You are on page 1of 7

EYD PENULISAN KATA

1. Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Kantor Pos sangat ramai. Buku itu sudah saya baca. Adik naik sepeda baru. 2. Kata Turunan 1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. contoh: bergerigi ketetapan sentuhan gemetar mempertanyakan terhapus 2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langdung mengikuti atau mendahuluinya. Contoh: diberi tahu, beri tahukan, bertanda tangan, tanda tangani, berlipat ganda, lipat gandakan 3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: memberitahukan ditandatangani melipatgandakan 3. Bentuk Ulang dan Kata Ulang Bentuk ulang dan kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Contoh: anak-anak, berjalan-jalan, biri-biri, buku- buku, dibesar-besarkan, gerak-gerik, hura-hura, kupukupu. 4. Kata Depan Kata depan di, ke dan dari dituliskan terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali daripada dan kepada (yang dianggap satu kata).

Contoh : Saya sudah makan bakso di Restoran Tamansari. Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa. Bram berasal dari keluarga terpelajar. Akan tetapi Surat itu dikirimkan kepada orang tuanya didesa. Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti. 5. Partikel Partikel lah, kah dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh : Di manakah kau taruh barang berharga itu? Demikianlah maksud kedatangan saya. Apalah arti hidup tanpa cinta. Partikel per dan pun ditulis tepisah dengan kata yang mendahului atau mengikutinya. Contoh : Anda pun mempunya hak atas warisan ini. Ada pun yang dimakannya, dia harus tetap kurus. Undang-undang itu berlaku per 1 Januari 2011. Catatan: Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis serangkaian, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun. 6. Angka dan Lambang Bilangan 1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi. Contoh: Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Angka Romawi : I, II, III, L (50), C (100), M (1000). 2) Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Contoh:

19 meter; Pukul 15.30; Rp 10.000, 00; 4 ons; 65 liter; 158 orang. 3) Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Contoh: Jalan Kartini III No. 152 Rumah Susun Perumnas Klender, Blok F2, No. 10 4) Angka juga digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Contoh: Bab X, Pasal 5, Halaman 345, Surat Annisa:9 5) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. Contoh: - Bilangan utuh Misalnya: Dua belas 12 Dua puluh dua 22 - Bilangan pecahan Misalnya: Setengah Tiga perempat Satu persen 1 % 6) Penulisan lambang bilangan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Contoh: lihat Bab II, Pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu. Di daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung kedua gedung itu. 7) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan kalimat diubah sehingga susunan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Contoh: Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu. Bukan: 50 orang tewas akibat bencana alam itu. 8 ) Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Contoh: Perusahaan kami telah mendapat pinjaman 250 juta rupiah.

Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 200 juta orang. 9) Menuliskan bilangan dalam teks tidak boleh dengan angka dan huruf sekaligus, kecuali didalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Contoh: Kami memiliki 20 unit komputer. Bukan: Kami memiliki 20 (dua puluh) unit komputer. 7. Kata-kata yang sering salah penulisannya Ucapan besar pengaruhnya terhadap penulisan. Banyak hal terjadi sehubungan dengan masalah ini. Artinya, apa atau bagaimana suatu kata yang diucapkan, begitulah dituliskan orang. Berikut ini disajikan beberapa kata yang sering salah penulisannya. Kebanyakan hal itu terjadi karena tulisan mengikuti ucapan.

Nonbaku = Baku Akhli = Ahli Anggauta = Anggota Atlit = Atlet Cuman = Cuma Esensiil = Esensial Frekwensi = Frekuensi Hapal = Hafal Himbau = Imbau Himpit = Impit Jadual = Jadwal Kaedah = Kaidah Komplek = Kompleks Metoda = Metode

Nasehat = Nasihat Akwarium = Akuarium Beaya = Biaya Atmosfir = Atmosfer Cabe = Cabai Ekstrim = Ekstrem Halangan = Alangan Hempas = Empas Hutang = Utang Ijin = Izin Jaman = Zaman Karir = Karier Kwalitas = Kualitas Merubah = Mengubah Nopember = November

8. Kata ganti Kata ganti kami dan kita keduanya digunakan sebagai kata ganti orang pertama jamak. Bedanya terletak pada ikut tidaknya keterlibatan lawan bicara selaku pihak kedua. Kata kami tidak mengikutsertakan lawan bicara, sedangkan kata kita mengikutsertakan lawan bicara. Berikut ini disajikan contoh-contoh penggunaan kata ganti kami dan kita yang tepat. 1) Kami bangsa indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan indonesia. 2) Marilah kita menundukan kepala sejenak. Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkatan aku dan engkau ditulis serangkai dengan kata

yang mengikutinya. - Aku aku bawa, aku ambil - Ku kubawa, kuambil - Engkau engaku bawa, engkau ambil - Kau kaubawa, kauambil Kata ganti ku dan mu sebagai bentuk singkatan dari aku dan kamu, dtulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. - kamu sepeda kamu - mu sepedamu - aku rumah aku - ku rumahku Kata ganti nya selalu ditulis serangkai dengan kata yang mendahului. - nya bukunya 9. Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Contoh: duta besar, kerja sama, mata kuliah, terima kasih, rumah sakit. 2) Gabungan Kata termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan. Contoh: Alat pandang-dengar (audio-visual aid), anak-istri saya (keluarga), kaki-tangan penguasa (alat penguasa). 3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu, sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata. Contoh: Apabila, bagaimana, kilometer, matahari, olahraga, beasiswa. 4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: Antarkota, mahasiswa, telepon, dasawarsa, narapidana, adibusana.

Jika bentuk terkait diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, diantara kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Asia neo-Nazi 10. Singkatan dan Akronim 1) Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapun aturan penulisannya adalah sebagai berikut: a. Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik. Contoh: nomor disingkat no. halaman disingkat hlm. b. Bila menyingkat dua kata, dipakai dua titik. Contoh: Loco citato loc.cit. Atas nama a.n. akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Contoh: Amerika Serikat AS Perseroan Terbatas PT c. Bila penyingkatan tiga kata atau lebih pada akhirnya singkatannya dipakai satu tanda titik. Contoh: dan kawan-kawan dkk. yang akan datang yad. Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang disingkat ditulis tanpa titik. Contoh: BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BPS (Badan Pusat Statistik) d. Penulisan lambang kimia, singkatan satu ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak dikuti titik.

Contoh: cm (sentimeter) KVA (kilovolt-ampere) 2) Akronim adalah singakatn yang berupa gabungan huruf awal kata atau gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata. Ada tiga ketentuan adalam penulisan akronim. a. Akronim nama diri yang berpa gabunagn huruf awal dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Contoh: KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) b. Akronim nama diri yang berupa gabunagan suku kata atau gabunagan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri olah tanda titik. Contoh: Bappenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional) SESPA (Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi) c. Akronim yang bukan nama diri, yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seleuruhnya ditulis dengan huruf kecil (lower case) dan tidak duakhiri oleh tanda titi. Contoh: rudal peluru kendali rapim rapat pimpinan

You might also like