You are on page 1of 43

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan BUMN di dalam perekonomian nasional memainkan peran yang sangat strategis. BUMN dipandang dapat menjadi wahana untuk mencapai tujuan dan sasaran negara, karena BUMN dapat menjadi alat kebijakan pembangunan yang secara langsung mempengaruhi perekonomian nasional. Disamping itu pembentukan BUMN diharapkan dapat memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Keberadaan BUMN bagi sistem perekonomian memiliki peran penting untuk itu harus terus dikembangkan menjadi usaha yang sehat, tangguh dengan aktivitas yang diarahkan agar mampu meningkatkan kegairahan kegiatan ekonomi, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, memperluas lapangan kerja, meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta memantapkan ketahanan nasional1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan alat pemerintah guna mencapai tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. BUMN menjadi jawaban dari masalah terjadinya kegagalan pasar (market failure) dalam distribusi sumber daya secara optimal. BUMN pada mula didirikan, sekurangkurangnya, merupakan hal penting sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi, yakni Pasal 33 UUD 1945, menyebutkan bahwa :

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan
1

Mationo Hadianto, Peran dan Posisi BUMN dalam Jangka Panjang kedua, Strategi Pembiayaan dan Regrouping BUMN, Jakarta: LM FEUI, 1994, hal. 12

Universitas Indonesia

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Oleh karena itu, para pendiri negara ini jelas dan tegas menggariskan bahwa hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak saja yang boleh ditangani kalangan luar pemerintah. Bidang usaha BUMN dalam prakteknya dibedakan antara Public utilities, Industri Vital Strategis dan Bisnis. Public Utilities adalah berupa pelayanan atas komoditi dan jasa dengan mempergunakan saran milik umum, yang dapat dilakukan oleh orang atau badan keperdataan, namun harus dengan pelayanan tanpa diskriminasi.

To constitue a true Public Utility, the devolution to public use must be of such character that the public generally. Or that part of it which has been served and which has accepted the service shall be conducted, so long as it is continued, with reasonable efficiency under reasonable charges2

Kepentingan umum yang tergambar dari pengartian diatas, ialah pihak yang melakukan pelayanan diberikan kewenangan menjual jasa dengan menggunakan sarana milik umum. BUMN public utilities, boleh dan berhak mengambil keuntungan, tetapui harus dalam batas yang wajar. Di Indonesia, secara yuridis formal perusahaan Public Utilities yang dikelola BUMN, misalnya: PT. PLN (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam perjalanannya peranan BUMN dalam sistem perekonomian nasinal berperan menghasilkan barang dan atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, BUMN telah mencapai tujuan awal sebagai agen pembangunan dan pendorong korporasi, meskipun tujuan tersebut belum sepenuhnya dicapai. Kinerja belum memadai,
2

Ibrahim R, Prospek BUMN dan Kepentingan Umum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997, hal.19

Universitas Indonesia

seperti tampak pada rendahnya laba yang diperoleh dibandingkan modal yang ditanamkan. Dalam perkembangannya selanjutnya camput tangan pemerintah melalui BUMN menjadi berlebihan dan menimbukkan dampak negatif, diantaranya :
Inefisiensi ekonomi dalam kegiatan produksi sektor publik, biaya

produksi yang tinggi, ketidakmampuan untuk melakukan inovasi.3


Terjadi pembelokan keuntungan kepada pihak atau kelompok elit, dan

campur tangan pemerintah dalam pengelolaan organisasi BUMN.4


BUMN belum mampu memberikan sumbangan yang berarti pada APBN

bahkan justru memberatkan akibat subsidi.5

Tuntutan untuk meningkatkan kinerja dan meringankan beban negara mengharuskan BUMN untuk menjalankan aktivitas usahanya yang tidak berbeda dengan swasta. BUMN harus dapat menjadi center atau bahkan sebagai world class company. Terlebih lagi pada era globalisasi sekarang ini, dimana setiap perusahaan tidak terkecuali BUMN akan dihadapkan pada sistem ekonomi pasar yang ditandai oleh persaingan yang ketat untuk dapat merebut dan menguasai pasar. Strategi merupakan pola yang terdiri dari penetuan tujuan dan sasaran serta kebijakan dan rencana suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Strategi juga memiliki peran penting dalam memberikan arah bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta dalam mengambil keputusan. Dengan menyusun strategi dan kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan tersebut. Strategi yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah pada BUMN dan sebagai upaya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mempertahankan
3 4

D.E Sumual, Sekali Lagi Reformasi BUMN, Usahawan No.06 Th.XXVII, Juni 1998, hal. 4 Anwari, Landasan Baru Politik pemberdayaan BUMN, Usahawan No. 02 Th.XXIX, Februari 2000, hal. 9 5 Setyanto P. Santoso, Pembentukan Holding Company: BUMN Peluang dan Tantangan, 9 Agustus 1999, hal.3

Universitas Indonesia

kelangsungan hidupnya agar menjadi perusahaan yang sehat, serta meningkatkan profesionalitas dan efisiensi usaha adalah melaksanakan reformasi BUMN melalui privatisasi, profitisasi, dan turisasi BUMN. Maka dari itu untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan keberadaan dalam perkembangan ekonomi dunia yang makin terbuka dan kompetitif akibat dari globalisasi , dimana kegiatan ekonomi dalam masyarakat bisnis internasional akan menjadi seakan tanpa batas negara (borderless world), BUMN perlu menumbuhkan korporasi dan profesionalisme, antara lain melalui pembinaan pengurusan dan pengawasannya. Pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Peningkatan efisiensi produktivitas BUMN dapat dilakukan melalui reformasi BUMN dengan restrukturisasi, salah satunya dalam bentuk privatisasi. Program privatisasi di Indonesia mulai menjadi salah satu kebijakan utama ekonomi pemerintah setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 19971998. Sebelum krisis ekonomi, privatisasi sebetulnya telah dilakukan, namun dilaksanakan secara terbatas. Pasca krisis ekonomi 19971998, kebijakan privatisasi BUMN yang dilakukan lebih karena didesak IMF. Dengan asumsi bahwa sektor swasta menjadi prioritas utama. Langkah privatisasi juga ditempuh karena desakan utang atau untuk menutup defisit APBN dan argumen yang biasanya ditekankan adalah privatisasi akan lebih meningkatkan efisiensi suatu BUMN, bahkan dapat digunaan untuk menambah nilai aset. Privatisasi dilakukan untuk mengurangi peran pemerintah dan memberi kesempatan yang lebih besar kepada pihak swasta dalam pengelolaan sektor perekonomian. Alasan utama dilakukannya privatisasi adalah guna meningkatkan efisiensi dari BUMN atau State Owned Enterprise. Masalah efisiensi ini merupakan salah satu faktor penyebab yang utama rendahnya kinerja serta buruknya kualitas pelayanan dan jasa yang diberikan BUMN. Pelaksanaan privatisasi di Indonesia, yang merupakan salah satu program reformasi BUMN pertama kali, secara umum difokuskan pada pembenahan BUMN untuk meningkatkan profesionalitas dan peningkatan kinerja perusahaan. Reformasi BUMN pada tahap awal diprioritaskan pada sektor yang melanda

Universitas Indonesia

Indonesia, yaitu sektor perbankan dan sektor kelistrikan. Kedua sektro ini mendapat prioritas karena memberikan dampak yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia. Reformasi BUMN Gelombang I ini, dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu : Restrukturisasi, Privatisasi, dan Profitisasi BUMN. Salah satu sektor perbankan yang telah ditetapkan pada awal reformasi BUMN oleh pemerintah untuk di privatisasi, adalah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Proses divestasi saham Pemerintah pada Bank Mandiri tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2003 tentang Penjualan Saham Negara Republik Indonesia pada Bank Mandiri. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan bahwa penjualan saham Bank Mandiri akan dilakukan melalui Pasar Modal dan atau kepada mitra strategis dengan jumlah maksimal 30% dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. Melalui IPO (Initial Public Offering) dinilai telah berhasil membenahi organisasi bank BUMN tersebut yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja terutama profibilitas. Salah satu tujuan pemerintah melaksanakan privatisasi pada perusahaan perbankan, khususnya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. adalah agar Bank Mandiri menjadi perusahaan publik yang secara transparan dapat dinilai oleh masyarakat dunia sebagai perusahaan yang secara riil benar-benar sehat. Sehingga dengan transparansi kondisi Bank Mandiri ini akan mengurangi bahkan menghilangkan keraguan-keraguan pihak ketiga kepada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.2 Pokok Permasalahan Perkembangan lingkungan usaha menyebabkan BUMN perlu melakukan penelahan kembali terhadap strategi perusahaan karena BUMN tidak terlepas dari pengaruh dan memperngaruhi lingkungannya. Agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup, BUMN harus dapat beradaptasi secara tepat terhadap tuntutan linkungan sehingga akan dapat mencapai keberhasilan. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, merupakan BUMN yang bergerak di bidang keuangan yang memiliki tujuan menjadi perusahaan yang sehat, independen dan profesional. Untuk mencapai tujuan tersebut maka PT. Bank Mandiri menetapkan strategi. Strategi tersebut disesuaikan dengan lingkungan,

Universitas Indonesia

kondisi organisasi, dan keinginan PT. Bank Mandiri untuk mencapai misi dan visi dapat bertahan dan berkembang dalam industri keungan yang kompetitif baik nasional maupun regional. Strategi yang dipilih adalah privatisasi melalui penjualan saham. Strategi privatisasi didasarkan pada beberapa alasan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan, sebagai bentuk pengembangan usaha (ekspansi kredit dan pengembangan teknologi informasi), penyesuaian dengan lingkungan yang berkembang serta pengurangan campur tangan pemerintah. Kajian terhadap PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam melakukan strategi perubahan privatisasi dititikberatkan pada pembahasan tentang analisis SWOT, menetukan langkahlangkah strategi sampai dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Analisis SWOT berisi gambaran linkungan internal yang terdiri dari kekuatan (Strength), dan kelemahan (Weakness), serta kondisi linkungan eksternal yang terdiri dari peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat), sebagai dasar menetapkan strategi yant tepat. Berdasarkan pemahaman tersebut, penulis ingin menggambarkan dan menganalisis : 1. Dengan menggunakan analisis SWOT, faktor-faktor lingkungan apa yang mempengaruhi privatisasi PT. Bank Mandiri ? 2. Bagaimana persiapan dan pelaksanaan privatisasi PT. Bank Mandiri ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama dibuatnya skripsi ini adalah: 1. Mengetahui melalui analisis SWOT, faktor-faktor lingkungan apa yang mempengaruhi restrukturisasi organisasi dan privatisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
2. Mengetahui bagaimana persiapan dan pelaksanaan privatisasi PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk.

1.4 Signifikansi Penelitian

Universitas Indonesia

1.4.1 Signifikansi Akademis Dalam signifikansi akademis, hasil penelitian skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam bidang Manajemen Stratejik. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya serta menambah wawasan bagi pembacanya. 1.4.2 Signifikansi Praktis Diharapkan hasil penelitian skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam formulasi kebijakan BUMN. Selain itu dapat memberikan wawasan bagi masyarakat pada umumnya mengenai proses pembuatan kebijakan pada BUMN khususnya BUMN sektor perbankan. 1.5 Sitematika Penulisan Sebagai gambaran keseluruhan penulisan skripsi ini, berikut uraian sistematika penulisan skripsi ini, yang terdiri dari: Bab I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan yang dihadapi, tujuan penulisan, signifikansi penelitian serta sistematika penulisan untuk mempermudah pemahaman dari permasalahan. Bab II TIJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL Berisi tentang penjabaran beberapa konsep tentang peran BUMN dalam perekonomian Indonesia, pengaruh lingkungan bagi perusahaan, strategi perusahaan, alasan dan manfaat privatisasi. Bab III METODE PENELITIAN Berisi tentang penjelasan pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, narasumber/informan, teknik analisis data, proses penelitian, site penelitian, keterbatasan penelitian. Bab IV GAMBARAN UMUM Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai sejarah dan

Universitas Indonesia

kondisi perusahaan, visi, misi, tujuan perusahaan , strategi perusahaan, struktur organisasi, jenis produk yang dihasilkan dan informasi mengenai anak perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bab V ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI PRIVATISASI

PT.BANK MANDIRI Berisi tentang gambaran dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, disertai dengan analisis dan pembahasan terhadap hasil temuan tersebut. Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan dari seluruh permasalahan yang telah dibahas disertai saran-saran untuk pengembangan dimasa yang akan datang.

Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL 1.6 Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini Penulis mengangkat tema penelitian tentang Strategic Management, dengan judul yaitu Perencanaan Stratejik BUMN Sektor Perbankan Melalui Privatisasi (Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk). Sudah ada beberapa penelitian sebelumnya yang mengangkat tema tersebut. Oleh karena itu diupayakan penelitian ini melakukan suatu tinjauan kepustakaan atau referensi komparatif terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah mengangkat tema Strategic Management. Tinjauan pustaka yang diambil diharapkan dapat memberikan suatu perspektif umum bagi rencana penelitian ini baik dari segi teori maupun dari hasil penelitiannya. Tinjauan kepustakaan pertama merujuk pada Tesis yang berjudul Pengembangan Perusahaan Air Minum Milik Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Suatu Tinjauan Strategi dan Kebijakan Publik Serta Kemungkinan Menuju Swastanisasi) yang dibuat oleh Dr.Amy Yayuk Sri Rahayu M.Si pada tahun 1996. Penelitian ini dilaksanakan di DKI Jakarta, dengan fokus pada Pengembangan Perusahaan Air Minum Milik Pemerintah DKI Jakarta. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dilihat dari tujuannya penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif, yaitu untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Kasusnya pada hal ini adalah untuk

Universitas Indonesia

10

mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal PAM-JAYA. Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian murni dengan jenis penelitian cross sectional apabila dilihat dari segi penggunaan waktu. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan studi literatur ( library research) dan penelitian lapangan (field research) dengan melakukan wawancara dan pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan, Dari pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) karakteristik struktur (formalisasi, kompleksitas dan sentralisasi) pada organisasi PAM JAYA dihasilkan suatu kesimpulan pertama, bahwa karakteristik struktur organisasi yaitu formalisasi dan kompleksitas berada pada skala rendah temuan ini dapat menjadi faktor kekuatan strenght pada struktur organisasi PAM JAYA. Kedua, karakteristik struktur yang berupa sentralisasi berada pada skala yang tinggi, dan dapat menjadi kelemahan (weakness) dari struktur organisasi PAM JAYA. Selain itu, masih ditemukannya distribusi pegawai yang tidak seimbang karena ada ketidak seimbangan antara jumlah pegawai yang berada di pusat dan di cabang. Pembandingan Strategi kebijakan PAM JAYA yang pada saat itu didasarkan pada RENSTRA PEMDA DKI 19921997 dengan strategi temuan SWOT menemukan beberapa fakta menarik seperti; Peningkatan kualitas SDM pada strategi-kebijakan PAM JAYA saat ini belum berorientasi pada penignkatan kualitas pelayanan. Selain itu masih terdapat hirarki kebijakan yang sangat rigid dan tidak memberikan kebebasan manajerial pada tingkat operasionalisasi. Tinjauan kepustakaan kedua merujuk pada Tesis yang berjudul Privatisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) yang dibuat oleh Tumar pada tahun 2000. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perusahaan Gas Negara. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti mengumpulkan sejumlah informasi secara mendalam pada kasus yang terkait serta melakukan studi literatur. Dilihat dari tujuannya penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif yaitu untuk menganalisa lingkungan internal dan eksternal PT. Perusahaan Gas Negara untuk menemukan metode privatisasi yang tepat untuk diimplementasikan bagi BUMN tersebut. Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian terapan dengan jenis penelitian

Universitas Indonesia

11

cross sectional apabila dilihat dari segi penggunaan waktu. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan studi literatur (library research) dan penelitian lapangan (field research) dengan melakukan wawancara dan pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dalam rangka mempersiapkan PGN strateginya untuk beberapa mendatang karena akan ditutupnya hak monopoli PGN sebagai perusahaan pengelola gas bumi di Indonesia. PGN dapat menjalankan usahanya dengan mengembangkan jaringa pipa gas ke wilayah baru untuk penetrasi pasar ataupun melakukan diversifikasi usaha dengan mencari sumber dana selain pinjaman, karena akan membenbani pengembalian utang. Untuk mendapatkan tambahan dana yang dibutuhkan dalma pengembangan jaringan pipa gas, maka PGN akan melepas sebagian kepemilikan saha pemerintah kepada pihak swasta. Setelah menganalisa kemungkinan PGN melakukan privatisasi melalui penawaran umum di pasar modal atau dengan mengundang mitra strategis sehubung dengan tujuan, lingkungan internal dan eksternal, serta visi dan misi, privatisasi dengan mengundang mitra strategis sesuai untuk dilakukan oleh PGN. Tinjauan kepustakaan yang ketiga merujuk pada skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha BUMN Melalui Privatisasi (Studi Kasus pada PT. Indofarma, tbk di Jakarta Tahun 2001) yang dibuat oleh Diah Ayu Palupi pada tahun 2002. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Indofarma, dengan fokus pada pengembangan usaha yang meliputi aktivitas privatisasi dan restrukturisasi. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dilihat dari tujuannya penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif, yaitu untuk mengetahui faktor lingkungan apa yang mempengaruhi restrukturisasi organisasi dan privatisasi pada PT. Indofarma. Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian murni dengan jenis penelitian cross sectional apabila dilihat dari segi penggunaan waktu. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan pengumpulan dan pengolahan data sekunder dan in-depth interview.Dalam penelitian ini dijelaskan dalam rangka pengembangan usaha, PT.Indofarma melaksanakan upaya-upaya berupa privatisasi dan

Universitas Indonesia

12

restrukturisasi. Program privatisasi ini dilakukan dengan cara melalui IPO dan Restrukturisasi struktur organisasi untuk mendorong perubahan pada prosedur, aturan dan hubungan antar bagian dan struktur organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa suatu tujuan tidak akan tercapai dengan hasil yang baik tanpa adanya formulasi dan penetapan strategi yang tepat. Revitatisasi yang pada awalnya bertujuan untuk mengubah budaya birokrasi yang lamban menjadi budaya korporasi yang lincah serta sistem pemantaian kinerja yang lebih efektif ternyata belum tercapai karena meskipun privatisasi dilakukan tetapi campur tangan negara masih sangat besar bagi perusahaan. Demikianlah beberapa tinjauan pustaka yang peneliti lakukan, dengan mengambil contoh penelitian-penelitian yang sudah mengangkat tema mengenai Strategic Management. Dari tinjauan-tinjauan pustaka yang telah peneliti pelajari, diperoleh beberapa pengetahuan mendasar terkait dengan penerapan Strategic Management pada organisasi pemerintah yang diharapkan dapat membantu memberikan suatu perspektif umum bagi rencana penelitian ini.

Universitas Indonesia

13

Tabel 2.1 Perbandingan Antar Penelitian


No 1. 2. Deskripsi Tahun Judul Amy Y.S. Rahayu 1996 Pengembangan Perusahaan Air Minum Milik Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Suatu Tinjauan Strategi dan Kebijakan Publik 3. 4. Bentuk Penelitian Tujuan Penelitian Serta Kemungkinan Tesis 1. Menganalisa Perusahaan (persero) untuk dengan 2. perusahaan. Menemukan metode 2. pelaksanaan privatisasi yang tepat bagi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) sesuai dengan visi, misi internal serta dan lingkungan 3. Skripsi 1. Mengetahui melalui analisis SWOT, lingkungan faktor-faktor apa yang Skripsi 1. Mengetahui melalui analisis SWOT, lingkungan mempengaruhi restrukturisasi organisasi dan privatisasi PT. Bank Mandiri bagaiman 2. (Persero) Tbk. Mengetahui bagaiman persiapan dan pelaksanaan privatisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. faktor-faktor apa yang Menuju Swastanisasi) Tesis 1. Mengidentifikasi faktorfaktor intern sebagai kekuatan/kelemahan PAMJAYA. Faktor-faktor tersebut meliputi : Organisasi Tumar 2000 Privatisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Diah Ayu Palupi 2002 Strategi Pengembangan Usaha BUMN Melalui Privatisasi (Studi Kasus pad PT. Indofarma, tbk di Jakarta Tahun 2001) Muhammad Patria A. G 2013 Perencanaan Stratejik BUMN Sektor Perbankan Melalui Privatisasi (Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk)

lingkungan Gas sebagai Negara acuan strategik

internal dan eksternal PT.

mempengaruhi restrukturisasi organisasi dan privatisasi PT. Indofarma Mengetahui persiapan dan pelaksanaan privatisasi PT. Indofarma Mengetahaui PT.Indofarma dimensi-dimensi bagaimana dilihat dari perubahan struktur organisasi struktur

langkah

variabel indikator struktur maupun organisasi. Sumber Daya Manusia dengan variabel indikator kualitas SDM. dan kuantitas

eksternal perusahaan.

Universitas Indonesia

14

2.

Mengidentifikasikan sebagai bagi tersebut indikator pelanggan.

faktor

3.

Menentukan langkah-langkah yang dapat diambil 4. perusahaan dalam melakukan restrukturisasi sebagai bagian dari proses privatisasi menjadi peruahana.

organisasi

yang

meliputi

linkungan ekstern opersional peluang/ancaman PAM-Jaya. adalah Faktor perilaku kepuasan

kompleksitas, dan sentralisasi. Mengetahui tingkat keuangan melakukan

formalisasi, bagaimana PT. sebelum

kesehatan

pelanggan dengan variabel

Indofarma dilihat dari kinerja privatisasi dan

3.

Mengidentifikasikan pengaruh faktor-faktor intern dan ekstern terhadap formulasi strategi-kebijakan PAM-Jaya.

restrukturisasi organisasi.

4.

Menjajagi terhadap

kemungkinan strategi yang

dukungan kebijakan publik diusulkan, dengan terlebih daluku mempelajari hirarki kebijakan pada PAM-JAYA. 5. Mengetengahkan pendekatan swastanisasi sebagai solusi apabila diusulkan strategi yang tidak/sulit

Universitas Indonesia

15

memperoleh kebijakan publik.

dukungan

5. 6.

Pendekatan Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Kualitatif 1. 2. 3. Studi kepustakaan Penelitian lapangan Pengumpulan dan pengolahan dari data primer

Kualitatif 1. 2. 3. Studi kepustakaan Wawancara mendalam Pengumpulan dan pengolahan dari data primer dan sekunder Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dalam rangka mempersiapkan PGN strateginya untuk beberapa mendatang karena akan ditutupnya hak monopoli PGN pengelola menjalankan sebagai gas perusahaan bumi di dapat usahanya dengan

Kualitatif 1. 2. 3. Studi kepustakaan Wawancara mendalam Pengumpulan dan pengolahan dari data primer dan sekunder Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suatu tujuan tidak akan tercapai dengan hasil yang baik tanpa adanya formulasi dan penetapan strategi yang tepat. Revitatisasi yang pada awalnya bertujuan untuk mengubah budaya birokrasi yang lamban menjadi budaya korporasi yang lincah serta sistem pemantaian kinerja yang lebih efektif ternyata

Kualitatif 1. 2. Studi Kepustakaan Wawancara mendalam

7.

Hasil Penelitian

dan sekunder Hasil penelitian ini menunjukkan, Dari pengukuran yang dilakukan terhadap 3 (tiga) karakteristik struktur(formalisasi, kompleksitas dan sentralisasi) pada organisasi PAM JAYA dihasilkan suatu kesimpulan : 1) bahwa karakteristik struktur organisasi yaitu formalisasi dan kompleksitas berada pada

Indonesia.PGN

mengembangkan jaringa pipa gas ke wilayah baru untuk penetrasi

Universitas Indonesia

16

skala rendah temuan ini dapat menjadi faktor kekuatan strenght pada struktur organisasi PAM JAYA. 2) karakteristik struktur yang berupa sentralisasi berada pada skala yang tinggi, dan dapat menjadi kelemahan (weakness) dari struktur organisasi PAM JAYA. Selain itu, masih ditemukannya distribusi pegawai yang tidak seimbang karena ada ketidak seimbangan antara jumlah pegawai yang berada di pusat dan di cabang. Pembandingan Strategi kebijakan PAM JAYA yang pada saat itu didasarkan pada RENSTRA PEMDA DKI 19921997 dengan SWOT strategi temuan beberapa menemukan

pasar mencari pinjaman, Untuk dana maka sebagian Setelah privatisasi

ataupun usaha sumber

melakukan dengan selain akan tambahan dana

belum tercapai karena meskipun privatisasi campur dilakukan negara tetapi masih tangan

diversifikasi

karena

sangat besar bagi perusahaan.

membenbani pengembalian utang. mendapatkan yang PGN dibutuhkan dalma akan melepas saha

pengembangan jaringan pipa gas, kepemilikan

pemerintah kepada pihak swasta. menganalisa melalui mitra dengan penawaran strategis tujuan, kemungkinan PGN melakukan umum di pasar modal atau dengan mengundang sehubung

lingkungan internal dan eksternal, serta visi dan misi, privatisasi dengan oleh PGN. mengundang mitra strategis sesuai untuk dilakukan

Universitas Indonesia

17

fakta

menarik

seperti;

Peningkatan kualitas SDM pada strategi-kebijakan PAM JAYA saat ini belum berorientasi pada penignkatan kualitas pelayanan. Selain itu masih terdapat hirarki kebijakan yang sangat rigid dan tidak memberikan pada kebebasan tingkat manajerial operasionalisasi.

Sumber : Diolah Oleh Peneliti.

Universitas Indonesia

18

1.7 Kerangka Teori Bab II dalam penelitian ini secara khusus menelaah beberapa konsep yang relevan dengan topik penelitian dan dipandang berguna untuk membangun kerangka pemikiran penelitian. 1.7.1 Posisi dan Kedudukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menurut Adam Smith, tugas pemerintah adalah melindungi masyarakat dari ekspansi atau bahaya kejahatan bangsa lain, melindungi masyarakat dari ketidakadilan dan penindasan serta membangun, memelihara lembaga publik dan aktivitas-aktivitas publik.6 Melalui BUMN pemerintah dapat melaksanakan tugasnya kepada masyarakat, terutama untuk penyediaan public goods yang memiliki 5 (lima) karakteristik yang penting yaitu, joint consumption, non rivalry, non excludability, barang dan jasa yang berdampak eksternalities, serta barang dan jasa yang merupakan marginal cost.7 Peran negara tidak hanya dapat dilihat dari penguasaan negara atas sumber-sumber daya nasional tetapi lebih mencerminkan peran untuk mengalokasikan sumber-sumber daya tersebut kepada seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata. Peran negara ditentukan oleh kenyataan:8 Negara berkepentingan terhadap penyediaan barang dan jasa umum (public goods). Barang dan Jasa dalam hal ini dikelompokkan ke dalam: o Barang atau jasa yang dinikmati dan dimiliki secara pribadi (private goods), dimana pemilik dapat menikmati dan memanfaatkan secara eksklusif. o Barang dan jasa yang secara ekslusif tidak dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh satu orang.

Bacelius Ruru, Arah Kebijakan BUMN Menghadapi Era AFTA 2003 dan APEC 2020, Seminar Revitalisasi BUMN dalam Era Globalisasi : Kajian Khusus Menghadapi ERA AFTA 2003 dan APEC 2020, di Jakarta Convention Center, Jakarta, 4 April 1996, hlm 50 7 Thomas Clarke dan Cristos Pitelis, The Political Economy of Privatization, London : Routledge, 1993 : hal 5. 8 Bambang Subiyanto, Peningkatan Efisiensi BUMN, Swastanisasi atau Cara Lainnya, Prospek Ekonomi Indonesia, 1988/1989, Jakarta: UI Press, 1989, hlm 553-554

Universitas Indonesia

19

Kemampuan skala ekonomi yang berkaitan dengan 2 (dua) hal, yaitu: o Kemampuan sumber daya (khususnya sumber daya keuangan) sebagai biaya investasi dan operasi. o Besarnya luas pasar yang berhubungan dengan skala ekonomi. Sebagai dukungan dalam peranan negara dalam perekonomian

(eksistensi) yaitu sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi dampak dari usaha-usaha atau produksi. Kegiatan produksi barang atau jasa dapat menimbulkan dampak sampingan terhadap lingkungan baik yang berupa dampak positif atau negatif. Untuk menangkal kemungkinan tersebut maka diperlukan suatu peran negara untuk secara langsung menangani kegiatan produksi yang akan membawa dampak positif. Di Indonesia, pembentukan BUMN memiliki karakteristik tersendiri, dimana selain untuk mengatasi kegagalan pasar, BUMN ditunjuk untuk membantu perekonomian negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1983 sifat BUMN adalah sebagai berikut:9 Perjan, berusaha dibidang penyediaan jasa-jasa bagi masyarakat termasuk pelayanan kepada masyarakat. Perum, berusaha dibidang penyediaan pelayanan kepada kemanfaatan umum disamping mendapatkan keuntungan. Persero, bertujuan memupuk keuntungan dan berusaha dibidang-bidang yang mendorogn perkembangan sektor swasta dan koperasi diluar bidang usaha Perjan dan Perum. Selain itu, pemerintah juga menetapkan maksud dan tujuan pengelolaan 3 (tiga) jenis BUMN yang meliputi:10 Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian negara pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. Mengadakan pemupukan keuntungan/pendapatan.
9 10

Pandu Anogoro, Swasta, BUMN, dan Koperasi, Jakarta: Duniapustaka Jaya, 1995 hlm.8 Ibid hlm 8

Universitas Indonesia

20

Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Menjadi perintis usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang melengkapi kegiatan swasta dan koperasi dengan antara lain menyediakan kebutuhan masyarakat dalam bentuk barang/ jasa dengan pelayanan yang bermutu dan memadai. Turut aktif memberikan dorongan dan bimbingan pada swasta terutama golongan ekonomi lemah dan koperasi. Turut menunjang program-program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya. 1.7.2 Hubungan Organisasi dengan Perubahan Lingkungan Tidak ada suatu organisasi yang tidak terpengaruhi oleh lingkungannya. Suatu organisasi harus senantiasa beradaptasi dengan lingkungannya yang bersifat dinamis dan penuh ketidakpastian. Lingkungan memiliki peran dalam memberikan masukan bagi organisasi yang akhirnya akan mempengaruhi lingkungan itu kembali. Adapun maksud dari perubahan organisasi tu sendiri menurut Sondang P.Siagian diperlukan untuk:11 Meningkatkan kemampuan organisasi untuk bertahan akibat perubahan yang terjadi di luar atau di dalam organisasi. Meningkatkan peranan organisasi dalam turut menentukan perubahan yang mungkin terjadi. Melakukan secara intern demi meningkatkan kemampuan melakukan kedua hal tersebut di atas. Meningkatkan daya tahan organisasi bukan saja untuk mampu bertahan akan tetapi juga untuk terus tumbuh dan berkembang. Mengendalikan suasana kerja sehingga para anggota organisasi tetap terasa aman dan terjamin.
11

Sondang P. Siagian, Organisas iKepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Jakarta: Haji Masagung, 1992, hlm 2006

Universitas Indonesia

21

Ibnu Syamsi mengutip Martin Starr dalam buku Management Science, An Introduction menyebutkan bahwa, komponen pembuatan keputusan yang berlaku umum yaitu:12 Tujuan yang jelas dan tegas Untuk mencapai tujuan dilakukan pemilihan alternatif yang paling tepat Dapat memperhitungkan/ memprediksikan hasil dari pemilihan alternatif Memiliki saran untuk mengukur hasil yang dicapai. Suatu fondasi dasar yang dapat digunakan untuk memahami analisis lingkungan eksternal dan internal, antara lain :13 1. Lingkungan Internal Strength Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan/ keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang dilayani dan yang akan dilayani oleh organisasi. Weakness Kelemahan merupakan suatu keterbatasan / kekurangan dalam sumber daya manusia, ketrampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu organisasi. 2. Lingkungan Eksternal Opportunities Suatu Threat Situasi yang secara potensial akan memberikan dampak yang merugikan bagi organisasi jika tidak segera dilakukan kegiatan tertentu. peluang merupakan situasi tertentu yang utama dan menguntungkan bila kegiatan tertentu dilakukan.

12 13

Ibnu Syamsi, PengambilanKeputusandan System Informasi, Jakarta: BumiAksara, 1995, hlm5 Amin Widjaya Tunggal, ManajemenStrategi: SuatuPengantar, Jakarta: Varvarindo, 1994, hlm 72

Universitas Indonesia

22

1.7.3 Strategi dan Dimensi-Dimensinya Michael A. Hit dalam bukunya Manajemen Strategis : Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, menyatakan bahwa:14 Sejumlah tindakan yang diintegrasikan dan terkordinasi yang diambil untuk mendayagunakan sumber daya dan kemampuan untuk memperoleh keunggulan bersaing Khususnya untuk organisasi publik, seperti pemerintah dan perusahaan milik negara, Poister & Streib mengusulkan model manajemen stratejik yang agak sedikit berbeda. Namun, model tersebut tidak digambarkan sebagai suatu kontinum prosesyang serial seperti pada model lainnya, namun semuanya berupa proses yang paralel yang berpusat pada visi dan misi. Untuk mencapai visi, misi dan nilai organisas, dibutuhkan strategi yang melibatkan beberapa proses internal yaitu: hubungan kerja dengan karyawan, komunikasi internal, budaya perusahaan, manajemen keuangan dan anggaran proses administrasi, serta struktur organisasi. Sementara untuk proses eksternal yang dijalankan adalah hubungan dengan masyarakat/konstituen, hubungan antar pemerintah, agenda legislatif, perencanaan dan evaluasi program, manajemen proyek dan program, sistem pelayanan, serta pengukuran kinerja. Model manajemn stratejik untuk organisasi pemerintahan dapat digambarkan sebagai berikut:15

14

Michael A.Hit, R Duane Ireland, Manajemen Strategis: Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, Jakarta: Erlangga, 1999, hlm 113 15 Poister, Theodore H and Streib, Gregory, Strategic Management in the Public Sector: Concepts, Models, and Processes, 1999, hlm 312

Universitas Indonesia

23

Gambar 2.1 Manajemen Stratejik untuk organisasi publik

Sumber : Poister & Streib, Ibid, hlm 312 Sejalan dengan model-model manajemen stratejik lainnya, pada model Poister & Streib juga mencakup visi, misi, strategi, implementasi, dan pengukuran kinerja. Selain itu, Menurut Craig dan Grand secara umum penentuan suatu strategi harus merupakan perpaduan 4 karakteristik, yaitu:16 Tujuan dan sasaran jangka panjang yang sederhana Suatu strategi harus memiliki dasar sasaran yang jelas maka diperlukan adanya konsensus dan konsistensi mengenai tujuan dan sasaran perusahaan. Melalui analisis yang kompetitif Strategi yang suskses didapatkan melalui analisa terhadap lingkungan yang kompetitif yaitu dengan melihat peluang serta ancaman yang ada. Penilaian yang obyektif atas sumber serta ancaman yang ada Keberhasilan suatu strategi tergantung pemahaman atau pengetahuan perusahaan mengenai segala sumber daya serta kapabilitas.

16

Michael E. Porter, Strategi Bersaing: Teknik Menganalisa Industri dan Pesaing, Jakarta: Erlangga, hlm 18-19

Universitas Indonesia

24

Implementasi yang efektif Suatu implementasi strategis yang efektif membutuhkan adanya kepemimpinan yang mapan, struktur organisasi dan sosial manajemen yang dapat mendukung komitmen dan kordinasi seluruh sumberdaya untuk memenuhi strategi yang telah ditetapkan. Proses perumusan strategi merupakan salah satu tahap dalam proses manajemen strategi. Siklus tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa langkah berikut ini:17 Pengawasan perubahan lingkungan (secara eksternal dan internal) Identifikasi peluang untuk dieksploitasi dan bahaya untuk dihindarkan. Evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan yang penting dalam merumuskan strategi. Perumusan sasaran dan misi. Identifikasi strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. Evaluasi strategi dan pilihan yang akan diimplementasikan. Penetapan dan pemantauan proses untuk meyakinkan bahwa strategi diimplementasikan dengan tepat 1.7.4 Kebijakan Pemerintah Tentang Restrukturisasi BUMN Upaya pemerintah untuk melakukan restrukturisasi dan privatisasi BUMN sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1980an memlalui penerbitan InPres RI No.5 Tahun 1988 tentang Pedoman Penyehatan dan Pengelolaan BUMN, serta SK Men.Keu RI No.826/KMK.013/1992 tentang Peningkatan Efektifitas & Produktivitas BUMN yang diperbaharui lagi dengan SK Men Keu RI No. 1998/KMK.016/1998, dan SK. Men Keu No.741/KMK.00/1989 tentang Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta Perlimpahan Kewenangan Pengambilan Keputusan, merupakan kebijakan yang ditujukan untuk melaksanakan penyehatan dan penyempurnaan pengelolaan BUMN. Peningkatan efisiensi dan efektifitas BUMN telah mejadi fokus perhatian
17

George A. Steiner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1997, hlm 30

Universitas Indonesia

25

pemerintah sehingga dalam Kep. Men Keu No. 740/KMK.00/1989 tanggal 28 Juni 1989 disebutkan bahwa peningkatan efisiensi dan prudktivitas BUMN dapat dilakukan melaui restrukturisasi perusahan yang meliputi:18 Perubahan status hukum, yakni dari status hukum publik menjadi status hukum dagan sehingga fleksibel dalam melakukan bisnis. Kerjasama operasi dan kontrak manajemen yang ditunjuk untuk memperbaiki struktur permodalan, perbaikan pangsa pasar dan alih teknologi. Konsolidasi atau merger yang juga ditentukan untuk perbaikan pangsa pasar dan alih teknologi. Konsolidasi atau merger yang juga ditunjukan untuk perbaikan pangsa pasar dan alih teknologi. Pemecahan badan usaha dalam rangka perbaikan rentang kendali. Penjualan saham melalui pasar modal dalam rangka memperbaiki struktur modal, memperluas kepemilikan dan memperbaiki struktur pengawasan. Penjualan saham secara langsung. Pembentukan perusahaan patungan. Restrukturisasi BUMN yang dilakukan selama ini adalah dalam bentuk deregulasi peraturan untern BUMN yang sering disebut sdengan korporatisasi dan penjualan saham yang sering disebut dengan privatisasi. Selanjutnya IK.Mardjana menyatakan bahwa sesungguhnya dalam restrukturisasi BUMN, pemerintah telah melakukan korporatisasi dan privatisasi, berdasarkan beberapa keputusan yang telah dikeluarkan oleh Menteri Keungan, misalnya perubahan status hukum dari basi hukum publik pada basis hukum perusahaan (dagang).19 Secara teoritis restrukturisasi BUMN adalah pembenahan BUMN yang menyangkut struktur, organisasi, aspek hukum, komposisi, kepemilikan, aset, dan intern manajemen yang pada dasarnya mempunyai tujuan untuk membentuk
18

19

Ibid, hlm 20 I Ketut Mardjana, BUMN: Kontrol Birokrasi Versus komitmen bisnis, Op-Cit, hlm. 37

Universitas Indonesia

26

BUMN menjadi pelaku ekonomi yang efisien, efektif, produktif, dan kelola secara profesional bisnis sehingga mampu mendapatkan keuntungan. Secara sederhana restrukturisasi bisa diartikan sebagai pembenahan atau perombakan mendasar terhadap seluruh mata rantai bisnis perusahaan dengan tujuan terciptanya daya saing dan kompetisi. Perombakan tersebut dapat menyangkut struktur organisasi SDM, aspek usaha, keuangan, ataupun aspek legal hukumnya. Hitt membagi restrukturisasi menjadi 3 jenis, antara lain:20 Downsizing, yaitu: penurunan jumlah pegawai dan kadangkala di ikuti penurunan jumlah unit operasi tetapi belum tentu diikuti oleh perubahan portfolio bisnis. Downscoping, yaitu: restrukturisasi yang mengarah pada diresture (pengurangan aset perusahaan), spin off (pemisahan dalam perusahaan) atau usaha-usaha lain untuk yang tidak sesuai dengan bisnis hati. Perusahaan yang melakukan downscoping biasanya juga melakukan donwsizing. Leverage Buy Outs (LBO), yaitu : tindakan restrukturisasi dimana para manajer perusahana dan atau pihak ke-3 membeli semua aset perusahaan, sebagian besar dengan modal pinjaman dan mengelola sebagai perusahaan mereka. Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari pelaksanaa restrukturisasi BUMN adalah untuk meningkatkan kinerja BUMN sebagai pelaku ekonomi menghadapi kopmetisi era globalisasi. 1.7.5 Pengertian Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pengertian Privatisasi telah diungkapkan oleh sejumlah ahli ekonomi dunia dewasa ini. Salah seorang ahli Public Policy dari London School of Economics (LSE) yakni Patrick Dunleavy memberikan definisi atas Privatisasi, yaitu:21
20 21

Michal A. Hitt R Duane Ireland, Op-Cit, hlm 237-241 Indra Bastian, Privatisasi di Indonesia Teori dan Implementasi, Jakarta: PT. Salemba Empat, 2002, hlm 19

Universitas Indonesia

27

Privatisasi merupakan pemindahan permanen aktivitas produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan negara ke perusahaan swasta atau dalam bentuk organisasi non publik, seperti lembaga swadaya masyarakat. Privatisasi dalam hal ini bukan hanya pemindahan kepemilikan yang diharapkan meningkatkan kinerja BUMN tersebut, tetapi lebih dari itu privatisasi menyangkut akuntabilitas dari masyarakat. Organisasi atau masyarakat disini tidak hanya berperan sebagai shareholder tetapi juga sebagai external control bagi pengelolaan BUMN tersebut agar kinerjanya dapat ditujukan kepada perkembangan yang positif. Selain hubert, Savas dalam bukunya Privatization, The Key to better Government menyatakan bahwa:22 Privatization is the act of reducing the role of government, or increasing the role of private sector, in activity or in the ownership of assets. Definisi tersebut berati bahwa apabila pemerintah terlalu banyak bergerak disektor ekonomi, akan mengakibatkan terjadinya ketidak efisienan dalam sistem perekonomian nasional. Ketidak efisienan dalam sistem perekonomian, dalam arti ketidak mampuan pemerintah di dalam menata atau mengalokasikan sumber daya yang tersedia, baik yang menyangkut sumber daya manusua, sumber daya keuangan maupun yang lainnya. Selain itu, Ernst & Young mengemukakan bahwa Privatisasi mempunyai arti yang lebih luas daripada mengurangi peranan pemerintah dan peningkatan peranan swasta dalam sektor ekonomi. Menurut Ernst & Young, Privatisasi adalah:23 Privatization means more than the sale of ailing public companies at
22

E.S. Savas, Privatization: The Key to Better Government, New Jersey: New jersey Chattan House Publishers Inc., 1987, hal. 3. 23 Ernst & Young, Privatization: Investing in State-Owned Enterprises Around the World, (USA: John Willey & Sons, Inc., 1994).

Universitas Indonesia

28

fire sale prices. Privatization can be defined as the transfer or sale of any asset, organization, function, or activity from the public to private sector. As such in addition to the sale of publicity owned assets, the term privatization also applies to joint public-private ventures, concessions, leases, management contracts, as well as to some specialized instruments, such as build-own operate and transfer (BOOT) agreements. Hal ini berati Privatisasi tidak dimaksudkan untuk sekedar mengurangi peranan pemerintah disebabkan dapat dilakukan pula dengan cara menjual sahamnya kepada investor swasta melalui sarana pasar modal atau biasa yang disebut dengan go public. Penawaran umum suatu saham perusahaan melalui pasar modal atau bursa saham, dilakukan dengan didahuluinya proses IPO. Dalam masyarakat internasional, dikenal empat konponen pengertian Privatisasi yang dianut, yaitu:24 Privatisasi berarti peralihan dari sistem bukan pasar ke sistem pasar, yang antara lain ditandai dengan pembukaan sektor-sektor yang selam ini hanya dikuasai oleh BUMN ke sektor sektor swasta; Privatisasi produksi tanpa dilakukan Privatisasi keuangan, yang antara lain dapat diartikan sebgai kerjasama dengan sektor swasta dalam melakukan kegiatan produksi yang dapat dilakukan misalnya dengan menjalankan teknik BOT ( Built Operate dan Transfer) atas aset BUMN pada swasta; Privatisasi diartikan sebagai denasionalisasi, yang antara lain ditndai dengan penjualan BUMN atau pengalihan kepemilikan BUMN kepada swasta; Privatisasi dapat diartikan pula sebagai liberalisasi. Dari keempat pengertian diatas, pengikutsertaan peran swasta dalam bidang yang biasanya dikuasai oleh BUMN termasuk dalam pengertian yang
24

Cook, Paul & Kirkpatrick, Colin, Privatization in less Developed Countries, (New York: St.Martins Press, 1998), hlm. 12 -18

Universitas Indonesia

29

pertama dan kedua. Hal ini disebabkan pengetian yang pertama menitik beratkan pada pembukaan sektor-sektor yang selama ini dikuasai oleh pemerintah kepada pihak swasta. Namun, apabila sektor-sektor yang dibuka itu adalah sektor produksi maka termasuk dalam pengertian yang kedua. Dengan demikian, privatisasi dikatakan sebagai pengalihan suatu kepemilikan perusahaan milik negara kepada pihak swasta. Pengertian ini lebih dikenal dengan nama swastanisasi dalam masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat juga merupakan pemilik dari perusahaan milik negara tersebut. Pengertian tersebut pernah dikemukakan oleh Hasan Zein Mahmud, Mantan Direktur Utama PT.Bursa Efek Jakarta, di mana Privatisasi ebrati pengalihan kepemilikan atas bisnis atau aset perusahaan negara kepada sektor swasta. Dalam arti lain, Privatisasi berarti peralihan perusahaan negara kepada sektor swasta. Dalam arti lain, Privatisasi berarti peralihan kegiatan ekonomi dari sektor publik kepada pihak swasta, dengan atau tanpa terjadi perubahan kepemilikan.25 Privatisasi juga diartikan sebagai salah satu usaha pemerintah dalam mengurangi beban yang harus ditanggung untuk ongkos pengelolaan perusahaan negara dengan mengikutsertakan dana dari luar negeri. Dalam hal ini Privatisasi dapat dilakukan dengan memasukan perusahaan dalam pasar modal atau dengan pengalihan langsung pada pihak swasta baik untuk selamanya maupun dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, Privatisasi dapat dilakukan dengan cara mengontrak pengelolaan perusahaan negara kepada swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemasaran dan meningkatkan mutu pelayanan. Berdasarkan pengertian tersebut, Privatisasi dapat pula dilakukan tanpa melakukan perubahan kepemilikan. Hal ini berati, kepemilikan tetap di tangan pemerintah, namun operasional perusahaan dapat dilakukan oleh pihak swasta. Pemahaman tentang privatisasi di Indonesia lebih mengarah pada pendapat yang dikemukakan oleh Ernst & Young. Hal ini dapat ditinjau dari Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2001 tentang Tim Kebijakan Privatisasi BUMN, di mana dinyatakan bahwa Privatisasi BUMN merupakan kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
25

Hasan Zein Mahmud, Kondisi Pasar Modal Indonesia sebgai Alternatif untuk Meningkatkan Akses Sumber Dana bagi BUMN, Strategi Pembiayaan & Regrouping BUMN, ed. Toto Pranoto, dkk., (Jakarta, 1994), hal. 108.

Universitas Indonesia

30

BUMN

yang

meliputi

perbaikan

struktur

permodalam,

meningkatkan

profesionalisme dan efisiensi usaha, perubahan budaya perusahaan, memperluas partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham BUMN serta penciptaan nilai tambah perusahaan melalui prinsip good governance yang didasarkan pada transparansi, akuntabilitas dan kemandirian. Hal ini berati, Privatisasi dilakukan agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat semakin berkembang dan mampu bersaing di dalam pasar dunia. Upaya yang harus dilaukuak untuk mencpainya tentu harus melakukan perubahan sistem dalam perusahaan yang sering kali sulit dilakukan apabila pemerintah bergerak sendiri. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dari pihak swasta agar dapat membantu penyelenggaraan kinerja BUMN sehingga mampu bersaing. Privatisasi dan go public memiliki kesamaan dan tidak dapat dipisahkan, tetapi sebenarnya tidak demikian disebabkan disamping persamaan terdapat pula perbedaannya. Persamaannya adalah sebagian persamaan terdapat pula perbedaannya. Persamaannya adalah sebagian atau seluruh modalnya berasal dari masyarakat, dan perbedaannya adalah Privatisasi dapat menyebabkan hilangnya peran negara dalam perusahaan sedangkan go public peranannya masih dapat dipertahankan guna mencapai tujuan yakni mencari dana yang sudah tidak dapat disediakan oleh pemerintah, sehingga membutuhkan potensi dana dari masyarakat. Dengan demikian, privatisasi dapat dikatakan sebagai suatu cara pengalihan penguasaan atas suatu Perusahaan Perseroan (Persero) yang dalam ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari pemerintah kepada pihak nonpemerintah sebagai bentuk nasionalisasi aset atas perusahaan yang milik negara yang terdapat dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga dapat dimiliki oleh rakyat, selain itu juga dapat memperoleh manfaat dari pengelolaan perusahaan yang dimiliki oleh negara tersebut 1.7.6 Maksud dan Tujuan Privatisasi Badan Usaha Milik negara (BUMN) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu penunjang perekonomian Indonesia masih dirasakan penting. Disamping sebagai sumber pendapatn negara dalam bentuk laba yang dihasilkan, keberadaan BUMN masih

Universitas Indonesia

31

diperlukan dalam merintis sektor-sektor penting yang masih belum dapat menarik minat swasta. Dalam hal demikian BUMN dituntut menyehatkan usahanya terutama dalam hal perolehan laba. Privatisasi yang dilakukan pemerintah ternyata merupakan program pemerintah dalam usaha menyehatkan BUMN. Hal ini disebabkan timbulnya masalah pendanaan bagi BUMN untuk pengembangan usahanya, sebagai konsekuensi dari kebijakan pemerintah dalam hal Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) bagi BUMN yang akan dikurangi bahkan ditiadakan sama sekali.26 Dengan demikian dapat diketahui bahwa penyebab utama privatisasi BUMN adalah masalah pendanaan bagi BUMN dengan akan dikurangi bahkan ditiadakannya Penyertaan Modal Pemerintah. Tujuannya adalah agar BUMN lebih mandiri dan mampu berkembang sendiri tanpa adanya bantuan dari pemerintah terutama dalam hal dana. Hal ini dapat terjadi karena dana yang ada pada pemerintah lebih diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, privatisasi BUMN juga dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaaan negara dan devisa, disebabkan keuangan negara yang semakin sulit dan kebutuhan devisa yang semakin besar dalam membayar kembali hutang luar negeri. Sehingga Privatisasi merupakan alternatif yang tepat untuk meningkatkan kebutuhan negara dari sektor luar negeri.27 Privatisasi BUMN ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, kualitas dan manajemen perusahaan, sehingga dapat bersaing secara global dan dapat meningkatkan prekonomian bangasa. Secara umum ada bermacam-macam tujuan Privatisasi, yang meliputi:28 Pengembangan pasar modal domestik Penyebarluasan kepemilikan saham Meningkatkan kinerja perusahan negara, kompetisi, efisiensi dalam penggunaan dan alokasi sumber daya Pengurangan peranan negara dalam perekonomian, yang berarti pula pengurangan beban administratif dan finansiil
26

Heru Sutojo, et al. Alternatif Pendanaan Bagi BUMN, Strategi Pembiayaan & Regrouping BUMN, ed. Toto Pranoto, et al. (Jakarta: LM FEUI, 1994), hal 89. 27 Hasan Zein Mahmud, Op. Cit., hal. 100-101. 28 Ibid, hal. 109.

Universitas Indonesia

32

Meningkatkan pendapatan negara dan devisa Meningkatkan investasi swasta, baik domestik maupun asing dan penggunaan teknologi baru Rasionalisasi atau restrukturisasi dari sektor ekonomi tertentu; Pemerataan distribusi pendapatan Peningkatan kesempatan kerja, melalui peningkatan investasi dan pertumbuhan Penciptaan suatu kelas manager yang akan tangguh dan berinisiatif. Secara garis besar tujuan Privatisasi BUMN dititikberatkan pada beberapa hal, yang pertama economic efficiency, dan yang kedua adalah political efficiency. Dengan demikkian, maka hanya yang memahammi tujuan dari Privatisasi BUMN adalah pemerintah dan perusahaan bersangkutan.

1.7.7 Model Privatisasi Badan Usaha Milik negara (BUMN) Menurut Bank Dunia, ternyata lebih dari delapan puluh negara telah melakukan Privatisasi. Namu, metode Privatisasi yang digunakan antara negara satu dengan lainnya berbeda satu sama lain. Perbedaan metode yang digunakan tersebut tidak terlepas dari masalah mendasar bahwa teknik Privatisasi yang digunakan adalah tegantung dari tujuan pemerintah, keadaan BUMN itu sendiri, dan kegiatan sektor usahanya. Bagi negara yang menghendaki penyebaran kepemilikan BUMN kepada masyarakat luas, maka bagi yang memiliki bersa efek, metode penawaran umum (Innitial Public Offering) tentu dapat dilakukan. Tetapi bagi negara yang belim memiliki pasar modal (bursa efek), sudah pasti tidak dapta melakukan privatisasi dengan cara tersebut. Oleh sebab itu tidak ada metode privatisasi yang berlaku universal di semua negara. Beberapa metode atau model privatisasi yang dapat dilakukan dalam suatu negara yang dikemukakan, adalah:29 Penawaran saham BUMN kepada publik (public offering of shares), penawaran ini dapat dilakukan secara parsial (sebagian) maupun seluruh
29

Hinsa Siahaan, Metode Privatisasi dan Go International BUMN, Bisnis Indonesia, 16 Februari, 1994.

Universitas Indonesia

33

sahamnya atas BUMN yang diasumsikan akan tetap beroprasi ( going concern) dan menjadi perusahaan publik. Seandainya pemerintah hanya menjua sebagaian daripada sahamnya, maka BUMN berubah menjadi perusahaan patungan pemerintah dan swasta. Pendekatan macam ini dilakukan pemerintah agar masih dapat mengawasi management BUMN patungan tersebut sebelum kelak diserahkan sepenuhnya oleh swasta. Penjualan Saham BUMN Kepada pihak swasta tertentu (private sale of shares/ private placement), dalam transaksi ini pemerintah menjual seluruh atau sebgian saham kepemilikannya di BUMN kepada pembeli tanggal yang telah diidentifikasi atau kepada pembeli dalam bentuk kelompok atau grup tertentu. Dalam hal ini perusahan juga diasumsikan sebagai going concerndalam bentuk perseroan terbatas. Transaksi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, berupa akuisisi langsung oleh perusahaan lain atau ditawarkan kepada kelompok tertentu. Privatisasi dapat dilakukan secara penuh atau parsial dengan kepemilikan campuran. Private placement dapat dilakukan sebelum atau serentak dengan public offering. Penjualan Aktiva BUMN kepada Swasta (Sale of Government or StateOwned Enterprise Assets), pada dasarnya transaksi adalah penjualan aktiva, bukan penjualan saham perusahaan dalam keadaan tetap beroprasi atau berjalan. Pemerintah mungkin menjual aktiva langsung maupun aktiva utamanya, Apakbila tujuannya adalah memisahkan aktiva untuk kegiatan tertentu, maka penjualan aktiva terpisah mungkin hanya alat untuk menjual perusahaan secara keseluruhan. Jadi aktiva dapat dijual tersendiri atau dijual secara bersama-sama sebagai sebuah perusahaan baru. Reorganisasi BUMN menjadi beberapa Unit Usaha (Reorganization or Break-up into Component Parts), pada metode ini , BUMN direorganisasi dan dipecah-pecah atas beberapa unit usaha atau dijadikan holding company dengan beberapa anak cabang perusahaan. Penambahan Investasi Baru Dari Sektor Swasta ke Dalam BUMN ( New Private Investment in an State-Owned Enterprise), pemerintah dapat

Universitas Indonesia

34

menambahkan modal. Dalam metode ini pemerintah sama sekali tidak melepas kepemilikannya, tetapi dengan tambahan modal swasta, maka kepemilikan pemerintah mengalami dilusi. Ini juga akan mengakibatkan perusahaan patungan swasta pemerintah. Apabila BUMN tidak seluruhnya dimiliki oleh pemerintah, tatapi sebagai pemilik mayoritas, jelas bahwa tambahan modal dari sektor swasta akan menyebabkan pengikisan (dilusi) kepemilikan pemerintah di dalam BUMN yang kemudian menyebabkan BUMN tersebut menjadi swasta Pembelian dikaitkan BUMN dengan oleh Manajemen (akuisisi) atau Karyawan atau (Management/Employee Boyout), istilah management buyout biasanya pengembilalihan pengendalian kekuasaan perusahaan oleh sekelompok manajer. Atau kadangkala pengambilalihan kekuasaan dilakukan oleh karyawan atau para pegawai perusahaan. Pengambilalihan mungkin dilakukan dengan leveraged management atau employee buyout, artinya manajemen atau karyawan dapat mengajukan kredit kepada bank dengan jaminan aktiva perusahaan, dan dengan kredit tersebut kekuasaan perusahaan yang diambil alih. Dalam hal pembelian BUMN oleh manager atau pegawainya, biasanya terlebih dahulu dibentuk holding company yang sahamnya kebanyakan dimiliki oleh manajemen dan karyawan. Kemudian holding company akan mengakuisisi BUMN yang akan diswastakan, dengan dana modal sendiri (equity funds), dan dalam hal leverage buyout dilakukan dengan dana pinjaman. Kontrak Sewa dan Kontrak Manajemen (Lease and Management Contract), BUMN mengadakan perjanjian atau kontrak manajemen, teknologi, dan tenaga terampil dengan pihak swasta untuk menangani aktiva milik BUMN sampai periode tertentu. Dalam metode ini tidak terdapat pegnalihan kepemilikan dan tidak ada pelepasan kepemilikan aktiva pemeirntah. Meskipun terkadang ditemukan sesuatu yang dianggap sebagai langkah awal dari penswastaan penuh, kontrak manajemen dan sewa-menyewa teknologi dan tenaga terampil sektor swasta, sifatnya hanya sebagai kebijaksanaan sementara. Setelah itu,

Universitas Indonesia

35

pemerintah dapat memutuskan apakah akan mempertahankan atau menjualnya kepada swasta sebagai perusahaan yang menarik karena telah sehat dan mempunyai kemampuan untuk mendatangkan laba yang cukup. Tentunya dengan harga yang lebih baik, daripada dijual begitu saja sewaktu kondisinya merugi. 1.7.8 Model Privatisasi Badan Usaha Milik negara (BUMN) Pada tahun 1988 terbit Instruksi Presiden No.5 Tahun 1988 yang dijabarkan lebih lanjut dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 740 dan 741 tahun 1989, yang menekankan tentang perlunya kinerja BUMN yang lebih baik. Kedua peraturan tersebut mengakui penggunaan alat-alat untuk memperbaiki kinerja BUMN yaitu, antara lain: restrukturisasi, pelaksanaan kerjasama operasi atau joint operation, penggabungan usaha kepada masyarakat maupun swasta dan penempatan langsung (direct placement) atau trade sales. Dalam peraturan ini privatisasi belum diakui sebgai alat untuk memperbaiki kinerja BUMN. Namun beberapa tindakan yang mengarah ke privatisasi telah dilakukan yaitu seperti perubahan status dari beberapa BUMN misalnya dari Perum menjadi Persero dan beberapa penggabungan usaha. Selama delapan tahun berikutnya setelah keluar nya dua peraturan tersebut, banyak saham-saham minoritas perusahaan BUMN yang ditawarkan baik di BEJ maupun di BES bahkan di NYSE dan LSE. Berdasarkan ketujuh metode sebelumnya, Privatisasi yang dilakukan di Indonesia cenderung menggunakan metode atau model Privatisasi dengan cara penawaran saham BUMN kepada umum (public offering of shares). Hal ini disebabkan pemerintah hendak memajukan pula pasar modal di Indonesia. Beberapa perusahaan yang telah melakukan penawaran umum saham adalah PT. Bank Mandiri(Persero) tbk, PT. Bank BNI (Persero) tbk, PT. Indosat (Persero) tbk. Meninjau beberapa metode tersebut, penulis melihat bahwa metode yang paling tepat diterapkan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia adalah penawaran saham BUMN kepada publik ( public offering of shares). Dalam hal ini, modal yang dimiliki oleh BUMN dapat bertambah dengan tingginya sirkulasi penawaran dan permintaan saham atas perusahaan. Dengan begitu tentu

Universitas Indonesia

36

perusahaan BUMN tersebut akan dapat memperoleh tambahan modal usaha. Selain itu, dengan adanya penawaran umum saham perusahaan kepada publik tentu tidak akan menyebabkan hilangnya pengendalian perusahaan BUMN oleh Pemerintah, dengan begitu sekali pun pihak swasta atau pun asing memiliki saham atas perusahaan akan tetapi mereka tidak dapat mengendalikan perusahaan disebabkan pemerintah masih memiliki kekuasaan atas BUMN. Selain itu, penawaran saham publik juga tidak dapat menyebabkan hilangnya kepemilikan aset negara yang seperti kita ketahui bahwa BUMN merupakan milik negara dan berfungsi untuk memberikan pelayanan publik. Dengan kata lain, adanya pengendalian dan kepemilikan saham mayoritas dari Pemerintah dapat membuat BUMN masih berfungsi untuk memberikan pelayanan bagi publik atau tidak menjadi perusahaan yang mencari laba layaknya perusahaan konvensional. Tujuan restrukturisasi BUMN melalui privatisasi dengan metode IPO, menyebabkan BUMN tersebut menjadi go-public, sehingga diharapkan dapat:30 Meningkatkan penerimaan negara yang akan digunakan untuk mempercepat pelunansan hutang luar negeri dengab beban bungan komersil dan untuk meningkatkan penerimaan BUMN yang akan digunakan untuk membiayai investasi baru. Meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN di pasar. Mendorong pertumbuhan pasar modal dalam negeri. Sehubung dengan penjualan saham BUMN penjualan saham BUMN makan pada tahun 1994 pemerintah menetapkan kriteria apakah suatu BUMN itu sudah siap untuk go-public: untuk dapat melakukan go-public, BUMN harus melalui 2 tahapan pengujian tes kriteria kuantitatif dan tes kriteria kualitatif31 Adapun kriteria kuantitatif terdiri dari 4 unsur, yaitu: Perusahaan harus memperoleh laba 2 tahun berturut turut. Modal BUMN minimum Rp.50 miliar. Minimum ROE 7,5%. Maksimum DER 7,3 untuk asuransi jiwa, 4,8 untuk perusahaan
30 31

Barcelius Ruru, Op-Cit, hlm 324 Ibid

Universitas Indonesia

37

perumaham dan asuransi kerugian, 19 untuk perbankan dan 1,8 untuk sektor lain. Tes kriteria kualitatif terdiri dari: Daya tarik bidang usaha bagi investor potensial. Tingkat ketergantungan dukungan pendanaan pemerintah. Tingkat kebutuhan akan modal investasi dan proyeksi pengembangan investasi (ROI) Penjualan saham BUMN melalui pasat modal sebagai salah satu cara privatisasi tidak saja baik bagi BUMN itu sendiri dan bagi pasar modal. Tapi juga bagi semua anggoat masyarakat. BUMN yang telah go-public akan dikelola secara profesional karena sesuai dengan sifat dunia usaha maka para investor hanya akan membeli saham BUMN yang mempunyai kinerja dan prospek yang menguntungkan. Pembeli dari suatu perusahan publik akan melakukan kontrol dan penialai terhadap perusahaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam dunia bisnis. Manajemen BUMN yang go-public dituntu untuk transparan, karena masyarakat pemegang saham ingin mengikuti perkembangan dan kinerja perusahaan yang selanjutnya akan turut menetukan perkembangan nilai pasar harga saham BUMN tersebut. Untuk mengukur berhasil atau tidaknya pelaksanaan privatisasi terhadap suatu BUMN, maka perlu dilaukan analisa penilaian keinerja BUMN. BAB 3 METODE PENELITIAN

1.8 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini diteliti dengan menggunakan pendakatan kualitatif karena peneliti ingin memusatkan pada konteks yang dapat menggambarkan dan membentuk pemahaman dari fenomena yang sedang diteliti serta mengembangkan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Menurut Bogdan & Taylor dalam Basrowi dan Suwardi

Universitas Indonesia

38

menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perlaku orangorang yag diamati.32 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Creswell menyatakan bahwa pendekatan kualtitaif adalah:33 an aquiry process of understanding a social or human problem, based on building a complex, holistic picture, formed with word, reporting detailed views of informant and conducted in a natural setting Pendekatan kualitatif yaitu sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan pada penciptaan gambaran holistic lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar alamiah. Pemahaman tersebut peneliti dapatkan berdasarkan gambaran alami yang terjadi di lapangan dan informasi yang bersumber dari informan yang diolah berdasarkan proses ilmiah. Prinsip penggunaan teori dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:34 Menggunakan teori dalam cara-cara yang sesuai dengam jenis desain kualitatif Menggunakan teori secara induktif sehingga tidak menjadi sesuatu untuk diuji teteapi untuk dikembangkan dan dibentuk melalui proses penelitian Menciptakan sebuah model visual teori sejalan teori tersebut muncul dan Jika digunakan di bagian akhir penelitian, bandingkan dan bedakan teori tersebut dengan teori lain.35 1.9 Jenis Penelitian
32

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka. Cipta. Djahiri, 2008, hlm 1
33 34

Creswell, John W, Research Design : Qualitative and Quantitative Approach, 1994, hlm 1 Creswell, John W, Ibid, hlm 101 35 Creswell, John W, Research Design : Qualitative and Quantitative Approach, 1994, hlm 101

Universitas Indonesia

39

1.9.1 Tujuan Penelitian Jika dilihat berdasarkan tujaunnya, penelitian yang peneliti lakukan termasuk ke dalam kategori penelitian deskriptif. Menurut Prasetyo & Jannah penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.36 Sementara Neuman menyebutkan:37 Descriptive approach present a picture of the spesific detail situation or relationship. The outcome of a descriptive study is a detailed picture of the subject Sesuai dengan pengertian tersebut, tujuan penelitian ini menggambarkan kebijakan imbalan bunga dalam sengketa pajak secara mendalam, serta melakukan evaluasi atas kebijakan tersebut dilihat dari asas keadilan.

1.9.2 Dimensi Waktu Jika dilihat dari aspek dimensi waktu, penelitian yang peneliti lakukan termasuk ke dalam kategori penelitian cross sectional studies, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional karena hanya dilakukan pada satu periode tertentu dan tidak akan melakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.38 1.9.3 Manfaat Penelitian Berdasarkan manfaat penelitian, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian murni dimana penelitian ini diperuntukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada
36

Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah, Metide Penelitian Kuantitatif Teori dan. Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hlm 42 37 Neuman, W Laurence. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches. 4th edition. Needham Heights, 2000, hlm 30 38 Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah, Op. Cit, hlm 45

Universitas Indonesia

40

perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian murni bisa diarahkan kemana saja, tanpa memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian - kejadian yang diperlukan masyarakat.39 1.9.4 Teknik Pengumpulan Data Jika dilihat dari teknik pengumpulan data, penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif. Menurut Lofland & Lofland dalam Basrowi & Suwardi, mengemukkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data atambahan seperti dokumen dan lain-lain.40 Sesuai pengertian tersebut, peneliti mengguanakan studi literature dan wawancara mendalam dalam penelitian. 1.10Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi literatur (library research) dan studi lapangan (field research). Berikut penjelasan mengenai kedua teknik pegumpulan data tersebut: Studi Literatur (Library Research) Melalui studi literatur, peneliti dapat menyatakan secara eksplisit , dan pembaca dapat melihat mengapa hal yang ingin diteliti merupakan masalah yang memang harus diteliti, baik dari segi subjek yang akan diteliti dan lingkungannya, maupun dari sisi hubungan penelitian tersebut dengan penelitian lain yang relevan.41 Dengan studi literature peneliti melakukan studi dengan cara membaca dan mengumpulkan data-data kepustakaan dari buku-buku, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah dan berbagai literature lainnya yang relevan dengan permaslahan yang diangkat dalam penelitian ini. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan dalam penelitian kualitiatif dilakukan dengan cara wawancara mendalam atau in depth interview. Creswell menjelaskan
39 40

Nazir, Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988, hlm 29-30 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka. Cipta, 2008, hlm 169 Neuman,W. L. ,Social research methods. Boston:Allyn & Bacon, 1997, hlm 91

41

Universitas Indonesia

41

bahwa Qualitative researchers conduct their tudies in the field, where the participants live and work.42 (Studi lapangan dilakukan guna mendapatkan data primer dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan yang berkaitan langsung dengan permasalahan. Wawancara mendalam merupakan sumber utama pencarian data dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Cresswell (yaitu Often, data collection takes place through in-depth interviews.43 Dalam melakukan wawancara mendalam, peneliti melakukan wawanara berdasarkan empat kriteria informan yang ideal yang dikemukakan oleh Neuman yaitu:44 a. Informan sangat akrab atau familiar, dan menyaksikan peristiwa penting yang terkait dengan isu yang diangkat; b. Informan tersebut terlibat langsung di lapangan dalam masalah yang diteliti. c. Informan memiliki waktu yang cukup untuk melakukan wawancara (interaksi) dengan peneliti; d. Informan sebaiknya tidak bersikap analitis (non analytic). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pertanyaan terbuka dan melakukan one by one interview. Peneliti tidak membatasi pilihan jawaban informan sehingga informan dalam penelitian ini dapat menjawab secara bebas dan lengkap sesuai pendapatnya. Pihak-pihak narasumber dipilih berdasarkan keperluan penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian. 1.11Narasumber/Informan Narasumber atau Informan adalah orang yang diwawancara dan diminta informasi karena orang tersebut diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.45 Informan dalam penelitian
42

Creswell, John W, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 2004, hlm 150 43 Creswell, Ibid, hlm 152 44 Neuman, W. L,Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches . Boston: Allyn & Bacon, 2002, hlm 299 45 Bungin, B, Penelitian Kualitatif. Prenada, Media Group: Jakarta, 2007, hlm 115

Universitas Indonesia

42

ini merupakan pihak pihak yang terkait dalam pelaksanaan privatisasi di PT.Bank Mandiri (Persero) tbk, yaitu : Mantan Komisaris Bank Mandiri yang terlibat Mantan Direktur Bank Mandiri yang terlibat Mantan Direktur BPPN yang terlibat Akademisi Praktisi 1.12Proses Penelitian Proses penelitian ini dimulai dari menentukan topik penelitian, merumuskan masalah, menentukan judul penelitian, merancang metode penelitian, menganalisis permasalahan yang ada dan menampilkan apa yang ditemukan selama proses penelitian dan memberikan saran yang berguna tehadap masalah yang diteliti. Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti terhadap kebijakan privatisasi yang diterapkan di PT.Bank Mandiri pada tahun 2003. Peneliti ingin mengetahui latar belakang implementasi kebijakan tersebut dan efeknya terhadap perusahaan. Proses penelitian studi dilanjutkan literatur dan dengan akan mengumpulkan data-data pendukung melalui

melaksanakan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait langsung pada permasalahan. Kemudian dari hasil studi literatur dan wawancara tersebut, peneliti akan menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. 1.13Lokasi Penelitian Site dalam penelitian ini adalah dalam lingkungan ekonom dan perbankan, dalam hal ini lingkungan PT. Bank Mandiri serta akademisi dan praktisi yang masih berada dalam lingkungan tersebut. 1.14Batasan Penelitian Peneltian ini difokuskan pada aspek pemilihan strategi privatisasi pada PT.Bank Mandiri. Disamping itu peneliti juga menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemilihan kebijakan. Keterbatasan lainnya

Universitas Indonesia

43

merupakan faktor yang berasal luar peneliti, yaitu pada penetapan waktu wawancara dengan narasumber dimana peneliti tidak bisa menentukan sendiri waktunya melainkan harus mengikuti jadwal dari narasumber

Universitas Indonesia

You might also like