Professional Documents
Culture Documents
OLEH
DONNY SAPUTRA
01140003
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
PADANG
2009
PENDAHULUAN
Kayu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena
kayu telah banyak digunakan sebagai alat perlengkapan
sehari-hari. Kayu merupakan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui dan tersedia dalam berbagi macam
spesies. Sekitar 4000 jenis kayu di Indonesia hanya sekitar
15-20 % saja kayu yang termasuk kelas awet tinggi (kelas
awet I dan II) sedangkan sisanya sekitar 80-85 %
termasuk kelas awet rendah (kelas awet III, IV dan V).
Maka dari itu perlu dilakukan langkah untuk pengawetan
pada kayu yang tergolong kelas awet rendah tersebut yang
jumlahnya cukup besar.
Pengawetan kayu merupakan suatu cara untuk
meningkatkan keawetan kayu terhadap serangan faktor
biotik penyebab kerusakan kayu. Salah satu cara untuk
menekan biaya pengawetan kayu adalah menganti bahan
pengawet yang mahal dengan bahan pengawet yang murah
dan ramah lingkungan, yaitu dengan memanfaatkan limbah
yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pengawet
kayu.
Cangkang udang mengandung zat khitin sekitar 99,1 %,
jika cangkang udang diproses lebih lanjut dengan melalui
beberapa tahap yaitu demineralisasi, deproteinisasi dan
deasetilisasi maka akan menghasilkan khitosan. Aplikasi
khitosan sebagai bahan pengawet kayu terbukti efektif
untuk menghambat pertumbuhan jamur pelapuk kayu dan
beberapa jenis jamur lainnya, serta meningkatkan derajat
proteksi kayu terhadap rayap (Prasetiyo, 2000).
BAHAN PENELITIAN
Kayu dan ukuran yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah
• Kayu karet (H. brassiliensis) berasal dari Nagari Lubuk Alung yang
berumur ± 10 tahun, berupa kayu gergajian yang bebas cacat.
• Contoh uji sifat dasar kayu berukuran: panjang 2,5 cm x lebar 2,5
cm x tinggi 2,5 cm sebanyak 10 buah.
ALAT PENELITIAN
Alat yang dipergunakan untuk pembuatan sampel terdiri dari;
penggaris, gergaji tangan, oven, desikator, mesin serut, kuas,
timbangan, gelas piala dan kantong plastik, cat minyak,
meteran, alat tulis dan alat-alat pendukung lainnya.
PELAKSANAAN PENELITIAN
• Persiapan Contoh Uji
Kayu yang diawetkan adalah jenis kayu karet (H. brasiliensis)
yang telah mengalami pengeringan, yang mana urutan
pelaksanaan adalah sebagai berikut:
Kayu gergajian dipotong, diketam dibuat menjadi serutan
Kayu dipilih untuk mendapatkan kayu-kayu yang berkualitas
tinggi dan bebas dari cacat.
Kayu tersebut ditumpuk dalam kantong plastik sampai saat
kayu akan di rendam, untuk menjaga agar Kadar Air awal kayu
tetap relatif konstan.
• Penentuan Kadar Air
Prosedur untuk menentukan kadar air contoh uji dilakukan
sebagai berikut
a. Contoh uji ditimbang untuk menentukan berat awal.
b. Dikeringkan dalam oven pada suhu 103 derjat Celcius.
c. Contoh uji dimasukkan ke dalam desikator selama 10 menit
(sampai berat konstan).
d. Setelah dikeringkan contoh uji ditimbang.
PERSIAPAN LARUTAN BAHAN PENGAWET
Bahan pengawet khitosan berbentuk butiran-butiran
kecil berwarna kemerah-merahan dan larut dalan
asam asetat. Kemudian disiapkan larutan dengan
kosentrasi A1 : 0 %, A2 : 2 %, A3 : 4 %, A4 : 6 %,
A5 : 8 %, A6 : 10 %.
Penentuan Penetrasi
Penentuan Retensi
Pengujian Keawetan
• Contoh uji ditanam sedalam 20 cm ke dalam tanah dan
menonjol diatas permukaan tanah sepanjang 10 cm dengan
jarak 30 cm antara contoh uji satu dengan yang lainya.
Sebelum dikubur ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui
berat awalnya. Setelah penguburan mencapai ± 1 bulan
contoh uji dibongkar kemudian dibersihkan selanjutnya
ditimbang untuk mengetahui kehilangan beratnya berdasarkan
Berat Kering Tanur.
• Dengan membandingkan nilai kehilangan berat dengan berat
awal dinyatakan dalam persen, diperoleh persentase
kehilangan beratnya. Tingkat ketahanan contoh uji terhadap
rayap mengacu kepada klasifikasi Sornnuwat (1996).
TERIMA KASIH
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN
KHITOSAN SEBAGAI BAHAN
PENGAWET TERHADAP PENETRASI,
RETENSI, DAN KEAWETAN
KAYU KARET (Hevea brasilliensis Muel Arg)