Professional Documents
Culture Documents
KONTES KECANTIKAN
Tugas Mata Kuliah Masailul Fiqih
Disusun oleh:
Eka L. Koncara
2008
KATA PENGANTAR
Semoga bermanfaat.
Penyusun
Purwakarta, Mei 2008
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................... 2
Curhat Mantan Puteri Indonesia .......................................... 3
Pelecehan Terhadap Wanita .............................................. 4
Catatan Untuk Remaja Puteri Islam ..................................... 5
Ketika Wanita Menggoda .................................................. 6
BAB III PENUTUP ........................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mendekatkan mikrofon ke mulutnya, lalu menjawab, "Ya, saya setuju
sekali dengan chauvinisme."
Chauvinisme adalah perasaan cinta yang berlebihan kepada tanah
airnya, dengan mengabaikan sifat-sifat baik dari bangsa lain. Nah, tahu
sendiri kan bagaimana orang yang lihat pada tersenyum kecut?
Memang hal ini tidak menimpa semua peserta. Tapi kan paling
tidak bisa dijadikan sampel. Yang tembus ke final saja tidak tahu apa-
apa. Bagaimana yang tidak tembus. Barangkali lebih kacau lagi. Malah
jadinya kita kepikiran; jangan-jangan memang yang dinilai pertama kali
adalah penampilannya. Bukan brain. Bisa jadi kan?
3
itu memberatkan. Harus memikirkan masalah berat badan, jerawat,
kehalusan kulit dan semua yang berhubungan dengan penampilan.”
"Lewat tulisan ini, saya ingin mendidik calon peserta Puteri
Indonesia dan kebanyakan remsaja puteri, bagaimana memahami makna
kecantikan. Dan, bagaimana nilai diri tidak semata ditentukan oleh
kecantikan, tidak jadi hamba terhadap usaha menjadi cantik," tutur
Angie yang mendapat permintaan terjemahan bukunya ke bahasa Inggris
oleh dua lembaga di AS dan Australia.
Rasanya cukup memberikan gambaran yang jelas dan utuh tentang
sosok Puteri Indonesia. Paling tidak, karena yang melukiskan adalah
penyandang gelarnya langsung. Tak banyak memang yang berpikir seperti
itu. Yang mau berpikir lebih bijak dan dewasa. Sebab, yang kita saksikan
sekarang, teman remsaja puteri sepertinya sangat kuat keinginannya
untuk menjadi yang tercantik penampilannya.
4
Buktinya? Bisa kita simak bagaimana penuturannya Angie di atas.
Ia selama mengenakan mahkota "Puteri Indonesia" seperti dibelenggu.
Harus inilah, harus itulah, yang intinya bagaimana harus jaim, alias jaga
imej.
5
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.
Al-Hujurat [49]: 13)
Sudah ada aturan mainnya dalam menutup aurat. Artinya,
muslimah tidak bisa seenaknya ngobral tubuh kepada siapapun yang
bukan mahram kamu. Lagi pula, sudah jadi rahasia umum kalau ajang
pemilihan 'ratu-ratuan' atau sejenisnya itu seringkali kali digunakan
untuk jajal kemampuan yang mereka miliki. Pamer aurat pun tidak
masalah. Celaka! Firman Allah Swt: "Hai Nabi katakanlah kepada isteri-
isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-nya ke seluruh tubuh mereka’.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha
penyayang." (QS. al-Ahzab [33]: 59).
Sabda Rasulullah saw.:"Wanita yang berpakaian tapi telanjang,
mereka melenggak-lenggokkan tubuhnya dan kepalanya bagai punuk
unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan
mendapatkan keharumannya, meskipun harum surga itu dapat dicium
dari jarak sekian dan sekian."(HR Muslim)
Sayangnya ajang seperti ini sepertinya akan terus diadakan. Salah
satu alasannya karena masalah perbedaan persepsi. Maklum, dalam
kehidupan yang sudah jauh sekali dari nilai luhur ajaran Islam,
masyarakat cenderung bebas berbuat. Prinsipnya, selama hal itu
menguntungkan dan mendatangkan manfaat, maka akan dikejar terus.
Tidak peduli halal atawa haram.
6
mengumbar aurat seenaknya bak kontes kecantikan yang melombakan
keindahan tubuh, sehingga seolah-olah tidak ada siksa dan tidak kenal
apa itu dosa. Benarlah sabda Rasulullah yang mulia dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, di mana beliau bersabda,
“Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi
kaum lelaki daripada wanita.” (HR. Bukhari Muslim)
Ya, begitulah realitasnya, wanita menjadi sumber godaan yang
telah banyak membuat lelaki bertekuk lutut dan terbenam dalam lumpur
yang dibuat oleh syaitan untuk menenggelamkannya. Usaha-usaha untuk
menggoda bisa secara halus, baik disadari maupun tidak, secara terang-
terangan maupun berkedok seni. Tengoklah kisah Nabi Allah Yusuf
„alaihis salam tatkala istri pembesar Mesir secara terang-terangan
menggoda Beliau untuk diajak melakukan tindakan tidak pantas. Nabi
Yusuf pun menolak dan berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh
tuanku telah memperlakukanku dengan baik.” (QS. Yusuf: 23)
Muhammad bin Ishaq menceritakan, As-Sirri pernah lewat di
sebuah jalan di kota Mesir. Karena tahu dirinya menarik, wanita ini
berkata, “Aku akan menggoda lelaki ini.” Maka wanita itu membuka
wajahnya dan memperlihatkan dirinya di hadapan As-Sirri. Beliau lantas
bertanya, “Ada apa denganmu?” Wanita itu berkata, “Maukah anda
merasakan kasur yang empuk dan kehidupan yang nikmat?” Beliau malah
kemudian melantunkan syair,”Berapa banyak pencandu kemaksiatan
yang mereguk kenikmatan dari wanita-wanita itu, namun akhirnya ia
mati meninggalkan mereka untuk merasakan siksa yang nyata. Mereka
menikmati kemaksiatan yang hanya sesaat, untuk merasakan bekas-
bekasnya yang tak kunjung sirna. Wahai kejahatan, sesungguhnya Allah
melihat dan mendengar hamba-Nya, dengan kehendak Dia pulalah
kemaksiatan itu tertutupi jua.” (Roudhotul Muhibbin wa Nuzhatul
Musytaqin, karya Ibnul Qayyim)
Perhatikanlah bagaimana Rasulullah telah mewanti-wanti kepada
kita sekalian lewat sabda beliau, “Hati-hatilah pada dunia dan hati-
hatilah pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena
7
wanita.” (HR. Muslim) Kini, di era globalisasi, ketika arus informasi
begitu deras mengalir, godaan begitu gampang masuk ke rumah-rumah
kita. Cukup dengan membuka surat kabar dan majalah, atau dengan
mengklik tombol remote control, godaan pun hadir di tengah-tengah kita
tanpa permisi, menampilkan wanita-wanita yang berpakaian tapi
telanjang, berlenggak-lenggok memamerkan aurat yang semestinya
dijaga.
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10