You are on page 1of 80

1.

PENDAHULUAN
Listrik Prabayar merupakan sistem pelayanan penjualan tenaga listrik dimana

pelanggan membayar listrik sebelum menggunakan atau transaksi dengan pembayaran dimuka. Cara ini memberi kesempatan pada pelanggan untuk lebih mudah mengendalikan pemakaian listriknya sesuai dengan daya beli. Listrik prabayar ini akan membantu PLN dari sisi aspek keuangan, dengan pembayaran dimuka akan mempercepat arus kas, menurunkan tunggakan, menekan biaya operasional dan menyederhanakan proses. Pengembangan LPB sesuai rapat di Jakarta tanggal 09 Maret 2007 (Lampiran 1) dan Bali tanggal 19 s/d 20 Juli 2007 (Lampiran 2). Bagi PLN, LPB menyederhanakan proses administrasi pelanggan. Selanjutnya, PLN bisa lebih fokus pada fungsi layanan listrik (operasi, keandalan, elektrifikasi, dll). LPB saat ini belum dilaksanakan untuk konsumen tegangan tinggi & menengah karena aspek teknis, harga jual, jumlah konsumen relatif tidak banyak, karena sudah disambung dengan Meter Elektronik dan Automatic Meter Reading, sehingga relatif masih bisa dilayani secara intensif oleh Unit Pelayanan & Jaringan Prima, Account Executive, dan atau oleh manajemen Area Pelayanan & Jaringan. Sosialisasi dilakukan kepada Internal PLN, Konsumen, Mitra, Pemerintah Daerah, dan Instansi terkait. Sistem LPB pentarifannya mengikuti ketentuan TDL 2004 namun flat/single tarif . Untuk membedakan konsumen LPB, maka ditambah kode T (dari kata Token yang merupakan ciri penting dari sistem LPB ini). Contoh: Konsumen rumah tangga kecil LPB disebut R1T. Harga LPB (Rp/kWh, Lampiran 3) sesuai surat Deputi Direktur Niaga & Pelayanan Pelanggan Jawa Bali No. 02251/532/DDAGAJB/2009 tanggal 3 Maret 2009 perihal Acuan Harga Listrik Prabayar (LPB) yang akan ditinjau ulang setiap triwulanan, dimana

harga LPB tersebut ditetapkan berdasarkan harga rata-rata se Jawa Bali, maka kompensasi TMP belum dapat diterapkan menyangkut historikal dan dihitung bulanan. karena bersifat individual konsumen,

2. PENGENALAN LISTRIK PRA BAYAR (LPB)

Sistem Listrik Prabayar ada 2 macam yaitu sistem 1 arah di mana informasi dikirim dari sistem ke meter, dan sistem 2 arah di mana informasi dikirim dari sistem ke meter dan sebaliknya melalui media (Smart Card, Smart Key, dll) Pemasangan meter Listrik Pra Bayar / prepaid tentunya lebih terarah kepada target atau tujuan yang hendak dicapai antara lain : membangun budaya baru untuk hemat pemakaian listrik oleh pelanggan secara mandiri melalui pembelian token/voucher prabayar, dan bagi PLN menekan biaya pelayanan dan operasional supply listrik PLN ke pelanggan. Program ini juga cukup sukses dilakukan di Eropa, Afrika, Asia (termasuk Negara Timor Leste sudah terpasang 33.000 pelanggan sd Januari 2007 dan masih terus berlanjut sampai saat ini. Penerapan Listrik Prabayar pertama-tama di Indonesia dilakukan dengan menggunakan sistem 2 arah (Smart Card) yaitu PLN Distribusi Bali pada bulan Juni tahun 2005, PLN Cabang Pontianak pada bulan Agustus 2006 dan PLN Distribusi Jaya, APL Kapuk (Kepulauan seribu) pada bulan Maret 2008 Dengan adanya perkembangan teknologi Listrik Prabayar, untuk saat ini penerapan Listrik Prabayar dengan menggunakan sistem 1 arah dengan alasan arsitektur teknonolgi sistem listrik Prabayar 1 arah sesuai dengan topologi jaringan teknologi, jaringan informasi existing maupun rencana pengembangan yang ada di PLN, dengan analisa sebagai berikut : 1. Kemudahan operasional & Pelayanan 2. Kemudahan operasional bagi pelanggan 3. Teknologi yang sesuia dan mudah dikembangkan sesuai kemajuan jaman 4. Terbuka bagi persaingan usahan serta tidak tergantung hanya 1 vendor 5. Biaya operasional yang efisien 6. Dukungan purna jual dari vendor 7. Dukungan teknologi / sistem yang sudah standart internasional 8. Memenuhi aspek sekuriti sitem pengaman data dan revenue

Sistem listrik prabayar juga merupakan salah satu solusi dari problema perusahaan dalam melakukan penagihan rekening listrik. Mekanisme pada sistem prabayar ini, pelanggan membeli energi listrik (kWh) yang berupa token, dengan mekanisme ini dapat memberikan keuntungan pada sisi PLN dan memberikan kemudahan disisi Pelanggan. Beberapa keuntungan disisi PLN, antara lain: 1. Mempercepat arus cash dengan penerimaan pendapatan di muka 2. Tidak ada tunggakan 3. Tidak ada pembacaan meter,pemutusan sementara dan penyambungan kembali 4. Meningkatkan pelayanan, mengurangi keluhan 5. Siklus tagihan yang lebih sederhana dan mudah Kemudahan / Keuntungan dari sisi pelanggan, antara lain: 1. Mengendalikan anggaran dan konsumsi pemakaian listrik sesuai kemampuan 2. Tidak perlu menyediakan Uang Jaminan Langganan (UJL/UMTL) 3. Lebih transparan jumlah rupiah yang dibayar dengan jumlah kWh yang diterima. 4. Membeli token / voucher isi ulang dapat dilakukan kapan saja. 5. kWh meter prabayar berfungsi sebagai dispenser listrik dilengkapi informasi display untuk mengontrol pemakaian, sisa kredit, peringatan jika listrik akan habis. Vending Terpusat Sesuai dengan surat DIRJAMALI No. 01809/532/DITJB/2009 tanggal 13 Februari

2009 perihal implementasi Listrik Pra Bayar (Lampiran 7)., unit-unit Distribusi se Jamali akan mengimplemantasikan joint vending LPB ke satu server. Hal ini sesuai juga dengan ITMP (Information Technology Master Plan) PT. PLN (Persero), dimana unit yang menjalankan proses bisnis yang sama implementasi sistem IT nya menerapkan centralized system dengan pola shared services. Gambaran joint vending dengan unit Distribusi lainnya, seperti skema dibawah ini;

Keterangan alur gambar : 1. Aplikasi Download DIL Penarikan DIL dari CM@X / CIS RISI hasil proses peremajaan ke Datacenter setiap 4 jam secara otomatis (dibuat aplikasi khusus terpisah dari sistem eksisting); Proses peremajaan dilaksanakan mendahului pelaksanaan pemasangan MPB dilapangan; Kode pembeda pelanggan prabayar adalah : T dan Nomor meter = 11 digit. 2. Aplikasi Export dari DACEN ke FTP Server Export DIL LPB dari DACEN ke FTP Server setiap 3 jam secara otomatis (dibuat aplikasi khusus terpisah dari sistem eksisting). 3. Aplikasi Import dari FTP Server ke VENDING Import DIL LPB dari FTP Server ke VENDING setiap 1 jam secara otomatis (aplikasi sudah ada di Vending Server ).

VENDING SERVER UMS (Ultima Management System), mengelola database pelanggan, pentarifan, meter dan pelaporan; UVS (Ultima Vending System), menangani proses perhitungan rekening dan pembuatan Token (Engineering Token dan Credit Token). VENDING UNIT Digunakan khusus untuk pembuatan Engineering Token (Key Change Token, Clear Tamper Token, Clear Credit Token, Load Limit Token) dan Free Issue Token yang diperlukan oleh MPB (Meter Prabayar).

VENDING GATEWAY Pintu komunikasi antara Vending Server dengan Switching Company dalam melakukan transaksi penjualan Token (Credit Token).

4. Aplikasi Export dari VENDING ke FTP Server Export transaksi LPB dari VENDING ke FTP Server setiap 3 jam secara otomatis (aplikasi sudah ada di Vending Server tetapi perlu modifikasi). 5. Aplikasi Import dari FTP Server ke DACEN Import transaksi LPB dari FTP Server ke DACEN setiap 3 jam secara otomatis (dibuat aplikasi khusus terpisah dari sistem eksisting).

Rekon Transaksi LPB Rekon transaksi LPB (H+1) dilakukan oleh masing-masing Kantor Distribusi;.Aplikasi ini dibuat khusus terpisah dari sistem eksisting. 6. Aplikasi Distribusi Data Transaksi LPB

Setiap transaksi yang sukses setelah direkon akan didistribusikan ke CM@X / CIS RISI yang ada dimasing-masing unit untuk bahan pembuat TUL III-09. Diagram Rancangan Vending Terpusat

Keterangan gambar : 1.Vending Mesin yang terdapat di PLN DJBB. 2. Vending Unit di Kantor Distribusi lainnya 3. Kloning Vending Unit tersebar di setiap APJ/UPJ 4. Output VU berupa free issue token dan token engineering lainnya.

2.1. STS (Standar Transfer Specification) Sistem LPB di PLN Disjabar menggunakan standard STS (Standar Transfer Specification) pertamakali dikembangkan oleh Eskom (PLN-nya Afrika Selatan) pada tahun 1993 bekerja sama dengan beberapa vendor terkemuka. STS dikembangkan untuk menyusun standar komunikasi antara meter prabayar dengan berbagai jenis vending system yang saat itu sudah dibuat oleh beberapa vendor. Inisiasi STS dibuat berdasarkan kesamaan latar belakang dan kebutuhan secara kolektif. Dibangun dibawah lisensi ESLC (Electricity Suppliers Liaison Committee) dan memfasilitasi kompilasi standar online vending server yang didukung oleh Proses standarisasi NRS The National Rationalisation of Standards Product Final STS dapat dilihat dalam NRS 009 Spesification. (http://www.nrs.eskom.co.za/ ) Standard yang digunakan oleh STS: o IEC 61850: Communications Networks and Systems in Substations. o IEC 61970: Energy Management System Application Programming Interface (EMSAPI). o IEC 61968: System Interfaces for Distribution Management. o IEC 62055 Electricity metering Payment systems. o IEC (The International Electrotechnical Commission) Asosiasi STS beranggotakan Eskom, vendor kelistrikan terkemuka seperti Conlog, Actaris, Landys And Gyr, Schluemberger, dan lembaga lainnya yang berperan aktif mengembangkan STS.

2.2. One Way & Two Ways Secara teknis operasional sistem listrik prabayar dikenal ada 2 sistem yaitu sistem 1 (satu) arah (one way) dan sistem 2 (dua) arah (two ways),perbedaan yang mendasar pada operasionalnya untuk listrik prabayar 1 (satu) arah adalah komunikasi antara meter prabayar dengan vending sistem adalah melalui media token berupa 20 digit angka yang dimasukkan pada keypad kWh meter prabayar , sedangkan pada sistem 2 arah komunikasi antara vending sistem dengan meter prabayar melalui media Smart card / smart key yang diisi ulang melalui card charger / card reader kemudian dimasukkan pada kWh meter prabayar. Saat ini belum jelas arah sistem listrik prabayar apakah menuju sistem 1 arah atau 2 arah, beberapa perusahaan listrik membutuhkan sistem 2 arah,namun banyak perusahaan listrik merasa sistem 1 arah sudah cukup atau bahkan penggabungan dari dua sistem tersebut. Para pengguna dan pabrikan kWh meter / pembuat software listrik prabayar sis-tem 1 arah telah membuat suatu Asosiasi yang membuat Standar listrik prabayar yaitu Standard Transfer Spesification (STS) yang merupakan pengembangan dari standar internasional yaitu IEC 62055-41 Payment Metering System. Standar untuk sistem 1 arah merupakan standar terbuka (multi vendor),dimana beberapa merk kWh meter prabayar bisa digunakan pada Vending sistem prabayar dengan Standar STS. Perusahaan pengguna Vending System /meter prabayar 1 arah harus mendaftarkan diri kepada Asosiasi STS untuk mendapatkan Nomor Suplly Group Code (SGC) yang akan digunakan sebagai salah satu data untuk enskripsi token. Di bawah ini disajikan perbedaan tersebut. Di PLN DJBB menggunakan 1 (satu) arah.

Sistem Satu Arah [One Way] dengan keypad Keuntungan Token tercetak di kertas biasa,sehingga tidak perlu penerima token (token acceptor) dimeter maupun ditempat penjualan. Penjualan Token bisa di Point of Sales,ATM,Teller, Downline Bank. Standar terbuka (open standard), berdasarkan standar IEC 62055-41,dengan enkripsi yang aman,bisa lebih dari satu vendor (vendor independence) Tarif listrik terdapat pada sistem manajemen, lebih aman karena sistem manajemen terdapat di Kerugian Token berupa 20 digit angka yang harus diketikkan melalui keypad,agak sulit bagi yang belum terbiasa. Tidak ada informasi dari meter yang kembali ke Utility

Sistem Dua Arah [Two Ways] dengan media token (smart card, smart key, dsb) Keuntungan Memasukkan token ke dalam meter lebih mudah (tidak perlu mengetik di keypad) Kemungkinan mendapatkan informasi pemakaian pelanggan melalui media token. Jika sudah ada standar dengan aplikasi yang lainnya Smart card bisa dikembangkan untuk digunakan diluar listrik prabayar. Kerugian Kemungkinan adanya kerusakan media token karena pemakaian ,penyimpanan,me muai,induksi dan kemungkinan hilang/tercecer. Kemungkinan media token dapat diduplikasi dengan teknologi Ada mekanisme penerima token (token acceptor) di meter dan ditempat penjualan (Untuk disetiap lokasi penjualan harus ada token acceptor/charger). Tarif terdapat pada meter, kurang aman untuk Utility

Media : Token dimasukkan ke dalam meter Media: Token dimasukkan ke dalam meter

Computer server

Sistem Listrik Prabayar yang dikembangkan PLN ( Persero ) adalaha sistem listrik prabayar one-way. Hal ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu: A. Ditinjau dari keadaan eksisting (yang sekarang sedang berjalan) di PLN Kondisi eksisting PLN menganut sistem PPOB Aplikasi eksisting mengacu ke sistem PPOB. Integrasi antar aplikasi dibangun untuk memenuhi kebutuhan PPOB. Infrastruktur eksisting dibangun untuk menunjang PPOB B. Ditinjau dari sisi kompetisi antar perusahaan : Menganut sistem STS (Standar Transfer Specification), sehingga memungkinkan untuk memakai beberapa merek meter, tentunya dengan syarat bahwa meter tersebut telah memenuhi standar STS. STS adalah suatu standarisasi internasional dengan brand name (STS Association) yang berkedudukan di Afrika Selatan dimana standarisasinya harus dipenuhi oleh meter prepaid apapun, yang ingin terhubung dengan vending sistem (one-way). Artinya meter prepaid yang akan dipasang akan berfungsi sebagaimana mestinya, jika meter prepaid ini telah memenuhi standar STS. Sampai saat ini sistem two way tidak menganut sistem STS. Dengan pertimbangan ini pula, PLN memilih sistem one way. Dengan demikian, maka PLN telah memberi kesempatan tidak hanya kepada salah satu produsen kWh meter tertentu. C. Ditinjau dari sisi Pelanggan : Tidak mengubah perilaku pelanggan dalam proses pembayaran rekening listrik, bagi pelanggan perilaku prabayar dan pascabayar tidak ada bedanya, semua dilakukan via PPOB. Pelanggan tidak akan direpotkan apabila berganti ke sistem prabayar

D. Ditinjau dari sisi biaya : Dengan spesifikasi yang identik, harga sistem one-way jauh lebih murah dibandingkan dengan sistem two-way. Kisaran harga two way bisa 2 kali lipat harga one-way. 2.3. SGC Memahami konsep SGC dalam STS tidak bisa lepas dari konteks dimana standar STS awal mula dikembangkan, yaitu di Afrika Selatan. Supply Group Code (SGC) adalah kode 6-digit yang menunjukkan suatu area geografis dimana meter prabayar berada. SGC identik dengan suatu perusahaan listrik, baik yang bersifat regional maupun area dari otoritas yang bersifat nasional SGC dikeluarkan oleh Key Management Center (KMC) Asosiasi STS yang berpusat di Afrika Selatan. Sifat SGC unique dan berlaku secara internasional. Otoritas yang akan

mengoperasikan prabayar harus mendaftar ke KMC untuk mendapatkan SGC. KMC akan mengirimkan SGC ke setiap vendor meter prabayar yang menjadi anggota asosiasi STS Fungsi SGC merupakan salah satu kunci pengaman dalam sistem prabayar. SGC dibubuhkan oleh vendor ke dalam setiap meter prabayar untuk menunjukkan otoritas pemilik meter prabayar tersebut. SGC di-entry ke dalam security module dalam vending system, dan menjadi bagian algoritma enkripsi pembentuk token saat transaksi prabayar dilakukan. Multiple SGC bermanfaat bila setiap unit bisnis memiliki vending system tersendiri, sebaliknya penambahan SGC akan memunculkan effort tambahan bila vending system masih bersatu. PLN sudah memiliki kode unit bisnis, idpel, dan koordinat spasial pelanggan, sehingga tidak diperlukan SGC sebagai penentu area geografis.

2.4. Token Token yang berupa 20 digit angka diproduksi oleh Vending System ini unik dan mempunyai tingkat keamanan sangat tinggi yang merupakan hasil enskripsi dari STS Security module yang terdiri dari : Nomor meter, SGC & KRN Tarip Index CDU ID Tanggal Pembuatan Token Type : E ( Electrisity) Uang ( Rupiah ) Nilai kWh yang dibeli,

Mekanisme pembelian listrik prabayar mudah dan efektif dengan cara pelanggan membeli token / voucher yang berisikan 20 digit angka, kemudian angka tersebut diisikan kedalam meter prabayar, listrik sudah bisa digunakan. Pelanggan mengisi ulang jika kredit kWh sudah akan habis / habis, jika tidak diisi ulang pada saat kredit kWh habis, sambungan listrik akan terputus secara otomatis sampai pengisian ulang berikutnya. Token merupakan voucher dengan unit kWh Token hanya berlaku untuk meter pelanggan yang bersangkutan dan hanya digunakan satu kali. Token terdiri dari 20 (dua puluh) angka yang bersifat unique (hanya cocok) untuk Nomor Meter Prabayar (11 digit ) tertentu. Kode Token dihasilkan oleh mesin Vending yang diitergrasikan dengan CIS (Customer Information System ) Existing. Rumus perhitungan token struk (kWh) disertai contoh pada Lampiran 4, dengan penjelasan sbb. : Nilai NET (bersih) yang diterima oleh PLN adalah pembayaran oleh konsumen dikurangi Biaya Administrasi Bank/Pos (BAB/P). Bank/Pos berhak mengenakan / tidak mengenakan BAB/P kepada konsumen pada transaksi pembelian token sesuai perjanjian/ Suplemen . Bank langsung mengambil BAB/P pada saat konsumen membayar melalui Bank / Pos yang bersangkutan. Pembelian token tidak dibatasi. Pelanggan mendapat Struk seperti contoh pada Lampiran 5. Pilihan nilai per transaksi pembelian : nilai tertentu dan bebas. Pilihan nilai tertentu : Rp.20.000,- Rp.50.000,Rp.500.000,Rp. 1.000.000,Rp.100.000,- Rp.250.000,-

Pilihan nilai Bebas, minimal Rp.20.000,- dan maksimal Rp. 1.000.000,-. Token tidak memiliki expired date

Jenis-jenis TOKEN : Test STS Token, yaitu token yang diterbitkan oleh asosiasi STS berfungsi untuk melakukan pengetesan MPB (self diagnostic) . Commissioning Token, yaitu token yang diterbitkan oleh asosiasi STS berfungsi untuk mengaktifkan MPB baru. Engineering Token, yaitu token yang dikeluarkan melalui Vending Unit (VU), terdiri dari :

Key Change Token, yaitu token untuk memasukkan SGC & KRN serta tarif index baru pada MPB atau bila terjadi perubahan tarif/daya. Clear Tamper Token, yaitu token untuk mengaktifkan kembali MPB yang mati/tidak aktif yang diakibatkan intervensi langsung terhadap fisik meter dalam keadaan sudah terpasang (dialiri listrik). Clear Credit Token, yaitu token untuk menghapus sisa kWh awal pabrikasi maupun sisa kWh pada tarif/daya lama. Free Issue Token, yaitu kredit token untuk mengisi kWh kedalam MPB seperti untuk kebutuhan token perdana, token pengganti, token kompensasi & token darurat dll. Load Limit Token, yaitu token untuk membatasi besarnya daya pada MPB sesuai dengan daya kontrak dalam satuan kW.

Credit Token, yaitu token isi ulang yang berisi sejumlah kWh yang dibeli pelanggan melalui Delivery Channel Bank (ATM/PPOB/POS). Jenis Free Issue Token dapat dibuat berdasarkan :

TUL I-06 BA akibat pemusnahan token unsold, BA meter rusak, BA sisa kWh rubah tarif prabayar ke prabayar BA sisa UJL menjadi kWh pelanggan paska bayar ke prabayar.

Engineering Token di print out oleh Vending Unit yang berada di setiap Unit PLN.

Operator Vending Unit adalah setingkat Supervisor di setiap Unit. Setiap engineering token yang di create akan digunakan untuk keperluan aktifasi meter LPB. Operator Vending Unit adalah setingkat Supervisor di setiap Unit. Setiap engineering token yang di create akan digunakan untuk keperluan aktifasi meter LPB. 2.5. Skema LPB

Calon pelanggan baru, mendaftar melalui CIS setempat, setelah data diremajakan, data tersebut dikirim ke Data Center, dan diteruskan ke Vending Mesin untuk updating data. Nomor serial meter LPB harus didaftarkan dahulu ke Vending Mesin. Bagi pelanggan baru akan mendapatkan token perdana minimal sebesar Rp.20.000,- atau sesuai kebijakan dari Kantor Distribusi setempat

Bila kredit token di meter LPB sudah menunjukkan limit token, maka pelanggan harus segera membeli token di seluruh jejaring PPOB dengan menunjukkan/menginputkan nomor serial meter pelanggan ybs. Bila pembelian token sukses, pelanggan akan mendapat struk pembelian listrik prabayar. Skema detil Listrik prabayar seperti gambar dibawah ini :

Keterangan gambar : 1. Aplikasi CIS.

Melalui TUL I-01: PB, Naik/turun Daya dan Rubah Tarif (termasuk Penerangan Sementara). Melalui TUL I-14 : Ganti meter dari Paskabayar ke Prabayar, Ganti meter dari Prabayar ke Prabayar dan pelayanan P2TL. Kompensasi UJL untuk paska bayar ke prabayar. Laporan-laporan. Mutasi dilaksanakan mendahului pelaksanaan di lapangan.

2. Aplikasi penarikan DIL dari unit ke Dacen

Data DIL prabayar hasil proses peremajaan akan ditarik setiap 4 jam untuk diupdatekan ke Dacen. Penarikan dan updating data DIL dilakukan secara otomatis.

3. Aplikasi ekspor-impor Dacen vs Vending Pengiriman data DIL ke FTP dan pengambilan data hasil transaksi di FTP secara otomatis setiap ada perubahan. 4. Aplikasi Vending Mesin

UMS (Ultima Management System) adalah aplikasi yang mengelola database pelanggan, pentarifan, meter dan pelaporan. UVS (Ultima Vending System) adalah aplikasi membentuk TOKEN melalui proses perhitungan rekening dan engineering token. Mengambil data DIL dari FTP dan mengirimkan data hasil transaksi ke FTP setiap jam.

5. Aplikasi Vending Gateway Pintu komunikasi dengan Switching Company untuk melakukan transaksi LPB ke Vending Mesin. 6. Aplikasi Vending Unit Hanya digunakan untuk proses pembuatan token engineering dan free issue token yang diperlukan oleh meter prabayar. 7. Switching Company

Pengelola jaringan komunikasi antara Dacen dengan Bank (collecting agent) untuk meneruskan transaksi Prabayar. Pengelola data hasil transaksi Bank (collecting agent) untuk dikirimkan ke PLN sebagai data Sold dan data Unsold pada H+1.

8. Collecting Agent (CA)

Bank pengelola payment point untuk transaksi Prabayar. Seluruh data transaksi yang sampai di CA harus dinyatakan sebagai transaksi yang sukses.

9. ATM/Teller/Loket PPOB/EDC/SMS : Tempat pelanggan membeli token prabayar. 10. Aplikasi Rekon :

Data Sold dan data Unsold yang dikirim oleh Switching Company akan diolah di Dacen untuk diteruskan ke DM Pendapatan sebagai bahan rekon dengan uang dan didistribusikan ke Unit2 sebagai transaksi pada H+1. 11. Aplikasi Distribusi Data Transaksi Setiap data transaksi yang sukses setelah direkon akan didistribusikan ke Unit2 via CIS. Aplikasi ini bekerja secara otomatis. 12. Aplikasi Call Center Setiap data transaksi yang sukses setelah direkon dapat diakses melalui web : http://10.2.1.25 . Contoh tampilan intranet LPB

Vending Machine Vending mesin pada prinsipnya adalah sistem yang berfungsi melayani pembuatan token baik melalui PPOB maupun dari vending unit.

Perekaman dan pengiriman nomor token yang ada di data center ini memiliki tujuan tertentu, diantaranya untuk rekonsiliasi antara data tentang jumlah token yang telah dihasilkan oleh vending mesin dan data tentang jumlah token yang telah berhasil dijual melalui switching company. Aplikasi VM (Built-up) UMS Manual Administrator

VM Ambil Data Master dari FTP Server via UMS (Schedular) UMS Kirim Data Master ke UVS VM Kirim data Transaksi ke FTP Server

Vending Unit Aplikasi Vending unit merupakan sebuah aplikasi operasional dari sistem Listrik Prabayar yang meliputi pembuatan Token-token Enginering dan pembuatan Free Issue yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelanggan listrik prabayar. Sehingga dalam penerapannya akan lebih terasa manfaatnya jika vending unit ini di posisikan di kantor Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) atau Kantor APJ. Untuk mendukung operasional vending unit maka perlu disampaikan beberapa kelengkapan (hardware) yang direkomendasikan dalam bentuk Data Teknis berikut : Supply Voltage 230VAC +15% - 20% 115VAC +15% - 20% Supply Frequency Power Consumption 48 - 62 Hz 40W 5C to 45C

Operating Temperature Tipe Komputer Desktop

Storage Temperature -10C to 60C Monitor 15" Keyboard CPU Board Hard Disk Floppy Disk 1.44 Mbytes 3.5" / Opsional Standard 101 Keyboard P4 atau Setara 40 GB atau lebih

DVD ROM Printer

DVD ROM /Opsional

Memory 512 MB dan direkomendasikan 1 GB Epson LX-300+ Serial Ports Recomendasi EPSON TMU 220 B Serial Port Interface Network Card 10/100 MB

Kelengkapan VU bisa digambarkan seperti berikut :

PROSEDUR PEMBUATAN TOKEN di Vending Unit: Pembuatan Token dapat dibagi 2 bagian besar yaitu : 1. Token Enginering 2. Token Kredit Token enginering digunakan untuk melakukan aktifasi meter LPB (pengoperasian pengujian pada meter listrik LPB) yang dipasang dipersil / bangunan rumah

pelanggan. Bergantung pada sistem anda diset-up ke peralatan peripheral akan ditententukan token management yang dapat dibuat pada sistem anda. Gambar diatas menunjukkan sebuah system yang sudah diset-up untuk melakukan Conlog proprietary tokens, STS numeric tokens dan STS magnetic tokens. Key Change Token Perubahan Token ini akan membolehkan anda untuk mengubah Tarif Index dan/atau Key Revision Number (KRN) dari meter khusus kelistrikan. Jika sebuah meter di-setup dengan SGC : 901129, KRN :1 dan Tarif Index :1 dan anda perlu mengubah Tariff index menjadi 2, maka anda harus klik pada Key Change Token button dan meletakkan informasi yang sesuai kedalam field seperti ditunjukkan pada Gambar Kemudian anda akan klik OK dan 40 digit token akan dicetak atau anda diminta untuk memasukkan dua token magnetik tergantung pada teknologi token dari meter khusus. Gambar Tampilan Key Change Token

Clear Tamper Menghapus Kredit Token ini digunakan jika meter dibuka secara paksa yang mengakibatkan meter mati, dan tamper di meter berfungsi. untuk mengaktifkan meter ini pelanggan harus meminta ke UPJ terdekat dan dikenakan denda dikarenakan merusak properti PLN

Load Limit Token Mengatur batasan daya Digunakan untuk mensetting batasan daya pada meter LPB sesuai daya kontrak dalam satuan kW. Clear Credit Menghapus Kredit Token ini akan menghapus pemakai kredit terakhir pada kWh meter. Ini tidak akan menghapuskan data meter terakhir.. Free Issue Token Free Issue merupakan suatu pemberian sejumlah kWh yang dihasilkan tanpa jalur pembelian delivery channel bank sehingga Token ini harus diawasi penggunaannya. Free Issue dikeluarkan dengan 2 kondisi yaitu Berita Acara dan TUL I-06. Free Issue dengan berita acara dibagi atas : 1. Berita Acara Pemusnahan Token unsold 2. Berita Acara Meter Rusak 3. Berita Acara Sisa kWh Rubah Tarif (prepaid ke prepaid) 4. Berita Acara Sisa UJL menjadi kWh (poshpaid ke prepaid) Sedangkan Free Issue melalui TUL I-06 dikeluarkan untuk Token perdana pelanggan baru, migrasi dan rubah daya. Free Issue ini juga bisa digunakan untuk Kondisi Emergency jika Token sudah dibeli.

3. PELAYANAN PELANGGAN LPB

3.1. Pemasangan Baru (PB), Perubahan Daya (PD), Ganti Nama, Ubah Tarif

a. Pemasangan Baru LPB Proses mengikuti ketentuan LPB (Listrik Pra Bayar) : Golongan tarif/daya konsumen mengikuti ketentuan tarif prabayar yang berlaku yang dikelurakan oleh PT.PLN (Persero) Pusat. Penerimaan penjualan token-kWh sementara menunggu ketentuan lebih lanjut dari PLN Pusat , dibukukan sebagai Pendapatan cash basis (sesuai surat PLN DJBB No.173/160/DJBB/2007. Kesepakatan dinyatakan dalam PJBTL yang berisi a.l : Tarif/Daya, Harga Rp/kWh sesuai tarif/daya, pembayaran Token-kWh awal; tanpa biaya UJL & kompensasi TMP. Proses yang dilaksanakan untuk pemasangan baru LPB:

Melunasi biaya-biaya : Biaya Penyambungan (BP) , Token awal/token perdana minimal Rp. 20.000,- adalah murni kWh. Setelah TUL I-06, menerbitkan Perintah Kerja pasang baru & Berita Acara, permintaan material (MPB & APP), pengisian Berita Acara (nomor MPB) TUL I-11 (PDL) dan setelah dilakukan peremajaan dimuka DIL-nya dikirim melalui FTP ke Datacenter & Vending System (agar konsumen bisa segera beli token).==> agar disesuaikan MPB dipasang di pelanggan, diaktifkan dengan Commissioning Token dan Engineering Token setelah data diterima di Datacenter (DC) / Vending System (VS), catat koordinat Globang Positioning System (GPS) untuk pelanggan terkait. Menggunakan MCB sesuai tangga daya yang berlaku, MCB harus dipasang setelah MPB.==> disempurnakan Informasi tentang LPB bisa melalui : Website http://10.2.1.25 . Ketentuan P2TL LPB. Pelanggan yang sudah LPB jika dikemudian hari melakukan pemakaian listrik secara tidak sah, PLN berhak melaksanakan P2TL, Tagihan

susulan (TS) dibuat buat point khusus.

sesuai Keputusan Direksi No: 234.K/DIR/2008, dan wajib

melunasi 75% TS tersebut, sisanya diangsur 50% dari nilai pembelian token.==>

b. Perubahan Daya LPB Proses yang dilaksanakan: Melunasi biaya-biaya: untuk naik daya dikenakan BP/RAB Setelah TUL I-06, menerbitkan PK (TUL I-09), untuk turun daya dikenakan biaya Administrasi sesuai lampiran B Kep Dir No. 335.K/010/DIR/2003. BA (TUL I-10), PDL (TUL I-11), permintaan material (APP/pembatas), pengisian BA tanggal perubahan Peremajaan dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemasangan MPB, hasilnya dikirim melalui FTP ke Datacenter & Vending system (konsumen bisa segera beli token).

Kesepakatan dinyatakan dalam SPJBTL yang berisi a.l : Tarif/Daya, Harga Rp/kWh sesuai tarif/daya, pembayaran Token-awal (Free Issue Token); pengaruh Load Limit; utang/piutang (UJL& TS/SPH) & tanpa kompensasi TMP. Pemasangan meter PraBayar di pelanggan dan diaktifkan dengan Engineering Token (Key Change Token, Clear Credit Token, Free Issue Token dan Load Limit Token). Catat sisa token-kwh akhir dari meter PraBayar untuk tarif/Daya lama, foto digital sisa token-kWh & No. meter PraBayar, setting token-kWh awal untuk tarif/Daya baru Buat Berita Acara dan dokumentasinya.

Memindahkan data TUL I-10 Realisasi pemasangan (perubahan) meter PraBayar di lokasi konsumen dilengkapi data sisa kWh dan dilampiri Foto digital stand kWh & No.MPB ke CIS. Konversi (Free Issue Token) sisa token tarif/daya lama ke jumlah token kWh tarif/daya baru dengan rumus: Token kWh baru = sisa Token kWh lama X (Tarif lama / Tarif baru).

Token pengganti hasil Konversi ini akan disampaikan ke pelanggan 1 (satu) hari setelah tarif / daya baru dipasang (diserahkan ke konsumen melalui SMS, telepon atau didatangi).

c. Ganti Nama Perubahan Nama Pelanggan LPB, meliputi : Proses mengikuti ketentuan khusus LPB Syarat Bukti Kepemilikan, untuk Balik Nama Syarat Akte Perubahan Nama, untuk Ubah Nama Tidak merubah ID Pelanggan. Tidak dikenakan biaya Proses Perubahan Nama :
1. Pendaftaran 2. SIP (TUL I 03) 3. SPJBTL 4. Mutasi Data Pelanggan 5. Peremajaan

d. Ubah Tarif Perubahan Tarif LPB, meliputi : Proses mengikuti ketentuan khusus LPB. Perubahan Tarif karena permintaan pelanggan/sesuai peruntukan atau akibat hasil survey penyisiran tarif. Golongan tarif konsumen mengikuti ketentuan TDL yang berlaku dan sesuai peruntukan. Kesepakatan dinyatakan dalam PJBTL atau bentuk lain yang berisi : Tarif/Daya, Harga, Pembayaran Token awal tarif baru & kompensasi TMP. Registrasi Vending Unit Tarif Baru.

MPB diaktifkan dengan Token Comissioning (TC). Proses Peremajaan. Proses Perubahan Tarif LPB, meliputi : 1. Pendaftaran atau hasil sisir tarif. 2. Survey 3. SIP (TUL I-03) 4. Surat Penangguhan ( TUL I-04) 5. SPJBTL 6. SJPS 7. Pembayaran Stroom Awal sesuai Tarif Baru 8. Pencetakan PK/BA Penyambungan 9. Registrasi Vending Unit 10. Mutasi Data Pelanggan 11. Cetak Free Issue 12. MPB diaktifkan dengan registrasi baru 13. Peremajaan

3.2. Penyambungan Sementara/Multiguna Prosedur Pelayanan Penerangan Sementara pada pelanggan LPB Dari sisi aturan TUL pada dasarnya sama dengan Pascabayar Permintaan pemohon sedapat mungkin dilakukan H-3 dari masa kontrak. Permohonan pelanggan hanya diberikan bagi pelanggan 1 phasa. Pelanggan membayar biaya token awal untuk daya baru sementara. Fungsi Tarif Penyambungan yang dikenakan melakukan registrasi tarif pada vending unit dan mengeluarkan token perdana/free issue. menggunakan multiguna sebesar-besarnya Rp.1.450,-/kWh

Pada masa kontrak pelanggan membeli token sesuai kebutuhan. Pada akhir masa kontrak PLN melakukan registrasi penormalan kembali vending unit sesuai identitas pelanggan dengan daya lama.

3.3. Migrasi Paska Bayar ke LPB Golongan tarif dan daya tetap. a. Proses yang dilaksanakan: Pelanggan mengisi surat pernyataan migrasi ke prabayar.

Menyelesaikan TS/SPH terlebih dahulu (bila ada). Menginformasikan nilai UJL pelanggan yang nantinya akan dikompensasikan dengan kWh. Bayar biaya-biaya : Biaya Administrasi sesuai Keputusan Direksi No. 335.K/010/DIR/2003, lampiran B, Token awal minimal Rp.20.000,- adalah murni kWh. Setelah TUL I-06, menerbitkan PK (TUL I-09), BA (TUL I-10), PDL (TUL I-11), permintaan material (APP/pembatas), pengisian BA tanggal perubahan Peremajaan dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemasangan MPB, hasilnya dikirim melalui FTP ke Datacenter & Vending system (konsumen bisa segera beli token).

Kesepakatan dinyatakan dalam PJBTL

yang berisi a.l : Tarif/Daya, Harga

Rp/kWh sesuai tariff/daya, pembayaran Token awal (Free Issue Token); pengaruh Load Limit; tanpa kompensasi TMP. Catat stand akhir/bongkar meter lama, catat koordinat GPS utk pelanggan terkait dan di-entry ke CIS (BA Pasang meter PB + Stand bongkar) Buat dokumentasi dengan foto digital dan BA nya

Meter PraBayar dipasang di pelanggan, diaktifkan dengan Commissioning Token dan Engineering Token setelah terima dari Data Center (DC) / Vending System (VS), catat koordinat GPS untuk pelanggan terkait. Menggunakan MCB sesuai tangga daya yang berlaku, MCB harus dipasang setelah MPB.

b. Kompensasi nilai UJL yang ada dengan sisa tagihan akhir berdasarkan stand bongkar meter lama : Nilai UJL < sisa tagihan akhir berdasarkan BA perhitungan UJL, akan diterbitkan TUL I-06 sebesar nilai UJL yang ada dan kekurangannya menjadi hutang konsumen yang bisa dibayar langsung atau dinyatakan sebagai hutang dengan SPH prabayar yang akan ditagihkan melalui transaksi pembelian token-kWh, informasi ini akan disampaikan ke pelanggan 1 hari setelah MPB terpasang (nantinya akan mengurangi pembelian Token). Nilai UJL > sisa tagihan akhir berdasarkan BA perhitungan UJL, akan diterbitkan TUL I-06 sebagai dasar untuk menerbitkan free issue token dan informasi ini akan disampaikan ke pelanggan 1 (satu) hari setelah MPB terpasang (diserahkan ke konsumen melalui SMS, telepon atau didatangi).

Perhitungan free issue token sesuai rumus token pada struk pada butir 3.2 tanpa biaya administrasi Bank, PPJ, PPN, meterai, sehingga diperoleh nilai kWh.

4. SISTEM PELAPORAN

4.1. Pertumbuhan Pelanggan Pelaporan Fungsi Pelayanan Pelanggan, meliputi : 1. Laporan Daftar Tunggu 2. Laporan Kecepatan Pelayanan (TMP) 3. Laporan Pertumbuhan Pelanggan LPB 4. Laporan Pelanggan LPB (DLPD) yg tidak melakukan pembelian Stroom pada kurun waktu tertentu 5. Rekapitulasi Penerimaan BP 6. Rekapitulasi Penyelesaian TS P2TL 7. Rekapitulasi Penyelesaian Penyambungan Sementara 8. Rekapitulasi Penerimaan Tagihan Susulan lainnya 9. Rekapitulasi Peremajaan Data Pelanggan (PDL)

Pelaporan Listrik Pra Bayar (LPB) :


Penerimaan LPB dimasukkan dalam Laporan Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik dan sementara ini dibukukan sebagai pendapatan (cash basis). Unsur meterai, PPN, PPJ dll dibukukan sesuai ketentuan. Pada Laporan TUL III-09 ditambah baris Listrik Pra Bayar, untuk menampung total penjualan kWh dan rupiah dan jumlah pelanggan Listrik Parabayar. Pada proses migrasi dari paska bayar menjadi prabayar, jumlah pelanggan pada bulan mutasi (misal bulan N), maka jumlah pembelian kWh akan langsung masuk pada pendapatan bulan N, sedangkan jumlah pelanggannya akan dilaporkan sebagai pelanggan prabayar pada bulan N+1 (jumlah pelanggan paskabayar berkurang dan jumlah pelanggan LPB bertambah).

4.2. Penjualaan kWh

5. TEKNOLOGI INFORMASI

5.1. Skema Sistem

5.2. Vending Unit dan Cara Pengoperasian

6. FITUR METER LPB

6.1. Fitur kWh meter prabayar berbeda bila dibandingkan kWh meter yang biasa dipakai selama ini (pascabayar), terbuat dari meter elektronik dipasang di pelanggan yang digunakan untuk mengukur pemakaian mengontrolnya. Meter ini dilengkapi dengan display informasi, keypad untuk memasukkan angka kode token / Stroom atau perintah lainnya. Meter ini mempunyai jenis kompak, dimana meter unit menjadi satu dengan keypad unit dan meter jenis split, dimana meter unit terpisah dengan keypad unit (dihubungkan dengan kabel data). Untuk meter jenis kompak pemasangannya pada bangunan pelanggan dengan letak meter yang mudah dikontrol dan dijangkau,sedangkan untuk meter jenis split,pemasangan meter unitnya dipasang secara mengelompok dalam atau pada box khusus,sedangkan keypad box ditiang energi listrik dipelanggan dan memantau serta

unitnya dipasang pada masing masing

bangunan pelanggan (didalam bangunan) sehingga mudah dikontrol dan dijangkau. Meter LPB ini mempunyai beberapa fungsi atau fitur antara lain sebagai berikut : Mempunyai Nomor seri unik sesuai STS Kontaktor untuk menghubungkan atau memutuskan koneksi listriknya Low credit warning (visual dan audible) Tamper switch detection Programable trip current. Memiliki memori yang tidak terhapuskan (non Volatile memory) Menyimpan data historical pengisian token sebelumnya. Pada display LCD dapat ditampilkan sisa kredit kWh, daya yang dipakai, status kontaktor, jumlah kWh yang dipakai sejak dipasang, informasi balik saat menerima token serta informasi lain, yaitu : tegangan, arus, sisa kWh, daya sesaat (VA, kW),

cos phi, durasi waktu tunda, setting batas rendah, kredit kWh, alarm bunyi, dan batasan daya. Meter prabayar saat ini baru tersedia untuk pelanggan 1 phasa dan 3 phasa dengan sistem pengukuran langsung. 6.2. Tampering Karena meter LPB dilengkapi dengan switch tampering, maka bila cover atau tutup terminal wiring kWh meter prabayar di buka dan terjadi penyalahgunaan maka aliran listrik akan shut down / aliran listrik padam. Jika pelanggan / pelaku membuka cover / tutup terminal kWh meter secara paksa maka untuk mengaktifkannya digunakan Clear Tamper dan pelanggan harus melapor meminta ke UPJ terdekat dan dikenakan denda dikarenakan merusak properti PLN sesuai KepDir 234. 6.3. Tarif Index Meter prabayar sebelum dipasang harus diproses terlebih dahulu guna untuk mengetahui pelanggan yang dipasang dikenakan jenis tarif yang sesusui dengan cara mengentrikan 1 x 20 digit nomor enter dan 1 x 20 digit enter, kemudian tekan short code 05 enter guna untuk mengecek indek tarifnya sudah sesui Contoh 05 enter pada display tertera 03 artinya adalah pelanggan tersebut daya kontraknya 1300 VA dan golongan tarifnya R1dan indek tarifnya 3 6.4. Load Limit Load Limit Batas Daya Nyata Meter prabayar dilengkapi dengan fasilitas Load limit. Load limit di setting melalui Vending Unit menggunakan token load limit. Token ini akan mengubah batas daya di meter listrik khusus sesuai dengan tujuan token dibuat. Dengan perhitungan maka batas daya yang dipakai adalah 170 % dari Daya Kontrak (dengan catatan MCB 1,2 dari daya kontrak sesuai SPL No 55). Sedangkan satuan yang digunakan yaitu kW.

6.5. Ketentuan Standar Meter Prabayar

Meter Prabayar harus memenuhi semua ketentuan standar IEC 62055-XX (41-51 ) menggantikan 62052 dan 62053 Spek elektronik : Tegangan nominal : 230 Volt Arus nominal Konstanta Frekuensi Kelas : 5 (80) Ampere : 1000 imp/ kWh atau 1600 imp/kWh : 50 Hz : 1.0

Tahan percikan air : IP54

6.6. Jenis Meter Prabayar ada 2 jenis meter yaitu : I. Meter 1 phasa 2 kawat II. Meter 3 phase 4 kawat sambunglangsung I. Meter 1 phase 2 kawat Pada sistem pengukuran meter prabayar 1 phase 2 kawat yang ada di PT. PLN ( Persero ) ada 4 generasi yaitu : 1. Single Shensing Single Reley 4 Terminal 2. Dobel Shensing Single Reley 4 Terminal 3. Dobel Shensing Dobel Reley 4 Terminal 4. Dobel Shensing Dobel Reley 5 Terminal Sesuai SPLN D3.009-1.2010

1. Single Shensing Single Reley 4 Terminal Yang dimaksud Single Shensing Single Relay adalah meter prabayar dilelengkapi dengan 1 pengkuran dan 1 pengaman yang terpasang pada penghantar phase dan meter tersebut mempunyai 4 terminal Gambar Single Shensing Single Reley 4 Terminal

2. Dobel Shensing Single Reley 4 Terminal Yang dimaksud Dobel Shensing Single Relay adalah meter prabayar dilelengkapi dengan 2 pengkuran phase dan netral serta memilik 1 pengaman yang terpasang pada penghantar phase dan meter tersebut mempunyai 4 terminal Gambar Dobel Shensing Single Reley 4 Terminal

3. Dobel Shensing Dobel Reley 4 Terminal Yang dimaksud Dobel Shensing Dobel Relay adalah meter prabayar dilelengkapi dengan 2 pengkuran phase dan netral serta memilik 2 pengaman yang terpasang pada penghantar phase dan netral dimeter tersebut mempunyai 4 terminal. Gambar Dobel Shensing Dobel Reley 4 Terminal

4. Dobel Shensing Dobel Reley 5 Terminal Yang dimaksud Dobel Shensing Dobel Relay adalah meter prabayar dilelengkapi dengan 2 pengkuran phase dan netral serta memilik 2 pengaman yang terpasang pada penghantar phase dan netral dimeter tersebut mempunyai 5 terminal. Gambar Dobel Shensing Dobel Reley 5 Terminal

Keterangan : 39 : Cos phi 40 : Daya semu (VA) Diskripsi yang kosong (-) dipergunakan untuk meter 3 phase

II. Meter 3 phase 4 kawat sambunglangsung Meter LPB 3 phase yang terpasang dipelangan digunakan untuk pelanggan yang menggunakan daya listrik yang cukup besar yaitu diatas 7700 VA s/d 33.000 VA. Adapun meter 3 phase yang terpasang di PT. PLN ( Persero ) adalah merk : Hexing Actaris Genus

Meter LPB 3 Phasa Sambungan Langsung


ACTARIS

Instalasi Pelanggan

Instalasi PLN

Meter LPB 3 Phasa Sambungan Langsung


HEXING

Instalasi Pelanggan

Instalasi PLN

7. TEKNIK PEMASANGAN DAN PENGOPERASIAN

Pada pemasangan meter prabayar perlu dilihat single line diagram yang tertera pada namplite meter, gunanya untuk melaksankan pemasangan secara benar dan aman bagi manusia maupun peralatan dan lingkungannya Pemasangan meter prabayar 1 phase terbagi 3 jenis pengawatan yaitu 1 phase LNNL, 1 phase LLNN, dan 1 phase LLGNN.

a.1 Phase LNNL LNNL = Line Netral Netral Line Jadi maksudnya adalah : Penghantar phase masuk ke terminal 1, penghantar netral masuk ke terminal 2, penghantar netral keluar terminal 3 dan penghantar phase keluaran dari meter terminal 4. ( lihat gambar single line diagram )

b.

1 Phase LLNN

LLNN = Line Line Netral Netral Jadi maksudnya adalah : Penghantar phase masuk ke terminal 1, penghantar phase keluaran dari meter pada terminal 2, penghantar netral masuk ke terminal 3 dan penghantar netral keluaran dari meter terminal 4. ( lihat gambar single line diagram )

c.1 Phase LLGNN LLGNN = Line Line Ground Netral Netral Jadi maksudnya adalah : Penghantar phase masuk ke terminal 1, penghantar phase keluaran dari meter pada terminal 2, penghantar ground masuk pada terminal 3, penghantar netral keluaran dari meter terminal 4 dan penghantar netral keluar dari meter ( lihat gambar single line diagram )

d.

3 Phase RSTN

Cara Pemasangan : 1. Perhatikan cara pemasangan MPB yang akan dipasang / lihat pengawatan yang ada pada namplete / papan nama 2. Pasang base plate / Plate landasan pada diding bagunan 3. Pasang MPB 4. Pasang pengawatan sesuai petunjuk yang ada di namplate 5. Kencangkan baut baut terminal kaki kWh meter 6. Tutup kaki kWh meter Prbayar 7. Masukkan teganggan suplay 8. Lihat / Perhatikan display LCD & lampu indikator 9. Jika LCD tetera Periksa Cara Pengoperasian Meter Prabayar : Setelah MPB dipasang dan power On serta display tertera Periksa maka langkahnya sbb. : 1. Entrykan Clear Tamper Token ( CTT ) kemudian Enter Lihat diplay : Jika display tetera Gagal ulangi masukkan CTT kembali Jika display tetera benar lanjutkan token berikutnya KCT Lihat diplay : Jika display tetera Gagal ulangi masukkan KCT kembali Jika display tetera benar lanjutkan token berikutnya 20 digit yang ke 2 Entrykan Key Change Token ( KCT ) 20 digit yang 2 Lihat diplay : Jika display tetera Gagal ulangi masukkan KCT 20 digit yamg ke 2 Jika display tetera benar lanjutkan token berikutnya Power Limit Token ( PLT ) Sebelum melanjutkan token berikutnya Power Limit Token ( PLT ) agar chek dengan cara menekan 05 enter lihat display sesuai dengan TUL I-09 / PK contoh R1 900 VA dislplay 02 ( benar )

2. Entrykan Key Change Token ( KCT ) 20 digit yang 1

3. Entrykan Power Limit Token ( PLT ) kemudian Enter Lihat diplay : Jika display tetera Gagal ulangi masukkan PLT kembali Jika display tetera benar lanjutkan token berikutnya CCT Sebelum melanjutkan token Ckear Credit ( CCT ) agar chek dengan cara menekan 07 enter lihat display sesuai dengan PK contoh display 1,53 kW ( benar ) 4. Entrykan Clear Credit Token ( CCT ) kemudian Enter Lihat diplay : Jika display tetera Gagal dan nilai Kredit masih ada maka ulangi masukkan CCT kembali Jika display tetera benar maka nilai kredit tertera 0 ( nol ) kWh dan lampu dipelanggan padam, lanjutkan token Perdana / Free Issue 5. Entrykan Token Perdana / Free Issue Token ( FIT ) kemudian Enter Lihat diplay : Jika display tetera Gagal ulangi masukkan FIT kembali Jika display tetera benar maka display tetera nilai kredit kWh dan lampu pelanggan menyala. Informasi untuk meter Listrik Prabayar 1. Tampilan LCD MPB adalah : nilai kredit kWh 2. Tanda Credit / Pulsa mau habis : tandanya Alarm Buzzer berbunyi dan nilai creditnya < 20 kWh, untuk meter sesuai SPLN batas rendah kWh alarm bunyi dapat disetting dengan cara tekan 456XX enter ( dalam kWh ) 3. Alarm bunyi dengan durasi 30 detik dan jedah waktu tunda bunyi alarm juga dapat disetting dengan cara tekan 123xxx enter ( dalam menit ) 4. Jika alarm berbunyi maka untuk menghentikan sementara tekan sembarang tombol.

8. JENIS-JENIS GANGGUAN LISTRIK PRA BAYAR


8.2. Tanda-Tanda dan Solusi Gangguan Tanda tanda meter rusak antar lain : a. Display tetera null file b. Display blank / mati c. Display tampilannya cacat d. Relay rusak On / off terus e. Perhitungan ngacau Solusi meter rusak : meter diganti & kompensasi saldo kWh 8.3. Penyebab Meter Listrik Prabayar Padam 8.3.1. Penyebab Listrik Pelanggan Bisa Padam antara lain : 1. Suplay Listrik terganggu : Sistem 500 kV & 150 kV Sistem 20 kV Trafo Distribusi Sistem Jaringan Tegangan Rendah Saluran Masuk Pelanggan ( SMP / SR ) Hubung singkat di instalasi MCB off atau Zekring putus

2. Credit kWh habis 3. Call atau Gambar Switch terbuka 4. Cover meter dibuka 5. Pemakaian melampaui batas & Lock Out 8.3.2. Penyebab MPB display tertera Periksa adalah : a. Switch / saklar tamper kendor / terbuka b. Cover / tutup kaki kwh meter kendor / terbuka c. Kawat phase dijumper d. Kawat neutral dijumper

e. Meter ditempel magnit f. Levering kawat phase g. MPB diijaction arus h. MPB diijaction tegangan i. Ground salah pasang

Short code / kode singkat semua MPB sama sesuai SPLN D3.009.1.2010 tanggal 30 Desember 2010

9. PENANGANAN GANGGUAN PELANGGAN LISTRIK PRA BAYAR


Setelah Petugas Call Center Membuka DIL maka : Perlu menanyakan keluhan / apa yang dapat kami bantu ? : Jika pada kode tarifnya T Agar menanyakan display LCD pada meter antara lain : Nilai Call Over po kembali, Gambar Credit 0 Kirim kWh info ini Pelanggan ke agar Kirim P2TL / agar beli Stroom isi ulang lanjuti listrik lanjuti

Bung

untuk

ditindak

Pelanggan agar menunggu 30 menit listrik akan menyala pelanggan switch berbuka mengurangi info ini pemakaian untuk ditindak

Alarm bunyi Tekan sembarang tombol dan Credit kWh segera habis pelanggan agar beli Stroom isi ulang. 1. Jika Alarm bunyi dan display tertera Over po atau dylebih dan lampu pelanggan padam sementara maka pelanggan agar mengurangi pemakaian listriknya dan pelanggan menunggu sampai 45 detik baru listrik menyala kembali. 2. Jika terjadi pemadaman sampai 5 x dan display tertera Lock Out, Terputus atau gambar Switch terbuka : Maka pelanggan harap sabar menunggu selama 45 menit listrik akan nyala kembali. 3. Jika dalam waktu menunggu kebetulan sistem jaringan terganggu dan normal kembali maka otomatis lampu dipelanggan tsb akan nyala kembali. a. Jika display MPB Call atau Periksa berarti pelanggan telah menyalah gunakan pemakaian energi listrik, maka MPB tsb perlu diobati dahulu dengan mengentrykan Clear Tamper, namun terlebih dahulu petugas harus memeriksa MPB antara lain Segel dan instalasi pelanggan.

b. Jika display tertera Periksa fungsi pengukuran tetap berfungsi namun jika pelanggan mengentrikan Token / Stroom isi ulang maka dijawab oleh MBP display tertera Gagal

PRAKTEK : Praktek Vending Unit Aplikasi Vending unit merupakan sebuah aplikasi operasional dari sistem Listrik Prabayar yang meliputi pembuatan Token-token Enginering dan pembuatan Free Issue yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelanggan listrik prabayar. Sehingga dalam penerapannya akan lebih terasa manfaatnya jika vending unit ini di posisikan di kantor Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) atau Kantor APJ atau dikantor Wilayah

Kelengkapan VU bisa digambarkan seperti berikut :

PROSEDUR PEMBUATAN TOKEN di Vending Unit: Pembuatan Token dapat dibagi 2 bagian besar yaitu : 1. Token Enginering 2. Token Kredit Token enginering digunakan untuk melakukan aktifasi meter LPB (pengoperasian pengujian pada meter listrik LPB) yang dipasang dipersil / bangunan rumah pelanggan. Bergantung pada sistem anda diset-up ke peralatan peripheral akan ditententukan token management yang dapat dibuat pada sistem anda. Gambar diatas

menunjukkan sebuah system yang sudah diset-up untuk melakukan Conlog proprietary tokens, STS numeric tokens dan STS magnetic tokens. Key Change Token Perubahan Token ini akan membolehkan anda untuk mengubah Tarif Index dan/atau Key Revision Number (KRN) dari meter khusus kelistrikan. Jika sebuah meter di-setup dengan SGC : 901129, KRN :1 dan Tarif Index :1 dan anda perlu mengubah Tariff index menjadi 2, maka anda harus klik pada Key Change Token button dan meletakkan informasi yang sesuai kedalam field seperti ditunjukkan pada Gambar Kemudian anda akan klik OK dan 40 digit token akan dicetak atau anda diminta untuk memasukkan dua token magnetik tergantung pada teknologi token dari meter khusus. Gambar Tampilan Key Change Token

Clear Tamper Menghapus Kredit Token ini digunakan jika meter dibuka secara paksa yang mengakibatkan meter mati, dan tamper di meter berfungsi. untuk mengaktifkan meter ini pelanggan harus meminta ke UPJ terdekat dan dikenakan denda dikarenakan merusak properti PLN Load Limit Token Mengatur batasan daya

Digunakan untuk mensetting batasan daya pada meter LPB sesuai daya kontrak dalam satuan kW. Clear Credit Menghapus Kredit Token ini akan menghapus pemakai kredit terakhir pada kWh meter. Ini tidak akan menghapuskan data meter terakhir.. Free Issue Token Free Issue merupakan suatu pemberian sejumlah kWh yang dihasilkan tanpa jalur pembelian delivery channel bank sehingga Token ini harus diawasi penggunaannya. Free Issue dikeluarkan dengan 2 kondisi yaitu Berita Acara dan Bukti Referensi dari Non Taglis/TUL I-06. Free Issue dengan berita acara dibagi atas : 1. Berita Acara Pemusnahan Token Unsold 2. Berita Acara Meter Rusak 3. Berita Acara Sisa kWh Rubah Tarif (prepaid ke prepaid) 4. Berita Acara Sisa UJL menjadi kWh (postpaid ke prepaid) Sedangkan Free Issue melalui Bukti Referensi dari Non Taglis/TUL I-06 dikeluarkan untuk Token perdana pelanggan baru, migrasi dan rubah daya. Free Issue ini juga bisa digunakan untuk Kondisi Emergency jika Token sudah dibeli.

Pengawatan meter prabayar Sebelum merakit / pengawatan meter prabayar agar terlebih dahulu dinding dipasang plate base / plate landasan meter yang terbuat dari plate besi gunanya untuk menempelkan meter prabayar. Perakitan meter prabayar lihat single line diagara pada namplete kWh meter , gunanya single line diagram adalah untuk membantu memudahkan cara pemasangan pengawatan yang benar dan aman bagi manusian maupun peralatan yang dipasang. gambar single line giagram kWh meter 1 Phasa :

gambar single line giagram kWh meter 3 Phasa :

Setelah mencetak / membuat Token engenering

dan pemasangan meter prabayar

sudah sesuia single line diagram pesangan maka token egenering diinputkan ke mater melalui key paid gunanya untuk mengaktifkan meter supaya meter dapat berfungsi secara benar.

Key Change Token Perubahan Entrikan 2 x 20 digit key change token Token ini akan gunanya untuk mengubah Tarif Index dan daya yang terpasang caranya : Entrikan nomor 1 x 20 digit kemeter prabayar kemudian enter dan Entrikan nomor 1 x 20 digit kemeter prabayar kemudian enter, kemudioan cek dengan menggunakan short code 05 enter pada display tertera 03 artinya adalah meter tsb pelanggan indek tarifnya 3 dengan daya 1300 VA dan jenis tarifnya R1. Load Limit Token Mengatur batasan daya Digunakan untuk mensetting batasan daya pada meter LPB sesuai daya kontrak dalam satuan kW. Caranya masukkan 20 diget kemudian enter dan cek kebenaran power limitnya dengan cara tekan 05 enter maka diLCD tertera 2,21 kW yaitu adalah 1,7 x 1300 VA = 2,21 kW Clear Credit Menghapus Kredit Token ini akan menghapus saldo / sisa kredit terakhir pada kWh meter. Caranya jika pada LCD tertera 5,00 kWh maka masukkan nomor 20 digit kemudian enter maka lampu listrik dipelanggan akan padam karena kreditnya nol atai habis. Clear Tamper Mengaktifkan kembali meter Token ini berfungsi untuk mengaktifkan tempering jika pelanggan menyalahgunakan pengawatan yang tidak benar dan pemakaian energi listrik hal ini akan mengakibatkan switch / relay akan terbuka dan listrik kearah pelanggan akan padam. Meter Listrik prabayar pasda LCD tertera Periksa & Gambar tanggan disebabkan kareana ada penyalahgunaan antara lain : a. Switch relay terbuka b. Cover dibuka paksa c. Levering kawat phse d. Meter ditempel magnit e. Grounding salah penempatan f. Kawat phasa dijumper

g. Meter diinjaction arus h. Meter diinjaction tegangan

Free Issue Token / Token Perdana Free Issue merupakan suatu pembelian sejumlah kWh yang dihasilkan tanpa jalur pembelian delivery channel bank sehingga Token ini harus diawasi penggunaannya. Free Issue dikeluarkan dengan 2 kondisi yaitu Berita Acara dan Bukti Referensi dari Non Taglis/TUL I-06. Caranya entrikan 20 digit token / Stroom perdana kemudian enter maka lampu akan menyala dan cek saldo kwh dengan cara menekan 31 enter maka LCD akan menginformasikan kredi saat ini dalam satuan kWh. Gunakan untuk mengisi kredit kWh supaya listrik dipelanggan dapat menyala Informasi kode singkat Tampilan kode-singkat dengan masukan manual melalui papan tombol, sekurangkurangnya menampilkan informasi:

-rendah kredit alarm Respon terhadap beban-lebih Beban yang melebihi daya terpasang, harus direspon dengan bunyi buzzer dan tampilan pada teksdylebih dan bila: -lebih berlangsung kontinyu selama 45 detik, rele harus membuka dan menutup kembali secara otomatis setelah 150 detik.

-lebih tidak kontinyu beberapa kali dengan akumulasi waktu 45 detik, rele harus membuka dan menutup kembali secara otomatis setelah 150 detik. Bila akumulasi waktu tersebut kurang dari 45 detik, data akumulasi waktu di-reset kembali ke nol. kaan rele akibat beban-lebih 5 kali berturut-turut, rele harus membuka dan menutup kembali secara otomatis setelah 45 menit. Respon terhadap batas kredit Pada saat nilai kredit mencapai batas-rendah, LED indikasi warna hijau berubah menjadi merah-berkedip dan buzzer berbunyi. Bunyi dapat dihentikan dengan menekan sembarang tombol pada papan tombol. Jika dalam xxx menit kemudian, tidak ada kredit token yang dimasukkan, buzzer berbunyi lagi. Semakin rendah nilai kredit token, semakin cepat durasi bunyi. Batas-rendah harus dapat diatur secara mudah melalui papan tombol yang berinteraksi dengan kode singkat pada layar tampilan.SPLN D3.009-1: 2010 18. CATATAN : - Waktu tunda dapat diatur melalui papan tombol dengan kode 123xxx, dengan xxx = waktu dalam menit. - Peringatan batas-rendah kredit dapat diatur melalui papan tombol dengan kode 456xx, dengan xx = energi dalam kWh, minimum 05 kWh. Bila kredit mencapai nol, rele harus membuka secara otomatis dan hanya dapat menutup kembali setelah dimasukkan kredit token baru. Respon terhadap penyalahgunaan Meter harus mampu merespon terhadap upaya penyalahgunaan seperti tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Reaksi Reaksi meter meter terhadap penyalahgunaan Jenis penyalahgunaan Teks Pembukaan tutup terminal dalam keadaan bertegangan Pembukaan tutup terminal dalam keadaan tidak bertegangan Pengawatan terbalik

Layar tampilan

LED kuning

Cara penormalan

Simbol Aktif

Token

Token

Aktif mengukur normal Aktif normal Aktif normal Aktif normal Aktif normal

Perbaikan dan token

Sirkit arus dihubungsingkat Injeksi arus pada kawat fase atau netral Kawat netral diputus pada kabel SMP (missing neutral) Kawat netral diputus pada kabel SMP dan dipasang alat pengatur tegangan pada instalasi konsumen (IML) Induksi medan magnet dari luar 400 mT

Perbaikan dan token Perbaikan dan token Perbaikan dan token Perbaikan dan token

Aktif normal tidak dipengaruhi induksi magnetik

Perbaikan dan token

10. PENJELASAN PENGUKURAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK LPB


10.1. KETENTUAN AKUNTANSI LISTRIK PRA BAYAR (LPB) Ketentuan Akuntansi Listrik Pra Bayar berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor : 300 K/DIR/2009 Tentang Ketentuan Akuntansi Listrik Pra Bayar tanggal 23 Desember 2009. 10.1. Pengukuran Penjulan tenaga listrik pra bayar Pengukuran atas kWh listrik pra bayar yang sudah digunakan pelanggan pada dasarnya belum bisa dilaksanakan karena Perusahaan belum memiliki teknologi dan alat yang khusus untuk mengukur pemakaian listrik pra bayat secara real time. Sehubungan dengan hal tersebut serta adanya kebutuhan akuntansi untuk melakukan pencatatan listrik pra bayar yang sudah digunakan sampai dengan periode penutupan buku, maka Unit PLN yang telah menggunakan LPB perlu melakukan pengukuran penggunaan listrik pra bayar berdasarkan suatu estimasi yang wajar sesuai pola pemakaian kWh yang dibuat per masing-masing jenis tarif. Estimasi tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk pengakuan dan pencatatan pemakaian LPB pada saat pelaporan keuangan (akhir bulan). Estimasi pendapatan penjualan tenaga listrik pra bayar didapat dari estimasi pemakaian kWh yang dilakukan dengan menggunakan data TUL III-09 Pasca Bayar per 3 (tiga) bulan terakhir sebelum periode pelaporan dibuat per golongan tarif dikalikan dengan indeks 0,8 (batas hemat sesuai dengan Edaran Direksi No. 101.A 2008). Hasil estimasi pemakaian kWh tersebut diatas dikalikan dengan jumlah pelanggan pra bayar dan dengan tarif pra bayar sehingga diperoleh estimasi pendapatan penjualan pra bayar.

Hasil Penjualan voucher pada bulan periode pelaporan dikurangi dengan estimasi pendapatan penjualan pra bayar sehingga diperoleh angka yang merupakan penerimaan dimuka rekening listrik. Cara perhitungan ini digunakan selama belum dapat dilakukan pencatatan pemakian kWh dari Meter Pra Bayar dengan menggunakan teknologi 2 arah. (pemakaian kWh belum bisa dilakukan secara riil) Jika estimasi lebih besar dari nilai penjualan token maka yang digunakan adalah nilai penjualan token.

CONTOH PERHITUNGAN PEMAKAIAN LPB YANG AKAN DIAKUI SEBAGAI PENDAPATAN


TUL IIITarif Daya 09 ratarata 1 2 450 VA Oktober November R1 900 VA 124 140 163 0,8 0,8 0,8 392 392 590 2000 2500 1300 198.400 280.000 169.520 77.772.800 109.760.000 100.016.800 120.000.000 90.000.000 150.000.000 42.227.200 42.227.200 22.467.200 49.983.200 3 4 5 6 7=3x4x6 8=7x5 9 Index Tarif LPB Jumlah Pelanggan Estimasi Pemakaian kWh Estimasi Pendapatan PTL Nilai Penjualan Token (PTL) bulan berjalan

Saldo Penerimaan dimuka rek. List. LPB bulan lalu 10

Saldo Penerimaan dimuka rek. List. LPB bulan berjalan 11 = 10 + 9 - 8

1300 VA

211

0,8

677

1000

168.800

114.277.600

175.000.000

25.000.000

85.722.400

2200 VA R2 dst

358

0,8

691

800

229.120

158.321.920

200.000.000

40.000.000

81.678.080

PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Keterangan : 1. Tarif adalah kelompok tarif yang berlaku di PLN 2. Daya adalah tiap-tiap daya yang berlaku di PLN 3. TUL III-09 Rata-rata adalah kWh Pelanggan per 3 bulan terakhir, contoh laporan Bulan November akan menggunakan TUL III-09 bulan Agust. Sep & Okt diratarata 4. Index senilai 0,8 berdasarkan batas hemat sesuai dengan ketentuan edaran direksi no. 101.A 2008 5. Tarif LPB sesuai dengan ketentuan yang berlaku 6. Jumlah Pelanggan sesuai dengan jumlah yang tercatat dalam penjualan token bulan berjalan 7. Estimasi pemakaian kWh adalah rata-rata pemakaian per tarif pasca bayar 8. Estimasi Pendapatan adalah hasil dari perkalian estimasi pemakaian kWh dengan tarif LPB 9. Nilai Penjualan Voucher (PTL) bulan berjalan sesuai dengan hasil penjualan yang tercatat dalam laporan keuangan 10. Saldo Penerimaan dimuka rekening listrik bulan lalu sesuai dengan yang tercatat dalam laporan keuangan 11. Saldo Penerimaan dimuka rekening listrik bulan berjalan sama dengan saldo penerimaan dimuka rekening listrik bulan lalu ditambah dengan nilai penjualan voucher bulan berjalan dikurangi estimasi pendapatan PTL

PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

11. MEKANISME AKUNTANSI LISTRIK PRA BAYAR


11.1. Untuk unit yang menggunakan GL-Magic, dicatat dengan jurnal sebagai berikut: a. Pelanggan Baru : 1) Pembayaran biaya penyambungan dan token awal dengan jurnal sebagai berikut : D. 1 00 601 001 K. 3 00 100 100 K. 4 00 229 915 K. 4 00 202 005 K. 4 00 202 006 K. 4 00 2X9 911 Kas / Bank Receipt Pendapatan BP Belum Tersambung Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Bea Materai yang terutang PPN yang masih harus dibayar Hutang PPJ YMH diseotr

2) Pengakuan pendapatan tenaga listrik pada akhir bulan berdasarkan perhitungan seperti yang tersebut pada pengukuran (butir 1) diatas : D. 4 00 229 915 K. 5 00 10X 003 Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Pendapatan PTL Pra Bayar (per golongan) b. Pelanggan Migrasi dari Pasca Bayar ke Prabayar (Asumsi Daya Tetap) 1) Penyelesaian TS/SPH Pelanggan (jika ada), dengan jurnal sebagai berikut : D. 1 00 601 001 K. 1 00 6x4 10x xxx Kas / Bank Receipt Piutang Tagihan Susulan

2) Perhitungan UJL terhadap sisa tagihan akhir pasca bayar yang belum sempat diterbitkan rekeningnya. a) Pengakuan Kwh yang belum tercatat

PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

D. 1 00 6x4 10x xxx K. 5 00 10X 000 K. 4 00 202 005 K. 4 00 202 006 K. 4 00 2X9 911

Piutang langganan (per golongan per unsur) Pendapatan PTL (per golongan) Bea Materai yang terutang PPN yang masih harus dibayar Hutang PPJ YMH disetor

b) Jika UJL > sisa tagihan D. 4 00 1X3 100 K. 1 00 6x4 10x xxx K. 4 00 229 915 c) Jika UJL < dari sisa tagihan D. 4 00 1x3. 100 D. 1 00 601 001 K. 1 00 6x4 10x xxx UJL Kas / Bank Receipt Piutang langganan (per golongan per unsur) 3) Pelanggan membayar pembelian token/voucher awal dan biaya administrasi, dengan jurnal sebagai berikut : D. 1 00 601 001 K. 4 00 229 915 K. 4 00 202 005 K. 4 00 202 006 K. 4 00 2X9 911 K. 5 00 303 300 Kas / Bank Receipt Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Bea Materai yang terutang PPN yang masih harus dibayar Hutang PPJ YMH disetor Pendapatan Administrasi UJL Piutang langganan (per golongan per unsur) Penerimaan rekening listrik pra bayar

4) Pengisian ulang token atau voucher dijurnal sebagai berikut : D. 1 00 601 001 K. 4 00 229 915 Kas / Bank Receipt Penerimaan dimuka rekening listrik

PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

pra bayar K. 4 00 202 005 K. 4 00 202 006 K. 4 00 2X9 911 Bea Materai yang terutang PPN yang masih harus dibayar Hutang PPJ YMH disetor

5) Pengakuan pendapatan tenaga listrik pada akhir bulan berdaarkan perhitungan seperti yang tersebut pada pengukuran (butir 1) diatas : D. 4 00 229 915 K. 5 00 10X 003 Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Pendapatan PTL pra bayar (per golongan) c. Pelanggan Merubah Daya : Pelanggan melakukan pembayaran Biaya Penyambungan dan pembelian token / voucher awal serta Biaya Administrasi dengan jurnal sebagai berikut : Jika migrasi dari postpaid ke prepaid, maka jurnal : D. 1 00 601 001 K. 3 00 100 100 K. 4 00 229 915 K. 4 00 202 005 K. 4 00 202 006 K. 4 00 2X9 911 K. 5 00 303 300 Kas / Bank Receipt Pendapatan BP Belum Tersambung Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Bea Materai yang terutang PPN yang masih harus dibayar Hutang PPJ YMH disetor Pendapatan Administrasi

Jika migrasi dari prepaid ke prepaid, maka jurnal : D. 1 00 601 001 K. 3 00 100 100 K. 4 00 202 005 K. 5 00 303 300 Kas / Bank Receipt Pendapatan BP Belum Tersambung Bea Materai yang terhutang Pendapatan Administrasi

PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

11.2. Untuk unit yang menggunakan SAP, dicatat dengan jurnal sebagai berikut : a. Pelanggan Baru : 1) Pembayaran biaya penyambungan dan token awal dengan jurnal sebagai berikut : D. K. K. K. K. K. 1202 xxx xx1 4101 xxx xxx 3202001301 3203001200 3203000900 3206000500 BIC Pendapatan BP Belum Tersambung Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Bea Materai yang terhutang PPN Rekening Listrik R3 YMH Disetor Hutang PJU YMH disetor

2) Pengaakuan pendapatan tenaga listrik pada akhir bulan berdasarkan perhitungan seperti yang tersebut pada pengukuran (butir 1) diatas : D. K. 3202001301 5101000001 Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Pendapatan PTL pra bayar

b. Pelanggan Migrasi dari Pasca Bayar ke Prabayar (Asumsi Daya Tetap) 1) Penyelesaian TS/SPH Pelanggan (jika ada), dengan jurnal sebagai berikut : D. 1202 xxx xx1 K. 1205100000 BIC Piutang Langganan

2) Perhitungan UJL terhadap sisa tagihan akhir pasca bayar yang belum sempat diterbitkan rekeningnya. a) Pengakuan Kwh yang belum tercatat D. K. K. K. 1205100000 5101000000 3203001200 3203000900 Piutang Langganan Pendapatan PTL Bea Materai yang terhutang PPN Rekening Listrik R3 YMH

PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Disetor K. 3206000500 Hutang PJU YMH disetor

b) Jika UJL > sisa tagihan D. K. K. 3101000000 1205100000 3202001301 Hutang Jaminan Langganan Piutang Langganan Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar c) Jika UJL < dari sisa tagihan D. D. K. 3101000000 1202 xxx xx1 1205100000 Hutang Jaminan Langganan BIC Piutang Langganan

3) Pelanggan membayar pembelian token/voucher awal dan biaya administrasi, dengan jurnal sebagai berikut : D. K. K. K. K. 1202 xxx xx1 4101 xxx xxx 3202001301 3203001200 3203000900 BIC Pendapatan BP Belum Tersambung Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Bea Materai yang terhutang PPN Rekening Listrik R3 YMH Disetor

4) Pengisian ulang token atau voucher dijurnal sebagai berikut : D. K. K. K. 1202 xxx xx1 3202001301 3203001200 3203000900 BIC Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Bea Materai yang terhutang PPN Rekening Listrik R3 YMH

PT PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Disetor K. 3206000500 Hutang PJU YMH disetor

5) Pengakuan pendapatan tenaga listrik pda akhir bulan berdasarkan perhitungan seperti yang tersebut pada pengukuran (butir 1) diatas : D. K. 3202001301 5101000001 Penerimaan dimuka rekening listrik pra bayar Pendapatan PTL pra bayar

c. Pelanggan Merubah Daya : Pelanggan melakukan pembayaran Biaya Penyambungan dan pembelian token / voucher awal serta Biaya Administrasi dengan jurnal sebagai berikut: Jika migrasi dari postpaid ke prepaid, maka jurnal : D. 1202 xxx xx1 K. 4101 xxx xxx K. 3203001200 K. 3203000900 K. 3206000500 K. 5105000400 BIC Pendapatan BP Belum Tersambung Bea Materai yang terhutang PPN Rekening Listrik R3 YMH Disetor Hutang PJU YMH disetor Pendapatan Biaya Administrasi

Jika migrasi dari prepaid ke prepaid, maka jurnal : D. 1202 xxx xx1 K. 4101 xxx xxx K. 3203001200 K. 5105000400 BIC Biaya Penyambungan Belum Tersambung Bea Materai yang terhutang Pendapatan Biaya Administrasi

You might also like