You are on page 1of 46

Askep Gerontik Dengan Arthritis Trematoid

BAB II TINJUAAN TEORI A. Konsep Gerontik B. 1. Definisi a. Gerontologi Asal kata Geros dan Logos : Lansia, Logos : Ilmu, jadi Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai factor factor yang menyangkut lansia. b. Geriatri Asal kata Geros dan Eatria, Geros : Lansia, Eatria : Kesehatan, jadi Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lansia. Geriatri adalah ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat akibatnya. 2. Batasan Lansia a. WHO 1). 2). 3). 4) Middle Age : Ederly Old Very Old : : : 45 59 60 70 75 90 Diatas 90 tahun tahun tahun tahun

b. Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad 1). 2). 3). 4). 5). Bayi Prasekolah Sekolah Pubertas Dewasa : : : : : 01 16 6 10 10 20 20 40 tahun tahun tahun tahun tahun

6). 7).

Prasenium Senium

: :

40 65 65 keatas

tahun

c. Dra. Ny. Josmasdani 1). 2). 3). 4). Luventus Verilitas Prasenium Senium : : : : 25 40 40 55 55 65 65 keatas tahun tahun tahun

d. Prof. DR. Koesmanto Setyonegoro 1). 2). 3). Dewasa Muda ( eaderly adulthood ) Dewasa Penuh ( middle year / maturasi ) Lanjut Usia ( geatric age ) a). b). c). Young Old Old Very Old : 70 75 tahun : 75 80 tahun : 80 keatas : 20 25 tahun : 25 65 tahun keatas : 70 tahun keatas

2. Tujuan Geriatri a. Tujuan Umum Mengadakan upaya dan tindakan tindakan sehingga orang orang lansia selama mungkin tetap dalam keadaan sehat baik fisik, mental, dan social sehingga masih berguna bagi masyarakat. ( Boedhi Darmono, 1979 ) b. Tujuan Khusus 1). 2). 3). 4). Mempertahankan derajat kesehatan sehingga terhindar dari penyakit. Memelihara kesehatan dengan aktivitas fisik dan mental. Praktisi kesehatan. Memelihara kemandirian secara maksimal.

5).

Memberikan bantuan yang simpatik.dan perawat dengan penuh pengertian.

3. Steriotip Psikologi Lansia Sesuai dengan pembawaan pada saat muda maka ada beberapa tipe lansia, yaitu : a. Konstruktif (Mandiri) 1). 2). 3). 4). 5). 6). Integritas baik Menikmati hidup Toleransi Tinggi Humoristik Fleksibel Mengalami masa pensiu yang tenang

b. Ketergantungan 1). 2). 3). 4). 5). Pasif dan berambisi Tidak mempunyai inisiatif Bertindak tidak praktis Senang mengalami pension Tidak suka bekerja

c. Defensif 1). 2). 3). 4). 5). Riwayat pekerjaan tidak stabil Selalu menolak bantuan Emosi tidak terkontrol Memegang teguh pada kebiasaan Takut menjadi tua

d. Bermusuhan 1). 2). Menganggap orang lain penyebab kegagalan Selalu mengeluh

3). 4).

Agresif dan takut mati Curiga

e. Membenci dan menyalahkan diri sendiri 1). 2). 3). 4). f. Kritis dan menyalahkan diri Tidak bermbisi Penurunan social ekonomi Riwayat perkawinan tidak bahagia

Arif Bijaksana 1). 2). 3). 4). 5). Kaya pengalaman Menyesuaikan di dengan perubahan zaman Mempunyai kesibukan Ramah dan rendah hati Dermawan dan menjadi panutan

g. Tidak Puas 1). 2). 3). 4). 5). Kritis dan menyalahkan diri Tidak berambisi Penurunan social ekonomi Riwayat perkawinan tidak bahagia Menerima fakta pada proses menua

4. Proses Menua Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita. ( Constantindes, 1994 )

Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia, yaitu bayi, kanak kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit atau juga suatu kecacatan. a. Teori Teori Proses Menua 1) Teori Biologi a) Teori Seluler Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakan di laboratorium,lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur. b) Teori Genetik Clock Menurut teori ini menua telah deprogram secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai inti selnya, suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan. c) Teori Sintesis Protein Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen protein (kolagen

dan kartilago dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. d) Teori Keracunan Oksigen Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu. e) Teori Sistem Imun Kemampuan system imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran system yang terdiri dari limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibody bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocktehust,1987) Disisi lain system imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menurun, sehingga sel kanker leluasa membelahbelah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur. (Suhana,1994). 2) Teori Psikologis a) Teori Pelepasan Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat. b) Teori Aktivitas

Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyesuaian. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Aging Process a. Faktor Internal 1) Hereditas/genetik 2) Hormon yang menurun kadarnya 3) Proses glikolisasi 4) System kekebalan tubuh yang menurun 5) Radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel melalui proses yang dengan oksidasi. b. Faktor Eksternal 1) Gaya hidup yang tidak sehat 2) Kebiasaan hidup yang salah 3) Paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet 4) Stress : dalam hal ini tidak hanya terkait dengan psikologis tetapi juga jasmani, apabila tubuh kita mengalami kerusakan maka tubuh akan memulihkan diri sendiri. disebut

6. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia a. Pemeriksaaan Fisik : lebih sedikit jumlahnya besar ukurannya, jumlah cairan berkurang, jumlah sel otak menurun. 2) Persyarafan : lambat dalam berespon, mengecilnya syaraf panca indra kurang sensitive terhadap sentuhan, berat otak menurun.

1) Sel

3) Pendengaran : terjadi pengumpulan serumen, pendengaran berkurang. 4) Penglihatan : karena berbentuk bola, lansia lebih suram lapang pandang menurun. 5) Respirasi : kehilangan kekuatan, O2 pada arteri

6) Kardiovaskuler : elastisitas dinding aorta menurun, fungsi jantung menebal. 7) Gastrointestinal : kehilangan gigi, indra pengecap menurun, fungsi absorbsi melemah. 8) Endokrin : fungsi aldosteron menurun, produksi hormone menurun 9) Musloskeletal 10) Integumen : tulang kehilangan sensitivitas : kulit semakin tipis dan kurang elastisitas, mudah memar. 11) Perkemihan : dengan bertambahnya usia, ginjal kurang efisien dalam memindahkan kotoran dari saluran darah. 12) Berkurangnya tinggi badan dan berat badan, bertambahnya fat to lean body mass ratio dan berkurangnya cairan tubuh. 13) Tidur : pola tidur berubah saat mulai tua. Bila biasanya membutuhkan 6 jam untuk tidur malam maka dengan penambahan usia, waktu tidur malam mengalami sering terbangun.

7. Mitos-mitos Lanjut Usia Anggapan dan pandangan yang keliru dan merugikan

a. Lansia yang berbeda dengan orang lain Kenyataanya? b. Lansia tidak dapat mempelajari hal baru dan tidak memerlukan diklat Kenyataanya? 1) 2) 3) Lansia menyelesaikan S2/S3 Memberiakan teladan dan motivasi Lansia sebagai sumber ilmu pengetahuan

c. Sukar menerima informasi baru Kenyataanya..? 1) 2) 3) Waktu relative banyak dan kesempatan terbuka Haus info-info baru Lansia lebih tau hal-hal baru

d. Tidak productive dan menjadi beban masyarakat Kenyataanya ? 1) 2) 3) 4) Lansia tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup Bekerja tanpa beban Penasehat dan menangani masalah dalam kehidupan Bukan beban

e. Tidak \berdaya Kenyataanya .? 1) 2) Eksis dan terus berjuang mencari kehidupan yang lebih baik Tidak mau diam

f. Tidak dapat mengambil keputusan untuk kehidupan dirinya Kenyataanya.? 1) Sebagai refrensi untuk diminta nasihatnya

g. Lemah, ringkih, sakit-sakitan, cacat Kenyataanya ? 1) 2) 3) Gagah Bekerja keras Tidak semua lansia sakit-sakitan/cacat

h. Tidak butuh cinta dan relasi Kenyataanya ..? Fungsi psikis (kognitif, afektif dan psikomotor) serta kombinasi-kombinasinya selama hayat Lansia

dengan Asam Urat ( Artritis Gout/Pirai )


Posted on 12 Januari 2012by Andi (Nurse Boy)

Disusun Oleh : Muhammad Ananggadipa Institusi : Stikes Hang Tuah Surabaya Nim : o81.xx62

Pendahuluan

A. Serangan Asam Urat Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak) yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, fecesc atau keringat. Senyawa ini sukar larut dalam air, tapi dalam plasma darah beredar sebagai senyawa natrium urat, bentuk garamnya terlarut pada kondisi pH atau keasaman basa di atas tujuh. Karena itu, serangan radang persendian yang berulang terjadi bila produksinya berlebihan. Atau terjadi gangguan pada proses pembuangan asam urat akibat kondisi ginjal yang

kurang baik atau karena peningkatan kadar asam urat di dalam darah sudah berlebihan yang disebut sebagai hiperurisemmia (hyperuricemia). Kadar normal asam urat darah rata-rata adalah antara 3-7 mg/ml, dengan perbedaan untuk pria2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6 mg.dl. Untuk mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl. Pada sebagian orang yang beresiko, asam urat dalam kadar tinggi di dalam darah akan mengendap di sendi sebagai kristal berbentuk jarum. Kristal itu dianggap sebagai benda asing oleh tubuh, sehingga sistem imunitas melepaskan Ig G yang memanggil pasukan sel darah putih untuk menumpas pengganggu tersebut. Akibatnya terjadilah penggumpalan pada kristal yang merupakan bengkak yang mengganjal atau mencederai sendi. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri. Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki (big toe joiny). Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan jari tangan. Karena itu dikenal empat tahap gout : 1. Asymptomatic (tanpa gejala). Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak membutuhkan pengobatan, tapi penderita harus sadar diri untuk menurunkan kelebihan tersebut dengan melakukan perubahan pola makan atau gaya hidup. 2. Akut. Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau beberapa persendian. Sakit yang dirasakan penderita seringnya dimulai di malam hari, dan rasanya berdenyutdenyut atau nyeri seperti ditusuki jarum. Persendian yang terserang tampak meradang, merah, terasa panas dan lunak. Rasa sakit pada persendian tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari tapi bisa muncul kembali pada interval yang tidak tentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama pada penderita berlanjut menjadi

artritis gout yang kronis, sedang dilain pihak banyak pula yang tak akan mengalaminya lagi. 3. 4. Interkritikal. Tahap dimana penderita asam urat mengalami serangan berulang yang tidak menentu. Kronis. Tahap dimana kristal asam urat menumpuk diberbagai jaringan lunak tubuh penderita. Serangan asam urat yang berakibat peradangan sendi tersebut bisa juga dicetuskan oleh cedera ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran kaki, selain terlalu banyak makan makanan yang mengandung senyawa purin, konsumsi alkohol, tekanan batin (stress) karena infeksi atau efek samping dari obat-obat tertentu atau diuretik. B. Sasaran Utama Asam Urat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ujung jari. Kristal asam urat menyukai daerah yang bersuhu dingin seperti pada ujung jari tangan dan kaki Ibu jari. Hampir 90% serangan pertama adalah pada ibu jari terutama pada kaki Sendi lutut dan pergelangan kaki Daun telinga. Kristal asam urat sering mengendap di daun telinga berupa benjolan putih yang mirip jerawat Retina mata. Pengendapan asam urat mengakibatkan gangguan penglihatan Saluran cerna. Asupan makanan tinggi purin menjadi penyebab utama dari serangan asam urat Ginjal. 2/3 dari asam urat dibuang melalui ginjal. Bila terjadi gangguan pada ginjal maka kristal asam urat dapat mengendap pada ginjal dengan akibat terjadinya batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal 8.

Jantung. Kristal asam urat dapat mengendap pada jantung dengan akibat gangguan fungsi jantung Gejala Asam Urat

Penyakit ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sebuah sendi saat tengah malam biasanya pada ibu jari kaki.

Jumlah sendi yang meradang kurang dari 4, dan serangannya pada satu sisi (unilateral). Kulit berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak dan sangat nyeri. Gejala lain yang mungkin terjadi berupa : 1. 2. 3. 4.

Demam dengan suhu tubuh 38,3 derajat celcius atau lebih dan tidak menurun selama 3 hari. Ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah dan gusi berdarah Diare dan muntah Bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan tiba-tiba Diagnosis

The American Rheumatism Association menetapkan kriteria diagnostik untuk gout sebagai berikut : 1. 2. Adanya kristal urat dalam cairan sendi Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. A. Lebih dari sekali mengalami artritis akut Terjadi peradangan secara maksimal dalam 1 hari Oligoartritis, atau jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 hari Kemerahan disekitar sendi yang meradang Sendi metatarsofalangeal pertama (ibu jari kaki terasa sakit dan bengkak) Serangan unilateral pada sendi metatarsofalangeal pertama Serangan unilateral pada sendi tarsal Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) dari vertilago articular di kapsula sendi Hiperurisemia pada asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl Pembengkakan sendi secara asimetris Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh

Diagnostik gout ditetapkan bila ditemukan kriteria 1 dan-atau kriteria 2 dan atau 6 insiden atau lebih dari kriteria 3.

Penyebab

Dengan memahami terjadinya proses hiperurisemia dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab gout adalah : 1. 2. 3. Faktor keturunan dengan adanya riwayat artritis gout dalam silsilah keluarga Meningkatnya kadar asam urat karna diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa purin lainnya Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karna alkohol merupakan sumber purin yang juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal 4. Hambatan dari pembuangan asam urat karna penyakit terutama gangguan ginjal. Pasien disarankan untuk minum air putih 2 liter setiap hari untuk mempercepat pembuangan urat dan meminimalkan pengendapan urat di saluran kemih 5. 6. 7. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat terutama diuretik Penggunaan antibiotik berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri dan virus yang lebih ganas Penyakit tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme tubuh, misalnya berupa polisitomia dan leukimia. 8. Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan. Resiko asam urat akan meningkat jika terjadi pada usia diatas 40 tahun, terutama pada pria. Pada wanita, hormon estrogen rupanya dapat memperlancar proses pembuangan asam urat dalam ginjal. Oleh karna itu saat wanita mengalami menopause, yang umumnya juga mengalami gangguan tulang, maka resiko terkena asam urat menjadi sama dengan pria.

Faktor Resiko Radang Sendi Asam Urat Genetika/riwayat keluarga Asupan senyawa purin berlebihan dari makanan Konsumsi alkohol berlebihan Berat badan berlebihan Hipertensi, penyakit jantung Obat-obatan tertentu (terutama diuretika) Gangguan fungsi ginjal Keracunan kehamilan (preeklampsia)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Perawatan Sendiri

Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi serangan, pengobatan dokter dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa. Bila anda mengalami serangan gout secara tiba-tiba, lakukan tindakan darurat, berikut: 1. Istirahatkan sendi agar cepat sembuh. Beri kompres dingin (plastik berisi es) beberapa jam sekali selama 15 samapai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri akibat radang. Kalau perlu masukkan kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air es. Selimut atau kain lain yamg menempel pada sendi yang nyeri, karena lokasi tersebut sedang dalam keadaan yang sensitif. 2. 3.

Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan rasa nyeri Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin Patofisiologi artritis gout Adanya gangguan metabolisme purin

Akumulasi asam urat yang berlebihan dalam darah Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh Menimbulkan iritasi lokal pada sendi Menimbulkan respons inflamasi Asuhan Keperawatan

Pengkajian Data Subjektif A. B. C. D. E. F. G. Tanyakan keluhan nyeri, lokasi dan derajatnya Bagaimana gejala awalnya dan cara penanggulangannya Adakah riwayat gout di keluarga Obat-obatan yang diperoleh Anoreksia Sakit kepala Data Objektif : palpasi apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat digerakkan, pembengkakan/nodul dan kemerahan pada sendi. Periksa adanya demam. H. sakit. I. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah (asam urat meningkat, sel darah putih meningkat selama fase akut). Pada aspirasi sendi ditemukan asam urat. Pemeriksaan rontgen pada daerah yang terkena pirai. J. Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar asam urat di dalam darah dan urin. Pemeriksaan darah diperlukan diagnosa gout, sedangkan pemeriksaan urin untuk diagnosa batu ginjal. Kadar asam urat normal untuk pria antara 2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6 mg/dl. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0-7,0 mg/dl. Bila Riwayat psikososial. Adanya nyeri pada persendian, pasien merasa cemas dan takut untuk melakukan aktivitas seperti sebelum

1.

lebih dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan bila lebih dari 12 mg/dl dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal. Sebelum pemeriksaan, pasien dianjurkan puasa (tidak makan minum) paling tidak selama 4 jam sebelumnya. Juga tidak boleh menggunakan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, yaitu diuretik, ethambutol, vinkristin, pirazinamid, tiazid, analgesik (aspirin, paracetamol dan fenacetin), vitamin c dan levodopan. Begitu pula makanan tertentu yang kaya purin.

Diagnosis Keperawatan Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi sendi Kurang pengetahuan Intervensi Keperawatan
Tujuan Keperawatan Meredakan nyeri Intervensi Keperawatan

1. 2. 3.

Diagnosis Keperawatan Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi

1. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien 2. Jelaskan penyebab nyeri. 3.Dengan demikian pasien dapat mengontrol nyeri 4.Anjurkan latihan relaksasi dengan menghirup udara dari hidung, tahan beberapa detik dan hembuskan dari mulut dengan bibir terkatup 5. Alihkan perhatian pasien dengan memberi bahan bancaan, menonton tv, mendengarkan radio

6. pasang bidai pada sendi yang inflamasi. Ini bertujuan menyokong atau mengimobilisasi sendi, sehingga

dapat mengurangi nyeri 7. kolaborasi dalam pemberian kodein untuk mengurangi nyeri

1. Kaji tingkat mobilitas fisik, apakah sebagian atau total 2. Anjurkan latihan gerak sendi atau ROM secara teratur jika infeksi telah hilang atau nyeri hilang 3. Ajarkan pasien untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk memandirikan pasien dan meningkatkan keprcayaan diri 4. Dekatkan alat-alat yang diperlukan, sehingga mudah dijangkau oleh pasien 5. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi sendi Kurang Pengetahuan tentang penyakit dan penangananya

6. Anjurkan kepada pasien untuk menggunakan alat bantu berjalan jika akan melakukan aktivitas di luar tempat tidur Meningkatkan mobilitas fisik Meningkatkan pemahaman klien 1. Kaji tingkat pemahaman pasien tentang penyakit dan penanganannya dan keluarga akan penyakit dan perawatannya 2. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan perawatannya

3. Jelaskan program pengobatan yang akan dilakukan dan efek samping obat yang mungkin timbul 4. Jelaskan pentingnya melakukan

latihan gerak sendi (ROM) 5. Jelaskan pentingnya nutrisi dan cairan untuk mempercepat penyembuhan penyakitnya 6. Jelaskan waktu untuk perawatan tindak-lanjut

1. Kaji intensitasi, letak dan tipe nyeri. Gunakan skala peningkatan nyeri 2. Pertahankan pasien dalam posisi nyaman, kaki tersangga dan sejajar

3. Tinggikan area yang sakit untuk mengurangi edema dan meningkatkan aliran darah balik vena 4. Beri analgesik, antipirai/antigout dan antiinflamasi sesuai program. Observasi efek samping obat 5. Perbanyak asupan cairan sampai 2500 ml/hari 6. Pantau kadar asam urat serum 7. Jika terjadi serangan nyeri hindari menyentuh atau menggerakkan sendi 8. Beri kompres dingin 9. Hindari menggunakan sepatu sempit Nyeri teratasi Mobilitas fisik dipertahankan 1. Tingkatkan aktivitas pasien jika nyeri telah berkurang 2. Ambulasi dengan bantuan. Gunakan walker atau tongkat

Gangguan rasa nyaman atau nyeri Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian dan imobilitas

3. Lakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) dengan hati-hati pada sendi yang sakit 4. Tingkatkan kembali ke aktivitas normal

Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan, diharapkan : 1. A. B. C. D. i. adekuat ii. iii. a. b. c.

Nyeri berkurang atau hilang Mengatakan nyeri berkurang Nampak rileks dan tenang Menunjukkan edema berkurang Mobilitas fisik normal Melakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) secara Melakukan ambulasi dengan walker atau tongkat tanpa rasa nyeri Memahami program pengobatan dan perawatan penyakitnya Mengekspresikan kesadaran dan pengetahuan tentang jadwal pengobatan dan efek samping Mengungkapkan pentingnya diet, aktivitas dan program latihan Menepati jadwal kontrol ulang ke dokter Penatalaksanaan Pengobatan serangan akut dengan colchicine 0,6 mg (oral), colchine 1,0-3,0 mg (dalam NaCL intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indometachin (Indocin)

1.

2. 3.

Sendi diistirahatkan Kompres dingin

4. 5. 6.

Diet rendah purin Analgesik dan antipiretik Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenecid (Benemid) 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukkan asam urat dengan Allopurinol (zyloprim) 100 mg 2x/hari.

Komplikasi artritis pirai menyebabkan kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronis.

Pencegahan

Belum ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat umumnya adalah menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan, misalnya latihan fisik berlebihan, stres, dan makanan yang mengandung purin berlebihan seperti daging, jerohan, bahkan ikan asin. Meskipun serangan berulang dapat dicegah dengan pemberian obat, tetapi mengurangi konsumsi makanan berlemak dan alkohol dapat memperkecil kemungkinan terjadinya serangan gout. Kenalilah jenis makan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian dapat mengontrol asupan semaksimal mungkin. 1. Kadar tinggi (150-180 mg/100gr)

Jerohan, dan saripati daging 1. Kadar sedang (50-150 mg/100gr)

Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kangkung, asparagus dan jamur 1. Kadar rendah (dibawah 50mg/100gr)

Gula, telur dan susu

Komplikasi

Gangguan asam urat dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, persendian menjadi rusak sehingga pincang, peradangan tulang, kerusakan ligamen dan tendon (otot), batu ginjal (kencing batu), dan gagal ginjal.

Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi gejala serangan akut(mendadak) asam urat, mencegah kambuhnya kembali radang sendi dan pembentukan batu urat. Bagi penderita ganguan asam urat, untukmenurunkan kadar asam urat dalam darah diberikan allopurinol yang bekeja sebagi inhibitor menekan produksi asam urat. Atau urikosurik, misalnya probenesid untuk membantu memepercepat pembuangan asam urat lewat ginjal. Diberikan juga obat-obat untuk mengatasi radang dan rasa sakit yaitu analgesik dari golongan AINS atau NSID seperti indometasin, ibuprofen, ketoprofen, atau diklofenak. Sedangkan untuk pencegahan serangan berulang biasanya diberikan kolsisin. 1. 2. 3. Perawatan Diet Olahraga

Memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi dan sangat berguna untuk memperkecil resiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi selain itu memberikan efek menghangatkan tubuh untuk mecegah terjadinya pengendapan 1. Aerobik

Untuk meningkatakan sistem pernafasan dan membantu membuang asam urat dari peredaran darah.

1.

Latiahan Peregangan

Bermanfaat untuk kelenturan otot dan sendi 1. 2. Melindungi sendi Kontrol stress

Daftar Pustaka Suratum, et all.2008.Seri ASKEP Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.Jakarta:EGC Tim redaksi.2006.Asam Urat, Info Lengkap Untuk Penderita dan Keluarga.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama

Lansia dengan Asam Urat ( Artritis Gout/Pirai )


Posted on 12 Januari 2012by Andi (Nurse Boy)

Disusun Oleh : Muhammad Ananggadipa Institusi : Stikes Hang Tuah Surabaya Nim : o81.xx62

Pendahuluan

A. Serangan Asam Urat Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak) yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, fecesc atau keringat. Senyawa ini sukar larut dalam air, tapi dalam plasma darah beredar sebagai senyawa natrium urat, bentuk garamnya terlarut pada kondisi pH atau keasaman basa di atas tujuh. Karena itu, serangan radang persendian yang berulang terjadi bila produksinya berlebihan. Atau terjadi gangguan pada proses pembuangan asam urat akibat kondisi ginjal yang kurang baik atau karena peningkatan kadar asam urat di dalam darah

sudah berlebihan yang disebut sebagai hiperurisemmia (hyperuricemia). Kadar normal asam urat darah rata-rata adalah antara 3-7 mg/ml, dengan perbedaan untuk pria2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6 mg.dl. Untuk mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl. Pada sebagian orang yang beresiko, asam urat dalam kadar tinggi di dalam darah akan mengendap di sendi sebagai kristal berbentuk jarum. Kristal itu dianggap sebagai benda asing oleh tubuh, sehingga sistem imunitas melepaskan Ig G yang memanggil pasukan sel darah putih untuk menumpas pengganggu tersebut. Akibatnya terjadilah penggumpalan pada kristal yang merupakan bengkak yang mengganjal atau mencederai sendi. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri. Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki (big toe joiny). Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan jari tangan. Karena itu dikenal empat tahap gout : 1. Asymptomatic (tanpa gejala). Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak membutuhkan pengobatan, tapi penderita harus sadar diri untuk menurunkan kelebihan tersebut dengan melakukan perubahan pola makan atau gaya hidup. 2. Akut. Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau beberapa persendian. Sakit yang dirasakan penderita seringnya dimulai di malam hari, dan rasanya berdenyutdenyut atau nyeri seperti ditusuki jarum. Persendian yang terserang tampak meradang, merah, terasa panas dan lunak. Rasa sakit pada persendian tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari tapi bisa muncul kembali pada interval yang tidak tentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama pada penderita berlanjut menjadi

artritis gout yang kronis, sedang dilain pihak banyak pula yang tak akan mengalaminya lagi. 3. 4. Interkritikal. Tahap dimana penderita asam urat mengalami serangan berulang yang tidak menentu. Kronis. Tahap dimana kristal asam urat menumpuk diberbagai jaringan lunak tubuh penderita. Serangan asam urat yang berakibat peradangan sendi tersebut bisa juga dicetuskan oleh cedera ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran kaki, selain terlalu banyak makan makanan yang mengandung senyawa purin, konsumsi alkohol, tekanan batin (stress) karena infeksi atau efek samping dari obat-obat tertentu atau diuretik. B. Sasaran Utama Asam Urat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ujung jari. Kristal asam urat menyukai daerah yang bersuhu dingin seperti pada ujung jari tangan dan kaki Ibu jari. Hampir 90% serangan pertama adalah pada ibu jari terutama pada kaki Sendi lutut dan pergelangan kaki Daun telinga. Kristal asam urat sering mengendap di daun telinga berupa benjolan putih yang mirip jerawat Retina mata. Pengendapan asam urat mengakibatkan gangguan penglihatan Saluran cerna. Asupan makanan tinggi purin menjadi penyebab utama dari serangan asam urat Ginjal. 2/3 dari asam urat dibuang melalui ginjal. Bila terjadi gangguan pada ginjal maka kristal asam urat dapat mengendap pada ginjal dengan akibat terjadinya batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal 8.

Jantung. Kristal asam urat dapat mengendap pada jantung dengan akibat gangguan fungsi jantung Gejala Asam Urat

Penyakit ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sebuah sendi saat tengah malam biasanya pada ibu jari kaki.

Jumlah sendi yang meradang kurang dari 4, dan serangannya pada satu sisi (unilateral). Kulit berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak dan sangat nyeri. Gejala lain yang mungkin terjadi berupa : 1. 2. 3. 4.

Demam dengan suhu tubuh 38,3 derajat celcius atau lebih dan tidak menurun selama 3 hari. Ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah dan gusi berdarah Diare dan muntah Bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan tiba-tiba Diagnosis

The American Rheumatism Association menetapkan kriteria diagnostik untuk gout sebagai berikut : 1. 2. Adanya kristal urat dalam cairan sendi Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. A. Lebih dari sekali mengalami artritis akut Terjadi peradangan secara maksimal dalam 1 hari Oligoartritis, atau jumlah sendi yang meradang kurang dari 4 hari Kemerahan disekitar sendi yang meradang Sendi metatarsofalangeal pertama (ibu jari kaki terasa sakit dan bengkak) Serangan unilateral pada sendi metatarsofalangeal pertama Serangan unilateral pada sendi tarsal Thopus (Deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) dari vertilago articular di kapsula sendi Hiperurisemia pada asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl Pembengkakan sendi secara asimetris Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh

Diagnostik gout ditetapkan bila ditemukan kriteria 1 dan-atau kriteria 2 dan atau 6 insiden atau lebih dari kriteria 3.

Penyebab

Dengan memahami terjadinya proses hiperurisemia dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab gout adalah : 1. 2. 3. Faktor keturunan dengan adanya riwayat artritis gout dalam silsilah keluarga Meningkatnya kadar asam urat karna diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa purin lainnya Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karna alkohol merupakan sumber purin yang juga dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal 4. Hambatan dari pembuangan asam urat karna penyakit terutama gangguan ginjal. Pasien disarankan untuk minum air putih 2 liter setiap hari untuk mempercepat pembuangan urat dan meminimalkan pengendapan urat di saluran kemih 5. 6. 7. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat terutama diuretik Penggunaan antibiotik berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri dan virus yang lebih ganas Penyakit tertentu pada darah (anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme tubuh, misalnya berupa polisitomia dan leukimia. 8. Faktor lain seperti stres, diet ketat, cedera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan. Resiko asam urat akan meningkat jika terjadi pada usia diatas 40 tahun, terutama pada pria. Pada wanita, hormon estrogen rupanya dapat memperlancar proses pembuangan asam urat dalam ginjal. Oleh karna itu saat wanita mengalami menopause, yang umumnya juga mengalami gangguan tulang, maka resiko terkena asam urat menjadi sama dengan pria.

Faktor Resiko Radang Sendi Asam Urat Genetika/riwayat keluarga Asupan senyawa purin berlebihan dari makanan Konsumsi alkohol berlebihan Berat badan berlebihan Hipertensi, penyakit jantung Obat-obatan tertentu (terutama diuretika) Gangguan fungsi ginjal Keracunan kehamilan (preeklampsia)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Perawatan Sendiri

Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi serangan, pengobatan dokter dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa. Bila anda mengalami serangan gout secara tiba-tiba, lakukan tindakan darurat, berikut: 1. Istirahatkan sendi agar cepat sembuh. Beri kompres dingin (plastik berisi es) beberapa jam sekali selama 15 samapai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri akibat radang. Kalau perlu masukkan kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air es. Selimut atau kain lain yamg menempel pada sendi yang nyeri, karena lokasi tersebut sedang dalam keadaan yang sensitif. 2. 3.

Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan rasa nyeri Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin Patofisiologi artritis gout Adanya gangguan metabolisme purin

Akumulasi asam urat yang berlebihan dalam darah Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh Menimbulkan iritasi lokal pada sendi Menimbulkan respons inflamasi Asuhan Keperawatan

Pengkajian Data Subjektif A. B. C. D. E. F. G. Tanyakan keluhan nyeri, lokasi dan derajatnya Bagaimana gejala awalnya dan cara penanggulangannya Adakah riwayat gout di keluarga Obat-obatan yang diperoleh Anoreksia Sakit kepala Data Objektif : palpasi apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat digerakkan, pembengkakan/nodul dan kemerahan pada sendi. Periksa adanya demam. H. sakit. I. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah (asam urat meningkat, sel darah putih meningkat selama fase akut). Pada aspirasi sendi ditemukan asam urat. Pemeriksaan rontgen pada daerah yang terkena pirai. J. Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar asam urat di dalam darah dan urin. Pemeriksaan darah diperlukan diagnosa gout, sedangkan pemeriksaan urin untuk diagnosa batu ginjal. Kadar asam urat normal untuk pria antara 2,1-8,5 mg/dl dan wanita 2,0-6,6 mg/dl. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0-7,0 mg/dl. Bila Riwayat psikososial. Adanya nyeri pada persendian, pasien merasa cemas dan takut untuk melakukan aktivitas seperti sebelum

1.

lebih dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan bila lebih dari 12 mg/dl dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal. Sebelum pemeriksaan, pasien dianjurkan puasa (tidak makan minum) paling tidak selama 4 jam sebelumnya. Juga tidak boleh menggunakan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, yaitu diuretik, ethambutol, vinkristin, pirazinamid, tiazid, analgesik (aspirin, paracetamol dan fenacetin), vitamin c dan levodopan. Begitu pula makanan tertentu yang kaya purin.

Diagnosis Keperawatan Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi sendi Kurang pengetahuan Intervensi Keperawatan
Tujuan Keperawatan Meredakan nyeri Intervensi Keperawatan

1. 2. 3.

Diagnosis Keperawatan Nyeri yang berhubungan dengan proses infeksi sendi

1. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien 2. Jelaskan penyebab nyeri. 3.Dengan demikian pasien dapat mengontrol nyeri 4.Anjurkan latihan relaksasi dengan menghirup udara dari hidung, tahan beberapa detik dan hembuskan dari mulut dengan bibir terkatup 5. Alihkan perhatian pasien dengan memberi bahan bancaan, menonton tv, mendengarkan radio

6. pasang bidai pada sendi yang inflamasi. Ini bertujuan menyokong atau mengimobilisasi sendi, sehingga

dapat mengurangi nyeri 7. kolaborasi dalam pemberian kodein untuk mengurangi nyeri

1. Kaji tingkat mobilitas fisik, apakah sebagian atau total 2. Anjurkan latihan gerak sendi atau ROM secara teratur jika infeksi telah hilang atau nyeri hilang 3. Ajarkan pasien untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk memandirikan pasien dan meningkatkan keprcayaan diri 4. Dekatkan alat-alat yang diperlukan, sehingga mudah dijangkau oleh pasien 5. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan fungsi sendi Kurang Pengetahuan tentang penyakit dan penangananya

6. Anjurkan kepada pasien untuk menggunakan alat bantu berjalan jika akan melakukan aktivitas di luar tempat tidur Meningkatkan mobilitas fisik Meningkatkan pemahaman klien 1. Kaji tingkat pemahaman pasien tentang penyakit dan penanganannya dan keluarga akan penyakit dan perawatannya 2. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan perawatannya

3. Jelaskan program pengobatan yang akan dilakukan dan efek samping obat yang mungkin timbul 4. Jelaskan pentingnya melakukan

latihan gerak sendi (ROM) 5. Jelaskan pentingnya nutrisi dan cairan untuk mempercepat penyembuhan penyakitnya 6. Jelaskan waktu untuk perawatan tindak-lanjut

1. Kaji intensitasi, letak dan tipe nyeri. Gunakan skala peningkatan nyeri 2. Pertahankan pasien dalam posisi nyaman, kaki tersangga dan sejajar

3. Tinggikan area yang sakit untuk mengurangi edema dan meningkatkan aliran darah balik vena 4. Beri analgesik, antipirai/antigout dan antiinflamasi sesuai program. Observasi efek samping obat 5. Perbanyak asupan cairan sampai 2500 ml/hari 6. Pantau kadar asam urat serum 7. Jika terjadi serangan nyeri hindari menyentuh atau menggerakkan sendi 8. Beri kompres dingin 9. Hindari menggunakan sepatu sempit Nyeri teratasi Mobilitas fisik dipertahankan 1. Tingkatkan aktivitas pasien jika nyeri telah berkurang 2. Ambulasi dengan bantuan. Gunakan walker atau tongkat

Gangguan rasa nyaman atau nyeri Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian dan imobilitas

3. Lakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) dengan hati-hati pada sendi yang sakit 4. Tingkatkan kembali ke aktivitas normal

Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan, diharapkan : 1. A. B. C. D. i. adekuat ii. iii. a. b. c.

Nyeri berkurang atau hilang Mengatakan nyeri berkurang Nampak rileks dan tenang Menunjukkan edema berkurang Mobilitas fisik normal Melakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) secara Melakukan ambulasi dengan walker atau tongkat tanpa rasa nyeri Memahami program pengobatan dan perawatan penyakitnya Mengekspresikan kesadaran dan pengetahuan tentang jadwal pengobatan dan efek samping Mengungkapkan pentingnya diet, aktivitas dan program latihan Menepati jadwal kontrol ulang ke dokter Penatalaksanaan Pengobatan serangan akut dengan colchicine 0,6 mg (oral), colchine 1,0-3,0 mg (dalam NaCL intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indometachin (Indocin)

1.

2. 3.

Sendi diistirahatkan Kompres dingin

4. 5. 6.

Diet rendah purin Analgesik dan antipiretik Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenecid (Benemid) 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukkan asam urat dengan Allopurinol (zyloprim) 100 mg 2x/hari.

Komplikasi artritis pirai menyebabkan kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronis.

Pencegahan

Belum ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat umumnya adalah menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan, misalnya latihan fisik berlebihan, stres, dan makanan yang mengandung purin berlebihan seperti daging, jerohan, bahkan ikan asin. Meskipun serangan berulang dapat dicegah dengan pemberian obat, tetapi mengurangi konsumsi makanan berlemak dan alkohol dapat memperkecil kemungkinan terjadinya serangan gout. Kenalilah jenis makan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian dapat mengontrol asupan semaksimal mungkin. 1. Kadar tinggi (150-180 mg/100gr)

Jerohan, dan saripati daging 1. Kadar sedang (50-150 mg/100gr)

Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kangkung, asparagus dan jamur 1. Kadar rendah (dibawah 50mg/100gr)

Gula, telur dan susu

Komplikasi

Gangguan asam urat dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, persendian menjadi rusak sehingga pincang, peradangan tulang, kerusakan ligamen dan tendon (otot), batu ginjal (kencing batu), dan gagal ginjal.

Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi gejala serangan akut(mendadak) asam urat, mencegah kambuhnya kembali radang sendi dan pembentukan batu urat. Bagi penderita ganguan asam urat, untukmenurunkan kadar asam urat dalam darah diberikan allopurinol yang bekeja sebagi inhibitor menekan produksi asam urat. Atau urikosurik, misalnya probenesid untuk membantu memepercepat pembuangan asam urat lewat ginjal. Diberikan juga obat-obat untuk mengatasi radang dan rasa sakit yaitu analgesik dari golongan AINS atau NSID seperti indometasin, ibuprofen, ketoprofen, atau diklofenak. Sedangkan untuk pencegahan serangan berulang biasanya diberikan kolsisin. 1. 2. 3. Perawatan Diet Olahraga

Memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi dan sangat berguna untuk memperkecil resiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi selain itu memberikan efek menghangatkan tubuh untuk mecegah terjadinya pengendapan 1. Aerobik

Untuk meningkatakan sistem pernafasan dan membantu membuang asam urat dari peredaran darah.

1.

Latiahan Peregangan

Bermanfaat untuk kelenturan otot dan sendi 1. 2. Melindungi sendi Kontrol stress

Daftar Pustaka Suratum, et all.2008.Seri ASKEP Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.Jakarta:EGC Tim redaksi.2006.Asam Urat, Info Lengkap Untuk Penderita dan Keluarga.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama
masih dikandung badan masih berfungsi. i. Menghabiskan uang untuk berobat Kenyataanya..? j. Sama dengan pikun Kenyataanya..? Tidak semua pikun

8. Tugas-tugas perkembangan usaia lanjut Menurut Hudak dan GallGallo a. b. Mengambil keputusan dimana dan bagaimana sisa hidup mereka Penyediaan dukungan, intimasi dan keputusan hubungan dengan pasangan keluarga dan teman c. d. e. f. g. h. Pertahankan lingkkungan yang adekuat Menyediakan penfapatan yang adekuat Mempertahankan tingkat kesehatan yang maksimal Mempertahankan kebersihan diri Mempertahankan keterkaitan social Membuat perhatian beru yang meningkatkan status

i. j.

Mengenali dan merasa diperhatikan Menemukan arti hidup selama pension k. B. Mengembangkan filosofi hidup Konsep Penyakit

1. Pengertian a. Rhematoid Artritis adalah suatu penyakit sistemik yang dengan manifestasi utama pollartritis progresif dan melibatkan keseluruhan organ tubuh.(Arif Mansjoer, 1999, jilid 1 hal : 536) b. Rhematoid Artritis adalah merupakan suatu penyakit inflamasi sistematik kronik yang walaupun manisfestasi utamanya pada arthritis yang progresif akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Soeparman, Waspudji, Suswono, 1999, jilid 1, hal 62) c. Rhematoid Artritis adalah suatu penyakit sistematik yang ditandai terutama oleh inflamasi kronik lapisan sinivial sendi. (Maylin E Doengoes, 1999, hal : 358) 2. Etiologi Pada saat ini penyebab penyakit nyeri sendi dan tulang belum diketahui secata pasti, namun ada beberapa factor yang mempengaruhi perjalanan penyakit nyeri sendi dan tulang antara lain: a. Faktor hormone, metabolisme, pekerjaan, geografi dan psikososial b. Faktor keturunan, dalam hal ini mungkin disebabkan adanya faktor kekebalan tubuh c. Infeksi bakteri dan virus diduga memegang peranan bagi timbulnya kelainan tersebut pada manusia maupun binatang Penyakit Rhematoid Artritis lebih banyak mengenai wanita dari pada pria. Usia antara 30-40 tahun, usia yang paling banyak menderita Rhematoid Artritis (Arif Mansjoer, 1999, edisi 2 hal : 143) 3. Patofisiologi

Walau sulit dideteksi, tapi perubahan tingkat awal Rhematoid Artritis adalah kerusakan mikrovaskuler oedem jaringan subsinovial dan proliferasi ringan sel living pada sinovial. Pada pemeriksaan dengan mekroskop elektron tampak adanya kesenjangan antara sel endotel vaskuler dan kerusakan sel endotel Rhematoid Artritis kronis ditandai dengan adanya kerusakan rawan sendi, ligamen, tendon dan tulang. Kerusakan tersebut terjadi secara acak atau mulai dari atas dan bawah dengan timbulnya jaringan granulasi. Rhematoid Artritis dapat timbul secar sepontan dan berhenti pada stadium tertentu. Pada saat mengalami kronisitas, maka jaringan granulasi membentuk perlengketan-perlengketan dan dilanjutkan dengan pembentukan jaringan parut. Sisi yang berlawanan dengan permukaan sendi menjadi lengket kemudian diorganisir sehingga terjadi fibroonkilosos (bila pertemuan sendi yang cukup luas). Metaplasi jaringan granulasi dapat menghasilkan ankilosis. Baik pada tulang maupun tulang rawan. Akibatnya kapsul sendi menjadi jaringan parut dan kaku sehingga membut mobilitas sendi terbatas. Hal ini menyababkan sendi kehilangan fungsi dan bentuknya karena terjadi perlengketan antara susunan penaktikular sendi dan karena melemahnya kekuatan sendi, serta ligamenligamen pendukung dan kapsul sendinya, dapat juga terjadi pemendekan tendon (kuntraktur) dan bahkan juga dislokasi (Silvia A Price, 2000, hal : 1224)

1. Gambaran Klinis Kriteria dari American Rheumatism Association (ARA) yang direvisi pada tahun 1987 yang seluruhnya ada 11 kriteria antara lain : a. Adanya rasa kaku pada pagi hari (Morning Stiffness) b. Pembengkakan jaringan lunak sendi (Soft Tissue Swelling) pembengkakan disini sekurangkurangnya 6 minggu

c. Nyeri sendi yang terkena bila digerakkan (Join + tedderness on moving) sekurang-kurangnya didapati pada satu sendi d. e. Nyeri sendi bila digerakkan (pada sendi terkena) sekurang-kurangnya pada study yang lama Poliartritis yang simetri dan serentak, serenta diartikan jarak antara rasa sakit pada satu sendi disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari minggu berminggu f. g. h. Adanya modul rheumatikus sub kutan Adanya kelainan radiologi pada sendi yang terkena, sekurang-kurangnya diklasifikasi Test, faktor tema positif terdapat hiter abnormal faktor rheumatoid serum yang diperiksa dengan cara memberikan hasil positif kurang dari 5% kelompok kontrol yang diperiksa i. j. Pengendapan muan yang kurang pekat Didapati perubahan gambaran histrologi pada jaringan sinovial, sedikitnya 3 dari :

1) Proliferasi jaringan sinovial 2) Kelompok sel yang mati 3) Deposit timbunan selfibrin 4) Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak k. Didapati perubahan histrologinya yang khas dari sayatan melintang benjolan rheuma sekurang-kurangnya 3 dari : 1) Adanya sel yang mati yang terletak ditengah-tengah 2) Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk gambaran jeruji sepeda 3) Didepan sel fibrosis bagian tepinya 4) Adanya serbukan sel-sel radang yang menahun dan mendadak (Arif Mansjoer, 1999, edisi 2 hal :143)

2. Data Penunjang

Walaupun tidak banyak berperan dalam diagnostik Rheumatoida rtritis, namun hal ini dapat menyokong bila terdapat keraguan untuk melihat prognosis pasien. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat : a. Test faktor rema biasanya positif pada lebih dari 75 % pada pasien Rheumatoid Artristik b. Protein kreatin positif c. Laju endap darah meningkat d. Leukosit meningkat sedikit / normal e. Anemia normasif hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik f. Trombosit meningkat g. Kadar albumin serum turun dan globulin naik h. Pada pemeriksaan x.ray semua sendi dapat terkena, tapi yang sering sendi metatarsofalingeal dan biasanya simetris. (Arif Mansjoer, 1999, edisi 2 hal :145)

3. Penatalaksanaan Medik Penatalaksanaan penderita Rheumatoid Artristik dibagi atas beberapa pokok bahasan a. Medikamentosa

1) Untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai dapat diberikan: a) Aspirin dosis terapi 20 30 mg/dl

b) Ibuprofen, piroksikam, naproksen 2) Untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses aestruksi akibat Rheumatoid Artristik dapat diberikan : a) Kloroqun 250 mg/hr b) Sulfaselarn 1 x 500 mg/hr c) Garam eas 10 mg IM b. Fisioterapi

Sebaiknya dimulai fisioterapi segera setelah sendi mulai berkurang sakitnya, bila tidak berhasil, mungkin diperlukan pertimbangan untuk tindakan operasi. Disamping bentukbentuk latihan, sering pula diperlukan alat-alat. Oleh karena itu pada pengobatan fisioterapi, tercakup pengertian tentang rehabilitasi termasuk : 1) 2) 3) Pemakaian alat bidai, tongkat, kursi roda, sepatu Mekanotrapi Pemanasan

Baik hidroterapi maupun elektrotherapi (air panas, EKG, Ultrasonik) c. Pembedahan Bila berbagai cara sudah dilakukan namun belum berhasil dilakukan tindakan operatif d. Psikoterapi Biasanya diberikan psikoterapi superfisal agar timbul sengat dan keuletan untuk berobat dan mental penderita dipersiapkan untuk mengadapi kronisitas dari penyakitnya (Arif Mansjoer, edisi 2, hal : 146) A. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Rheumatoid Athritis Asuhan keperawatan pada penderita rheumatoid arthritis ditujukan untuk meningkatkan kemampuan penderita dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Proses ini dimulai dengan pengkajian yang difokuskan pada fungsi musculoskeletal pasien termasuk kemampuan pemenuhan aktivitasnya. Selain itu harus dikaji pola diet, riwayat infeksi sebelumnya dan aspek psikososial akibat dari penyakit yang diderita lansia (Lemone & Burke, 2001).

Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantung satu sama lainya dan bersifat dinamis dan tersusun secara sistimatis untuk menggambarkan perkembangan dan tahap yang lainya dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Pengkajian Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara : a. Wawancara Yang berkaitan drngan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, social budaya, ekonomi, kebiasaan, dan lingkungan. b. Pengamatan Pengamatan dilakukan terthadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, seperti ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya. c. Studi dokumentasi Study berkaitan dengan perkembangan kesehatan lansia, diantaranya melalui kartu menuju sehat (KMS) d. Pemeriksaan fisik Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan drngan peradaban fisik misalnya : kehamilan, kelaigan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit. Data yang perlu dikaji pada pasien rheumatoid arthritis adalah : 1) Aktivitas / istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan pada pagi hari, keletihan Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak : atropi otot, kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot 2) Kardiovaskuler

Gejala 3)

: jantung cepat, tekanan darah menurun.

Integritas ego Gejala : factor-faktor stess akut dan kronis : misalnya financial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor Hubungan, kepuasan dan ketidakberdayaan, ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi, misalnya ketergantungan pada orang lain.

4)

Makanan dan cairan Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat : mual, anoreksia, kesulitan untuk menelan Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membram mukosa

5)

Hygiene Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain.

6)

Neurosensori Gejala : Kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Tanda : Pembengkakan sendi

7)

Nyeri kenyamanan Gejala : Fase akut pada nyeri

8)

Keamanan Gejala : kesuitan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga kekeringan

pada mata dan membram mukosa

9)

Interaksi social Gejala : Kerusakan interaksi eluarga/ orang lain : perubahan peran : isolasi

2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan faktor-faktor yang mempertahankan respon yang tidak sehat dan mengalami perubahan yang diharapkan. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan Rheumatoid Athritis adalah menurut Marylin E. Doengoes : a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distruksi sendi akibat akumulasi cairan sinovial dan proses peradangan b. Gangguan mobilitas fisik b.d kekuatan deformitas sendi yang berkurang. c. Kurang perawatan diri b.d kerusakan muskuloskeletal, penurunan kekuatan daya tahan, nyeri pada waktu bergerak. d. e. Perubahan citra tubuh b.d deformitas persendian. Kurang perawatan diri b.d kerusakan muskuluskeletal penurunan kekuatan daya tahan, nyeri pada waktu bergerak 3. Rencana Keperawatan Rencana Keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah. Rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu pemenuhan kebutuhan dasar manusia meliputi: a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d distruksi sendi akibat akumulasi cairan sinovial dan proses peradangan 1) 2) Observasi sifat, intensitas, lokasi dan durasi nyeri. Berikan obat non steroid anti inflamasi,analgetik,dan antipiretik sesuai program.

3) 4)

Anjurkan klien untuk beristirahat. Berikan kompres panas untuk menggurangi rasa nyeri pada sendi.

b. Gangguan mobilitas fisik b.d kekuatan deformitas sendi yang berkurang. 1) 2) 3) 4) 5) c. Observasi bentuk,tanda-tanda inflamasi Kaji kemampuan klien dalam melakukan ROM aktif maupun pasifserta kolaborasi dengan fisioterapi dalam melakukan program rehabilitasi. Observasi adanya kekakuan pada pagi hari serta berapa lama durasinya. Bantu klien saat melakukan aktivitas. Kurang Pengetahuan b.d Kurangnya informasi tentang penyakit

1) Kaji tingkat pengetahuan klien 2) Berikan penyuluhan tentang rheumatoid dan masalah kesehatan yang lainya 3) Anjurkan klien untuk bertanya pada tugas kesehatan apabila tidak mengetahui keluhanya 4) Tekankan pada klien untuk mencari informasi kesehatan sedini mungkin d. 1) 2) 3) 4) e. Perubahan citra tubuh b.d deformitas persendian. Bina hubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga Berikan kesempatan klien untuk mengekspresikan perasaanya Dukung dan berikan motivasi kepada klien untuk meningkatkan realitas nhidup yang optimal Motivasi klien untuk meneruskan program latihan saat drumah Kurang perawatan diri b.d kerusakan muskuluskeletal penurunan kekuatan daya tahan, nyeri pada waktu bergerak 1) Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul aturan atau disain bagi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. 2) 3) Perubahan mobilitas konstual terhadap nyeri Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri.

4. Impelemtasi

Implementasi adalah merupakan pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. 5. Evaluasi Evaluasi adalah merupakan tahap akhir proses keperawatan, tahap observasi dalam keperawatan yang mencakup nilai-nilai akhir asuhan keperawatan yang telah ditentukan.

You might also like