You are on page 1of 46

Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

DAFTAR ISI
Hal
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN DAFTAR ISI ......... DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ......... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... B. Tujuan............... C. Sasaran D. Dasar Hukum .. KERAGAAN, SASARAN, STRATEGI, PERMASALAHAN DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSIANEKA KACANG DAN UMBI A. KeragaanLuas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi 2002-2011 B. Sasaran Produksi Tahun 2012.. C. Strategi .... D. Permasalahan ..................... E. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi PELAKSANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI 2012 A. Pelaksanaan Program ........... B. Pelaksanaan Kegiatan . PENUTUP i ii iii 1 1 2 3 4 7

II.

7 8 8 10 11 13

III.

V.

13 15 30

LAMPIRAN

Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Keragaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Tahun 2002 2011... ........ Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Tahun 2012 .. Skenario Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2012 ...

7 8 11

Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

ii

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

DAFTAR LAMPIRAN
Hal

Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6.

Surat Pernyataan ......................................................... Laporan Kelompok Tani Pelaksana SL-PTT Kedelai.. Rekapitulasi ROK ........................... Kuitansi Dana Bantuan Sosial Surat Perjanjian Kerjasama Berita Acara Penerimaan Dana Bantuan Sosial SL-PTT Kedelai Tahun 2012 .

31 32 33 35 37

42

Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

iii

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama yang menyehatkan karena mengandung protein tinggi dan memiliki kadar kolesterol yang rendah. Kebutuhan akan komoditi kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun baik sebagai bahan pangan utama, pakan ternak maupun sebagai bahan baku industri skala besar (pabrikan) hingga skala kecil (rumah tangga). Rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahunnya 2.300.000 ton.

Untuk memenuhi kebutuhan kedelai tersebut, produksi dalam negeri saat ini (ATAP Tahun 2010, BPS) baru mampu memenuhi 907.031 ton ( 41,22 %) dari kebutuhan sedangkan ARAM III Tahun 2011 baru mencapai 870.068 atau 37,85 % dari total kebutuhan, sedangkan kekurangannya berasal dari impor. Besarnya impor tersebut, menyebabkan kehilangan devisa negara yang cukup besar dan sangat rentan terhadap Ketahanan Pangan Nasional. Rendahnya produksi kedelai di dalam negeri antara lain disebabkan masih rendahnya produktivitas, di tingkat petani rata-rata hanya mencapai 13,78 ku/ha (ARAM III Tahun 2011, BPS), sedangkan potensi produksi beberapa varietas unggul dapat mencapai 20,00 35,00 ku/ha, hal ini karena belum diterapkannya teknologi spesifik lokasi. Harga kedelai di tingkat

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


petani yang berfluktuatif dan cenderung rendah merupakan penyebab utama berkurangnya minat petani menanam kedelai. B. Tujuan Pedoman teknis pengelolaan produksi tanaman kedelai

bertujuan untuk : 1. Menyediakan acuan bagi pelaksanaan SL-PTT kedelai untuk mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun 2012 di provinsi dan kabupaten/kota. 2. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan

peningkatan produksi kedelai melalui kegiatan SL-PTT kedelai antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 3. Mempercepat penerapan komponen teknologi PTT/spesifik lokasi kedelai oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan usahataninya nasional. 4. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan pengembangan komoditas kedelai dari hulu hingga hilir. 5. Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta kesejahteraan petani kedelai. dan untuk keterampilan mendukung dalam peningkatan mengelola produksi

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

C. Sasaran Sasaran disusunnya pedoman teknis pengelolaan produksi tanaman kedelai antara lain : 1. Tersedianya acuan bagi pelaksanaan SL- PTTkedelai untuk mendukung peningkatan produksi tahun 2012 di provinsi dan kabupaten/kota. 2. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan produksi kedelai melalui SL-PTT kedelai antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 3. Teradopsinya berbagai alternatif pilihan komponen

teknologi PTT/spesifik lokasi kedelai oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi Nasional. 4. Berkembangnya agribisnis kedelai dari hulu hingga hilir sehingga dapat meningkatkan produksi kedelai sekaligus memantapkan ketahanan pangan Nasional. 5. Meningkatnya produktivitas kedelai sebesar 2 ton/ha pada areal pengembangan. 6. Tercapainya produksi kedelai sebesar 1.900.000 tahun 2012. ton

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


D. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi dilandasi dengan peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah (RKA-KL). 11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. 15. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. 16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 18. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014. 20. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012.

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


21. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 523/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penganggaran, Penyaluran Dana, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 22. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 59/KMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. 23. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan. 24. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2012. 25. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA 2012. 26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 215/KMK.02/2011 Tentang Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2012.

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

II. KERAGAAN DAN SASARAN PRODUKSI


A. Keragaan Produksi Tahun 2002-2011
Produksi kedelai dari tahun ke tahun berfluktuasi setiap tahun. Selama kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan luas panen sebesar 2,72 %, produktivitas 1,22 % dan produksi 4,06 %. Dari kurun waktu tersebut produksi tertinggi kedelai terjadi pada tahun 2008 dan 2009, hal ini dikarenakan pada saat tersebut kondisi harga kedelai cukup menarik sehingga petani bergairah untuk menanam kedelai. Keragaan luas panen, produktivitas dan produksi kedelai tahun 2002 -2011 secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Keragaan Luas Panen, Produktivtas dan Kedelai Tahun 2002 2011 Produksi

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

TAHUN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011*) Pertumbuhan

LUAS PANEN (Ha) %

PRODUKTIVITAS (Ku/Ha) % 3,16 0,39 1,64 -1,00 0,23 1,70 2,67 1,85 0,36 1,22

PRODUKSI (Ton) % 673.056 671.600 -0,22 723.483 7,73 808.353 11,73 747.611 -7,51 592.534 -20,74 775.710 30,91 974.512 25,63 907.031 -6,92 870.068 -4,08 4,06

544.522 12,36 526.796 -3,26 12,75 565.155 7,28 12,80 621.541 9,98 13,01 580.534 -6,60 12,88 459.116 -20,91 12,91 590.956 28,72 13,13 722.791 22,31 13,48 660.823 -8,57 13,73 631.425 -4,45 13,78 2,72

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


B. Sasaran Produksi Tahun 2012 Dalam upaya peningkatan produksi kedelai menuju

swasembada, maka ditetapkan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi komoditas. Sasaran produksi kedelai tahun 2012 jika dibanding dengan produksi berdasarkan Aram III 2011 meningkat 118,37 %. Sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi kedelai seperti pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Tahun 2012

Luas Tanam (Ha) 1.312.000

Luas Panen (Ha) 1.250.000

Produktivitas (Ku/Ha) 15,20

Produksi (Ton) 1.900.000

C. Strategi Pencapaian peningkatan produksi kedelai tahun 2012 dilakukan melalui strategi sebagai berikut : 1. Peningkatan Produktivitas Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui: (a) penggunaan varietas unggul/bibit unggul bermutu, (b) pemupukan secara berimbang, (c) pengelolaan pengairan, (d) aplikasi teknologi budidaya seperti, penyiapan lahan, pengaturan jarak tanam, pemberian mulsa, (e) pemeliharaan dan sanitasi, (f) optimalisasi penggunaan alat

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


dan mesin pertanian, dan (g) perbaikan budidaya, panen dan pasca panen disertai pengawalan, sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan koordinasi. 2. Perluasan Areal Perluasan areal dilaksanakan melalui: (a) pemberdayaan atau optimalisasi lahan kering/lahan terlantar pada daerahdaerah transmigrasi/Perhutani/Inhutani/PTPN, (b) Investasi pihak Swasta, dan (c) Kemitraan. 3. Pengamanan Produksi Pengamanan produksi dilakukan dalam rangka

mengamankan produksi dari (a) serangan hama dan penyakit, (b) dampak perubahan iklim seperti banjir dan kekeringan, (c) pengamanan kualitas produksi akibat residu pestisida. Pengamanan produksi terhadap serangan hama dilakukan melalui pengendalian secara secara kultur teknis, fisik dan mekanis serta secara kimiawi, sedangkan upaya pengamanan produksi akibat dampak perubahan iklim adalah dengan antisipasi dampak perubahan iklim dan upaya-upaya lain yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim tersebut. 4. Penyempurnaan Manajemen Strategi ini dilakukan melalui antara lain : a). Kebijakan pasar, distribusi dan harga hasil produksi; b). Kebijakan

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


peluang usaha yang kondusif dan pertanggungan resiko petani; c). Kerjasama Pusat, Diperta Tinggi, Prinsi Petani dan dan Kabupaten/Kota, data dan informasi. D. Permasalahan Permasalahan dalam pengembangan kedelai secara umum adalah sebagai berikut : a). Penerapan teknologi berjalan lambat, b). Penggunaan benih bermutu masih rendah, c). Penggunaan pupuk berimbang, bio hayati dan organik masih rendah, d). Kompetisi lahan dengan komoditi lainnya, e). Harga kurang menarik dibandingkan komoditas lain, Pemasaran kurang terjamin, f). Masih dianggap sebagai tanaman sela dalam sistem budidaya, g). h). Lemahnya akses petani terhadap sumber permodalan/ pembiayaan usaha, dan i). Kelembagaan dan kemitraan usaha belum berkembang. Di samping itu, kendala di luar sektor pertanian juga sangat berpengaruh terhadap pengembangan kedelai yaitu antara lain : a). Semakin berkurangnya ketersediaan lahan produksi akibat alih fungsi lahan, b). Berkurangnya ketersediaan air irigasi dan persaingan penggunaan air dengan industri dan pemukiman dan c). Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Perguruan

Pengusaha/Sawasta; d). Perbaikan sistem perencanaan,

10

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

E.

Upaya Pencapaian Produksi Dari sasaran tersebut diatas pencapaian produksi kedelai tahun 2012 akan ditempuh melalui Peningkatan

Produktivitas
melakukan

pada areal tanam yang selama ini telah terbiasa

budidaya kedelai seluas 660.000 ha dan Perluasan Areal

Tanam yang diarahkan merupakan lahan areal tanam baru


diluar areal tanam yang sudah terbiasa bertanam kedelai, seluas

652.000 ha.

Adapun secara rinci sasaran capaian produksi

kedelai 2012 seperti pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Skenario Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2012
NO. URAIAN L. TANAM (Ha) L. PANEN (Ha) PROVITAS (Ku/Ha) PRODUKSI (Ton)

1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
- SL- PTT (BLBU) - Pembinaan Swadaya (butuh bantuan Saprodi)

660.000 350.000 310.000 652.000 80.000 2.094 537.906 10.000 20.000 2.000 1.312.000

630.300 334.250 296.050 619.700 76.400 2.000 510.740 9.550 19.100 1.910 1.250.000

15,53 16,00 15,00 14,86 17,00 18,00 14,58 13,90 13,90 13,00 15,20

978.875 534.800 444.075 921.125 129.880 3.600 744.864 13.275 26.549 2.483 474 1.900.000

2 PERLUASAN AREAL TANAM


- Kerjasama BUMN-Perhutani/GP3K - Pengembangan Budidaya (paket lengkap) - Indeks Pertanaman (butuh bantuan Saprodi) - Lahan Perkebunan (butuh bantuan saprodi) - Lahan Tidur/rawa (butuh bantuan Saprodi ) - Pengembangan Tumpang Sari (bantuan benih)

3 Pengelolaan Pasca Panen (0,016 %)


JUMLAH 1 + 2

Keterangan: 1 Keterangan: Warna biru sudah disediakan bantuan sumber dana APBN maupun BUMN 2 Perluasan areal tanam diperlukan bantuan sarana produksi (minimal benih dan rhizobium) dan Alsintan 3 Peningkatan produktivitas masih diperlukan bantuan saprodi (benih, pupuk,)

Skenario pencapaian produksi 2012 dapat terealisasi apabila seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi meliputi sebagai berikut :

11

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


1. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana produksi. 2. Kebijakan harga dan pemasaran hasil kedelai 3. Penyediaan anggaran dan pembiayaan Berdasarkan skenario pencapaian 2012 kedelai di atas kegiatan yang dibiayai oleh APBN 2012 adalah SL-PTT Kedelai seluas 350.000 ha, Pengembangan Budidaya Kedelai seluas 2.094 ha dan GP3K seluas 80.000 ha. Sedangkan untuk indexs pertanaman seluas 537.906 ha, lahan perkebunan seluas 10.000 ha, lahan tidur/rawa seluas 20.000 ha dan pengembangan tumpang sari seluas 2.000 ha tidak dibiayai APBN, apabila diberi bantuan saprodi maka sasaran produksi kedelai 2012 diharapkan akan tercapai sebesar 1,9 juta ton.

12

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

III. PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN


A. Pelaksanaan Program Pelaksanaan program pengelolaan produksi kedelai kegiatan sebagai berikut : 1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi tahunan - Pusat membuat/merencanakan sasaran peningkatan produksi kedelai tahun 2012 meliputi sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi - Pusat mengadakan koordinasi mengundang Dinas Provinsi untuk membahas sasaran yang telah ditetapkan - Dinas Pertanian Provinsi melaksanakan perencanaan sasaran yang telah disepakati, dan mengundang Dinas Kab/Kota untuk bersama-sama merencanakan sasaran produksi tahun 2012. 2. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi bulanan - Setelah ada sasaran yang telah disepakati baik Pusat, Dinas Provinsi dan Kab/Kota untuk membuat rincian per bulan yang meliputi sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi 3. Penyusunan skenario pencapaian sasaran produksi - Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kab/kota untuk menyusun skenario pencapaian produksi kedelai tahun 2012 4. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi meliputi

13

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


- Pusat merencanakan jenis-jenis kegiatan dan sasaran untuk tercapainya sasaran yang diinginkan per provinsi 5. Pusat mengundang Provinsi untuk membahas sasaran dan jenis kegiatan per Kabupaten Dinas Provinsi merapatkan kembali dengan Dinas Kab/kota kesepakatan dari koordinasi dengan Pusat Dari hasil kesepakatan antara Dinas Provinsi dan Dinas Kab/kota akan diinformasikan kembali ke Pusat Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi Pusat, Dinas Provinsi dan Dinas Kab/Kota merencanakan menyusun kebutuhan sarana prasarana untuk mendukung pencapaian produksi meliputi kebutuhan benih dan kebutuhan pupuk sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan 6. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan - Pusat, Dinas Provinsi dan Dinas Kab/Kota melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran kedelai tahun 2012 - Setiap bulan Dinas Kab/kota melaporkan perkembangan dari sasaran luas tanam,luas panen, produktivitas dan produksi ke Dinas Provinsi - Dinas Provinsi mengirimkan laporan tersebut ke Pusat - Perkembangan dilakukan bulanan, triwulan dan tahunan - Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi oleh Pusat dan Daerah

14

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


7. Monitoring dan evaluasi luas sasaran tanam yang terkena gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan terkena banjir maupun kekeringan

Pusat, Dinas Provinsi dan Dinas Kab/Kota melakukan monitoring dan evaluasi di lapangan tanaman yang terkena OPT, banjir maupun kekeringan

Dari laporan Kab/Kota yang disampaikan ke dinas Provinsi akan di laporkan ke Pusat

- Setiap bulan Dinas Kab/kota melaporkan perkembangan serangan OPT ke Dinas Provinsi - Dinas Provinsi mengirimkan laporan tersebut ke Pusat - Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan, triwulan dan tahunan - Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi oleh Pusat dan Daerah

B. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kedelai meliputi : 1. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kedelai Kegiatan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) kedelai pada tahun 2012 disasarkan seluas 350.000 ha. a. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani

15

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


1. Penetapan lokasi di tingkat Provinsi berdasarkan atas potensi, kemampuan dan sasaran pengembangan produksi kedelai di masing-masing Provinsi pelaksana; 2. Penetapan berdasarkan lokasi di tingkat Kabupaten/Kota atas potensi kemampuan dan sasaran

pengembangan produksi kedelai di masing-masing Kabupaten pelaksana; 3. Penetapan lokasi di tingkat Kecamatan berdasarkan atas potensi kemampuan dan sasaran pengembangan produksi pelaksana; 4. Lokasi pelaksanaan SL-PTT kedelai, prioritas luasan areal memenuhi syarat, produktivitasnya masih relatif rendah sampai sedang atau daerah yang mempunyai potensi masih dapat ditingkatkan produktivitasnya dan petaninya responsif terhadap teknologi. 5. Lahan untuk pelaksanaan SL-PTT Kedelai, dapat merupakan : - Lokasi diutamakan daerah yang mempunyai potensi untuk pengembangan kedelai namun masih belum menggunakan benih varietas unggul bermutu, daerah yang masih menggunakan benih asalan atau daerah yang mempunyai potensi masih dapat ditingkatkan produktivitasnya, persawahan yang beririgasi, sawah tadah hujan, lahan kering dan pasang surut. kedelai di masing-masing Kecamatan

16

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


- Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa. - Unit SL-PTT diusahakan agar berada dalam satu hamparan yang strategis dan mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksana SL/LL - Letak LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani sehingga mudah dijangkau dan dilihat petani sekitarnya. 6. Kelompoktani/petani berdasarkan domisili atau

hamparan, diusahakan yang lokasi lahan usahataninya masih dalam satu hamparan. Hal ini perlu untuk mempermudah interaksi antar anggota karena mereka saling mengenal satu sama lainnya dan tinggal saling berdekatan sehingga bila teknologi SL-PTT sudah diadopsi secara individu akan mudah ditiru petani lainnya. 7. Petani yang dipilih adalah petani yang aktif yang mempunyai lahan ataupun penggarap/penyewa mau menerima teknologi baru. 8. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SLPTT. 9. Kelompoktani SL-PTT ditetapkan dengan Surat dan

Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan / yang membidangi tanaman pangan Kabupaten / Kota, sebagaimana contoh pada Lampiran

17

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


b. Persyaratan dan Ketentuan Pelaksanaan 1. Lokasi SL-PTT diusahakan berada pada satu hamparan namun apabila tidak memungkinkan dapat dalam satu kawasan, mempunyai potensi peningkatan produktivitas dan anggota kelompoktaninya responsif terhadap penerapan teknologi. - Luas satu unit SL-PTT Kedelai adalah ha. - Luas satu unit SL-PTT diatas (poin 1) dapat disesuaikan Luasan dengan setiap kondisi luasan bisa setempat, bervariasi dengan ketentuan : unit SL-PTT disesuaikan dengan kondisi setempat namun Total luasan dan unit SL-PTT tidak boleh kurang dari yang dibiayai. Total Luasan dan unit SL-PTT bisa lebih dari yang dibiayai. Kelebihan luasan ataupun unit SLPTT ditanggung anggaran lain ataupun swadana petani. Luas areal LL bisa lebih dari 1 ha apabila dananya masih memungkinkan tetapi tidak boleh kurang dari 1 ha. 2. Peserta tiap unit SL-PTT idealnya terdiri dari 15 25 petani yang berasal dari satu kelompoktani yang sama, namun jumlah peserta dapat disesuaikan dengan luas pemilikan lahan serta situasi dan kondisi setempat. 10 ha yang didalamnya terdapat satu unit LL seluas minimal 1

18

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


3. Memiliki Pemandu Lapangan yang mempunyai peran sebagai dinamisator proses latihan SL-PTT, motivator yang dapat membantu membangkitkan kepercayaan diri para peserta SL-PTT serta sebagai konsultan bagi petani peserta SL-PTT untuk mempermudah dalam menentukan SL-PTT selesai. c. Persyaratan Kelompoktani 1. Kelompoktani dan Bendahara. 2. 3. Menyusun RUK Kelompoktani penerima bantuan SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten / Kota. 4. Kelompoktani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah menerima bantuan SL-PTT tahun anggaran 2011 atau bantuan dari BLBU tahun 2011. 5. Memiliki rekening yang masih berlaku / masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/ Bank Daerah) yang terdekat dan bagi Kelompok Tani yang belum memiliki, harus membuka rekening di bank. 6. Rekening bank dapat berupa rekening kelompoktani ataupun rekening gabungan kelompoktani (gapoktan). Jika menggunakan rekening gapoktan mekanisme pengaturan antar kelompoktani diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang bersangkutan. masih aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris langkah-langkah selanjutnya

melaksanakan kegiatan usahataninya setelah kegiatan

19

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


7. Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan SL-PTT sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya sebagaimana terlihat dalam Lampiran . 8. Bersedia menambah biaya pembelian benih unggul bersertifikat bilamana bantuan benih yang tersedia tidak mencukupi. 9. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SLPTT. d. Paket Bantuan Pemerintah Yang Diberikan Kepada Petani 1. Bantuan benih yang diberikan kepada petani

pelaksana SL-PTT termasuk areal LL 1 ha, SL-PTT Kedelai sebesar 40 kg/Ha 2. Spesifikasi teknis benih kedelai : Benih Unggul Bersertifikat dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), varietas unggul yang beradaptasi dengan baik di lokasi SLPTT dan toleran terhadap serangan OPT dengan daya tumbuh minimal 80 % dan homogen. 3. Bantuan untuk pembelian pupuk urea, pupuk NPK, pupuk organik dan atau yang lain-lain, hanya diberikan pada areal LL SL-PTT dengan luasan 1 Ha, dosis pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Apabila rekomendasi di suatu lokasi memerlukan dolomit/kapur pertanian maka dana yang ada dapat

20

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


dimanfaatkan untuk pembelian kapur sepanjang

dananya masih tersedia/mencukupi.

e. Mekanisme Pelaksanaan 1. Sebelum pelaksanaan SL-PTT dilakukan pertemuan persiapan dengan tokoh formal dan informal serta petani calon peserta untuk menetapkan langkah langkah yang menyangkut tujuan, dan hasil diharapkan serta metode pembelajaran SL-PTT yang dilakukan bersama sebagai suatu kesepakatan. 2. Letak petak LL yang diusahakan di tempat yang paling strategis yaitu dibagian pinggir areal SL-PTT sehingga berbatasan langsung dengan areal diluar SL-PTT dan berada didekat jalan / lintasan sehingga penerapan teknologi mudah dilihat dan ditiru oleh petani diluar SL-PTT. 3. Menyiapkan pengelolaan usahatani di petak LL secara bersamasama kedelai dengan usahataninya. 4. Menentukan 1 (satu) hari sebagai hari lapang petani untuk memasyarakatkan dan mendeseminasikan penerapan teknologi budidaya melalui SL-PTT kepada kelompoktani dan petani sekitarnya. sesuai dengan tahapan budidaya di harapan dapat diterapkan

21

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai 5. Pengorganisasian kelas SL-PTT dimaksudkan untuk


membentuk organisasi kelompoktani peserta SL-PTT, untuk itu perlu segara memilih ketua, sekretaris dan bendahara yang mempunyai tugas masing-masing. Metode pembelajaran didalam pengorganisasian kelas menerapakan belajar orang dewasa, suasana belajar yang menyenangkan. 6. Mewajibkan semua peserta SL-PTT untuk mengadakan pengamatan bersamasama dan membahas temuan Lapangan. menciptahan

f. Pertemuan Kelompoktani Pertemuan kelompoktani diharapkan 8 kali pertemuan yang dilaksanakan oleh pelaksana SL-PTT, tempat pertemuan dilokasi pelaksana SL-PTT. Peserta pertemuan adalah petani peserta dipandu oleh Pemandu Lapangan. g. Pengorganisasian dan Operasional 1. Dibentuk tim pembina tingkat pusat, tim pembina dan tim teknis tingkat provinsi, tim pelaksana dan tim teknis tingkat kabupaten/kota, agar pelaksanaan SLPTT pusat. 2. Tim pembina tingkat pusat, ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Tim pembina tingkat provinsi dan tim teknis tingkat terkoordinasi dan terpadu mulai dari kelompoktani, kabupaten, provinsi sampai ke tingkat

22

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


provinsi ditetapkan dengan tim Surat Keputusan yang tingkat

Gubernur/Kepala bersangkutan. ditetapkan Kabupaten/Kota. 3.

Dinas

Pertanian

Provinsi

Sedangkan dengan

pelaksana

kabupaten/kota dan tim teknis tingkat kabupaten/kota Surat Dinas Keputusan Pertanian Bupati/Walikota/Kepala

Tim pembina dan tim teknis tingkat provinsi serta tim pelaksana dan tim teknis tingkat kabupaten melaksanakan kegiatan koordinasi pelaksanaan SLPTT di Pos Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota sampai tingkat provinsi.

h. Mekanisme pembiayaan, pencairan dana dan pengadaan 1. Pembiayaan Sumber pembiayaan pelaksanaan SL-PTT kedelai berasal dari APBN dan APBD maupun dana dari pihak swasta/stakeholders. Untuk pembelian pupuk urea, NPK dan pupuk organik atau dolomite/kapur putih (bila diperlukan) Bantuan Sosial pada areal LL kedelai melalui (Bansos) dengan pola Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) melalui dana tugas pembantuan Kabupaten tahun 2012. Sedangkan untuk pembelian Alat dan mesin pertanian (traktor, mesin pembuat pupuk organik, alat perontok mekanis), rehabilitasi jaringan irigasi, JITUT, JIDES, TAM, optimasi lahan dan cetak sawah pengendalian

23

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


OPT, serta insentif untuk petugas pendamping

lapangan sesuai dengan alokasi dan Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SL-PTT serta kemitraan perlu kiranya bantuan biaya melalui dana tugas dekonsentrasi di Dinas Pertanian Provinsi serta melalui dana tugas pembantuan di Dinas Pertanian. 2. Pencairan dana dan pengadaan a. Pencairan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) SL-PTT, dilakukan sesuai dengan peraturan perundanganundangan yang berlaku antara lain Peraturan Kementerian Keuangan atau Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, tentang tata cara Pencairan Belanja Bantuan Sosial, dan peraturan lainnya. b. Mekanisme Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) SL-PTT, dengan sumber dana APBN melalui Pos Belanja Bantuan Sosial, adalah sebagai berikut : - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan, menerbitkan Surat Keputusan tentang penetapan Kelompok tani yang akan menerima dana bantuan kegiatan SL-PTT, termasuk di dalamnya dilengkapi datadata nama kelompok, jumlah anggota, nama ketua kelompok, luas lahan, alamat kelompok, nomor rekening dan nama Bank atas nama kelompok tani sasaran, jumlah bantuan yang akan diberikan, serta data lainnya yang diperlukan.

24

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja setempat, mengajukan usulan pencairan dana atas dana dasar Surat Keputusan Kepala Dinas Surat tentang penetapan Kelompok Tani penerima SL-PTT, melalui penerbitan Langsung Permintaan Pembayaran (SPP-LS)

kepada Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM) dengan dilampiri dokumendokumen sebagai berikut : Surat Keputusan tentang Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan penetapan Kelompoktani penerima bantuan. Rencana Usaha Kelompok (RUK). Surat Pernyataan Kelompoktani seluruh tentang rangkaian kesediaan mengikuti

kegiatan SL-PTT. - Pejabat dokumen anggaran Penanda Tangan SPM sesuai melakukan peraturan pagu

pengujian SPP-LS meliputi pemeriksaan rinci pendukung SPP dalam DIPA perundang-undangan; ketersediaan untuk

memperoleh

keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; memeriksa hak tagih yang terkait meliputi pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran bantuan (nama penerima bantuan SL-PTT, alamat, nomor rekening dan nama bank), dan nilai bantuan yang harus dibayar.

25

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


Berdasarkan hasil pengujian SPP, Pejabat

Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS secara penuh/tanpa pemotongan pajak. Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPMLS kepada KPPN setempat dengan melampirkan : Surat Pertanggung Jawaban Belanja (SPTB); Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran bahwa semua dokumen pendukung sebagaimana dipersyaratkan dalam Pedoman Pelaksanaan Bantuan dana SL-PTT telah diteliti kebenarannya dan berada pada Kuasa Pengguna Anggaran. - KPPN setempat melakukan pengujian atas SPMLS dan menerbitkan SP2D serta menstransfer dana ke rekening kelompok tani sasaran pada bank yang ditunjuk. - Penggunaan dana langsung oleh kelompok tani dengan berpedoman pada pedoman Pelaksanaan pelaksanaan kegiatan SL-PTT. - Pengadaan dana yang telah dicairkan oleh Kelompoktani dipergunakan untuk membeli saprodi sesuai dengan kebutuhan kelompok sebagaimana yang telah tertuang pada RUK. - Kelompoktani dapat membeli saprodi di

kios/toko saprodi terdekat atau di Produsen Penyalur Saprodi sesuai dengan RUK.

26

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


- Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan SL-PTT, Kelompoktani penerima bantuan agar melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Mencatat semua nomor seri label benih yang diterima. b. Mencatat yang dibeli. c. Membuat Berita Acara Penerimaan Bantuan SL-PTT sebagaimana terlihat dalam Lampiran d. Menggunting salah satu nomor seri semua nomor seri

karung/kantung/botol/sachet

pupuk/saprodi

label/sertifikat benih pada setiap kantong benih yang dibantukan untuk dilampirkan pada Berita Acara Penerimaan Bantuan SLPTT dan diserahkan kepada PL setempat untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. e. Saprodi yang belum digunakan agar disimpan dengan baik untuk menjaga mutu. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung jawab penuh terhadap penyaluran dan penggunaan BLM SL-PTT oleh petani. i. Bimbingan, Pembinaan dan Pendampingan Bimbingan, pembinaan dan pendampingan yang

dilaksanakan meliputi :

27

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


1. Pelaksanaan bimbingan, pembinaan dan

pendampingan dilakukan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta Desa. 2. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan pelaksanaan SL-PTT di Provinsi dan Kabupaten sebanyak dua kali dalam setahun atau disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada. 3. Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan pengawalan pelaksanaan SL-PTT di kabupaten per dua bulan atau disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada. 4. Sedangkan Kabupaten melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan SL-PTT di tingkat Lapangan / kelompoktani pelaksana SL-PTT setiap bulan atau disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada. 5. Melakukan pendampingan kelompoktani pelaksana SLPTT dalam menerapkan paket teknologi spesifik lokasi dan membantu kelancaran distribusi bantuan SL-PTT dll. 6. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti

Puslitbangtan, BB Padi, Balitsereal, Balitkabi, dan Lolit Tungro bersama peneliti BPTP. Pengawalan dan pendampingan dilakukan di 60 % lokasi SL-PTT kedelai tahun 2012 di wilayah yang sudah ditetapkan untuk peneliti lingkup Puslitbangtan di setiap provinsi dan peneliti BPTP di setiap kabupaten (Surat

28

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


Keputusan Kepala Badan Pertanian Penelitian dan Nomor.

Pengembangan

48/Kpts/KP.340/I/02/2011 tanggal 16 Februari 2011 tentang Pengawalan/Pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kedelai. 7. Tugas pengawalan/pendampingan SL-PTT oleh peneliti Puslitbangtan adalah a) menyediakan benih kedelai untuk uji adaptasi dan demo-plot PTT di laboratorium lapang, b) melakukan supervisi penerapan teknologi melalui kunjungan lapang 3 kali/tahun, c) memberikan saran pemecahan masalah pengamanan produksi dan d) menyampaikan laporan hasil pengawalan dan pendampingan kepada Puslitbangtan. 8. Sedangkan tugas pengawalan SL-PTT oleh peneliti BPTP adalah a) melaksanakan demo-plot PTT dan superimpose uji adaptasi kedelai, b) memonitor perkembangan OPT bersama dengan instansi terkait daerah, c) Melakukan supervisi penerapan teknologi, d) memberikan dan saran pemecahan kepada masalah Kepala pengamanan produksi, e) menyampaikan laporan hasil pengawalan BBP2TP. 9. Bentuk pengawalan dan pendampingan yang pendampingan

dilakukan oleh jajaran peneliti adalah a) Demfarm 3 5 Ha (di luar lokasi SL-PTT), b) Introduksi/Uji Adaptasi VUB, c) Temu Lapang, d) Materi Teknologi (cetak dan elektronik) dan e) Pelatihan.

29

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

IV. PENUTUP
Pedoman teknis Pengelolaan produksi tanaman kedelai Tahun 2012 ini merupakan acuan bagi Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, Pihak ke tiga pengadaan dan penyaluran benih serta pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan SL-PTT, Pengembangan Budidaya kedelai, GP3K dan kegiatan pendukung lainnnya Tahun Anggaran 2012 di lapangan. Dengan demikian maka diharapkan tujuan dan sasaran peningkatan produksi kedelai dapat dicapai secara optimal. Pedoman teknis pengelolaan produksi tanaman kedelai ini,

hendaknya dapat ditindaklanjuti menjadi Petunjuk Teknis oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota. Apabila terdapat kekeliruan atau perubahan kebijakan dalam peraturan yang lebih tinggi, pedoman teknis ini akan disesuaikan.

30

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama : .. selaku Ketua Kelompoktani .......................... Desa . Kecamatan .. Kabupaten dengan ini menyatakan bahwa dana yang kami terima akan kami gunakan : a. Untuk pembelian saprodi Kedelai b. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman, pemeliharaan sampai panen di areal pengembangan kedelai serta sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya. Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya . Mengetahui Petugas Lapangan .............................. 2012 Ketua Kelompoktani Materai 6.000

(......................................)

(.....................................)

31

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


Lampiran 2 LAPORAN KELOMPOK TANI PELAKSANA SL-PTT KEDELAI I. LOKASI 1. Nama Kelompoktani 2. Jumlah Anggota 3. Luas Areal 4. Desa 5. Kecamatan 6. Kabupaten TEKNOLOGI 1. Komoditi 2. Varietas 3. Komp. Teknologi PTT 1). Benih Unggul Bermutu 2). Urea 3). SP - 36 4). NPK 5). Pupuk Organik : : : : : : : : : : : : : :

II.

.................. kg .................. kg .................. kg ..................kg ..................kg Provitas (ku/ha) Produksi (ton)

No. 1.

Lokasi SL-PTT KEDELAI

Pemandu Lapangan / Penyuluh / KCD .......................................................


Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

32

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai Lampiran 3 Rekapitulasi RUK Kelompok Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi : : : : :

REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK) Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran Kab/Kota.. Sesuai dengan Surat Keputusan *). No. .. tanggal .. tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian sebesar Rp. .. (terbilang..) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan berikut : No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. Dst. Kegiatan (2) Jumlah Biaya (Rupiah) (3)

Jumlah

33

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai Lanjutan Lampiran 3 Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjajian Kerjasama Nomor .. tanggal ., Dana Bantuan Sosial kelompok tersebut agar dipindahbukukan ke rekening petani/kelompok No. Rekening .. pada cabang/unit Bank . Di Menyetujui, Ketua Tim Teknis, Ketua Kelompok,

.. NIP.

. NIP. MENGETAHUI/MENYETUJUI, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota . . NIP.

*) Bupati/Walikota atau Kepala Dinas lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk **) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi

34

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


Lampiran 4

KUITANSI DANA BANTUAN SOSIAL NPWP : MAK : T.A. : KUITANSI No. : .. Sudah Terima Uang sebanyak Untuk pembayaran : Kuasa Pengguna Anggaran Kabupaten/Kota .. : : Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian . Di Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota . Sesuai Surat Perjanjian Kerjasama No. Tanggal . : .. 2011 Mengetahui/Menyetujui, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota .. Yang menerima, Petani/Ketua Kelompok Meterai Rp. 6.000 . NIP. ..

Terbilang Rp

35

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai Lanjutan Lampiran 4 Setuju dibayar, Kuasa Pengguna Anggara, Tanggal Bendaharawan,

.. NIP.

. NIP.

*) Format kuitansi ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi

36

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


Lampiran 5

Surat Perjanjian Kerjasama


SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor: Antara PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN....................... KABUPATEN/KOTA.......................................... Dengan KELOMPOK.............................................. Tentang PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK PERTANIAN Pada hari ini,........tanggal...........bulan.......tahun dua ribu delapan bertempat di Kantor...........Jalan.........., kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. .................: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)..........................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)...........DIPA Tahun Anggaran 2011 No..............tanggal........yang berkedudukan di jalan................yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. ...................: Ketua Kelompok..........................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kelompok ..........................................yang berkedudukan di Desa/Kelurahan...............Kecamatan....................Kabupaten/K ota...................yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian, dengan ketentuan sebagai berikut :

37

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai

Pasal 1 DASAR PELAKSANAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Keputusan Presiden No.....Tahun....., tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Pedoman/Petunjuk Teknis tentang Kegiatan............ Tahun Anggaran 2011 yang diterbitkan oleh Dirjen/Kepala Badan.................., Kementerian Pertanian; DIPA.........., Nomor :.............tanggal ........2011; Peraturan Menteri Pertanian Nomor :.......tanggal........, tentang Penyaluran Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian Tahun Anggaran 2011; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : SE....tanggal....,tentang Penyediaan dan Pencairan Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian Tahun Anggaran 2011; Surat Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk....., Nomor......tanggal..........tentang Penetapan Kelompok Sasaran. Pasal 2 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian tersebut sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok (dirinci sesuai dengan bidang usaha kelompok masing-masing sebagaimana terlampir).

38

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai Pasal 3 SUMBER DAN JUMLAH DANA Sumber dan jumlah Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah : 1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).........Nomor :............tanggal......... 2. Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar Rp...................(dengan huruf). Pasal 4 PEMBAYARAN Pembayaran Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian dimaksud pada pasal 3 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.................., dengan cara pembayaran langsung ke rekening petani................Desa/Kelurahan................Kecamatan............ .....Kabupaten/Kota.................pada Bank..........................No. Rek :......................... Pasal 5 SANKSI Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan Dana Bantuan Sosial kapada petani sesuai dengan pasal 2, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama batal.

39

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai Pasal 6 PERSELISIHAN 1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat; 2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak menyerahkan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri..........., sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah pihak. Pasal 7 FORCE MAJEURE 1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PPK/KPA dengan tembusan kepada Tim Teknis dalam waktu 4 X 24 jam kepada PIHAK PERTAMA; 2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 7 ayat (1) adalah : a. b. c. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir besar, kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA; Peperangan; Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan Pemerintah.

40

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


Pasal 8 LAIN LAIN 1. Bea meterai yang timbul karena pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK KEDUA; 2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama; 3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu harus dengan persetujuan kedua belah pihak. Pasal 9 PENUTUP Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Ketua Kelompok Pejabat Pembuat Komitmen ........................... Kabupaten/Kota................... Meterai Rp. 6.000 ....................................... ...................................... NIP. MENGETAHUI/MENYETUJUI : Kuasa Pengguna Anggaran Kabupaten/Kota................. ......................................................... NIP. *) Format Surat Perjanjian Kerjasama ini dapat disesuaikan untuk

kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi

41

Pedoman Teknis SL-PTT Kedelai


Lampiran 6

BERITA ACARA PENERIMAAN DANA BANTUAN SOSIAL SL-PTT KEDELAI TAHUN 2012 Nama Kelompoktani Alamat Kecamatan Desa No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. dst : : : : Jumlah Dana yang Diterima ( RP ) Tanda Tangan

Nama Anggota

Jumlah Mengetahui, PPL/KCD/Petugas Pertanian Kabupaten/Kota ...... 2012 Ketua Kelompok tani

Nama NIP Keterangan : *) Coret salah satu yang tidak perlu 42

Nama

You might also like