Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dilaksanakan secara cepat, efisien dan efektif. Oleh karena itu, diperlukan suatu
keahlian dalam pengoperasian mesin pemanen, agar mesin pemanen dapat
digunakan secara efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan pelatihan yang benar
dalam mengenalkan mesin pemanen.
Pada praktikum kali ini akan dikenalkan dua jenis alat dan mesin penanam,
yaitu Seeder dan Rice Transplanter serta cara pengkaliberasian alat/mesin penanam
dalam hal ini adalah Seeder. Seeder yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
untuk menanam padi dan jagung. Penggunaan alat mesin pertanian untuk
penanaman tersebut dapat memudahkan petani dalam melakukan penyebaran
benih maupun penanaman bibit.
A. Tujuan
B. Manfaat
Dengan adanya praktikum pengenalan dasar alat dan mesin penanam dan
kaliberasi seeder ini, praktikan akan mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi
alat dan mesin pertanian.
Praktikum ini juga diharapkan dapat membantu praktikan dalam mengenali
dan memahami watak, perilaku teknis baik mesin penanam maupun seeder, hingga
pada bagian – bagiannya, beserta cara pengaturannya dalam hubungannya dengan
penggunaan mesin tersebut untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman
dengan pengunaan benih terrtentu.
Selain itu, praktikan juga dapat mempelajari kinerja mesin penanam padi
(rice transplanter) yang ditinjau dari berbagai aspek, seperti aspek mesin, aspek
tanaman, juga aspek teknik operasionalnya.
2
BAB II
DASAR TEORI
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk
menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah
disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman
adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan
tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam
dibedakan menjadi dua, yaitu seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).
Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada
kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam
akan menutup dengan tanah kembali (Ciptohadijoyo dan Bambang P 1991, hal. 1)
Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang
terpilih. Sedangkan biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau
pemiliham. Dan biji adalah hasil dari persarian suatu tanaman ( Soedianto, 1982,
hal. 9)
3
Mutu benih yang dapat mencapai hasil yang maksimal mencakup mutu
genetis, mutu fisik, mutu fisiologis. Sedangkan viabilitas benih dipengaruhi oleh
fgaktor genetik dan lingkungan selama pembentukan benih. Kerusakan mekanik
akibat pengolahan, serangan mikroorganiisme, serta umur dan kemunduran benih
(Budiarti, 1993).
a) Ukuran
b) Bentuk
Menurut Irwanto (1980, hal. 42) Macam dan jenis alat dan mesin penanam
dapat digolongkan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang
digunakan, yaitu:
1. Broadcasting, benih disebar pada permukaan tanah tanpa alur yang jelas
2. Drill seeding, benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada
kedalaman tertentu dalam alur hingga diperoleh jalur tanaman tertentu.
4. Hill dropping, benih ditanam secara tunggal dengan interval yang hampir
sama dalam alur.
4
Tujuan penggunaan mesin penanam adalah untuk meletakkan benih dengan
jumlah tertentu dan seragam (kecuali peralatan penanam broadcasting). Mesin –
mesin tersebut dirancang untuk lima fungsi utama: (1) untuk membuka lahan dengan
pembuka alur, (2) untuk menempatkan benih secara terkontrol / dengan dosis
tertentu, (3) untuk meletakkan benih pada kedalaman dan jarak tanam yang tepat,
(4)untuk menutup benih dengan tanah dalam kedalaman yang tepat, dan (5) untuk
tanah di sekitar benih yang sudah ditanam untuk tanah yang baik dan lembab.
(Jacobs, 1983)
Menurut Sukirno (1999, hal. 50) Alat penanam dari bibit atau tanaman
muda disebut transplanter, terutama untuk bibit tanaman padi dan alatnya disebut
rice transplanter. Bagian-bagian dari alat ini adalah:
a. tempat bibit,
b. penjapit bibit,
c. pembuat lubang,
d. alat penanam bibit, dan
e. alat pengapung.
Bagian dari mesin penanam (Ciptohadijoyo, 2008) :
a. Seed-matering devices
Merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan
persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Terdapat bermacam-macam
bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki.
Ini akan menyalurkan benih ke alur yang dibuat furrow opener. Bentuk, panjang
dan kekasaran mempengaruhi pengaliran benih. Dalam pengalirannya
diharapkan benih dapat dialirkan dengan kecepatan yang sama dan continare.
Untuk itu harus diperhatikan pemantulannya pada dinding saluran, hambatan
dan panjang saluran.
5
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik suatu kedalaman tertentu. Kedalaman
penanaman ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, temperatur tanah.
Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah (jenis tanah,
vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan) hal ini bertalian dengan penetrasi,
pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya : runner, hoe, disk
Alat tersebut mempunyai fungsi menutup benih yang sudah berada dalam alur
dengan tanah kembali. Hal ini bertalian dengan pertumbuhan kecambah, akan
baik bila benih tersebut berada dalam lingkungan tanah yang lembab dan
bertalian dengan iklim. Dalam penutupan ini diharapkan tanah yanh menutupi
dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditembus oleh tanaman.
Menurut Sukirno (1999, hal. 51) Selain itu juga ada alat yag digunakan
untuk menyebar dan membuat lubang sekaligus untuk tempat benih yang akan
ditanam, alat tersebut menggunakan tenaga manusia dan alatnya disebut job
seeder. Alat ini merupakan salah satu jenis alat hand seeder. Pada dasarnya alat
dan mesin penanam benih (seeder) atau seed drill ini terdiri dari:
a. tempat penampung benih (seed box)
b. penyendok benih (untuk mengatur jumlah dan saat keluarnya benih dari seed
box)
c. pengarah benih (seed tube),
d. pembuat alur pada tanah (furrow opener)
e. penutup alur (cover chain)
a Penyiapan tanah
Pelumpuran pada sawah harus dilakukan dengan baik dari bila penanaman
dilakukan secara manual. Kedalaman air diatas lumpur sebaiknya sedalam 0.5 -
2.0 cm, selain itu sawah juga sebaiknya lebih keras dibandingkan dengan
ditanam secara manual, hal tersebut bisa diperoleh secara mengeringkan
beberapa saat, kemudian diairi lagi.
6
b Tanaman persemaian bibit
Tanah persemaian bersih dari batu dan memberi air yang berlimpah
pada kotak tanah persemaian sehingga lembek dan pengambilan bibit oleh alat
penanam mudah.
c. Bibit
Yang memiliki ketinggian kekerasan dan jarak antara bibit yang seragam
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses penanaman secara
mekanis.
d. Penambahan bibit
Kekerasan tanah, kedalaman air dan sisa jerami yang mengapung akan
sangat berpengaruh terhadap ketepatan pengoperasian alat penanaman.
f .Kecepatan
Dimana lebar kerja harus sama antara satu alur berikutnya, maka perlu
memasang penanda tengah dan penanda samping alur. Kedalaman penanaman
2.0 - 2.6 cm.
h. Prosentase kegagalan penanaman
i. Mekanisme penanaman
7
Dilakukan pengecekkan total alat penanam sebelum beroperasi dan dapat
memperkirakan jumlah bibit yang harus di muat sehingga paling tidak harus
mencukupi penanaman sampai jalur berikutnya.
j. Ukuran lahan
k. Lintasan penanaman
BAB III
METODOLOGI
A. Alat
1. Mesin Penanam (seeder)
2. Mesin Penanam (rice transplanter)
3. Timbangan
4. Roll meter
5. Hand Counter
6. Stopwatch
7. Penampung Benih
8. Meteran
8
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada acara praktikum kali ini adalah gabah (benih
padi).
C. Cara Kerja
Pengenalan dasar mesin penanam:
a. mengamati kondisi fisik dari mesin penanam berikut alat pendukungnya.
b. mencatat spesifikasi mesin penanam berikut alat pendukungnya ke
dalam blanko spesifikasi alat yang telah tersedia.
Kaliberasi seeder:
a. tabung penampung benih diisi dengan gabah (benih padi).
b. penampung benih sebanyak tujuh buah diletakkan pada ujung
pengeluaran tabung penyalur.
c. roda penggerak SMD diputar sebanyak 10 kali putaran dan pada saat
bersamaan stopwatvh diaktifkan.
d. stopwatch dimatikan ketika roda selesai berputar pada putaran
kesepuluh.
e. hasil waktu selama 10 kali putaran dicatat.
f. berat gabah yang tertampung dalam masing-masing penampung benih
ditimbang dengan menggunakan timbangan kemudian dicatat beratnya.
g. langkah a,b,c,d,e, dan f diulangi untuk lima kali ulangan dan 3 variasi
pembukaan SMD (1/3, 2/3, 3/3), sehingga putaran total sebanyak 150
kali.
Cara kerja Pengenalan mesin Penanam Padi (rice transplanter) :
1. Mengamati kondisi fisik dari mesin berikut alat pendukungnya.
9
2. Mencatat spesifikasi mesin penanam berikut alat pendukungnya ke dalam
blanko spesifikasi yang tersedia.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
A. Hasil Pengamatan
A.1. Mesin Penanam Benih (Seeder)
1. Spesifikasi
10
nama : drill seeder
merk : AGROSTROS
model : trailling
tipe : 3 point hitch
no. seri : 16 CIN 1506
negara pembuat : Cekoslovakia
jenis mesin penanam : drill seedling
jenis alat pengeluaran benih : horizontal feed rotor matering devices
jenis tabung penyalur : tabung spiral
jenis alat pembuat alur : disk
jenis alat penutup benih : drag chain
jenis benih yang ditanam : biji-bijian
ukuran total mesin penanam :
panjang (cm) : 296
lebar (cm) : 157
tinggi (cm) : 133
ukuran diameter roda (cm) : 70
jarak tanam (cm) : 17,5
kecepatan tanam :-
kebutuhan benih (kg/ha) : tergantung kecepatannya
lebar kerja (cm) : 20
2. Gambar penampangnya
11
B.1. Mesin Penanam Bibit (Rice Transplanter)
1. Spesifikasi
nama : rice transplanter
merk : MAMETORA
model : TA 2B
tipe : 2 wheel tractor mounted walking type
type of seedling : root wash
negara pembuat : Jepang
engine :
power (hp) : 5 hp
speed (rpm) : 1800 rpm
dimensi :
panjang (cm) : 102
12
lebar (cm) : 60,5
berat (kg) : 140
planting device :
type of finger : pincette type rod and tweezer
row spacing (cm) : 30
planting deep (cm) : 14
Operating speed (m/sec) : 0,35
Negara pembuat : Jepang
2. Bagian-bagiannya
keterangan gambar:
13
1.
2. tension pulley
3. clutch
4. gear chose
5. seedling box
6. planting set
7. planting arm
B. ANALISA DATA
Kaliberasi seeder
Xi
1 15.7 70 55 40 90 100 85 90 530 =36.8568
75.7142857 379.285
1
2 30.8 85 55 35 90 90 100 70 525 75
2 2/3 10x 3 27.28 65 65 45 85 95 95 75 525 75
4 25.13 30 75 45 95 105 105 80 535 76.428571
5 23.83 30 80 45 95 105 105 80 540 77.14285
14
2655
Xi
1 47.13 80 80 35 90 100 100 75 560 =75.857
70
2 13.45 125 10 85 115 135 130 110 805 115
5
3 3/3 10x 3 18.43 135 10 110 13 145 150 115 770 110 515.712
0 0
4 15.14 115 10 85 115 125 130 110 780 111.428571
0
5 15.08 115 10 85 110 120 125 105 765 109.28571
5
3700
Xi
=103.1424
15
∑ Xi = 7645
i =1
n = 5 dan v = 3
a. FK (Faktor Koreksi)
FK =
15
( ∑ Xi ) 2
76452
i =1
= = 3896401,667
n.v 3 .5
JKT =
∑ ∑ (
Xi − FK
2
)
15
=
[(184,284) 2 2 2
]
+ ( 379,285) + ( 515.712) − 3896401,667
= 3452625,096
JKA =
X + X + X − FK
13 2
3
3
3
=
( 36,8568) + ( 75,857) + (103,1424) − 3896401,667
= 3452625,096
JKD =
JKT − JKA
=
3452625,096 − 3896185,811
= 443560,715
d. KTV =
JKD 443560,715
= = 221780,3575
dbv 2
KTU =
JKA 3896185,811
= = 324682,1509
dbu 12
16
f. F perhitungan =
KTV 221780,3575
= = 0,683069139
KTU 324682,1509
g. F tabel = F(5%;(v-1);v(n-1))
324682,1509
=F(0,05;2;12) = 3,89
Hipotesa :
Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3
17
Kesimpulan :
18
2. Analisa Variansi Dua Arah
No SMD Juml Ulng Wkt Berat benih per seed tube per 10 kali
= = 23102305
∑ Ti 2
(1285) + ( 2655) + ( 3795)
2 2 2
b.
∑Tj = ∑ ( X + X 8 + X 15 ) + .... + ∑ ( X 7 + X 14 + X 21 )
2 2 2
1
∑ Tj 2
(1065) 2 + ( 975) 2 + ( 795) 2 + (1195) 2 + (1330)2 + (1280)2 + (1100)2
= 8762200
c.
∑ Tij = ∑ ( X )
2 2 2
2
1 + X 2 + .... + X 21
∑ Tij 2
( 215 + 155 + 185 + 180 + 210 + 155 + 190 + 280 + 330 + 210 + 455 )
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
+ ( 4952 + 4902 + 3952 + 5702 + 4902 + 4002 + 5602 + 6252 + 6352 + 5152 )
= 3418350
d.
∑ Tijk = ∑ ( X )
2
2
1,1 + X 21, 2 + ..... + X 215, 7
20
= 718850
∑ Tijk 2
e. C = = = 952380,952
(10000) 2
(10000) 2
v.u.∑tube 3 x5 x 7
JKA = = = 147728,8099
∑ Ti 2
−C
23102305
− 952380,952
3 xSMDbaris 3x7
JKB =
∑ Tj 2
−C =
8762200
− 952380,95 = 368234,2853
3xSMDpercobaan 3 x5
JK =
∑ Tijk 2
− C = 718850− 952380,952 = 233530,952
21
JKS =
Tijk 2
−
∑ Tij 2
= 718850−
3418350
= 420600
3 3
j. JKAB =
JK − JKA − JKB − JKS =
=
233530,952 − 147728,8099 − 368234,2853 − 420600 = 703032,1432
dbs = v.u(n-1) = 90
JKA 147728,8099
= = 73864,405
dbv 2
JKB 368234,2853
= = 92058,57
dbu 4
JKAB 703032,1432
= = 87879,018
dbi 8
22
SMD dbv= 2
147728,8099 73864,405
0,802 6,94
Keseragaman dbu= 4
368234,2853 92058,57 1,048 3,84
Interaksi dbi= 8
18,80 2,06
703032,1432 87879,018
Sesatan dbs= 90
4673,33
420600
23
Hipotesa :
Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3
1. SMD VS Keseragaman
Fhitungan = = 0,802
73864,405
92058,57
2. Keseragaman VS Interaksi
Fhitungan = = 1,048
92058,57
87879,018
3. Interaksi VS Sesatan
Fhitungan = = 18,80
87879,018
4673,33
n = jumlah putaran = 10
sekon ; sekon ;
t 1 = 20,9 t 2 = 24,5
3 3
sekon
t 3 = 21,8
3
πDn 3,14.0,7.10
V1 = = = 1,0517 m = 3,78612km
3 t1 20,9 s jam
3
πDn 3,14.0,7.10
V2 = = = 0,897 m = 3,23 km
3 t2 24 ,5 s jam
3
πDn 3,14.0,7.10
V3 = = = 1,008 m = 3,63 km
3 t3 21,8 s jam
3
a. SMD 1/3
X1
36,85
X1 = 3
= = 3,685gram
3 10 10
10000. X 1 10000.3,685
N1 = 3
= = 8299,624 gr = 8,299624kg
3 π .D.B 3,14.0,7.2,02 ha ha
b. SMD 2/3
X 2 75,857
X2 = 3
= = 7,5857gram
3 10 10
10000. X 2 10000.7,5857
N2 = 3
= = 17085,06 gr kg
3 π .D.B 3,14.0,7.2,02 ha = 17,08506 ha
c. SMD 3/3
X3
103,14
X3 = 3
= = 10,314gram
3 10 10
10000. X 3 10000.10,314
N3 = 3
= = 23229,94 gr = 23,22994kg
3 π .D.B 3,14.0,7.2,02 ha ha
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan dua kegiatan, yaitu pengenalan dasar alat
mesin penanam dan kaliberasi seeder. Adapun mesin penanam yang digunakan
adalah Rice Transplanter (penanam padi). Pengenalan dasar mesin penanam ini
dimaksudkan untuk mengetahui watak dan laku teknis mesin tersebut serta cara
pengaturan tiap – tiap bagiannya hubungannya dengan penggunaan mesin
penanam untuk melakukan penanaman suatu jenis tanaman dengan dosis benih
tertentu.
Alat penanam benih berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam
pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat
penanam dapat menutup benih dengan tanah. Mesin yang diamati bernama drill
seeder bermerk AGROSTOS buatan Cekoslovakia, model trailling, bertipe trailed
drill seeder, dengan nomor seri 16SIN1506. Mesin ini memiliki jenis mesin penanam
tipe drill, jenis alat pengeluaran benih horizontal feed, jenis tabung penyalur tabung
spiral, dan jenis alat pembuat alurnya adalah disk. Jenis alat penutup benihnya
adalah drag chain, dnegan jenis benih yang ditanam adalah biji-bijian. Ukuran
panjang total mesin penanam adalah 296 cm, lebar total 157 cm, dan tinggi totalnya
adalah 133 cm. Ukuran diameter roda mesin penanam 70 cm, jarak tanam mesin ini
adalah 17.5 cm, dengan lebar kerja sebesar 203 cm.
Seeder ini mempunyai bagian – bagian penting, yaitu: seed matering device
(SMD), tabung penyalur (seed tube), alat pembuat alur (furrow opener), dan alat
penutup alur (seed coveting device). Selain itu juga terdapat kerangka, roda – rada,
kotak benih, pengatur SMD, dan drag chain.
Seed matering devices. Alat ini mempunyai fungsi sebagai pembagi benih
dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan
tanaman. Jenis seed matering devices seeder yang diamati adalah horizontal feed /
rotor matering devices.
Tabung penyalur (seed tube). Alat ini berfungsi sebagai penyalur benih ke
alur yang telah dibuat oleh furrow opener. Kecepatan pengaliran benih ditentukan
oleh pemantulan benih pada dinding saluran, hambatan dan panjang saluran.
Alat pembuat alur (furrow opener).Alat ini berfungsi membuka alur dalam
tanah tempat biji akan ditanam. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan
permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, seresah, dan kekasaran permukan). Pada
praktikum ini, jenis furrow opener seeder ini adalah disk.
Alat penutup alur (seed covering device). Alat ini bekerja sebagai penutp
benih yang sudah berada dalam alur dengan tanah kembali. Bentuk dari alat
penutup alur dipengaruhi oleh keadaan tanah dan iklim. Dari berbagai macam alat
penutup alur, seeder ini berjenis rantai (drag chain).
Kotak benih.Kotak ini dibuat dari logam, dan harus mempunyai kapsitas
yang besar. Selain itu juga mempunyai tutup yang rapat yang berfungsi melindungi
kotak (khususnya benihnya) dari hujan.
Pada analisa satu arah, nilai Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel, sehingga H0 diterima
dan H1 ditolak. Dari analisa ini dapat disimpulkan bahwa variasi bukaan tidak
mempengaruhi keseragaman pengeluaran benih pada tiap seed tube.
Sedangkan pada analisa variasi dua arah diperoleh data sebagai berikut :
∑ Ti 2
∑ Tj 2
∑ Tij 2
dibandingkan dengan tabel, maka akan diperoleh hipotesa sebagai berikut: Fhitung 1=
0,802 dengan Ftabel 1 = 6.94 Berarti Fhitung kurang dari Ftabel, sehingga Untuk
perbandingan SMD vs Keseragaman : Ho diterima, H1 ditolak. Ini berarti antara rata-
rata berat benih yang keluar dari ketiga variasi pengaturan SMD dan keseragaman
benih sama.. Fhitung 2 = 1,048 dengan Ftabel 2 = 3.84. Berarti Fhitung kurang dari Ftabel,
sehingga jumlah ulangan tidak mempengaruhi keseragaman jumlah total
pengeluaran benih pada masing-masing seed tube. Fhitung 3 = 18.80 dengan Ftabel 3 =
2.06. Berarti Fhitung lebih besar dari Ftabel, sehingga ada interaksi antara variasi bukaan
dan ulangan terhadap keseragaman jumlah benih pada masing-masing seed tube.
untuk masing-masing SMD, yaitu = 3. 78612 km/jam; V 2/3 = 3.23 km/jam dan
V1
3
yang terakhir V 3/3 = 3.63 km/jam. Sedangkan hasil perhitungan tentang kebutuhan
a. Ukuran
b. Bentuk
Bagian – bagian yang dimiliki oleh transplanter ini antara lain : planting arm,
clutch lever, seedling box, planting pincette, dan levelling board. Planting arm
termasuk dalam planting device. Fungsinya sebagai penggerak garpu penanam
(planting fork); sedangkan planting fork berfungsi sebagai alat pengambilan bibit
persemaian dariseedling tray. Seedling box berfungsi sebagai kotak tempat untuk
meletakkan persemaian yang akan ditanam.
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Mesin penanam drill seeder merupakan jenis penanam benih biji-bijian dan
dapat digunakan pada tanah yang kering.
2. Rice transplanter merupakan alat penanam bibit padi yang telah disemaikan
pada areal sawah yang kondisinya siap tanam.
3. Besarnya pembukaan pada seed matering device (SMD) mempengaruhi
jumlah benih yang keluar. Semakin besar pembukaan SMD semakin banyak
benih yang dikeluarkan.
4. Semakin besar pembukaan SMD semakin tinggi kecepatan kerja mesin
penanam dan semakin besar kebutuhan benih yang dibutuhkan per hektar
areal luasnya.
5. Hasil perhitungan anova satu arah:
a. Ftabel = 3,89 dan Fhitung = 0,683069139
b. kesimpulannya adalah variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman
pengeluaran benih pada tiap-tiap seed tube.
6. Hasil perhitungan anova dua arah:
a. Ftabel 1 = 6.94 dan Fhitung 1 = 0.802
b. kesimpulannya adalah variasi bukaan tidak mempengaruhi keseragaman
pengeluaran benih pada tiap seed tube.
c. Ftabel 2 = 3.84 dan Fhitung 2 = 1.048
d. kesimpulannya adalah jumlah ulangan tidak mempengaruhi
keseragaman jumlah total pengeluaran benih pada masing-masing seed
tube.
e. Ftabel 3 = 2.06 dan Fhitung 3 = 18.80
f. kesimpulannya adalah terdapat interaksi antara variasi bukaan dan
ulangan terhadap keseragaman jumlah benih pada masing-masing seed
tube.
V 1 = 3. 78612km
3 jam
b.
V 2 = 3.23 km
3 jam
c.
V 3 = 3.63 km
3 jam
N 1 = 8.299624kg
3 ha
b.
N 2 = 17.08506kg
3 ha
c.
N 3 = 23.22994kg
3 ha
B. Saran
1. Benih yang dipakai pada percobaan sebaiknya diganti setiap periode waktu.
4. Hendaknya alat dan mesin yang ada dalam laboratorium dirawat dan
dibersihkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah, T. 1991. Analisis Biaya dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian
dalam suatu Usaha Tani. Dalam Kumpulan Materi Latihan Peningkatan
Ketrampilan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Sistem Usaha Tani.
Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa.
Ciptohadijoyo, Sunarto dan Bambang Purwantana. 1991. Alat dan Mesin Pertanian
II. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ciptohadijoyo, Sunarto dan Radi, S.TP. 2008. Buku Panduan Praktikum Mesin
Produksi Pertanian. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. LTAS Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Departemen
Mekanisasi Pertanian. Bogor.
Purwadi, T. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Edisi keenam. Gadjah Mada
University Prees. Yogyakarta.
Sukirno, Ir. 1999. Diktat Kuliah Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.