Professional Documents
Culture Documents
Resna Elni
Abstract
This research was held in 2006 attempted to know the relationship of the skill of
headmaster leadership and the physics teacher comprehension about competency based
curriculum with its implementation in senior high school of Sangga 14, East Jakarta. The
hypothesis to be tested are : (1) there is a positive relationship between the skill of
headmaster leadership and the physics competency based curriculum implementation,
(2) there is a positive relationship between the physics teacher comprehenshion about
competency based curriculum and its implementation, (3) there is a positive relationship
between the skill of headmaster leadership and the physics teacher comprehenshion
about competency based curriculum with its implementation.
This study is survey with target population are the senior high school physics
teachers of Sanggar 14, East Jakarta. The sample size are 40 teacherrs and were selected
by simple random sampling techniques. The research instrumens were based on content
validity, then the reability of the skill of the headmaster leadership and the physics
teacher comprehension about competency based curriculum were measured by Alpha
Cronbach. The result of try out showed that the reliability of each instruments are
follows : cooefficient reliability of the skill of headmaster leadership is 0,9253, and
0,9856 for the physics teacher comprehension about competency based curriculum.
The data analysis was done by using regression and correlation anlaysis and the
research conclusions are : (1) There is positive relationship between the skill of
headmaster leadership and the physics competency based curriculum implementation in
the regression model is Y = 49,051 + 0,232 X1 with the correlation coefficient ry1 =
0,344 on the level significance α = 5 % and the contribution r2 = 11,8 % . (2) There is a
positive relationship between the physics teacher comprehenshion about competency
based curriculum and its implementation in the regression model is Y = 27,407 + 0,454
X2 with the correlation coefficient ry2 = 0,681 on the level significance α = 5 % and the
contribution r2 = 46,4 %. (3) There is a positive relationship between the skill of
headmaster leadership and the physics teacher comprehenshion about competency based
curriculum with its implementation in the regression model is Y = 16,366 + 0,120 X1 +
0,423 X2 with the multiple correlation coefficient Ry.123 = 0,703 on the level significance
α = 5 % and the contribution r2 = 49,4 % .
The results of this research are hoped to be useful in improving the physics
learning process, especially in senior high schools Sanggar 14 East Jakarta and Jakarta
entire, in general. Besides that, the result of this research as input to determine physics
dissemination in society so that could be applied in daily life.
1
Key Word : Keterampilan kepemimpinan Kepala sekolah, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK).
PENDAHULUAN
2
menguasai pelajaran tersebut (Sanjaya Wina, 2005). Dalam kurikulum 1994, penekanan
evaluasi hanya pada ranah kognitif sedangkan ranah afektif maupun psikomotorik
cenderung dinomor duakan atau sebagai efek samping dari keberhasilan ranah kognitif
kecuali pada mata pelajaran olahraga dan kesenian.
Secara lebih terperinci karakteristik KBK meliputi lima hal seperti yang tertuang
dalam kerangka dasar Kurikulum 2004. Pertama, menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Kedua, berorientasi pada
hasil belajar (learning outcomes), dan keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur
oleh indikator hasil belajar. Ke tiga, pencapaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi. Ke empat, sumber belajar bukan hanya guru,
tetapi juga meliputi sumber belajar lainnya yang meemnuhi unsure edukati, dan yang ke
lima, penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi (Depdiknas, 2003).
Kelima karakteristik di atas, menjadi acuan bagi guru sebagai ujung tombak bagi
implementasi KBK dalam proses pembelajaran di kelas pada sekolah masing-masing
bersama-sama dengan Kepala Sekolah sebagai seorang “pemimpin pendidikan”. Yang
bertanggung jawab membawa seluruh komponen pendidikan di sekolah tersebut agar
berhasil dalam mengemban amanat dan ruh KBK.
Keberhasilan pelaksanaan KBK di sekolah sangat bergantung pada peranaan
kepala sekolah dan guru. Untuk mensukseskan Implementasi KBK di sekolah diperlukan
kepala sekolah yang mandiri, dan professional dengan kemampuan manajemen serta
kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusaan dan prakarsa untuk
meningkatkan mutu sekolah.
Kemandirian tersebut diperlukan terutama untuk memobilisasi sumber daya
sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah,
pengembangan silabus, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber
belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dan msyarakat dan penciptaan
iklim sekolah yang kondusif serta menyenangkan bagi seluruh personel yang ada di
sekolah tersebut (Mulyasa E, 2004).
Sejalan dengan pendapat di atas, sosok Kepala Sekolah sebagai “pemimpin
kependidikan” hendaknya diiringi dengan tipe kepemimpinan yang demokratis serta
memiliki keterampilan dalam memimpin, menjalin hubungan kerja dengan sesama
manusia, menguasai kelompok, mengelola administrasi dan menilai (Indrafachrudi
Soekarto, 1993).
3
Ciri-ciri sosok kepala sekolah seperti di atas, menurut para ahli yang sudah
mengadakan penyelidikan dan mengembangkan teori yang dikenal dengan “the personal
qualities theory of leadership” menurut lead dalam Indrafachrudi Soekarto dapat dilihat
pada sifat-sifat yang dimilik oleh seorang kepala sekolah, yaitu : 1) memiliki kesehatan
jasmani dan rohani yang baik, 2) berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai, 3)
bersemangat, 4) jujur, 5) cakap dalam member bimbingan, 6) cepat serta bijaksana dalam
mengambil keputusan, 7) cerdas dan 8) cakap dalam hal mengajar dan menaruh
kepercayaan kepada yang baik dan berusaha mencapainya (Indrafachrudi Soekarto,
1993).
Di atas telah dikemukakan bahwa keberhasilan implementasi KBK disamping
bergantung pada peranan kepala sekolah juga bergantung pada peran guru di sekolah.
Guru merupakan ujung tombak pelaksana KBK di kelas yang ditangannya keberhasilan
KBK dipertaruhkan. Peran guru dalam keberhasilan implementasi KBK meliputi empat
aspek, yakni peran guru sebagai perencana pembelajaran, pengelola pembelajaran,
fasilitator dan evaluator. Keempat aspek tersebut haruslah diketahui dan dipahami oleh
guru agar tercapai keberhasilan implementasi KBK di sekolah terutama pelaksanaannya
di kelas. Jika hal ini gagal dipahami oleh guru maka implementasi KBK di sekolah
terancam gagal dan menyimpang dari tujuannya semula, sehingga guru menjadi faktor
penghambat bagi kesuksesan pelaksanaan KBK di sekolah.
Dari hasil survey pendahuluan yang penulis lakukan diantara teman-teman guru
terungkap bahwa pemahaman guru tersebut terhadap KBK masih beragam dan belum
semuanya memahami betul akan KBK apalagi untuk menerapkannya sesuai dengan
karakteristik KBK itu sendiri. Sebagai contoh, pada mata pelajaran fisika, sebagian besar
guru masih menggunakan sistem pembelajaran klasikal, sedangkan alat evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan belajar siswa umumnya hanya mengandalkan tes obyektif
bentuk pilihan ganda, hampir jarang ditemui guru yang menggunakan penilaian
portofoloio.
Seharusnya penilaian keberhasilan siswa dalam mata pelajaran fisika berupa
bermacam-macam tagihan jenis tagihan yang mestinya lebih mengutamakan bentuk tes
berupa unjuk kerja dalam eksperimen siswa atau kelompok, laporan ilmiah dan ulangan
formatif dan sumatip yang menggunakan jenis tes bentuk essai/uraian dengan jumlah
pemberian evaluasi yang tidakdibatasi atau terpaksa menjadi terbatas karena kehabisan
waktu disita oleh pecan ulangan blok secara serentak bagi tiap=tiap mata pelajaran.
4
Sumber belajar, hampir 80 % didominasi oleh guru sebagai sumber belajar utama,
keberadaan buku pegangangan siswa hanya digunakan sebatas untuk sumber latihan dan
soal-soal ulangan. Jarang sekali guru memberikan tugas kelompok untuk menggali
terlebih dahulu konsep-konsep yang hendak diajarkan menggunakan buku sumber
ataupun sumber lain selain buku seperti internet, sehingga pembelajaran lebih bersifat
“teaching center” ketimbang “student center”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai implementasi KBK di Sekolah
Menengah Atas (SMA). Pertanyaan penelitian yang diajukan sehubungan dengan
implementasi KBK oleh guru fisika di Sekolah Menengah Atas Sanggar 14 Jakarta
Timur diindetifikasikan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat persepsi yang beragam mengenai KBK di kalangan kepala
sekolah –Kepala Sekolah SMA Sanggar 14 Jakarta Timur?
2. Apakah terdapat persepsi yang beragam mengenai KBK di kalangan guru
SMA Sanggar 14 Jakarta Timur?
3. Sejauh manakah pemahaman kepala sekolah –Kepala Sekolah SMA Sanggar
14 Jakarta Timur mengenai KBK?
4. Sejauh manakah pemahaman guru SMA Sanggar 14 Jakarta Timur mengenai
KBK?
5. Sejauh manakah peranan Kepala terhadap Implementasi KBK pada SMA
Sanggar 14 Jakarta Timur?
6. Adakah penyimpangan implementasi KBK oleh guru Fisika di SMA-SMA
Sanggar 14 Jakarta?
7. Adakah hubungan antara Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
dengan implementasi KBK di SMA-SMA Sanggar 14 Jakarta Timur?
8. Adakah hubungan antara pemahaman guru fisika terhadap KBK dengan
implementasi KBK di SMA-SMA Sanggar 14 Jakarta Timur?
Pembatasan Masalah
Mengingat waktu dan dana yang terbatas maka masalah penelitian ini dibatasi
hanya untuk meneliti :
5
1. Hubungan antara Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
implementasi KBK pada mata pelajaran Fisika di SMA-SMA Sanggar 14
Jakarta Timur?
2. Hubungan antara pemahaman guru fisika tentang KBK dengan
implementasinya di SMA-SMA Sanggar 14 Jakarta Timur?
3. Hubungan antara Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
pemahaman guru fisika tentang KBK secara bersama-sama terhadap
implementasinya di SMA-SMA Sanggar 14 Jakarta Timur?
6
KAJIAN PUSTAKA
Kurikulum
Dan Hasil
Belajar
Pengelolaan Penilaian
KBK
Kurikulum Berbasis
Berbasis kelas
Kegiatan
Belajar
mengajar
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) hubungan
antara keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dengan implementasi KBK pada
proses pembelajaran fisika, 2) hubungan antara pemahaman guru fisika tentang KBK
dengan implementasi KBK pada proses pembelajaran fisika, dan 3) hubungan antara
9
keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dan pemahaman guru fisika tentang KBK
terhadap implementasinya pada proses pembelajaran fisika.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey
dengan teknik analisis korelasional, untuk mencari hubungan antara dua variabel
bebas, yaitu keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dan pemahaman guru fisika
tentang KBK dengan satu variabel terikat,isika yakni implementasi KBK pada proses
pembelajaran fisika. Konstelasi hubungan antara kedua variabel bebas dan satu
variabel terikat dapat digambarkan sebagai berikut:
X1
X2
Hipotesis Statistik
11
Perumusan hipotesi statistic dalam penelitian aini adalah sebagai berikut:
Hipotesis pertama : Ho : ρy1 = 0 H1: ρy1 > 0
HASIL PENELITIAN
Implementasi KBK pada Proses Pembelajaran Fisika
Skor implementasi KBK pada proses pembelajaran fisika yang dapat
dicapai oleh seorang guru fisika berada dalam rentang 0 sampai 132. Data penelitian
menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh oleh sampel penelitian 108 dan
terendah 57. Rata-rata hitung sebesar 76,83, simpangan baku sebesaar 12,66 dan modus
sebesar 74. Hasil lengkap dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi skor Implementasi KBK pada Proses Pembelajaran Fisika
12
Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Skor instrument Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah terentang
dari nilai terendah 33 dan tertinggi 165. Dari data penelitian skor keterampilan
kepemimpinan kepala sekolah diperoleh angka tertinggi 148 dan terendah 74. Dengan
nilai rata-rata 119,95, simpangan baku sebesar 19,09 dan modus sebesar 132. Hasil
lengkap dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Skor Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
13
Pemahaman Guru Fisika tentang KBK
Skor instrument pemahaman guru Fisika tentang KBK terentang dari nilai
terendah 42 dan tertinggi 210. Dari data penelitian skor keterampilan kepemimpinan
kepala sekolah diperoleh angka tertinggi 142 dan terendah 72. Dengan nilai rata-rata
108,95, simpangan baku sebesar 19,32 dan modus sebesar 96. Hasil lengkap dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Skor Pemahaman Guru Fisika tentang KBK
14
Uji Persyaratan Analisis Data
Uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmpgorov-Smirnov dan uji homogenitas varians menggunakan uji Levene.
Rangkuman hasil uji normalitas data dan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Nilai-p Alpha Kesimpulan
Implementasi KBK pada Proses
15
pembelajaran fisika 0.885 0,05 Berdistribusi mormal
Keterampilan Kepemimpinan
Kepala Sekolah 0.855 0,05 Berdistribusi mormal
Pemahaman Guru Fisika
tetang KBK 0.351 0,05 Berdistribusi mormal
Tabel 5.
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Variabel Nilai-p Alpha Kesimpulan
Varians Y atas X1
0.063 0,05 Varians homogen
Varians Y atas X2
0.177 0,05 Varians homogen
Pengujian Hipotesis
1. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Implementasi KBK
pada Proses Pembelajaran Fisika
Hipotesis pertama yang akan diuji dalam penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara keterampilan kepemimpinan kepala sekolah (X1)
dengan implementasi KBK pada proses pembelajaran Fisika (Y).
Analisis korelasi terhadap pasangan-pasangan data dari kedua variable
tersebut menghasilkan koefisien koirelasi r product moment sebesar 0,344. Telaah
signifikans terhadap nilai koefisien korelasi tersebut menghasilkan nilai-p = 0,015.
Karena nilai-p < 0,05 berarti hipotesis nol ditolak, hal ini menunjukkan bahwa nilai
koefisien korelasi antara keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dengan
implementasi KBK pada proses pembelajaran fisika adalah signifikans. Artinya
terdapat hubungan yang kurang erat dan positif antara keterampilan kepemimpinan
kepala sekolah dengan implementasi KBK pada proses pembelajaran fisika.
Selanjutnya karena koefisien korelasi ry1 = 0,344 maka dapat diperoleh nilai
16
Analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian hubungan antara
keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dengan implementasi KBK pada proses
pembelajaran Fisika menghasilkan persamaan :
ŷ = 49,051 + 0,232 X
1
ryi2 = 0,2352, hubungannya tidak signifikan karena nilai–p = 0,075 >0,05. Hal ini
berarti tidak ada hubungan anatara keterampilan kepemimpinan kepala sekolah
dengan implementasi KBK pada proses pembelajaran Fisika.
17
implementasi KBK pada proses pembelajaran fisika dapat dijelaskan oleh pemahaman
guru Fisika terhadap KBK.
Analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian hubungan antara
pemahaman guru Fisika terhadap dengan implementasi KBK pada proses
pembelajaran Fisika KBK menghasilkan koefisien arah b sebesar 0,454 dan
konstatanta a sebesar 27,407 sehingga bentuk persamaan regresinya seperti berikut
ini:
ŷ = 27,407 + 0,454 X
2
pemahaman guru Fisika tentang KBK (X2) dengan implementi KBK pada pelajaran
Fisika (Y).
Analisa korelasi ganda terhadap hubungan antara keterampilan kepemimpinan
kepala sekolah dan pemahaman guru Fisika tentang KBK dengan implementasi KBK
18
pada mata pelajaran Fisika menghasilkan nilai Ry.12 sebesar 0,703. Analisis
signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi ganda tersebut diperoleh nilai-p pada
ANAVA sebesar 0,000 < 0,05, berarti hipotesis nol ditolak, hal ini menunjukkan
bahwa nilai koefisien korelasi ganda Ry.12 = 0,703 yang diperoleh dalam penelitian ini
ternyata signifikan. Artinya terdapat hubungan yang erat dan positif antara
keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dan pemahaman guru Fisika tentang
KBK secara bersama-sama dengan implementasi KBK terhadap proses pembelajaran
fisika, maka hipotesis kerja diterima karena teruji kebenarannya.
Dengan koefisien korelasi ganda Ry.12 sebesar 0,703 maka koefisien
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian di atas, menunjukkan bahwahipotesis kerja
yang telah dirumuskan dapat diterima, yaitu terdapat hubungan positif antara kedua variable
bebas dengan variable terikatnya, yaitu keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dan
19
pemahaman guru fisika tentang KBK dengan implementasi KBK pada mata proses
pembelajaran fisika.
Kesimpulan
Dari temuan penelitian dan pembahasan-pembahasan dimuka dapatlah
disimpulkan bahwa :
1. Hasil penelitian menun jukkan bahwa keterampilan kepemimpinan kepala sekolah
mempunyai hubungan yang positif kurang erat dengan implementasi KBK pada
proses pembelajaran fisika.
2. Hubungan pemahaman guru Fisika tentang KBK dengan implementasi KBK pada
proses pembelajaran fisika mempunyai hubungan positif dan erat
3. Hubungan keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dan pemahaman guru Fisika
tentang KBK secara bersama-sama dengan implementasi KBK pada proses
pembelajaran fisika mempunyai hubungan yang positif dan erat.
4. Diantara kedua variable bebas yang berhubungan dengan implementasi KBK pada
proses pembelajaran fisika, ternyata variable pemahaman guru fisika tentang KBK
yang memiliki hubungan yang paling kuat dengan implementasi KBK pada proses
pembelajaran Fisika. Namun demikian variable keterampilan kepemimpinan kepala
sekolah tetap saja tidak dapat diabaikan dalam mempengaruhi implementasi KBK
pada proses pembelajaran fisika.
Saran-saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat
diajukan adalah sebagai berikut:
1. Perlu ditingkatkan sosialisasi KBK pada para guru agar dapat dimplementasikan di
sekolah-sekolah dengan baik.
2. Perlu ditingkatkan gaya kepemimpinan dekmoratis dan mandiri pada kepala sekolah
agar dapat meningkatkan dan memotivasi guru dalam memahami KBK agar
pengimplementasiannya dip roses pembelajaran lebih baik.
3. Sosialisasi pihak terkait sangat diharapkan agar lebih berkelanjutan dalam
memperkenalkan dan meningkatkan pemahaman KBK dikalangan para kepala
sekolah dan para guru-guru di lapangan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2001. Prosess Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Indrafach rudi, Soekarto. 1993. Pengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 1995. Kepemimpinan Yang Efektif. Jakarta :
Gadjah Mada Indonesia.
21