You are on page 1of 20

1.

SEJARAH GERAKAN PRAMUKA


Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia adalah rangkuman mengenai sejarah dimana berdirinya gerakan pramuka yang dimulai dari sejak masa saatIndonesia dijajah Belanda sehingga bernama "HindiaBelanda".
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Masa Hindia Belanda 2 Masa Bala Tentara Dai Nippon 3 Masa Republik Indonesia 4 Kelahiran Gerakan Pramuka

o o o

4.1 Sejarah Pramuka Indonesia 4.2 Kelahiran Gerakan Pramuka 4.3 Gerakan Pramuka Diperkenalkan

5 Pranala luar

Masa Hindia Belanda [sunting]


Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka. Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916. Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916. Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "PadvinderMuhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia. Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan IslamIndonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI). Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon [sunting]


"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya.Karena Pramuka merupakan suatu organisai yang menjungjung tinggi nilai persatuan.Oleh karena itulah bangsa jepang tidak mengijinkan Pramuka tetap lahir di bumi pertiwi.

Masa Republik Indonesia [sunting]


Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia. Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947. Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah. Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi. Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady BadenPowell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan". Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina. Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka [sunting]


Sejarah Pramuka Indonesia [sunting]
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka [sunting]


Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu : 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA 2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. 4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan [sunting]


Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari. Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan . Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

2. Cara Melatih Diri Berbicara Dengan Baik di Depan Umum


Bagaimana agar dapat berbicara dengan baik di hadapan banyak orang atau di depan umum. Bagi kita orang awam, sungguh berbicara di depan orang banyak adalah suatu beban yang teramat berat, walau bagi sebagian orang lagi seakan-akan tidak ada beban apapun untuk menerangkan sesuatu, diselingi canda pada audience sedemikian menariknya, masih bisa pula mencetuskan gagasan spontan yang terlihat natural wajar tanpa dipaksakan dalam waktu yang relatif singkat, dan lain sebagainya. Tetapi mampukah kita melakukan yang demikian itu? Bercakap di depan umum seperti mengobrol ringan dengan teman saja?

Okelah, berikut adalah tips untuk melatih diri kita supaya bisa fluent atau lancar dalam berbicara di depan audience publik, seperti dalam pidato, ceramah, symposium, seminar dan lain sebagainya. Pertama: Mulailah dengan berdoa, jika anda orang islam maka bacaan basmalah, tahmid, dan tahlil akan membuat hati anda lebih tegar, karena segala pujian itu milik Allah, dan apalah artinya sebuah percakapan kecil di depan sesama hamba-hamba-Nya yang hina, sambil memohon semoga apa yang kita sampaikan terhindar dari kemaksiatan, syukur-syukur bisa dipetik hikmahnya oleh pendengar lalu menjadi tanaman amal kebaikan. Kedua: Perencanaan dan latihan sangat menentukan, seperti kata pepatah, practice make perfect, atau latihan akan membuat semakin sempurna. Jika memang belum saatnya untuk tampil spontan, jangan ragu untuk menolak tampil di depan umum daripada membuat mental kita menjadi down untuk praktek selanjutnya. Ketiga: Berpakaian yang menarik, sopan, dan rapi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan acara yang akan dihadiri. Keempat: Pitch Control, nafas ditata agar teratur, dan sedikit lebih merendahkan nada suara di awal pembicaraan atau pidato sangat membantu untuk mengurangi rasa grogi. Kelima: Tersenyum simpul, antara tersenyum dan tidak tersenyum untuk merenyahkan suara serta memperbaiki penampilan.

3. ANEKA SANDI - SANDI PRAMUKA

Cara menulis :Huruf yang berlawanan atau berseberangan. Contoh : OZO LOWOEO VOQPOQ BYHOS Dibaca : ADA BAHAYAN JANGAN LEWAT

Sandi di dalam Kepramukaan adalah salah satu media pembelajaran yang baik bagi peserta didik baik pramuka siaga, penggalang, penegak maupun pandega karena dapat melatih ketelitian, daya ingat, kecerdasan dan konsentrasi. Pemakaian sandi dalam menyampaikan ilmu pun harus disesuaikan dengan golongan pramuka itu sendiri sehingga dapat diterima dengan mudah namun tujuan dari pembelajaran itu tetap tercapai. Ada banyak macam-macam sandi dalam kepramukaan dan kedudukannya pun tidak harus baku, sehingga nama, jenis dan cara untuk menjawabnya pun dapat berbeda menyesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Salah satu contoh sandi yang mudah adalah sebagai berikut : Contoh Sandi MERAH PUTIH : Kunci : MERAH PUTIH Kunci yang ditampilkan di papan dapat ditulis seperti contoh di atas. Contoh soal : AP, MP, RI, MI, HP AP = P MP= A RI = N MI = D HP = U

Contoh : 5 0,(=) 1 2 Dibaca : DUNIA

Sandi Logika
Sandi pijakan menggunakan morse sebagai dasarnya. Dengan mengganti titik dengan angka 0 dan strip dengan angka 1. Ini sesuai dengan Logika bahwa suatu system hanya bernilai nol ataupun satu. Untuk masing-masing huruf dipisahkan dengan tanda strip(atau sesuai kesepakatan) Kunci: 0= 1= Contoh: 0110-010-01-11-001-101-01-0110-0-10-110-110-01-0100-01-10-110 dibaca: Pramuka Penggalang

Sandi Pijakan
Posted on 1 November 2010 by Guslat Mipa

Kunci: Langkah yang ketigalah pijakan yang paling kuat (bisa 4, 5, dst) Contoh: rapi trasa cuma usu kita kasihi udara presiden adili ita Dibaca: pramuka siap sedia

Sandi AZ

Contoh : Pramuka: KIZNFPZ

4. TRI SATYA DAN DASA DHARMA PRAMUKA BESERTA PENJELASANNYA


A. TRI SATYA (JANJI) dan DASA DHARMA (KODE ETIK) GERAKAN PRAMUKA
a. Tri Satya (Janji) Demi kehormatanku, aku berjanji dan bersungguh-sungguh : 1. 2. 3. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara kesatuan republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan ikut serta (penegak) (sedangkan untuk penggalang mempersiapkan diri) membangun masyarakat. Menepati dasa dharma. Pengertannya Tri Satya : 1. Tri Satya merupakan janj seorang Pramuka yang harus dtepat.

2. 3. 4.

Pramuka berjanji dengan Tri Satya, dengan sepenuh kehormatannya dan ia selalu berusaha memenuhi janjinya itu demi kehormatannya semata. Kewajiban kepada Tuhan, jelas ia harus memeluk suatu agama yang dinyakini. Segala ajarannya dilakukan dan segala larangannya dihindarkannya. Kewajiban kepada negara, seorang Pramuka akan selalu berusaha menjunjung tinggi kehormatan dan kewibawaan negaranya (Indonesia) dengan jalan tunduk kepada undang-undang yang berlaku, menghormati benderanya, melaksanakan dasar negaranya menghayati lambang negaranya, mengakui pemerintahannya, dan menghayati lagu kebangsaannya. Mengamalkan Pancasila, dengan jalan melaksanakan dan menjalankan tuntunan tingkah laku dalam ajaran P-4. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat, sudah dijelaskan dalam uraian Dasa Darma. Sedang mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat, seorang penggalang harus mencari ilmu di sekolah dan pengetahuan di masyarakat agar kelak setelah dewasa ia menjadi manusia yang berguna. Segala ketrampilan ia pelajari sebaik-baiknya untuk persiapannya dikemudianhari.

5. 6.

b. Dasa Dharma (Kode Etik) 1. Takwa kepada tuhan yang maha esa. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Cinta alam dan kasih saying sesame manusia. Patriot yang sopam dan kesatria. Patuh dan suka bermusyawarah. Rela menolong dan tabah. Rajin terampil dan gembira. Hemat cermat dan bersahaja. Disiplin berani dan setia. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran perakataan dan perbuatan. a) Dasa Darma adalah ketentuan moral Pramuka atau watak Pramuka. Dasa Darma Pramuka itu berarti sepuluh tuntunan tingkah laku bagi Pramuka Indonesia yang berisi penjabaran Pancasila, agar para Pramuka dapat mengerti, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan seharihari. b) Takwa kepada Tuhan Yang maha Esa 1. Bersikap cinta dan kasih sayang, setia, patuh, adil, jujur dan suci. 2. Melaksanakan ibadah menurut agamanya.

3. Memperingati hari-hari besar agama. 4. Menghormati orang yang beragama lain. 5. Mengikuti ceramah-ceramah keagamaan. 6. Menghormati orang tua. c) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 1. Mencintai segala macam tumbuh-tumbuhan dan hewan. Mengenal berbagai jenisnya, sifat-sifatnya dan manfaatnya. 2. Tidak mementingkan diri sendiri. 3. Menghargai orang lain. 4. Mengaku saudara kepada Pramuka lain (sedunia). d) Patriot yang sopan dan kesatria 1. Menjadi putra tanah air yang siap berbakti dan Siaga membela ibu pertiwi. 2. Menghormati dan memahami lambang negara, bendera Sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 3. Memahami nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (kekeluargaan, gotong royong, ramah tamah, dan religius). 4. Mengenal adat istiadat suku-suku bangsa di Indonesia. 5. Selalu membela yang lemah dan yang benar. 6. Membiasakan diri mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar. 7. Hormat kepada orang tua, guru dan pemimpin. e) Patuh dan suka bermusyawarah 1. Menepati janji 2. Mematuhi peraturan 3. Menghargai pendapat orang lain 4. Merumuskan kesepakatan dengan memperhatikan kepentingan orang banyak. 5. Membiasakan bermusyawarah sebelum melakukan kegiatan. f) Reala menolong dan rabah 1. Cepat menolong kecelakaan tanpa diminta 2. Member tempat di tempat umum kepada wanita dan orang tua

3. Membiasakan diri mengatasi masalah-masalah 4. Pantang mundur menghadapi kesulitan g) Rajin trampil dan gembira 1. Membiasakan membaca buku-buku yang bermanfaat 2. Membiasakan untuk menyusun dan menepati jadwal yang di buat 3. Bekerja menurut manfaat 4. Tidak terlalu cepat menegur, mengkritik dan menyalahkan 5. Bergembira dalam setiap usaha 6. Tidak menunda-nunda pekerjaan sampai besok. 7. Memilih jenis keahlian yang sesuai dengan bakat 8. Tidak cepat puas dalam menyelesaikan pekerjaan 9. Tidak menolak segala tugas yang diberikan kepadanya h) Hemat, cermat dan bersahaja 1. Menggunakan waktu dengan tepat 2. Tidak ceroboh 3. Berpakaian sederhana dan tidak berlebih-lebihan 4. Menghemat listrik, air, uang sehingga tidak terbuang percuma 5. Membiasakan untuk menabung i) Disiplin, berani dan setia 1. Berusaha untuk mengendalikan diri 2. Mentaati peraturan 3. Menjalani ajaran dan ibadah agama 4. Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan keberanian informasi 5. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan j) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 1. Segala yang diperintahkan, dilakukan dengan tanggung jawab penuh. 2. Berani bertanggung jawab atas sesuatu tindakan yang diambil dalam hal tugas yang tidak dapat atau sulit dikerjakan.

3. Tidak akan mengelakkan tanggung jawab dengan alasan yang dicari-cari. 4. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain terutama yang menyangkut uang, materi, dan lain-lain. 5. Apa yang dikatakan bukan suatu karangan yang dibuat-buat. 6. Dalam menerima tugas, pasti dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 7. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya. 8. Selalu menepati waktu yang telah ditentukan. k) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan 1. Selalu melihat dan memikirkan sesuatu pada segi baiknya atau hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah tidak baik. 2. Setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan orang lain. 3. Sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, seorang Pramuka harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan negara, bangsa, agama dan keluarga. 4. Dengan selalu melakukan pikiran , perkataan, dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka. Catatan : cara mudah menghapal TACIPAPARERAHEDIBESU. selamat mencoba. dasa dharma yaitu dengan rumus

Motto gerakan pramuka SATYAKU KU DHARMAKAN DHARMAKU KU BAKTIKAN.

You might also like