You are on page 1of 4

http://lpmpjateng.go.id/web/index.

php/arsip/karya-tulis-ilmiah/814-pembelajaranberbasis-masalah-dalam-diklat

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM DIKLAT


User Rating: Poor /1 Best
Rate

PEMBELAJARANBERBASISMASALAHDALAMDIKLAT Oleh: Ardiani Mustikasari, S.Si, M.Pd

1.

PENDAHULUAN

Pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan salah satu cara pengembangan pengetahuan dan ketrampilan pegawai. Demikian juga bagi tenaga pendidik (guru), dengan adanya regulasi kebijakan mengenai jabatan fungsional guru dan angka kreditnya yang tertuang dalam Peraturan menteri pendayagunaan aparatur Negara dan reformasi birokrasi No. 16 tahun 2009, guru wajib melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan diantaranya melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan bagi guru perlu dikelola secara optimal. Kegiatan diklat tersebut diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan yang benar-benar dapat diaplikasikan di sekolah, khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut peningkatan kualitas tatap muka diklat perlu diperhatikan. Penggunaan metode-metode yang bervariasi dalam tatap muka diklat sangat bermanfaat untuk menghindari kejenuhan peserta selama mengikuti kegiatan diklat. Fasilitator dapat menentukan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta terkait dengan pembelajaran orang dewasa, karakteristik materi dan sumber daya yang tersedia. Dalam diklat Peningkatan Kompetensi Guru Biologi SMA, khususnya mata diklat model-model pembelajaran menggunakan variasi metode pembelajaran yang dikemas dalam model pembelajaran berbasis masalah. Penggunaan model ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan berpikis analitis, kritis dan kreatif.

1.

PERMASALAHAN

Permasalahn yang muncul adalah: 1. 2. Mengapa model pembelajaran berbasis masalah? Apakah model pembelajaran berbasis masalah?

3.

Bagaimana model pembelajaran berbasis masalah dalam diklat?

1.

PEMBAHASAN

Selama rentang kehidupannya, manusia selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang harus dicarikan solusi-solusi pemecahan masalah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang. Kemampuan ini perlu terus dikembangkan agar seseorang mampu membuat keputusan secara tepat, cermat, sistematis dan logis. Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas solusi pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah dapat dikembangkan melalui pengalaman dan latihan sepanjang hidupnya. Model Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menyajikan kepada peserta diklat masalah-masalah otentik dan bermakna yang mendorong mereka untuk menemukan solusi pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah terkait konsep yang dipelajari. Landasan teoritik bertumpu pada psikologi kognitif dan pandangan konstruktivis. Tujuan hasil belajar bukan untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya tetapi mengembangkan kemampuan berpikir dan ketrampilan intelektual. Karena itu pembelajaran berbasis masalah dilakukan dalam lima fase, meliputi: 1) orientasi peserta kepada masalah, 2) mengorganisasikan peserta untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi.

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dicontohkan pada diklat peningkatan guru SMA untuk mata diklat model pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.

Kegiatanawal Brainstorming fenomena-fenomena pembelajaran biologi SMA untuk menemukan kesenjangan antara proses pembelajaran yang diharapkan dan kenyataan yang ada, menyampaikan tujuan dan agenda kegiatan (fase 1)

2.

Kegiataninti

Meminta peserta berkelompok dan membagikan kasus pembelajaran biologi di SMA (fase 2). Kasus tersebut dilengkapi penugasan sebagai berikut:

Memberikan bimbingan kepada peserta menyelesaikan tugas kelompok merancang model pembelajaran (Fase3) Setiap kelompok mempresentasikan dan mensimulasikan hasil diskusinya (fase 4) Meminta kelompok lain menjadi observer dan menanggapi simulasi. Fasilitator memberikan penguatan (fase 5)

3.

Kegiatanpenutup Peserta menyampaikan kesimpulan mengenai model-model pembelajaran Melakukan evaluasi. Mengisi instrumen refleksi pembelajaran. Menutup pertemuan.

4.

PENUTUP

Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Kemampuan ini dapat berkembang melalui latihan dan pengalaman. Melatih kemampuan memecahkan masalah dapat dilakukan pada tatap muka diklat melalui model pembelajaran berbasis masalah. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah melalui lima fase: 1) orientasi peserta kepada masalah, 2) mengorganisasikan peserta untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi.

1.

DAFTARPUSTAKA

Carin, Arthur A. And Sund, Robert B., Teaching Science Through Discovery , Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company, 1985. Dahlan, ModelmodelMengajar , Bandung: Cv Diponegoro, 1990. Darliana, PendekatanSpikk (Pembelajaranyang MengaktifkanSiswaBerpikir Kritis dan Kreatif), Bandung: PPPG IPA, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas, 1999. Joyce, Bruce and Weil, M., Modelsof Teaching , New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1980. Rhem, J., Problem BasedLearning , www.mdl.nl, 2006. Wartono, dkk., Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Sains , Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas, 2004.

You might also like