You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh (remote sensing) merupakan suatu ilmu yang digunakan

untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh dengan menggunakan sensor.

Data yang diperoleh dari penginderaan jauh dapat berbentuk hasil dari variasi daya, gelombang bunyi atau energi elektromagnetik. Sebagai contoh grafimeter memperoleh data dari variasi daya tarik bumi (gravitasi), sonar pada system navigasi memperoleh data dari gelombang bunyi dan mata kita memperoleh data dari energi elektromagnetik. Data yang diperoleh itu dikelola dan akan digunakan untuk kepentingan tertentu. Salah satu pemanfaatan data indera juah tersebut adalah Sistem informasi geografi. Citra yang diperoleh melalui pengindraan jauh merupakan data dasar atau input yang selanjutnya diolah dan disajikan oleh sistem informasi geografi. Posisi data dalam citra pengindraan jauh dapat dikoreksi kembali dalam sistem informasi geografi. Dengan demikian, integrasi antara data pengindraan jauh dengan sistem informasi geografi akan memperoleh informasi yang optimal sebagai data pemanfaatan wilayah. Baik diukur dari jumlah bidang penggunaanya maupun dari frekwensi penggunaanya pada tiap bidang, penggunaan penginderaan jauh memang meningkat pesat pada emapt dasawarsa terakhir ini. Peningkatan dilandasi oleh beraneka alasan. Sekurang-kurangnya ada enam alasan yang melandasi peningkatan penggunaan Penginderaan jauh, yaitu: 1). Citra menggambarkan obyek, daerah dan gejala dipermukaan bumi. Ujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letaknya dipermukaan bumi.

Relatif lengkap. Meliputi daerah luasan. Permanen. 2). Dari jenis Citra dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop. Menkaji model medan yang berbeda. Relief lebih jelas karena adanay pembesaran vertical. Memungkinkan pengukuran beda tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk peta kontur, perencanaan lintas jalan, dan saluran irigasi. Memungkinkan pengukuran lereng untuk menetukan kelas lahan, konservasi, dan keperluan lainnya. 3). Karateristik obyek yang tak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan obyek. 4). Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial. 5). Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana. 6). Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
1.2 Perumusan Masalah

Penginderaan Jauh berkembang sangat pesat sejak empat dasawarsa terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaanya, alat dan analisa data, dan jumlah penggunaanya serta bidang penggunaanya. Di dalam perkembangannya itu, Penginderaan Jauh semakin banyak digunakan dan dimanfaatkan. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang timbul, apakah manfaat dari Penginderaan Jauh.

1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan berbagai manfaat dari penginderaan jauh di berbagai bidang.

BAB II MANFAAT PENGINDERAAN JAUH

2.1. Manfaat Penginderaan Jauh Secara Umum Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data seumber daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena berbagai macam alasan sebagai berikut :

Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.

Sumber: Foto oleh Andy Hidayat (http://andimanwho.wordpress.com)

Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat gambar yang permanen

Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan

karena menjyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran lereng dan pengukuran volume.

Citra

dapat

menggambarkan

benda

yang

tidak

tampak

sehingga

dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah tanah.

Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

Inderaja memiliki peran yang sangat besar dalam sistem informasi data dan pengelolaannya. Peran tersebut antara lain untuk mendeteksi perubahan data dan pengembangan model di berbagai kepentingan.

2.2. Manfaat Penginderaan Jauh di bidang Kehutanan Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. 2.3 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Penggunaan Lahan Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian,
5

perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman/kependudukan. Pengeinderaan jauh menghasilkan data yang ringkas tentang lingkungan yang berkenaan dengan bumi. Salah satu aplikasi yang nyata dari pemanfaatan hasil pengeinderaan jauh dalam bidang kependudukan adalah untuk memetakan distribusi spasial penduduk. Selain pemetaan distribusi spasial kependudukan, data inderaja juga dapat dimanfaatkan untuk meneliti dampak keberadaan manusia dalam lingkungan hidup. Oleh karena ukuran penduduk terlalu kecil, pola distribusinya hanya dapat diinterpretasi secara tidak langsung, yaitu berdasarkan pola permukiman penduduk atau bukti lain yang tampak. Pola permukiman penduduk itu sendiri dapat diketahui dengan menginterpretasikan bentuk lahan dan penggunaanya.

Sumber: Foto oleh Andy Hidayat (http://andimanwno.wordpress.com)

2.4 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Pembuatan Peta Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi. Peranan peta citra (space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum dapat meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi terbaru (up to date). Peta citra mempunyai keunggulan informasi terhadap peta biasa. Hal ini disebabkan karena citra merupakan gambaran nyata di permukaan bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang alam ataupun buatan manusia. Contohnya : peta dasar dan peta tanah. Beberapa keunggulan pemetaan menggunakan teknologi inderaja antara lain :

Hasil inderaja dapat digunakan untuk memetakan daerah yang sangat luas dengan cepat, pemetaan manual biasanya hanya digunakan untuk memetakan daerah yang sangat sempit.

Berbiaya lebih murah. Dapat memetakan bermacam-macam peta tematik sekaligus Proses pembuatan lebih cepat

Salah satu contoh pemanfaatan teknologi inderaja untuk kegiatan di bidang pemetaan misalnya untuk pemetaan daerah rawan genangan air di wilayah Jakarta.

Foto Udara Wilayah Jakarta (Sumber: Foto oleh Andy Hidayat di http://andimanwno.wordpress.com)

Tahapan dalam pemetaan menggunakan hasil inderaja ini dengan membuat pola dengan menggunakan data inderaja yang di awali dengan penggabungan foto udara dalam bentuk mozaik guna membatasi wilayah yang akan dipetakan. Dari foto udara wilayah Jakarta misalnya di interpretasi pada tempat-tempat yang :

Memiliki ketinggian lebih rendah/sama dari permukaan air laut. Berbentuk cekungan/basin. Terletak di bantaran/pinggiran sungai. Permukiman padat Tidak memiliki lahan terbuka. Tidak memiliki daerah resapan air Wilayah yang diinterpretasi tersebut kemudian dideliniasi untuk membedakan

dengan wilayah yang tidak rawan tergenang. Hasil deliniasi kemudian dapat dibuat dan diproses lebih lanjut menjadi peta daerah rawan genangan air.

Peta Daerah Rawan Genangan Air


(Sumber: Foto oleh Andy Hidayat di http://andimanwno.wordpress.com)

2.5 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Meteorologi (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA) Pemanfaatan aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi memiliki acuan yang sangat luas. Data yang dihasilkan oleh inderaja penting untuk diterapkan guna mengetahui keadaan lingkungan atmosfer. Guna memperoleh data lingkungan tentang atmosfer melalui inderaja, wahana yang diperlukan adalah satelit. Di antara satelit-satelit yang digunakan untuk informasi lingkungan atmosfer misalnya Synchronous Meteoroligical Satellite (SMS) yang diluncurkan pada tanggal 17 Mei 1974. Generasi ke-tiga dari satelit tersebut diganti namanya menjadi Geosyncronous Operational Environment Satellite (GOES) yang diluncurkan pada 16 Oktober 1975.

Pemanfaatan Satelit MODIS untuk perekaman kondisi atmosfer secara harian. (Sumber : www.lapanrs.com)

Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut: a) Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara. b) Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon. c) Mengamati sistem/pola angin permukaan. d) Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.

2.6 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Oseanografi (SEASAT) Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut: a. Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m).
10

b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi). c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan. d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).

2.7 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Hidrologi (LANDSAT/ERS, SPOT) Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut: a. Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai. b. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai. c. Pemantauan luas daerah intensitas banjir. 2.8 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Geofisika Bumi Padat, Geologi, Geodesi, dan Lingkungan (LANDSAT, GEOSAT) Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah sebagai berikut. a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS. b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan. c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik. d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batu bara). e. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut. f. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut. (Dra. Sri Hartati Soenarmo MSP, 1993)

11

Pemetaan Erosi DAS Lukulo Hulu Dengan Menggunakan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi Kerusakan DAS sering dipicu oleh perubahan tata guna lahan akibat naiknya tingkat kebutuhan hidup manusia serta lemahnya penegakan hukum. Penggunaan lahan merupakan bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik materiil maupun spiritual. Perkembangan bentuklahan ditentukan oleh proses pelapukan dan perkembangan tanah, erosi, gerakan massa tanah, banjir, sedimentasi, abrasi marin, oleh agensia iklim., gelombang laut, gravitasi bumi, dan biologi termasuk manusia. Perubahan bentuk lahan berpengaruh terhadap kondisi tanah, tata air (hidrologi), potensi bahan tambang, potensi bencana seperti banjir, erosi, dan longsor lahan, vegetasi, dan kegiatan manusia dalam bidang pertanian, permukiman, kerekayasaan, industri, rekreasi, dan pertambangan. Secara garis besar, penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan pertanian dibedakan ke dalam macam penggunaan lahan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditi yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan tersebut. Analisis tingkat bahaya erosi dilakukan dengan cara memperkirakan (memprediksi) laju erosi tanah pada satuan-satuan lahan. Sedangkan untuk menghitung laju erosi tanah digunakan pendekatan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (1978) sebagai berikut: A = RKLSCP dimana : A = jumlah tanah yang hilang (ton/ha/tahun) R = erosivitas hujan tahunan rata-rata (mm/jam) K = ndeks Erodibilitas Tanah LS = Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng C = Pengelolaan Tanaman
12

Erosivitas Hujan merupakan kemampuan hujan untuk mengerosi tanah. Semakin tinggi nilai erosivitas hujan suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan erosi yang terjadi pada daerah tersebut. Erodibilitas merupakan suatu ketahanan dari tanah yang yang menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah oleh adanya energi kinetik air hujan dan ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah. Pada pembuatan peta indek panjang dan kemiringan lereng, panjang lereng dapat diabaikan dan yang berpengaruh hanya kemiringan lereng (kemiringan lereng berpengaruh 3x panjang lereng terhadap erosi) didasarkan pada satuan topografi pada wilayah penelitian. Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah (1) melalui fungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, (2) menurunkan kecepatan air larian, (3) menahan partikelpartikel tanah pada tempatnya dan (4) mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air (chay asdak, 1995: 452). Konsentrasi kemudahan penggunaan lahan untuk ter-erosi penyebarannya bayak terdapat disebelah barat dan tengah pada DAS Lukulo Hulu yang sebagian besar berupa tanah ladang dengan tanama pertanian yang berupa biji-bijian. Secara kerapatan tajuk tanaman ini merupakan tanama dengan kerapatan jarang, bertekstur kasar, kemampuan tanaman dalam stroughfall dan streamfall sangat kecil, sehingga penggerusan permukaan tanah terhadap aliran air permukaan besar. Wilayah yang mempunyai kriteria erosi sangat ringan seluas 13787.088 hektar (51,77%) dengan jumlah erosi kurang dari 15 ton/ha/tahun banyak ditemukan di formasi karangsambung, di daerah basalt, dan gabro. Formasi karangsambung merupakan suatu formasi dengan tanah berupa lempung sehingga air susah untuk permeabilitas. Kriteria erosi ringan yang ada di DAS Lukulo Hulu seluas 6076.038 hektar (22,82%) dengan jumlah erosi 15 sampai 60 ton/ha/tahun banyak ditemukan di daerah formasi waturanda, formasi peniron, daerah sekis dan filit, dan anggota batu gamping formasi napal. Kriteria erosi sedang mempunyai luasan sebesar 3804.078 hektar (14,28%) dengan jumlah erosi 60 sampai 180 ton/ha/tahun dan penyebarannya di sebelah barat dan timur pada DAS Lukulo Hulu. Kriteria erosi berat mempunyai
13

luasan sebesar 1564.231 hektar (5,87%) dengan jumlah erosi 180 sampai 480 ton/ha/tahun dan erosi sangat berat seluas 1399.518 hektar dengan jumlah erosi lebih dari 480 ton/ha/tahun (5,26%).

14

BAB III KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PENGINDERAAN JAUH


Baik diukur dari jumlah bidang penggunaan maupun frekuensinya, penggunaan penginderaan jauh pada saat ini meningkat dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh factorfaktor dibawah ini :. a. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letak objek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, meliput daerah yang luas, dan bersifat permanen. Wujud dan letak objek yang tergambar pada citra mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi. Citra merupakan alat dan sumber pembuatan peta, baik dari segi sumber data maupun sebagai kerangka letak. Kalau peta merupakan model analog, citra terutama foto udara merupakan modal ikonik karena wujud gambarnya mirip wujud objek sebenarnya. Citra merupakan sumber data multimatik karena citra dapat digunakan untuk pelbagai bidang, seperti geografi, geologi, hidrologi, dan kehutanan. Penggunaan citra dapat menggambarkan daerah yang luas. Bagi foto udara berskala 1 : 50.000 dan berukuran standar 23 x 23 cm, tipe foto dapat meliput daerah seluas 132 km2. Satu lembar foto udara berskala 1 : 100.000 meliput daerah seluas 529 km2. Citra satelit LANDSAT IV yang dibuat pada ketinggian 700 km dapat meliput daerah seluas 34.000 km2.

b. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambar tiga dimensi apabila pengamatannya dilakukan dengan alat steroskop. Gambar tersebut menguntungkan karena: Menyajikan model medan yang jelas. Menyajikan relief yang lebih jelas karena adanya pembesaran vertikal.

15

Memungkinkan pengukuran beda tinggi untuk pembuatan kontur. Memungkinkan pengukuran lereng untuk menentukan kelas lahan atau konservasi lahan.

c. Karakteristik objek yang tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya. Objek dapat dikenali berdasarkan beda suhunya. Kota yang direkam dengan citra inframerah terma l tampak gelap pada malam hari, ini dapat diwujudkan bentuk citra yang cukup jelas. Selain itu, kebocoran pipa gas bawah tanah atau kebakaran tambang batu bara bawah tanah mudah dikenali pada citra inframerah termal. Objek tersebut tidak tampak oleh mata karena terletak di bawah tanah. Meskipun terlihat langsung oleh mata, air panas yang keluar dari industri tidak dapat dibedakan terhadap air lainnya dalam wujud yang sama. Air panas dapat dikenali dengan baik pada citra inframerah termal.

d. Citra dapat dibua t secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara langsung (terestrial). Hal ini dapat dibuktikan pada pemetaan daerah rawa, hutan, dan pegunungan. Kalau cuacanya baik, daerah tersebut dapat dipotret dengan citra secara cepat. Perekaman satu lembar foto udara meliput daerah seluas 132 km2 dilakukan dalam waktu kurang dari satu detik, sedangkan perekaman citra LANDSAT yang meliputi daerah seluas 34.000 km2 dilakukan dalam waktu 25 detik.

e. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana karena tidak ada cara lain yang mampu memetakan daerah bencana seara cepat justru pada saat terjadi bencana, misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus, seperti letusan Gunung Galunggung tahun 1982 yang terekam antara lain pada citra satelit Cuaca GMS dan NOAA.

f. Citra satelit dibuat dengan periode ulang yang pendek, misalnya 16 hari bagi citra LANDSAT IV dan dalam dua kali tiap harinya bagi citra NOAA. Dengan demikian,
16

citra merupakan alat yang baik sekali untuk memantau perubahan yang cepat, seperti pembukaan hutan, pemekaran kota, atau perubahan kualitas lingkungan.

17

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kita ambil berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, yaitu: a. Penginderaan Jauh merupakan ilmu ilmu yang digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh dengan menggunakan sensor.

b.

Penginderaan Jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti: di Bidang

Oseanografi (SEASAT), di Bidang Hidrologi (LANDSAT/ERS, SPOT), di Bidang Oseanografi (SEASAT), di Bidang Meteorologi (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA), dan di bidang Kehutanan

18

DAFTAR PUSTAKA
Andy Hidayat. 2009. Manfaat Penginderaan Jauh. Available at: jauh>

<http://andimanwno.wordpress.com/2009/09/09/manfaat [accessed 16 October 2010]. Anonim. Penginderaan jauh.

penginderaan

Available

at:

<http://www.scribd.com/doc/29273987/PENGINDERAAN-JAUH> [accesed 16 October 2010]

19

You might also like