Professional Documents
Culture Documents
INFEKSI NOSOKOMIAL
infeksi yang didapat penderita ketika penderita dirawat dirumah sakit atau pernah dirawat dirumah sakit.
Batasan Infeksi di RS
Pada saat dirawat: tidak ada tanda/gejala tidak dalam masa inkubasi Infeksi terjadi 3 x 24 jam sejak mulai perawatan Bukan residu oleh infeksi sebelumnya Infeksi pada lokasi sama tetapi oleh mikroorganisme berbeda
Keadaan khusus
OS dgn gejala klinis (+) pada saat setelah pulang Infeksi neonatus dr jalan lahir
Bakteri Patogen Konvensional MO menyebabkan penyakit pada orang sehat yang timbul karena tidak adanya kekebalan spesifik terhadap MO tersebut. Misalnya; Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi, Corynebacterium diphtheriae, Mycobacterium tuberculosis.
2. Bakteri Patogen Kondisional MO menyebabkan penyakit bila ada faktor pre$disposisi spesifik pada orang yang daya tahan tubuhnya menurun dan mikroorganisme langsung masuk kedalam jaringan atau bagian tubuh yang biasanya steril, misalnya; Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas, Proteus, Klebsiella.
3. Bakteri Patogen Oportunistik MO menyebabkan penyakit menyeluruh pada penderita yang daya tahan tubuhnya menurun, misalnya Mycobacterium atypic, Nocardia sp.
PEMAKAIAN MASKER
GAUN
SARUNG TANGAN
CUCI TANGAN
Tiga jenis cuci tangan yaitu: 1. Cuci tangan higenik
Dilakukan untuk mengurangi flora atau kuman transien di
tangan Contoh: cuci tangan ketika akan melakukan pemeriksaan luar 2. Cuci tangan aseptik Dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien yang diikuti dengan larangan menyentuh permukaan tidak steril dan penggunaan sarung tangan Contoh: cuci tangan ketika akan melakukan tindakan invasif seperti pemasangan kateter dan infus 3. Cuci tangan bedah Dilakukan secara aseptik dengan memakai antiseptik Contoh: cuci tangan ketika akan melakukan tindakan bedah
(2) melindungi petugas dari jenis tindakan berisiko mencakup tindakan perawatan pasien termasuk tindakan rutin, tindakan bedah ortopedi, otopsi
Sarung Tangan
Tujuan Melindungi tangan dari kontak darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi. Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap petugas sebelum kontak dengan darah atau semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta dan benda lain yang terkontaminasi.
Gaun Pelindung
Hanya bagian luar gaun saja yang terkontaminasi Tujuan pemakaian gaun adalah untuk melindungi pemakai dari infeksi Khusus gaun bedah, hanya bagian depan atas (di atas
pinggang) saja yang dianggap steril dan boleh bersinggungan dengan lapangan pembedahan
Pencegahan infeksi luka operasi Pencegahan infeksi saluran kemih Pencegahan infeksi saluran pernafasan Pencegahan infeksi aliran darah Pencegahan infeksi nosokomial luka bakar
Pra Bedah
Persiapan Pasien Sebelum Operasi Antiseptik Tangan dan Lengan untuk Tim Bedah Tim Bedah yang Terinfeksi atau Terkolonisasi Profilaksis Antimikroba
Ventilasi Membersihkan dan Desinfeksi Permukaan Lingkungan Sterilisasi Instrumen Bedah Pakaian Bedah dan Drape Teknik Aseptik dan Bedah
steril selama 24 sampai 48 jam pasca bedah Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti perban atau bersentuhan dengan luka operasi Bila perban harus diganti, gunakan teknik aseptik Berilah pendidikan pada pasien dan keluarganya mengenai perawatan luka operasi yang benar, gejalagejala ILO dan pentingnya melaporkan gejala tersebut
Personel Penggunaan Kateter Cuci Tangan Pemasangan Kateter Drainase Sistem Tertutup dan Steril Irigasi Pengambilan Sampel Laju Alir Urine Perawatan Meatus Interval Penggantian Kateter Pemisahan Ruangan untuk Pasien dengan Kateter Monitor Bakteriologi
Rekomendasi umum dalam pemakaian alat intravaskuler Pendidikan dan pelatihan petugas medis Surveilans infeksi saluran darah Cuci tangan Penggunaan barrier pada pemasangan dan perawatan kateter Pemasangan kateter Perawatan lokasi kateter Pemilihan dan penggantian alat intravaskuler Port injeksi intravena Persiapan dan pengendalian mutu campuran larutan intravena Filter in-line Petugas terapi intravena Alat intravaskuler tanpa jarum Profilaksis antimikroba
Pembalutan dilakukan dalam ruangan khusus yang berventilasi Tenaga medis hendaknya menggunakan pelindung saat menangani pasien luka bakar Ganti balut sebaiknya dilaksanakan dengan teknik dua perawat Pada prosedur lanjut, perawatan luka secara terbuka yang biasanya untuk daerah kepala dan dada, lebih disukai secara klinis, karena memberikan perlindungan terhadap infeksi oleh terbentuknya jaringan kering di permukaan kulit yang menghambat tumbuhnya bakteri
antibiotik yang sesuai (seperti eritromisin atau cloxacillin) Pasien dengan luka bakar tingkat tinggi yang telah terkontaminasi oleh Pseudomonas aeruginosa dapat dilindungi dengan pemberian gentamisin sistemik (dan/atau carbenisilin) Profilaksis anti tetanus harus diberikan pada semua pasien luka bakar dengan menggunakan toxoid dosis buster bila pasien memiliki kekebalan aktif, atau dengan antiserum (ATG manusia) dan/atau antibiotik bila tidak memiliki kekebalan aktif.
P R I N S I P
Prinsip ini berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian penyakit terutama infeksi dan infeksi nosokomial yang disebabkan oleh
P R I N S I P
Dalam pencegahan dan pengendalian infeksi tercakup: kebijakan pengendalian infeksi, sterilisasi, teknik-teknik aseptik, kebersihan
P R I N S I P
dan desain rumah sakit, equipment, personel, pemantauan, serta surveilans dan peranan laboratorium.
1. KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFEKSI 2. STERILISASI 3. TEKNIK ASEPTIK 4. KEBERSIHAN & DESINFEKSI 5. DESINFEKSI KULIT & ANTISEPTIK 6. ANTIBIOTIK PROFILAKTIK 7. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
12. MONITORING
13. SURVEILANS & PERAN LABORATORIUM
terdapat dalam lingkungan dan pada para medis Daerah yang perlu domonitor;
Unit sterilisasi
Unit Hemodialisa
susu yang dibuat untuk bayi di RS
Permenkes No. 986/Menkes/Per/XI/1992 dan SK Dirjen PPM & PLP No. HK.00.06.6.44
mengatur persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, agar rumah sakit tidak menjadi depot bagi berbagai macam kuman penyakit.
Kenyataan infeksi nosokomial masih menjadi
peraturan untuk pencegahan dan pengendalian infekssi Menganalisis laporan berkala yang ddibuat oleh paanitia Panitia bertanggung jawab kepada pimpinan rumah sakit
adalah suatu kegiatan yang berlangsung terus menerus dan sistematis dalam pengumpulan, analisis, interpretasi data medis yang penting bagi perencanaan, penerapan, evaluasi praktek-praktek pengendalian infeksi dan mempublikasikan data tersebut pada saat yang tepat pada pihakpihak yang membutuhkan
Surveilans
Pengendalian inf-nos
Identifikasi masalah
ANGKA INF-NOS
Kesimpulan
Surveilans yang dilaksanakan oleh tim perawat
menunjukkan spesifisitas dan sensitifitas yang terbaik dibandingkan dengan surveilans yang dilaksanakan oleh tenaga medik lainnya
Pengendalian infeksi nosokomial sangat berkaitan erat dengan sanitasi rumah sakit dan ketertiban
rumah sakit
AKIBAT
1. 2. 3. 4.
5. 6.
Infeksi yang didapatkan penderita selama di RS Sukar diobati karena penyebab MO yang resisten dengan AB Bila terjadi pemborosan biaya dan waktu serta kualitas hidup penderita akan menurun Infeksi Nosokomial selain berbahaya bagi penderita juga bagi lingkungan baik di RS maupun setelah keluar dari RS Dengan pengendalian Infeksi nosokomial akan menghemat biaya dan waktu Dinegara maju Inf-nos merupakan masalah nasional
Jenis IN
Sejarah:
Semmelweis (Wina) 1845-1848 kasus
demam setelah bersalin yang ditolong oleh dokter dan mahasiswa kedokteran Meninggal 10% : 1% = co ass: bidan
Florence (1856) angka kematian tentara oleh karena penularan penyakit di RS
Prof von Bergmen (Jerman) abad 18
Mikulicz (austria) pertama kali memakai sarung tangan (rajutan) Prof Halsted (1890), sarung tangan karet
1950: Pandemi Staphylococcus aureus resisten
terhadap AB 1958 & 1963: CDC Atlanta, United States Center for Diseases Control 1970 sekarang CDC bersama RS pemerintah dan swasta membentuk National Nosocomial Infection surveilans System (NNIS)