You are on page 1of 10

ISIM DARI SEGI PEMBENTUKANNYA

Dari segi pembentukannya isim dibagi menjadi dua : isim jamid (‫ )ﺟﺎﻣﺪ‬dan isim mustaq

ّ ).
(‫ﻣﺴﺘﻖ‬

‫اﻻﺳﻢ اﻟﺠﺎﻣﺪ‬
Isim jamid adalah isim yang tidak terambil dari kata yang lain.

Isim jamid ada dua : isim dzat (‫ )ذات‬atau isim jenis (‫ )ﺟﻨﺲ‬dan isim makna (‫ )ﻣﻌﻨﻰ‬atau mashdar

(‫)ﻣﺼﺪر‬.

(‫اﺳﻢ اﻟﺬات )اﺳﻢ اﻟﺠﻨﺲ‬


Adalah isim yang dari lafadz tersebut tidak terambil fi’il yang semakna dengannya.

Contoh : ‫رﺟﻞ‬ -‫ ﻏﺼﻦ‬-‫ﻥﻬﺮ‬

(‫ﻣﺼﺪر )اﺳﻢ اﻟﻤﻌﻨﻰ‬


Adalah kata yang menunjukkan makna yang tidak disertai zaman (keterangan waktu).

Contoh : ‫ﻋﺪل‬ – ‫ إﺟﺘﻤﺎع‬- ‫إآﺮام‬

Sedangkan fi’il menujukkan pekerjaan dan keterangan waktu. Kata ‫ﻗﺎم‬ menunjukkan

pekerjaan “berdiri” pada waktu yang telah lalu (telah berdiri), sedangkan kata ‫ ﻳﻘﻮم‬menandakan

pekerjaan “berdiri” pada waktu sekarang atau akan datang (sedang berdiri/akan berdiri),

sedangkan kata ‫ ﻗﻢ‬menandakan pekerjaan “berdiri” pada waktu yang akan datang (berdirilah).
adapun kata “‫ “ اﻟﻘﻴﺎم‬adalah “pekerjaan” yang merupakan salah satu tanda fi’il yaitu

mashdar. Dan mashdar adalah asal fi’il dan asal seluruh isim-isim mustaq.

Fi’il ada yang terdiri dari tiga huruf, atau empat huruf, atau lima huruf, dan ada yang

enam huruf. Dan semua fi’il-fi’il tersebut mempunyai bentuk mashdar yang berbeda-beda.

1. Mashdar fi’il yang terdiri dari tiga huruf

Mashdar fi’il yang terdiri dari tiga huruf tidak hanya memiliki satu kaidah saja tapi

memiliki bermacam-macam bentuk yang berbeda yang tidak mempunyai aturan yang

baku dan hanya bisa diketahui dengan mendengar langsung dari orang arab (sima’i) dan

dengan merujuk ke kitab-kitab bahasa.

A. Macam-macam bentuk wazan yang sering digunakan pada mashdar fi’il yang terdiri

dari tiga huruf :

a. wazan ‫ـﺎﻟﺔ‬‫ﻓﻌ‬ dengan menisbatkan pada mata pencaharian

Contoh : ‫ﺔ‬‫ﺼﻨﹶﺎﻋ‬
 - ‫ﺔ‬‫ﺍﻋ‬‫ﺓ – ﹺﺯﺭ‬‫ﺎﺭ‬‫ﺘﺠ‬

b. wazan ‫ﻼﻥ‬‫ ﹶﻓﻌ‬yang menunjukkan arti bergerak/ bergoncang

Contoh : ‫ﺎﻥ‬‫ﻏﹶﻠﻴ‬
‫ﹶ‬ - ‫ﺍﻥ‬‫ﻭﺭ‬ ‫ﺩ‬ – ‫ﻓﹶﺎﻥ‬‫ﻁﻭ‬
‫ﹶ‬

c. wazan ‫ﻠﺔ‬‫ ﹸﻓﻌ‬yang menunjukkan arti warna

contoh : ‫ﺓ‬‫ﺼ ﹾﻔﺭ‬


 - ‫ﺓ‬‫ﻀﺭ‬
 ‫ﺨ‬
‫ﹸ‬
d. wazan ‫ﺎل‬‫ ﹸﻓﻌ‬yang menunjukkan arti sakit/ suara

contoh : ‫ﺎل‬‫ﺴﻌ‬
 - ‫ﺯﻜﹶﺎﻡ‬ – ‫ﺒﻜﹶﺎﺀ‬ – ‫ﺎﺡ‬‫ﹸﻨﺒ‬

e. wazan ‫ﺎل‬‫ﻓﻌ‬ yang menunjukkan arti larangan

contoh : ‫ﺎﺫ‬‫ﻋﻴ‬
 - ‫ﻋﺘﹶﺎﺏ‬
 – ‫ﻨﻔﹶﺎﺭ‬ – ‫ﺎﺀ‬‫ِﺇﺒ‬

B. Ketika mashdar tidak mengikuti wazan-wazan diatas maka mengikuti wazan sebagai

berikut :

a. fi’il muta’addy (transitif) : berwazan ‫ل‬‫ﹶﻓﻌ‬

contoh : ‫ﺭﻗﹾﻡ‬ -‫ﻡ‬‫ ﹶﻓﻬ‬-‫ﺏ‬‫ﻀﺭ‬


 -‫ﻤﻨﹾﻊ‬ -‫ ﹶﻓﺘﹾﺢ‬-‫ﻊ‬‫ﺴﻤ‬
 ( kesalahan yang sering terjadi

adalah mengucapkan kata ‫ﺭﻗﹶﻡ‬ dengan memfathah huruf qoofnya, yang benar

adalah dengan mensukun huruf qoofnya).

b. fi’il lazim (intransitif) berwazan :

- ‫ﻭل‬‫ ﹸﻓﻌ‬contoh : ‫ﻭﺩ‬‫ﺴﺠ‬


 :‫ﺩ‬ ‫ﺠ‬
‫ﺴ‬
 -‫ﻁﻠﹸﻭﻉ‬
‫ ﹸ‬:‫ﻁﹶﻠﻊ‬
‫ ﹶ‬-‫ﺠﻠﹸﻭﺱ‬
 :‫ﹶﻠﺱ‬‫ ﺠ‬-‫ﻭﺩ‬‫ ﹸﻗﻌ‬: ‫ﺩ‬‫ﹶﻗﻌ‬ (kecuali

lafadz ‫ﻗﹶﺒل‬ maka mashdarnya ‫ﻭل‬‫ﹶﻗﺒ‬ dengan memfathah qoofnya mengikuti wazan

‫ﻭل‬‫) ﹶﻓﻌ‬
- ‫ﻭﻟﹶﺔ‬‫ ﹸﻓﻌ‬contoh:‫ﺔ‬‫ﻭﻤ‬‫ﹸﻨﻌ‬ :‫ﻡ‬‫ ﻨﻌ‬-‫ﺔ‬‫ﻋﺫﹸﻭﺒ‬
 :‫ ﻋﺫﹸﺏ‬-‫ﺔ‬‫ﻭﺒ‬‫ﺼﻌ‬
 :‫ﺏ‬‫ ﺼﻌ‬-‫ﻭﻟﹶﺔ‬‫ﺴﻬ‬
 :‫ل‬‫ﺴﻬ‬

- ‫ل‬‫ ﹶﻓﻌ‬contoh : ‫ﺎ‬‫ﺭﺒ‬


‫ﻁ‬‫ﹶ‬ :‫ ﻁﺭﺏ‬-‫ﺎ‬‫ﺒﻌ‬ ‫ﺸ‬
‫ ﹶ‬:‫ ﺸﺒﻊ‬-‫ﺎ‬‫ﺭﺤ‬ ‫ﻤ‬ :‫ ﻤﺭﺡ‬-‫ﺎ‬‫ﺤ‬‫ ﹶﻓﺭ‬:‫ﻓﺭﺡ‬

2. Mashdar fi’il yang terdiri dari empat huruf

Mashdar fi’il yang terdiri dari empat huruf ada rumasnya, wazan-wazannya berbeda

dengan melihat perbedaan bentuk fi’ilnya.

- jika fi’ilnya berwazan ‫ل‬


َ ‫ﻌـ‬ ‫ ﹶﺍ ﹾﻓ‬maka mashdarnya berwazan ‫ﺎل‬‫ﺍ ﹾﻓﻌ‬

contoh : ‫ﺒ ﹶﻘﺎﺀ‬ ‫ﺍ‬ :‫ﺒﻘﹶﻰ‬ ‫ ﹶﺍ‬,‫ﺍﻡ‬‫ﺍ ﹾﻜﺭ‬ :‫ﻡ‬‫ ﹶﺍ ﹾﻜﺭ‬,‫ﺍ ﹾﻨﻜﹶﺎﺭ‬ :‫ﹶﺍﻨﹾـ ﹶﻜﺭ‬

jika fa’ fi’ilnya berupa huruf waawu seperti lafadz ‫ﻑ‬


‫ﻭ ﹶﻗ ﹶ‬ ‫ﹶﺍ‬ dan ‫ﺢ‬‫ﻭﻀ‬ ‫ﹶﺍ‬ maka

waawunya diganti alif pada bentuk mashdarnya

contoh : ‫ﺍﺩ‬‫ﻴﺭ‬ ‫ ﺇ‬: ‫ﺩ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ ﺃ‬,‫ﺎﺡ‬‫ﻴﻀ‬ ‫ﺍ‬ : ‫ﺢ‬‫ﻭﻀ‬ ‫ ﹶﺍ‬,‫ﻴﻘﹶﺎﻑ‬ ‫ﺍ‬ : ‫ﻑ‬
‫ﻭ ﹶﻗ ﹶ‬ ‫ﹶﺍ‬

adapun jika fi’ilnya mu’tal ‘ain seperti lafadz ‫ل‬


َ ‫ﺎ‬‫ﺃﻤ‬ ,‫ﻡ‬ ‫ ﺃﻗﹶﺎ‬,‫ﺃﻁﹶﺎل‬ maka mashdarnya

dengan menkasroh huruf awalnya dan akhirnya ditambah ta’ marbuthoh.

Contoh : ‫ﺔ‬
‫ﺎﹶﻟ ﹶ‬‫ﺇﻤ‬ : ‫ﺎل‬‫ ﺃﻤ‬,‫ﺔ‬‫ ﺇﻗﹶﺎﻤ‬: ‫ﻡ‬ ‫ ﺃﻗﹶﺎ‬,‫ ﺇﻁﹶﺎﻟﹶﺔ‬: ‫ﺃﻁﹶﺎل‬

- Jika fi’ilnya berwazan ‫ل‬


َ ‫ﻌ‬ ‫ﹶﻓ‬ dengan disiddah ‘ainnya maka bentuk mashdarnya

berwazan ‫ل‬‫ﻌﻴ‬ ‫ﹶﺘ ﹾﻔ‬


Contoh : ‫ﺽ‬‫ﻭﻴ‬
‫ﹶﺘ ﹾﻔ ﹺ‬ : ‫ﻭﺽ‬ ‫ ﹶﻓ‬-‫ﻕ‬‫ﺴﻴ‬
 ‫ ﹶﺘ ﹾﻨ‬: ‫ﻕ‬
‫ﺴﹶ‬
 ‫ ﹶﻨ‬-‫ﺏ‬‫ﺩ ﹺﺭﻴ‬ ‫ ﹶﺘ‬: ‫ﺏ‬
 ‫ﺭ‬ ‫ﺩ‬

Jika fi’ilnya mu’tal akhir seperti lafadz ‫ﻯ‬‫ ﹶﻗﻭ‬,‫ﻏﻁﱠﻰ‬


‫ ﹶ‬,‫ﺯﻜﱠﻰ‬ maka mashdarnya

berwazan ‫ﻌﻠﹶﺔ‬
 ‫ﹶﺘ ﹾﻔ‬

Contoh : ‫ﺔ‬‫ﻭﻴ‬
‫ﹶﺘ ﹾﻘ ﹺ‬ :‫ﻯ‬‫ ﹶﻗﻭ‬,‫ﺔ‬‫ﻁﻴ‬
 ‫ ﹶﺘ ﹾﻐ‬:‫ﻏﻁﱠﻰ‬
‫ ﹶ‬,‫ﺔ‬‫ﻜﻴ‬ ‫ﺯ‬ ‫ ﹶﺘ‬:‫ﺯﻜﱠﻰ‬

Jika fi’ilnya diakhiri huruf hamzah maka mashdarnya berwazan ‫ل‬‫ﻌﻴ‬ ‫ ﹶﺘ ﹾﻔ‬atau ‫ﻌﻠﹶﺔ‬ ‫ﹶﺘ ﹾﻔ‬

Contoh : ‫ﻁﺌَﺔ‬
‫ﺨ‬
‫ﹶﺘ ﹾ‬ ‫ﺀ ﺍﻭ‬‫ﻁﻰ‬
‫ﺨ‬
‫ ﹶﺘ ﹾ‬:‫ﺨﻁﱠﺄ‬
‫ ﹶ‬,‫ﺠ ﹺﺯﺌَﺔ‬
 ‫ﺀ ﺍﻭ ﹶﺘ‬‫ﺠ ﹺﺯﻱ‬
 ‫ ﹶﺘ‬:‫ﺃ‬‫ﺠﺯ‬

- Jika fi’ilnya berwazan ‫ل‬


َ ‫ـ‬‫ ﻓﹶﺎﻋ‬maka mashdarnya berwazan ‫ﺎﻻ‬‫ﻓﻌ‬ atau ‫ﻋﻠﹶﺔ‬
 ‫ﻤﻔﹶﺎ‬

Contoh :‫ﺔ‬‫ﺼﻤ‬
 ‫ﺨ‬
‫ﻤ ﹶ‬ ‫ﺍﻭ‬ ‫ﺎﻤﺎ‬‫ﺨﺼ‬
 :‫ﻡ‬ ‫ﺼ‬
 ‫ ﺨﹶﺎ‬-‫ﺔ‬‫ﺴﺒ‬
 ‫ﺎ‬‫ﻤﺤ‬ ‫ﺎﺒﺎ ﺍﻭ‬‫ﺤﺴ‬
 :‫ﺏ‬
 ‫ﺴ‬
 ‫ﺎ‬‫ ﺤ‬-‫ﻤﻘﹶﺎ ﹶﺘﻠﹶﺔ‬ ‫ﻗﺘﹶﺎﻻ ﺍﻭ‬ :‫ل‬
َ ‫ﻗﹶﺎ ﹶﺘ‬

- Jika fi’ilnya berwazan ‫ل‬


َ ‫ﻌﹶﻠ‬ ‫ ﹶﻓ‬maka mashdarnya berwazan ‫ﻌﹶﻠﻠﹶﺔ‬ ‫ ﹶﻓ‬atau ‫ﻼل‬‫ﻓﻌ‬

Contoh : ‫ﺔ‬‫ﺭﺠ‬
‫ﺤ‬
 ‫ﺩ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺍﺠﺎ‬‫ﺤﺭ‬
 ‫ﺩ‬ :‫ﺝ‬
 ‫ﺭ‬ ‫ﺤ‬
 ‫ﺩ‬ -‫ﺯﻟﹶﺔ‬ ‫ﺯ ﹾﻟ‬ ‫ﺍﻻ ﻭ‬‫ ﹺﺯ ﹾﻟﺯ‬:‫ل‬
َ ‫ ﹾﻟﺯ‬‫ ﺯ‬-‫ﺭﻓﹶﺔ‬ ‫ﺨ‬
‫ﺯ ﹾ‬ ‫ﺍﻑ ﻭ‬‫ﺨﺭ‬
‫ ﹺﺯ ﹾ‬:‫ﻑ‬
‫ ﹶ‬‫ﺨﺭ‬
‫ ﹾ‬‫ﺯ‬

3. Mashdar fi’il yang terdiri dari lima dan enam huruf

Mashdar fi’il yang terdiri dari lima dan enam huruf dapat dibentuk.
- jika fi’ilnya terdiri dari lima dan enam huruf yang diawali dengan hamzah washol

maka mashdarnya seperti fi’il madlinya dengan menkasroh huruf yang ketiga dan

huruf sebelum akhir ditambah alif

contoh : ‫ﺎﻻ‬‫ﺘ ﹾﻘﺒ‬ ‫ﺴ‬


 ‫ﺍ‬ :‫ل‬
َ ‫ﺴ ﹶﺘ ﹾﻘﺒ‬
 ‫ ﺍ‬-‫ﺩﻓﹶﺎﻋﺎ‬ ‫ﺍ ﹾﻨ‬ :‫ ﹶﻓﻊ‬‫ ﹾﻨﺩ‬‫ ﺍ‬-‫ﺎﻋﺎ‬‫ﺘﻤ‬ ‫ﺠـ‬‫ ﺍ‬:‫ﻊ‬‫ـ َﹶﺘﻤ‬‫ﺍﺠ‬

- jika fi’ilnya diawali dengan ta’ tambahan maka mashdarnya seperti fi’il madlinya

dengan mendlomah huruf sebelum akhir

contoh : ‫ﺠﺎ‬‫ﺤﺭ‬
 ‫ﺩ‬ ‫ ﹶﺘ‬:‫ﺝ‬‫ﺤﺭ‬
 ‫ﹶﺘﺩ‬ -‫ﻌﻠﱡﻤﺎ‬ ‫ ﹶﺘ‬:‫ﱠﻠﻡ‬‫ ﹶﺘﻌ‬-‫ﻤﺎ‬‫ ﹶﺘ ﹶﻘﺩ‬:‫ﻡ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﹶﺘ ﹶﻘ‬

4. Mashdar Miimy

5. Mashdar shinaa’i

6. Mashdar

7. ‘Amalnya Mashdar

8. Mashdar

ISIM MUSYTAQ

Isim musytaq adalah lafadz yang diambil dari lafadz lain dan menunjukkan sesuatu yang

disifati dengan sifat. Jadi isim musytaq adalah pengambilan kata dari kata yang lain serta ada

kecocokan dari segi maknanya dan berubah dari segi lafadznya. Maka dari kata ‫ﺐ‬
َ ‫آـﺘ‬

terambil kata ‫آﺎﺕﺐ‬, ‫ﻣﻜﺘﻮب‬, ‫آﺘﺎب‬, kata ‫ ﻣﻜﺘﺐ‬dan yang lainnya.

Isim musytaq ada tujuh yaitu :

1.isim fa’il (shighah mubalaghoh)


2.isim maf’ul

3.shifah musyabbihah bismil fa’il

4.isim tafdhil

5.isim zaman

6.isim makan

7.isim alat

1.ISIM FA’IL

Isim fa’il adalah isim musytaq untuk menunjukkan orang yang melakukan pekerjaan .

Misalnya kita berkata: ‫ﻥﺎم اﻟﺮﺟﻞ‬ (laki-laki itu telah tidur), ‫ﻓﻬﻮ ﻥﺎﺋﻢ‬ ( maka laki-laki tersebut

adalah orang yang tidur ) – ‫ﻳﻀﺮب اﻟﻮﻟﺪ اﺧﺎﻩ‬ ( anak itu sedang memukul saudaranya ), ‫ﻓﻬﻮ‬

‫ﺽﺎرب‬ ( maka anak tersebut adalah orang yang memukul ). Dan kata ‫ﻥﺎﺋﻢ‬ terbentuk dari kata

‫اﻟﻨﻮم‬ dan menunjukkan orang yang melakukan pekerjaan, dan kata ‫ﺽﺎرب‬ terbentuk dari kata

‫ اﻟﻀﺮب‬dan menunjukkan orang yang melakukan pekerjaan.

PEMBENTUKAN ISIM FA’IL

Pertama : dari fi’il yang terdiri dari tiga huruf :


Isim fa’il dari fi’il yang terdiri dari tiga huruf dibentuk dengan mengikuti wazan ‫ﻓﺎﻋـﻞ‬ .

dan jika ‘ain fi’ilnya berupa huruf alif maka diganti hamzah.

Contoh : ‫ آﺘﺐ‬menjadi ‫آﺎﺕﺐ‬, ‫ ﻃﻌﻦ‬menjadi ‫ﻃﺎﻋﻦ‬, ‫ ﻗﺮأ‬menjadi ‫ﻗﺎرئ‬, ‫ رﻣﻰ‬menjadi ‫رام‬, ‫ﺹﺎم‬

menjadi ‫ﺹﺎﺋﻢ‬, ‫ ﻗﺎ ل‬menjadi ‫ﻗﺎﺋﻞ‬, ‫ ﺑﺎع‬menjadi ‫‘ ( ﺑﺎﺋﻊ‬ain fi’ilnya berupa huruf alif).

- isim fa’il yang menggunakan wazan ‫ﻓﺎﻋـﻞ‬ adalah dari setiap fi’il yang terdiri dari

tiga huruf yang difathah ‘ainnya seperti contoh-contoh yang telah lalu, ( kecuali

sedikit sekali fi’il-fi’il yang difathah ‘ainnya seperti lafadz ‫ﻃﺎب‬, ‫ﺷﺎب‬, ‫ﺷﺎخ‬, dan

yang lainnya yang bentuk isim fa’ilnya menggunakan wazan-wazan yang berbeda ).

Mengikuti wazan ‫ﻓﺎﻋـﻞ‬ juga yaitu setiap fi’il yang terdiri dari tiga huruf yang

dikasroh ‘ainnya seperti : ‫ﻋﺎﻟﻢ‬ ‫ رآِﺐ ﻓﻬﻮ راآِﺐ ﻋﻠِﻢ ﻓﻬﻮ‬dll.

- Adapun jika fi’ilnya didlomah ‘ainnya seperti lafadz : ‫ﺽﻌُﻒ‬,‫ﺹﻌُﺐ‬,‫ﺟﻤُﻞ‬

- Atau jika fi’ilnya dikasroh ‘ainnya dan berupa fi’il lazim ( tidak membutuhkan

obyek) seperti lafadz : ‫ﻓﺮِح‬, ‫ﺣﻤِﺮ‬, ‫ﻋﻄِﺶ‬, dll.

Maka isim fa’ilnya tidak mengikuti wazan ‫ﻓﺎﻋـﻞ‬ tapi mengikuti wazan-wazan lain

yang berbeda.

Contoh : ‫ﺽﻌﻴﻒ‬, ‫ﺹﻌْﺐ‬, ‫ﺟﻤﻴﻞ‬, ‫ﻓﺮح‬, ‫أﺣﻤﺮ‬, ‫ﻋﻄﺸﺎن‬, dll.

Isim fa’il yang tidak mengikuti wazan ‫ﻓﺎﻋـﻞ‬ seperti contoh diatas disebut shifah

musyabihah bismilfa’il (dan akan diterangkan langsung setelah isim maf’ul).


Kedua: dari fi’il yang bukan terdiri dari tiga huruf :

Semua isim fa’il dari fi’il yang bukan terdiri dari tiga huruf dibentuk mengikuti wazan

fi’il mudlori’nya dengan mengganti huruf mudloro’ah dengan mim yang didlomah dan huruf

sebelum akhir dikasroh.

Contoh : ‫ ﻗﺎﺕﻞ‬menjadi ‫ ُﻣﻘَـﺎﺕِﻞ‬, ‫ أﺣﺴﻦ‬menjadi ‫ﺤﺴِﻦ‬


ْ ‫ ُﻣ‬, ‫ أﻓﺎد‬menjadi ‫ ُﻣﻔِﻴﺪ‬, ‫ﺷﺮﱠع‬
َ menjadi

‫ﻣُﺸﺮﱢع‬, ‫ َﺕ َﻘ ﱠﺪ َم‬menjadi ‫ ُﻣ َﺘ َﻘﺪﱢم‬, ‫ﺱ َﺘ ْﻐ َﻔ َﺮ‬


ْ ‫ ا‬menjadi ‫ﺴ َﺘ ْﻐﻔِﺮ‬
ْ ‫ ُﻣ‬, ‫ﺱ َﺘﻘَﺎم‬
ْ ‫ ا‬menjadi ‫ﺴ َﺘﻘِﻴﻢ‬
ْ ‫ُﻣ‬

I’ROB ISIM FA’IL

Isim fa’il dipakai dalam bentuk mufrod, mutsanna dan jamak serta dalam bentuk

mudzakar dan mu’annats. Dan dii’robi berdasarkan kedudukannya dalam suatu jumlah (kalimat

dlm bhs indo.)

Contoh : ً ‫ﺼ َﺪ ة‬
ِ ‫ﺼ َﺪ ة ً ( ﻣﻦ اﻻﻓﻀﻞ ان ﺕﻜﻮﻥﻰ ُﻣ ْﻘ َﺘ‬
ِ ‫ ُﻣ ْﻘ َﺘ‬: kedudukannya sebagai khobarnya ‫آﺎن‬

dbaca nashob dengan memakai fathah).

AMAL ISIM FA’IL

Isim fa’il dalam kalimat ada dua kategori :

1. adakalanya isim fa’il tidak menunjukkan suatu kejadian atau peristiwa. Isim fa’il

seperti ini tidak beramal (berpengaruh) seperti amal fi’ilnya.

Contoh :

2. adakalany isim fa’il menunjukkan suatu kejadian atau peristiwa


Oleh : M.Thobroni

You might also like