You are on page 1of 5

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT Keseluruhan konsep kunci dalam menganalisa output.

Inflasi dan pertumbuhan serta peranan kebijakan adalah permintaan dan penawaran agregat. Dalam bagian ini kita akn menyajikan suatu tinjauan ringkas dari konsep tersebut dan interaksinya stau sama laon,dengan maksud menunjukkan kemana kita akan bergerak. Tingkat output dan harga ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran agregat.Sejak dekade 1930an sampai dengan 1960-an ekonomi makro sangat bersifat dan berorientasi pada permintaan. Tetapi pada tahun tahun belakangan ini , penekannya telah mengalami pergeseran , sedangkan peneranan agregat serta sisi penawaran dari kehidupan ekonomi telah mendapatkan perhatisn yang sangat besar. Pergeseran penekanan seperti ini jelas telah didorong oleh laju pertumbuhan yang lambat dan tingkat inflasi yang tinggi yang dialami oleh negara negara industri pada dekade 1970-an. Bagaimana hubungan antara penawaran dan permintaan agregat, penawaran dengan kesempatan kerja dan harga? Permintaan agregat adalah hubungan antara pengeluaran atas barang barang dan pelayanan dengan tingkat harga. Jika keterbatasan output tidak terjadi, penigakatan pengeluaran atau kenaikan dalam peningkatan agregat akan mendorong outputdan kesempatan kerja, dengan dampak yang sangat kecil terhadap harga. Dibawah kondisi yang demikian misalnya, selama masa terjadinya depresi besar dekade 1930an,jelas sangat tepat untuk menerapkan pola pola kebijaksanaan permintaan agregat yang sangat ekspansif dalam rangka mendorong output. Tetapi jika ekonomi sudah mendekati kesempatan kerja penuh kenaikan perminaan agregat akan tercermin terutama dalam tingginya tingakat harga dan inflasi.kurva penawaran agregat mencirikan adanya hubungan antara jumlah output yang dihasilkan oleh perusahaan perusahaan dan tingkat harga.Sisi penawaran tidak hanya memasuki gambaran tersebut hanya untuk mengatakan betapa berhasilnya perluasan permintaan dalam menaikan output dan memperluas kesempatan kerja,tetapi juga memiliki peranannya sendiri. Gangguan penawaran atau kejutan penawaran dapat menaikkan output dan kenaikan harga, Sebagaimana yang telah terjadi pada awal dekade 1970-an, ketika harga minyak mengalami kenaikan yang sangat tajam dan mendadak. Sebaliknya, rangkaian kebijaksanaan yang mendorong produktivitas dapat membantu menurunkan tekanan inflasi. Permintaan agregat dan penawaran agregat tak linear. Fakta penting tentang kurva penawaran agregat adalah bahwa ia tidak berbentuk linear.Pada tingkat output yang rendah , harga tidak akan berubah pada sketdulpenawaran agregat tak linear, yang menyatakan bahwa lebih banyak output yang akan ditawarkan tanpa kenaikan harga yang tinggi. Namun , ketika perekonomian mendekati kondisi tenaga kerja penuh atau output potensial , kenaikan output akan diikuti oleh kenaikan tingkat harga.

Model permintaan dan penawaran agregat adalah modal dasar dari makro ekonomi untuk mempelajari faktor penentu tingkat output dan harga, sebagaiman kurva permintaan dan penawaran yang berperan sebagai perangkat utama dalam mempelajari faktor penentu tingkat output dan harga dalam suatu pasar tunggal dalam ekonomi mikro. Tetapi kurva permintaan dan penawaran agregat tidaklah sesederhana kurva permintaan dan penawaran pada ekonomi mikro. Terdapat sejumlah faktor yang lebih penting yang tersembunyi di latar belakang terbentukanya penawaran dan permintaan agregat, yang ternyata jauh berbeda dengan latar belakang terbentuknya kurva penawaran dan permintaan pada ekonomi mikro. Model permintaan dan penawaran agregat dapat digunakan untuk mengenali berbagai mashab pemikiran utama dalam ekonomi makro:Aliran moneteris yang sangat kaku,yang percaya bahwa jumlah uang yag beredar sangat mmpengaruhi atau menentukan tingkah laku harga,dan kaum keynesian ortodoks,yang sangat percaya bahwa tingkat harga tidak memainkan peranan apapun dalam menganalisa siklus perekonomian jangka pendek. Permintaan dan penawaran agregat perangkat utama untuk analisis output, dan laju pertumbuhan adalah kurva penawaran dan permintaan agregrat. Pergeseran penawaran atau permintaan agregat akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dan mengubah tingkat harga. Semua ini akhirnya mempengaruhi inflasi. Melalui hukum okun, perubahan output ini di kaitkan dengan perubahan tingkat pengangguran. Kesan bahwa output akan naik untuk memenuhi besarnya permitaan tanpa kenaikan harga telah mendorong munculnya konsepsi kebijakan yang sangat aktif.Dibawah kondisi yang demikian, tanpa adanya suatu tradeoffs yang jelas,Para pembuat kebijaksanaan akan lebih akan interesan pada kebijaksanaan yang bersifat ekspansif dalam rangka menaikkan permintaan dan karenanya menyebabkan perekonomian bergerak ke tingkat kesempatan kerja dan output yang tinggi.Terdapat kemungkinan dimana pandangan kebijaksanaan seperti itu seluruhnya benar. Awal dekade 1960-an adalah contoh menarik tentang pernyataan ini. Kebijaksanaan permintaan agregat yang bersifat ekspansif cederung menghasilkan inflasi. Kecuali bila kebijaksanaan itu diambil ketika perekonomian berada pada tingkat pengangguran yang tinggi.Permintaan agregat yang rendah , dalam jangka panjang , akan cenderung mengurangi laju inflasi.

INFLASI Inflasi adalah suatu keadaan dalam perekonomian di mana terjadi kenaikan harga-harga secara umum. Kenaikan dalam harga barang dan jasa yang biasa terjadi jika permintaan bertambah dibandingkan dengan jumlah penawaran atau persediaan barang di pasar, dalam hal ini lebih banyak uang yang beredar yang digunakan untuk membeli barang dibanding dengan jumlah barang dan jasa.Perlu Anda ketahui juga bahwa tidak semua yang namanya kenaikan harga selalu diidentikan dengan inflasi, misalnya kenaikan harga pada hari Lebaran, ini hanya gejolak pasar yang terjadi sesaat saja dan tidak berlangsung terus-menerus. Inflasi sebagai bagian dari keadaan perekonomian tentu akan dialami oleh setiap negara, hanya saja setiap negara memiliki tingkat inflasi yang berbeda-beda. Untuk mengukur tingkat inflasi dapat menggunakan indek harga konsumen. Di Indonesia informasi mengenai inflasi dikelola oleh suatu badan yaitu Badan Pusat Statistik (BPS). Jika ada di daerah Anda, coba kunjungi dan tanyakan mengenai apa yang telah pelajari.Setiap negara pasti mengalami inflasi, inflasi yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Beberapa penyebab inflasi diantaranya bisa disebabkan oleh sektor ekspor-impor, tabungan atau investasi, pengeluaran dan penerimaan negara, sektor pemerintah dan swasta. Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa uraian berikut: a. Inflasi disebabkan oleh sektor ekspor-impor Jika ekspor suatu negara lebih besar daripada impor, akan mengakibatkan terjadinya tekanan inflasi, tekanan inflasi terjadi karena semakin besar jumlah uang yang beredar di dalam negeri akibat penerimaan devisa. b. Inflasi disebabkan oleh sektor penerimaan dan pengeluaran negara Sektor penerimaan dan pengeluaran suatu negara yang defisit menjadi penyebab inflasi. Karena pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaannya, maka untuk menutupi keadaan tersebut akan dilakukan dengan mengeluarkan uang baru, pengeluaran uang baru menimbulkan tekanan inflasi. c. Inflasi disebabkan oleh sektor swasta Pengeluaran kredit dalam jumlah yang cukup besar untuk memenuhi permintaan kredit swasta dapat juga menyebabkan terjadinya inflasi. Dari penyebab inflasi di atas dapat kita simpulkan bahwa pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan keseimbangan antara permintaan dan penawaran barang merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menekan inflasi.

II. MACAM-MACAM INFLASI Dari uraian di atas kita sudah dapat menyimpulkan bahwa inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Inflasi terbagi atas: Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi: 1). Inflasi Ringan (Creeping Inflation) Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun 2). Inflasi Sedang Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun 3). Inflasi Berat Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun 4). HiperInflasi Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Hal ini pernah dialami Indonesia pada masa orde lama. Menurut penyebab awal inflasi 1). Demand Pull Inflation. 2). Cost Push Inflation 3). Inflasi Permintaan dan Penawaran c. Berdasarkan Asal Inflasi 1). Domestik Inflation atau inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang terjadi di dalam negeri, misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara terusmenerus di atas dengan mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan ini menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat. 2). Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri. Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar negeri (negara tujuan ekspor), harganya mengalami kenaikan dan ini membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri.

DAFTAR PUSTAKA : 1. Makro Ekonomi , PAUL A.SAMUELSON DAN WILLIAM D. NORDHAUS edisi Keempat Belas 2. Teori Makro Ekonomi Edisi Kelima Karangan N.GREGORY MANKIW 3. Ekonomi Makro , Rudiger Dornbusch dan Stanley Fischer Edisi kelima

You might also like