You are on page 1of 17

PROPOSAL

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL


DI SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE TANYA JAWAB
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02
Karoya Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta)

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA

2009
A. JUDUL PENELITIAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI
SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA
JAWAB (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02
Karoya Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta)

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Sebagai perwujudan dari amanat tersebut, pemerintah dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah membuat dan
memberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) untuk dijadikan acuan, pedoman dan dasar
hukum penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memeliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (UU No.
20 Tahun 2003 Pasal 1).
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 17). Sekolah
Dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memegang
peranan penting dan fundamental dalam keseluruhan sistem pendidikan
nasional serta memberikan landasan bagi pembentukan keperibadian peserta
didik.
Dalam kurikulum 2004 mengisyaratkan adanya keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu bereksplorasi untuk

1
membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran
ilmiah.
Berdasarkan indikator tersebut, harus tercipta suatu kondisi
pembelajaran yang bermakna baik ditinjau dari pengembangan isi, bahan dan
proses pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan
bagaimana pula pendekatan dan strategi/teknik mengajar serta metode yang
dipakai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Keberhasilan pembelajaran secara khusus dan pendidikan secara
umum merupakan harapan dari orang tua, masyarakat dan pemerintah.
Keberhasilan pembelajaran ditandai oleh adanya perubahan kemampuan atau
kecakapan yang sebelumnya tidak dimiliki, kemudian muncul setelah
melakukan proses belajar mengajar sehingga hasil belajar menjadi lebih
mantap dan bermakna.
Sebagai seorang guru profesional dalam mengembangkan
pembelajaran di sekolah hendaknya mengetahui memahami dan mencoba
untuk menerapkan metode yang dapat mendorong partisipasi aktif siswa
dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan agar tercipta suasana yang
mendorong keaktifan siswa, seorang guru hendaknya menyajikan bahan
pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan
alasan:
1. Membangkitkan keingintahuan siswa terhadap inti permasalahan.
2. Mendorong keinginan siswa secara sistematis, kreatif, dan logis.
3. Melatih mental siswa dengan menjawab pertanyaan dalam proses
pembelajaran.
4. Memberikan kesempatan pada siswa menggunakan pengetahuan
sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru.
Metode pembelajaran merupakan salah satu alat menunjang
tercapainya tujuan pendidikan dan merupakan salah satu komponen yang
harus dikuasai oleh guru. Dengan menguasai metode pembelajaran, guru dapat

2
mengkomunikasikan bahan pelajaran dengan baik dan menciptakan proses
pembelajaran yang efektif.
Dalam menggunakan metode mengajar, bukan hanya guru saja yang
aktif dalam pembelajaran, melainkan diharapkan terjadinya interaksi antara
guru dan siswa serta siswa dengan siswa. Peneliti merasa perlu
mengembangkan metode yang memungkinkan terjadinya interaksi tersebut
dengan menggunakan metode tanya jawab yang disesuaikan dengan kondisi
dan karakteristik siswa.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting,
dengan pertanyaan yang tersusun baik dan teknik yang tepat dapat berdampak
positif yaitu:
1. Kelas menjadi aktif karena tidak hanya mendengarkan saja.
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah
yang sedang dihadapi.
3. Menuntut proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
4. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Dalam proses belajar mengajar, siswa kurang berkonsentrasi terhadap
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Banyak siswa yang ngobrol denga
temannya dan bermain ketika proses pembelajaran berlangsung, ditambah pula
dengan masih banyaknya siswa yang pasif daripada yang aktif.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu membangkitkan dan
meningkatkan motivasi dan minat siswa melalui metode yang tepat dan efektif
sesuai dengan kebutuhan. Karena itulah peneliti akan melaksanakan penelitian
terhadap siswa Kelas IV SD Negeri 02 Karoya Kecamatan Tegalwaru
Kabupaten Purwakarta dengan judul “PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR DENGAN
MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB” melalui penelitian tindakan
kelas.

3
C. RUMUSAN MASALAH
Secara umum, masalah yang akan dijadikan fokus penelitian adalah
berkenaan dengan penerapan metode tanya jawab dalam pelaksanaan
pembelajaran pengetahuan sosial di Kelas IV SD Negeri 02 Karoya
Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.
Secara khusus, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana aktifitas belajar siswa Kelas IV SD Negeri 02 Karoya sebelum
menggunakan metode tanya jawab dalam pelaksanaan pembelajaran
pengetahuan sosial?
2. Bagaimana aktifitas belajar siswa Kelas IV SD Negeri 02 Karoya dalam
pelaksanaan pembelajaran pengetahuan sosial dengan menggunakan
metode tanya jawab?
3. Bagaimana hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 02 Karoya dengan
menggunakan metode tanya jawab dalam pelaksanaan pembelajaran
pengetahuan sosial?

D. TUJUAN PENELITIAN
Peneletian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa
dalam proses pembelajaran pengetahuan sosial di Kelas IV SD Negeri 02
Karoya melalui penerapan metode tanya jawab.
Secara khusus tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui aktifitas belajar siswa Kelas IV SD Negeri 02 Karoya
sebelum menggunakan metode tanya jawab pada pembelajaran
pengetahuan sosial.
2. Untuk mengetahuan aktifitas belajar siswa Kelas IV SD Negeri 02 Karoya
dalam proses pembelajaran pengetahuan sosial dengan menggunakan
metode tanya jawab.

4
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 02 Karoya
dengan menerapkan metode tanya jawab dalam proses pembelajaran
pengetahuan sosial.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya
peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran pengetahuan sosial di sekolah
dasar dengan menggunakan metode tanya jawab, adapun manfaatnya yaitu:
1. Bagi guru/peneliti
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam rangka mengelola proses
pembelajaran secara variatif dengan metode yang lebih tepat sesuai
dengan situasi dan kondisi.
b. Lebih memahami kendala dan permasalahan serta solusi pemecahan
masalah dalam pembelajaran.
c. Menambah wawasan/pengetahuan dalam penelitian, khususnya dalam
menggunakan metode tanya jawab.
2. Bagi Pembaca
a. Mengembangkan pola pikir ke arah pemikiran kritis.
b. Menumbuhkembangkan minat dan motivasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan berpikir.

F. KLARIFIKASI KONSEP (Tanpa Referensi)


Agar tidak salah interpretasi terhadap penulisan ini, peneliti
mendeskripsikan istilah yang dipakai sebagai berikut:
1. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1997 : 53). Metode
merupakan suatu tata cara untuk melakukan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses
pembelajaran melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau

5
dari peserta didik kepada guru, agar diperoleh jawaban kepastian materi
melalui jawaban lisan guru atau peserta didik (Sumantri dan Permana,
1998/1999 : 40).
Metode tanya jawab merupakan salah satu cara penyampaian
pelajaran yang harus dijawab siswa jika ada pertanyaan dari guru,
sebaliknya guru menjawab pertanyaan dari siswa.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Surya dalam Sumaatmaja, dkk.
2002:12.5).
Pembelajaran merupakan suatu proses upaya mengembangkan
potensi yang dimiliki atas dasar timbal balik yang berlangsung dengan
situasi pendidikan untuk mencapai tujuan.
4. Pengetahuan Sosial (PS)
Pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generasasi yang berkaitan dengan
isu sosial kewarganegaraan (Kurikulum, 2004 : 2).
Pengetahuan sosial merupakan pengajaran yang selalu berkenaan
dengan hehidupan nyata di masyarakat dalam upaya memenuhi
kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dan
memajukan kehidupannya.

G. RINGKASAN TINJAUAN TEORITIS


1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar (UU No. 20 Tahun 2003
Pasal 1). Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

6
interaksi dengan lingkungannya (Surya dalam Sumaatmadja, dkk,.
2002.15).
Bertitik tolak dari definisi tersebut, pembelajaran merupakan suatu
proses yang dialami individu melalui pengalaman-pengalaman baru dalam
serangkaian interaksi di suatu lingkungan pendidikan sehingga dapat
mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik sebagai sumber daya
manusia yang handal dan berkualitas. Pembelajaran dalam konteks
pendidikan secara umum merupakan suatu upaya mengembangkan potensi
anak, sehingga menciptakan pengalaman baru dalam kehidupannya
melalui proses pembelajaran baik melalui jalur formal di sekolah maupun
pendidikan di jalur luar sekolah.
2. Konsep Dasar Pengetahuan Sosial
Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial dan kewarganegaraan (Kurikulum, 2004 : 2)
Pada hakekatnya pengetahuan sosial merupakan suatu mata
pelajaran yang menjadi bahan dan alat untuk mempelajari, menelaah dan
merefleksikan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di
tengah-tengah kelompoknya, baik masyarakat lokal, regional maupun
masyarakat global dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian
maka pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang membekali
siswa untuk menjalani kehidupan dengan mencermati dan memaknai
fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya dan mengembangkan sikap,
moral dan nilai bangsa dan proses menuju kedewasaan.
3. Tujuan dan Fungsi Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Tujuan kurikuler pengetahuan sosial adalah:
a. Mengajarkan konsep dasar sosiologi, ekonomi, sejarah dan
kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis;
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah dan keterampilan sosial;

7
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global
(Kurikulum, 2004 : 2)
Pengetahuan sosial di SD berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia (Kurikulum, 2004 : 2).
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Pada dasarnya mata pelajaran pengetahuan sosial yang diajarkan di
sekolah dasar meliputi tiga bahan kajian, yaitu:
a. Pengetahuan sosial, meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi.
b. Sejarah, meliputi peningkatan sejarah, sejarah perjuangan bangsa.
c. Kewarganegaraan : pendidikan Pancasila, sikap, nilai dan hak asasi
manusia.
Menurut Kurikulum (2004 : 3), ruang lingkup mata pelajaran
pengetahuan sosial aspek: (1) Sistem sosial dan budaya; (2) Manusia,
tempat dan lingkungannya; (3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan; (4)
Waktu, berkelanjutan dan perubahan; (5) Sistem berbangsa dan bernegara.
5. Metode Tanya Jawab
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan (Suryosubroto, 1995 : 149). Menurut Rusyan
(1996 : 3) metode merupakan “suatu tata cara untuk melakukan
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu maka dengan
demikian metode pembelajaran adalah suatu tata cara yang
berhubungan erat dengan pelaksanaan proses belajar mengajar”.
Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan (Suprayekti, 2003 : 13).
Dari pengertian tersebut, metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu cara yang digunakan guru dalam interaksi dengan siswa

8
pada saat proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Dalam memilih metode pembelajaran, banyak faktor yang
mempengaruhi dan hendaknya dipertimbangkan. Surahmad dalam
Djamarah (1996 : 184) mengemukakan sebagai berikut: (a) Tujuan
dengan berbagai jenis dan tugasnya; (b) Anak didik dengan berbagai
tingkat kematangannya; (c) Situasi dengan berbagai keadaannya; (d)
Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya; (e) Pribadi guru
serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.
b. Pengertian Metode Tanya Jawab
Menurut Rusyan (1996 : 7), metodenya tanya jawab yaitu salah
satu cara penyampaian pelajaran kepada siswa dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa apabila ada pertanyaan dari
guru atau sebaliknya Moedjiono dan Dimyati (1991/1992 : 41)
memberi batasan, metode tanya jawab dapat diartikan sebagai “Format
interaksi antara guru-siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan
oleh guru untuk mendapatkan respon lisan dari siswa, sehingga dapat
menumbuhkan pengetahuan guru pada diri siswa”.
Dari pertanyaan tersebut dapat diartikan metode tanya jawab
adalah cara penyampaian bahan pelajaran dalam proses belajar
mengajar yang berbentuk pertanyaan yang harus dijawab, sehingga
terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa untuk memperoleh
pengalaman guru pada siswa.
Penggunaan metode tanya jawab dimaksudkan agar siswa lebih
termotivasi untuk belajar selama proses belajar mengajar, sehingga
baik guru dan siswa sama-sama aktif dalam proses pembelajaran.
c. Tujuan Metode Tanya Jawab
Menurut Moedjiono dan Dimyati (1991/1992 : 41), pemakaian
metode tanya jawab dalam suatu proses belajar mengajar bertujuan:
1) Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar perbaikan proses
belajar mengajar;

9
2) Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu
keterampilan kognitif maupun sosial;
3) Memberikan rasa aman pada siswa, melalui pertanyaan kepada
seorang siswa yang dapat dipastikan bisa menjawab pertanyaan;
4) Mendorong siwa untuk melakukan penemuan (inkuiri) dalam
rangka memperjelas suatu masalah;
5) Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi kelas.
Kelima tujuan pemakaian metode tanya jawab tersebut dapat
dicapai secara maksimal dan optimal apabila guru memakai metode
tanya jawab secara tepat.
d. Prosedur Pemakaian Metode Tanya Jawab
Menurut Moedjiono dan Dimyati (1991/1992 : 48-49) terdapat
empat tahap dalam prosedur pemakaian metode tanya jawab agar
pemakaian metode tanya jawab dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Tahap-tahap tersebut sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan Tanya Jawab
Langkah persiapan ini dimaksudkan agar guru selalu membuat
daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa.
2) Tahap Awal Tanya Jawab
Pada awal pertemuan yang menggunakan metode tanya jawab,
guru diharapkan memberikan penjelasan atau pengarahan tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan.
3) Tahap Pengembangan Tanya Jawab
Lima strategi yang dapat digunakan untuk memvariasikan
pengajuan pertanyaan, yakni: (1) The mixed strategy; (2) The
peaks strategy; (3)The plateaus strategy; (4) The inductive strategy;
(5) The deductive strategy.
4) Tahap Akhir Tanya Jawab
Guru bersama para siswa membuat ringkasan isi pelajaran yang
telah disajikan selama tanya jawab.
6. Keterampilan Bertanya

10
a. Pengertian Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari
seseorang dikenai. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan
sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan (Hasibuan
dan Moedjiono, 1995 : 62)
Pertanyaan yang diajukan guru tidak semata-mata untuk
memperoleh informasi tentang pengetahuan siswa, tetapi yang lebih
jauh lebih penting untuk mendorong para siswa berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya
Hasibuan dan Moedjiono (1995 : 62-63) mengelompkan
keterampilan bertanya ke dalam dua bagian, yaitu keterampilan
bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar, terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut:
(1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat; (2)
Pemberian acuan; (3) Pemusatan kearah jawaban yang diminta; (4)
Pemindahan giliran menjawab; (5) Penyebaran pertanyaan; (6)
Pemberian waktu berpikir; (7) Pemberian tuntunan.
2. Keterampilan Bertanya Lanjutan
Keterampilan bertanya lanjutan dibentuk atas dasar penguasaan
keterampilan bertanya dasar. Komponen yang termasuk ke dalam
keterampilan bertanya lanjutan adalah : (1) Pengubahan bentuk
tuntutan tingkat kognitif pertanyaan; (2) Pengaturan urutan
pertanyaan; (3) Penggunaan pertanyaan melacak; (4) Peningkatan
terjadinya interaksi.
Dalam penerapan metode tanya jawab pada pembelajaran
pengetahuan sosial di Kelas IV, peneliti menerapkan keterampilan
bertanya dasar. Tentu disesuaikan dengan pokok bahasan dan
karakteristik siswa.

11
H. METODOLOGI
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), penelitian ini berkaitan dalam kawasan bidang pendidikan yang
dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan guru serta meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan secara
sistematis reflektif terhadap berbagai “aksi” atau tindakan yang dilakukan
oleh guru/pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian
terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar
mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan
(Basuki Wibawa, 2003 : 9) Chein dalam Wibawa (2003 : 15)
mengelompokkan jenis penelitian ke dalam empat jenis penelitian
tindakan kelas, yaitu: (1) Penelitian tindakan kelas diagnostik; (2)
Penelitian tindakan kelas partisipan; (3) Penelitian tindakan kelas empiris;
(4) Penelitian tindakan kelas eksperimental.
2. Data Penelitian
Penentuan sumber data didasarkan atas jenis data yang telah
ditentukan. Pada tahapan ini ditentukan sumber primer dan sekunder,
terutama pada penelitian yang bersifat normatif yang didasarkan pada
sumber dokumen atau bahan bacaan. Penelitian kualitatif, sedangkan
penelitian empirik atau yang kita sebut dengan penelitian kuantitatif.
Penelitian yang diambil yaitu penelitian tindakan kelas pada siswa
kelas IV SD Negeri 02 Karoya yang berjumlah 30 orang, 14 laki-laki, 16
perempuan yang bertempat di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten
Purwakarta.
3. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data
pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu:

12
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai instrumen penelitian tindakan kelas,
dengan tujuan untuk mengetahui lebih mendalam tentang proses
pembelajaran yang diselenggarakan dan untuk mengetahui efek yang
ditimbulkan dari pelaksanaan “action” (Rohmadi, 1997 : 34)
b. Observasi
Lembar panduan observasi digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.
c. Tes Hasil Belajar
Instrumen ini digunakan untuk menjaring validitas data mengenai
peningkatan hasil belajar siswa melalui post test, tes formatif yang
sifatnya kualitatif, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk
mengambil keputusan.
4. Pengolahan dan Analisis Data
Secara garis besar, teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi: a) pengumpulan, kodifikasi, dan kategorisasi data,
b) validitas data (triangkulasi data, audit trail, member check) dan c)
interpretasi data.
5. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri 02 Karoya
Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta. Karakteristik lokasi dan
subjek penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Letak geografis, SD Negeri 02 Karoya da daerah pedesaan nmun
sangat strategis karea ada di depn jln rya
b. Kondisi sosial ekonomi siswa yang belajar di sekolah ini sebagian
besar berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, dengan latar
belakang pekerjaan orang tua bertani dan buruh musiman.
c. Keadaan guru yang bertugas di SD Negeri 02 Karoya terdiri dari 10
orang. Dengan kualifikasi pendidikan S1 dan DII.

13
d. Kondisi siswa Kelas IV yang jumlahnya orang, terdiri dari 14 orang
siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan, tingkat intelegensinya
yang berbeda.
e. Prestasi belajar siswa cenderung lebih meningkat.

I. SISTEMATIKA PENULISAN
A. JUDUL SKRIPSI
B. LATAR BELAKANG MASALAH
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
E. KEGUNAAN PENELITIAN
F. KLARIFIKASI KONSEP (Tanpa Referensi)
G. RINGKASAN TINJAUAN TEORITIS
H. METODOLOGI
1. Jenis Penelitian
2. Data Penelitian
3. Instrumen Penelitian
4. Pengolahan dan Analisis Data
5. Lokasi dan Subjek
I. SISTEMATIKA PENULISAN
J. AGENDA KEGIATAN
K. DAFTAR RUJUKAN
L. BIODATA PENELITI

14
J. AGENDA KEGIATAN
Penelitian ini direncanakan selama 6 (enam) bulan, dengan agenda
kegiatan sebagai berikut:
Januari Februari
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Proposal X X X X
2 Bimbingan X X X X X X X X
3 Penulisan naskah Bab I X X
4 Penulisan naskah Bab II X X

Maret April
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Data X X X
2 Pengolahan Data X X X
3 Penulisan naskah Bab III X X
4 Penulisan naskah Bab IV X X X

Mei Juni
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan naskah Bab V X X
2 Penyempurnaan naskah X X
3 Ujian sidang X X X

K. DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. (2004). Kurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta :
Depdiknas.

Djamarah, S.B. (1996). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. dan Aswin Zain. (1997). Startegi Belajar Mengajar. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.

15
Hasibuan dan Moedjiono. (1995). Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Moedjiono dan Dimyati M. (1991/1992). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Depdikbud, Dirjen Dikti.

Rohmadi, W.N. (1997). Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.


Jurnal Pendidikan No. 4 Th. XVI 1997.

Rusyan, T. (1996). Metode Pembelajaran. Jakarta : Amanah Duta.

Sumaatmadja, N., dkk. (2002) Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas


Terbuka.

Sumantri dan Permana J. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Bandung :


Dirjen Dikti.

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas, Dirjen


Dikdasmen.

Suryosubroto. (1995). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Wibawa, Basuki. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas.

L. BIODATA PENELITI
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM :
Kelas / Semester :
Program : S1-PGSD

16

You might also like