You are on page 1of 22

PENGENALAN HAMA TANAMAN KEDELAI DAN MUSUH ALAMINYA (Laporan Praktikum Hama Penting Tanaman)

Oleh: Yudi Des Yulian 1014121192

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam

pertanian,

hama

adalah

organisme

pengganggu

tanaman

yang

menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Serangga termasuk bagian dari hama yang merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah,pada dan di atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi , masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi sebesar 20,7%, bahka menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan pengendalian secara efektif (Hermanto,2012). Hama merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan hasil panen kedelai. Ada 111 jenis hama kedelai yang telah diketahui di lndonesia, beberapa di antaranya adalah hama pemakan daun (19). Hama pemakan daun yang berstatus penting atau agak penting ada empat jenis yakni kumbang daun (Phaedonia inclusa Stal.), penggulung daun (Lamprosema indicata F.), ulat iengkal (Chrysodeixis chalcites Curt,), dan ulat grayak Spodoptera litura F.). Kerusakan daun akibat serangan hama pemakan daun mengganggu proses fotosintesis yang akhirnya mengakibatkan kehilangan hasil panen

(Arifin.M,1992). Untuk mengendalikan hama harus digunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dalam konsep tersebut, pengendalian hama dengan insektisida merupakan

salah satu taktik yang digunakan bilamana perlu serta diintegrasikan dengan taktik pengendalian lain. Tujuan pengendalian adalah untuk memaksimumkan keuntungan pendapatan, targetnya adalah beberapa jenis hama, dasar yang digunakan adalah ambang kendali hama, dan caranya adalah dengan menurunkan kepadatan populasi hama melalui berbagai taktik pengendalian.Dalam konsep PHT, ada empat elemen yang mendasari komponen pengendalian hama, yakni bioekologi, pengendalian alamiah, ambang kendali, dan teknik penarikan contoh populasi hama( Siswandi. MP, 2006)

B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah: 1.Praktikan dapat mengetahui berbagai jenis hama yang menyerang tanaman kedelai serta musuh alaminya. 2.Praktikan dapat menggambarkan jenis-jenis hama yang diamati. 3.Praktikan dapat mendeskripsikan tiap-tiap hama yang menyerang tanaman kedelai.

II. PROSEDUR PRAKTIKUM

A.Alat Dan Bahan -Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat tulis. -Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku panduan praktikum,buku tulis,spesimen yang terdari dari hama: Ulat grayak (Spodoptera litura),Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata),Ulat jengkal(Chrysodeixis chalcites),Wereng kedelai,Wereng daun kedelai(Phaedonia inclusa),Ulat buah(Helicoverpa armigloera),Kepik hijau(nezara viridula),Kepik polong kedelai( Riptortus linearis),Kumbang macan(Menochilus sp.),Belalang sembah(Tenodora sp),Kutu aphis(Aphis sp).

B. Langkah Kerja Adapun langkah-langkah kerja dalam praktikum ini adalah: 1.Setiap praktikan menggambar beberapa spesimen yang telah disediakan oleh masing-masing asisten. 2.Tiap-tiap spesimen digambar dengan memberi beberapa keterangan baik itu nama latinnya maupun deskripsinya. 3.Praktikan mengabadikan gambar spesimen dengan memphoto untuk dijadikan acuan dalam menggambar.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

1.Tabel hama tanaman kedelai No. 1. Gambar Hama dan Nama Hama Taksonomi Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Lepidoptera Famili : Noctuidae Subfamili : Amphipyrinae Genus : Spodoptera Ulat grayak (Spodoptera litura) 2. Spesies : Spodoptera litura Klasifikasi Kindom : animalia Phylum : arthropoda Class : insect Ordo : lepidoptera Family : pyralidae Genus : Lamprosema Spesies : Lamprosema indicata

Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata),

3.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Noctuidae Genus : Chrysodeixis Species : C. chalcites Ulat jengkal(Chrysodeixis chalcites) 4.

Wereng kedelai 5.

Wereng daun kedelai(Phaedonia inclusa)

6.

Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Famili : Noctuidae Genus :Helicoverpa Spesies : Helicoverpa Ulat buah(Helicoverpa armigera) armigera
Klasifikasi Kingdom: Animalia (Hewan)Filum: Arthropoda (arthropoda) Kelas: Insecta (Serangga) Order: Hemiptera Subordo: Heteroptera Family: Pentatomidae Subfamily : Pentatominae

7.

Kepik hijau(nezara viridula)

Genus:Nezara Species:Nezara viridula

8.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Family : Coreoidea Genus : Riptortus Spesies : Riptortus Linearis Kepik polong kedelai( Riptortus linearis)

2. Tabel musuh alami hama tanaman kedelai 1.

Kumbang macan(Menochilus sp.) 2.


Klasifikasi

Kingdom : Animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : mantoda, famili : mantidae, Genus : stagmomantis, spesies : Stagmomantis Belalang sembah(mantis sp) 3. carolina. Klasifikasi

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Homoptera Famili : Aphididae Genus : Aphis Spesies : Aphis craccivora Kutu aphis(Aphis craccivora)

B. Pembahasan Dalam praktikum ini terdapat beberapa hama yang menyerang tanaman kedelai,baik itu menyerang bagaian daunnya maupun polongnya.Hama tersebut adalah Ulat grayak (Spodoptera litura),Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata),Ulat jengkal(Chrysodeixis chalcites),Wereng kedelai,Wereng daun kedelai(Phaedonia incluss stall),Ulat buah(Helicoverpa armigloera),Kepik hijau(nezara viridula),Kepik polong kedelai( Riptortus linearis).Terdapat beberapa musuh alami yang dapat digunakan untuk menekan penyebaran hama tanaman kedelai,diantaranya adalah Kumbang macan(Menochilus sp.),Belalang sembah(Mantis sp),Kutu aphis(Aphis sp).

1.Ulat grayak (Spodoptera litura). Instar pertama tubuh larva berwarna hijau kuning, panjang 2,00 sampai 2,74 mm dan tubuh berbulu-bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm. Instar kedua, tubuh berwarna hijau dengan panjang 3,75-10,00 mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat garis hitam meningkat pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung abdomen, pada toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua-dua. Larva instar ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 15,0 mm dengan lebar kepala 0,5 0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh. Instar keempat , kelima dan keenam agak sulit dibedakan. Untuk panjang tubuh instar ke empat 13-20 mm, instar kelima 25-35 mm dan instar ke enam 35-50 mm. Mulai instar keempat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau kekuningan atau hijau keunguan.Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan.Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Imago berupa ngengat dengan warna hitam kecoklatan. Pada sayap depan ditemukan spot-spot berwarna hitam dengan stripstrip putih dan kuning. Sayap belakang biasanya berwarna putih

Gejala Serangan : Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja dan ulat yang besar memakan tulang daun dan buahnya. Gejala serangan pada daun rusak tidak beraturan, bahkan kadang-kadang hama ini juga memakan tunas dan bunga. Pada serangan berat menyebabkan gundulnya daun. Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau

Ekologi Pendukung : Spodoptera litura merupakan salah satu serangga hama penting yang sangat polifag. Salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman palawija dan sayurandi Indonesia.

Siklus Hidup ulat grayak: Serangga ini merusak pada stadia larva, yaitu memakan daun, sehingga menjadi berlubang-lubang. Biasanya dalam jumlah besar ulat garayak bersama-sama pindah dari tanaman yang telah habis dimakan daunnya ke tanaman lainnya (Pracaya, 1995). Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2000-3000 telur.Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon), berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Siklus hidup berkisar antara 30-60 hari (lama stadium telur 2-4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 2046 hari, pupa : 8-11 hari). Pengendalian Serangan : 1. Musuh Alami Beberapa musuh alami yang menyerang ulat ini yaitu Apenteles sp. Telenomeus sp, Brachymeria sp, Charops longiventris, Chelonus sp, Euplecectrus platyphenae, Microplitis manilae, Nythobia sp, Tachinidae, Podomya setosa dan Harpactor sp (Sudarmo, 1987). 2. Agen hayati yang berperan penting sebagai pengendali hama secara alamiah adalah Nucleopolyhedrovirus (NPV) yang merupakan agensi hayati ulat grayak. ). Virus ini memiliki sifat yang menguntungkan, antara lain :

memiliki inang spesifik dalam genus/famili yang sama, sehingga aman terhadap organisme bukan sasaran. tidak mempengaruhi parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya. dapat mengatasi masalah resistensi ulat grayak terhadap insektisida kimia. kompatibel dengan insektisida kimiawi yang tidak bersifat basa kuat. 3. Pestisida nabati, dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya

2. Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata) Morfologi sayap ngengat berwarna kuning keemasan dengan beberapa bercak yang melintang berwarna hitam. Bentangan sayapnya sekitar 4 cm. telurnya berukurankecil dan diletakan dibawah daun. Warna ulat kehijauan dengan garis kuning sampai putih kream.. Ngengat bertelur dibawah permukaan daun. Ulatnya makan dengan mengulitidaun dari tepi sampai tulang utama sehingga daun menggulung. Ulat yang dewasa jugamenghabiskan daun sampai tulang daun saja. Setelah cukup umur ulat berkepompongdidalam gulungan daun. Lama perkembangan satu generasi kurang lebih 6 minggu.

Gejala serangan pada daun terdapat lubang-lubang kecil, terdapat daun dalam keadaanmenggulung yang didalamnya terdapat ulat yang terlindung oleh benangbenang suteraserta kotoran, kadang polong sering juga dipintal dengan daunnya.

Pengendalian Pengendalian yang perlu dilakukan diantaranya adalah : a.Daun yang sudah menggulung dipotong dan dibakar. b.Setelah daun yang menggulung dimusnahkan, tanaman disemprot dengan insektisida. c.Diadakannya rotasi tanaman.

3. Ulat jengkal(Chrysodeixis chalcites) Imago C. Chalcites mempunyai sayap dengan berwarna khas, yaitu dasarnya hitam coklat dengan sepasang bintik putih pada masing-masing sayap, sedang pada ulat jengkal Trichoplusia orichalcea bagian ujung sayap depannya berwarna keemasan.Telur berbentuk bundar agak pipih, berenda putih, dan berwarna keputih-putihan yang kemudian berubah kekuning-kuningan sebelum

menetas.Larva berkepala kecil, mempunyai tiga pasang tungkai palsu, berwarna hijau. Larva instar akhir berukuran antara 30-40 mm. Pupa berada di dalam kokon yang transparan. Pupa C. Chalcites berwarna hijau muda dan pada punggungnya berwarna coklat hitam, sedangkan pupa jenis Trichoplusia orichalcea berwarna coklat.Siklus hidup 3 minggu yaitu Telur 3-4 hari, Larva 13 hari, Pupa 7 hari. Gejala serangan dan kerusakan Serangan oleh instar muda menyebabkan bercak-bercak putih pada daun karena jaringan dan dimakan, namun epidemis dan tulang daun ditinggalkan , sedang larva besar memakan habis helai daun menyebabkan daun yang terserang tinggal beberapa tulang daunya saja. Kerusakan daun oleh ulat jengkal biasanya mulai pada awal pembungaan. Kerusakan terus meningkat hingga fase pengisian biji sekitar 60 hst. Kehilangan hasil karena defoliasi dapat menurunkan bobot biji, dan pada akhirnya menurunkan hasil panen. Kerusakan daun 50 % pada awal pembungaan hingga pembungaan penuh dapat menurunkan hasil 9-18%, atau setara dengan 135 kg sampai 270 kg/ha. Kerusakan daun total pada fase pengisian dapat menurunkan hasil sebesar 80%, yaitu setara dengan 1200 kg/ha. Pengendalian: a. Musuh alami : Parasitoid telur, Trichogramma sp (Hymenoptera Trichogrammatidae) Parasitoid larva, Cotesia sp. (Hymenoptera Braconidae)

Parasitoid larva, microplitis sp b. Ulat jengkal menyebar secara berkelompok, umumnya terdapat pada daun muda dan sebagian besar terdapat pada permukaan bawah daun. Pengamatan populasi larva muda dilakukan sejak 35 sampai 56 hst dengan interval waktu 1 minggu. Tanaman contoh diambil secara diagonal sebanyak 10 rumpun per petak alami. c. Ambang pengendalian ulat jengkal tergantung dari fase pertumbuhan tanaman yang diserang dan stadia larva. Diketahui bahwa kemampuan ulat jengkal dalam memakan daun adalah setengah daripada kemampuan ulat grayak d. Melakukan pergiliran tanaman dan bertanam serentak akan dapat memutus siklus hidup, mengurangi populasi awal dan mengecerkan populasi. Kalau masih terdapat serangan, maka pengumpulan dan pemusnahan larva instar 4 sampai dengan instar akhir perlu dilakukan. e. Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan apabila populasi melampaui ambang pengendalian dan dibatasi sampai dengan instar -3, karena aplikasi insektisida pada ulat instar 4-6 sangat rendah. Oleh karena itu pengendalian ulat yang sudah mulai besar hanya efektif dengan cara pengumpulan.

4.Wereng kedelai Imago dapat hadir dipertanaman sejak awal pertumbuhan tanam sampai saat panen. Imago dan larva merusak pucuk, daun, tangkai daun, bunga dan polong. Serangan pada tanaman muda menyebabkan kematian tanaman sedangkan pada tanaman lebih tua akan mengurangi luas daun serta jumlah bunga dan polong. Periode kritis tanaman terhadap serangan hama ini adalah sejak tumbuh sampai dengan stadia pembentukan polong.

Pengendalian : penyemprotan, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 5. Wereng daun kedelai(Phaedonia inclusa) Larva dan kumbang dewasa menyerang hampir semua bagian tanaman kedela Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini terlihat pada pucuk tanaman, daun, bunga dan polong. Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan kematian. Serangann pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya pembentukan bunga, pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan kualitas biji kedelai.i, terutama yang masih muda. Serangannya sering dijumpai pada pagi dan sore hari. Siklus hidup kumbang ini adalah 20-21 hari. Sehingga dalam satu kali musim tanam, kedelai dapat diserang oleh 2-3 generasi kumbang: Pemberantasannya adalah dengan menyemprotkan Azodrin Karphos dan Tamaron berkonsentrasi sekitar 1-2 cc/liter, tergantung umur tanaman.

6. Ulat buah(Helicoverpa armigera) Morfologi/Bioekologi Ngengat betina muncul sehari lebih dahulu dari pada ngengat jantan. Ngengat jantan mudah dibedakan dari ngengat betina karena ngengat betina mempunyai pola bercak-bercak berwarna pirang tua, sedang ngengat jantan tidak mempunyai pola seperti itu. Nisbah kelamin jantan dan betina 1 : 1. Daur hidup H. armigera dari telur hingga ngengat mati berkisar antara 52 - 58 hari.Ngengat betina meletakkan telur satu persatu pada pucuk daun, sekitar bunga dan cabang. Telur berbentuk bulat dan berwarna putih agak kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi kuning tua dan ketika akan menetas terlihat adanya bintik hitam. Stadium telur berkisar antara 10 - 18 hari dan persentase penetasan telur berkisar 63 - 82 persen.Stadium larva berkisar antara 12 - 23 hari. Ketika baru keluar dari telur, larva berwarna kuning muda dan tubuhnya berbentuk silinder. Larva muda kemudian berubah warna dan terdapat variasi warna dan pola antar sesama larva. Larva H. armigera terdiri dari lima instar, instar pertama, kedua, ketiga,

keempat dan kelima, masing-masing berumur 2 - 3 hari, 2 - 4 hari 2 - 5 hari, 2 - 6 hari dan 4 - 7 hari.Pupa dibentuk di dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa 15 - 21 hari.Hama ulat buah tersebut menyebar di daerah sentra produksi tomat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Gejala serangan Larva H. armigera melubangi buah tomat baik buah muda maupun yang sudah tua. Buah tomat yang terserang akan busuk dan jatuh ke tanah. Kadang-kadang larva juga menyerang pucuk tanaman dan melubangi cabang-cabang tomat. Tanaman inang lain anaman inang utama ulat buah adalah tomat, tembakau, jagung, dan kapas. Tanaman inang lainnya misalnya kentang, kubis, kacang-kacangan. Pengendalian a). Kultur teknis

Pengaturan waktu tanam. Tomat yang ditanam pada bulan September terserang ringan oleh larva H. armigera.

Penanaman varietas toleran, seperti LV 2100 dan LV 2099. Penanaman tanaman perangkap tagetes (Tagetes erecta) di sekeliling tanaman tomat.

Sistem tumpangsari tomat dengan jagung dapat mengurangi serangan H. armigera.

b). Pengendalian fisik / mekanis

Mengumpulkan dan memusnahkan buah tomat yang terserang H. armigera.

Pemasangan perangkap feromonoid seks untuk ngengat H. armigera sebanyak 40 buah / ha.

c). Pengendalian hayati

Pemanfaatan musuh alami seperti : parasitoid telur H. armigera yaitu Trichogramma sp., parasitoid larva yaitu Eriborus argenteopilosus, dan virus HaNPV sebagai patogen penyakit larva H. armigera.

d). Pengendalian kimiawi

Bila ditemukan ulat buah 1 larva / 10 tanaman contoh, dapat diaplikasikan insektisida yang efektif dan diizinkan, antara lain piretroid sintetik (sipermetrin, deltametrin), IGR (klorfuazuron), insektisida mikroba (spinosad), dan patogen penyakit serangga H. armigera HaNPV 25 LE.

7. Kepik hijau(nezara viridula) Daur hidup Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6haritelur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagihari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,memakanpolong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1sampai 6bulan. Morfologi dan biologi Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan,kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daunNimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur,kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong. Gejala

Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadimengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritistanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisapcairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering.Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan bijimenghitam dan busuk. Ekologi Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacangtunggak, orokorok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas. Pengendalian Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa caraantara lain: Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba(1974),varietas Galunggung (1981), Varietas Guntur (1982), dan varietasLokon (1982) Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere(Hymenoptera: Encyrtidae), Trissolcus basalis

8. Kepik polong kedelai( Riptortus linearis) Siklus hidup R. linearis meliputi stadium telur, nimfa yang terdiri atas lima instar, dan stadium imago.Imago datang pertama kali di pertanaman kedelai saat tanaman mulai berbunga dengan meletakkan telur satu per satu pada permukaan atas dan bawah daun. Seekor imago betina mampu bertelur hingga 70 butir selama 4 47 hari. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk perutnya, yaitu imago jantan ramping dengan panjang 11 13 mm dan betina agak gemuk dengan panjang 1314 mm.Telur R. linearis berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, ratarata berdiameter 1,20 mm. Telur berwarna biru keabuan kemudian berubah menjadi cokelat suram ,Setelah 67 hari, telur menetas dan membentuk nimfa instar I selama 3 hari (Gambar 1c). Pada stadium nimfa, R. linearis berganti

kulit (moulting) lima kali. Setiap berganti kulit terlihat perbedaan bentuk, warna, ukuran, dan umur.

Rata-rata panjang tubuh nimfa instar I adalah 2,60 mm, instar II 4,20 mm, instar III 6 mm, instar IV 7 mm, dan instar V 9,90 mm (Tengkano dan Dunuyaali 1976 dalam Prayogo dan Suharsono, 2005). Nimfa maupun imago mampu menyebabkan kerusakan pada polong kedelai dengan cara mengisap cairan biji di dalam polong dengan menusukkan stiletnya. Tingkat kerusakan akibat R. linearis bervariasi, bergantung pada tahap perkembangan polong dan biji. Tingkat kerusakan biji dipengaruhi pula oleh letak dan jumlah tusukan pada biji.Kepik menyerang dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yg diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk .

Hama ini menyerang polong dan menghisap isinya. apabila polong yang diserang telah berisi akan tampak bintik-bintik hitam, dan jika polong tersebut terbuka akan tampak biji kehitam-hitaman, kosong, dan gepeng. pemberantasan kepik polong sama dengan penggerek polong. Oleh karena itu, pemberantasan penggerek polong berarti juga pemberantasan kepik. Pada polong muda menyebabkan biji kempis dan kadang-kadang polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong menyebabkan biji dan polong kempis, kemudian mengering. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan menghitam. Serangan polong tua menyebabkan adanya bintik hitam pada biji. Imago mulai datang di pertanaman sejak pembentukan bunga, Akibat serangannya menyebahkan biji dan polong kempis, polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna hitam; kulit biji keriput, dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan pengisap polong adalah stadia pengisian biji

Ciri-ciri hama ini : sewaktu masih muda, tubuhnya berwarna coklat gelap kemerahan. Bentuk tubuhnya mirip dg semut hitam. Setelah dewasa tubuhnya berwarna coklat kekuningan dan bentuk tubuhnya mirip walang sangit serta

kepalanya bersungut. Telur berbentuk bulat dan berwarna coklat suram. Telur akan menetas dalam waktu 7 hari.Kepik menyerang dg cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yg diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk.

9. Kumbang macan(Menochilus sp.) Menochilus sp. merupakan serangga predator bdari ordo coleoptera. Seranga ini biasa di sebut kumbang predator warna kuning mempunyai becak hitam. Menangkap mangsa bergerak lambat. Larva lebih rakus dari yang dewasa. Serangga ini mampu menghasilkan 150-200 turunan dalam 6-10 minggu. Dilaporkan bahwa daur hidup predator M. sexmaculatus berkisar antara 56 hingga 78 hari dengan rincian telur 4-5 hari, larva 20-25 hari, pupa 4-6 hari dan imago 28-42 hari. M. sexmaculatus mampu memangsa hama penting Bemisia tabaci dan Myzus persicae pada pertanaman cabai, sehingga secara hayati serangga predator M. Sexmaculatus sangat potensial untuk menekan penggunaan insektisida sintetis.

10. Belalang sembah(mantis sp) Mantis religiosa (belalang sembah) memiliki ukuran tubuh dari medium sampai besar, bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memiliki dua pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. Tubuhnya juga terbungkus oleh eksoskleton yang melindungi sistem organ yang lunak sebelah dalam. eksoskeleton merupakan kuikula yang tersusun dari kitin dan terbagi atas segmen - segmen.

11. Kutu aphis(Aphis sp) Bioekologi 1) Sifatnya partenogenesis, yaitu telurnya berkembang menjadi nimfa tanpa terjadi pembuahan, kemudian dilahirkan oleh induknya. 2) Lama hidupnya antara 13 - 18 hari dengan 4 - 8 kali instar. 3) Nimfa yang baru terbentuk langsung mengisap cairan tanaman secara bergerombol. Nimfa dewasa berwarna hitam dan berkilau. Antenenya lebih pendek dari pada abdomen. 4) Betina menjadi dewasa setelah berumur 4 - 20 hari. Panjang tubuh yang bersayap rata-rata 1,4 mm dan yang tidak bersayap rata-rata 1,5 mm. Mulai menghasilkan keturunan pada umur 5 - 6 hari dan berakhir sepanjang hidupnya. Gejala Serangan Stadia yang merusak adalah nimfa dan imago yang umumnya mengisap pada bagian daun permukaan bawah, kuncup, batang muda. Tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya menjadi lemah dan kehilangan warna daun, mengkerut dan akhirnya menyebabkan penurunan hasil produksi. Serangan berat pada fase pembungaan atau pembentukan polong dapat menurunkan hasil panen. Selain itu, kutu daun kacang juga merupakan vektor penyakit virus (CAMV). Tanaman Inang Kacang panjang dan jenis tanaman kacang-kacangan lainnya (Leguminoseae), kapas-kapasan (Malvaelae), waluh-waluhan (Cucurcitaceae), dll. Pengendalian " Penanaman tanaman yang resisten. " Penggunaan musuh alami seperti Coleoptera, Harmonia arcuata, dan dari ordo Diptera

IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah: 1.Dalam pengendalian hama tanaman kedelai diperlukan penanganan yang tepat,sehingga hama yang ada dapat ditekan perkembangannya semaksimal mungkin. 2.Setiap hama mempunyai waktu serta fase-fase tersendiri dalam menyerang tanaman kedelai. 3.Pengendalian hama tidak hanya dilakukan dengan cara-cara yang kimiawi,namun juga dengan musuh alami yang tentunya ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 1992. Bioekologi, serangan, dan pengendalian hama pemakan daun kedelai, pp. 81-116. Risalah Lokakarya Pengendalian Hama Terpadu TanamanKedelai. Malang

Hermanto,A.2012. Gejala Dan Kerusakan Akibat Serangan Hama.Jurusan Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas pertanian Universitas Brawijaya.Malang

Ir. Siswandi, MP. 2006. Budidaya Tanaman Palawija.PT Citra Aji Parama .Yogyakarta

Wulandari,W.2012. Hubungan Faktor Fisik Tanaman dengan

Perkembangan Hama dan Preferensinya pada Tanaman Inang. Jurusan


Hama Penyakit Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.Malang

You might also like