You are on page 1of 24

PELAPORAN SEGMEN DAN EVALUSI KINERJA

AKUNTANSI MANAJERIAL

Disusun Oleh:

Nama

: Evi Putri Anasari ( A.01.11.0012) Hadi Wijayanto (A.01.11.0013) Haniel Trisman (A.01.11.0014)

Semester Jurusan

: IV (empat) : Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA NUSANTARA SEMARANG 2013

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul PELAPORAN SEGMEN DAN EVALUASI KINERA. Makalah ini berisikan tentang PELAPORAN SEGMEN DAN EVALUASI KINERA .Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang PELAPORAN SEGMEN DAN EVALUASI KINERA.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan_makalah_ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan anugrah-Nya kepada kita. Amin.

Semarang, 5 Juni 2013

Penulis

Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya menginginkan apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai. Diantaranya yaitu bahwa perusahaan mempu memperoleh laba atau keuntungan dan bukan kerugian. Dalam perhitungan keuntungan atau perhitungan laba tersebut ada dua metode yang biasa digunakan dalam perusahaan. Yang pertama yaitu perhitungan berdasarkan biaya variable dan yang kedua yaitu perhitungan berdasarkan biaya absorpsi. Keduanya merupakan metode perhitungan biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Perbedaaan antara perhitungan biaya variable dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu yaitu overhead tetap.

Perumusan Masalah 1. 2. 3. 4. Perbedaan perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya absorpsi Laporan laba rugi segmen berdasarkan pendekatan biaya variable dan absorpsi Manfaat perhitungan biaya variabel bagi manager Perhitungan biaya variabel dapat digunakan dalam perencanaan dan pengendalian

Daftar isi

A. Analisis dan Pembandingan: Perhitungan biaya Variabel dan Perhitungan biaya Absorpsi 1. 2. 3. 4. Penilaian Persediaan Laporan Laba Rugi: Analisis dan Rekonsilisi Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi .

4 4 7 8 11 12 13 14 16 17 18 21 23 23

B. Perhitungan Biaya Variabel dan Evaluasi Kinerja Manajer... 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perhitungan Variabel dan Pelaporan Segmen Pelaporan Segmen: Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi .. Pelaporan Segmen: Dasar Perhitungan Biaya Variabel .. Pelaporan Segmen: Dasar Perhitungan Biaya Aktivitas .. Profitabilitas Pelanggan ... Perhitungan Biaya Variabel untuk Perencanaan dan pengendalian .

Kesimpulan Daftar Pustaka...

A. Analisis dan Pembandingan: Perhitungan biaya Variabel dan Perhitungan biaya Absorpsi Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variabel dan tetap. Perhitungan biaya variabel (variabel costing) menekankan hanya manufaktur variabel ke produk; biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead dalam penentuan biaya produk. Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk. Dasar pemikiran untuk ini adalah bahwa overhead tetap merupakan biaya kapasitas, atau tetap dalam bisnis. Segera setelah periodenya berlalu, setiap manfaat yang diberikan oleh kapasitas akan habis dan tidak boleh diinventarisasi. Menurut perhitungan biaya variabel, overhead tetap dari suatu periode dipandangi habis pada akhir periode iti dibebankan secara total terhadap penadapatan periode tersebut. Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Jadi, menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap di pandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Menurut metode ini, overhead tetap dibebankan ke produk melalui penggunan tarif overhead tetap yang ditetapkan terlebih dulu dan tidak di bebankan sampai ke produk terjual. Dengan kata lain, overhead tetap adalah biaya sebagai yang dapat diinventarisasi. Tampilan 15-1 mengilustrasikan klasifikasi biaya-biaya sebagai biaya produk atau periode menurut perhitungan biaya variabel dan absorpsi. Akhir-akhir ini, perhitungan biaya absorpsi diisyaratkan untuk keperluan pelaporan eksternal, FASB, IRS dan lembaga pengatur lainnya tidak menerima perhitungan biaya variabel sebagai metode perhitungan biaya produk untuk pelaporan eksternal. Akan tetapi, perhitungan biaya variabel mampu memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keputusan dan pengendalian. Informasi seperti ini tidak dapat diperoleh dari perhitungan biaya absorpsi. Untuk tujuan internal, perhitungan biaya variabel merupakan alat manajerial yang bermanfaat. Berikut ini di bahas bagaimana kedua metode perhitungan biaya tersebut mempengaruhi penilaian persediaan dan penetapan laba. Perhitungan biaya absorpsi Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Over had variabel Overhad tetap Beban penjualan Beban administratif Perhitunagan biaya variabel Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhad langsung Overhad tetap Beban penjualan Beban administratif

Biaya produk

Biaya periode

1. Penilaian Persediaan Tentu saja, metode perhitungan biaya produksi yang berbeda akan mempengaruhi nilai barang yang tersimpan dalam persediaan. Contoh berikut akan menunjukkan cara penilaian persediaan menurut perhitungan biaya variabel dan absorpsi secara habis jelas. Selama tahun terakhir, Farchild Company memiliki data berikut yang berkaitan dengan produk yang dihasilkannya.

Unit persediaan awal Unit yang diproduksi Unit yang di jual ($ 300 per unit) Volume normal Biaya variabel per unit: Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead variabel Penjualan dan adm.variabel Biaya tetap: Overhead tetap Penjualan dan adm.tetap $250.000 $100.000 $50 $100 $50 $10 10.000 8.000 10.000

Ingat bahwa biaya produk per unit yang dihasilkan masing masing metode berbeda. Perhitungan biaya variabel hanya menginvestarisasi biaya manufaktur variabel, sehingga biaya setiap unit produk Fairchild adalah $200. Perhitungan biaya absorpsi mencakup semua biaya manufuktar, sehingga biaya setiap unit produk adalah $225. Berikut adalah perhitungannya: Perhitungan Perhitungan Biaya variabel Absorpsi Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead variabel Overhead tetap ($250000/10000) Total biaya perunit $50 100 50 $200 $50 100 50 25 $225 Biaya

Perhitungan biaya variabel BBL TKL OHV = 1000 UNIT,

Perhitungan biaya absorpsi BBL TKL

OHV OHT

Biaya produk variabel = 1000 unit biaya produk variabel dan tetap

Tampilan 15-2 Biaya yang muncul di neraca: neraca : Persediaan akhir BBL Biaya yang muncul di

Persediaan akhir BBL

TKL OHV

TKL

OHV OHT

DM

DL VOH

BBL

TKL

OHV

OHT

Tentu saja, perbedaan biaya per unit mempengaruhi nilai yang disajikan di neraca. Fairchild pada awalnya tidak memiliki persediaan awal dan memproduksi 2000 unit lebih banyak dari yang dijual. Oleh karena itu, persediaan akhir adalah 2000 unit ( 10000 8000). Menurut perhitungan biaya variabel, nilai persediaan akhir adalah $400000 ( $200 x 2000). Sedangkan menurut perhitungan biaya absorpsi, nilai persediaan akhir adalah $450000 ($225 x 2000). Tampilan 15-2 mengilustrasikan bagaimana biaya manufaktur diperlakukan pada neraca menurut perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya absorsi. Perhatikan pada satu - satunya perbedaan diantara kedua pendekatan itu adalah pada perlakuan terhetaadap overhead pabrik tetap. Jadi, biaya per unit produk menurut perhitungan biaya absorpsi selalu lebih besar daripada menurut perhitungan biaya variabel. 2. Laporan Laba Rugi: Analisis dan Rekonsiliasi Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga pokok penjualan, maka metode perhitunga biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap diakui sebagai beban pada kedua metode. Perhatikan bagaimanhal ini berpengaruh pada contoh Fairchild. Perhatikan laporan laba rugi pada tampilan 15-3 dan 15-4. Kedua laporan laba rugi ini mengungkapkan laba menurut perhitungan biaya absorpsi adalah $50.000 lebih tinggi daripada laba menurut perhitungan biaya variabel. Seperti diperhatikan oleh analisis berikut, perbedaan ini adalah karena adanya sebagian dari overhead tetap periode tersebut yang masuk ke dalam persediaan apabila perhitungan biaya absorpsi digunakan. Pada perhitungan biaya variabel (Tampilan 15-3 ), harga pokok penjualan variabel adalah $1, 6 juta ($200 x 8.000 unit yang terjual ). Overhead tetap yang dikurangkan seagai beban adalah $250.000. Jadi, total manufaktur yang dikurangkan adalah $1, 85 juta. Jumlah beban penjualan dan administratif yang dikurangkan adalah $180.000 ($80.000 variabel + $100.000 tetap ). Pada perhitungan biaya absorpsi, harga pokok penjualan adalah $1, 8 juta ( $225 x 8. 000 unit yang terjual ). Dari jumlah ini, $200. 000 ($25 x 8.000 ) merupakan tarif yang di kurangkan adalah $180.000 ( $80.000 variabel dan $100.000 tetap ). Tampilan 15-3 Fairchild Company Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel $2,400,000 $1,600,000 $80,000

Penjualan Dikurangi beban variabel Harga pokok penjualan variabel Penjualan dan administratif variabel Margin kontribusi Dikurangi beban tetap Overhead tetap Penjualan dan administratif tetap Laba bersih

$1,680,000 $ 720,000

$250,000 $100,000

$350,000 $370,000

Tampilan 15-4 Fairchild Company * Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi Penjualan Dikurangi harga pokok penjualan Margin kotor Dikurangi beban penjualan dan administratif Laba bersih $2,400,000 $1,800,000 $600,000 $180,000 $420,000

Perhatikan bahwa tidak satupun dari biaya penjualan dan administratif, baik variabel maupun tetap, yang dibebankan kepada produk menurut kedua metode. Kedua metode memperlakukan biaya biaya tersebut sebagai biaya periode. Oleh karena itu, biaya pemasaran dan administratif tidak pernah diinventarisasi dan tidak pernah muncul dineraca. 3. Hubungan antara Produksi, Penjualan dan Laba Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Apabila barang yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi, maka laba menurut perhitungan variabel akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Alasannya adalah kebalikan dari alasan pada contoh fairchild. Penjualan lebih banyak dari yang diproduksi berati bahwa persediaan digunakan. Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit unit yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu, unit unit yang diproduksi dan dijual telah mengandung seluruh overhead tetap yang berjalan. Dengan demikian, jumlah beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan sejumlah overhead tetap yang keluar dari persediaan. Oleh karenaa itu laba menurut perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi karena sejumlah overhead tetap mengalir keluar dari persediaan awal. Tentu saja, apabila jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan antara laba yang dilaporkan. Karena unit unit yang diproduksi terjual seluruhnya, maka perhitungan biaya absorpsi, seperti perhitungan biaya variabel, akan mengakui total overhead tetap periode tersebut sebagai beban. Tidak ada overhead tetap yang masuk atau keluar dari persediaan. Hubungan antara produksi, penjualan dan kedua laba yang dilaporkan disajikan dalam tampilan 15-5. Perhatikan bahwa apabila produksi lebih besar daripada penjualan, maka persediaan meningkat. Apabila produksi lebih kecil daripada penjualan,maka persediaan berkurang. Apabila produksi sama dengan penjualan, maka persediaan awal sama dengan persediaan akhir. Jika Produksi > penjualan Produksi < penjualan Produksi = penjualan Maka Laba bersih absorpsi > laba bersih variabel Laba bersih absorpsi < laba bersih variabel Laba bersih absorpsi = laba bersih variabel

Untuk mengilustrasikan hubungan hubungan tersebut, perhatikan contoh berikut yang didasarkan pada data operasi belnip,Inc. ,pada tahun 2004, 2005 dan 2006. Biaya variabel perunit: Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead variabel (estimasi dan aktual) Penjualan dan administratif variabel $4,00 1,50 0,50 0,25

Estimasi overhead tetap adalah $150.000 per tahun. Overhead tetap aktual adalah $150.000. volume produksi normal adalah 150.000 unit pertahun. Harga masing masing tahun adalah $10 per unit. Beban penjualan dan administratif tetap adalah $50.000 per tahun. Data operasi lainnya sebagai berikut: 2004 Persediaan awal Produksi Penjualan Persediaan akhir 150.000 150.000 2005 150.000 100.000 50.000 2006 50.000 150.000 150.000 -

Laporan laba rugi disusun menurut perhitungan biaya variabel diperlihatkan dalam tampilan 15-6 dan laporan laba rugi menurut perhitungan biaya absorpsi diperlihatkan dalam tampilan 15-7. Perhitungan biaya variabel (15-6) 2004 Penjualan Dikurangi beban variabel Harga pokok penjualan variabel Penjualan dan administrasif variabel Margin kontribusi Dikurangi beban tetap: Overhead tetap Penjualan dan administratif tetap Laba bersih (150.0) (50,0) $ 362,5 (150) (50) $ 175 (150) (50) $ 550 (900,0) (37,5) $ 562,5 (600) (25) $ 375 (1.200) (50) $ 750 $1.500,0 2005 $1.000 2006 $2.000

Perhitungan biaya absorpsi (15-7) 2004 Penjualan Dikurangi Harga Pokok Penjualan Margin kontribusi Dikurangi beban penjualan dan adm Laba bersih $1.500,0 1.050,0 $ 450,0 87,5 $ 362,5 2005 $1.000 700 $ 300 75 $ 225 2006 $2.000 1.400 $ 600 100 $ 500

Pada tahun 2004, laba bersih untuk masing-masing metode adalah sama. Kesimpulan kita adalah bahwa kedua metode tersebut membebankan jumlah overhead tetap yang sama. Menurut perhitungan biaya variabel, total overhead tetap periode sebesar $ 150.000 telah di bebankan. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap adalah $ 1 per unit ($150.000 / 150.000 unit produksi) selama tiga tahun. Overhead tetap yang di bebankan adalah $ 150.000 ($1 X 150.000) selama tiga tahun. Karena overhead tetapa aktual per tahun juga $150.000, maka tidak ada varians overhead tetap pada masing-masing tahun. Dengan demikian, beban overhead tetap untuk masingmasing tahun adalah tarif overhead dikalikan dengan jumlah unit yang terjual. Selama tahun 2004, total beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi adalah $150.000 ($1 X 150.000 unit yang terjual). Kedua metode mengakui jumlah beban overhead tetap yang sama. Akan tetapi, pada tahun 2005 keadaanya berapa. Dari t ampilan 15-6 dan 15-7 kita melihat bahwa laba menurut perhitungan biaya absorpsi adalah $50.000 lebih besar dari laba menurut perhitungan biaya variabel ($225.000 - $175.000). selisih antara kedua laba ini terjadi karena adanya terdapat $50.000 beban overhead tetap yang lebih sedikit menurut metode perhitungan biaya absorpsi. Pada perhitungan biaya absorpsi, setiap unit yang diproduksi di bebankan $1 overhead tetap. Karena dari 150.000 unit yang diproduksi hanya 100.000 unit yang terjual , maka 50.000 unit masuk kedalam persediaan. Unit yang menjadi persediaan tersebut masing-masing dibebankan overhead tetap sebesar $1 sehingga totalnya adalah $50.000. Overhead tetap periode berjalan sebesar $50.000 ini tidak akan diakui sebagai beban sampai persediaan tersebut terjual. Jadi,menurut perhitungan biaya absorpsi, $150.000 overhead tetap periode dapat dikelompokan kedalam dua kategori: $100.000 sebagai beban dan $50.000 sebagai persediaan. Akan tetapi, menurut perhitungan biaya variabel, total overhead tetap sebesar $150.000 diakui sebagai beban karena dianggap sebagai biaya periode. Karena perhitungan variabel mengakui $150.000 beban overhead tetap dan perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui $100.000 ,maka laba yang dilaporkan menurut biaya absorpsi lebih besar $50.000 Pada tahun 2006 ,hubungan antara dua laba berkebalikan. Perbedaannya sekarang adalah $50.000 menguntungkan untuk perhitungan biaya variabel. Perbedaan yang menguntungkan tersebut terjadi karena perhitungan biaya absorpsi tidak hanya mengakui $150.000 beban overhead tetap untuk unit yang di produksi dan dijual dalam periode ini ,tetapi juga mengakui $50.000

overhead tetap yang dikandung unit-unit persediaan yang diproduksi pada tahun 2005 tetapi terjual pada tahun 2006.Dengan demikian,total overhead tetap diakui sebagai beban adalah $200.000 menurut perhitungan biaya absorpsi dan hanya $150.000 menurut perhitungan biaya variabel. Kunci untuk menjelaskan perbedaan di antara kedua laba tersebut adalah analisis arus overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap sebagai beban.Di lain pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead tetap yang ada pada unit-unit yang terjual.Apabila jumlah yang diproduksi berbeda dari yang terjual , overhead tetap akan mengalir keluar atau ke dalam persediaan. Apabila obverhead tetap dalam persediaan meningkat ,maka laba menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya variabel dengan menghitung kenaikan bersih. Apabila overhead tetap persediaan berkurang, maka laba menurut perhitungan biaya variabel lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih di antara kedua laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui perkalian tarif overhead tetap dengan perubahan total unit persediaan awal dan akhir (yang merupakan selisih antara produksi dan penjualan). Selisih antara laba bersih menurut perhitungan biaya absorpsi dan perhitungan biaya variabel dapat ditanyakan sebagai: Laba menurut perhitungan biaya absorpsi Laba menurut perhitungan biaya variabel = Tarif overhead tetap x (Unit yang diproduksi Unit yang terjual) Tampilan 15-8 memperlihatkan bagaimana pendekatan praktis ini dapat digunakan untuk menjelaskan selisih tersebut. 4. Perlakuan Overhead Tetapa pada Perhitungan Biaya Absorpsi Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak pada pengakuan beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus dibebankan ke unit produksi. Hal ini menciptakan 2 masalah. Pertama, bagaimana kita mengonversi overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unit unit yang diproduksi kedua, apa yang dilakukan apabila overhead pabrik yang aktual tidak sama dengan overhead pabrik yang dibebankan? Masalah pertama dapat diatasi dengan relatif mudah. Misal: overhead pabrik ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Selanjutnya misalkan dibutuhkan 0,25 jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi satu unit. Apabila tarif overhead tetap adlah $12 per jam tenaga kerja langsung, maka overhead tetap perunit adalah $3 (0,25x$12) Solusi masalh kedua dengan cara, pertama kita harus menghitung overhead tetap yang ditetapkan dan membebankannya kepada unit yang diproduksi. Selanjutnya, total overhead tetap yang ditetapkan dibandingkan dengan overhead tetap aktual. Apabila kelebihan atau kekurangan overhead yang ditetapkan tidak material, maka akan ditutup dalam harga pokok penjualan. Setiap unit yang masuk kedalam persediaan akhir mengandung overhead tetap yang ditetapkan. Overhead variabel ( yang juga dapat ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah) diperlakukan dengan cara yang sama. Soal kaji ulang no.2 yang terdapat diakhir bab ini mengilustrasikan penanganan overhead tetp dan variabel yang ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

2004 Laba bersih: Perhitungan biaya absorpsi Perhitungan biaya variabel Selisih Penjelasan: Unit yang diproduksi Unit yang terjual Perubahan dalam persediaan Tarif overhead tetap Selisih yang dijelaskan 15-8 $362,5 362,5 $ 0 150 150 0 X $1 $ 0

2005 $225 175 $150

2006 $500 550 $ (50)

150 100 50 X $1 $ 50

150 200 (50) X $1 $ (50)

Apabila jumlah yang ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah itu material, maka kelebihan atau keuntungan tersebut dialokasikan diantara barang dalam proses, dan Harga Pokok penjualan. B. Perhitungan Biaya Variabel dan Evaluasi Kinerja Manajer Evaluasi terhadap manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit unit yang berada dalam kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari 1 periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan sering kalli digunakan sebagai petunjuk kemampuan manajerial. Akan tetapi, agar dapat menjadi petunjuk yang bermakna, laba harus mencerminkan usaha manajerial. Misalnya, apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil menungkatkan penjualan sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode sebelumnya, yang mengisyaratkan keberhasilan. Secara umum apabila kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial, maka manajer berhak untuk mengharapkan berlakunya hal berikut: 1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari 1 periode ke periode berikutnya, sementara faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat. 2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari 1 periode ke periode berikutnya, sementara faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun. 3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari 1 periode ke periode berikutnya, sementara faktor lainnya tetap, maka laba tidak berubah. Laba menurut perhitungan biaya variabel selalu mengikuti hubungan antarapenjualan dan laba diatas, menurut biaya absorpsi, kadang kadang tidak demikian halnya. Sebagai ilustrasi anggaplah bahwa suatu divisi dari Myers, Inc. , memiliki data operasi berikut selama 2 tahun pertamanya. (tidak ada biaya penjualan dan administratif) 2005 Biaya manufaktur variabel per unit Produksi (unit yang diproyeksi dan aktual) Unit yang terjual ($25 per unit) Overhead tetap (estimasi dan aktual) $10 10.000 5.000 $100.000 2006 $10 5.000 10.000 $100.000

Biaya produk menurut produk perhitungan biaya variabel adalah $10 per unit pada kedua tahun. Dengan mengasumsikan bahwa collume aktual yang diharapkan digunakan untuk menghitung tarif overhead tetap yang telah ditetapkan sebelumya, biaya produk menurut perhitungan biaya absorpsi adalah $20 per unit pada tahun 2005 dan $30 pada tahun 2006 ($10 + ($100.000/10.000)untuk tahun 2005, $10 + $100.000/5.000 untuk tahun 2006) Laporan laba rugi menurut biaya perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya absorpsi disajikan pada tampilan 15-9. Penjualan meningkat dari 5.000 menjadi 10.000 per unit. Total biaya tetap, biaya manufaktur variabel per unit, dan harga jual per unit adalah sama untuk kedua periode. Jadi, penggandaan penjualan mencerminkan perubahan hanya dari satu periode ke periode berikutnya. Menurut biaya perhitungan variabel, laba meningkat sebesar $75.000 dari tahun 2005 ke tahun 2006 (dari rugi $25.000 menjadi laba 450.000). akan tetapi, menurut perhitungan biaya absorpsi, meskipun terjadi kenaikan penjualan, laba bersih turun sebesar $25.000 (dari laba $25.000 menjadi laba $0), meski penjuaan meningkat! Perusahaan meningkatkan kinerja penjualannya dari tahun 2005 ke tahun 2006 (dua kali dari unit yang terjual sebelumya), biaya tetap tidak berubah, dan biaya variabel tetap sama, namun perhitungan biaya absorpsi tidak mampu menunjukan kinerja ini. Di lain pihak, perhitungan biaya variabel mampu menunjukkan kenaikan laba sehubungan dengan perbaikan kinerja penjualan. Apakah anda seorang manager, pendekatan laba manakah yang anda pilih? 1. Perhitungan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Manfaat perhitungan biaya variabel untuk evaluasi kinerja telah meluas melebihi dari sekadar untuk mengevaluasi manager. Manager harus mampu mengevaluasi berbagai aktivitas yang menjadi tanggung jawab mereka. Misalnya, manager harus secara terus menerus mengevaluasi kontribusi laba dari pabrik, lini produk, dan wilayah penjualan. LABA MENURUT PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL 2005 Penjualan Dikurangi beban variabel Harga pokok penjualan variabel Margin kontribusi Dikurangi beban tetap Overhead tetap Laba (rugi) bersih $125.000 50.000 $ 75.000 100.000 $ (25.000) 2006 $250.000 100.000 $150.000 100.000 $ 50.000

LABA MENURUT PERHITUNGAN BIAYA ABSORPSI 2005 Penjualan Dikurangi harga pokok penjualan Laba (rugi) bersih $125.000 100.000 $ 25.000 2006 $250.000 250.000 $ 0

Pemisahan tetap dan variabel pada perhitunga biaya variabel adalah penting untuk melakukan evaluasi yang akurat. Makna implisit dari suatu evaluasi adalah keputusan yang terkait apakah meneruskan atau menghentikan operasional suatu pabrik, atau apakah meneruska atau menghentikan suatu lini produk. Tanpa adanya pembedaan antara adanya biaya tetap dan variabel, evaluasi terhadap berbagai aktivitas berorientasi laba dari keputusan yang dihasilkan mungkin menyesatkan. Pelaporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas ataun unit-unit lainnya dalam suatu organisasi disebut pelaporan segmen (segmented reporting). Pelaporan sekmen yang disusun berdasarkan perhitungan biaya variabel menghasilkan evaluasi-evaluasi dan keputusan-keputusan yang lebih baik daripada yang disusun berdasarkan perhitungan biaya absorpsi. Berikut kita lihat mengenai pelaporan sekmen dan mari kita lihat mengapa hal ini benar. Untuk mengevaluasi berbagai aktivitas yang berbeda dalam suatu perusahaan, seorang manajer membutuhkan lebih dari sekadar ikhtisar informasi yang terdapat dalam laporan laba ruji perusahaan. Sebagai contoh, dalam sebuah perusahaan dengan beberapa divisi yang beroperasi di berbagai pasar yang berbeda, manajernya tentu ingin tahu bagaimana profitabilita masing-masing divisi. Pengetahuan ini barangkali dapat menciptakan laba keseluruhan yang lebih besar melalui penghapusan divisi-divisi yang tidak menguntungkan, pemberian perhatian khusus kepada divisidivisi bermasalah, pengalokasian dana tambahan untuk divisi-divisi yang lebih menguntungkan, dan seterusnya. Akan tetapi, laporan laba rugi divisi bukanlah satu-satunya yang harus disediakan oleh sistem akuntansi manajerial yang baik. Segmentasi yang lebih baik diperlukan oleh para manajer untuk menjalankan tanggung jawab mereka dengan benar. Divis terdiri dari pabrik-pabrik yang berbeda. Pabrik menghasilkan produk, dan informasi mengenai prrofitabilitas produk adalah penting. Beberapa produk barangkali menguntungkan; sementara beberapa lainnya tidak. Demikian juga, informasi laba pada berbagai wilayah penjualan, proyek khusus, tenaga penjual individual, dan seterusnya, adalah penting. Para manajer perlu mengetahui profilitabilitas berbagai segmen dalam suatu perusahaan agar mampu membuat berbagai evaluasi dan keputusan yang berhubungan dengan eksistansi berkelanjutan dari setiap segmen, tingkat pendanaan, dan seterusnya. Sebuah segmen adalah setiap entitas yang berorientasi laba didalam organisasi. Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang tingkatnya dapat dipengaruhi oleh manajer. Jadi, manajer yang tidak memiliki tanggung jawab atas suatu biaya yang tidak boleh bertanggung jawab terhadap biaya tersebut. Sebuah contoh, manajer deviso tidak memiliki wewenang untuk menentukan biaya tingkat korporasi seperti penelitian dan pengembangan gaji manajer puncak. Oleh karena itu, manajer devisi seharusnya tidak bertanggung jawab terhadap terjadinya biayabiaya retsebut. Apabila biaya yang tak dapat dikendalikan disertakan dalam laporan segmen, maka biaya tersebut harus dipisahkan dari biaya yang dapat dikendalikan dan diberi tanda sebagai biaya yang tidak dapat dikendalikan. Sebagai contoh, biaya tetap pada dua atau lebih pabrik dalam suatu divisi tidak dialokasikan ke masing-masing pabrik tetapi dicatat sebagai biaya divisi. 2. Pelaporan Segmen: Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi. Apakah seharusnya pelaporan segmen disusun menurut perhitungan biaya variabel atau perhitungan biaya absorpsi? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita pertimbangkan contoh Elcom,Inc., sebuah perusahaan yang menproduksi stereo dan perekam video disuatu pabrik tunggal dan enggunakan perhitungan biaya absorpsi untuk pelaporan eksterna dan internal.

Tampilan 15-10 menyajikan laporan laba rugi menurut perhitungan biaya absorpsimenurut lini produk dan dalam total selama tahun 2005. Setelah melihat lini produknya,presiden direktur Elcom, Devon Lauffer, memutuskan untuk menghentikan produksi perekam video, denaga alasan untuk meningkatkan laba sebesar $30.000. Akan tetapi, setahun kemudian, hasilnya sedikit berbeda. Seperti yang diperlihatkan dalam laporan laba rugi tahun 2006 pada tampilan 15-11,laba ternyata turun sebesar $55.000. Mengapa hasilnya berbeda dari yang diharapkan Devon ? Devon mengandalkan pada informasi biaya yang dikumpulkan oleh sistem laporan keuangan eksternal. Akan tetapi, informasi yang dibutuhkan untuk tujuan internalering kali berbeda dari informasi yang diperlukan untuk pelaporan eksternal. Perilaku biaya dan ketertelusuan biaya mungkin tidak menjadi perhatian utama pada pelaporan yang disusun untuk kepentingan pihak eksternal, tetapi hal itu penting bagi manajer yang sedang berusaha membuat keputusan strategis. Devon menemukan bahwa banyak biaya tetap yang dialokasikan untuk perekam video tidak terhapus ketika lini l produk tersebut dihentikan. Karena baik stereo maupun video diproduksi pada pabrik yang sama, maka sebagian overhead tetap merupakan biaya bersama bagi kedua produk. Biaya ini meliputi penyusutan pabrik, pajak, asuransi, gaji manajer pabrik, dan sebagainya. Ketika produksi perekam video dihantikan, seliruh biaya overhead tetap tersebut dibebankankan kapada lini. Elcom, Inc. Laporan Laba Rugi Segmen, 2005 Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi PEREKAM STEREO VIDEO Penjualan Dikurangi : Harga pokok penjualan Margin kotor Dikurangi : Beban penjualan dan administrative Laba (rugi ) bersih $400.00 350.000 $ 50.000 30.000 $ 20.000 $290.00 300.000 $(10.000) 20.000 $(30.000)

TOTAL

$ 690.000 650.000 $ 40.000 50.000 $(10.000)

Elcom, Inc Laporan Laba Rugi 2006 Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi

Penjualan $400.000 Dikurangi : Harga pokok penjualan 430.000 Margin kotor $(30.000) Dikurangi :Beban penjualan dan administratif 35.000 Laba (rugi ) bersih $(65.000) Produk stereo. Demikian juga, sebagian biaya penjualan dan administratif tetap yang sebelumnya dibebankan ke lini perekam video selanjutnya dibebankan ke lini stereo.

3. Pelaporan Segmen : Dasar Perhitungan Biaya Variabel Mari kita perhatikan laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel untuk menilai profitabilitas lini perekam video. Tampilan 15-12 menyajikan laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel untuk tahun 2005. Laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel memiliki 1 keistimewaan disamping laporan laba rugi perhitungan biaya variabel yang telah disajikan sebelumnya. Beban tetap dipecah menjadi dua kategori: beban tetap langsung (direct fixed experises) dan beban tetap umum (common fixed expenses). Bagian tambahan ini menggaris bawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tak dapat dikendalikan dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Beban tetap langsung adalah beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri kesuatu segmen (lini roduk dalam contoh ini). Beban ini kadang kala disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expenses) atau beban tetap yang dapat ditelusuri (traceable fixed expenses) karena beban ini akan hilang apabila segmen ditutup atau dihapus. Beban tetap ini disebabkan oleh eksistensi segmen itu sendiri. Dalam contoh, Elcon, Inc. , penyusutan peralatan yang digunakan dalam memproduksi perekam video dan gaji penyelia produksi lini perekam video adalah contoh beban tetap langsung. Beban tetap umum disebabkan oleh 2 atau lebih segmen secara bersamaan. Beban beban ini kerap kali muncul bahkan apabila salah satu segmen dihapus. Dalam contoh Elcom, Inc. , penyusutan pabrik dan gaji penyelia pabrik adalah beban tetap umum. Penghapusan ini perekam video tidak mengeliminasi pabrik dan penyusutannya. Demikian juga penyelia pabrik tetap dibutuhkan untuk mengawasi produk lini produk stereo. Elcom, Inc Laporan Laba Rugi Segmen, 2005 Dasar Peritungan Biaya Absorpsi. Stereo Penjualan Dikurangi beban variabel Harga pokok penjualan variabel Penjualan dan administrasi variaabel Margin kontribusi Dikurangi beban tetap langsung Overhead tetap langsung Penjualan dan administrasi langsung Margin sigmen Dikurangi beban tetap umum Overhead tetap umum Penjualan dan administratif umum Laba ( rugi ) bersih $400.00 -300 -5000 $95.00 -30 -10 $55.00 Perekam Total video $290.00 $690.00 -200 -10 $80.00 -20 -5 $55.00 -500 -15 $175.00 -50 -15 $110.00 -100 -20 ($10.00)

Biaya tetap yang merupakan biaya tetap langsung pada suatu segmen mungkin dapat menjadi biaya tak langsung, atau umum, pada segmen yang lain. Sebagai contoh, anggaplah bahwa lini produk stereo disegmentasi menjadi dua wilayah penjualan. Pada kasus demikian, penyusutan peralatan yang digunakan untuk memproduksi stereo merupakan beban umum bagi kedua wilayah tetapi secara langsung dapat ditelusuri ke segmen produk itu sendiri. Konstribusi laba yang dihasilkan setiap segmen untuk penutupan biaya tetap umum perusahaan disebut margin segmen ( segmen margin ). Suatu segmen harus mampu menutup paling tidak biaya variabel dan biaya tetap langsungnya sendiri. Laba segmen yang negatif mengurangi total laba perusahaan, yang menimbulkan pertimbangan untuk menghapus segmen tersebut. Dengan mengabaikan setiap pengaruh yang dimiliki suatu segmen terhadap penjualan segmen lainnya, margin segmen dapat mengukur perubahan laba perusahaan yang mungkin terjadi apabila segmen dieliminasi. Keputusan yang benar adalah menpertahankan kedua ini produk. Keduanya menghasilkan kontribusi yang sama bagi profitabilitas perusahaan. Penghentian produksi salah satu produk benar-benar memperburuk keadaan, kecuali penghentian tersebut digantikan oleh produk yang menawarkan margin segmen yang lebih tinggi.karena kedua produk menghasilkan margin kontribusi yang besar, solusi lain untuk rugi bersih diperlukan. Akuntansi dapat membantu dengan memfokuskan pada analisis biaya yang lebih rinci dengan menggunakan perhitungan biaya berdasar kegiatan. 4. Pelaporan Segmen : Pendekatan Perhitungan Biaya Berdasarkan Akivitas Pendekatan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, dengan pandangannya yang mendalam terhadap biaya tingkat unit, batch, produk, dan fasilitas memberikan manajmen penilaian yang lebih akurat terhadap laba yang dihasilkan oleh Lini produk yang berbeda dan terhadap keberadaan biaya yang tak bernilai tambah. Mari kita lihat lebih dekat biaya overhead Elcom dengan menetapkan berbagai aktivitas dan penggerak. Misalkan overhead tetap umum mencakup biaya penanganan bahan baku dan pemeliharaan. Overhead tetap langsung mencangkup persiapan. Biaya tahunan masing-masing aktivitas Elcom adalah sebagai berikut: Penanganan bahan baku Biaya pemeliharaan Persiapan $20.000 8.000 18.000

Sekarang Elcom memiliki sejumlah ide dalam menentukan ke mana fokus perhatian harus diberikaan. Penangana bahan baku adalah aktivitas yang tak bernilai tambah. Aktivitas persiapan, mesipun bernilai tambah, dapat dilakukan dengan lebih efisien. Setiap pengurangan pada kedua aktivitas akan berpengaruh langsung kepada laba. Barangkali pengaturan kembali pabrik akan menghasilkan biaya penanganan bahan baku yng lebih rendah, atau barang kali suatu kesepakatan baru dengan pemasok dapat membuat bahan baku dikirim langsung ke Lini produksi. Demikian juga, perubahan konvigurasi proses perakitan mungkin menciptakan aktivitas persiapan yang lebih cepat dan lebih murah. Akhirnya, besarnya biaya pemeliharaan ($8.000) dapat mendorong dilakukannya pengkajian kembali terhadap cara pemeliharaan dilakukan. Pendekatan JIT pada manufaktur dapat menciptakan aktivitas pemeliharaan yang dilakukan oleh pekerja Lini selama mesin berhenti berproduksi.

Pendekatan berdasarkan aktivitias memperlihatkan kompleksitas operasi manufaktur dan meningkatkan para menejer bahwa penurunan biaya bahwa listrik hanya bisa dicapai melalui penurunan pemakaian mesin (mungkin dengan menjalankan mesin secara lebih efisien). Demikian juga, penurunan biaya persiapan hanya bisa dicapai melalui penyederhanaan atau penghapusan aktivitas persiapan. Pengurangan aktivitas mengurangi biaya aktual dan meningkatkan laba. 5. Profitabilitas Pelanggan Meskipun pelanggan sangat penting bagi perolehan laba, sebagian di antaranya lebih menguntungkan dari yang lain. Perusahaan yang menaksir profitabilitas berbagi kelompok pelanggan mampu secara lebih akurat menargetkan pasar dan meningkatkan laba mereka. Langkah pertama dalam menentukan profitabilitaspelanggan adalah mengidentifikasi pelanggan. Langkah kedua adalah menetapkan pelanggan yang memberi nilai tambah dari perusahaan. Identifikasi: terhadap pelanggan perusahaan mungkin kelihatan mudah. Setelah kelompok mengidentifikasi, langkah kedua adalah menentukan kelompok pelanggan mana yang paling menguntungkan, mengiliminasi pelanggan yang tidak menguntugkan, dan mempertahankan serta menambah pelanggan yang menguntungkan. Kadangkala, perusahaan mungkin perlu menambahkan kelompok menambahkan yang pada awalnya tidak menguntungkan, dan meningkatkan efisiensi untuk membuat kelompok tersebut menguntungkan. Bank-bank dilingkungan pendidikan sering menyediakan intensif spesial untuk mendorong para pelajar agar membuka rekening di tempatnya. Rekening tersebut tidak menguntungkan bank selama pelajar tersebut masih keulyah, namun dapat menjadi menguntungkan saat mereka lulus dan mendapatpekerjaan. Biasanya, menarik pelanggan baru lebih mahal daripada mempertahankan yang sudah ada. Menarik pelanggan baru memerlukan iklan, televon penjualan, penyusunan proposal, dan penyusunan daftar calon pelanggan. Semua aktivitas tersebut membutuhkan biaya. Mempertahankan agar pelanggan yang ada tetap senang juga memerlukan usaha. Misalnya banyak toko menyediakan pembungkusan hadiah gratis sebagai penarik kepada pelanggan yang telah melakukan pembelian. Perusahaan harus memiliki data profitabilitas untuk melakukan kontribusi laba dari hubungan pelanggan dan kemudian membandingkan peningkatan biaya jasa dengan manfaatnya. Dewasa ini, banyak perusahaan yang memanfaatkan pendekatan siklus hidup pelanggan, dengan kesadaran bahwa pelanggan setia akan menghasilkan penjualan yang berarti dalam jangka panjang. Misalnya, seorang penggemar pizza dapat menghabiskan $8.000 untuk membeli pizza sepanjang hidupnya. Untuk produk yang lebih mahal, seperti mobil Cadillac, jumlahnya mendekati $332.000. Database relasi dan sistem akuntansi yang baik dapa memudahkan penelususran profitabilitas pelanggan. Analisis profitabilitas dari berbagai kelas pelanggan memerlukan informasi mengenai produk, pemasaran, dan aktivitas administratif yang digunakan untuk melayani setiap kelas pelanggan. Analisis Barton, Inc. , suatu perusahaan yang memproduksi model patung kuda yang dijual kepada 3 kelompok pelanggan: jaringan toko iskon besar, toko mainan independen, dan para penggemar mainan. Setiap model dibuat dari bahan plastik dengan tingkat kepadatan yang tinggi, dari suatu cetakan yang terinci. Tim perancang menjamin bahwa rancangan yang mereka hasilkan akurat dan sesuai dengan yang digambarkan. Pigmen pigmen warnanya sangat hidup dan kaya. Meskipun Barton menghasilkan banyak rancangan, semuanya

membutuhkan biaya produksi pemasaran.

yang sama. Tampilan 15-13 menyajikan data produksi dan

Setiap kelas pelanggan memiliki permintaan yang berbeda beda. Jaringan toko mainan yang besar membeli 63% dari output Barton. Mereka menerima diskon harga rata rata $1,25 per unit, dan berhubungan dengan barton melalui sistem pertukaran data elektronik (electronic data interchange EDI). Jadi, ketika persediaan toko menipis, pesanan dikirim secara elektronik ke pabrik Barton dan pengiriman model tersebut segera dilakukan. Tidak ada komisi yang dibayar untuk penjualan ke jaringan toko. Akan tetapi, Barton harus membayar setiap gerai toko $1.500 per tahun untuk tempat pemajangan (hal ini menjamin letak pemajangan yang stragtegis didalam toko). Seluruhnya terdapat 75 gerai. Barton menanggung biaya pengiriman. Selain itu, jaringan toko biasanya tidak mempermasalahkan model yang dikirim, oleh karena itu Barton biasanya mengirim model apa saja yang ada dalam persediaan saat itu. Tidak ada kemasan khusus untuk pesanan dari jaringan toko mainan. Toko toko mainan independen berukuran lebih kecil dan biasanya menyimpan mainan yang bernuansa pendidikan dalam jumlah besar. Kira kira 35% produksi Barton dijual kepada mereka. Tidak ada diskon harga yang diberikan untuk toko toko ini dan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk tempat pemajangan. Akan tetapi, komisi penjualan sebesar $0,75 per unit terjual diberikan kepada pemborong besar yang menjual ke toko toko tersebut. Toko lalu membayar setiap pengiriman dari pabrik Barton. Toko toko ini lebih mudah menyukai model model yang dilengkapi dengan cerita. Misal: satu model dari kuda perang suku indian yang dilengkapin dengan buku penjelasan dan kemasan khusus cukup populer. Oleh karena itu, Barton berusaha menjual semua model dengan kemasan khusus kepada toko mainan tersebut.

Beban produksi: Unit yang diproduksi dan dijual Harga rata rata per model Bahan baku langsung per unit Biaya tenaga kerja langsung Overhead per unit Beban pemasaran: Komisi (per model yang terjual) Pengemasan khusus per unit Biaya EDI per tahun Beban pameran Pengiriman Biaya tempat pemajangan

$500.000 $15 $5 $2 $1 $0,75 0,20 100.000 75.000 157.500 112.500

Terakhir, 2% dari penjualan Baron dilakukan pada pameran musim panas. Setiap musim panas Barton melakukan 5 kali pameran diwilayah Amerika serikat. Pameran ini dirancang untk memperkenalkan model model mainan dari Barton, menyediakan kesempatan bertemu bagi para penggemar patung kuda, dan membangkit minat terhadap produk Barton. Barton menyewa ruangan pertemuan di hotel selama dua hari, mengundang para penggemar lokal untuk membuat pertunjukan dan demonstrasi produk, dan menyediakan serankaian ruangan dagang untuk model kuda yang unik. Beberapa staf Barton (seperti perancang, presiden direktur, dan wakil presiden

pemasaran) hadir untuk berbincang-bincang dengan para pelanggan, menjawab berbagai pertanyaan, dan memamerkan (dan menjual) model-model terbaru. Dengan informasi di atas, kita dapat menganalisis profitabilitas menurut kelas pelanggan. Tampilan 15-14 menyajikan laporan laba rugi untuk masing-masing kelas pelanggan. Jaringan toko menghasilkan penjualan tertinggi, tetapi harus disesuaikan dengan diskon. beba yang secara langsung di akibatkan oleh gerai-gerai jaringan toko mencakup pembayaran tempat pemjangan, ongkos pengiriman, dan biaya peralatan serta operator EDI. Toko mainan independen tidak menerima diskon harga, tetapi mensyaratkan pembayaran komisi dan pengmasan khusus. Pameran menghasilkan pendapatan yang paling rendah, dan beban-beban yang terdiri dari beban pameran, perancang khusus, dan persiapan. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa pelanggan yang paling menguntungkan adalah jaringan toko diskon, diikuti oleh toko-toko mainan independen. Pameran tidak menguntungkan. Analisis berdasarkan aktivitas mampu memberi gagasan yng lebih baik kepada manajemen mengenai aktivitas mana yang perlu mendapat perhatian dan di mana pemotongan biaya mungkin dilakukan. Misalnya, pameran adalah pemborosan uang atas dasar penjualan. Mungkin manajemen hendak mempertimbangkannya sebagai aktivitas promosi dan bukan kelas pelanggan. Sebenarnya, tujuan utama pameran adalah untuk mentimulasi perhatian pada seluruh lini produk Barton, bukan semata-mata menjual 10.000 model. Dengan demikian, seluruh biaya pameran dapat ditambahkan kepada beban pemasaran secara keseluruhan. Data berdasarkan aktivitas ini juga mampu memberi manajemen ide yang baik mengenai biaya ekspansi ke satu wilayah baru dan penutupan wilayah lain. Misalnya, haruskah Barton menjjual kepada satu gerai jaringan lagi apabila kapasitasnya memungkinkan?. Jumlah tersebut tidak akan dijual kepada toko mainan independen. Analisisnya adalah sebagai berikut: Laba dari penambahan satu gerai jaringan. Pendapatan dari tambahan gerai Dikurangi diskon Pendapatan tambahan bersih Dikurangi Harga pokok penjualan Pengiriman ($157,500/75) Tempat pemajangan Laba dari tambahan gerai $63.000 5.250 $57.750 ( 33.600 ) ( 2.100 ) ( 1.500 ) $20.550

Laba dari penjualan 4,200 patung ke toko mainan: Pendapatan Dikurangi:Harga pokok penjualalan Kemasan khusus Komisi Laba dan toko mainan independen $63.000 (33.600) ( 840 ) (3.150 ) $25.410

Dari analisis diatas, Barton seharusnya meneruskan menjual kepada toko mainan karena laba dari jaringan gerai lebih kecil. Akuntansi berdasarkan aktivitas mampu menyediakan data mengenai berbagai aktivitas pemasaran ini, yang penting dalam analisis profitabilitas pelanggan. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa aktivitas itu sendiri tidak menyebabkan biaya. Faktor faktor lainnya seperti waktu, volume bisnis, dan keputusan yang dibuat sebelumnya dapat mengakibatkan efisiensi atau inefiensi. Laba dari Jaringan Toko 4.725.000 393.000 $4.331.250 2.520.000 $ 1.811.250 ( 112.500 ) ( 157.500 ) ( 100.000 ) $ 1.441.250

Penjualan Dikurangi diskon Penjualan bersih Dikurangi harga pokok penjualan Laba kotor Dikurangi tempat pemajangan Pengiriman EDI Laba bersih

Penjualan Dikurangi harga pokok penjualan Laba kotor Dikurangi komisi Kemasan khusus Laba bersih

Laba dari Toko mainan Independen $ 2.625.000 1.400.000 $ 1.225.000 (131.250) (35.000) $ 1.058.750

Penjualan Dikurangi harga pokok penjualan Laba kotor Dikurangi beban pameran Waktu perancangan Persiapan ( Rugi ) bersih

Laba dari pameran $ 150.000 80.000 $ 70.000 (75.000) (2.100) (1.000) $ (8.100)

6. Perhitungan Biaya Variabel untuk Perencanaan dan Pengendalian Perencanaan keuangan mengharuskan para manajer mengestimasi penjualan masa depan, tingkat produksi masa depan, biaya masa depan,dll. Karena ramalan penjualan yang menjadi dasar penyusunan anggaran merupakan sesuatu yang tidak pasti, maka manajemen mungkin ingin

mengetahui beberapa tingkat penjualan yang berbeda untuk menilai rentang kemungkinan yang dihadapi perusahaan. Pemahaman terhadap perilaku biaya merupakan hal penting bagi pencapaian hasil ini. Biaya tetap tidak berubah apabila penjualan berubah, sehingga pembedaan antara biaya tetap dan variabel adalah hal penting unuk melakukan pembedaan antara biaya tetap dan variabel penting untuk melakukan penilaian biaya secara akurat pada berbagi vollume penjualan dan produksi yang mungkin. Setelah manajemen memilih satu tingkat penjualan dan produksi yang diharapkan untuk tahun berikutnya, biaya yang akan terjadi juga dapat ditentukan. Rencana keuangan nantinya terdiri dari tingkat aktivitas yang diharapkan dan perkiraan biaya terkait. Rencana ini dapat digunakan untuk memantau kinerja aktual. Apabila kinerja aktual berbeda dari yang diharapkan, maka tindakan perbaikan barangkali diperlukan. Melalui pembandingan hasil aktual dengan hasil yang diharapkan dan pelaksanaan tindakan korektif bila diperlukan, manajer melakukan pengendalian. Walaupun demikian, agar proses pengendalian berhasil, perilaku biaya harus benar benar dipahami. Misalkan rencana keuangan menghendaki produksi 12.000 unit selama satu tahun, dan biaya utilitas yang direncanakan selama satu tahun tersebut adalah $ 18.000. Pada akhir bulan pertama, perusahaan memproduksi 3.000 unit dan menghabiskan $4,500 untuk utilitas. Apakah biaya utilitas yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan? Menurut pendekatan perhitungan biaya absorpsi, rencana biaya utilitas untuk setiap unit yang diproduksi adalah $1,50 ( $18.000/12.000). jadi, untuk 3.000 unit, biaya utilitasnya adalah $4.500 ($1,50x3.000) .Karena biaya utilitas yang diharapkan untuk 3.000 unit adalah $4.500 dan biaya aktualnya $4.500, rencana tampaknya berjalan dengan baik. Sayangnya, kakulasi ini mengabaikan perilaku biaya. Hal itu mengasumsikan bahwa semua biaya adalah variabel. Padahal, biaya utilitas adalah tetap $1.000 per bulan ditambah $0,50 per kilowatt jam listrik. Apabila dibutuhkan 1 kilowatt jam untuk memproduksi 1 unit output, maka biaya yang diperkirakan untuk memproduksi 3.000 unit, tetapi perusahaan mengeluarkan $4.500. Oleh karena itu , rencana tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Sinyal yang tepat mengenai rencana biaya utilitas muncul apabila perilaku biaya dipertimbangkan. Sekali lagi, kita melihat pentingnya pembedaan antara biaya tetap dan variabel. Karena pembedaan ini merupakan dasar bagi perhitungan biaya variabel, kita harus menyimpulkan bahwa perhitungan biaya variabel lebih unggul daripada perhitungan biaya absorpsi untuk tujuan tujuan internal.

Kesimpulan

1. Perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi berbeda dalam perlakuannya terhadap overhead tetap. 2. Dengan pemisahan biaya menurut perilaku, perhitungan biaya variabel menngkatkan kemampuan dalam menelusuri dan mengendalikan biaya. 3. Penggunaan perhitungan biaya variabel menekankan pada perilaku biaya dari masingmasing segmen sehingga manajemen dapat mengevaluasi setiap kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. 4. Perhitungan biaya variabel mensyaratkan manajemen untuk membedakan antara biaya tetap dan variabel.

Daftar Pustaka

Management Accounting BUKU 2 Edisi 7 Hansen. Mowen tahun 2005/Bab 15

http://hati-sitinurlola.blogspot.com/2009/11/biaya-overhead-pabrik.html

You might also like