka :
hendaklah mereka meninjau kembali cara pandang mereka dalam masalah ini.
Aku tidaklah memandang mereka sebagai pihak yang benar dalam masalah
hajr (pengucilan), tahzib (vonis hizbi), celaan sebagian terhadap yang lain,
serta saling memutus hubungan dan membelakangi. Aku tidaklah
memandang ini kecuali sebagai hukuman, akibat sikap tidak mau menerima
perkataan (nasehat dan bimbingan) para 'ulama." (Nasha-ih Ulama al-Ummah,
hal. 46)



-21
-
KEENAM :
Pujian Asy-Syaikh Al-'Allamah An-Naqid Al-Bashir 'Abdul 'Aziz
bin Yahya Al-Bura'i – hafizhahullah -:
Beliau – hafizhahullah – berkata dalam nasehatnya untuk para pemuda di Ta'iz,
beliau menasehati mereka di markaz beliau di Mafraq Hubaisy pada tanggal 3
Syawwal 1429 H :
!‫ ﻭﻟﻜﻦ ﺃﻳﻦ ﺍﻟﺒﻴﻨﺔ؟‬،‫ﻊ ﺍﻟﺘﻬﻤﺔ ﺑﺎﳊﺰﺑﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪﺍﻟﺮﲪﻦ ﻭﻣﻦ ﻣﻌﻪ‬‫ﳓﻦ ﻧﺴﻤ‬
"Kami mendengar adanya tuduhan sebagai hizbi terhadap Asy-Syaikh
'Abdurrahman dan orang-orang yang bersama beliau. Akan tetapi manakah
buktinya?! (Nasha-ih 'Ulama al-Ummah, hal. 73)

Beliau – hafizhahullah – berkata dalam membantah orang yang menyangka


bahwasanya ada di sana bukti-bukti nyata yang pasti tentang (kehizbian) Asy-
Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani – hafizhahullah – dan bahwasanya ternyata para
'ulama Ahlus Sunnah masih membelanya setelah bukti-bukti itu benar-benar pasti,
maka Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz Al-Bura'i berkata :

!‫ ﰒ ﻳﺒﻘﻰ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﺃﺧﻮﻧﺎ‬،‫ﻻ ﳝﻜﻦ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻫﻨﺎﻙ ﺣﻘﺎﺋﻖ ﻋﻠﻰ ﺷﺨﺺ ﺗﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺍﳓﺮﺍﻓﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ‬
.‫ﺁﺳﻒ ﰒ ﺁﺳﻒ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻨﻈﺮﺓ ﺇﱃ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ‬
‫ﻣﺎﻫﻲ ﺍﳌﺼﻠﺤﺔ ﺍﻟﱵ ﻣﻌﻨﺎ ﺣﱴ ﳒﺎﻣﻞ ﻣﻊ ﻓﻼﻥ ﺑﻌﺪ ﺛﺒﻮﺕ ﺍﳊﻘﺎﺋﻖ ﻓﻴﻪ؟‬
.‫ ﺇﻣﺎ ﺳﻮﺀ ﺗﺼﺮﻑ ﻣﻦ ﺍﻹﺧﻮﺓ ﺍﳌﻌﻨﻴﲔ ﺃﻭ ﻓﻬﻢ ﺧﺎﻃﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﳛﲕ ﻭﳓﻦ ﻧﺴﻌﻰ ﰲ ﺭﺃﺏ ﺍﻟﺼﺪﻉ‬:‫ﳓﻦ ﻧﻘﻮﻝ‬
.‫ﺃﻣﺎ ﺃﻥ ﻳﻘﺮﺭ ﺃﺣﺪ ﺃﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﳛﲕ ﺗﻜﻠﻢ ﲝﻘﺎﺋﻖ ﻭﺃﻧﻨﺎ ﳒﺎﻣﻞ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺎﺏ ﺍﻟﺴﻨﺔ! ﻫﺬﻩ ﻣﺸﺎﺭﻛﺔ ﰲ ﺍﻻﳓﺮﺍﻑ‬
"Tidak mungkin ketika ada di sana bukti-bukti pada diri seseorang yang
menunjukkan akan penyimpangannya dari As-Sunnah, kemudian para Ahlus
Sunnah tetap mengatakan : 'Orang ini saudara kami!'
Sangat disayangkan, sangat disayangkan cara pandang seperti terhadap sesama
Ahlus Sunnah.
Mashlahat apa yang ada pada kita hingga kita tetap bermujamalah
(berhubungan baik) dengan seseorang padahal telah ada bukti-bukti nyata
padanya (akan penyimpangannya)?
Kita katakan : Bisa jadi merupakan kejelekan sikap yang diambil oleh ikhwah
tertentu, atau pemahaman yang salah dari Asy-Syaikh Yahya. Dan kita berupaya
untuk menghilangkan kekaburan.
Adapun apabila ada seseorang menegaskan bahwasanya Asy-Syaikh berbicara
berdasar bukti nyata dan kita bermujamalah untuk menjaga As-Sunnah! Maka yang
demikian adalah bentuk perbuatan ikut andil dalam penyimpangan."

(Selesai penukilan dengan sedikit perubahan dari risalah : Nasha-ih Ulama al-
Ummah hal. 51).



-22
-
KETUJUH :
Pujian Fadhilatusy-Syaikh Al-Wa'izh Al-Hakim Muhammad bin
Shalih Ash-Shaumali – hafizhahullah –
Beliau dikunjungi oleh sejumlah orang dari penduduk lembah Hadramut pada
tanggal 16 Jumadal Ula 1429 H. Di antara pertanyaan yang diajukan kepada beliau
adalah : Wahai Syaikh, para pemuda di Hadramut Dakhil mengikuti pendapat Asy-
Syaikh Yahya dalam permasalahan 'Abdurrahman Al-'Adani?

Asy-Syaikh Ash-Shaumali – hafizhahullah – menjawab :


‫ ﻳﻨﺎﺻﺤﻮﻥ‬،‫ﻳﻨﺎﺻﺤﻮﻥ‬
"Hendaklah mereka dinasehati, hendaklah mereka dinasehati."

Pada majelis yang lain tanggal 12 Sya'ban 1429 H beliau – hafizhahullah – ditanya
: Di antara kami wahai Syaikh, ada seorang thalibul 'ilmi yang memihak kepada
Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri dalam vonisnya terhadap Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-
'Adani. Dia berupaya menyebarkan perkataan Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri dan
tidak menyebarkan perkataan para 'ulama. Ia juga mencegah penempelan kertas
dan pengumuman dari para masyaikh. Bagaimanakah kami bermu'amalah
terhadapnya?"

Asy-Syaikh Ash-Shaumali – hafizhahullah – menjawab :


‫ﺍﺟﻠﺴﻮﺍ ﻣﻌﻪ ﻭﻧﺎﺻﺤﻮﻩ‬
"Duduklah kalian bersamanya dan berilah ia nasehat."
(Nasha-ih Ulam al-Ummah hal. 56).



-23
-
KEDELAPAN :
Pujian Fadhilatusy Syaikh An-Nahwi Al-Faqih 'Abdul
Mushawwir Al-'Arumi – hafizhahullah –
(Pengasuh Ma'had As-Sunnah di Marsi)

Beliau ditanya tentang fitnah ini (tuduhan hizbi yang dilontarkan kepada Asy-Syaikh
'Abdurrahman) ketika beliau berada di kota Jeddah pada bulan Ramadhan yang
penuh berkah tahun 1429 H :

Beliau hafizhahullah menjawab :


‫ﺲ ﲝﺰﰊ‬
 ‫ﺍﺟﺘﻤﻌﻨﺎ ﻣﻊ ﻣﺸﺎﻳﺦ ﺍﻟﻴﻤﻦ ﻭﻛﻠﻤﺘﻨﺎ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﻌﺪﱐ ﻟﻴ‬
“Alhamdulillah, kami telah melakukan ijtima’ (pertemuan) dengan Para Masyâikh
Yaman, dan sikap kami satu, yaitu bahwa Asy-Syaikh ‘Abdurrahman Al-’Adani
bukan hizbi." (Nasha-ih Ulama al-Ummah hal. 58).


Demikianlah, adapun yang berkaitan dengan Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil


Wahhab Al-Wushabi – hafizhahullah –, Fadhilatusy Syaikh 'Abdullah bin
'Utsman Adz-Dzamari – hafizhahullah –, dan Fadhilatusy Syaikh 'Utsman bin
'Abdullah Al-Salimi – hafizhahullah –, maka mereka termasuk para 'ulama yang
ikut serta menandatangani kesepakatan Ma'bar dan Al-Hudaidah, yang di antara
isinya : bahwasanya Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani – hafizhahullah –
termasuk di antara para masyayikh Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sebagaimana
telah lalu penukilannya dari mereka – hafizhahumullah –.

Dan Asy-Syaikh 'Abdul Mushawwir Al-'Arumi – hafizhahullah – telah menukilkan


kesepakatan para masyayikh Ahlus Sunnah di Yaman bahwasanya Asy-Syaikh
'Abdurrahman Al-'Adani bukan hizbi, sebagaimana baru saja kami nukilkan dari
beliau.

Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz Al-Bura'i – hafizhahullah – berkata dalam nasehatnya untuk


para pemuda di Ta'iz pada tanggal 3 Syawwal 1429 H:
‫ ﳓﻦ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﳓﻦ ﻋﻠﻴﻪ‬،‫ﻭﻣﺎ ﺗﺮﺍﺟﻌﻨﺎ ﻋﻦ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﳊﺪﻳﺪﺓ ﻗﻂ‬
"Kami tidak pernah rujuk dari kesepakatan Hudaidah, kami masih tetap
berada di atas kesepakatan itu." (Nasha-ih Ulama al-Ummah hal. 75).

Sampai di sini, bahkan pada sebagiannya saja, telah mencukupi bagi pihak-pihak
yang al-haq merupakan perkara yang ia cari dan senantiasa ia bangun. Semoga
Allah menyelamatkannya dari kehinaan ta'ashub, takabbur, dan hawa nafsu. Pada
wajah kebenaran itu telah mencukupimu dari keseluruhannya. Dengan terbitnya
bulan purnama telah mencukupimu dari pluto.
‫ﻓﺪﻋﲏ ﻣﻦ ﺑﻨﻴﺎﺕ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ‬ ‫ﺲ ﺑﻪ ﺧﻔﺎﺀ‬
 ‫ﻓﻬﺬﺍ ﺍﳊﻖ ﻟﻴ‬
Kebenaran ini bukan suatu perkara yang tersembunyi
Maka biarkanlah aku meninggalkan lorong-lorong kecil

-24
-
[ Jawaban Atas Pernyataan Bahwa Para 'Ulama Tidak
Memahami Masalah ] 5)
Janganlah ada seorang pun yang menyangka bahwa tazkiyyah para 'ulama mulia
untuk Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adani dan penolakan para 'ulama tersebut atas
tuduhan hizbiyyah terhadap beliau, mereka lakukan secara serampangan, tidak
meneliti dengan serius permasalahan yang ada, tanpa menapaki perkara-perkara
yang tersembunyi, dan tanpa memperhatikan kenyataannya.

Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Yahya Al-Bura'i – hafizhahullah –berkata:


‫ﲨﻠﺔ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺃﻥ ﻣﺸﺎﻳﺦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﳉﻤﺎﻋﺔ ﻋﺎﺷﻮﺍ ﻣﻊ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻘﻀﻴﺔ ﻣﻨﺬ ﻣﻬﺪﻫﺎ ﻭﺗﺎﺑﻌﻮﺍ ﲨﻴﻊ‬
‫ ﻭﻟﻜﻨﻬﻢ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺩﺍﺋﺮ ﻭﻛﻞ ﻣﺎ ﻫﻮ‬،‫ﺎ ﻭﻻ ﻳﻠﺰﻡ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻧﻮﺍ ﻗﺮﺅﻭﺍ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻧﺸﺮ‬‫ﺣﺮﻛﺎ‬
‫ﻠﺲ ﻳﺘﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻋﺪﺓ‬‫ ﻻ ﺳﻴﻤﺎ ﻭﺍﳌﻼﺣﻈﺔ ﺃﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﰎ ﺍﻟﻠﻘﺎﺀ ﺑﺄﺣﺪ ﺍﻟﻄﺮﻓﲔ ﻓﺈﻥ ﺍ‬،‫ﺣﺎﺻﻞ‬
‫ ﻭﺗﻠﻚ ﺍﻟﺴﺎﻋﺎﺕ ﺍﻟﱵ ﺗﻘﻀﻰ ﻟﻴﺴﺖ ﰲ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﻫﺎﻣﺸﻴﺔ ﺃﻭ ﺟﺎﻧﺒﻴﺔ ﺑﻞ ﻫﻲ ﰲ ﺻﻠﺐ‬،‫ﺳﺎﻋﺎﺕ‬
‫ ﺇﺿﺎﻓﺔ ﺇﱃ‬،‫ﺍﳌﻮﺿﻮﻉ ﺇﺿﺎﻓﺔ ﺇﱃ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺣﺎﺻﻞ ﻣﻦ ﻟﻘﺎﺀﺍﺕ ﺃﺧﺮﻯ ﻣﻊ ﻋﺪﻡ ﻭﺟﻮﺩ ﺍﻟﻄﺮﻓﲔ‬
‫ﺎﻟﺲ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ‬‫ﺍﻟﺮﺳﻞ ﻭﺍﻟﺮﺳﺎﺋﻞ ﻭﺍﳍﻮﺍﺗﻒ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﺇﺿﺎﻓﺔ ﺇﱃ ﺍﳌﻜﺎﳌﺎﺕ ﺍﳍﺎﺗﻔﻴﺔ ﻭﺍﻷﺳﺌﻠﺔ ﰲ ﺍ‬
‫ﺍﻟﻄﺮﻓﲔ ﺃﻭ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺃﻭ ﺑﺎﻷﺻﺢ ﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﻄﺮﻓﲔ ﺃﻭ ﻏﲑﻫﻢ ﻓﻬﺬﺍ ﻛﻠﻪ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﻣﻨﻬﻢ‬
. ... ،‫ﻢ ﻗﺪ ﻧﻈﺮﻭﺍ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﲨﻴﻊ ﺃﻃﺮﺍﻓﻬﺎ‬‫ ﻭﺃ‬،‫ﺑﺎﻟﻘﻀﻴﺔ ﺍﻟﺪﺍﺋﺮﺓ‬

"Kesimpulan permasalahan adalah, bahwa para masyâikh Ahlus Sunnah telah


benar-benar hidup bersama dengan peristiwa tersebut sejak awal kemunculannya
dan mengikuti seluruh kejadian-kejadiannya, walaupun tidak berarti mereka
membaca semua tulisan yang tersebar, namun mereka (para masyâikh tersebut)
mengetahui semua yang berlangsung dan semua yang terjadi. Terlebih lagi
dan yang perlu diperhatikan bahwa apabila terjadi sebuah pertemuan (ijtimâ')
dengan salah satu pihak dari dua belah pihak yang berselisih, maka majelis
tersebut memakan waktu berjam-jam, dan waktu yang berjam-jam yang
dihabiskan tersebut bukan membahas masalah-masalah cabang atau
sampingan, namun membahas inti permasalahan. Ditambah lagi dengan
dengan adanya berbagai upaya pertemuan (ijtimâ'-ijtimâ') tanpa dihadiri oleh kedua
belah pihak. begitu pula dengan adanya berbagai adanya utusan, surat-surat dan
berbagai peneloponan antar mereka (para masyâikh) dan berbagai penelponan
serta pertanyaan di berabagai majelis yang disampaikan oleh kedua belah pihak
atau sebagian mereka atau lebih tepatnya yang disampaikan oleh para pengikut
kedua belah pihak dan yang lainnya.

5
Tambahan sub judul ini dari editor

-25
-
Tentunya ini semua menunjukkan bahwa para masyâikh tersebut benar-benar
bersikap di atas pengetahuan tentang problem yang terjadi, dan bahwasanya
mereka (para masyâikh) telah meneliti permasalahan tersebut dari berbagai
sisinya, … ."
(Nasha-ih Ulam al-Ummah hal. 71/72)

Penjelasan beliau ini sudah selayaknya ditulis dengan tinta emas. Penegasan
beliau ini sudah cukup sebagai bantahan terhadap syubhat di atas sekaligus
mencabut dari akar-akarnya dengan tanpa ada yang tersisa sama sekali.



-26
-
Terakhir :
Nasehatku untuk saudara-saudaraku dari kalangan thalabatul 'ilmi dan selain
mereka dari kalangan Ahlus Sunnah – hafizhahumullah – hendaklah mereka
berpegang dengan bimbingan para 'ulama mereka, yaitu ulama Ahlus Sunnah wal
Jama’ah, baik dalam fitnah ini maupun fitnah yang lainnya. Sesungguhnya – demi
Allah - mereka adalah orang-orang yang ilmunya jauh lebih luas daripada kita, lebih
dalam pandangannya, lebih tinggi derajatnya, lebih mengetahui ujung dari
permasalahan-permasalahan, dan lebih semangat dalam mendakwahkan Dakwah
Salafiyyah daripada kita, sejauh yang kita lihat, wallahu hasiibuhum, wa laa nuzakki
‘alallahi ahadan.

Kenyataan adalah saksi yang paling baik. Berapa banyak bid’ah yang telah mereka
runtuhkan, berapa banyak sunnah yang mereka hidupkan, berapa banyak mubtadi’
yang mereka hinakan dan berhasil mereka hancurkan. Fitnah Abul Hasan belum
jauh dari kita. Allah tidak akan mengumpulkan kalimat mereka dalam membela
mubtadi’ yang berbuat makar terhadap Dakwah Salafiyyah, haasya wa kalla.

Kembalinya kita kepada mereka ketika terjadi An-Nawazil (peristiwa-peristiwa


besar) dan rumit adalah bentuk pengamalan dari firman Allah :

 i h g   f e d cb a ` _   ~  } | { z{
  vutsrq ponmlkj
٨٣ :‫ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬z z y x w
"Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka segera menyebarkannya. Kalau mereka mau menyerahkannya
kepada Rasul dan ulil Amri (para 'ulama) di antara mereka, tentulah orang-orang
yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka
(rasul dan ulil Amri tersebut). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah
kepada kalian, tentulah kalian akan mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja
(di antara kalian)." [An-Nisa` : 83]

Dengan demikian Allah telah memerintahkan kita apabila terjadi nawazil hendaklah
kita merujuk/kembali kepada para 'ulama, bukan kembali kepada qashidah Ummu
Shalih, tidak pula kepada perempuan-perempuan tua di Dammaj, igauan-igauan
anak-anak kecil, atau para penyair yang bodoh.

Al-'Allamah As-Sa 'di – rahimahullah – berkata :


"Pada ayat ini terdapat dalil atas kaidah adabiyyah (terkait dengan adab/sopan
santun), yaitu bahwa jika terdapat pembahasan dalam salah satu masalah dari
sekian banyak permasalahan, selayaknya untuk dikembalikan dan diserahkan
kepada orang yang memang mampu/memiliki keahlian dalam permasalahan
tersebut, dan tidak mendahului/melangkahinya. Sesungguhnya cara tersebut lebih
dekat kepada kebenaran dan lebih utama untuk selamat dari kesalahan."

-27
-
Pada penjelasan para 'ulama Ahlus Sunnah dan nasehat-nasehat mereka yang
bersandar kepada Al-Kitab dan As-Sunnah terdapat kebaikan, barakah, manfaat,
dan menjauhkan umat dari fitnah, yang hal ini tidak terdapat pada perkataan selain
mereka. Sungguh telah benar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika bersabda:
‫ﺍﻟﱪﻛﺔ ﻣﻊ ﺃﻛﺎﺑﺮﻛﻢ‬
Barakah itu ada bersama para 'ulama besar kalian. [HR. Al-Qadha’i dalam Musnad
Asy-Syihab (36) dan Ibnu Majah (559) dari shahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma, dengan sanad yang shahih].

Aku tidak ingin memperpanjang perkataan, karena akan menjadi banyak.


Sedangkan sebaik-sebaik ucapan adalah yang singkat namun menunjukkan
kepada maksud. Dan yang dimaksud di sini adalah menukilkan penjelasan para
'ulama Ahlus Sunnah dalam permasalahan fitnah ini dengan cara yang paling
ringkas dan gambaran yang paling bagus. Sedangkan hati para hamba berada di
antara dua jari Ar-Rahman, Dia membolak-balikkan hati tersebut sekehendak-Nya.

٤ :‫ ﺍﻟﺮﻭﻡ‬z µ´³ ² ±  ° ¯{


“Milik Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (QS. Ar-Rum : 4)

٤١ :‫ ﺍﳌﺎﺋﺪﺓ‬z  ¾ ½¼ » º ¹ ¸ ¶ µ ´ ³{


“Barangsiapa yang Allah menghendaki fitnahnya, maka sekali-kali kamu tidak akan
mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah.” (QS. Al-Ma`idah : 41)

Aku memohon kepada Allah memberikan taufik kita dan seluruh kaum muslimin
kepada perkara yang di sana terdapat kebaikan dan kelurusan. Dan agar Dia
memalingkan dari kita segala kejelekan, bencana, fitnah, dan keburukan. Semoga
apabila Dia hendak memberikan fitnah (ujian/bencana) kepada hamba-hamba-Nya
maka Dia mengembalikan kita kepada-Nya dalam keadaan tidak terfitnah,
sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha mengabulkan
doa.

Ditulis oleh
'Abdullah bin Ahmad Al-Khaulani
5 Rabi’ul Awwal 1430 H.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan
para shahabatnya.

http://www.dammajhabibah.wordpress.com

-28
-

You might also like