You are on page 1of 4

BAB 9 ABRASI AGREGAT KASAR

9.1. Dasar Teori


Agregat kasar merupakan salah satu unsur penting dalam pembuatan beton. Mutu agregat kasar akan menentukan mutu dari beton yang dihasilkan. Syarat dari agregat kasar yang akan digunakan untuk campuran adukan beton menurut PBI 1971 : 1. Agregat kasar untuk beton harus terdiri atas butiran keras, tidak berpori dan bersifat kekal (tidak mudah hancur) oleh pengaruh cuaca seperti hujan, dan panas matahari. 2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %. 3. Keausan maksimum 5 0 % bila diuji dengan mesin Los Angeles. 4. Kekerasan agregat kasar harus diuji dengan bejana penguji Rudlof dengan beban penguji 20 ton dan harus terpenuhi syarat-syarat : - Tidak terjadi pembubukan untuk fraksi 4,5 mm s/d 19 mm lebih dari 24 %. - Tidak boleh terjadi pembubukan untuk fraksi 19 mm s/d 30 mm lebih dari 22 % berat. 5. Memiliki gradasi yang baik yaitu : - Sisa ayakan diatas 31,5 mm adalah 0 %. - Sisa ayakan 4 mm adalah 80 90 %. - Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas ayakan yang berurutan maksimum 60 % dan minimum 10 %. 6. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang merusak beton. Seperti zat-zat reaktif alkali.

9.2. Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan prosentase keausan agregat kasar.

9.3. Alat dan Bahan


8.3.1 Alat-alat yang digunakan : 1. Mesin Los Angeles 2. Bola pejal penggesek sebanyak 11 buah 3. Ayakan 19 mm; 19,5 mm; 4,75 mm; 2 mm 4. Timbangan 5. Oven

8.3.2 Bahan : 1. Agregat kasar secukupnya.

9.4. Langkah Kerja


1. Mencuci agregat kasar dari kotoran dan debu yang melekat, kemudian dikeringkan dengan oven bersuhu 1100 C selama 24 jam. 2. Mengambil kerikil dari oven dan membiarkanya hingga suhu kamar kemudian mengayak dengan ayakan 19 mm; 19,5 mm; 4,75 mm; 2 mm. 3. Mengayak dengan ketentuan : - Mengayak sampel hinga lolos ayakan 19 mm dan tertampung diayakan 19,5 mm sebanyak 2,5 kg. - Mengayak sampel hingga lolos ayakan 19,5 mm dan tertampung diayakan 4,75 mm sebanyak 2,5 kg. 4. Memasukkan benda uji yang sudah diayak sebanyak 5 kg ke mesin Los Angeles. 5. Mengunci lubang mesin Los Angeles rapat-rapat lalu menghidupkan mesin. 6. Mengatur perputaran mesin sampai 500 kali putaran. 7. Mengeluarkan sampel benda uji dari mesin Los Angeles lalu menyaring dengan ayakan 2 mm. 8. Menimbang benda uji yang tertampung pada ayakan 2 mm. 9. Mencatat hasil pengujian.

9.5. Alur Kerja


Mulai Mencuci agregat kasar

Memasukkan dalam oven suhu 110 C Selama 24 jam

Mengambil agregat dan membiarkan sampai suhu kamar

Menimbang agregat 2,5 kg lolos ayakan 19 mm dan tertampung 19,5 mm dan 2,5 kg lolos ayakan 19,5 mm dan tertampung 4,75 mm

Memasukkan agregat dalam mesin Los Angeles

Menghidupkan mesin

Memutar mesin Los Angeles hingga 500 kali putar

Mengeluarkan agregat dari mesin Los Angeles

Menyaring dengan ayakan 2 mm

Menimbang agregat yang tertampung pada ayakan diameter 2 mm

Mencatat hasil pengujian

Selesai

9.6. Data Hasil Percobaan


Berat agregat kasar awal = 5 kg = 5000 gram dengan Agregat kasar lolos ayakan 19 mm dan tertampung ayakan 19,5 mm sebanyak 2,5 kg = 2500 gram. Agregat kasar lolos ayakan 19,5 mm dan tertampung pada ayakan 4,75 mm sebanyak 2,5 kg = 2500 gram. Jumlah putaran sebanyak 500 putaran Berat agregat kasar akhir 3511 gr setelah diayak dengan ayakan 2,00 mm.

9.7. Analisa Data


Berat agregat kasar awal Berat agregat kasar akhir Kehilangan agregat Keausan agregat = 5000 gr = 3511 gr = 5000 3511 = 1489 gr kehilangan agregat = 100 % = berat awal 1489 = 100 % = 29,78 % 5000

9.8. Kesimpulan
Dari analisa data diketahui bahwa keausan agregat kasar adalah 29,78 %. Sedangkan berdasarkan PBI untuk nilai keausan yang diijinkan adalah lebih kecil atau sama dengan 50 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasar yang dijadikan sampel untuk uji keausan ini memenuhi syarat sebagai penyusun beton.

You might also like