Professional Documents
Culture Documents
1 Masa Hindia Belanda 2 Masa Bala Tentara Dai Nippon 3 Masa Republik Indonesia 4 Kelahiran Gerakan Pramuka
o o o
4.1 Sejarah Pramuka Indonesia 4.2 Kelahiran Gerakan Pramuka 4.3 Gerakan Pramuka Diperkenalkan
5 Pranala luar
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan IslamIndonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI). Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah. Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi. Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady BadenPowell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan". Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina. Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. 4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Okelah, berikut adalah tips untuk melatih diri kita supaya bisa fluent atau lancar dalam berbicara di depan audience publik, seperti dalam pidato, ceramah, symposium, seminar dan lain sebagainya. Pertama: Mulailah dengan berdoa, jika anda orang islam maka bacaan basmalah, tahmid, dan tahlil akan membuat hati anda lebih tegar, karena segala pujian itu milik Allah, dan apalah artinya sebuah percakapan kecil di depan sesama hamba-hamba-Nya yang hina, sambil memohon semoga apa yang kita sampaikan terhindar dari kemaksiatan, syukur-syukur bisa dipetik hikmahnya oleh pendengar lalu menjadi tanaman amal kebaikan. Kedua: Perencanaan dan latihan sangat menentukan, seperti kata pepatah, practice make perfect, atau latihan akan membuat semakin sempurna. Jika memang belum saatnya untuk tampil spontan, jangan ragu untuk menolak tampil di depan umum daripada membuat mental kita menjadi down untuk praktek selanjutnya. Ketiga: Berpakaian yang menarik, sopan, dan rapi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan acara yang akan dihadiri. Keempat: Pitch Control, nafas ditata agar teratur, dan sedikit lebih merendahkan nada suara di awal pembicaraan atau pidato sangat membantu untuk mengurangi rasa grogi. Kelima: Tersenyum simpul, antara tersenyum dan tidak tersenyum untuk merenyahkan suara serta memperbaiki penampilan.
Cara menulis :Huruf yang berlawanan atau berseberangan. Contoh : OZO LOWOEO VOQPOQ BYHOS Dibaca : ADA BAHAYAN JANGAN LEWAT
Sandi di dalam Kepramukaan adalah salah satu media pembelajaran yang baik bagi peserta didik baik pramuka siaga, penggalang, penegak maupun pandega karena dapat melatih ketelitian, daya ingat, kecerdasan dan konsentrasi. Pemakaian sandi dalam menyampaikan ilmu pun harus disesuaikan dengan golongan pramuka itu sendiri sehingga dapat diterima dengan mudah namun tujuan dari pembelajaran itu tetap tercapai. Ada banyak macam-macam sandi dalam kepramukaan dan kedudukannya pun tidak harus baku, sehingga nama, jenis dan cara untuk menjawabnya pun dapat berbeda menyesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Salah satu contoh sandi yang mudah adalah sebagai berikut : Contoh Sandi MERAH PUTIH : Kunci : MERAH PUTIH Kunci yang ditampilkan di papan dapat ditulis seperti contoh di atas. Contoh soal : AP, MP, RI, MI, HP AP = P MP= A RI = N MI = D HP = U
Sandi Logika
Sandi pijakan menggunakan morse sebagai dasarnya. Dengan mengganti titik dengan angka 0 dan strip dengan angka 1. Ini sesuai dengan Logika bahwa suatu system hanya bernilai nol ataupun satu. Untuk masing-masing huruf dipisahkan dengan tanda strip(atau sesuai kesepakatan) Kunci: 0= 1= Contoh: 0110-010-01-11-001-101-01-0110-0-10-110-110-01-0100-01-10-110 dibaca: Pramuka Penggalang
Sandi Pijakan
Posted on 1 November 2010 by Guslat Mipa
Kunci: Langkah yang ketigalah pijakan yang paling kuat (bisa 4, 5, dst) Contoh: rapi trasa cuma usu kita kasihi udara presiden adili ita Dibaca: pramuka siap sedia
Sandi AZ
2. 3. 4.
Pramuka berjanji dengan Tri Satya, dengan sepenuh kehormatannya dan ia selalu berusaha memenuhi janjinya itu demi kehormatannya semata. Kewajiban kepada Tuhan, jelas ia harus memeluk suatu agama yang dinyakini. Segala ajarannya dilakukan dan segala larangannya dihindarkannya. Kewajiban kepada negara, seorang Pramuka akan selalu berusaha menjunjung tinggi kehormatan dan kewibawaan negaranya (Indonesia) dengan jalan tunduk kepada undang-undang yang berlaku, menghormati benderanya, melaksanakan dasar negaranya menghayati lambang negaranya, mengakui pemerintahannya, dan menghayati lagu kebangsaannya. Mengamalkan Pancasila, dengan jalan melaksanakan dan menjalankan tuntunan tingkah laku dalam ajaran P-4. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat, sudah dijelaskan dalam uraian Dasa Darma. Sedang mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat, seorang penggalang harus mencari ilmu di sekolah dan pengetahuan di masyarakat agar kelak setelah dewasa ia menjadi manusia yang berguna. Segala ketrampilan ia pelajari sebaik-baiknya untuk persiapannya dikemudianhari.
5. 6.
b. Dasa Dharma (Kode Etik) 1. Takwa kepada tuhan yang maha esa. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Cinta alam dan kasih saying sesame manusia. Patriot yang sopam dan kesatria. Patuh dan suka bermusyawarah. Rela menolong dan tabah. Rajin terampil dan gembira. Hemat cermat dan bersahaja. Disiplin berani dan setia. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran perakataan dan perbuatan. a) Dasa Darma adalah ketentuan moral Pramuka atau watak Pramuka. Dasa Darma Pramuka itu berarti sepuluh tuntunan tingkah laku bagi Pramuka Indonesia yang berisi penjabaran Pancasila, agar para Pramuka dapat mengerti, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan seharihari. b) Takwa kepada Tuhan Yang maha Esa 1. Bersikap cinta dan kasih sayang, setia, patuh, adil, jujur dan suci. 2. Melaksanakan ibadah menurut agamanya.
3. Memperingati hari-hari besar agama. 4. Menghormati orang yang beragama lain. 5. Mengikuti ceramah-ceramah keagamaan. 6. Menghormati orang tua. c) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 1. Mencintai segala macam tumbuh-tumbuhan dan hewan. Mengenal berbagai jenisnya, sifat-sifatnya dan manfaatnya. 2. Tidak mementingkan diri sendiri. 3. Menghargai orang lain. 4. Mengaku saudara kepada Pramuka lain (sedunia). d) Patriot yang sopan dan kesatria 1. Menjadi putra tanah air yang siap berbakti dan Siaga membela ibu pertiwi. 2. Menghormati dan memahami lambang negara, bendera Sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 3. Memahami nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (kekeluargaan, gotong royong, ramah tamah, dan religius). 4. Mengenal adat istiadat suku-suku bangsa di Indonesia. 5. Selalu membela yang lemah dan yang benar. 6. Membiasakan diri mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar. 7. Hormat kepada orang tua, guru dan pemimpin. e) Patuh dan suka bermusyawarah 1. Menepati janji 2. Mematuhi peraturan 3. Menghargai pendapat orang lain 4. Merumuskan kesepakatan dengan memperhatikan kepentingan orang banyak. 5. Membiasakan bermusyawarah sebelum melakukan kegiatan. f) Reala menolong dan rabah 1. Cepat menolong kecelakaan tanpa diminta 2. Member tempat di tempat umum kepada wanita dan orang tua
3. Membiasakan diri mengatasi masalah-masalah 4. Pantang mundur menghadapi kesulitan g) Rajin trampil dan gembira 1. Membiasakan membaca buku-buku yang bermanfaat 2. Membiasakan untuk menyusun dan menepati jadwal yang di buat 3. Bekerja menurut manfaat 4. Tidak terlalu cepat menegur, mengkritik dan menyalahkan 5. Bergembira dalam setiap usaha 6. Tidak menunda-nunda pekerjaan sampai besok. 7. Memilih jenis keahlian yang sesuai dengan bakat 8. Tidak cepat puas dalam menyelesaikan pekerjaan 9. Tidak menolak segala tugas yang diberikan kepadanya h) Hemat, cermat dan bersahaja 1. Menggunakan waktu dengan tepat 2. Tidak ceroboh 3. Berpakaian sederhana dan tidak berlebih-lebihan 4. Menghemat listrik, air, uang sehingga tidak terbuang percuma 5. Membiasakan untuk menabung i) Disiplin, berani dan setia 1. Berusaha untuk mengendalikan diri 2. Mentaati peraturan 3. Menjalani ajaran dan ibadah agama 4. Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan keberanian informasi 5. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan j) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 1. Segala yang diperintahkan, dilakukan dengan tanggung jawab penuh. 2. Berani bertanggung jawab atas sesuatu tindakan yang diambil dalam hal tugas yang tidak dapat atau sulit dikerjakan.
3. Tidak akan mengelakkan tanggung jawab dengan alasan yang dicari-cari. 4. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain terutama yang menyangkut uang, materi, dan lain-lain. 5. Apa yang dikatakan bukan suatu karangan yang dibuat-buat. 6. Dalam menerima tugas, pasti dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 7. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya. 8. Selalu menepati waktu yang telah ditentukan. k) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan 1. Selalu melihat dan memikirkan sesuatu pada segi baiknya atau hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah tidak baik. 2. Setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan orang lain. 3. Sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, seorang Pramuka harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan negara, bangsa, agama dan keluarga. 4. Dengan selalu melakukan pikiran , perkataan, dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka. Catatan : cara mudah menghapal TACIPAPARERAHEDIBESU. selamat mencoba. dasa dharma yaitu dengan rumus