You are on page 1of 15

TUGAS UTS AKUNTANSI MANAJEMEN

PENGARUH PENERAPAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PERILAKU MANAJER

Oleh : Nur Fadillah Gitri Rachmaningtyas 098574250 MSDM 09 NR

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan kompetisi dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaannya, setiap perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, baik berupa laba maksimum, kelangsungan hidup , pertumbuhan perusahaan maupun menciptakan kesejahteraan anggota masyarakat. Tujuan perusahaan dicapai untuk kepentingan bersama. Hal ini telah dirumuskan sejak awal berdirinya suatu organisasi. Pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam organisasi, dikutip dari (Agus Widarsono (Supriyono, 1999;135)). Tujuan perusahaan secara keseluruhan dapat dicapai dengan mengimplementasikan strategi-strategi perusahaan. Penyusunan rencana strategi ini dilakukan oleh manajer pengendalian. Kegiatan dalam pengendalian manajemen terutama adalah proses memotivasi, memberi semangat, mengarahkan orang-orang yang melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Bagi manajer pengendalian manajemen merupakan alat yang digunakan dalam interaksi di antara mereka dengan bawahan. Proses ini berorientasi pada manusia. Dalam konteks sistem pengendalian manajemen, manfaat yang diterima jika berperilaku, pada umumnya akan didasarkan pada prestasi para manajer itu sendiri. Kinerja para manajer dalam struktur pengendalian manajemen akan tercermin dalam kinerja pusat pertanggungjawaban atau unit kerja yang dipimpinnya. Kinerja tiap-tiap pusat pertanggungjawaban ini dlihat dari organisasi harus dapat menunjang kinerja

organisasi secara keseluruhan. Pengukuran kinerja ini akan sangat dipengaruhi oleh proses pengendalian manajemen. Proses tersebut harus dapat menyeimbangkan tujuan para manajer secara individu dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan agar manajer berperilaku seperti yang diharapkan organisasi. Atau dengan kata lain harus dapat menginteraksikan perilaku individu manajer dengan organisasi. Pengendalian manajemen terutama adalah proses mengarahkan orang-orang yang melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk didalamnya para manajer. Para manajer mengimplementasikan strategi untuk mencapai tujuan dan merekalah yang akan mempengaruhi orang lain dan yang kinerjanya diukur. Perilaku para manajer ini sangat menentukan keberhasilan organisasi. Organisasi akan berhasil jika perilaku para manajernya sesuai dengan perilaku yang diharapkan organisasi. Biasanya, sebuah perusahaan diorganisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Bagan organisasi tradisional, dengan bentuk piramidanya mengilustrasikan garis pertanggungjawaban yang mengalir dari CEO turun melewati wakil presiden menuju manajer menengah dan manajer yang lebih rendah. Pengaruh lingkungan dan perkembangan suatu perusahaan yang semakin kompleks mengakibatkan tugas manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan semakin sulit dan kompleks pula. Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan harus mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu peranan akuntansi pun semakin dibutuhkan terutama untuk memperoleh informasi tersebut. Peran serta manajer sangat dibutuhkan dalam mengaktualisasikan peranan akuntansi tersebut sebagai alat pengawasan biaya dewasa ini kita kenal dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat

pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Akuntansi manajemen dibangun di atas dasar perilaku manusia dalam organisasi. Pengetahuan tentang perilaku, membangun manajemen untuk mempengaruhi perilaku para individu maupun kelompok dalam organisai kearah tujuan yang diinginkan oleh manajemen. Untuk tujuan tersebut, akuntansi manajemen hendaknya mengadaptasikan perilaku manusia tersebut kedalam sistem pelaporan internal sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kemauan individu-individu dan kelompok dalam organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi peningkatan prestasi mereka. Berdasarkan artikel Aspek Perilaku Dalam Akuntansi Pertanggungjawaban oleh Agus Widarsono, Akuntansi pertanggungjawaban adalah salah satu bidang dari

akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer atau dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban merupakan media pengendalian biaya atau pendapatan dengan menghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat dimana biaya atau pendapatan tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh penanggungjawab dari tempat tersebut. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan sifat dan kegiatan perusahaan dengan tujuan agar masing-masing unit organisasi dapat mempertanggungjawabkan hasil kegiatan unit yang berada di bawah pengawasannya (Untung : 2010). Menurut sistem ini, unit-unit yang ada dalam organisasi dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban, dan keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini dibentuk jenjang hirarki dalam organisasi. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai manajer yang bertanggung jawab atas kegiatan yang terjadi di dalam pusat yang dipimpinnya, dan secara periodik manajer tersebut akan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan. Dari hasil kerja para manajer pusat pertanggungjawaban kemudian dinilai prestasi yang telah dicapai

oleh masing-masing manajer dan berdasarkan analisis ini, para manajer mencoba mencari jawaban mengapa hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakannya. Keterkaitan antara informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan perilaku manajer dalam suatu organisasi, membrikan ide bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Perilaku Manajer.

1.2 Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh adanya penerapan informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap perilaku manajer ? 2. Bagaimana pengaruh penerapan informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap perilaku manajer ?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban 2.1.1 Pengertian

Secara umum akuntansi pertanggungjawaban dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang meliputi perencanaan, pengukuran dan evaluasi informatika atau laporan akuntansi dalam suatu organisasi yang terdiri dari beberapa pusat pertanggungjawaban dimana tiap-tiap pusat tanggungjawab dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dipimpinnya. (Siegel & Marconi, 1989: 96). Akuntansi pertanggingjawaban merupakan aslah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusatpusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung di bawah pengawasannya dan yang merupakan tanggung jawabnya atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban. (Untung : 2010).

2.1.2 Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggunganjawaban adalah informasi aktiva,

pendapatan dan atau biaya yang dihubungkan dengan aktivitas penambahan dan bukan penambahan nilai. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan

keluaran system akuntansi pertanggungjawaban. Konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban telah mengalami perkembangan, sejalan dengan metode pengendalain biaya yang digunakan dalam perusahaan. Sistim akuntansi pertanggungjawaban tradisional menghubungkan informasi akuntansi manajemen dengan wewenang yang dimiliki manajer. Wewenang di delegasikan pendelegasian dari manajer atas ini kemanajer menuntut di bawahnya, bawah dan untuk

wewenang

manajer

mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang kepada manajer atasnya. Wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer menjadikannya dalam posisi dapat mengendalikan sesuatu yang berada di bawah wewenangnya. Oleh karena itu, dalam hubunganya dengan wewenang manajer tertentu, aktiva, pendapatan dan biaya dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu : 1) Aktiva, pendapatan dan biaya terkendalikan dan 2) Aktiva, pendapatan dan biaya tidak terkendaliakan. Aktiva, pendapatan, dan biaya terkendalikan adalah aktiva , pendapatan dan biaya dapat yang dapat secara signifikan dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. Dalam organisasi, pada dasarnya tidak ada aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan. Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan oleh manajer tertentu, pasti dapat dikendalikan oleh manajer diatasnya atau manajer lainnya dalam organisasi. Suatu aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan oleh seorang manajer bagian mungkin merupakan aktiva, pendapatan dan biaya terkendalikan bagi manajer departemen yang

membawahinya atau manajer bagian yang lain dalam organisasi.

a.

Aktiva Terkendalikan yang digunakan oleh suatu pusat pertanggungjawaban

Aktiva dapat

dikelompokan kedalam dua golongan yaitu :

1) Aktiva terkendali 2) Aktiva tidak terkendalikan Aktiva terkendalikan bagi seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah : 1) Aktiva yang pemerolehan dan penggunaannya berada di bawah wewenang

manajer pusat pertanggungjawaban. 2) Aktiva yang penggunaannya berada di dalam wewenang manajer pusat

pertanggungjawaban.

b.

Pendapatan Terkendalikan Pertanggungjawaban pendapatan yang diperoleh suatu

pusat

pertanggungjawaban tidak begitu sulit pelaksanaanya, karena

pendapatan mudah diidentifikasikan dengan manajer pertanggungjawaban untuk memperolehnya. Dapat diperoleh atau tidaknya pendapatan oleh suatu pusat pertanggungjawaban sangat tergantung atas kemampuan pusat

pertanggungjawaban yang bersangkutan. c. Biaya Terkendalikan Terjadinya biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat

pertanggungjawaban yang bersangkutan. Karena itu tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer

yang bersangkutan, maka dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban, harus dipisahkan antara biaya-biaya yang terkendalikan dengan yang tidak terkendalikan.

d.

Pengubahan Biaya Tidak Terkendalikan Menjadi Biaya Terkendalikan Biaya tidak terkendalikan dapat diubah menjadi biaya terkendalikan melalui

dua cara yang saling berkaitan yaitu : 1) Dengan mengubah dasar pembebanan dari alokasi ke pembebanan langsung, atau 2) Dengan mengubah letak tanggung jawab pengambil keputusan. Biaya yang dialokasikan kepada suatu pusat pertanggungjawaban dengan dasar yang sembarang, tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban kepada manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, sehingga biaya tersebut merupakan biaya tidak terkendalikan bagi manajer tersebut.

e.

Anggaran Biaya Sebagai Tolak Ukur Pengendalian Biaya Untuk pengendalian biaya, organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga

jelas wewenang dan tanggung jawab setiap manajer. Anggaran menghendaki adanya organisasiang baik yang tiap-tiap manajernya mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian, jika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran, akan mudah ditunjuk siapa yang bertanggung jawab.

f.

Terkendalikannya Biaya versus Variabilitas Biaya

Variabilitas biaya merupakan adalah perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Jika terkendalikannya biaya dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu : biaya yang dalam jangka pendek tidak dapat dipengaruhi secara signifikan olehg manajer yang berwenang dan biaya dalam jangka pendek dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer yang bersangkutan.

g. Tanggung Jawab Ganda Seringkali terdapat lebih dari seorang manajer yang dianggap dapat mempengaruhi secara signifikan suatu biaya. Hal ini menimbulkan masalah tanggung jawab ganda. Meskipun demikian, biasanya dalam organisasi hanya ada seorang yang menjadi penanggung jawab utama dalam pengendaliannya, yaitu manajer yang mengawasi secara dekat kegiatan sehari-hari.

h.

Pemecahan Masalah Tanggung Jawab Ganda Untuk memecahkan masalah tanggung jawab ganda, pusat

pertanggungjawaban yang bertanggung jawab atas terjadinya suatu biaya yang dikelompokan kedalam dua golongan yaitu pertanggungjawaban utama dan pertanggungjawaban sekunder. Pertanggungjwaban utama dan pertanggungjawaban sekunder dapat

dikelompokan lebih lanjut kedalam dua golongan yaitu : 1) Unit organisasi pengesah pengeluaran modal dan unit organisasi yang

mengusulkannya. 2) Unit organisasi penghasil jasa dan unit organisasi pemakai jasa.

2.1.3 Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Perilaku Manajer Informasi akutansi pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan dan biaya, yang dihubugkan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi ini dapat berupa informasi historis dan dapat pula berupa informasi masa yang akan datang. Informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunn anggaran. Sedangkan yang berupa historis bermanfaat sebagai : Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan pemotivasian manajer. Informasi akuntansi pertanggungjawaban ini bermanfaat bagi manajer untuk : 1) Mengelola aktivitas, dengan cara mengarahkan usaha manajemen dalam

mengurangi dan ahirnya menghilangkan biaya bukan penambahan nilai. 2) Memantau efektifas program pengelolaan aktivitas.

a)

Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Dasar Penyusunan

anggaran. Proses penyusunan anggaran pada dasarna merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktifitas pencapaian sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber day yang disediakan bagi pemegang peran tersebut untuk memungkinkan melaksanakan perannya.

b)

Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Penilai Kinerja

Manajer Pusat Pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapat dan biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. c) Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai pemotivasian

manajer Informasi akuntansi merupakan bagian yang signifikan, maka informasi akuntansi ini akan berdampak terhadap motivasi manajer melalui dua jalur, yaitu: 1) Menimbulkan pengaruh langsung terhadap motivasi manajer dengan

mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan. Kemungkinan dengan memperoleh penghargaan inilah yang memotivasi manajer untuk meningkatkan usaha. 2) Secara tidak langsung informasi akuntansi pertanggungjawaban berdampak motivasi melalui nilai penghargaan. Informasi akuntansi

terhadap

pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur kinerja manajer. Jika struktur penghargaan sebagian besar didasarkan atas informasi akuntansi, manajer akan memperoleh kepuasan.

2.2 Pengertian Perilaku Manajer

Henry Mihntzberg mengelompokan perilaku manajer menjadi 3 peranan :

a.

Peranan antar pribadi, meliputi

Pemuka simbolis , Misalnya menerima dan menjamu tamu, menghadiri perkawinan karyawan, dan upacara upacara serimonial lainnya

Pemimpin, misalnya mengatur, mendidik, dan memimpin , memberi motivasi, bimbingan dan nasehat dll kepada bawahan,

Perantara, misalnya berhubungan dengan pihak luar , seperti klien, rekanan, pemerintah, pathner dsb.

b. Peranan Informasional

Monitoring aliran informasi

Penerus informasi, menyebarkan keputusan- keputusan kepada bawahan

Perwakilan , sebagai wakil organisasi memberikan cerama, kadin, dsb

c. Peranan pembuatan keputusan

Wiraswasta, inisiatif, dan kreatif

Penangkal kesulitan seperti penanggulangan pemogokan, pembatalan kontrak, penampung keluhan; kekurangan bahan, dsb

Pengalokasian sumber daya kepada siapa kapan dan untuk apa bagaimana sumber daya dialokasikan.

2.3 Asumsi Perilaku Manusia dalam Informsai Akuntansi Pertanggungjawaban

Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan perilaku manusia, termasuk : 1. Management by exception (MBE) yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang efektif. MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas organisasi, manajer harus berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan dasar. Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban yang ideal adalah menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari aturan yang telah ditentukan dan termasuk menentukan tindakan perbaikan untuk penguatan atau perbaikan perilaku.
2. Management by objective (MBO)

bahwa hasil berdasarkan anggaran, standar cost, tujuan organisasi, dan mencapai hasil berdasarkan rencana kerja. Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajemen mengontrol dirinya sendiri. Disini orang-orang melakukan tugasnya sendiri sebab mereka percaya mereka mampu mengarahkan sendiri dalam pekerjaan mereka. MBO memberi fasilitas kepada manajer dan bawahannya untuk memformulasikan tujuan dan aktivitas untuk pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban menyediakan kerangka yang ideal untuk memformulasikan tujuan secara detail. 3. Manajer dan bawahan menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang ditetapkan berdasarkan hirarki organisasi.

4. Sistem akuntansi pertanggungjawaban lebih kepada kooperasi dibanding persaingan.

DAFTAR PUSTAKA

Sriwidodo, Untung. 2010. Informasi Akuntansi Sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer. Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Widarsono, Agus. Aspek Perilaku Dalam Akumtansi Pertanggungjawaban. Staf Pengajar Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi an Bisnis UPI BHMN. Effendi, M. Irhas dkk. 1997. Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen Dan Perilaku Manajer. Buletin Ekonomi No.3 Tahun Pertama Juli.

You might also like