You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk menjamin

kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Di negara kesatuan Republik Indonesia dalam Undang-Undang dasar 1945, pada bab XIII pasal 31 ayat 2 bahwa

pendidikan yang dimaksud harus diusahakan dan diselenggarakan oleh pemerintah sebagai suatu sistem pengajaran nasional. Berbeda dengan bangsabangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila. Pancasila berdasarkan fakta objektif secara historis melalui suatu proses yang cukup panjang menemukan jati dirinya yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama pada masa reformasi, harus memiliki pandangan hidup yang kuat, agar tidak terombang ambing ditengah-tengah masyarakat internasional. Oleh karena itu, sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan berdasarkan kenyataan objektif manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa.

Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat, sehingga sebagai filosofis suatu negara persatuan dan berkerakyatan. Atas dasar pengertian filosofis tersebut, maka dalam hidup bernegara di Indonesia nilai-nilai kepribadian Pancasila merupakan dasar filsafat negara.

1.2. Rumusan Masalah 1. Kedudukan dan Peranan Pancasila 2. Tafsir pokok Pancasila sebagai dasar Negara 3. Pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan dan Peranan Pancasila Segala sesuatu yang dibuat oleh manusia secara sadar tentu ada tujuannya begitu pun pembuatan dan perumusan Pancasila. Yaitu yang pertama-tama sebagai dasar negara. Fakta sejarah sudah membuktikan hal ini, yaitu dalam persidangan yang pertama badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Dimana disana ada tiga tokoh (Yamin, Soepomo, dan Soekarno) semua berbicara tentang dasar negara sebagai jawaban atas permintaan ketua untuk mengemukakan pandangan mengenai dasar negara. Setelah dibahas kembali, diperoleh konsensus untuk dijadikan dasar negara dan dituangkan di dalam UUD 1945, menunjukkan lima azas dalam pancasila itu sebagai untuk dasar Negara. Dasar Negara bangsa Indonesia ini, yang terdiri lima sila atau yang lebih dikenal dengan azas dapat digali dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, sehingga Pancasila disamping sebagai dasar negara juga sebagai falsafah hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengertian dan kedudukan Pancasila mencakup dua kedudukan atau pengertian pokok yaitu : a) Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia b) Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia

Setelah bangsa Indonesia membahas tentang dua kedudukan pokok Pancasila, perlu juga dibahas peranan atau fungsi daripada Pancasila yaitu : a) Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia Istilah jiwa menunjukkan tanda-tanda hidup, antara lain adalah tumbuh, berkembang, bergerak, berubah, dan sebagainya. Ini diartikan bahwa dengan pancasila bangsa Indonesia dapat mengembangkan dirinya, dapat mengadakan perubahan-perubahan menuju kemajuan demi kebahagiaan dan kesejahteraan hidup rakyat Indonesia. Dengan pancasila bangsa Indonesia dapat merubah dirinya untuk menjadi lebih baik sesuai dengan tuntutan jaman. Untuk berpendapat bahwa seseorang itu berkepribadian, apabila orang tersebut memiliki sifat-sifat yang baik seperti peramah, bermuka manis, berbadan tegap, harmonis, dan sifat-sifat baik lainnya. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki sifat-sifat yang baik dikatakan tidak berkepribadian. Kepribadian Indonesia ialah keseluruhan ciri-ciri khas negara Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia karena itu adalah logika bila pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan demikian pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia berarti dengan pancasila akan hidup dan berkembang menuju kemajuan berlandaskan kepribadian bangsa Indonesia. b) Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia Secara histori pancasila sebagai pandangan hidup bangsa disepakati pada tanggal 18 Agustus 1945 yang merupakan perjanjian luhur dari seluruh bangsa Indonesia. Dalam kenyataannya Pancasila baik sebagai dasar

negara maupun sebagai pandangan hidup telah disepakati oleh bangsa Indonesia baik sebelum maupun sesudah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Walaupun pancasila pernah digoyahkan oleh beberapa kejadian seperti G30S-PKI yang akan menghancurkan Pancasila dapat digagalkan dan dihancurkan oleh kekuatan pancasila dengan

pendukungnya. Semua membuktikan bangsa Indonesia tetap menjunjung dan membela pancasila. Dan memang sebagai perjanjian luhur Pancasila harus dijunjung tinggi. c) Pancasila sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia Itu dapat kita lihat pada waktu bangsa Indonesia dapat dikalahkan oleh penjajah antara lain karena bangsa Indonesia tidak bersatu. Bangsa Indonesia dipecah belah, di adu domba satu sama lain. Perpecahan diantara mereka telah membuktikan kelemahan mereka sendiri sehingga gagal untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Karena itu mereka harus mau bersatu. Untuk itu harus ada pedoman sebagai pengikat bangsa Indonesia yang dianugrahi oleh Tuhan Yang Maha Esa yang sangat majemuk, baik dari segi etnis, suku, adat istiadat, budaya, bermacammacam bahasa daerah dan juga bermacam-macam kepercayaan. Pedoman tersebut tidak lain adalah Pancasila. Dengan Pancasila mereka terhimpun menjadi satu dalam semboyan yaitu Bhinneka Tunggal Ika di bawah naungan Pancasila. Dengan Pancasila terbukti bangsa Indonesia dapat bersatu karena itu logikalah bila Pancasila sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia.

2.2 Tafsir Pokok Pancasila sebagai Dasar Negara Penafsiran pancasila harus bersumber dan berdasarkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Karena pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 mengandung nilai-nilai dasar dan azas perwujudan pancasila yang telah disepakati bersama oleh bangsa Indonesia. Ada dua hal yang perlu diketahui sehubungan dari Pancasila sebagai dasar negara, yang kedua hal tersebut merupakan dua tafsir pokok terhadap pancasila dasar negara yaitu : 1. Pancasila dasar negara secara umum tidak dapat diubah (melekat pada kelangsungan Negara proklamasi 17 Agustus 1945). Pancasila yang resmi atau yang sah adalah pancasila yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 di sahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 berlandaskan Proklamasi 17 Agustus 1945. Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan lahirnya negara Republik Indonesia yang dibuat oleh pembentukkan negara dan pembukaan UUD 1945. Dengan demikian pembukaan UUD 1945 yang merupakan pokok kaedah negara yang fundamentil mempunyai kedudukan tetap tidak dapat diubah atau ditiadakan, terlekat pada pada kelangsungan hidup negara Proklamasi Republik Indonesia. Soal yang tidak dapat diubah ini sesuai dengan prinsip hukum yaitu bahwa yang dapat merubah atau meniadakan suatu peraturan hukum hanya penguasa yang menetapkan atau derajat/tingkatannya sama atau lebih tinggi dari penguasa yang menetapkan. Semua penguasa yang dibentuk setelah negara ada hanya berkedudukan sebagai alat pelengkap Negara maka kedudukan atau

derajatnya dibawah pembentukan negara. Dengan demikian jelas sudah bahwa pembukaan UUD 1945 baik dilihat sebagai pokok kaedah Negara yang fundamentil atau dilihat sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci tidak dapat diubah, terletak pada kelangsungan hidup negara proklamasi 17 Agustus 1945. 2. Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar filsafat negara. Pancasila yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, pertama-tama adalah dimaksudkan sebagai dasar Negara yang memenuhi predikat atau kualifikasi (karena memenuhi syarat) sebagai dasar filsafat Negara. Sebagai dasar filsafat negara maka : Sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh, karena sila-sila pancasila satu sama lain saling kait mengait dan sama erat yang tidak dapat dipisahkan sehingga merupakan kesatuan yang tunggal. Sila-sila pancasila merupakan suatu susunan yang bertingkat, karena keseluruhan susunan dari pancasila mulai dari sila ketuhana yang maha esa sampai dengan sila keadilan sosial maka tampaklah bahwa kelima sila-sila tersebut menunjukkan suatu rangkaian uruturutan yang bertingkat. Seperti sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga dalam memahami dan menyakini Pancasila mulai dari Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian menyusul sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab karena manusia makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi. Kemudian sila ketiga yaitu persatuan Indonesia karena manusia hidup

berkelompok-kelompok

membentuk

bangsa

yaitu

bangsa

Indonesia. Kemudian sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan dan perwakilan diartikan karena sebagai kelompok manusia yang hidup dalam Negara perlu ditentukan cara-cara mengatur penghidupan bangsa tersebut maka bagi bangsa Indonesia lahirlah cara musyawarah untuk mufakat. Sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia karena setiap Negara, setiap bangsa bertujuan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Hubungan timbal balik antara sila-sila pancasila, rangkaian susunan pancasila yang bertingkat-tingkat yang telah diuraikan diatas menyebabkna hubungan yang saling mengikat dan logis antara sila-sila pancasila. Hubungan timbal balik tersebut tetap bertingkat-tingkat sebagai contoh sila pertama ketuhanan yang maha esa adalah meliputi dan menjiwai sila kemanusiaan yang beradab dan sila lainnya. Begitupun sila kemanusaiaan yang beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa. Demikian yang dimaksud dengan hubungan timbal balik antara sila-sila pancasila dan itulah yang dimaksud dengan pancasila merupakan atau memenuhi syarat sebagai dasar filsafat Negara.

2.3 Pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup Pancasila sebagai pandangan hidup biasa juga disebut falsafah hidup. Pandangan hidup suatu bangsa adalah penting karena dengan pandangan hidup suatu bangsa akan berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapai. Dengan pandangan hidup, bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki pandangan itu suatu bangsa akan merasa terombang ambing dalam menghadapi persoalan besar yang timbul baik persoalan masyarakat itu sendiri maupun persoalan besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsabangsa didunia. Pancasila sebagai pandangan hidup berarti pancasila digunakan sebagai pedoman hidup, pedoman untuk bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat berbangsa dan bernagara. Pancasila sebagai pandangan hidup adanya sejak dahulu, ia tumbuh dan berkembang bersamaan denagn tumbuh dan berkembangnya bangsa Indonesia itu sendiri. Sehingga pancasila sebagai pandangan hidup sudah tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia karena sudah merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia yang mempunyai sanksi sosial dan sanksi moral. Dengan demikian pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan: 1. Bahwa pancasila sebagai dasar Negara, ideologi, kepribadian bangsa dan pandangan hidup seluruh bangsa Indonesia. 2. Menunjukkan bahwa dengan pancasila bangsa Indonesia mampu bertahan terhadap berbagai macam gangguan dan rong-rongan baik dari dalam maupun dari luar. 3. Bangsa Indonesia lebih yakin bahwa pancasila adalah merupakan satusatunya kebenaran nasional yang paling pokok dan paling hakiki bagi seluruh warga bangsa Indonesia.

3.2 Saran 1. Wajib bagi kita semua memegang teguh dan membelanya dengan cara memahami, menghayati, mengamalkan serta mencintai dan

mengamankannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Dapat memahami, menghayati dan melaksanakan jiwa pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupannya sebagai warga negara Republik Indonesia

10

DAFTAR PUSTAKA Abdoel Djamali,R, S.H., Pengantar Hukum Indonesia ,Jakarta , PT.Raja Grafindo Persada Darji Darmodiharjo ,Prof.,S.H. Shidarta, DR.,S.H.,M.Hum, Pokok Pokok Filsafat Hukum .Jakarta , PT.Gramedia Pustaka Utama. Kaelan,Prof.Dr. Filsafat Pancasila ( pandangan hidup bangsa Indonesia ) Yogyakarta,Paradigma. Kabul Budiyono,M.Si,Dr. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung. Alfabeta

11

You might also like