You are on page 1of 32

Pertemuan Kedelapan ( KEMENCENGAN ATAU KEMIRINGAN (SKEWNESS) )

Kemencengan atau kemiringan (skewness) adalah tingkat ketidaksimetrisan atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak simetris akan memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama besarnya sehingga distribusi akan terkonsentrasi pada salah satu sisi dan kurvanya akan menceng. Jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kanan daripada yang ke kiri maka distribusi disebut menceng ke kanan atau memiliki kemencengan positif. Sebaliknya, jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri daripada yang ke kanan maka distribusi disebut menceng ke kiri atau memiliki kemencengan negatif. Berikut ini gambar kurva dari disribusi yang menceng ke kanan (menceng positif) dan menceng ke kiri (menceng negatif). Untuk mengetahui bahwa konsentrasi distribusi menceng ke kanan atau menceng ke kiri, dapat digunakan metode-metode berikut: Cara Pertama : Dengan Koefisien Kemiringan Pearson Koefisien kemiringan Pearson merupakan nilai selisih rata-rata dengan modus dibagi simpangan baku. Koefisien kemiringan Pearson dirumuskan: Keterangan: koefisien kemenangan Pearson Apabila secara empiris didapatkan hubungan antarnilai pusat sebagai: Maka rumus kemencengan di atas dapat diubah menjadi Jika nilai dihubungkan dengan keadaan kurva maka diperoleh: kurva memiliki bentuk simetris nilai-niai terkonsentrasi pada sisi sebelah kanan ( terletak di sebelah kanan , sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kanan, kurva menceng ke kanan atau menceng positif; nilai-niai terkonsentrasi pada sisi sebelah kiri ( terletak di sebelah kiri , sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kiri, kurva menceng ke kiri atau menceng negatif. Contoh: Tabel 4. 5 Nilai Ujian Statistik Semester II STMIK Raharja tahun 2010 Nilai Ujian Frekuensi 31 40 41 50 51 60 61 70 71 80 81 90 91 100 4 3 5 8 11 7

2 Jumlah 40 Tentukan nilai sk dan ujilah arah kemiringannya serta gambar grafiknya! Nilai 31 41 51 61 71 81 91 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5 3 5 8 11 7 2 -3 -2 -1 0 1 2 9 4 1 0 1 4 -9 -10 -8 0 7 4 27 20 8 0 7 8 Jumlah 40 -32 134 100

40 50 60 70 80 90 35,5

-4

16

-16

64

1. 2. Oleh karena nilai sk-nya negatif (-0,46 atau -0,56) maka kurvanya menceng ke kiri atau menceng negatif. Gambar 4.2. Kurva miring ke kiri untuk nilai ujian statistik 40 mahasiswa. Cara Kedua: Dengan Koefisien Kemiringan Bowley Bowley juga telah mengembangkan rumus yang cukup sederhana untuk menghitung derajat kemiringan distribusi data, dengan menggunakan nilai kuartil bawah, kuartil tengah, dan kuartil atas. Dengan kata lain perhitungan koefisien kemiringan Bowley didasarkan pada hubungan kuartil-kuartil dari sebuah distribusi. Koefisien kemiringan Bowley dirumuskan: Dimana: koefisien kemencengan Bowley kuartil Koefisien kemencengan Bowley sering juga disebut Kuartil Koefisien Kemencengan. Apabila nilai dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan: Jika maka distrtibusi akan menceng ke kanan atau menceng secara positif. Jika maka distribusi akan menceng ke kiri atau menceng secara negatif. positif, berarti distribusi menceng ke kanan. negatif, berarti distribusi menceng ke kiri. menggambarkan distribusi yang menceng tidak berarti dan menggambarkan kurva yang menceng berarti. Contoh : Tentukan kemiringan kurva dari distribusi frekuensi berikut! Tabel 4. 6. Nilai Ujian Aljabar Linear I Dari 111 Mahasiswa Raharja. Nilai 20.00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 9 25 40 28 5 Jumlah Jawab: Kelas kelas ke-3 Kelas kelas ke-4 Kelas kelas ke-5 Ujian 79,99 Frekuensi 29,99 39,99 49,99 59,99 69,99 4

111

Karena negatif (=-0,06), kurva miring ke kiri dengan kemencengan yang berarti. Cara Ketiga : Dengan Koefisien Kemiringan Persentil Koefisien kemencengan persentil didasarkan atas hubungan antarpersentil dari sebuah distribusi. Koefisien kemencengan persentil dirumuskan: Keterangan: koefisien persentil Contoh :Tentukan Tabel 4.7. Besarnya Gaji (ratusan 250,00 260,00 270,00 280,00 290,00 300,00 310,00 10 16 14 10 5 2 Jumlah Jawab: Kelas kelas ke-6 Kelas kelas ke-3 Kelas kelas ke-1 Cara Keempat: Dengan Koefisien Kemencengan Momen Cara lain yang digunakan untuk menghitung derajat kemiringan distribusi data adalah dengan menggunakan rumus koefisien kemiringan momen atau rumus momen berderajat tiga. Koefisien kemencengan momen didasarkan pada perbandingan momen ke-3 dengan pangkat tiga simpangan baku. Koefisien kemencengan momen dilambangkan dengan Koefisien kemencengan momen disebut juga kemencengan relatif. Apabila nilai dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan: Untuk distribusi simetris (normal), nilai Untuk distribusi menceng ke kanan, nilai Untuk distribusi menceng ke kiri, nilai

kemencengan

persentil

nilai dari distribusi frekuensi berikut! Gaji 65 Karyawan Perusahaan Argo Pantes ribu / minggu) Frekuensi 259,99 269,99 279,99 289,99 299,99 309,99 319,99 8

65

Menurut Karl Pearson, distribusi yang memiliki adalah distribusi yang sangat menceng. Menurut Kenney dan Keeping, nilai bervariasi antara bagi distribusi yang menceng. Untuk mencari nilai , dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. Untuk data tunggal Koefisien kemencengan momen untuk data tunggal dirumuskan: Keterangan: koefisien kemencengan momen Contoh : Tentukan nilai dari data: 2, 3, 5, 9, 11! Jawab: 2 3 5 9 11 -3 -1 3 5 9 1 9 25 27 1 27 125 Jumlah 60 244 Untuk data berkelompok Koefisien kemiringan momen untuk data berkelompok dirumuskan: atau Dalam pemakaiannya, rumus kedua lebih praktif dan lebih mudah perhitungannya. Contoh: Tentukan tingkat kemiringan dari distribusi frekuensi di bawah ini! Tabel 4.8. Data Usia Peserta Keluarga Berencana DI 10 Klinik. Usia 15 20 25 30 35 40 29 Peserta 44 Frekuensi 19 24 29 34 39 1

-4

16

64

43 41 24 12 Jumlah 150 Jawab: Usia 15 20 25 30 35 40 22 27 32 37 42 29 43 41 24 12 -1 0 1 2 3 -29 0 41 48 36 29 0 41 96 108 -29 0 41 192 324 Jumlah 150 94 278 520

44

19 24 29 34 39 17

-2

-2

-8

Jika digunakan rumus pertama maka mencari maka hasilnya akan sama. Dari perhitunganperhitungan didapat:

KERUNCINGAN DISTRIBUSI DATA(KURTOSIS) Satu lagi yang perlu kita pelajari dari statistika deskriptif, yaitu keruncingan distribusi data. Ukuran keruncingan distribusi data adalah derajat atau ukuran tinggi rendahnya puncak suatu distribusi data terhadap distribusi normalnya data. Dengan kata lain, keruncingan atau kurtosis adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yang biasanya diambil secara relatif terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan keruncingan, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut: Leptokurtik. Leptokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi. Platikurtik. Platikurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak hamper mendatar. Mesokurtik. Mesokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak mendatar. Bila distrilbusinya merupakan distribusi simetris maka distribusi mesokurtik dianggap sebagai distribusi normal. Gambar 4.3. Keruncingan kurva Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi, ukuran yang sering digunakan adalah koefisien keruncingan dan koefisien kurtosis persentil. Koefisien Keruncingan Koefisien keruncingan atau koefisien kurtosis dilambangkan dengan (alpha 4). Jika hasil perhitungan koefisien keruncingan diperoleh: Nilai lebih kecil dari 3, maka distribusinya adalah distribusi platikurtik; Nilai lebih besar dari 3, maka distribusinya adalah distribusi leptokurtik; Nilai yang sama dengan 3, maka distribusinya adalah distribusi mesokurtik. Nilai koefisien keruncingan, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. Untuk data tunggal: Contoh :Tentukan keruncingan kurva dari data: 2, 3, 6, 8, 11! Jawab: 2 3 6 8 11 -3 0 2 5 81 0 16 625 Jumlah 0 978

-4

256

Karena nilainya lebih kecil dari 3 = (1,08) maka distribusinya adalah distribusi platikurtik.

Untuk data berkelompok Contoh : Berikut ini distrbusi frekuensi dari pengukuran diameter pipa. Diameter 65 68 71 74 77 80 5 13 14 4 2 Jumlah 40 (mm) 82 Frekuensi 67 70 73 76 79 2

Tentukan nilai koefisien keruncingannya dan bentuknya serta gambarkan grafiknya! Jawab: Dari perhitungan diperoleh nilai 66 69 72 75 78 81 5 13 14 4 2 -1,425 1,575 4,575 7,575 383,4009 4,1234 6,1535 438,0911 3.292,5361 1.917,0044 53,6047 86,1490 1.752,3642 6.585,0722 Jumlah 40 16.472,9661 Dengan rumus kedua, perhitungan adalah sebagai berikut.

-7,425 4,425

3.039,3858

6.078,7716

Diameter 65 68 71 74 77 80 69 72 75 78 81 5 13 14 4 2 -2 -1 0 1 2 4 1 0 1 4 -8 -1 0 1 8 16 1 0 1 16 -10 -13 0 4 4 20 13 0 4 8 -40 -13 0

82

67 70 73 76 79 66

-3

-27

81

-6

18

-54

4 16 80 13 0 4 32 Jumlah 40 -21 63 -87 291

162

Karena nilainya hampir sama atau sama dengan 3 maka bentuk kurvanya adalah mesokurtik. Gambar grafiknya adalah: Gambar 4.4. Keruncingan kurva bagi diameter pipa Koefisien Kurtosis Persentil Koefisien kurtosis Persentil dilambangkan dengan (kappa). Untuk distribusi normal, nilai Koefisien kurtosis Persentil, dirumuskan: Contoh : Berikut tabel distribusi frekuensi tinggi 100 mahasiswa STMIK Raharja. Tentukan koefisien kurtosis persentil dan tentukan pula apakah distribusinya termasuk distribusi normal? Tinggi 60 63 66 69 72 18 42 27 8 Jumlah Jawab: Kelas kelas ke-3 Kelas kelas ke-4 Kelas kelas ke-2 Kelas kelas ke-4 Karena nilai maka distribusinya bukan distribusi normal. BILANGAN Z-Skor merupakan suatu konsep bilangan yang banyak dipergunakan untuk memecahkan berbagai masalah statistik. Z-skor menunjukkan perbandingan penyimpangan sebuah skor dari rata-rata hitung terhadap simpangan baku. Dari sampel yang berukuran data dengan ratarata dari simpangan baku , dapat dibentuk data baru, yaitu dengan menggunakan bilangan . Nilai dapat dicari dengan rumus: (inci) 74 Frekuensi 62 65 68 71 5

100

Variabel (data baru) , ternyata memiliki rata-rata 0 dan simpangan baku 1. Dalam penggunaannya, bilangan sering diubah menjadi distribusi yang baru dengan rata-rata dan simpangan baku Angka yang diperoleh dengan cara itu disebut angka standar atau angka baku, dengan rumus: Jika dan maka: Jadi, angka menjadi bilangan standar atau bilangan baku, atau bilangan z. Contoh iketahui data 5, 4, 8, 7, 1. Buatlah data baru dengan menggunakan bilangan buktikan bahwa data baru memiliki rata-rata 0 dan s = 1 ! Penyelesaian: dan 5 4 8 7 1 -1 3 2 -4 1 9 4 16 Data baru yang terbentuk adalah Rata-rata dan simpangan bakunya adalah 0 -0,365 1,095 0,730 -1,460 -0,365 1,095 0,730 -1,460 0,133 1,199 0,533 2,132 jumlah 4 (dibulatkan)

Contoh soal: Dua perusahan A dan B masing-masing memperoleh laba sebesar Rp45.000,00 dan Rp37.500,00 dalam bulan yang sama. Jika laba rata-rata perusahaan A sebesar Rp32.000,00 dengan simpangan baku Rp8.500,00 dan perusahaan B sebesar Rp26.000,00 dengan simpangan baku Rp5.500,00 perusahaan manakah yang memiliki prestasi lebih baik?

Jawab: Dengan memperhatikan bilanan pada masing-masing perusahaan, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan B memiliki prestasi yang lebih baik daripada perusahaan A. hal itu disebabkan nilai untuk berusahaan B lebih besar daripada nilai untuk perusahaan A. Jika nilai-nilai di atas diubah ke dalam angka baku dengan rata-rata Rp29.000,00 dan simpangan baku Rp7.000,00 maka: Untuk perusahaan Untuk perusahaan Jadi, berdasarkan distribusi baru di atas, perusahaan B memperlihatkan nilai yang lebih tinggi (Rp43.630,00) dibandingkan dengan perusahaan A (Rp39.710,00). Evaluasi Pertemuan 6, Pertemuan 7 dan Pertemuan 8 1. Apa yang dimaksud dengan: Jangkauan dan jangkauan antarkuartil Dispersi absolut dan dispersi relatif. Varians dan simpangan baku. Koefisien variasi 2. Terangkah dengan singkat kegunaan dari ukuran dispersi absolut dan dispersi relatif! 3. a. Apa yang dimaksud dengan derajat kemiringan distribusi data?. b. Sebutkan jenis-jenis derajat kemiringan distribusi data?. c. Berikan penjelasan mengenai keterkaitan antara derajat kemiringan distribusi data dengan letak rata-rata hitung, median dan modus?. d. Sebutkan beberapa cara untuk menghitung derajat kemiringan distribusi data? 4. a. Apa yang dimaksud dengan kurtosis?. b. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis 5. Diketahui dua kelompok data berikut: derajat keruncingan distribusi data?.

Kelompok data 1 : 7, 4, 10, 9, 15, 12, 12, 7, 9, 7 Kelompok data 2 : 8, 11, 4, 3, 2, 5, 10, 6, 4, 1, 10, 8, 12, 6, 5, 7 Untuk masing-masing kelompok data tersebut: a.Tentukanlah: (1) (2) (3) (4) Simpangan Standar Koefisien rata-rata; Variansi; deviasi; variasi!

b. Tentukanlah derajat kemiringan distribusi data tersebut dan jenis kemiringan dengan cara berikut:

(1) Koefisien kemiringan Pearson (2) Koefisien kemiringan momen berderajat tiga (3) Koefisien kemiringan Bowley 4. Jumlah kecelakaan pada pabrik ditunjukkan pada tabel berikut. Rata-Rata Kecelakaan Jumlah Pabrik 1,5 1,7 1,8 2,0 2,1 2,3 2,4 2,6 2,7 2,9 3,0 3,2 3 12 14 9 7 5 Jumlah 50 a. Tentukan koefisien variasinya! b. Tentukan kemencengan dan jenis kurvanya! c. Tentukan keruncingan dan jenis kurvanya! 5. Tentukan jarak, simpangan kuartil, deviasi rata-rata, varians, dan simpangan baku dari data-data berikut! a. 7, 4, 5, 3, 8, 6, 7 b. 8,772; 6,453; 10,163; 8,542; 9,635; 6,325 c. -3, -2, -5, -6, -8, -1, -3, -7 d. . Kelas 600 700 800 899 5 15 24 46 33 Frekuensi 699 799

16 11 6. Seorang pengamat ekonomi ingin meneliti dampak krisis ekonomi terhadap pendapatan masyarakat di Kabupaten Pasuruan. Untuk itu diambil sampel secara acak masing-masing sebanyak 16 rumah tangga di dua desa dan ditanya berapa pendapatan per minggunya. Data hasil penelitian di dua desa tersebut (dalam ribuan rupiah) adalah sebagai berikut: Penduduk desa I : 19 18 18 19 18 19 19 18 18 19 17 20 16 17 22 18 Penduduk desa II: 18 17 17 18 18 17 18 17 17 18 18 19 20 21 20 17 Berdasarkan data tersebut, tentukanlah: a. Rata-rata dan standar deviasi pendapatan rumah tangga di desa tersebut. b. Koefisien variasi dua kelompok data tersebut. c. Penduduk desa mana yang mempunyai pendapatan lebih merata. 7. Sebuah lampu pijar memiliki rata-rata pemakaian 3.500 jam dengan simpangan baku 1.050 jam. Lampu pijar lain memiliki rata-rata pemakaian 9.000 jam dengan simpangan baku 2.000 jam. a. Tentukan koefisien variasi kedua lampu tersebut! b. Yang manakah dari kedua lampu itu yang memiliki variasi ketahanan lebih baik? 8. Seorang mahasiswa mendapat nilai 85 pada ujian akhir statistik dengan rata-rata dan simpangan baku kelompok 78 dan 10. Ujian akhir matematika dengan rata-rata dan simpangan baku kelompok masing-masing 82 dan 16, ia mendapat nilai 90. Pada mata ujian manakah, mahasiswa tersebut mencapai kedudukan lebih baik? 9. Dari data berikut : 2, 8, 10, a. Buat data baru dengan menggunakan bilangan b. Buktikan bahwa data baru memiliki rata-rata 0 dan simpangan baku 1 ! 4, Z 1 !

10. Dua kelompok mahasiswa, kelompok I sebanyak 16 orang dan kelompok II sebanyak 15 orang, mendapat nilai statistik I, sebagai berikut: Kelompok I = 25 30 45 48 50 60 65 70 74 78 80 85 91 92 94 95 Kelompok II = 20 36 45 50 50 51 52 54 60 65 66 68 67 80 95 Periksalah, apakah di antara kedua kelompok nilai tersebut terdapat nilai pencilan? 11. Apabila: Tentukan 12. Kelas 0 5 10 15 20 7 12 Dengan menggunakan 24 distribusi frekuensi berikut: Frekuensi 4 9 14 19 2

6 3 a. b. c. Berapa variansnya. Tentukan Hitung deviasi jaraknya. standarnya.

13. Dengan menggunakan a. Berapa nilai b. Berapa nilai c. Berapa d. Berapa deviasi kuartilnya.

data

soal kuartil kuartil

Nomor

jarak

12. pertama. ketiga. inter-kuartil.

14. Dengan menggunakan data soal nomor 12. a. Berapa nilai koefisien variasinya. b. Berapa nilai koefisien kemiringannya. c. Berapa nilai koefisien keruncingannya. Soal nomor 15 18 didasarkan pada statistik hasil pengukuran daya regangan kawat 2 perusahaan A dan B sebagai berikut: Statistik Perusahaan A Perusahaan B Rata-rata hitung 500 600 Median 500 500 Modus 500 300 Deviasi standar 40 20 Deviasi rata-rata 32 16 Deviasi kuartil 25 14 Jarak 240 120 Banyaknya sampel 100 80 15. Berapa nilai koefisien variasi perusahaan A dan B?. 16. Distribusi perusahaan mana yang mempunyai dispersi yang besar? Jelaskan. 17. Berapa varians distribusi perusahaan A dan B?. 18. 50 % kawat perusahaan A, kira-kira berada di antara dua nilai berapa?. 19. Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja menurut jam kerja selama seminggu. Jam Kerja Persentase 0 9 10 19 20 29 30 39 40 49 50 59 60 69 2 6 22 27

23 15 5 a. Carilah rata-rata, median, b. Hitung tingkat kemiringan dan keruncingan. 20. Nilai 31 41 51 61 71 81 91 2 5 15 25 20 12 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5 Jumlah 80 Perhatikan tabel 100 dan modus jam kerja.

berikut

! 40 50 60 70 80 90 1

35,5

Buatlah nilai ujian menjadi angka baku! 21. Tentukan kemencengan dan keruncingan distribusi frekuensi berikut, gunakan rumus koefisien kemencengan momen! Berat Badan Frekuensi 35 39 40 44 45 49 50 54 55 59 60 64 65 69 4 9 12 10 9 8 3

Kemencengan atau kemiringan (skewness) adalah tingkat ketidaksimetrisan atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak simetris akan memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama besarnya sehingga distribusi akan terkonsentrasi pada salah satu sisi dan kurvanya akan menceng. Jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kanan daripada yang ke kiri maka distribusi disebut menceng ke kanan atau memiliki kemencengan positif. Sebaliknya, jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri daripada yang ke kanan maka distribusi disebut menceng ke kiri atau memiliki kemencengan negatif. Berikut ini gambar kurva dari disribusi yang menceng ke kanan (menceng positif) dan menceng ke kiri (menceng negatif). Untuk mengetahui bahwa konsentrasi distribusi menceng ke kanan atau menceng ke kiri, dapat digunakan metode-metode berikut: Cara Pertama : Dengan Koefisien Kemiringan Pearson Koefisien kemiringan Pearson merupakan nilai selisih rata-rata dengan modus dibagi simpangan baku. Koefisien kemiringan Pearson dirumuskan: Keterangan: koefisien kemenangan Apabila secara empiris didapatkan hubungan antarnilai pusat sebagai: Maka rumus kemencengan di atas dapat diubah menjadi Jika nilai dihubungkan dengan keadaan kurva maka diperoleh: kurva memiliki bentuk simetris nilai-niai terkonsentrasi pada sisi sebelah kanan ( terletak di sebelah kanan , sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kanan, kurva menceng ke kanan atau menceng positif; nilai-niai terkonsentrasi pada sisi sebelah kiri ( terletak di sebelah kiri , sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kiri, kurva menceng ke kiri atau menceng negatif. Contoh: Tabel 4. 5 Nilai Ujian Statistik Semester II STMIK Raharja tahun 2010 Nilai Ujian Frekuensi 31 40 41 50 51 60 61 70 71 80 81 90 91 100 4 3 5 8 11 7 2 Jumlah 40 Tentukan nilai sk dan ujilah arah kemiringannya serta gambar grafiknya!

Pearson

Nilai 31 41 51 61 71 81 91 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5 3 5 8 11 7 2 -3 -2 -1 0 1 2 9 4 1 0 1 4 -9 -10 -8 0 7 4 27 20 8 0 7 8 Jumlah 40 -32 134 1. 2.

100

40 50 60 70 80 90 35,5

-4

16

-16

64

Oleh karena nilai sk-nya negatif (-0,46 atau -0,56) maka kurvanya menceng ke kiri atau menceng negatif. Gambar 4.2. Kurva miring ke kiri untuk nilai ujian statistik 40 mahasiswa. Cara Kedua: Dengan Koefisien Kemiringan Bowley Bowley juga telah mengembangkan rumus yang cukup sederhana untuk menghitung derajat kemiringan distribusi data, dengan menggunakan nilai kuartil bawah, kuartil tengah, dan kuartil atas. Dengan kata lain perhitungan koefisien kemiringan Bowley didasarkan pada hubungan kuartil-kuartil dari sebuah distribusi. Koefisien kemiringan Bowley dirumuskan: Dimana: koefisien kemencengan Bowley kuartil Koefisien kemencengan Bowley sering juga disebut Kuartil Koefisien Kemencengan. Apabila nilai dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan: Jika maka distrtibusi akan menceng ke kanan atau menceng secara positif. Jika maka distribusi akan menceng ke kiri atau menceng secara negatif. positif, berarti distribusi menceng ke kanan. negatif, berarti distribusi menceng ke kiri. menggambarkan distribusi yang menceng tidak berarti dan menggambarkan kurva yang menceng berarti. Contoh : Tentukan kemiringan kurva dari distribusi frekuensi berikut! Tabel 4. 6. Nilai Ujian Aljabar Linear I Dari 111 Mahasiswa Raharja. Nilai Ujian Frekuensi 20.00 29,99 30,00 39,99 40,00 49,99 50,00 59,99 60,00 69,99 70,00 79,99 4 9 25 40 28 5 Jumlah 111 Jawab: Kelas kelas ke-3 Kelas kelas ke-4 Kelas kelas ke-5 Karena negatif (=-0,06), kurva miring ke kiri dengan kemencengan yang berarti. Cara Ketiga : Dengan Koefisien Kemiringan Persentil Koefisien kemencengan persentil didasarkan atas hubungan antarpersentil dari sebuah distribusi. Koefisien kemencengan persentil dirumuskan:

Keterangan: koefisien persentil Contoh :Tentukan Tabel 4.7. Besarnya Gaji (ratusan 250,00 260,00 270,00 280,00 290,00 300,00 310,00 10 16 14 10 5 2 Jumlah Jawab: Kelas kelas ke-6 Kelas kelas ke-3 Kelas kelas ke-1

kemencengan

persentil

nilai dari distribusi frekuensi berikut! Gaji 65 Karyawan Perusahaan Argo Pantes ribu / minggu) Frekuensi 259,99 269,99 279,99 289,99 299,99 309,99 319,99 8

65

Cara Keempat: Dengan Koefisien Kemencengan Momen Cara lain yang digunakan untuk menghitung derajat kemiringan distribusi data adalah dengan menggunakan rumus koefisien kemiringan momen atau rumus momen berderajat tiga. Koefisien kemencengan momen didasarkan pada perbandingan momen ke-3 dengan pangkat tiga simpangan baku. Koefisien kemencengan momen dilambangkan dengan Koefisien kemencengan momen disebut juga kemencengan relatif. Apabila nilai dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan: Untuk distribusi simetris (normal), nilai Untuk distribusi menceng ke kanan, nilai Untuk distribusi menceng ke kiri, nilai Menurut Karl Pearson, distribusi yang memiliki adalah distribusi yang sangat menceng. Menurut Kenney dan Keeping, nilai bervariasi antara bagi distribusi yang menceng. Untuk mencari nilai , dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. Untuk data tunggal Koefisien kemencengan momen untuk data tunggal dirumuskan: Keterangan: koefisien Contoh : Jawab:

Tentukan

nilai

kemencengan dari data:

2,

3,

5,

9,

momen 11!

2 3 5 9 11 -3 -1 3 5 9 1 9 25 27 1 27 125 Jumlah 60 244 Untuk data berkelompok Koefisien kemiringan momen untuk data berkelompok dirumuskan: atau

-4

16

64

Dalam pemakaiannya, rumus kedua lebih praktif dan lebih mudah perhitungannya. Contoh: Tentukan tingkat kemiringan dari distribusi frekuensi di bawah ini! Tabel 4.8. Data Usia Peserta Keluarga Berencana DI 10 Klinik. Usia 15 20 25 30 35 40 29 43 41 24 12 Jumlah 150 Jawab: Usia 15 20 25 30 Peserta 44 Frekuensi 19 24 29 34 39 1

19 24 29 34

35 40 22 27 32 37 42 29 43 41 24 12 -1 0 1 2 3 -29 0 41 48 36 29 0 41 96 108 -29 0 41 192 324 Jumlah 150 94 278 520

44

39 17

-2

-2

-8

Jika digunakan rumus pertama maka mencari maka hasilnya akan sama. Dari perhitunganperhitungan didapat: KERUNCINGAN DISTRIBUSI DATA(KURTOSIS) Satu lagi yang perlu kita pelajari dari statistika deskriptif, yaitu keruncingan distribusi data. Ukuran keruncingan distribusi data adalah derajat atau ukuran tinggi rendahnya puncak suatu distribusi data terhadap distribusi normalnya data. Dengan kata lain, keruncingan atau kurtosis adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yang biasanya diambil secara relatif terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan keruncingan, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut: Leptokurtik. Leptokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi. Platikurtik. Platikurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak hamper mendatar. Mesokurtik. Mesokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak mendatar. Bila distrilbusinya merupakan distribusi simetris maka distribusi mesokurtik dianggap

sebagai Gambar 4.3. Keruncingan kurva

distribusi

normal.

Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi, ukuran yang sering digunakan adalah koefisien keruncingan dan koefisien kurtosis persentil. Koefisien Keruncingan Koefisien keruncingan atau koefisien kurtosis dilambangkan dengan (alpha 4). Jika hasil perhitungan koefisien keruncingan diperoleh: Nilai lebih kecil dari 3, maka distribusinya adalah distribusi platikurtik; Nilai lebih besar dari 3, maka distribusinya adalah distribusi leptokurtik; Nilai yang sama dengan 3, maka distribusinya adalah distribusi mesokurtik. Nilai koefisien keruncingan, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. Untuk Contoh Jawab: data kurva tunggal: 8, 11!

:Tentukan

keruncingan

dari

data:

2,

3,

6,

2 3 6 8 11 -3 0 2 5 81 0 16 625 Jumlah 0 978

-4

256

Karena nilainya lebih kecil dari 3 = (1,08) maka distribusinya adalah distribusi platikurtik. Untuk Contoh : Diameter 65 68 71 74 77 80 5 13 14 4 2 Jumlah 40 data distrbusi frekuensi (mm) berkelompok diameter pipa. Frekuensi 67 70 73 76 79 2

Berikut

ini

dari

pengukuran

82

Tentukan nilai koefisien keruncingannya dan bentuknya serta gambarkan grafiknya! Jawab: Dari perhitungan diperoleh nilai 66 69 72 75 78 81 5 13 14 4 2 -1,425 1,575 4,575 7,575 383,4009 4,1234 6,1535 438,0911 3.292,5361 1.917,0044 53,6047 86,1490 1.752,3642 6.585,0722 Jumlah 40 16.472,9661 Dengan Diameter 65 68 71 74 77 80 69 72 75 78 81 5 13 14 4 2 -2 rumus kedua, perhitungan 82 adalah sebagai

-7,425 4,425

3.039,3858

6.078,7716

berikut. 67 70 73 76 79 66

-3

-1 0 1 2 4 1 0 1 4 -8 -1 0 1 8 16 1 0 1 16 -10 -13 0 4 4 20 13 0 4 8 -40 -13 0 4 16 80 13 0 4 32 Jumlah 40 -21 63 -87 291

-27

81

-6

18

-54

162

Karena nilainya hampir sama atau sama dengan 3 maka bentuk kurvanya adalah mesokurtik. Gambar grafiknya adalah: Gambar 4.4. Keruncingan kurva bagi diameter pipa Koefisien Kurtosis Persentil Koefisien kurtosis Persentil dilambangkan dengan (kappa). Untuk distribusi normal, nilai Koefisien kurtosis Persentil, dirumuskan:

Contoh : Berikut tabel distribusi frekuensi tinggi 100 mahasiswa STMIK Raharja. Tentukan koefisien kurtosis persentil dan tentukan pula apakah distribusinya termasuk distribusi normal? Tinggi 60 63 66 69 72 18 42 27 8 Jumlah Jawab: Kelas kelas ke-3 Kelas kelas ke-4 Kelas kelas ke-2 Kelas kelas ke-4 Karena nilai maka distribusinya bukan distribusi normal. BILANGAN Z-Skor merupakan suatu konsep bilangan yang banyak dipergunakan untuk memecahkan berbagai masalah statistik. Z-skor menunjukkan perbandingan penyimpangan sebuah skor dari rata-rata hitung terhadap simpangan baku. Dari sampel yang berukuran data dengan ratarata dari simpangan baku , dapat dibentuk data baru, yaitu dengan menggunakan bilangan . Nilai dapat dicari dengan rumus: Variabel (data baru) , ternyata memiliki rata-rata 0 dan simpangan baku 1. Dalam penggunaannya, bilangan sering diubah menjadi distribusi yang baru dengan rata-rata dan simpangan baku Angka yang diperoleh dengan cara itu disebut angka standar atau angka baku, dengan rumus: Jika dan maka: Jadi, angka menjadi bilangan standar atau bilangan baku, atau bilangan z. Contoh iketahui data 5, 4, 8, 7, 1. Buatlah data baru dengan menggunakan bilangan buktikan bahwa data baru memiliki rata-rata 0 dan s = 1 ! Penyelesaian: dan 5 4 8 7 (inci) 74 Frekuensi 62 65 68 71 5

100

1 -1 3 2 -4 1 9 4 16 Data baru yang terbentuk adalah

Rata-rata dan simpangan bakunya adalah 0 -0,365 1,095 0,730 -1,460 0 -0,365 1,095 0,730 -1,460 0 0,133 1,199 0,533 2,132 jumlah 4 (dibulatkan) Contoh soal: Dua perusahan A dan B masing-masing memperoleh laba sebesar Rp45.000,00 dan Rp37.500,00 dalam bulan yang sama. Jika laba rata-rata perusahaan A sebesar Rp32.000,00 dengan simpangan baku Rp8.500,00 dan perusahaan B sebesar Rp26.000,00 dengan simpangan baku Rp5.500,00 perusahaan manakah yang memiliki prestasi lebih baik? Jawab: Dengan memperhatikan bilanan pada masing-masing perusahaan, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan B memiliki prestasi yang lebih baik daripada perusahaan A. hal itu disebabkan nilai untuk berusahaan B lebih besar daripada nilai untuk perusahaan A. Jika nilai-nilai di atas diubah ke dalam angka baku dengan rata-rata Rp29.000,00 dan simpangan baku Rp7.000,00 maka: Untuk perusahaan Untuk perusahaan Jadi, berdasarkan distribusi baru di atas, perusahaan B memperlihatkan nilai yang lebih tinggi (Rp43.630,00) dibandingkan dengan perusahaan A (Rp39.710,00). Evaluasi Pertemuan 6, Pertemuan 7 dan Pertemuan 8 1. Apa yang dimaksud dengan: Jangkauan dan jangkauan antarkuartil Dispersi absolut dan dispersi relatif.

Varians Koefisien variasi

dan

simpangan

baku.

2. Terangkah dengan singkat kegunaan dari ukuran dispersi absolut dan dispersi relatif! 3. a. Apa yang dimaksud dengan derajat kemiringan distribusi data?. b. Sebutkan jenis-jenis derajat kemiringan distribusi data?. c. Berikan penjelasan mengenai keterkaitan antara derajat kemiringan distribusi data dengan letak rata-rata hitung, median dan modus?. d. Sebutkan beberapa cara untuk menghitung derajat kemiringan distribusi data? 4. a. Apa yang dimaksud dengan kurtosis?. b. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis derajat keruncingan distribusi data?. 5. Diketahui dua kelompok data berikut: Kelompok data 1 : 7, 4, 10, 9, 15, 12, 12, 7, 9, 7 Kelompok data 2 : 8, 11, 4, 3, 2, 5, 10, 6, 4, 1, 10, 8, 12, 6, 5, 7 Untuk masing-masing kelompok data tersebut: a. Tentukanlah: (1) Simpangan rata-rata; (2) Variansi; (3) Standar deviasi; (4) Koefisien variasi! b. Tentukanlah derajat kemiringan distribusi data tersebut dan jenis kemiringan dengan cara berikut: (1) Koefisien kemiringan Pearson (2) Koefisien kemiringan momen berderajat tiga (3) Koefisien kemiringan Bowley 4. Jumlah Rata-Rata 1,5 1,8 2,1 2,4 2,7 3,0 12 14 9 7 5 Jumlah 50 kecelakaan pada pabrik Kecelakaan ditunjukkan pada Jumlah tabel berikut. Pabrik 1,7 2,0 2,3 2,6 2,9 3

3,2

a. Tentukan b. Tentukan kemencengan c. Tentukan keruncingan dan jenis kurvanya!

koefisien dan

jenis

variasinya! kurvanya!

5. Tentukan jarak, simpangan kuartil, deviasi rata-rata, varians, dan simpangan baku dari data-data berikut! a. 7, 4, 5, 3, 8, 6, 7 b. 8,772; 6,453; 10,163; 8,542; 9,635; 6,325

c. -3, d. Kelas 600 700 800 899 5 15 24 46 33 16 11

-2,

-5,

-6,

-8,

-1,

-3,

-7 . Frekuensi 699 799

6. Seorang pengamat ekonomi ingin meneliti dampak krisis ekonomi terhadap pendapatan masyarakat di Kabupaten Pasuruan. Untuk itu diambil sampel secara acak masing-masing sebanyak 16 rumah tangga di dua desa dan ditanya berapa pendapatan per minggunya. Data hasil penelitian di dua desa tersebut (dalam ribuan rupiah) adalah sebagai berikut: Penduduk desa I : 19 18 18 19 18 19 19 18 18 19 17 20 16 17 22 18 Penduduk desa II: 18 17 17 18 18 17 18 17 17 18 18 19 20 21 20 17 Berdasarkan data tersebut, tentukanlah: a. Rata-rata dan standar deviasi pendapatan rumah tangga di desa tersebut. b. Koefisien variasi dua kelompok data tersebut. c. Penduduk desa mana yang mempunyai pendapatan lebih merata. 7. Sebuah lampu pijar memiliki rata-rata pemakaian 3.500 jam dengan simpangan baku 1.050 jam. Lampu pijar lain memiliki rata-rata pemakaian 9.000 jam dengan simpangan baku 2.000 jam. a. Tentukan koefisien variasi kedua lampu tersebut! b. Yang manakah dari kedua lampu itu yang memiliki variasi ketahanan lebih baik? 8. Seorang mahasiswa mendapat nilai 85 pada ujian akhir statistik dengan rata-rata dan simpangan baku kelompok 78 dan 10. Ujian akhir matematika dengan rata-rata dan simpangan baku kelompok masing-masing 82 dan 16, ia mendapat nilai 90. Pada mata ujian manakah, mahasiswa tersebut mencapai kedudukan lebih baik? 9. Dari data berikut : 2, 8, 10, a. Buat data baru dengan menggunakan bilangan b. Buktikan bahwa data baru memiliki rata-rata 0 dan simpangan baku 1 ! 4, Z 1 !

10. Dua kelompok mahasiswa, kelompok I sebanyak 16 orang dan kelompok II sebanyak 15 orang, mendapat nilai statistik I, sebagai berikut: Kelompok I = 25 30 45 48 50 60 65 70 74 78 80 85 91 92 94 95 Kelompok II = 20 36 45 50 50 51 52 54 60 65 66 68 67 80 95 Periksalah, apakah di antara kedua kelompok nilai tersebut terdapat nilai pencilan? 11. Apabila:

Tentukan 12. Kelas 0 5 10 15 20 7 12 6 3 Dengan menggunakan 24 distribusi frekuensi berikut: Frekuensi 4 9 14 19 2

a. b. c. Berapa variansnya.

Tentukan Hitung deviasi

jaraknya. standarnya.

13. Dengan menggunakan a. Berapa nilai b. Berapa nilai c. Berapa d. Berapa deviasi kuartilnya.

data

soal kuartil kuartil

Nomor

jarak

12. pertama. ketiga. inter-kuartil.

14. Dengan menggunakan data soal nomor 12. a. Berapa nilai koefisien variasinya. b. Berapa nilai koefisien kemiringannya. c. Berapa nilai koefisien keruncingannya. Soal nomor 15 18 didasarkan pada statistik hasil pengukuran daya regangan kawat 2 perusahaan A dan B sebagai berikut: Statistik Perusahaan A Perusahaan B Rata-rata hitung 500 600 Median 500 500 Modus 500 300 Deviasi standar 40 20 Deviasi rata-rata 32 16 Deviasi kuartil 25 14 Jarak 240 120 Banyaknya sampel 100 80 15. Berapa nilai koefisien variasi perusahaan A dan B?. 16. Distribusi perusahaan mana yang mempunyai dispersi yang besar? Jelaskan. 17. Berapa varians distribusi perusahaan A dan B?. 18. 50 % kawat perusahaan A, kira-kira berada di antara dua nilai berapa?. 19. Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja menurut jam kerja selama seminggu.

Jam 0 10 20 30 40 50 60 6 22 27 23 15 5

Kerja 69

Persentase 9 19 29 39 49 59 2

a. Carilah rata-rata, median, b. Hitung tingkat kemiringan dan keruncingan. 20. Nilai 31 41 51 61 71 81 91 2 5 15 25 20 12 45,5 55,5 65,5 75,5 85,5 95,5 Jumlah 80 Perhatikan tabel

dan

modus

jam

kerja.

berikut

! 40 50 60 70 80 90 1

100

35,5

Buatlah nilai ujian menjadi angka baku! 21. Tentukan kemencengan dan keruncingan distribusi frekuensi berikut, gunakan rumus koefisien kemencengan momen! Berat Badan Frekuensi 35 39 40 44 45 49 50 54

55 60 65 9 12 10 9 8 3

69

59 64 4

You might also like