You are on page 1of 8

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI 210110110192 ILMU KOMUNIKASI E

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA


Fungsi utama komunikasi massa pada mulanya dipaparkan oleh Lasswell (1948). Ia memberikan ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai fungsi pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; dan transmisi warisan budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Sasa Sendjaja (2003), memberikan ilustrasi tentang fungsi komunikasi massa dari Lasswell sebagai berikut. contoh: Pemberitaan tentang konflik yang sekarang sangat dominan dikemukakan oleh berbagai media cetak mapun elektronik. Menurut fungsi pengawasan sosial, pemberitaan konflik yang terjadi itu seharusnya ditujukan agar masyarakat waspada dan mencegah agar konflik tersebut tidak meluas. Menurut fungsi korelasi sosial, penyajian opini dari elit-elit atau kelompok-kelompok yang bertikai seharusnya dikorelasikan dengan opini-opini dari berbagai kalangan masyarakat lainnya. Ini berarti, isi pemberitaan jangan hanya menyajikan pandangan dari pihak-pihak yang bertengkar saja. Pandangan-pandangan dari berbagai kalangan masyarakat baik yang berasal dari lapisan atas, menengah, atau kalangan masyarakat bawah perlu disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik terhadap kondisi kehidupan nyata seharihari. Tujuannya mencapai konsensus agar konflik dapat segera berakhir karena yang akan menjadi korban adalah masyarakat. Sementara itu, media massa juga seharusnya menjalankan fungsi sosialisasi. Pesan utama yang perlu disosialisasikan dalam konteks konflik yang terjadi sekarang ini adalah perlunya menjaga integrasi bangsa. Pesan-pesan lainnya yang relevan disosialisaikan antara lain adalah toleransi dan apresiasi terhadap perbedaan pandangan, perlunya menegakkan supremasi hukum, serta anti segala bentuk tindakan kekerasan. Charles Robert Wright (1960) menambahkan fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa. Jay Black dan frederick C, Whitney (1988) memaparkan bahw fungsi komunikasi massa adalah: (a) to inform (menginformasikan), (b) to entertaint (memberi hiburan), (c) to persuade (membujuk), dan (d) transmission of the culture (transmisi budaya). John Vivian dal bukunya The Media of Mass Communication (1991) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai: (a) providing information, (b) providing entertainment, (c) helping to persuade, dan (d) contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial).

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI 210110110192 ILMU KOMUNIKASI E


Joseph R. Dominick dalam bukunya The Dynamics of Mass Communication (1981) mengatakan bahwa komunikasi massa memiliki fungsi: (a) surveillance (pengawasan), (b) interpretation (interpretasi), (c) linkage (hubungan), (d) socialitation (sosialisasi), dan (e) entertainment (hiburan) Onong Uchjana Effendy (1994) berpendapat bahwa fungsi komunikasi massa adalah: (a) menyampaikan informasi (to inform), (b) mendidik (to educate), (c) menghibur (to entertain), dan (d) mempengaruhi (to influence). Beberapa definisi lanjutan fungsi komunikasi massa tersebut di atas walaupun secara tersurat berbeda-beda, namun pada hakekatnya mempunyai kesamaan dan bersifat melengkapi definisi fungsi komunikasi massa dari Lasswell, seiring dengan perkembangan produk (pesan-pesan) yang dibawakan oleh media massa itu sendiri. Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh definisi fungsi komunikasi massa dari Dominick, fungsi pengawasan dan interpretasi dari dominick hakekatnya sama dengan fungsi pengawasan sosial dari Lasswell, fungsi hubungan dari dominick hakekatnya mempunyai kesamaan dengan fungsi korelasi sosial dari Lasswell, sedangkan fungsi hiburan dari Dominick merupakan fungsi tambahan dari ketiga fungsi komunikasi massanya Lasswell, seperti definisi fungsi komunikasi massa lanjutannya Wright atau yang lainnya. Sifat melengkapi dengan lebih detail, dikemukakan oleh McQuail (1987), ia melihat fungsi komunikasi massa dalam dua kategoris: a. fungsi komunikasi massa untuk masyarakat; dan b. fungsi komunikasi massa untuk individu.

McQuail menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi: 1. Informasi Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia. Menunjukkan hubungan kekuasaan. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan 2. Korelasi Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan. Melakukan sosialisasi. Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif. 3. Kesinambungan Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. 4. Hiburan Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi. Meredakan ketegangan sosial. 5. Mobilisasi Mengampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI 210110110192 ILMU KOMUNIKASI E


Sedangkan fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi: 1. Informasi Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum. Belajar, pendidikan diri sendiri. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Identitas pribadi Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. Menemukan model perilaku. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media). Meningkatkan pemahamna tentang diri-sendiri. 3. Integrasi dan interaksi sosial Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. Menemukan bahan percakapan dan interkasi sosial. Memperoleh teman selain dari manusia. Membantu menjalankan peran sosial. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat. 4. Hiburan Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. Bersantai. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. Mengisi waktu. Penyaluran emosi. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Secara yuridis formal, fungsi komunikasi massa di atur dalam UU RI no 40 tahun 1999 pasal 3 ayat (1) dan (2), juga pada UU RI no 32 tahun 2003 pasal 4 ayat (1) dan (2). Masing-masing pasal berbunyi sebagai berikut: UU 40/1999 Pasal 3 (1) Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. (2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. UU 32/2003 Pasal 4 (1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. (2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan. Dalam menjalankan fungsi komunikasi massa, institusi media massa menjalankan peran mediasi (penengah/penghubung). Dalam hal ini, McQuail (1987) menyebutkan peran media massa sebagai berikut: Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di sekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI 210110110192 ILMU KOMUNIKASI E


Pembawa atau penghantar informasi dan pendapat. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai macam umpan balik. Pan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau intruksi. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik secara sadar dan sistematis atau tidak. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri; biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan (distorsi) karena adanya penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat, atau seringkali pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapai tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan (escapism). Perkembangan masyarakat yang dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih menunjukkan pengaruh yang kuat terhadap kemekaran media massa. Tetapi di pihak lain, secara timbal balik ini menimbulkan dampak yang teramat kuat pula terhadap masyarakat. Dari beberapa paparan fungsi komunikasi massa menurut ahli, didapatkan bahwa Komunikasi Massa memiliki fungsi sebagai berikut. A. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi dari berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Dalam istilah jurnalistik, fakta tersebut diringkas dalam istilah 5 W + 1 H (what, who, where, when, why, how). Dalam paradigma lama, buku adalah media komunikasi massa yang juga mempenyai fungsi informasi. Buku yang dimaksud bukan buku fiksi, tetapi buku lain yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Misalnya buku petunjuk atau kiatkiat tertentu yang juga memberikan informasi berdasarkan fakta. Dalam perkembangan jurnalistik saat ini, media massa yang hanya menulis atau menyajikan berita dengan mengemukakan fakta fakta tidak mencukupi lagi. Jacob Oetama (2001) sebuah berita bukanlah kejadian yang aktual dan bermakna, kejadiannya sendiri merupakan sesuatu yang obyektif. Membicarakan sebuah berita yang bermakna, C.P Scott dari the Manchester guardian (Jacob 2003) pernah menyatakan bahwa reportase yang berkembang saat ini adalah reportase faktual, yakni laporan yang memisahkan fakta dan opini berkembang sebagai reportase interpretasi, reportase yang mendalam dan reportase yang komprehensif. Dengan demikian, jurnalisme makna sudah seharusnya dijalankan pers untuk menjelaskan lebih lanjut fungsi informasi. Artinya fungsi pers adalah melaporkan peristiwa di dalam masyarakat yang lebih kompleks dan memberikan makna terhadap peristiwa peristiwa tersebut. B. Hiburan Fungsi hiburan untuk media eletronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsifungsi yang lain. Misalnya masyarakat menjadikan televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah keluarga, Televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga. Oleh karena itu, jangan heran jika prime time, akan disajikan acara-acara hiburan, entah kuis atau acara jenaka lainnya. Sangat sulit diterima penonton seandainya pada prime time disajikan acara dialog politik. Tentu itu akan menimbulkan penolakan masyarakat. Sebagai contoh, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Televisi Nasional yang di awal perkembangannya mengklaim diri sebagai televisi pendidikan. Persentase terbesarnya diisi acara pendidikan. Pukul 09.00 12.00 diisi acara pendidikan. Hiburan ada, tetapi relatif sedkit. Hal ini berbeda dengan media cetak, media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling atas, tetapi informasi. Namun demikian, media cetak pun harus menyajikan hiburan.

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI 210110110192 ILMU KOMUNIKASI E


C. Persuasi Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsipersuasif. Aktivitas publik relations dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi bahkan jika aktivitas publik relation dan promosi khusus dilakukan melalui media massa. Semua itu tidak lepas dari usaha untuk mempengaruhi orang lain, misalnya iklan shampo di TV yang menyatakan boleh keramas tiap hari. Bagi Joseph nA. Devito (1997), fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa dalam berbagai bentuk, yaitu: 1. Mengukuhkan atau meperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, 2. Menegubah sikap, kepercayan atau nilai seseorang, 3. Menggerakanseseorang untuk melakukan sesuatu, 4. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu Media massa sering kali membuat atau mengukuhkan nilainilai yang sudah tidak yakin sebelumnya.Media massa juga mampu menggerakan seseorang untuk berbuat sesuatu hal atau tidak berbuat sesuatu hal tersebut. Media massa dalam beberapa kasus dapat mewujudkan sebuah etika yang baik dan yang buruk. Tanpa publikasi media massa memunculkan tuntutan masyarakat. Hal demikian pernah dialami oleh Lazerfeld dan merton (1951), mereka menyatakan dalam masyarakat fungsi pemaparan terbuka dikembangkan dalamkomunikasi media massa, pers,TV dan radiomemberikan penyimpangan dari opini publik secara cukup terbuka dan akibat dari pemaparan ini menggerakan masyarakat untuk bertindak. D. Tranmisi Budaya Tranmisi buudaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kotemporer dan historis. Di dalam tingkatan kontemporer media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Misalnya, televisi tidak hanya cermin tetapi juga pengikat waktu. Sebagaimana program televisi atau film yang mempertontonkan kekerasan akan merefleksikan perubahan di dalam struktur sosial atau perubahan dimana televisi bertanggungjawab terhadap semua sebab tersebut. Ada dua hal tentang komunikasi sebagai sesuatu yang unik misalnya dalam teori Semantik Umum dan Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan Alfred Korzybski (1962) menamakannya kemampuan pengikatan waktu (time binding) manusia yang didasarkan pada ingatan. Manusia sebgai makhluk di bumi telah dapat menyimpan secara sadar dan melupakannya dari generasi ke generasi. Sementara itu, secara historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru membimbingnya ke masa depan. E. Mendorong Kohesi Sosial Kohesi yang dimaksud adalah penyatuan. Artinya media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukan kedaan yang bagi kehidupan mereka. Dalam bahasa yang populer, kohesi sosial sama artinya dengfan integrasi. Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, disisi lain juga memiliki fungsi untuk menciptakan disintegrasi sosial. Jadi peluang untuk menciptakan keduanya seimbang. Dengan kata lain, kalau kita membicarakan fungsi media massa sebagai penyatu masyarakat, juga perlu membicararakan munculnya permusuhan dan konflik di masyarakat akibat dari pemberitaan media massa tersebut. Paul Lazaferd dan Robbert K.Merton pernah mengatakan bahwa media massa juga mempunyai narcotising dysfunction (racun pembius). Oleh karena itu media massa yang tidak dikelola secara moral yang baik sangat berbahaya bagi masrayatkat. Sehingga media massa sama dengan racun yang mematikan seperti yang telah diungkapkan oleh Lazarfeld dan Merton.

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI 210110110192 ILMU KOMUNIKASI E


F. Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi masssa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan terbagi dua yaitu warning or beware surveilance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveilance atau pengawasan instrumen. Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai,topan,gelombang laut yang mengganas, angin ribut dan sebagainya. Bahkan tercermin juga pada kondisi ekonomi yang tidak menentu, selain itu informai tentang suatu wabah penyakit yang menyebar dalam suatu lingkungan juga merupakan contoh pengawasan peringatan. Sedangkan mengenai harga kebutuhan sehari hari informasi penting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yaitu aktualisasi dari fungsi pengaawasan instrumental (instrumental surveilance). G. Korelasi Korelasi dapat diartikan sebagai penghubung antara nara sumber dengan penerima (receiver). Sedangkan fungsi korelasi yang dimaksud di sini adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebagai contoh sebuah berita yang disajikan oleh seorang reporter akan dihubungkan antara nara sumber (salah satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar (unsur bagian masyarakat yang lain. Dan antar unsur dalam masyarakat ini bisa saling berkomunikasi satu sm lain melalui media massa. Misalnya masyarakat menginginkan agar pemerintah dijalankan dengan prinsipprinsip demokrasi yang berat. Seorang ilmuwan yang bernama Charles R. Wright mengatakan bahwa fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut ligkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadiankejadian. Salah satu bagian penting dalam menjalankan fungsi korelasi yang termasuk interpretasi bisa dilihat dari tajuki rencana atau Hoofd Artikel (Belanda), leader writer (Inggris) sebuah surat kabar meskipun tajuk rencana yang mempunyai fungsi persuasi. Tajuk rencana yang biasanya ditulis oleh redaktur senior itu bagi Djafar H. Assegaff (1983) mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Menjelaskan berita. Dalam posisi ini penulis tajuk memposisikan dirinya sebagai seorang guru yang mencoba menjelaskan suatu berita atau peristiwa kepada pembacanya. 2. Mengisi latar belakang. Tajuk rencana mempunyai fungsi untuk memberikan kaitan suatu berita dengan kenyataankenyataan sosial lainnya. Penulis tajuk rencana bisa melengkapi berita yang ditulisnya itu dengan faktorfaktor lainnya yang mempengaruhinya. 3. Meramalkan masa depan. Dengan penulis tajuk rencana, penulis bermaksud untuk memberikan gambaran dampakdampak yang terjadi di masa datang dari bahaya yang disajikan. Bahanbahan dikumpulkan dari kejadian yang berlangsung, kemudian ia akan meramalkan apa yang akan terjadi di masa datang. 4. Meneruskan suatu penilaian moral. Sejak lama terdapat anggapan bahwa penulis tajuk rencana mencerminkan apa yang terasa oleh hati nurani masyarakat. Oleh karena itu, penulis tajuk diharapkan memihak dan memberikan penilaian dan argumentasi atas penilaiannya. Dengan demikian, tajuk rencana mempunyai fungsi untuk interprestasi kejadiankejadian yang ada dalam masyarakat.

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI 210110110192 ILMU KOMUNIKASI E

Charles R.Wright mencoba mendeskripsikan fungsi korelasi komunikasi massa dalam tabel berikut: Tabel Aktivitas Komunikasi Massa: korelasi (pemilihan, intepretasi, dan perspektif)
Masyarakat Meningkatkan mobilisasi, Mengurangi ancaman terhadap stabilitas sosial, Mengurangi kepanikan, Agenda setting. Meningkatkan konfomisme social, Merintangi perubahan sosial jika sosial diabaikan. Individu Memberi efisiensi, mengasimiliasi berita. Mengurangi stimulasi yang berlebihan, kecemasan, apatis. Agenda setting Meningkatkan hak kritik. Meningkatkan kapasitas. Subkelompok tertentu Membantu mempertahankan kekuasaan. Memelihara konsensus. Kebudayaan Mengurangi investasi kebudayaan

Fungsi

Meningkatkan tanggung jawab.

Disfungsi

Menghalangi pertumbuhan kebudayaan

Sumber: Charles R. Wright 1998

H. Pewarisan Sosial Dalam hal ini, media massa berfungsi sebagai seorang pendidik baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Misalnya cara berpakaian yang sudah sedemikian berubah pada anak muda berubah merupakan dampak dari apa yang dipertontonkan dalam televisi. Dengan demikian, media massa memiliki peran pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Bukan mustahil pula, jika kita membaca buku-buku aliran kiri secara tidak langsung kita sedang melaksanakn proses pewarisan atau mentransfer ide itu ke dalam benak kita. Hal ini juga termasuk fungsi pewarisan dari sebuah buku. Bagi Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) dua diantara ilmuwan komunikasi yang menyatakan fungsi pewarisan sosial ini dengan transmisi budaya. Sebab yang namanya budaya meliputi tiga hal, yakni ide atau gagasan, aktivitas dan benda benda hasil kegiatan. Ide yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya termaksud budaya. Artinya, ide sebagai sebuah warisan merupakan unsure dalam budaya. Dengan kata lain, media massa yang sedang membahas ideide sama saja melakukan pewarisan budaya pada generasi selanjutnya. Di samping itu, transmisi budaya media massa bisa memperkust kesepakatan nilainilai soail yang ada dalam masyarakat dan media juga berperan untuk selalu memperkenalkan ideide perubahan yang perlu dilakukan masyarakat secara terus menerus. Televisi, misalnya tidak hanya menjadi cermin masyarakat tetapi juga pembentuk sikap dan perilaku Audience. Alfred Korzybski dalam bukunya Science and Sanity (1962) mengatakan bahwa manusia pada dasarnya bisa merekan dan membiarkan informasi yang diterimanya. Kemapuan ini akan mempengaruhi transmisi budaya yang dilakukan manusian dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kajian sama persis seperti yang dilakukan media massa bahwa media juga menjadi alat untuk melaksanakan fungsi transmisi budaya. Jadi dalam hal ini media massa tak lepas dari fungis transmisi budaya kepada masyarakat atau sama persis yang bisa dilakukan manusia.

PERANTAMI PUTRI PUJIASTUTI 210110110192 ILMU KOMUNIKASI E


I. Melawan kekuasaan Dan Kekuatan Represif Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang di ungkapkan ternyata mempunyai motifmotif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasan tetapi juga bisa sebaliknya. Media massa tidak lagi memberitakan kejadiankejadian yang berasal dari informasi resmi pemerintah, tetapi melakukan investigasi di lapangan. Media massa tidak sekedar meneruskan perkataan pejabat pemerintah yang cenderung menutup nutupi suatu kejadian yang sebenarnya, tetapi justru iktu membongkar kasus ketidakadilan yang dilakukan pemerintah. Tidak tanggung-tanggung setiap kejahatn yang dilakukan di lingkungan pejabat negara ditelanjangi habis habisan. Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa media massa ikut melawam kekuasaan dan kekuatan represif. J. Menggugat Hubungan Trikotomi Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggapi tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masingmasing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi. Hal demikian bisa dimaklumi karena ketiganya mempunyai tuntutan yang berbeda satu sama lain ketika menghadapi suatu persoalan. Pemerintah biasanya memposisikan diri sebagai pihak yang paling berkuasa dan menentukan atas masyarakat dan pers. Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis. Disinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut. Media massa melalui beritaberita yang berbobot mengungkap peritiwa yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu memngungkapkan, mengkritik kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari fungsi tersebut.

Daftar Pustaka McQuail, 1987, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga Nurudin, 2003, Komunikasi Massa, Malang: CESPUR. Sasa Sendjaja, 2002, Fungsi Komunikasi Massa, hand out Pascasarjana Ilmu Komunikasi, Surakarta: FISIP UNS Werner J. Severin & James W. Tankard, 2001, Communication Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media, ed. 5th, penerj. Sugeng Hariyanto, Addison Wesley Longman Inc. Salmawati, Wa Ode, 2010, Sistem Komunikasi Massa, hand out Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Kendari: Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Rafsanjani, Saddam. 2011. Fungsi Komunikasi Massa, http://muslimpoliticians.blogspot.com/2011/10/fungsikomunikasi-massa.html diakses pada Rabu, 14 Maret 2012 pukul 20.00WIB P, Adi. 2008. Fungsi Komunikasi Massa (MT Kommas2), http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/fungsikomunikasi-massa-mt-komassa-2.html diakses pada Rabu, 14 Maret 2012 pukul 19.50 WIB

You might also like