You are on page 1of 32

PUISI,MAJAS PUISI,MAJAS

Standar Standar Kompetensi Kompetensi 6. 6. Mengungkapkan Mengungkapkan pendapat pendapat tentang tentang pembacaan pembacaan puisi puisi Kompetensi Kompetensi Dasar Dasar 6.1 6.1 Menanggapi Menanggapi pembacaan pembacaan puisi puisi lama lama tentang tentang lafal, lafal, intonasi, intonasi, dan dan ekspresi ekspresi yang yang tepat tepat 6.2 6.2 Mengomentari Mengomentari pembacaan pembacaan puisi puisi baru baru tentang tentang lafal, lafal, intonasi, intonasi, dan dan ekspresi ekspresi yang yang tepat tepat Indikator Indikator Setelah Setelah mempelajari mempelajari Kegiatan Kegiatan Pembelajaran 2 (KP 2) ini, Anda dapat: Mendeklamasikan/ Mendeklamasikan/ membacakan membacakan puisi puisi lama lama (berbalas (berbalas pantun) pantun) dan dan puisi puisi baru baru di di depan depan teman-teman teman-teman dengan dengan lafal, lafal, intonasi, intonasi, dan dan ekspresi ekspresi yang yang sesuai sesuai Menanggapi Menanggapi pembacaan pembacaan puisi puisi lama lama (berbalas (berbalas pantun) pantun) dan dan baru baru tentang tentang lafal, lafal, intonasi, intonasi, dan dan ekspresi ekspresi yang yang tepat tepat Menerapkan Menerapkan isi isi pantun pantun dalam dalam kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari

Puisi Lama
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang unsur estetisnya menonjol atau dominan. Hal ini disebabkan puisi memiliki kekuatan nada, irama dan rima. Puisi lama adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris, terikat oleh aturan-aturan serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi yang berasal dari Indonesia yang berbahasa melayu klasik yang menggambarkan perasaan, dan pikiran seseorang dan terikat oleh aturan-aturan tertentu. Macam-macam puisi lama, seperti: mantra, gurindam, pantun, syair, karmina (pantun kilat), seloka (pantun berkait). 1. Mantra adalah merupakan puisi tua yang ucapan-ucapannya dianggap memiliki kekuatan gaib. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Ciri-ciri Mantra: 1)

Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde; 2) Bersifat lisan, sakti atau magis; 3) Adanya perulangan; 4) Metafora merupakan unsur penting; 5) Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius; dan 6) Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan. Contoh Contoh Mantra Mantra Assalammualaikum Assalammualaikum putri putri satulung satulung besar besar Yang Yang beralun beralun berilir berilir simayang simayang Mari Mari kecil, kecil, kemari kemari Aku Aku menyanggul menyanggul rambutmu rambutmu Aku Aku membawa membawa sadap sadap gading gading

Akan membasuh mukamu

2. Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India), yang terdiri dari dua baris setiap baitnya dan berisi nasihat. Ciri-ciri Gurindam: 1) Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian; 2) nasihat; dan 5) bersajak kembar/ a-a baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi; 3) berdirikan tiap bait 2 baris; 4) berisi

Contoh Gurindam Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b ) Bagai rumah tiada bertiang ( b ) Jika suami tiada berhati lurus ( c ) Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3. Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab dan berbentuk sajak. Ciri-ciri syair: 1) Setiap bait terdiri dari 4 baris; 2) Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata; 3) Bersajak a a a a; 4) Semua baris berupa isi dan merupakan cerita (tidak ada sampiran); 5) Tiap baris berhubungan isinya; dan 6) Berasal dari Arab Contoh Syair Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a) Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam kehidupan masyarakat. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu pantun anak muda, pantun jenaka, pantun teka-teki, pantun nasihat, dan pantun anak-anak. Ciri-ciri Pantun: 1) Setiap bait terdiri 4 baris; 2) Baris 1 dan 2 sebagai sampiran; 3) Baris 3 dan 4 merupakan isi; 4) Bersajak a b a b; 5) Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata; dan 6) Berasal dari Melayu (Indonesia)

4.

Macam-macam pantun berdasarkan isinya 1. Pantun anak muda Elok sungguh permata selan Buatan dewa dari angkasa Pahit sungguh rindukan bulan Bulan tidak menimbang rasa 3. Pantun teka - teki Kalau puan -puan ceran Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijaklaksana Binatang apa tanduk di kaki 5. Pantun orang tua Asam kandis asam gelugur Kedua asam riang-riang Menangis mayat di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang 5. Pantun Kilat (Karmina) adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek , pantun yang susunannya sangat singkat bahkan dapat dijadikan 2 baris. Ciri-ciri Karmina: 1) Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan; 2) Bersajak aa-aa, aa-bb; 3) Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan; 4) Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi; 5) Semua baris diawali huruf kapital; 6) Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik; dan 7) Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah. Contoh Karmina Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a) 2. Pantun jenaka Sungguh baik asambelimbing Tumbuh dekat limau lungga Sungguh elok berbinisumbing Biar marah tertawa juga 4. Pantun nasehat Tingkap papan kayu bersegi Riga -riga di pulau angsa Indah tampan karena budi Tinggi bangsa karena basa

6. Seloka (Pantun berkait) adalah sebuah bentuk puisi melayu klasik yang memuat perumpamaan yang mengandung senda gurau, kejenakaan, impian, ejekan atau sindiran serta yang diulang-ulang barisnya. 7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Ciri-ciri Talibun: 1) Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap (6, 8, 10) dan seterusnya; 2) Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi; 3) Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi; 4) Apabila enam baris sajaknya a b c a b c; dan 6) Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a bcdabcd Contoh Talibun Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu

Ciri-ciri puisi lama a. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya b. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan c. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Aturan-aturan dalam puisi lama meliputi: jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait; persajakan (Rima); banyak suku kata tiap baris d. Adapun unsur-unsur intrinsik puisi antara lain: 1. Tema adalah pokok persoalan yang ingin diungkapkan penyair 2. Diksi adalah pilihan kata yang biasanya digunakan oleh penyair secara cermat dan teliti 3. Gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan penyair untuk membangkitkan imajinasi dalam menciptakan puisi 4. Rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi dalam puisi 5. Amanat adalah tujuan penyair menciptakan puisi Teknik membaca puisi a. Gerak tidak berlebihan b. Menggunakan intonasi yang tepat c. Memahami semua unsur puisi d. Membaca dengan penuh perasaan e. Menyesuaikan volume suara dengan situasi Format penilaian pembacaan puisi No. 1. 2. dst. Langkah-langkah Mengetahui Isi Puisi: a. Memahami bentuk puisi- puisi, bait-bait dan lirik-lirik, serta memahami secara global tentang tema yang dikemukakan penyair dalam puisinya itu. b. Penelaahan diri penyair dan latar belakang sejarah ketika puisi diciptakan. c. Menelaah unsur struktur batin dan struktur fisik puisi (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) d. Merumuskan kesimpulan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: 1) Apakah amanat yang disampaikan penyair? 2) Mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian? (hubungannya dengan perasaan dan nada) 3) Apakah arti puisi itu bagi pembaca? 4) Bagaimana sikap kita terhadap apa yang dikemukakan penyair? 5) Bagaimana penyair dalam menciptakan puisinya itu, apakah cukup mahir? Nama Lafal Unsur Penilaian Intonasi Jumlah Ekspresi

PUISI BARU
Puisi adalah bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, kata-kata yang indah, serta padat makna. Puisi ini muncul dan digemari oleh masyarakat dengan pola kehidupan baru. Puisi baru berbeda dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan bentuk persajakan dalam puisi lama berubah dalam puisi baru. Ciri-ciri Puisi Baru
1)

Kata-kata

yang

digunakan

singkat

namun

memiliki

kedalaman makna
2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)

Menggunakan bahasa yang khas Iramanya sesuai, menarik, dan dinamis

Alurnya selaras dengan perasaan dan jalan pikiran Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern dan bersifat konotatif Tema tidak hanya adat tetapi menerangkan masalah yang kompleks Bentuk puisinya adalah bebas, mementingkan keindahan bahasa Aliran yang dianut romantik idealisme Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, majas, rima dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, suasana dan nada)

Unsur-unsur intrinsik puisi : Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frasa, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tetapi pada puisi baru tidak ada batasan. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan. 1. Macam-macam puisi baru berdasarkan banyaknya baris dalam satu bait a. Distikon, yaitu sanjak 2 seuntai dan biasanya bersajak kembar/ sama. Contoh Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh 5 (Or. Mandank) Kembali berdiri jangan mengeluh

Camar terbang riuh suara Alkamar hilang menyelam segara Armada peringgi lari bersusun Malaka negeri hendak diruntun Galyas dan pusta tinggi dan kukuh Pantas dan angkara ranggi dan angkuh (Amir Hamzah) b. Terzina, yaitu sanjak 3 seuntai Contoh : Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana c. Quatrain, yaitu sanjak 4 seuntai Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Dalam bahgia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari Mewarna bagaikan sari (Sanusi Pane) Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)

d.

Quint, yaitu sanjak 5 seuntai Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakana Kepada tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank) e. Sextet adalah sanjak 6 seuntai. Merindu Bagia Jika harilah tengah malam Angin berhenti dari bernafas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih) f. Septima, yaitu sanjak tujuh seuntai Indonesia Tumpah Darahku Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai

API UNGGUN Diam tenang kami memandang Api unggun menyala riang Menjilat meloncat menari riang Berkilat-kilat bersinar terang Nyala api nampaknya curia Hanya satu cita digapai Alam nan tinggi, sunyi, sepi (Intojo)

Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Muhammad Yamin) g. Stanza/ Oktaf, yaitu sanjak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Persajakan stanza tidak beraturan. Awan Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Sanusi Pane) 5. Bentuk-bentuk puisi baru berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya dibedakan menjadi beberapa mcam, yaitu ode, himne, elegy, epigram, satire, romance, balada, dan soneta. a. Ode, yaitu sajak atau puisi yang isinya mengandung pujian kepada seseorang, bangsa dan Negara, atau pun sesuatu yang dianggap mulia. Karena isinya itulah, ode disebut juga sebagai puji-pujian. Persajakan ode tidak beraturan atau bebas. Contoh Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa Menciptakan kemegahan baru Pantoen keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi) Permintaan Bapakku ijinkan aku mengguruimu agar tak tertidur aku di bangku kuliah hanya mimpi menjadi pegawai negeri Yogya, 1987 (Dimuat di Masa Kini, 4 Desember 1987)

b. Himne (sajak pujaan) yaitu puji-pujian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Himne disebut juga sajak atau puisi ketuhanan. Contoh Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa

Sajak Penghambur Dosa Tuhan mencintai-Mu adalah siksa melihat di telaga-Mu wajahku penuh dosa Tuhan membencimu adalah dosa sebab kasih-Mu tetap kudekap jika Kau tawarkan sorga atau neraka jawabku: atau! Yogya, 1987 (Pernah dimuat di Suara Indonesia Februari 1988)

mengenal-Mu tersalib di datam hati. (Saini S.K) c. Elegi merupakan sajak duka nestapa. Isi sajak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang menyayat hati, mendayu-dayu dan mengharu-biru. Doa Malam gelap langit malam berikan keheningan dan diam dalam diam kutengok bintang khusuk sembahyang dalam keheningan kupacu hasratku sujud pada-Mu nyalakan lampu dalam jiwaku agar aku tahu segala keangkuhan adalah kebinasaan cinta dan segala cinta hanya bermuara pada-Mu (Yogya, 1988) Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap Chairil Anwar 4. Epigram yaitu sajak atau puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas. Terkadang ditulis dengan kata-kata atau kalimat-kalimat sindiran atau kecaman pahit.

Contoh Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal)

Tinggal Bersama dijemput kuda berpelana putih lewati jalan setapak menuju langit pengembaraan panjang mesti kita alami maka: jangan paksa aku mendebat lagi sayangku noda apakah dosa dosa apakah noda yang kita tebarkan di atas ranjang di rumah sarat cemooh tetangga mari jadi laki bini lahirkan bayi suci Yogya, 1987

5. Satire yaitu sajak atau puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar (sarkasme) dan tajam (sinis) suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Contoh Satire: Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian. (Rendra)
Sajak Gelandangan Andai tak bertemu kamu dengan karung usang mungkin tak kutemukan deritamu di dalamnya Kamu dengan karung usang serta keping gelas dan kaleng rongsokan andai tak melihatmu mungkin mataku tak terbuka Di naungan jembatan tua kota ini aku terlelap bersama mimpimu tentang sorga di balik cakrawala dan tersentak oleh ngigaumu tentang neraka yang membakarmu kini Jika tak ada kamu tak kutemukan sedihmu

dalam diriku. (Batu, 1987) 6. Romance adalah sajak atau puisi yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya cinta kasih antara dua orang kekasih, tetapi juga cinta kasih dalam bentuk lainnya. Misalnya cinta terhadap suasana damai dan tentram, cinta keadilan, cinta terhadap bangsa dan Negara juga cinta kepada Tuhan. Contoh: POTRETMU DI PANTAI ITU sebingkai potret dirimu dalam aku cemburu di pantai itu leburkan cintaku dalam cahaya purnama seribu wajah lelaki tak lagi kukenali: aku hanya kenal kamu gambarmu di pasir pantai tak lagi sempurna kunikmati karna harimu terbawa angin selatan sedang aku kian jauh menuju utara sebingkai potret dirimu di pantai itu ketika aku ragu tak kuingat lagi lebih baik aku sendiri. (Yogya, 1990) 7. Balada yaitu sajak atau puisi yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan penyairnya saja. Kenangan Papamama ingatlah dulu, di kali bening daun bambu kujadikan perahu malaju papa aku bersorak mama

engkau tertawa dengar celotehku betapa bahagia kita Kenanglah kali bening dan perahu daun bambu milikku gembira dan bahagia punya kita Papamama Alangkah berat, tatkala kita terpaksa tinggalkan semua, tinggalkan desa menuju kota Lambaian nyiur kelapa sambut lambaian tangan kita tinggalkan desa menuju Jakarta. Yogya, 1989 8. Soneta, yaitu sanjak 14 baris dengan pola 4,4,3,3 Tokoh soneta terkenal dan dianggap sebagai bapak soneta Indonesia adalah Mohammad Yamin dan Rustam Effendi. Fungsi Soneta yaitu sebagai alat untuk menyatakan curahan hati. Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaanperasaan yang lebih luas seperti: 1. pernyataan rindu pada tanah air; 2. pergerakan kemajuan kebudayaan; 3. ilham sukma; 4. perasaan keagamaan. Para pujangga baru gemar terhadap soneta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang bersifat obyektif itu hampir sejalan dengan sampiran pada pantun. Sedangkan sextet soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun; 2. Baris-baris soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati penyairnya; 3. Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau curahan hati penyairnya. Ciri ciri soneta : a. Terdiri atas 14 baris b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav. d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet. e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam octav , jadi sifatnya subyektif. g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta h. Penambahan baris pada soneta disebut koda. i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 14 suku kata j. Rima akhirnya adalah a b b a, a b b a, c d c, d c d Contoh Soneta Gembala Perasaan siapa ta kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a ) Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a )

10

Jauh sedikit sesayup sampai ( c ) Terdengar olehku bunyi serunai ( d ) Melagukan alam nan molek permai ( c ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) Maulah aku menurutkan dikau ( c ) (Muhammad Yamin) Contoh Puisi Baru serta pembuatan parafrasa Teratai Kepada Ki Hajar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu Akarnya tumbuh dihati dunia Daun bersemi laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia Teruslah, o , teratai bahagia Berseri di kebun Indonesia Biarpun sedikit penjaga taman Biarpun engkau tak terlihat, Biarpun engkau tidak diminat Engkau turut menjaga taman (Sanusi Pane, 1957) Parafrasa puisi Teratai Puisi ini tidak menggambarkan teratai sebagai bunga, namun sebagai lambang untuk tokoh yang dikagumi oleh penyair : Ki Hajar Dewantara. Isi puisi ini berupa kesan penyair terhadap tokoh tersebut. Kerendah-rendahan hatinya laksana bunga teratai yang tumbuh dikolam, tidak dikenal oleh banyak orang, diabaikan dan tidak diminati, namun gagasannya diterima secara umum bahkan menjadi dasar pemikiran tingkat dunia. Penyair perlu menyatakan bait ketiga dan keempat yang maksudnya agar Ki Hajar dewantara meneruskan gagasan dan cita-citanya demi kemajuan bangsa indonesia, sekalipun ki hajar tidak dikenal dan diminati orang. Ki Hajar telah turut menjaga Zaman. Unsur-unsur intrinsik puisi 1. tema: perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair 2. amanat: kesan yang ingin disampaikan 3. musikalitas: permainan bunyi yang dapat memberikan kekuatan pada puisi meliputi: a. Rima( persamaan bunyi), b. Ritma ( naik, turun, keras, lemah ) 4. korespodensi: hubungan makna antara kata, frase,dan baris 5. diksi: pemilihan kata yang erat dengan majas-majas 6. nada dan suasana: sikap penyair yang diungkapkan kepada pembaca Puisi Kontemporer Munculnya istilah puisi kontemporer diperkenalkan oleh Tengsoe Tjahyono (1988: 89) dalam bukunya Sastra Indonesia. Menurut beliau, Puisi Kontemporer adalah bentuk puisi yang

11

berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi tersebut ditandai dengan adanya bentuk yang aneh dan ganjil. Menurut ukuran orang Indonesia puisi kontemporer merupakan bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi-puisi yang sejenis itu dipelopori oleh Sutardji Calzoum Bahri sekitar tahun 1973-an. Dalam Kredo Puisinya (semacam pernyataan sikap), Sutardji Calzoum Bachri menyatakan: "Kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang menyalurkan air. Kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas. Kalau diumpamakan dengan kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Dalam puisi saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus dan penjajahan-penjajahan lain seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentu dengan dianggap kotor ( obscene) serta penjajahan gramatika. Bila kata dibebaskan, kreativitaspun dimungkinkan. Karena kata-kata bisa menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauan dirinya sendiri." Dalam kredo puisi tersebut jelaslah bahwa dalam menciptakan puisi, kata-kata kurang dipentingkan/ diperhatikan. Inilah yang membuat Sutardji Calzoum Bachri dikenal sebagai pembaharu dalam perpuisian Indonesia. Macam-macam puisi kontemporer Puisi kontemporer dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu puisi mbeling/ puisi lugu, puisi konkret/ tipografi, dan puisi absurd/ puisi inkonvensional, Puisi Mbeling/ Puisi Lugu Puisi mbeling adalah puisi yang tidak mendapatkan tempat pada majalah sastra. Hal ini disebabkan puisi tersebut menggunakan ungkapan yang blakblakan/ fulgar tanpa menghiraukan diksi konvensional ataupun bunga-bunga bahasa. Biasanya mengungkapkan kritik pada kehidupan masyarakat, tetapi dengan cara yang lucu. Hal inilah yang menyebabkan jenis puisi ini tidak diterima dalam majalah sastra. Puisi konkret/ puisi tipografi Puisi konkret/ puisi tipografi adalah puisi yang mementingkan gambaran visual dengan menonjolkan bentuk/ tata wajah yang disusun mirip dengan gambar. Dalam puisi konkret/ puisi tipografi seorang penyair berusaha mengekspresikan gejolak hatinya dengan lebih menonjolkan lukisan bentuk daripada puisinya. Puisi Tragedi Winka & Sihka di bawah ini merupakan contoh puisi konkret. Bentuk puisi ini mirip seperti gambar zigzag.

12

T r a g e d iW in k a& S ih k a
kawin kawin kawin kawin kawin ka win ka win ka win ka win ka winka winka winka winka winka winka sih

ka sih ka sih ka sih ka sih ka sih sih sih sih sih sih ka Ku (Sutardji Calzoum Bachri)

Penjelasan Istilah tragedi dapat diartikan sebagai peristiwa yang berakhir dengan kesedihan. Istilah winka dan sihka yang terdapat dalam judul puisi sebenarnya merupakan kata-kata nonsense, artinya kata-kata tersebut sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kata-kata tersebut juga tidak mempunyai makna. Namun demikian, oleh penyair diberi makna baru yang sebenarnya merupakan pembalikan dari kata kasih dan kata kawin. Dalam sajak tersebut kata kasih dan kawin mengandung arti konotatif, yaitu perkawinan itu menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, lebih-lebih bila disertai kasih sayang. Dalam sajak itu kata kawin dideretkan sampai lima kali secara utuh. Hal itu memberi sugesti bahwa dalam periode, entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari perkawinan itu berjalan seperti ide semula yaitu penuh kebahagiaan. Akan tetapi, kemudian kata kawin terputus-putus. Hal ini memberikan sugesti bahwa ideal perkawinan yang penuh kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi, misalnya saja pasangan suami isteri mulai bertengkar tiap hari karena masalah-masalah kehidupan. Bahkan kemudian terbalik kata kawin menjadi winka. Kebahagiaan yang diidealkan itu terbalik menjadi neraka. Pada akhirnya terjadi tragedy winka dan sihka itu, misalnya saja terjadi perceraian, atau bahkan suami membunuh isterinya atau sebaliknya. Itulah tragedi. Tipografi zigzag yang sangat menonjol itu memberi sugesti bahwa perkawinan yang semula bermakna kebahagiaan itu, setelah melalui jalan yang berliku-liku yang penuh bahaya pada akhirnya terjadi bencana, terjadi tragedi.

13

Puisi absurd Puisi absurd adalah bentuk puisi yang dianggap menyimpang dari criteria puisi yang lazim (Zaidan Hendi, 1993: 206). Dalam hal ini, penyimpangan dapat terjadi dalam berbagai dimensi. Sutardji C.B. banyak melakukan penyimpangan dalam sajaksajaknya untuk mendapatkan arti baru. Penyimpangan itu terjadi dalam hal penghapusan tanda baca, pemutusan kata, pembalikan kata, penggandengan dua kata atau lebih, penghilangan imbuhan. Penyimpangan yang dilakukan oleh Sutardji itulah yang banyak menghasilkan puisi yang bersifat absurd. Sepisaupi sepisau luka sepisau duri sepikul dosa sepukau sepi sepisau duka serisau diri sepisau sepi sepisau nyanyi sepisaupa sepisaupi sepisaupanya sepikausepi sepisaupa sepisaupi sepikul diri keranjang diri sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi
(Sutardji Calzoum Bachri) TUGAS MANDIRI Cermatilah puisi ini baik-baik, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada! VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV VVVVVVVVVVVVVVVVV V VIVA PANCASILA ! (Oleh Jeihan) 1. Berapakah jumlah huruf V yang berderet ke kanan? 2. Berapakah jumlah huruf V yang berderet ke bawah? 3. Apakah makna VIVA PANCASILA pada puisi di atas? 4. Parafrasakan puisi VIVA PANCASILA! 5. Contoh puisi di atas termasuk jeni puisi apa? Jelaskan dan berilah alasan! UJI KOMPETENSI 3.2

14

A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! 1. Perhatikan contoh puisi di bawah ini! Raja bernama Darmalaksana (a) Tampan rupawan elok parasnya (a) Adil dan jujur penuh wibawa (a) Gagah perkasa tiada tandingnya (a) Puisi di atas disebut .... a. pantun b. syair c. talibun d. pantun berkait e. gurindam 2. Cermatilah contoh puisi baru di bawah ini! Camar terbang riuh suara Alkamar hilang menyelam segara Armada peringgi lari bersusun Malaka negeri hendak diruntun Galyas dan pusta tinggi dan kukuh Pantas dan angkara ranggi dan angkuh (Amir Hamzah) Ditinjau dari jumlah barisnya, puisi baru di atas disebut .... a. terzina b. septima c. sextet d. oktaf e. distikon 3. Tuhanku Di pintu Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling (Doa : Chairil Anwar) Parafrase yang tepat untuk puisi di atas adalah . a. Aku mengetuk pintu dan tak bisa berpaling b. Aku tidak dapat menghindari setelah mengetuk pintu c. Aku kembali dan tak akan pergi lagi d. Setelah mengetuk pintu, aku tak bisa pergi lagi. e. Hanya kepadaMu Tuhan manusia berserah diri. 4. Bacalah puisi berikut! Tinggal seluruh hidup tersekat dalam tangan dari jari-jari ini kata-kata yang bersayap bisa menari kata-kata yang pejuang tak mau mati (Toto Sudarto Bachtiar) Kutipan bait puisi tersebut menggambarkan suasana . a. sedih b. khusuk c. gelisah d. sepi e. bosan 5. TUHAN TELAH MENEGURMU

15

Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat perut anak-anak kelaparan Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat semayup suara azan Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran Lewat gempa bumi yang berguncang Deru angin yang meraung kencang Hujan dan banjir yang melintang pukang Adakah kau dengar? (Apip Mustopa) Tema puisi di atas adalah .... a. kekuasaan Tuhan tak terhingga b. peringatan Tuhan kepada manusia c. bencana alam merupakan ujian Tuhan d. manusia yang tak kunjung sadar e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar 6. Cermatilah puisi di bawah ini! Di Di Betul kau pasti sedang menghitung berapa nasib lagi tinggal sebelum fajar terakhir kau tutup tanpa seorang pun tahu siapa kau dan di kau maka kini lengkaplah sudah perhitungan di luar akal dan angan-angan di dalam hati kita tentang sesuatu yang tak bisa siapa pun menerangkatakan pada saat itu kau mungkin sedang di Betul kan ? (Noorca Marendra) Lukisan segitiga yang menyerupai pohon cemara yang menunjuk ke langit itu memberikan makna bahwa . a. manusia wajib menghadap sang pencipta b. manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang wajib menyembah kepada Tuhan-Nya c. setiap pribadi hari demi hari tanpa sadar berarak ke rumah sang pencipta d. manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Mahaesa e. manusia secara bergantian akan meninggal Teks puisi untuk soal no. 7-8, bacalah dengan cermat! ... Pada langkah pertama keduanya sama baja pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka. Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah. Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang ia telah membunuh bapanya.

16

Balada terbunuhnya Antmokarpo, W.S. Rendra B 7. Isi puisi tersebut mengungkapkan .... a. Kesaktian seseorang pada saat terjadinya pertempuran hebat di sebuah desa pada suatu malam. b. Pertempuran sengit yang terjadi antara anak dan ayah dan berakhir dengan kemenangan di pihak si anak c. Ketidakberdayaan seseorang melawan sebuah kejahatan yang meresahkan masyarakat di sebuah desa d. Kekuatan, kesadisan, dan kebrutalan seseorang tanpa belas kasihan sedikit pun terhadap rakyat kecil e. Penindasan yang tidak ada henti-hentinya oleh penjahat dan meresahkan keamanan masyarakat 8. Kata baja yang tercetak tebal dalam kutipan puisi tersebut melambangkan .... a. kesaktian seseorang b. keberanian seseorang c. kekuatan seseorang d. kesadiasan seseorang e. ketegaran seseorang 9. Cermatilah puisi di bawah ini!

Q
! ! ! ! ! !! !a lif ! l l l ! !! !

! !

a a m !! m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m iiiiiiiiiiiiiiiiii m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m (Oleh S utardji C alzoumB achri)

Puisi di atas termasuk jenis puisi . a. kontemporer b. absurd c. tipografi d. mbeling e. aneh 10. Cermatilah kutipan puisi berikut! Sajak Kita Dik, pagi kita cerah Akankah hari ini kita indah Dik, jika senja kita merah Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari ... Dik, rimba kita gersang Sanggupkah kita menadah hujan-Nya Kelak kita Dia curahkan diam-diam

17

(Sutoyo) Kalimat yang bermajas untuk melengkapi bagian rumpang puisi tersebut yang tepat... a. Malam begitu indah. b. Cinta kita selalu ada. c. Pasti hidupmu bahagia. d. Jangan lupa hidup ini sementara. e. Adakah rumah yang ramah untuk kita. B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Jelaskan pengertian puisi lama dan sebutkan jenis-jenis yang tergolong dalam puisi lama! 2. Jelaskan pengertian pantun dan ciri-cirinya ! 3. Buatlah contoh sebuah pantun kilat! 4. Sebutkan teknik-teknik membaca puisi! 5. Apakah puisi kontemporer itu? Jelaskan dan berilah contoh!

C. Menulis Puisi dan Majas


Standar Standar Kompetensi Kompetensi 7. 7. Memahami Memahami wacana wacana sastra sastra puisi puisi dan dan cerpen cerpen Kompetensi Kompetensi Dasar Dasar 7.1 7.1 Membacakan Membacakan puisi puisi karya karya sendiri sendiri dengan dengan lafal, lafal, intonasi, intonasi, penghayatan penghayatan dan dan ekspresi ekspresi yang yang sesuai sesuai Indikator Indikator Setelah Setelah mempelajari mempelajari Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran 1 1 (KP (KP 1) 1) ini, ini, Anda Anda dapat: dapat: Memberikan Memberikan penilaian penilaian terhadap terhadap pembacaan pembacaan puisi puisi Membacakan Membacakan puisi puisi karya karya sendiri sendiri Menentukan Menentukan makna makna puisi puisi karya karya teman teman dan dan memberikan memberikan komentarnya komentarnya

Menulis Puisi
Untuk menulis sebuah puisi, seseorang terlebih dahulu perlu mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan puisi yang meliputi unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik puisi. Selain itu, pengetahuan terhadap sejarah puisi juga perlu diketahuinya. Kemampuan menguasai hal tersebut di atas merupakan hal penting bagi seorang penulis puisi. Hal seperti itulah yang menyebabkan kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang membutuhkan pemikiran serta konsentrasi khusus untuk terciptanya sebuah ide. Ide yang sudah ada kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang akan dibuat perlu

18

diperhatikan penggunaan diksi, tipografinya sekaligus pemberian makna tipografi yang berhubungan dengan isi puisi. Menurut Sutejo dan Kasnadi (2008: 49-50) ada beberapa langkah dalam menulis puisi. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah: 1) perlunya memahami aliran; 2) perlunya memahami tema; 3) perlunya imajinasi; 4) perlunya menemukan ide; 5) perlunya mengeramkan ide; 6) pilihlah sikap terhadap persoalan yang terjadi; 7) memilih jenis puisi; 8) memilih larik-larik yang menarik; 9) tuangkan aspek psikologi ke dalam puisi secara memikat; 10) pilihlah tipografi yang sesuai; 11) pilihlah judul puisi yang memikat; 12) manfaatkan gaya bahasa/ majas. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut pada dasarnya dapat dilakukan secara acak (tidak urut). Langkah-langkah itu hanya dimaksudkan untuk memudahkan dalam penulisan puisi.

Teknik Kreatif Membuat Puisi Teknik Peta Pasang Kata yakni cara merangkai kata menjadi susunan baris puisi yang menarik. Cara ini dilakukan dengan mengingat-ingat sesuatu yang dialami, dilihat, atau didengar yang kemudian dituangkan/ ditransformasikan dalam bentuk diksi (pilihan-pilihan kata yang sesuai). Berdasarkan eksplorasi terhadap pengalaman ini dapat mematik inspirasi untuk memunculkan diksi-diksi lain yang sangat luar biasa. Langkah kedua yaitu mengaitkan kata dengan yang lain (memasangkan kata). Pada tahap ini dibutuhkan keberanian untuk merangkai kata tanpa ada rasa takut karena salah dalam menyusunnya. Dalam menulis puisi ada kebebasan penyair untuk menuangkan idenya tanpa harus merasa benar atau salah. Seorang penyair mempunyai kebebasan menulis puisi untuk menyimpang dari kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah licensia poetica. Contoh: mentari murka, bulan ramah, aroma dusta, malaikat biru hitam hati, luka kaca, mata lupa, dan lain-lain. Langkah ketiga mengembangkan kata-kata yang tersusun acak menjadi larik-larik yang menarik dalam puisi. Seorang penyair memiliki kebebasan dalam membuat susunan larik yang tidak terikat oleh sintaksis kebahasaan secara umum. Contoh: // Aroma luka bermuara pada/ mata mata hati dan mata kata/ mata luka karna dusta menata/ juga alpa meraja// Langkah keempat yaitu memperhatikan subject matter (pokok persoalan) yang sudah tertuang dalam larik-larik puisi. Pokok persoalan yang diangkat dalam larik-larik tersebut dapat menunjukkan hal-hal apa yang dibicarakan/ terdapat dalam bait itu. Langkah kelima yaitu menentukan larik-larik yang mempunyai nuansa sama, berdekatan, memiliki jalan pikiran yang runtut, sehingga kalau larik-larik yang dirangkai itu akan menjadi sebuah puisi yang mempunyai cerita runtut, mempunyai amanat, serta memiliki tema. Langkah keenam, menentukan tipografi puisi yang akan dibuat. Tipografi ini dapat dibuat seperti bentuk yang menyerupai

19

huruf, gambar, binatang, garis, dan lain-lain. Tentu saja pilihan tipografi ini akan mendukung serta memperkuat terhadap makna puisi yang dibuat. Langkah ketujuh yaitu memilih judul. Judul yang dipilih hendaknya dapat representatif dan menarik. Selain itu, judul puisi hendaknya mempunyai daya bayang, daya rangsang, dan daya kenang yang mendalam. Tanpa memperhatikan unsur tersebut, sulit untuk mengakategorikan apakah puisi yang sudah dibuat tergolong puisi yang menarik atau tidak. Contoh seorang siswa sedang menulis puisi yang menonjolkan tipografi. Perhatikan hasil karyanya di bawah ini!

LULUS 100 %
(Hernika R.) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100%

LULUS 100%
Ujian Lulus!! Ujian Lulus!! Ujian Lulus!! Ujian Lulus!! Ujian Lulus!! Hati Hati berkata, kita lulus Ujian Lulus!! Lulus!! Lulus!! Lulus!! Lulus!! Lulus!! Lulus!! Kita Kita Kita Kita Kita Kita

Ujian Lulus!! Lulus!! Kita Ujian Lulus!! Lulus!! Kita Ujian Lulus!! Lulus!! Kita BUMI Ujian Ujian Lulus Lulus!! Kita (Priyanka) Ujian Lulus Kita

20

indah bumi hijau bumi masa bumi kehidupan rusak menghilang perlahan bumi panas bumi depan rusak bumi rusak

Majas
Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Macam-macam Majas : 1. Simile (perbandingan, perumpamaan) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding. Kata-kata pembanding yang biasanya digunakan, seperti: bagai, seperti, sebagai, laksana, bak, ibarat, semisal, seumpama, dan kata-kata pembanding yang lain. Contoh : Bertemu (STA) Sebagai kilat nyinar di kalbu Sebanyak itu curahan duka Sesering itu pilu menyayat Blues untuk Bonnie (W. S. Rendra) .... mengepulkan asap rokok kelabu seperti tungku-tungku menjengkelkan ....

yang

Tersenyum beta laksana arca Kedua anak itu bagai pinang dibelah dua

Kata-kata yang dicetak tebal di atas yaitu kata sebagai, seperti, bagai dan laksana merupakan kata-kata pembanding sehingga majas yang digunakan di atas termasuk majas simile.

21

2. Metafora ialah bahasa kiasan seperti perbandingan, namun tidak menggunakan kata pembanding secara eksplisit. Kata pembanding yang digunakan dinyatakan secara implisit dan langsung. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Contoh: Bumi Bumi ini ini perempuan perempuan jalang jalang Tuhan Tuhan adalah adalah warga warga negara negara yang yang paling paling modern modern Contoh di atas menunjukkan bahwa bumi disamakan dengan perempuan jalang dan Tuhan disamakan dengan warga negara yang paling modern. 3. Perumpamaan Epos (epic simile) ialah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frasa-frasa yang berturut-turut. Contoh: Di Di Tengah Tengah Sunyi Sunyi ( Rustam (Rustam Effendi Effendi) ) Di Di tengah tengah sunyi sunyi menderu menderu rinduku rinduku Seperti topan, meranggutkan Seperti topan, meranggutkan dahan, dahan, Mencabut Mencabut akar, akar, meranggutkan meranggutkan kembang kembang kalbuku kalbuku 4. Personifikasi ialah menyamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati dibuat seolaholah dapat berbuat, berpikir,dan sebagainya layaknya seperti manusia. Personifikasi ini menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat insani (seperti manusia). Contoh: Anak Molek V (Rustam Effendi) Malas dan malu nyala pelita seperti meratap mencucuri mata Seisi kamar berduka cita Seperti takut gentar berkata

Contoh yang lain: Badai mengamuk merobohkan rumah-rumah Bulan itu tersenyum padaku 5. Metonimia (kiasan pengganti nama) yaitu bahasa kiasan yang dipakai dengan menggunakan atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Contoh: Ibu Kota Senja (Toto Sudarto Bachtiar) Klakson dan lonceng bunyi bergiliran . Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan Di bawah bayangan samar22 istana kejang O, kota kekasih setelah senja

Kata yang dicetak miring seperti klakson dan lonceng dapat menggantikan orang-orang atau partai-partai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan menggantikan sungai Ciliwung. Istana menggantikan kaum kaum kaya yang memiliki rumah-rumah seperti istana. Kota kekasih adalah kota Jakarta. 6. Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang pentingdari suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoki ada dua macam, yaitu: a. pars pro toto (sebagian untuk keseluruhan) Contoh: Kujelajahi bumi dan alis kekasih Kujelajahi dinding dan hati wanita Sepasang mata memandangku b. totum pro parte (keseluruhan untuk sebagian) Contoh: Kujelajahi bumi dan alis kekasih Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA X menjadi juara pertama lomba berpidato bahasa inggris 7. Alegori ialah cerita kiasan atau lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ialah lukisan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori ini sesungguhnya merupakan metafora yang dilanjutkan. Contoh sajak Sutan Takdir Alisyahbana yang berjudul Menuju ke Laut. Sajak itu melambangkan angkatan baru yang berjuang ke arah kemajuan. Angkatan baru ini dikiaskan sebagai air danau yang menuju ke laut dengan melalui rintanganrintangan. Laut penuh gelombang, mengiaskan hidup yang penuh dinamika perjuangan, penuh pergolakan. Jadi, sajak tersebut mengiaskan angkatan ,muda yang penuh semangat menuju kehidupan baru yang dinamis, meninggalkan adat yang statis, kehidupan lama yang beku, tidak mengalir. Alegori dapat berbentuk puisi atau prosa. Contoh: Menuju ke Laut (STA) Kami telah meninggalkan engkau, tasik yang tenang, tiada beriak, diteduhi gunung yang rimbun dari angin dan topan Sebab sekali kami terbangun

23

dari mimpi yang nikmat Ombak ria berkejar-kejaran digelanggang biru bertepi langit Pasir rata berulang dikecup tebing curam ditantang diserang, dalam bergurau bersama angin dalam lomba bersama mega TUGAS MANDIRI 1. Cermatilah sebuah pemandangan yang paling menarik menurut Anda, misalnya pemandangan di laut, danau, pegunungan, pelabuhan, candi, atau yang lain. 2. Setelah objek pemandangan Anda pilih, tulislah dua puluh lima kata (kata asal) yang berkaitan dengan objek tersebut. 3. Kelompokkan kata-kata tersebut sesuai dengan larik-larik yang dapat dijadikan puisi, singkirkan kata-kata yang tidak mendukung dalam pembuatan puisi 4. Susunlah kata-kata menjadi larik-larik dalam puisi dengan menggunakan majas untuk menghidupkan puisi, syukur bentuk puisi (tipografi) juga Anda pertimbangkan 5. Periksalah kembali larik-larik puisi yang sudah Anda buat, bila perlu perbaikilah sehingga menjadi puisi yang mampu menarik perhatian banyak orang. 6. Tulislah judul puisi yang representatif dan menarik. Selain itu, judul puisi hendaknya mempunyai daya bayang, daya rangsang, dan daya kenang yang mendalam. 7. Bacakan puisi Anda di depan kelas dengan memperhatikan intonasi, nada, dan ekspresi. 8. Salinlah puisi Anda kedalam kertas berukuran A4 dengan menggunakan komputer, kumpulkan puisi kepada guru Anda, bila perlu kirimkan ke majalah atau surat kabar. UJI KOMPETENSI 3.3 A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! 1. Langkah-langkah menulis puisi seperti di bawah ini, kecuali a. menentukan tema b. memberi tanda jeda c. menentukan diksi d. menyusun/ memilih majas yang digunakan e. memberi judul puisi 2. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit seakan tidak kuasa lagi membawa beban. Kalimat di atas menggunakan majas .... a. hiperbola b. personifikasi c. metafora d. litotes e. sinisme

24

3.

Permintaan (Karya : Muhammad Yamin) Mendengarkan ombak pada hampirku Debar mendebar kiri dan kanan Melagukan nyayi penuh santunan Terbitlah rindu ke tempat lahirku Sebelah timur pada pinggirku Diliputi langit berawan-awan Kelihatan pulau penuh keheranan Itulah gerangan tanah airku Dimana laut debur mendebur Serta mendesir tiba di pasir Disanalah jiwaku mulai terkubur Dimana ombak sembur-menyembur Membasahi barisan sebelah pesisir Disanalah hendaknya aku terkubur Rumus sajak/rima puisi di atas yang paling tetap adalah . a. a-b-b-a/a-b-a-b/b-c-d/b-c-d/ b. a-b-b-a/a-b-b-a/c-d-c/c-d-c/ c. a-b-b-a/a-b-b-a/c-c-d/d-d-d/ d. a-a-b-b/a-a-b-b/c-c-d/d-d-c/ e. a-a-a-a/b-b-b-b/c-c-c/d-d-d/

4. Bacalah puisi berikut AKU Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar) Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ... a. Aku ini binatang jalang b. Aku manusia biasa c. Aku orang tak berguna d. Aku memeng miskin e. Aku bodoh dan malas 5. Jika bayang telah pudar Dan elang laut pulang ke sarang Angin bertiup ke benua Tiap-tiap akan kering sendiri Dan nahkoda sudah tau pedoman Boleh engkau datang padaku Surat dari ibu, Asrul Sani Makna lambang dari dan nahkoda sudah tahu pedoman adalah a. Sudah mencari pedoman hidup b. Sudah menemukan arah dan tujuan c. Sudah mempunyai pasangan hidup d. Sudah berilmu dan berpengalaman e. Sudah menjadi nahkoda berpengalaman 6. Kura-kura dalam perahu Sudah gaharu cendana pula

25

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3) . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . (4) Baris yang rumpang pada nomor 3 dapat diisi dengan kalimat .... a. Mohon abang jangan merayu b. Pura-pura tidak tahu c. Sudah tahu bertanya pula d. Di dalam tengku termasuk pula e. a, b, c, d, salah 7.

Sajak Kita
Dik, pagi kita celah Akankah hari ini kita indah Dik, jika saja hari ini kita indah Mungkinkah malam kita benderang dengan mentari ........... Dik, rindu kita gersang Sanggupkah kita menuduh hujannya kelak kita Dia curahkan diam-diam Kalimat bermajas untuk melengkapi puisi tersebut yang tepat adalah a. Malam begitu indah b. Cinta kita selalu ada c. jangan lupa hidup ini sementara d. Pasti hidupmu bahagia kita e. Adakah rumah yang ramah untuk

8. Bacalah ilustrasi berikut! Seseorang dengan kejenuhannya akhirnya dia tidak bisa berpikir lagi dengan tenang dan penuh pertimbangan sehingga dia putus asa. Jika permasalahan di atas ditulis ke dalam larik puisi yang paling tepat adalah a. Bunuh saja aku dengan pedang b. Lebih baik aku mati saja c. Rupanya semua ini telah berakhir d. Perasaanku mati perlahan-lahan e. Percuma saja aku mati 9. . Ataukah ia tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehernya seingga tak satupun tangan kami yang bisa menghalanginya? Penggalan puisi di atas terdapat majas . a. alegori b. metafora c. pleonasme d. simile e. personifikasi 10. Bacalah teks berikut dengan saksama! Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah Majas yang tepat melengkapi teks tersebut adalah a. hendak menatap anaknya dengan kasih sayang b. mau memalingkan pemandangan bagiku c. mau melihat seseorang dengan jelas d. hendak mengawasi gerakan temannya e. hendak melompat keluar dari kedua matanya

26

C.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! Aku Kalau sampai waktu ku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu.. Aku ini binatang jalang..

1. Buatlah parafrase penggalan puisi berikut!

2. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi! 3. Buatlah sebuah puisi dengan tema Perjuangan! 4. Apakah majas simile itu? Jelaskan dan berilah contoh! 5. Apakah majas alegori itu? Jelaskan dan berilah contoh! . ULANGAN HARIAN III A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! Penggalan cerita ini untuk sola nomor 1 dan 2! Setelah dewasa, dayang Sumbi hidup menyendiri dihutan. Di tempat itu ia menyibukkan diri dengan jalan menenun kain sekali waktu. Selagi menenun, tanpa sengaja anak toraknya terjatuh masuk kekolong rumah panggungnya melalui celah yang ada dilantai. Karena dayang Sumbi letih, ia malas bergerak dari tempat duduknya . Dalam kemalasannya itu tanpa pikir panjang ia mengeluarkan janji yang berbunyi,Barang siapa yang memungut anak torak saya, jika ia perempuan aku jadakan saudara perempuan saya, jika ia laki-laki akan saya angkat jadi suami saya. 1. Seting dalam penggalan novel tersebut adalah a. desa b. kota c. hutan d. jalan e. lapangan 2. Watak dari dayang Sumbi dalam novel di atas adalah . a. rajin. b. pintar c. malas d. pemarah e. ramah Penggalan cerita ini untuk soal nomor 3 dan 4! Tadi sore ada sebuah surat teletak di meja kerjaku. Surat ditulis tangan di starbuck coffe, kubuka surat. Kubaca,Sesudah kamu mencium bibirku, ada seorang wanita semalaman tidak bisa tidur, apalalagi kata-kata yang terlontar dari bibirmu membuat wanita itu semalaman berjuang dengan air matanya. Kuambil nafas tetapi panggilan tetap tidak bisa dihindari. Sesudah 3 bulan berjuang untuk menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan di luar negeri tetap saja panggilan lebih kencang bergemuruh dihatinya, terikat dengan senang hati menerima kembali si wanita. Perjuangan wanita bukan pada angka saham-saham, tetapi orang-orang kalah yang tersisih. Tuhan selalu ingin menyertai untuk mencari jodoh. 3. Rumusan tema yang paling sesuai dengan novel tersebut adalah . a. tidak ada salahnya jika kita menolak cinta seseorang b. panggilan hidup ilahi lebih bernilai dari pada makna cinta manusiawi c. manusia dipanggil untuk mencintai sesamanya tanpa pandang bulu.

27

d. tuhan selalu menyertai setiap gerak dan langka manusia ciptaan NYA e. wanita lebih sesuai berjuang dikalangan orang-orang tersisih 4. seting tempat novel di atas adalah a. kantor b. lapangan c. rumah d. hutan e. sawah

5. Aku belajar tallaqi pada Szyaikh Ustman Abdul Fattah. Jadwalku mengaji pada beliau setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang sangat penting, beliau pasti datang. Watak Syaikh Utsman Abdul Fattah berdasarkan kutipan novel tersebut adalah..... a. selalu datang b. tidak mengenal kata absen c. sangat disiplin d. tak kenal cuaca dan musim e. tidak pernah marah 6. Elok rupanya si kumbang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Maksud dari puisi di atas adalah a. Sedih melihat ibu datang b. Senang melihat ibu datang c. Besar hati karena sakit d. Sakit karena ibu tidak datang e. Sakit hati karena ibu datang 7. Bacalah puisi berikut Bunga mawar bunga melati Ditabur orang dibatu Sungguh elok tanah airku ini Walau jauh tetapku kenang Tema puisi di atas adalah a. Cinta tanah air b. Cinta sesama manusia c. Cinta kepada Tuhan d. Keindahan alam e. Kemanusiaan 8. Bacalah puisi berikut AKU Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri

28

Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar) Suasana yang tergambar pada penggalan puisi di atas adalah a. Sedih b. Gelisah c. Takut d. Semangat e. Sepi 9. Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ... a. Aku ini binatang jalang b. Aku manusia biasa c. Aku orang tak berguna d. Aku memeng miskin e. Aku bodoh dan malas 10.

Bacalah puisi berikut!


Daun-daun gugur lagi Bumi kembali menangis, saat letusan itu muntah Melebihi guntur siang hari, ada pekik burung-burung nazar Ada tangis murai beriuhan, dan ada kegirisan terkurung Rebah ke pangkuan pertiwi yang belum henti membalut luka Kemudian berjuta-juta perjuangan bergelora Seakantak akan di hentikan (Iyut Fitra) Amanat yang tersirat dalam penggalan puisi di atas adalah a. Renungkanlah apa yang sedang terjadi di negeri ini b. Kita jangan melupakan jasa para pahlawan c. Hendaknya kita berjuang terus untukmengatasi masalah negeri ini d. Janganlah menyia-nyikan jasa para pahlawan e. Negeri ini jangan dibuat kacau dan tidak aman

11. Patah menjelis bijak laksana Memberi hati bimbang gulana Lisan padanya mulia dan hina Pada penggalan syair di atas kata yang bergaris bawah menggunakan majas . a. antitesis b. paradoks c. ironi d. klimaks e. antiklimaks 12. Bacalah teks berikut dengan saksama!

29

Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah Majas yang tepat melengkapi teks tersebut adalah . a. hendak menatap anaknya dengan kasih saying b. mau memalingkan pemandangan bagiku c. mau melihat seseorang dengan jelas d. hendak mengawasi gerakan temannya e. hendak melompat keluar dari kedua matanya 13. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit seakan tidak kuasa lagi membawa beban. Kalimat di atas menggunakan majas .... a. hiperbola b. personifikasi c. metafora d. litotes e. sinisme 14. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai. Peribahasa di atas sama maknanya dengan ... a. Lebih baik berputih tulang daripada berputih mata. b. Ikut hati mati, ikut rasa binasa. c. Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah. d. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. e. Buruk muka cermin dibelah. 15. Nasibnya sangat mengkhawatirkan, bagai telur di ujung tanduk. Kalimat yang menggunakan peribahasa sama dengan kalimat di atas adalah ... a. Memang bunglon kawanku itu. b. Kulangkahkan kakiku menuju rumahnya. c. Hidupnya bagai bergantung di akar lapuk. d. Semangatnya keras bagai baja. e. Berat rasanya mencari sesuap nasi. 16. Kalau pandai berkain panjang Serupa dengan kain sarung Lebih dari kain pelikat. Kalau pandai berinduk semang Serupa dengan ibu kandung Siang dan malam dijadikan tongkat. Puisi di atas tergolong talibun. Alasan yang tepat untuk pernyataan tersebut adalah. a. terdiri atas enam baris dalam satu bait b. bersajak akhir silang larik-lariknya c. berisi curahan perasaan dan nasihat d. dipakai untuk menyindir orang e. jumlah lariknya 6 dan berhubungan sebagai sampiran dan isi 17. derai-derai angin pagi derai hati memandang padi mengalun hijau lautan tersungging senyum perawan Nilai estetika yang terkandung dalam satu bait puisi di atas telah ditunjukan dengan a. kepaduan imajinatif dalam puisi b. pemilihan kata yang penuh persajakan c. penyusunan larik dalam bait d. kejelian penyair memilih ide e. penggambaran alam lingkungan

30

18.

AKU Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang (Chairil Anwar) Penggalan puisi di atas menggunakan citraan . a. pendengaran b. penglihatan c. penciuman d. peraba e. perasa

19. Macam-macam citraan yang digunakan dalam puisi digunakan sebagai wujud . a. pemahaman penulis terhadap puisi b. pengendapan ide-ide dalam membuat puisi c. perenungan yang sedalam-dalamnya d. sikap penyair yang sudah berpengalaman e. penyair memang sudah menguasai dan berpengalaman 20.

Bacalah teks berikut dengan saksama!


TUHAN TELAH MENEGURMU Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat perut anak-anak kelaparan Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan Lewat semayup suara azan Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran Lewat gempa bumi yang berguncang Deru angin yang meraung kencang Hujan dan banjir yang melintang pukang Adakah kau dengar? (Apip Mustopa) Tema puisi di atas adalah .... a. kekuasaan Tuhan tak terhingga b. peringatan Tuhan kepada manusia c. bencana alam merupakan ujian Tuhan d. manusia yang tak kunjung sadar e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Apakah novel itu? Berilah penjelasan! 2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik novel! 3. Sebutkan macam-macam puisi baru! 4. Buatlah contoh majas hiperbola! 5. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi! PERBAIKAN 1. Sebutkan unsur-unsur interinsik novel 2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca novel 3. Apakah talibun itu? Jelaskan! 4. Buatlah contoh pantun kilat!

31

5. Apakah puisi konkret itu? Jelaskan!

PENGAYAAN 1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur interinsik novel! 2. Apakah sonata itu? Jelaskan! 3. Apakah majas alegori itu? Jelaskan! 4. Apakah pantun berkait itu? Jelaskan dan berilah contoh! 5. Buatlah contoh puisi kontemporer yang memperhatikan tipografi!

32

You might also like