You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik Dinamis Listik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak.

cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

BAB II LISTRIK DINAMIS Studi listrik dibagi dua yaitu , listrik Dinamis dan listrik Statis . Listrik Dinamis mempelajari tentang muatan muatan listrik bergerak yang menyebabkan arus listrik . Sedangkan listrik Statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam . Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalh muatan lisrtik di bagi waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik . 1.1. Hukum Ohm Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik. tetapi melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat menghambat alus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan dapat diibaratkan seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara arus listrik, tegangan. dan hambatan adalah George Simon Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman. Hubungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan hukum Ohm. Setiap arus yang mengalir melalui suatu penghantar selalu mengalami hambatan. Jika hambatan listrik dilambangkan dengan R. beda potensial V, dan kuat arus I, hubungan antara R, V, dan I secara matematis dapat ditulis:

Sebuah penghantar dikatakan mempunyai nilai hambatan 1 jika tegangan 1 V di antara kedua ujungnya mampu mengalirkan arus listrik sebesar 1 A melalui konduktor itu. Data-data percobaan hukum Ohm dapat ditampilkan dalam bentuk

grafik seperti gambar di samping. Pada pelajaran Matematika telah diketahui bahwa kemiringan garis merupakan hasil bagi nilai-nilai pada sumbu vertikal (ordinat) oleh nilai-nilai yang bersesuaian pada sumbu horizontal (absis). Berdasarkan grafik, kemiringan garis adalah = V/T Kemiringan ini tidak lain adalah nilai hambatan (R). Makin besar kemiringan berarti hambatan (R) makin besar. Artinya, jika ada suatu bahan dengan kemiringan grafik besar. bahan tersebut makin sulit dilewati arus listrik. Komponen yang khusus dibuat untuk menghambat arus listrik disebut resistor (pengharnbat). Sebuah resistor dapat dibuat agar mempunyai nilai hambatan tertentu. Jika dipasang pada rangkaian sederhana, resistor berfungsi untuk mengurangi kuat arus. Namun, jika dipasang pada rangkaian yangrumit, seperti radio, televisi, dan komputer, resistor dapat berfungsi sebagai pengatur kuat arus. Dengan demikian, komponen-komponen dalam rangkaian itu dapat berfungsi dengan baik. Resistor sederhana dapat dibuat dari bahan nikrom (campuran antara nikel, besi. krom, dan karbon). Selain itu, resistor juga dapat dibuat dari bahan karbon. Nilai hambatan suatu resistor dapat diukur secara langsung dengan ohmmeter. Biasanya, ohmmeter dipasang hersama-sama dengan amperemeter dan voltmeter dalam satu perangkat yang disebut multimeter. Selain dengan ohmmeter, nilai hambatan resistor dapat diukur secara tidak langsung dengan metode amperemeter voltmeter. 1.2. Hambatan Kawat Penghantar

Dapat disimpulkan bahwa besar hambatan suatu kawat penghantar : 1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin panjang penghantar, makin besar hambatannya, 2. Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan hambatan jenis kawat), dan 3. berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas penampang, makin besar hambatannya. Jika panjang kawat dilambangkan , hambatan jenis , dan luas penampang kawat A. Secara matematis, besar hambatan kawat dapat ditulis :

Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika penghantar yang dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada

penghantar panjang. Keadaan seperti itu dikatakan tegangan listrik turun. Makin panjang penghantar, makin besar pula penurunan tegangan listrik.

1.3.

Hukum Kirchoff Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagai aliran

air sungai. Jika sungai tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut sama. Demikian halnya dengan arus listrik.

Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Pernyataan itu sering dikenal sebagai hukum I Kirchhoff karena dikemukakan pertama kali oleh Kirchhoff. Maka diperoleh persamaan : I1 + I2 = I3 + I4 + I5 I masuk = I keluar 1.4. Rangkaian Hambatan Rangkaian Seri Berdasarkan hukum Ohm: V = IR, pada hambatan R1 terdapat teganganV1 =IR1 dan pada hambatan R2 terdapat tegangan V2 = IR 2. Karena arus listrik mengalir melalui hambatan R1 dan hambatan R2, tegangan totalnya adalah VAC = IR1 + IR2. Mengingat VAC merupakan tegangan total dan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian seperti di atas (rangkaian tak bercabang) di setiap titik sama makaV AC = IR1 + IR2I R1 = I(R1 + R2) R1 = R1 + R2 ; R1 = hambatan totalRangkaian seperti di atas disebut rangkaian seri. Selanjutnya, R1 ditulis Rs (R seri) sehingga Rs = R1

+ R2 +...+Rn, dengan n = jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah hambatan dirangkai secara seri, nilai hambatannya bertambah besar. Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin kecil. Hal inilah yang menyebabkan nyala lampu menjadi kurang terang (agak redup) jika dirangkai secara seri. Makin banyak lampu yang dirangkai secara seri, nyalanya makin redup. Jika satu lampu mati (putus), lampu yang lain padam. Rangakaian Paralel Mengingat hukum Ohm: I = V/R dan I = I1+ I2, maka

Pada rangkaian seperti di atas (rangkaian bercabang), V V. Dengan demikian, diperoleh persamaan

AB

=V1 = V2 =

Rangkaian yang menghasilkan persamaan seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh karena itu, selanjutnya Rt ditulis Rp (Rp = R paralel). Dengan demikian, diperoleh persamaan

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, nilai hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada nilai masing-masing hambatan penyusunnya (R1 dan R2). Oleh karena itu, beberapa lampu yang disusun secara paralel sama terangnya dengan lampu pada intensitas normal (tidak mengalami penurunan). Jika salah satu lampu mati (putus), lampu yang lain tetap menyala.

1.5.

Teori Dasar Kelistrikan Suatu benda jika kita bagi menjadi bagian terkecil tanpa meninggalkan sifat

aslinnya, kita akan mendapatkan partikel yang disebut molekul, kemudian jika molekul ini kita bagi lagi, maka kita mendapatkan apa yang disebut dengan atom. Semua atom terdiri dari inti yang dikelilingi partikel-partikel yang sangat tipis, yang disebut dengan electron electron yang mengelilingi inti pada orbit yang berbeda. Inti sendiri twerdiri dari proton dan neutron dalam jumlah yang sam (kecuali atom hydrogen yang kekurangan jumlah neutron). Proton dan electron mempunyai suatu hal yang sama yaitu muatan listrik (electrical charge). Muatan listrik pada proton diberi muatan positif (+) sedangkan listrik pada electron diberi tanda negative (-), sedangkan neutron sendiri tidak bermuatan (netral). Dikarenakan jumlah muatan listrik positif pada proton pada suatu atom adalah sama dengan jumlah muatan listrik negative pada electron, maka atom akan bermuatan netral. 1.6. Elektron Bebas Elektron-elektron yang orbitnya paling jauh dari inti disebut valance electron. Karena electron ini memiliki orbit paling jauh dari inti, maka gaya tariknya juga lemah, maka electron bebas ini memiliki kecenderungan untuk berpindah ke inti yang lain. Berbagai karaktristik dan macam akasi kelistrikan seperti loncatan bunga api, pembangkitan panas, reaksi kimia, atau akasi magnet, dapat terjadi karena adannya aliran listrik, hal ini disebabkan karena adannya electron bebas 1.7. Satuan Arus Listrik Besar arus listrik yangmengalir melalui konduktor adalah sama dengan jumlah electron bebas yang melewati penampang knduktor setiap detik. Arus dinyatakan dalam Intensity (I), sedangkan besar arus listrik dinyatakan dengan satuan Ampere, disingkat A. Satu ampere sama dengan pergerakan 6,25 x 1018 elektron bebas yang melewati konduktor setiap detik. 1.8. Tegangan danDaya Elektromotif Bila dua buah tangki air yang berbeda tingginya dihubungkan oleh pipa, seperti gambar, air akan mengalir dari tangki yang lebih tinggi ke tangki yang lebih

rendah. Halini disebabkan adannya perbedaan ketinggian permukaan yang disebut dengan Head, yang menyebabkan terjadinnya tekanan (perbedaan potensial) sehingga air akan mengalir dari tangki yang lebih tinggi ke tangki yang lebih rendah. Hal yang sama jika lampu dihubungkan dengan batterai oleh kabel seperti gambar di bawah, arus listrik akan mengalir dari batterai ke lampu dan lampu akan menyala. Hal ini disebabkan adannya kelebihan muatan negative (electron bebas) pada terminal negativ batteray dan kelebihan muatan positif pada terminal positif batteray. Perbedaan ini meyebabkan terjadinnya tekanan tegangan. Tekanan tegangan ini menyebabkan arus listrik mengalir dan lampu menyala. Tekanan tegangan ini biasa disebut dengan beda potensial atau Voltage, kadang juga disebut dengan daya elektromotif. 1.9. Satuan Tegangan Listrik Satuan pengukur tegangan listrik biasa disebut dengan Volt, disimbolkan V. 1volt adalah tegangan listrik atau potensial yang dapat mengalirkan arus listrik sebesar 1 ampere pada konduktor dengan tahanan 1 ohm. 1.10. Tahanan Listrik Tahanan listrik adalah derajat kesulitan dari electron-elektron untuk mengalir melalui material tersebut. Satuan tahanan disebut dengan OHM () Gambar di bawah ini menunjukkan tangki-tangki dengan ketinggian yang sama, tetapi dihubungkan dengan pipa pipa yang memiliki diameter berbeda. Meskipun ketinggiaannya sama, tetapi air akan lebih mudah mengalir melewati pipa dengan diameter yang lebih besar, dibandingkan dengan pipa yang lebih kecil. Hal yang sama berlaku juga untuk arus listrik, dimana listrik akan lebih mudah mengalir melalui beberapa material dan akan lebih sulit mengalir pada beberapa material yang berbeda lagi. Material itu dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu Konduktor, Non Konduktor / Isolator dan semi konduktor.

1.11.

Konduktor Material yang dapat dengan mudah dialiri arus listrik. Seperti emas, perak,

tembaga, alumunium, dan besi

1.12.

Isolator Material yang tidak dapat dialiri arus listrik, seperti, kaca, kayu, plastic, dan

lain-lain 1.13. Semi Konduktor Material yang dapat dialiri arus listrik, tetapi tidak semudah bila melewati konduktor. Seperti silicon dan germanium. 1.14. Hubungan antara Diameter, dan panjang Konduktor dengan Tahanan Listrik Bila electron bebas bergerak di dalam konduktor yang berpenampang lebih besar, maka tahanan akan lebih rendah, ini berarti arus listrik akan tetap mengalir melalui konduktor yang berdiameter lebih besar. Tetapi jika arus listrik harus mengalir pada jarak yang lebih jauh, tahanan akan lebih besar karena harus melewati atom yang lebih banyak jumlahnya.Kesimpulannya, tahanan listrik R dari konduktor akan berbanding lurus dengan panjang konduktor dan berbanding terbalik dengan luas penampang konduktor. R : Tahanan listrik () p : Tahanan spesifik/jenis (m) l : Panjang Konduktor (m) A : Luas penampang (m2) 1.15. TRANSISTOR Transistor berasal dari kata transfer dan resistor. Transfer artinya mengendalikan atau membuat perubahan dan resistor adalah suatu bahan yang tidak dapat atau dapat menghambat arus listrik. Jadi transsistro adalah suatu bahan yang dapat merubah bahan yang tidak bias menghantar arus listrik menjadi bahan yang dapat menghantar arus listrik. Sifat ini disebut juga dengan nama semikonduktor. Transistor memiliki 3 buah kaki yang disebut dengan :

1. Emitor, disingkat E 2. Basis, yang disingkat B 3. Kolektor, yang disingkat K Selain daripada itu ada 2 jenis transistor, yaitu transistor PNP dan NPN. Dalam symbol dibedakan melalui tanda panah, untuk transistor PNP tanda anak panahnya menuju ke dalam, sedangkan NPN menuju ke luar. 1.16. Menentukan Kaki Transsitor Dalam pasaran banyaksekali jenis transistor, dan letak kaki transistor pun bermacam-macam. Transistor tersebut dibedakan melalui tanda dank ode. Tanda tanda untuk menentukan kaki transistor berupa : 1. tanda titik putih, biru dan merah 2. tanda lingkaran merah 3. tanda segi empat putih dan biru Langkah pertama untuk menentukan kaki transistor adalah mencari tanda titik, lingkaran atau tanda segi empat pada badan transistor. Kaki yang paling dekat dengan tanda itu adalah kaki Kolektor (K) dan selanjutnya kaki yang terletak di sebelah kakikolektor berlawanan dengan arah jarum jam adalah kaki basis (B) dan yang lainnya adalah kaki Emitor (E). Penentuan kaki bias juga dengan jalan menegakkan transistor, maka kaki transistor akan membentuk segitiga sama kaki. Titik puncak dari segitiga itu adalah kaki basis, selanjutnya disebelah kiri kaki basis adalah kaki emitor, dan yang lainnya adalah kaki kolektor.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Listik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". listrik Dinamis dan listrik Statis . Listrik Dinamis mempelajari tentang muatan muatan listrik bergerak yang menyebabkan arus listrik . Sedangkan listrik Statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam . Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalh muatan lisrtik di bagi waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik

DAFTAR PUSTAKA

http://brigittalala.wordpress.com/gelombang-elektromagnetik/ http://aktifisika.wordpress.com/2008/11/17/spektrum-gelombangelektromagnetik/ http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/04/spektrum-gelombangelektromagnetik.html http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/06/energi-dan-daya-listrik/ http://b0cah.org/index.php? option=com_content&task=view&id=808&Itemid=40 www.wikipedia.com http://www.crayonpedia.org Kanginan , Marthen . 2007 . Fisika SMA . Jakarta : Penerbit Erlangga

You might also like