You are on page 1of 35

FISIOLOGI SALURAN PENCERNAAN

Dr. Gilang Kusdinar

PENDAHULUAN

Sistem pencernaan (mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:

menerima makanan memecah makanan menjadi zat-zat gizi

(suatu proses yang disebut pencernaan) menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.

Kontrol Syaraf pada Fungsi Gastrointestinal

Traktus gastrointestinal memiliki sistem persarafan sendiri yang disebut sistem saraf enterik (mulai dari esofagus hingga anus) sekitar 100 juta neuron, untuk mengatur pergerakan dan fungsi sekresi organ-organ GI tract. Sebagian besar GI tract di persarafi oleh saraf kranial X (N. Vagus).


1.

2.

Sistem saraf enterik terutama terdiri atas dua pleksus: Pleksus Mienterikus atau pleksus Auerbach t.u mengatur pergerakan gastrointestinal. Pleksus Submukosa atau pleksus Meissner t.u mengatur sekresi gastrointestinal dan aliran darah lokal.

Pleksus mienterikus lebih banyak bersifat eksitatorik (peningkatan kontraksi tonus dinding usus, intensitas kontraksi ritmis, kecepatan irama kontraksi, pergerakan peristaltik). Juga bersifat inhibitorik, misal inhibisi pada sfingter pilorik (mengontrol pengosongan lambung) dan sfingter ileocaecal (mengatur pengosongan usus halus ke dalam caecum).

Sistem saraf enterik berfungsi dengan sendirinya dan tidak bergantung pada saraf2 ekstrinsik (saraf parasimpatis dan simpatis). Namun perangsangan saraf ekstrinsik dapat mengaktifkan dan menghambat fungsi GI tract lebih lanjut.

Pengaturan otonom GI tract


1.

Saraf Parasimpatis Neuron2 postganglionik dari sistem parasimpatis di sistem saraf enterik dan perangsangan saraf parasimpatis menimbulkan peningkatan umum aktivitas sistem saraf enterik memperkuat hampir semua aktivitas GI tract.

2.

Saraf Simpatis Pada umumnya perangsangan sistem saraf simpatis menghambat aktivitas traktus GI, menimbulkan efek yang berlawanan dengan sistem parasimpatis. Sistem simpatis mempengaruhi aktivts. GI melalui norepinefrin.

Neurotransmiter yang disekresi neuron enterik

Asetilkolin paling sering merangsang aktivitas GI Norepinefrin menghambat aktivts. GI ATP Serotonin Dopamin Kolesistokinin dll.

Pengaturan Hormonal terhadap Motilitas GI tract

Kolesistokinin, disekresi selI di mukosa duodenum dan jejunum t.u sebagai respon thd pemecahan produk lemak, asam lemak dan monogliserida dalam usus. Mempunyai efek kuat dalam meningkatkan kontraktilitas kandung empedu mengeluarkan empedu ke usus halus.

Sekretin, disekresi selS dalam mukosa duodenum sebagai respon thd getah lambung yang dikosongkan dari lambung melalui pilorus. Mempunyai efek inhibisi ringan terhadap motilitas sebagian besar GI tract.

Aliran darah GI tract

Pembuluh darah sistem GI merupakan bagian dari sistem yang lebih luas, yang disebut sistem splanknik. Sirkulasi ini meliputi aliran darah yang melalui usus sendiri ditambah aliran darah melalui limpa, pankreas dan hati. Semua darah yang melewati usus, limpa dan pankreas akan mengalir ke hati melalui vena porta.

MULUT & FARING

Fungsi: mencerna (mengunyah, mencampur) dan menelan makanan. Yang berperan di mulut: gigi2 (incisivus-caninus-premolarmolar), lidah, saliva (dari kel.saliva enzim), syaraf (syaraf pengecap: N I/N VII / N IX, syaraf pengunyah: N V2-3).

Menelan adalah mekanisme yang kompleks, t.u karena faring pada hampir setiap saat melakukan beberapa fungsi lain disamping menelan. Hanya diubah dalam beberapa detik untuk mendorong makanan ke dalam GI tract. Tidak mengganggu fungsi respirasi.

Tahap Menelan
1.

2.

Tahap volunter, makanan sudah siap ditelan, secara sadar mak. Ditekan/ digulung ke posterior dalam faring oleh tekanan lidah ke atas dan ke belakang oleh palatum. Tahap faringeal, terjadi saat bolus makanan sampai di posterior mulut dan faring.

2. a.

b.

c.

Tahap faringeal: Palatum molle tertarik ke atas menutup nares posterior, u/ mencegah refluks mak ke hidung. Lipatan palatofaringeal pada kedua sisi faring tertarik ke arah medial, u/ membuat celah shg mak masuk ke faring posterior. Pita suara laring bertautan erat, dibantu ligamen mencegah epiglotis bergerak ke atas epiglotis bergerak ke belakang di atas bukaan laring mencegah makanan masuk ke trakea.

d.

e.

Gerakan laring ke atas melebarkan pembukaan esofagus makanan dengan mudah masuk esofagus atas (kerongkongan). Pada saat yang bersamaan, seluruh otot dinding faring berkontraksi makanan didorong masuk ke dalam esofagus. Tahap2 faringeal tsb berlangsung < 5 detik.

Esofagus

Fungsi: menyalurkan makanan dari faring ke lambung. Ada 2 tipe gerakan peristaltik esofagus: peristaltik primer dan peristaltik sekunder. 1/3 atas esofagus diatur N IX dan X yang mempersarafi otot lurik dan 2/3 bawah diatur N X mempersarafi otot polos yang bekerja dengan sistem saraf mienterikus.

Ada 2 sfingter esofagus: sfingter faringoesofageal & sfingter gastroesofageal. Untuk mencegah refluks asam lambung ke esofagus: kontraksi tonik sfingter esofagus bawah (gastroesofageal) dan penutupan tambahan seperti-katup tepat di bawah diafragma sebelum lambung.

LAMBUNG
1.

2.

Fungsi motorik lambung: Penyimpanan sejumlah besar makanan sampai makanan dapat diproses dalam duodenum. Pencampuran makanan dengan hasil sekresi lambung campuran cair: kimus.

3.

Pengosongan makanan dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus; pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi yang tepat oleh usus halus.


1.

2.

Fungsi pencernaan dan sekresi: Pencernaan protein oleh pepsin dan HCl (kelj.fundus atau gastrik); pencernaan KH dan lemak oleh amilase dan lipase. Sintesis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein mak, peregangan antrum, alkalinisasi antrum dan rangsangan vagus sel G daerah pilorus.

3.

4.

Sekresi faktor intrinsik memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal sel parietal . Sekresi mukus membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut.

Pelepasan asam lambung dirangsang oleh:

saraf yang menuju ke lambung gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung) histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).

Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan utama dari daging.

Penyebab peningkatan sekresi asam lambung iritasi mukosa lambung gastritis atau tukak lambung: Endotoksin bakteri, kafein, alkohol, aspirin dan stress (tsering). Obat2 lain: NSAID (indometasin, ibuprofen,piroksikam, diklofenak), sulfonamid, steroid, digitalis. Makanan: asam/ kecut vit C, lada, cuka, pedas, dll.

USUS HALUS

Terdiri dari:

1. 2. 3.

Duodenum Jejunum Ileum.

Duodenum merupakan bagian pertama usus halus dimana makanan masuk dari lambung melalui sfingter pilorus (dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus).

Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk duodenum melalui lubang yang disebut sfingter oddi) merupakan bagian penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.

Bbrp cm pertama lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap.

Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili.

Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Kontrol Peristaltik Usus Halus

Aktivitas peristaltik usus halus meningkat sesudah makan atau oleh masuknya kimus dalam duodenum serta refleks gastroenterik melalui pleksus mienterikus (syaraf intrinsik). Syaraf ekstrinsik yang berperan: syaraf kranial Nervus X (N.Vagus)

Hormon yang mempengaruhi peristaltik: gastrin, kolesistokinin, insulin dan serotonin meningkatkan motilitas usus. Hormon sekretin dan glukagon menyebabkan inhibisi (penghambat) motilitas usus.

Berpuasalah maka (engkau) akan sehat (Hadist Shahih)

You might also like