You are on page 1of 9

MAKALAH KARAKTERISTIK AHLUL SUNNAH WALJAM,AH

OLEH ARAHMAN BUSRAN JAMAWATI

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR MAKASSAR 2009

Pendahuluan Ahlussunnah wal Jamaah atau disingkat Aswaja adalah sebuah paham keagamaan Islam yang dianut oleh sebagian besar umat Islam di seantero dunia, termasuk di Indonesia hingga saat ini. Landasan hukum yang digunakannya bersandarkan pada ajaran Rasulullah SAW, para Sahabat Rasul, dan para tabiin yang mengambil manhaj (jalan pikiran) berdasarkan nash al Quran, as Sunnah (Hadits), dan ijma ulama sertaqias. Paham Aswaja menekankan amalannya mengikuti ikhtibar para ulama berdasarkan ijtihad yang bersumber pada al Quran dan as Sunnah. Sebagai respon atas berbagai pertanyaan dan komentar seputar Aswaja yang masuk redaksi GP-Ansor online, diantaranya apakah pengertian dan istilah Aswaja? Sifat dan kedudukan? Dalil-dalil yang dipakai? Dan sebagainya. Berikut ini adalah jawaban umum yang dirangkum dari berbagai buku Aswaja, naskah maupun makalah ditulis kembali secara berseri oleh Wahyudin Ghazali dari redaksi GP-Ansor. Pengertian dan Istilah Secara estimologis Ahlussunnah wal Jamaah terdiri dari tiga kata, yaitu: ahl (keluarga, kelompok, golongan, dan komunitas); al-sunnah (tradisi, jalan, kebiasaan dan perbuatan); sedang al-jamaah (kebersamaan, kolektifitas, mayoritas). Tiga rangkaian kata diatas, kemudian berkembang menjadi istilah bagi sebuah komunitas muslim yang secara konsisten berpegang teguh kepada tradisi (sunnah) Nabi Muhammad Saw dan sebagai landasan normatif setelah AlQur,n dan selalu mengikuti alur pemikiran dan sikap mayoritas kaum muslimin. Namun tradisi (sunnah) Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya yang termaktub dalam Al-Qur,an dan sunnah Nabi selama itu masih terpencar-pencar, kemudian dikumpulkan dan dirumuskan kembali oleh Imam Abu Hasan Secara substantif pengertian Aswaja adalah kelompok yang setia terhadap sunnah, dengan menggunakan manhaj mendahulukan nash daripada akal. Sebelum diinstitusikan dalam bentuk mazhab, kelompok ini melakukan pembaruan paham keagamaan Islam agar sesuai dengan sunnah atau ajaran murni Islam. Assunnah berarti penganut atau pengikut sunnah nabi Muhammad SAW, jamaah berarti sahabat nabi. Jadi ahlus sunnah waljamaah mengandung arti penganut sunnah (iktikad) nabi dan para sahabat beliau. Pada intinya paham Ahlussunnah wal Jama,ah adalah paham keagamaan yang sesuai dengan sunnah Rasulullah dan petunjuk sahabatnya. Para pengikut Ahlus Sunnah
mengagungkan para As-Salafush Shalih, meneladani dan menjadikan mereka sebagai teladan. Mereka melihat bahwa jalan para As-Salafus Shalih adalah jalan yang paling selamat, paling mengetahui dan paling bijaksana

Dari Muawiah Ra, ia berkata : Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam berdiri diantara kami lalu bersabda :Ketahuilah bahwa umat sebelum kalian dari golongan ahli kitab berpecah-pecah menjadi 72 firqoh/golongan, dan sesungguhnya umatku sampai dengan hari kiamat nanti akan terpecah menjadi 73 firqoh/golongan, dimana dari 73 golongan ini, yang 72 golongan terancam neraka dan hanya satu golongan yang menjadi ahli surga. Ketika para sahabat bertanya kepada Nabi SAW tentang siapa golongan yang hanya satu itu, Rasulullah menjawab: Al jamaah, yang aku dan para sahabatku ada diatasnya/berpijak pada sunnahku. (SHAHIH, Riwayat Ahmad, Abu Daud, dishahihkan oleh Al Albani)

Pembahasan Karakteristik ahlul sunnah waljama,ah Sifat dan Sikap Sedangkan sifat dan sikap yang melekat pada ajaran Ahlussunnah wal Jamaah maupun penganut paham Aswaja ini, dapat dicontohkan secara singkat sebagai berikut: Panganut Aswaja lebih memilih bersikap adil dan ambil jalan tengah (moderat) seperti firman Allah SWT di dalam al-Quran surat Al Baqarah ayat 143. Sikap yang dipilih bukan pula al ifrhat dan tafrhit. Ifrhat artinya terlalu fanatik dan berlebihan terhadap suatu masalah. Sebaliknya Tafrhit ialah terlalu kurang dalam menilai suatu masalah. Contoh ifrhat-nya orang Nasara sehingga men-Tuhankan Nabi Isa AS dan sebaliknya tafrhit-nya kaum Yahudi yang tega membunuh para Nabi. Pengikut Aswaja umumnya gemar belajar dan beramal dari ajaran al Quran dan as Sunnah, tidak banyak bertanya, tidak suka menciptakan masalah yang pelik, serta tidak suka berdebat. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda, artinya: cukuplah sekadar yang aku tinggalkan kepadamu, karena masalah yang merusak orang-orang sebelum kamu ialah banyaknya persoalan dan perselisihan mereka terhadap Nabi mereka. Oleh karena itu hendaklah kamu menjauhi semua yang aku larang dan kerjakanlah setiap yang aku perintahkan. Senantiasa berpegang teguh pada yang haq yakni dari Allah melalui pelaksanaan sunnah Rasulullah SAW. Meyakini bahwa Allah senantiasa menjaganya, walaupun dalam keadaan terancam dan terjepit seperti pada saat mereka terpinggirkan, apalagi bagi yang berusaha menyebarkan dan memperbaharuinya selaku Mujadid. Ahli Sunnah Wal Jamaah tidak tergantung sedikit dan banyaknya pengikut. Tapi dilihat dari manhaj dan cara perjalanan para ulama yang benar-benar faham akan ajaran al Quran serta mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan sunnah para sahabat RA. Diantara sifat Ahli Sunnah Wal Jamaah ialah senantiasa mendahulukan nash-nash naqli dari pada pendapat akal serta berpegang kepada sunnah Rasulullah SAW dalam segala hal, bermula dari aqidahnya, ibadahnya dan akhlaknya, di mana aqidahnya ialah aqidah Rasulullah SAW, ibadahnya ialah ibadah Rasulullah SAW dan akhlaknya ialah akhlak Rasulullah SAW. Mereka mengikuti sunnah filiyyah (perbuatan), sunnah qauliyyah (perkataan). Begitu juga sunnah tarkiyah yakni meninggalkan amal ibadah yang tidak pernah diajar dan tidak pula dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam hidupnya. Aswaja mengithbatkan semua sifat-sifat Allah menurut apa yang datang pada nash-nash al Quran dan hadits-hadits yang sahih, walaupun ada hadits ahad tanpa takwil, tathil, tasybih, dan tanpa tahrif sama sekali. Sebagaimana kata Imam Ahmad; mengenai hadits-hadits sifat (Allah): Artinya: Kami beriman dengannya (yakni dengan segala sifat Allah) dan membenarkannya serta tidak menolak sesuatu darinya apabila diriwayatkannya dengan sanad-sanad yang sahih. Pandangan tersebut berbeda dengan ulama mutazilah dan ahli kalam yang menolak hadits hadits ahad walaupun sahih, sekiranya berlawanan dengan hujah aqliyah dan segi aqidah, seperti pendapat Qadhi Abdul Jabbar bin Ahmad al Hamzani. Sebaliknya pendapat

mutazilah itu dibantah habis oleh beberapa tokoh Ahli Sunnah dari kalangan ulama Syafiieyah sendiri, seperti al Khatib al Baghdadi. Rujukan dan Dalil Sejak zaman sahabat Nabi telah ada imam Aswaja di bidang akidah atau kalam, yaitu Ali ibn Abi thalib yang cukup berjasa membendung pendapat Khawarij tentang (janji dan ancaman), pendapat Qadariyah tentang kehendak Tuhan dan daya manusia (istithaah) serta kebebasan berkehendak. Tokoh lainnya adalah Abdullah ibn Amr yang menolak pendapat kebebasan berkehendak manusia dari al-Juhani. Beberapa hadits yang menjadi rujukan paham Aswaja diantaranya: Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya umatku akan pecah menjadi 73 golongan, satu diantaranya akan selamat, golongan lain akan rusak (masuk neraka) Para sahabat bertanya, Siapakah golongan yang selamat itu? Jawab Nabi; Ialah Ahlussunnah wal jama,a. Para sahabat kembali bertanya, Apakah sunnah dan jama,a, Nabi menjawab, Apa yang aku lakukan hari ini dan oleh sahabatku. Hadits lain yang sahih adalah sabda Nabi SAW yang artinya Sesungguhnya bani Israil itu terpecah menjadi 72 aliran dan umatku akan terpecah menjadi 73 aliran. Semua aliran itu akan masuk neraka, kecuali satu. Para sahabat bertanya: Siapakah satu aliran itu ya Rasul Allah Dijawab Nabi: mereka itu aliran yang mengikuti) apa yang aku lakukan dan para sahabatku (HR.al-Tirmidzi) Terdapat perbedaan pendapat mengenai sahnya hadits ini, terutama teks hadits tentang iftiraq alummah (perpecahan umat) sanadnya cukup banyak, diantara ulama yang mengkritisi hadits ini adalah Ibnu Hazm. Sekalipun demikian banyak ulama yang menerima hadits iftiraq tersebut, sebab diriwayatkan oleh banyak sahabat Nabi SAW., semacam Anas ibn Malik, Abu Hurairah, Abu Darda. Sumber sumber ajaran aswaja 1. Al-Quran Al-quran menurut bahasa berarti bacaan. Secara knawi, Al-Quran adalah kalam Allah swt. Dan merupakan mukjizat yang diturunkankepada nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan kitab Allah yang terakhir yang diturunkan pada nabi terakhir dan merupakan penyempurnaan kitabkitab Allah sebelumnya. Al-Quran di turunkan secara berangsur-angsur yaitu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari di Mekkah dan Madina Fungsi Al-Quran : Al-quran Sebagai Pedoman Hidup Alquran sebagai pedoman kehidupan yang dapat membawa manusia pada keselamatan dan kebahagian lahir batin serta dunia akhirat. Karena mengandung aturan-aturan ilahi yang dinyatakan dalam perintah dan larangan maka dari itu Al-Quran dijadikan dasar dan sumber hukum yang Utama dan pertama. 105. Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apayang Telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela) orang-orang yang khianat.

Al-Quran Sebagai sumber Hukum Islam yang Pertama Al-Quran adalah sumber hukum Islam yang pertama yakni tempat pengambilan hukum yang pertama setelkah itu baru pada sumbersumber lainnya. Karena al-Quran merupakan perkataan Allah langsung kepada Muhammad dan untuk segala semesta Alam. Al-Quran dalam aturannya pada umumnya bersifat global dan umum tidak terperinci dan tidak detail. 2. Hadis Hadis menurut batasan ilmu hadist yaitu Ucapan perbuatan, dan takrir nabi Muhammad SAW. Dari definisi diatas hadist nabi tebagi atas tiga yaitu : Hadist Qauliyah yaitu hadist yang didasarkan atas segenap perkataan dan ucapan Nabi Muhammad SAW, Hadis Filiyah yaitu hadist yang didasarkan atas prilaku dan perbuatan Nabi Muhammad SAW Hadis Taqririyah yaitu hadist yang disandarkan pada perkataan atau sikap para sahabat yang dibiarkan atau didiamkan oleh Rasulullah SAW. Kedudukan Hadist yaitu sebagai Sumber hukum islam yang kedua. Oleh karena hukum-hukum atau aturan-aturan yang terdapat pada Al-Quran hanya secara garis besar maka nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah bertugas menjelaskan dan menyebarkan dan memperaktikkannya. Fungsi Al hadist yaitu ; Mempertegas hukum hukum yang telah di sebutkan dalam Al-Quran Menjelaskan, menafsirkan dan merinci ayat-ayat AlQuran yang masih umum dan samar Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercamtum dalam al-quran 3. Ijtihad Ijitihad menurut terminologi berarti berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat menentukan suatu hukum dari sebuah dalil agama, yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan dan keahlian yang mendalam, disamping memiliki syarat-syarat tertentu baik dilakukan secara individual maupun bersama-sama sehingga mencapai kesepakatan dalam suatu maslah tertentu pada masa tertentu pula berkenan dengan penilaian sesuatu yang belum ada kepastiannya secara tegas dalam Al-Quran dan Al hadist. Ijitihad merupakan sumber hukum Islam yang ketiga setelah Al-Quran dan al hadist Dari Muawiah Ra, ia berkata : Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam berdiri diantara kami lalu bersabda :Ketahuilah bahwa umat sebelum kalian dari golongan ahli kitab berpecah-pecah menjadi 72 firqoh/golongan, dan sesungguhnya umatku sampai dengan hari kiamat nanti akan terpecah menjadi 73 firqoh/golongan, dimana dari 73 golongan ini, yang 72 golongan terancam neraka dan hanya satu golongan yang menjadi ahli surga. Ketika para sahabat bertanya kepada Nabi SAW tentang siapa golongan yang hanya satu itu, Rasulullah menjawab: Al jamaah, yang aku dan para sahabatku ada diatasnya/berpijak pada sunnahku. (SHAHIH, Riwayat Ahmad, Abu Daud, dishahihkan oleh Al Albani) Berdasarkan hadits shahih diatas, maka satu golongan selamat yang dimaksud oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah golongan yang berpijak pada sunnah beliau Shallallahu alaihi wa sallam dengan teguh, mengikuti pemahaman dan jamaah para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, yaitu golongan yang disebut Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Mereka mempunya ciri : Hanya bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Mereka senantiasa menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber pengambilan, baik dalam ibadah, akidah, muamalah, sikap

maupun akhlak. Setiap yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah mereka menerima dan menetapkannya. Sebaliknya, setiap yang bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah mereka menolaknya, tak peduli siapa pun yang berpendapat dengannya. Menyerah kepada nash-nash syara, serta memahaminya sesuai dengan pemahaman As-Salafus Shalih. Mereka menyerah kepada nash-nash syara, baik mereka memahami hikmahnya maupun tidak. Mereka tidak menghakimi nash-nash tersebut dengan akal mereka, tetapi mereka menghakimi akal mereka dengan nash-nash syara. Para pengikut Ahlus Sunnah mengagungkan para As-Salafush Shalih, meneladani dan menjadikan mereka sebagai teladan. Mereka melihat bahwa jalan para As-Salafus Shalih adalah jalan yang paling selamat, paling mengetahui dan paling bijaksana. Kebaikan mereka di lipat gandakan dan derajat mereka ditingkatkan, hal itu karena aqidah mereka benar dan iman mereka kuat. Karena semua hal di atas tidak berarti Ahlus Sunnah adalah orang-orang maksum. Tetapi manhaj (jalan) dan jamaah mereka adalah yang maksum. Jika Ahlus Sunnah memiliki kesalahan kelompok lain lebih banyak, dan jika kelompok lain memiliki keutamaan dan ilmu maka keutamaan dan ilmu Ahlus Sunnah lebih sempurna dan lengkap. Karena itulah, menjadi sesuatu yang niscaya agar kita meniti manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ruang Lingkup aswaja Akidah Akidah secara etimologis berasal dari kata aqida yaqidu aqidatan yang berarti simpulan atau ikatan. Menurut istilah adalah kepercayaan dan keyakinan. Adapun yang dimaksud dengan akidah islam ialah perkara-perkara yang dipercayai dan diyakini kebenarannya dalam islam berdasarkan dalil Al-Quran dan Sunnah Rasul. Akidah islam meliputi Rukun Iman yakni: Beriman kepada Allah Beriman kepada malaikat-malaikatnya Beriman kepada kitab-kitabnya Beriman kepada rasul-rasulnya Beriman kepada hari akhirat Beriman kepada takdir Allah

Disamping itu akidah islam juga meliputi mempercayai sagala perkara yang gaib yang telah diungkapkan dalam Al-Quran dan hadist sahih. Hal-hal yang gaib yang wajib diyakini keberadaannya adalah surga, neraka, hisab. Hal-hal yang merusak Akidah: Dalam itiqad (kufur itiqadi) Syariah Pengertian syariah menurut bahasa berarti jalan lurus, jalan menuju air, jalan yang dilalui air terjun. Menurut istilah adalah hukum islam yang diyakini kebenarannya oleh umat islam sebagai ketentuan dan ketetapan dari Allah yang wajib dipatuhi sebagaimana mestinya.Berdasarkan

prinsip keyakinan tersebut, maka setiap muslim wajib melaksanakan syariat islam dalam segala aspek kehidupannya dan sebaliknya dia merasa berdosa apabila mengabaikan nilai-nilai syariah tersebut. Garis-garis besar syariahislam adalah sebagai berikut: Hukum ibadat, yang merupakan tuntutan ritual yang mencakup masalah tahara (kebersihan iman), shalat, zakat, puasa, haji, penguburan jenazah, kurban, akikah, penyembelihan hewan, makanan, minuman. Hukum munakahat, yaitu himpunan hukum yang mengatur masalah kehidupan rumah tangga. Hukum muamalat yaitu membahas kode etik bisnis, utang-piutang, jual-beli,dll yang berkaitan dengan masalah hubungan manusia dengan kekayaan dan harta benda Hukum jinayat, yaitu hukum pidana dan perdata yang disyariatkan untuk memelihara kehidupan manusia, melindungi masyarakat, melindungi harta benda yang menjadi hak seseorang, memelihara keturunan, akal, jiwa dan agama. Hukum murafaat mukhashamat yaitu hukum acara pidana dan perdata yang mencakup prosedur pengadilan di depan hakim. Hukum sulthaniyat yaitu suatu komponen hukum islam yang khusus mengatur masalah-masalah kenegaraan dan pemerintahan. Hukum dauliyat yaitu hukum internasional yang berguna untuk mengatur hubungan antara negara dengan negara baik pada masa damai maupun pada masa perang, mengatur soal tawanan perang, gencatan senjata, dan perjanjian antarnegara. Akhlak Akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari kata khuluq yang artinya budi pekerti. Menurut istilah sebagaimana diungkapkan oleh iman Algazali Akhlak ialah suatu bentuk dalam jiwa seseorang manusia yang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan spontan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Akhlak itu dibagi menjadi dua macam yaitu Akhlakul karimah adalah akhlak yang mulia Akhlakul madzmumah adalah akhlak yang tercela atau akhlak yang tidak terpuji Iman Kata iman dalam Al-Quran ada 2 pengertian dasar : Iman dengan pengertian membenarkanman dengan pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal Dengan demikian dapat dipahami bahwa iman, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran dan sunnah rasulullah Saw., mempunyai 2 pengertian : Membenarkan berita yang datang dari Allah dan Rasulnya Meneguhkan pendirian terhadap ketentuan yang telah ditetapkan Seseorang itu disebut beriman, bila dia meyakini dengan sungguh-sungguh beberapa asas yang terkandung dalam kalimat Laa Ilaaha Illallah yaitu: Bahwa yang menjadikan alam semesta dan yang mengendalikan segala urusannya adalah Allahakh yang maha esa, hidup, kuasa dan sempurna serta terhindar dari sifat kekurangan dan keaiban. Bahwa Allah tidak menjadikan alam semesta ini tanpa tujuan dan sia-sia karena Allah maha suci dari perbuatan main-main Bahwa menjadi hak Allah swt menyusun dan menciptakan undang-undang hidup untuk mahluknya karena dialah yang diciptakan segala sesuatu Pengabdian diri haruslah semata-mata kepada Allah melalui ibadah Meyakini adanya hari kiamat, surga, neraka dan semua hal yang telah diberitakan Allah swt. Islam Menurut asal kata, islam itu berasal dari kata-kata antara lain: Aslama (menyerah) artinya menyerah kepada Allah dan bersedia tunduk kepada segala halyang datang dari Allah dan bersedia berkorban sebagai tanda pengabdian terhadap Allah sebagai khaliqnya. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Salamun (tangga) artinya islam merupakan tangga untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dan meraih rida Allah. Salima (selamat) artinya bahwa islam itu membawa pemeluknya kearah keselamatan baik didunia maupun diakhirat kelak. Islam menurut istilah adalah agama Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw.Adapun karakteristik yang dimiliki ajaran islam : Komprehansif Universal Dinamis progresif Logis rasional Elastis dan manusiawi

Ihsan Ihsan dalam pengertian umum adalah berbuat baik. Seseorang yang berbuat baik dan beramal saleh biasa disebut orang muhsin dan orang salih. Beberapa sikap dan perbuatan ihsan, yaitu :? Istiqamah dalam pendirian, yaitu bersikap teguh atau keteguhan berpegang kepada sesuatu yang diyakini benarnya dan ia tidak mau merubah keyakinannya itu dalam keadaan bagaimanapun yakni baik dalam keadaan susah maup[un senang.? Tasamuh dalam pergaulan adalah sikap tenggang rasa dengan sesama dalam masyarakat dimana kita berada.? Khusuk dalam beribadah adalah tekun sambil menundukkan diri yakni seluiruh pikiran, perasaan, hati sanubari yang sedalam-dalamnya. Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan munculnya berbagai macam kelompok yang mengatas-namakan pengikut Aswaja, maka Pemahaman Aswaja di kalangan umat muslim sudah saatnya untuk dilakukan perubahan orientasi dari Aswaja sebagai doktrin menjadi Aswaja sebagai metode pemahaman keagamaan. Hal ini penting dilakukan guna memberikan pemaknaan konteks kesejarahan yang benar terhadap Aswaja. Karakter Aswaja dan penekanannya pada stabilitas jamaah itu secara historis ilmiyah dapat dipertanggungjawabkan. Karena ekstrimitas (tatharruf) tidak dikenal dalam sejarah Aswaja, maka aliran Islam keras yang mengklaim dirinya selaku penganut Aswaja bukan hanya paradoksal.

DAFTAR PUSTAKA

.Al-Qur,anul Karim Shahih Al-Bukhari, cet. Al-maktaba Al-Islamy, Istanbul. Www. Gogle. Co.id Www. Info//Islam com. Sunan At-Tirmidzi, cetakan yang ditaqiq oleh sejumlah ulama, cet. MusthafaAl-Babiy, Mesir. Musnad Al-Iman Ahmad, cet Al-Maktab Al-Islamiy Shalih Al-Jami, Ash-Shagir, Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Abani, cet. Almaktab As- Islamiy

You might also like