You are on page 1of 22

Makalah Sistem Kekebalan Tubuh

BAB I
A. Latar Belakang

Sistem kekebalan tubuh adalah salah satu bab dalam pelajaran biologi. Oleh karena itu, karena rasa keingintahuan kami akan sistem kekebalan tubuh akan spesifikasinya secara lebih detail lagi dengan uraian informasi yang lebih banyak lagi,kami pun membuat makalah sederhana ini.

B. Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan system kekebalan tubuh? 2. Bagaimanakah struktur,fungsi, dan proses pada system kekebalan tubuh manusia? 3. Bagaimanakah kaitan antara struktur, funfsi dan proses pada system kekebalan tubuh manusia? 4. Apa sajakah jenis-jenis kekebalan tubuh yang ada pada manusia? 5. Apa sajakah kelainan atau gangguan yang dapat terjadi pada system kekebalan tubuh manusia?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian tentang system kekebalan tubuh. 2. Mengetahui struktur, fungsi, dan proses pada system kekebalan tubuh manusia. 3. Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses pada system kekebalan tubuh manusia. 4. Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh. 5. Mengidentifikasi jenis gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada system kekebalan tubuh manusia.

D. Manfaat

1. Sebagai sumber informasi yang sangat berguna dalam menambah pengetahuan dan wawasan (aspek teoritis). 2. Sebagai sumber informasi yang sangat penting untuk dapat diaplikasikan.

BAB II SISTEM KEKEBALAN TUBUH

A. Pengertian

Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organism akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

B. Jenis-Jenis Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan tubuh terbagi 2, yaitu :

1. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya. 2. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya.

C. Sistem Kekebalan Tubuh Berdasarkan Asalnya

Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya terbagi 2, yakni:

1. Kekebalan Nonspesifik (Kekebalan tubuh bawaan atau Kekebalan tubuh alami) 2. Kekebalan tubuh nonspesifik adalah bagian dari tubuh kita yang telah ada sejak kita lahir.

Ciri-cirinya :

1. Sistem ini tidak selektif,artinya semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi. 2. Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya. 3. Eksposur menyebabkan respon maksimal segara Sistem ini memiliki komponen-komponen yang mampu menagkal benda masuk ke dalam tubuh, yakni :

a. Rintangan Mekanis

Rintangan mekanis merupakan system pertahanan tubuh yang pertama dan umumnya terletak di bagian permukaan tubuh.

Terdiri atas :

Kulit Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing kecuali jika kulit dalam keadaan terluka. Asam lemak dan keringat yang dihailkan oleh kelenjar di kulit juga akan mencegah benda asing masuk ke dalam tubuh. Selaput Lendir Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang saluran pernapasan dan saluran pencernaan.Pada saluran pernapaan,Selaput lendir berfungi dalam menangkap bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Contoh : Selaput Lender pada hidung. Selaput lender pada saluran pencernaan berfungsi sebagai rintangan yang melindungi sel diluar system pencernaan.

b. Rambut-rambut halus: Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan.

Contoh : Di hidung, rambut-rambut halus berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk melalui hidung.

c. Rintangan Kimiawi d. Hasil Sekresi Berperan untuk membunuh benda asing dengan menggunakan zat kimia dan enzim.

Bakteri yang terdapat di permukaan tubuh (bakteri nonpatogen) Berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen yang akan masuk ke dalam tubuh. Sel Darah Putih Merupakan system pertahanan tubuh kedua. Apabila benda asing berhasil melewati system pertahanan pertama dan masuk ke dalam tubuh,maka sel darah putih akan mencegah benda asing masuk lebih jauh lagi ke dalam tubuh. Sel darah putih akan menghancurkan setiap benda asing yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis.

Mekanisme fagositosis:

1. Mikroba menempel ke fagosit. 2. Fagosit membentuk pseudopodium yang menelan mikroba 3. Vesikula fagositik bersatu sengan lisosom 4. Mikroba dibunuh oleh enzim dalam fagolisosom 5. Sisa-sisa mikroba dikeluarkan lewat eksotisosis

e. Sel Natural Killer

Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkanya system kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan cara menyerang membrane sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin.

f. Protein Komplemen

Merupakan protein darah yang berfungsi membantu system pertahanan sel darah putih.Protein komplemen membantu system kekebalan tubuh dengan cara:

I. Menghasilkan opsonin ,kemotoksin, dan kinin.

Opsonin untuk mempermudah terjadinya fagositosis. Kemotoksin berfungsi sebagai penarik sel darah putih menuju ke infeksi , sedangkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.

II. Berperan dalam proses penghancuran membrane sel III. Mikroorganisme yang menyerang tubuh. IV. Menstimulasi sel darah putih agar menjadi lebih aktif. f. Interferon

Sel yang berperan dalam mensekresikan sekumpulan protein saat tubuh kita terserang virus. Interferon akan bertindak sebagai antivirus dan bereaksi dengan sel yang belum terinfeksi oleh virus. Interferon juga dapat merangsang limfosit untuk mengahncurkan dan membunuh sel-sel yang terinfeksi virus.

g. Kekebalan tubuh spesifik ( kekebalan adaptif atau Kekebalan tubuh buatan )

Kekebalan tubuh spesifik adalah system kekebalan yang diaktifkan oleh kekebalan tubuh nonspesifik dan merupakan system pertahanan tubuh yang ketiga.

Ciri-cirinya :

I. Bersifat selektif terhadap bendaasing yang masuk ke dalam tubuh. II. Sistem reaksi ini tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing III. Memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi sebelumnya IV. Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibody) V. Perlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal

Komponen yang terlibat dalam kekebalan tubuh spesifik adalah: 1. Antigen

Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya antibody. Antigen memiliki struktur tiga dimensi sengan dua atau lebih determinant site. Determinant site merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan pada antibody. Antigen dapat berupa protein, sel bakteri,atau zat kimia yang dikeluarkan mikroorganisme.

Jenis-Jenis Antigen: a. Heteroantigen: Antigen yang berasal dari spesies lain. b. Isoantigen: Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya berbeda. c. Autoantigen: Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri. d. Hapten: Merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur antigen. Hapten hanya dapat berikatan dengan antibody apabila disuntikkan ke dalam tubuh.

2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)

Merupakan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen,dengan cepat sel akan bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan menghasilkan antibody dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B dan dapt hidup lebih lama daripada sel plasma.

3. Antibody Poliklonal

Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel limfosit dan umum.

4. Antibodi monoclonal

Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui fusi sel. Merupakan hasil pengklonan satu sel hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnois penyakit kanker dan hepatisis. Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan tersebut dinamakan antigen dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.

D. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu :

1. Imunitas humoral Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit. 2. Imunitas selular Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.

T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal: a. fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi b. lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di dilekati oleh antibodi. 3. Imunisasi Merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikan individu kebal terhadap suatu penyakit.

Imunisasi terbagi 2,yaitu:

a. Imunisasi aktif Diperoleh karena tubuh secara aktif membuat antibody sendiri. b. Imunisasi aktif Alami Kekebalan yang Diperoleh seseorang setelah sembuh dari sakit tertentu. c. Imunisasi Aktif Buatan Imunisasi merupakan pemberian mikroorganisme yang telah mati atau dilemahkan ke dalam tubuh manusia supaya tubuh membentuk antibody. d. Imunisasi Pasif Kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody dari suatu individu ke individu lainnya. e. Imunisasi Pasif Alami Terjadi pada bayi dalam kandungan, dimana antibody sang ibu akan masuk ke dalam tubuh bayi melalui plasenta,dan ASI pertama. f. Imunisasi Pasif Buatan Kekebalan yang diperoleh dengan memasukkan antibody atau serum yang telah kebal penyakit yang dilakukan melalui suntikan.Tujuanya adalah untuk memberikan kekebalan tubuh secepatnya karena tubuh penerima tidak memiliki banyak waktu untuk membentuk antibody.

E. Kelainan dan Penyakit pada System Kekebalan Tubuh

1. Alergi Merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi pada seseorang.Umumnya alergi bersifat khusus dan hanya muncul jika penderita melakukan kontak dengan penyebab alergi.Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau keluarga dekat. Alergi dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat fatal terhadap penderita. Seseorang yang alergi akan mengalami gangguan emosi, konsentrasi dan lain-lain. Alergi terjadi karena penderita sangat sensitive terhadap allergen. 2. AIDS AIDS merupakan suatu sindrom atau penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pada tubuh manusia,virus HIV hanya menyerang sel yang memiliki protein tertentu.protein itu ialah yang terdapat pada sel darah putih T4, yaitu sel darah putih yang berperan menjaga system kekebalan tubuh. Apabila virus HIV menginfeksi tubuh, manusia akan mengalami penurunan system kekebalan tubuh. Akibatnya,para penderita HIV-AIDS akan mudah terinfeksi berbagai jenis penyakit. Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi dapat menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS.

Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama, yaitu antara 5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan system kekebalan tubuh penderita. Ketika system kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.

Gejala-gejala penyakit AIDS adalah:

Ganguan pada system saraf. Penurunan libido. Sakit kepala. Demam. Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan. Diare. Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keungu-unguan disekujur tubuh. Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total. Terjadi penurunan berat badan secara drastis

Penularan virus HIV:

Umumnya terjadi melalui hubungan seks dengan penderita HIV Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita HIV Transfusi darah yang terinfeksi HIV Bayi yang minum ASI penderita HIV atau dilahirkan oleh ibu penderita HIV

Cara menghindari HIV:

Menghindari hubungan seks diluar nikah Menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual Memakai jarum suntik yang terjamin sterilisasinya Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV jika sedang terluka Menghindari kehamilan bagi wanita penderita HIV Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV 3. Automunitas Kegagalan daya diskriminasi endogen pada system kekebalan tubuh sendiri dianggap sebagai zat / benda asing dan terhadapnya dibentuk zat antibody.

F. Makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh

1. Jeruk Mengatasi sariawan pasti hal pertama yang ada di benak orang kebanyakan ketika ditanya manfaat jeruk. Tapi tahukah Anda bahwa jeruk merupakan salah satu buah yang dapat mencegah kanker dan serangan jantung. Enzim Limonid pada jeruk mampu mencegah kanker tertentu. Enzim Pektin yang ada menurunkan LDL (kolestrol jahat), memperkecil penyumbatan pembuluh darah dan memperkecil resiko serangan jantung. 2. Semangka Wajah segar, bercahaya dan tampak lebih muda terpancar dari orang yang mengkonsumsi buah kaya air ini secara teratur. Zat bekaroten dalam semangka mampu menyegarkan kembali sel-sel layu yang dirusak oleh

molekul radikal bebas yang merupakan hasil sampingan metabolisme tubuh. Likopen yang ada dalam semangka dapat menyusutkan resiko kanker mulut rahim dan kanker pankreas pada wanita. Sebuah hasil penelitian di India menunjukkan, likopen dapat menambah jumlah sperma pada laki-laki terutama yang struktur spermanya tidak normal dan pergerakannya lamban. 3. Kedelai Dalam kacang kedelai terdapat Isoflavon, enzim yang memiliki fungsi mirip hormon estrogen, sehingga dapat mencegah keropos tulang. Kedelai juga termasuk makanan pengganti protein tinggi yang ideal, karena tak mengandung asam lemak jenuh sehingga mengurangi resiko serangan jantung. 4. Brokoli Sulforaphan, zat antioksidan pada brokoli dapat membantu tubuh untuk menghilangkan atau menetralkan zat penyebab kanker, karsinogenik. Zat bekarotin di dalam brokoli mampu mencegah kanker usus besar dan payudara, juga tekanan darah tinggi. 5. Kangkung Kangkung kan membuat ngantuk! Mitos ini sudah lama beredar di masyarakat, tapi sebenarnya kangkung mengandung zat untuk meningkatkan ketahanan tubuh. Bersifat anti racun, anti radang dan mengandung protein, kalsium juga karoten ini dapat melancarkan air seni. Bagi ibu hamil juga berguna untuk mengatasi mual di awal kehamilan. 6. Belimbing Buah ini mengandung serat makanan, vitamin A dan C juga kalium. Zat-zat tersebut menjaga kenormalan fungsi organ pencernaan, sistim pembuluh darah dan jantung. Bagi orang yang mempunyai tekanan darah dan kolestrol tinggi sangat disarankan untuk mengkonsumsi belimbing.

BAB III KESIMPULAN Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh pathogen serta sel tumor.

Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu:


1. Sistem imun Non Spesifik (Sistem imun alami) 2. Sistem imun Spesifik (Sistem imun yang didapat atau hasil adaptasi)

Berdasarkan mekanisme kerjanya, sistem imun terbagi, yaitu:

1. Sistem imun humoral (sistem imun jaringan atau diluar sel, yang berperan adalah Sel B "antibodi". 2. Sistem imun cellular (sistem imun yang bekerja pada sel yang terinfeksi antigen, yang berperan adalah sel T (Th, Tc, Ts)

Imunisasi Merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikan individu kebal. terhadap suatu penyakit.Imunisasi terbagi 2, yaitu :

1. Imunisasi aktif Diperoleh karena tubuh secara aktif membuat antibody sendiri. 2. Imunisasi Pasif Kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody dari suatu individu ke individu lainnya. Kelainan dan Penyakit pada System Kekebalan Tubuh terdiri Alergi, AIDS, Autoimunitas. Kekebalan tubuh kita juga dapat ditingkatkan dengan memakan buah-buahan seperti semangka, belimbing, brokoli dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Anwar,Tetty. 2009. Diktat Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XI. DuriJati,Wijaya. 2007. Aktif Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Ganesa Exact Maryati, Sri. BIOLOGI SMA Kelas 2. Jakarta:Erlangga

Makalah Sistem Kekebalan Tubuh


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang saling mendukung.Epidermis yang berfungsi sebagai pertahanan fisik, dibantu oleh airmata, sebum, ludah, dan getah lambung yang mengandung unsure pertahanan kimiawi. Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam rseistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Jika bakteri pathogen berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan serangan dengan reaksi radang(inflamasi) atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul-molekul terhadap banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon imun. Sistem imun ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulakn oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan hidup 1.2 Tujuan 1. Agar lebih memahami Sistem kekebalan tubuh/system imun 2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu 3. Memenuhi tugas lintas mata pelajaran sekolah 1.3 Rumusan dan Pembatasan Masalah 1.3.1 Rumusan -Apa yang dimaksud dengan Sistem imun/ sistem kekebalan tubuh? -Penyakit apa saja penyakit yang diakibatkan terganggunya sitem imun? -Apa saja jenis-jenis antibodi? 1.3.2 Pembatas masalah -Pengertian sistem imun -Penyakit yang berhubungan dengan system imun -Jenis-jenis antibodi BAB II SISTEM KEKEBALAN TUBUH 2.1 Pengertian Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker

2.2 Fungsi sistem imun Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai: 1. PERTAHANAN tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit. 2. KESEIMBANGAN, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh. 3. PERONDAAN, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya. 2.3 Macam-macam sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan kekebalan tubuh spesifik. 2.3.1 Sistem kekebalan tubuh non spesifik Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif. Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis. Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paruparu(alveolar macrophage), hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel mesangial), otak(selsel microgial), jaringan penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen. Protein antimikroba yang paling penting

dalam darah dan jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit. 2.3.2 Sistem kekebalan tubuh spesifik PERTAHANAN SPESIFIK: IMUNITAS DIPERANTARAI ANTIBODIUntuk respon imun yang diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat daripada respon imun primer. Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati. Limfosit B memori biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama, maka Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang, maka seluruh proses respon imun harus diulang dari awal. PERTAHANAN SPESIFIK:IMUNITAS DIPERANTARAI SEL Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit T memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja. Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T pembantu mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk menghancurkan sel tersebut dengan patogennya. Pertama, Limfosit T pembantu akan lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2, yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik. Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut sehingga isinya keluar dan mati.

2.4 Jenis-jenis Antibodi Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat oleh Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk lengan ini akan menentukkan beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul beberapa hari kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang. Antibodi juga dpat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara mengikatkan antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antobodi mengikatkan diri pada antigen sehingga permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi. IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai kemampuan unutk memecah membran sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran darah dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA berperan penting untuk menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgA juga berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit. IgA dapat ditemukan pada ASI dan membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit. Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi menetralkannya atau menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses penghancutan oleh mekanisme opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau fiksasi komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi meningkatkan proses fagositosis dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen memicu proses lisis dati protein komplemen pada bakteri atau virus. Sistem imun manusia terdiri daripada organ imun, sel imun dan lain-lain. Organ imun merujuk kepada sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus limfa, tonsil, apendiks dan sebagainya. Kebanyakan sel imun terdiri daripada sel T dan sel B. Sel B akan matang dalam sumsum tulang, apabila sistem darah diserang, ia akan memproses antibodi untuk menentang virus dan bakteria. Sel T dihasil oleh sumsum tulang, bertumbuh dan matang di kelenjar timus tetapi ia tidak menghasilkan antibodi. Tugas utamanya adalah: menentang sel yang dijangkiti virus, bakteria dan kanker. Apabila sistem imun berada di dalam keadaan normal, tubuh manusia akan dapat menentang berbagai patogen. Walau bagaimana, jika daya imun berada dalam paras rendah, peluang menghidapi penyakit menjadi lebih tinggi, terutamanya bayi, kanak-kanak dan orang tua. Sistem imun bayi masih di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Oleh itu, antibodi badan masih lemah untuk melawan pelbagai mikroorganisma. Manakala organ sistem imun orang tua telah uzur dan semakin merosot, jadi daya tahan sistem imun juga menurun. Sistem kekebalan tubuh harus selalu dalam keadaan seimbang.Jika tidak, akan terganggu.Penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh ada yang tidak diketahui dan telah ada sejak lahir (primer). Ada juga gangguan kekebalan sekunder karena faktor lain, misalnya infeksi (AIDS, campak dan lain-lain), gizi buruk, serta penyakit ganas misalnya kanker, leukemia, obat-obatan misalnya obat yang mengandung hormon kortikosteroid, obat untuk kanker, dan lain-lain. Sebetulnya, tubuh memiliki zat yang secara otomatis akan menormalkan sistem imun.Kalau imunnya kurang maka ditingkatkan, kalau terlalu tinggi diturunkan.Di dalam tubuh, ada zat yang mempunyai sifat seperti itu. Namun, ada kalanya tubuh tak berhasil menormalkan sistem imunnya sendiri. Akhirnya, dicarilah cara menormalkan sistem imun tubuh dari luar dengan imunomodulator. Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem imun tubuh

menjadi ke arah normal. Produk imunomodulator berperan menguatkan sistem imun tubuh (imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imuno suppressan).Misalnya,diberikan bersama antibiotic.Selain sintetik, produk imunomodulator kini juga dibuat dari tanaman. Ternyata, ada tanaman tertentu yang memiliki efek meningkatkan kekebalan tubuh. Misalnya, daun meniran. Setelah diteliti, daun ini punya efek meningkatkan sistem imun tubuh. Sekarang sudah dibuat dalam bentuk obat. Yang harus diketahui, imunomodulator adalah obat, dan bukan suplemen yang bisa dikonsumsi sehari-hari. Fungsinya pun hanya membantu meningkatkan kekebalan. Konsumsi imunomodulator pada orang normal tidak ada gunanya, karena tubuh masih bisa menyeimbangkan sistem imun.. Sistem imun tubuh itu, kan, sama seperti organ tubuh lain, memerlukan energi. Oleh karenanya, agar sistem imun tubuh baik, gizi pun harus seimbang. Sel-sel kekebalan itu bisa bergerak, butuh makanan (energi) juga. Jadi, makan cukup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Sama seperti fungsi organ lain. 2.5 Faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut adalah faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan kita: 1. Cara hidup yang tidak sihat 2. Kekurangan zat makanan 3. Pencemaran udara atau alam sekitar 4. Keletihan 5. Tekanan dan kerisauan 6. Kurang bersenaman 7. Penggunaan antibiotik yang berlebihan Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat jangkitan. Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak bersemangat, sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan mual), luka sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya. Selain itu, sistem imun yang tidak teratur juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel. 2.6 penyakit akibatkanketidakseimbangan sistem imun Berikut adalah penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan sistem imun: 1. Penyakit AIDS Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit; yang mana virus HIV menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan manusia, virus tersebut akan memusnahkan sel otak dan leucocytes dan ia membiak dan berkembang di limfosit menyebabkan badan manusia hilang keupayaan untuk melawan penyakit. Pesakit akan lemah dan terdedah kepada pelbagai penyakit berjangkit seperti tuberkulosis pulmonari, kandidiasis, kayap, manakala enteritis, pneumonia, cephalitis dan lain-lain yang disebabkan oleh mikroorganisma patogenik yang luar biasa. 2. Penyakit Autoimunitas Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan jaringan sendiri. Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral atau imunitas diperantarai sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh membuat antibodi yang menghancurkan insulin sehingga tubuh penderita tidak bisa membuat gula. Pada myasthenia gravis, sistem imun membuat antibodi yang menyerang jaringan normal seperti neuromuscular dan menyebabkan paralisis dan lemah. Pada demam rheumatik, antibodi menyerang jantung dan

bisa menyebabkan kerusakan jantung permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik, biasa disebut lupus, antibodi menyerang berbagai jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala yang menyebar. 3. Alergi Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap antigen. Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alregi terbagi atas 2 jenus yaitu:reaksi alergi langsung dan reaksi alergi tertunda. Reaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi ini disebabkan oleh prosuksi antibodi IgE berlebihan saat seseorang terkena antigen. Antibodi IgE tertempel pada sel Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel mAst banyak terdapat pada paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel Mast, Histamin dikeluarkan dan menyebabkan bersin-bersin dan mata berair. Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim adalah saat makrofag tidak dapat menelan antigen atau menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera memicu pembengkakan pada jaringan. Untuk mempunyai sistem imun yang sempurna untuk menentang virus dan bakteri, kita perlu mempunyai syarat tertentu seperti berikut: 1. Nutrisi Yang Sempurna Setiap hidangan mesti mempunyai berbagai zat yang lengkap, tidak memilih makanan, tidak berlebihan serta meliputi nutrien asas seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, air, fiber, lemak dan sebagainya. 2. Olah raga Yang Sesuai Olah raga dapat meningkatkan ketahanan asalkanbermasa panjang (15 menitt ke atas), olah raga ini dapat menyalurkan oksigen yang segar kepada organ dan tisu dalam badan kita. Olah raga merujuk kepada joging, berenang, berjalan, berbasikal, melompat, yoga dan sebagainya, yang mana ia dapat menggalakkan peredaran darah, menguatkan fungsi kardiovaskular dan meningkatkan sistem imun badan. 3. Sentiasa Gembira dan Bijak Menangani Tekanan Tekanan psikologi dan kegelisahan dalam tempo yang panjang boleh mengganggu sistem keimunan badan dan tidak baik untuk kesihatan. Apabila otak berada dalam keadaan tertekan, ia menghasilkan sejenis hormon kortisol. Jika hormon ini berlebihan, ia memberi kesan yang negatif dan mengganggu sistem keimunan kita. 4. Pengambilan Nutrisi Yang Mencukupi Kesibukan menyebabkan ramai yang menjadikan makanan yang telah diproses sebagai pilihan, yang mana mempunyai kandungan nutrient yang telah hilang. Nutrien dan sistem imun mempunyai hubung kait. Oleh itu, adalah penting untuk kita mengambilkan nutrien yang meningkatkan keimunan kita. Protein: Pengambilan protein yang mencukupi dalam pemakanan harian kita amatlah penting kerana protein adalah nutrien penting yang diperlukan untuk penghasilan imunoglobulin dan pelbagai antibodi. Ini kerana protein terdiri daripada 22 jenis asid amino yang berlainan, 8 jenis daripadanya ialah keperluan badan manusia, badan manusia tidak dapat memprosesnya dan harus mengambilnya badan anda dengan protein yang mencukupi dan berkualiti seperti: daging, ikan, telur dan kekacang. Vitamin dan mineral: Membekalkan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh badan seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Zink, Besi, Selenium dan sebagainya.

BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan Keimunan badan kita mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup dan pemakanan kita. Jika badan dibekalkan dengan nutrien yang mencukupi dan sesuai, sistem imun kita dapat diperkuatkan. Produk berkualiti seperti Phyto Greens, Jus Aloe Vera, Royal Spora Lingzhi dan Teh Hijau dapat meningkatkan daya ketahanan badan kita. Kita dikelilingi oleh virus dan bakteria, oleh itu, adalah amat penting untuk memastikan sistem imun kita berfungsi dengan baik supaya dapat mempertahankan badan dan melawan dari pelbagai penyakit. 3.2 Saran Agar dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka penulis menyarankan: -Jaga pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit -memperhatikan setiap makanan yang akan dikonsumsi -memelihara lingkungan yang bersih dan sehat DAFTAR PUSTAKA http://www.stimuno.com/index.php?mod=article&id=113 http://drveggielabandresearch.blogspot.com/2008/05/sistem-imun.html http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan http://tonangardyanto.blogspot.com/2006/04/1-virus-sistem-imun-dan-antibiotika.html http://rhamnosa.wordpress.com/2006/03/11/stimuno-si-penguat-sistem-imun/ http://mikrobia.wordpress.com/2007/03/08/sistem-kekebalan-tubuh068114009068114048068114055/

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Makalah Sistem Kekebalan Tubuh


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti diketahui sistim imun merupakan contoh aktifitas biologis yang kompleks. Pengenalan, memori, serta kespesifikan terhadap benda asing merupakan inti imunologi. Ada kecenderungan untuk membagi sistim imun sesuai dengan komponennnya dan hal tersebut memang diperlukan untuk dapat lebih mendalami fungsi sistm imun tanpa mengesampingkan hubungan antara komponen. Sistim imun dalam tubuh mampu untuki mengenal serta membedakan berbagai macam benda asing sampai dengan pembedaan benda asing yang berasal dari tubuh sendiri (self) dan yang berasal dari luar tubuh sendiri (non self). Komponen tubuh yang berhubungan dengan system vaskular serta sistim limfoid pada masa perinatal akan dikenal dengan sistim imun dan disebut sebagai self. 1.2 Tujuan Adapun tujuan kami dalam penyusunan makalah ini adalah selain sebagai tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran Biologi juga untuk menambah wawasan kami tentnag pengetahuan sistim imun.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistim Imun Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker. 2.2 Fungsi Sistim Imun Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat 1. Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit, jamu, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana kawan ( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor / kanker ).

2. Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing itu 3. Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan. 2.3 Pembagian Sistim Imun Sistim imun dibagi menjadi dua yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim Imun Spesifik. 1. Sistim Imun Non Spesifik Perbedaan antara imunitas non spesifik dan spesifik adalah imunitas non spesifik berespons dengan cara yang sama pada paparan berikutnya dengan mikroba, sedangkan imunitas spesifik akan berespons lebih efisien karena adanya memori imunologik. Komponen imunitas non spesifik Sistem imun non spesifik terdiri dari epitel (sebagai barrier terhadap infeksi), sel-sel dalam sirkulasi dan jaringan, serta beberapa protein plasma. 1. Barrier epitel Tempat masuknya mikroba yaitu kulit, saluran gastrointestinal, dan saluran pernapasan dilindungi oleh epitel yang berfungsi sebagai barrier fisik dan kimiawi terhadap infeksi. Sel epitel memproduksi antibodi peptida yang dapat membunuh bakteri. Selain itu, epitel juga mengandung limfosit intraepitelial yang mirip dengan sel T namun hanya mempunyai reseptor antigen yang terbatas jenisnya. Limfosit intraepitelial dapat mengenali lipid atau struktur lain pada mikroba. Spesifisitas dan fungsi limfosit ini masih belum jelas. 2. Sistem fagosit Terdapat 2 jenis fagosit di dalam sirkulasi yaitu neutrofil dan monosit, yaitu sel darah yang dapat datang ke tempat infeksi kemudian mengenali mikroba intraselular dan memakannya (intracellular killing). Sistem fagosit dibahas dalam bab tersendiri (Bab 6). 3. Sel Natural Killer (NK) Sel natural killer (NK) adalah suatu limfosit yang berespons terhadap mikroba intraselular dengan cara membunuh sel yang terinfeksi dan memproduksi sitokin untuk mengaktivasi makrofag yaitu IFN-. Sel NK berjumlah 10% dari total limfosit di darah dan organ limfoid perifer. Sel NK mengandung banyak granula sitoplasma dan mempunyai penanda permukaan (surface marker) yang khas. Sel ini tidak mengekspresikan imunoglobulin atau reseptor sel T. Sel NK dapat mengenali sel pejamu yang sudah berubah akibat terinfeksi mikroba. Mekanisme pengenalan ini belum sepenuhnya diketahui. Sel NK mempunyai berbagai reseptor untuk molekul sel pejamu (host cell), sebagian reseptor akan mengaktivasi sel NK dan sebagian yang lain menghambatnya. Reseptor pengaktivasi bertugas untuk mengenali molekul di permukaan sel pejamu yang terinfeksi virus, serta mengenali fagosit yang mengandung virus dan bakteri. Reseptor pengaktivasi sel NK yang lain bertugas untuk mengenali molekul permukaan sel pejamu yang normal (tidak terinfeksi). Secara teoritis keadaan ini menunjukkan bahwa sel NK membunuh sel normal, akan tetapi hal ini jarang terjadi karena sel NK juga mempunyai reseptor inhibisi yang akan mengenali sel normal kemudian menghambat aktivasi sel NK. Reseptor inhibisi ini spesifik terhadap berbagai alel dari molekul major histocompatibility complex (MHC) kelas I. Terdapat 2 golongan reseptor inhibisi sel NK yaitu killer cell immunoglobulin-like receptor (KIR), serta reseptor yang mengandung protein CD94 dan subunit lectin yang disebut NKG2. Reseptor KIR

mempunyai struktur yang homolog dengan imunoglobulin. Kedua jenis reseptor inhibisi ini mengandung domains structural motifs di sitoplasmanya yang dinamakan immunoreceptor tyrosine-based inhibitory motif (ITIM) yang akan mengalami fosforilasi ke residu tirosin ketika reseptor berikatan dengan MHC kelas I, kemudian ITIM tersebut mengaktivasi protein dalam sitoplasma yaitu tyrosine phosphatase. Fosfatase ini akan menghilangkan fosfat dari residu tirosin dalam molekul sinyal (signaling molecules), akibatnya aktivasi sel NK terhambat. Oleh sebab itu, ketika reseptor inhibisi sel NK bertemu dengan MHC, sel NK menjadi tidak aktif. Berbagai virus mempunyai mekanisme untuk menghambat ekspresi MHC kelas I pada sel yang terinfeksi, sehingga virus tersebut terhindar dari pemusnahan oleh sel T sitotoksik CD8+. Jika hal ini terjadi, reseptor inhibisi sel NK tidak teraktivasi sehingga sel NK akan membunuh sel yang terinfeksi virus. Kemampuan sel NK untuk mengatasi infeksi ditingkatkan oleh sitokin yang diproduksi makrofag, diantaranya interleukin-12 (IL-12). Sel NK juga mengekspresikan reseptor untuk fragmen Fc dari berbagai antibodi IgG. Guna reseptor ini adalah untuk berikatan dengan sel yang telah diselubungi antibodi (antibody-mediated humoral immunity). Setelah sel NK teraktivasi, sel ini bekerja dengan 2 cara. Pertama, protein dalam granula sitoplasma sel NK dilepaskan menuju sel yang terinfeksi, yang mengakibatkan timbulnya lubang di membran plasma sel terinfeksi dan menyebabkan apoptosis. Mekanisme sitolitik oleh sel NK serupa dengan mekanisme yang digunakan oleh sel T sitotoksik. Hasil akhir dari reaksi ini adalah sel NK membunuh sel pejamu yang terinfeksi. Cara kerja yang kedua yaitu sel NK mensintesis dan mensekresi interferon- (IFN-) yang akan mengaktivasi makrofag. Sel NK dan makrofag bekerja sama dalam memusnahkan mikroba intraselular: makrofag memakan mikroba dan mensekresi IL-12, kemudian IL-12 mengaktivasi sel NK untuk mensekresi IFN-, dan IFN- akan mengaktivasi makrofag untuk membunuh mikroba yang sudah dimakan tersebut (lihat Gambar 4-1). Tubuh menggunakan sel T sitotoksik untuk mengenali antigen virus yang ditunjukkan oleh MHC, virus menghambat ekspresi MHC, dan sel NK akan berespons pada keadaan dimana tidak ada MHC. Pihak mana yang lebih unggul akan menentukan hasil akhir dari infeksi. 4. Sistem komplemen Sistem komplemen merupakan sekumpulan protein dalam sirkulasi yang penting dalam pertahanan terhadap mikroba. Banyak protein komplemen merupakan enzim proteolitik. Aktivasi komplemen membutuhkan aktivasi bertahap enzim-enzim ini yang dinamakan enzymatic cascade. Aktivasi komplemen terdiri dari 3 jalur yaitu jalur alternatif, jalur klasik, dan jalur lektin. Jalur alternatif dipicu ketika protein komplemen diaktivasi di permukaan mikroba dan tidak dapat dikontrol karena mikroba tidak mempunyai protein pengatur komplemen (protein ini terdapat pada sel tuan rumah). Jalur ini merupakan komponen imunitas non spesifik. Jalur klasik dipicu setelah antibodi berikatan dengan mikroba atau antigen lain. Jalur ini merupakan komponen humoral pada imunitas spesifik. Jalur lektin teraktivasi ketika suatu protein plasma yaitu lektin pengikat manosa (mannose-binding lectin) berikatan dengan manosa di permukaan mikroba. Lektin tersebut akan mengaktivasi protein pada jalur klasik, tetapi karena aktivasinya tidak membutuhkan antibodi maka jalur lektin dianggap sebagai bagian dari imunitas non spesifik. Protein komplemen yang teraktivasi berfungsi sebagai enzim proteolitik untuk memecah protein komplemen lainnya. Bagian terpenting dari komplemen adalah C3 yang akan dipecah oleh enzim proteolitik pada awal reaksi complement cascade menjadi C3a dan C3b. Fragmen C3b akan berikatan

dengan mikroba dan mengaktivasi reaksi selanjutnya. Ketiga jalur aktivasi komplemen di atas berbeda pada cara dimulainya, tetapi tahap selanjutnya dan hasil akhirnya adalah sama. Sistem komplemen mempunyai 3 fungsi sebagai mekanisme pertahanan. Pertama, C3b menyelubungi mikroba sehingga mempermudah mikroba berikatan dengan fagosit (melalui reseptor C3b pada fagosit). Kedua, hasil pemecahan komplemen bersifat kemoatraktan untuk neutrofil dan monosit, serta menyebabkan inflamasi di tempat aktivasi komplemen. Ketiga, tahap akhir dari aktivasi komplemen berupa pembentukan membrane attack complex (MAC) yaitu kompleks protein polimerik yang dapat menembus membran sel mikroba, lalu membentuk lubang-lubang sehingga air dan ion akan masuk dan mengakibatkan kematian mikroba. Sistem komplemen dibahas lebih lanjut pada Bab 5. 5. Sitokin pada imunitas non spesifik Sebagai respons terhadap mikroba, makrofag dan sel lainnya mensekresi sitokin untuk memperantarai reaksi selular pada imunitas non spesifik. Sitokin merupakan protein yang mudah larut (soluble protein), yang berfungsi untuk komunikasi antar leukosit dan antara leukosit dengan sel lainnya. Sebagian besar dari sitokin itu disebut sebagai interleukin dengan alasan molekul tersebut diproduksi oleh leukosit dan bekerja pada leukosit (namun definisi ini terlalu sederhana karena sitokin juga diproduksi dan bekerja pada sel lainnya). Pada imunitas non spesifik, sumber utama sitokin adalah makrofag yang teraktivasi oleh mikroba. Terikatnya LPS ke reseptornya di makrofag merupakan rangsangan kuat untuk mensekresi sitokin. Sitokin juga diproduksi pada imunitas selular dengan sumber utamanya adalah sel T helper (TH). Sitokin diproduksi dalam jumlah kecil sebagai respons terhadap stimulus eksternal (misalnya mikroba). Sitokin ini kemudian berikatan dengan reseptor di sel target. Sebagian besar sitokin bekerja pada sel yang memproduksinya (autokrin) atau pada sel di sekitarnya (parakrin). Pada respons imun non spesifik, banyak makrofag akan teraktivasi dan mensekresi sejumlah besar sitokin yang dapat bekerja jauh dari tempat sekresinya (endokrin). Sitokin pada imunitas non spesifik mempunyai bermacam-macam fungsi, misalnya TNF, IL-1 dan kemokin berperan dalam penarikan neutrofil dan monosit ke tempat infeksi. Pada konsentrasi tinggi, TNF menimbulkan trombosis dan menurunkan tekanan darah sebagai akibat dari kontraktilitas miokardium yang berkurang dan vasodilatasi. Infeksi bakteri Gram negatif yang hebat dan luas dapat menyebabkan syok septik. Manifestasi klinis dan patologis dari syok septik disebabkan oleh kadar TNF yang sangat tinggi yang diproduksi oleh makrofag sebagai respons terhadap LPS bakteri. Makrofag juga memproduksi IL-12 sebagai respons terhadap LPS dan mikroba yang difagosit. Peran IL-12 adalah mengaktivasi sel NK yang akan menghasilkan IFN-. Pada infeksi virus, makrofag dan sel yang terinfeksi memproduksi interferon (IFN) tipe I. Interferon ini menghambat replikasi virus dan mencegah penyebaran infeksi ke sel yang belum terkena. 6. Protein plasma lainnya pada imunitas non spesifik Berbagai protein plasma diperlukan untuk membantu komplemen pada pertahanan melawan infeksi. Mannose-binding lectin (MBL) di plasma bekerja dengan cara mengenali karbohidrat pada glikoprotein permukaan mikroba dan menyelubungi mikroba untuk mempermudah fagositosis, atau mengaktivasi komplemen melalui jalur lectin. Protein MBL ini termasuk dalam golongan protein collectin yang homolog dengan kolagen serta mempunyai bagian pengikat karbohidrat (lectin). Surfaktan di paru-paru juga tergolong dalam collectin dan berfungsi melindungi saluran napas dari infeksi. C-reactive protein (CRP) terikat ke fosforilkolin di mikroba dan menyelubungi mikroba tersebut untuk difagosit (melalui reseptor CRP pada makrofag). Kadar berbagai protein plasma ini akan meningkat cepat pada infeksi. Hal

ini disebut sebagai respons fase akut (acute phase response). Cara kerja respons imun non spesifik dapat bervariasi tergantung dari jenis mikroba. Bakteri ekstraselular dan jamur dimusnahkan oleh fagosit, sistem komplemen, dan protein fase akut. Sedangkan pertahanan terhadap bakteri intraselular dan virus diperantarai oleh fagosit dan sel NK, serta sitokin sebagai sarana penghubung fagosit dan sel NK. Penghindaran mikroba dari imunitas non spesifik Mikroba patogen dapat mengubah diri menjadi resisten terhadap imunitas non spesifik sehingga dapat memasuki sel pejamu. Beberapa bakteri intraselular tidak dapat didestruksi di dalam fagosit. Lysteria monocytogenes menghasilkan suatu protein yang membuatnya lepas dari vesikel fagosit dan masuk ke sitoplasma sel fagosit. Dinding sel Mycobacterium mengandung suatu lipid yang akan menghambat penggabungan fagosom dengan lisosom. Berbagai mikroba lain mempunyai dinding sel yang tahan terhadap komplemen. Mekanisme ini digunakan juga oleh mikroba untuk melawan mekanisme efektor pada imunitas selular dan humoral. Peran imunitas non spesifik dalam menstimulasi respons imun spesifik Selain mekanisme di atas, imunitas non spesifik berfungsi juga untuk menstimulasi imunitas spesifik. Respons imun non spesifik menghasilkan suatu molekul yang bersama-sama dengan antigen akan mengaktivasi limfosit T dan B. Aktivasi limfosit yang spesifik terhadap suatu antigen membutuhkan 2 sinyal; sinyal pertama adalah antigen itu sendiri, sedangkan mikroba, respons imun non spesifik terhadap mikroba, dan sel pejamu yang rusak akibat mikroba merupakan sinyal kedua. Adanya sinyal kedua ini memastikan bahwa limfosit hanya berespons terhadap agen infeksius, dan tidak berespons terhadap bahan-bahan non mikroba. Pada vaksinasi, respons imun spesifik dapat dirangsang oleh antigen, tanpa adanya mikroba. Dalam hal ini, pemberian antigen harus disertai dengan bahan tertentu yang disebut adjuvant. Adjuvant akan merangsang respons imun non spesifik seperti halnya mikroba. Sebagian besar adjuvant yang poten merupakan produk dari mikroba. Mikroba dan IFN- yang dihasilkan oleh sel NK akan merangsang sel dendrit dan makrofag untuk memproduksi 2 jenis sinyal kedua pengaktivasi limfosit T. Pertama, sel dendrit dan makrofag mengekspresikan petanda permukaan yang disebut ko-stimulator. Ko-stimulator ini berikatan dengan reseptor pada sel T naif, kemudian bersama-sama dengan mekanisme pengenalan antigen akan mengaktivasi sel T (lihat Gambar 4-2). Kedua, sel dendrit dan makrofag mensekresi IL-12. Interleukin ini merangsang diferensiasi sel T naif menjadi sel efektor pada imunitas selular (lihat Gambar 4-3). Mikroba di dalam darah mengaktivasi sistem komplemen melalui jalur alternatif. Pada aktivasi komplemen, diproduksi C3d yang akan berikatan dengan mikroba. Pada saat limfosit B mengenali antigen mikroba melalui reseptornya, sel B juga mengenali C3d yang terikat pada mikroba melalui reseptor terhadap C3d. Kombinasi pengenalan ini mengakibatkan diferensiasi sel B menjadi sel plasma. Dalam hal ini, produk komplemen berfungsi sebagai sinyal kedua pada respons imun humoral. 2. Sistim Imun Spesifik Komponen Sistem Imun Spesifik 1. Barier Sel Epitel Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural. Didalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit T dan B,

tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit T dan B pada sistem imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M. 2. Neutrofil dan Makrofag Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran terhadap mikroba tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin. 3. NK Sel NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel di aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel mikroba dan segala jenis sel yang tidak mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan menghasilkan porifrin dan granenzim untuk merangsang tterjadinya apoptosis. 2.4 Kegagalan Sistim Imun 1. Immunodefisiensi Adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir, anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan. Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa. 2. Autoimun Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti cacing), sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan. Bahan yang bisa merangsang respon imunitas disebut antigen. Antigen adalah molekul yang mungkin terdapat dalam sel atau di atas permukaan sel (seperti bakteri, virus, atau sel kanker). Beberapa antigen, seperti molekul serbuk sari atau makanan, ada di mereka sendiri. Sel sekalipun pada orang yang memiliki jaringan sendiri bisa mempunyai antigen. Tetapi, biasanya, sistem imunitas bereaksi hanya terhadap antigen dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap antigen dari orang yang memiliki jaringan sendirii. Tetapi, sistem imunitas kadang-kadang rusak, menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai antibodi asing dan menghasilkan (disebut autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan menyerang jaringan tubuh sendiri. Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal tersebut menghasilkan radang dan kerusakan jaringan. Efek seperti itu mungkin merupakan gangguan autoimun, tetapi beberapa orang menghasilkan jumlah yang begitu kecil autoantibodi sehingga gangguan autoimun tidak terjadi.

Beberapa ganguan autoimun yang sering terjadi seperti radang sendi rheumatoid, lupus erythematosus sistemik (lupus), dan vasculitis, diantaranya. Penyakit tambahan yang diyakini berhubungan dengan autoimun seperti glomerulonephritis, penyakit Addison, penyakit campuran jaringan ikat, sindroma Sjogren, sclerosis sistemik progresif, dan beberapa kasus infertilitas. 3. Hipersensitif Reaksi hipersensitif merujuk kepada reaksi berlebihan , tidak diinginkan (menimbulkan ketidaknyamanan dan kadang-kadang berakibat fatal) dari sistem kekebalan tubuh. Pada keadaan normal, mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini, akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang disebut reaksi hipersensitivitas. BAB 3 KESIMPULAN Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Ada tiga fungsi penting di sistem imun yang sehat yaitu Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing, Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan masing-masing benda asing itu, dan Sistem imun mengingat penyerang-penyerang asing itu dan dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan. Sistim imun dibagi menjadi dua yaitu Sistim imun Non Spesifik dan Sistim Imun Spesifik. Kegagalan sistim imun yaitu ada Reaksi Hipersensitif, imunodefisiensi dan autoimun. DAFTAR PUSTAKA Dahl,M.W.1981.Clinical Immunodermatologi.Chicago:Year book med. Internet

You might also like