You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Bagi dunia Internasional, bisnis merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari. Tidak jenuh para pebisnis memajukan dan memperluas usahanya dalam rangka mencari keuntungan semaksimal mungkin. Mulai dari Negara adidaya hingga negara berkembang melakukan bisnis sebagai mata pencaharian mereka. Begitu pula dengan Indonesia yang tidak mau kalah bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Di Indonesia, perkembangan bisnis maju pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Mulai dari bisnis secara tradisional maupun bisnis secara on-line. Bahkan pangsa pasar bisnis on-line lebih luas dan tentunya dapat memperoleh keuntungan yang maksimal walaupun tidak sedikit pula orang yang meragukan kualitas produk yang ditawarkan secara on-line. Namun, diantara bisnis-bisnis yang menghasilkan keuntungan, ternyata masih banyak para pebisnis yang mengacuhkan etika bisnis yang baik, seperti misalnya tidak memperhatikan kepuasan konsumen terhadap produk yang dijual. Sejatinya, etika bisnis harus tertanam dalam jiwa para pebisnis, karena dengan etika bisnis yang baik tidak hanya keuntungan saja yang didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan konsumen pun akan didapatkan pula. Untuk itu, para pebisnis harus mengetahui hal-hal apa saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pebisnis. Dalam makalah ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai etika bisnis yang seharusnya dilakukan oleh para pebisnis.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1 2 3 4 Apa yang dimaksud dengan etika dan bisnis? Apa yang dimaksud dengan etika bisnis? Bagaimanakah etika bisnis yang baik? Apa hubungan etika bisnis dan pebisnis ?

1.3

Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1 2 3 4 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika dan bisnis Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika bisnis Untuk mengetahui penerapan etika bisnis yang baik. Untuk mengetahui hubungan etika bisnis dan pebisnis.

1.4

Manfaat Penulisan Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah : 1 Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai etika dalam berbisnis serta dapat menerapkan etika bisnis dalam kehidupan seharihari. 2 Bagi Pembaca Dapat menambah pengetahuan mengenai etika-etika di dalam berbisnis dan implikasinya di dalam lingkungan bisnis.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Etika Etika berasal dari kata Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. (Suseno, 1987) Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun. Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat Menurut Maryani & Ludigdo (2001) Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi 2.2 Pengertian Bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti

sibuk dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Menurut Mahmud Machfoedz Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya bisnis pertelevisian. Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi bisnis yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. 2.3 Pengertian Etika Bisnis Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005). Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Ciri Bisnis yang Beretika yaitu : 1 2 3 4 5 Tidak merugikan siapapun, Tidak menyalahi aturan-aturan dan norma yang ada, Tidak melanggar hukum, Tidak menjelek-jelekan saingan bisnis, Mempunyai surat izin usaha

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Etika bisnis memampukan para pebisnis untuk memilih menerapkan ajaran moral secara bertanggung jawab dalam wilayah kegiatan ekonomis atau bisnis. Etika bisnis juga memberikan orientasi kepada pebisnis, agar mampu bersikap secara tepat dan bertanggung jawab dalam menghadapi transformasi ekonomi, social, budaya, dan transformasi intelektual yang tengah gencar melanda manusia zaman ini. 2.4 Etika Bisnis Yang Baik

Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu : 1. Produk yang baik 2. Managemen yang baik 3. Memiliki Etika Dalam melaksanakan etika bisnis yang baik, terdapat beberapa prinsip-prinsip etika bisnis yang harus diterapkan oleh pebisnis, yaitu : 1. Prinsip otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut.

2. Prinsip Kejujuran Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan

3. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. 4. Prinsip Saling Menguntungkan Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution. 5. Prinsip Integritas Moral Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan 2.5 Etika Bisnis dan Pebisnis Adapun hubungan antara etika bisnis dan pebisnis adalah : 1 Etika bisnis sebagai penyadaran Etika akan menjadikan para pebisnis menyadari bahwa di luar tujuan bisnis yang satu, yakni maksimalisasi keuntungan itu ternyata masih ada hal lain yang ketika diterapkan akan menjadikan bisnis mereka tidak hanya mampu mendatangkan keuntungan maksimal, melainkan juga melanggengkan bisnisnya. Dimensi lain diluar dimensi ekonomis adalah dimensi etis. Ketika para pebisnis membiasakan diri
6

dengan dan dalam dimensi ini, mereka dengan sendirinya akan menyadari bahwa berkembang tidaknya suatu usaha mereka sangat tergantung pada upaya serta kemauan baik untuk membangun dan mengembangkan sikap-sikap etis dalam setiap perjumpaan dengan yang lain dalam relasi bisnis. Kesadaran untuk membiasakan sikapsikap moral yang baik akan menghindarkan pebisnis dari tindakkan korup dan mempergunakan pihak-pihak lain sebagai sarana untuk mencapai tujuan bisnis, meskipun kesempatan untuk itu ada dan bisa saja dilakukan kalau mau. 2 Etika bisnis sebagai sarana pembelajaran Etika bisnis merupakan sarana pembelajaran bagi seorang pebisnis untuk mengembangkan tanggung jawabnya, tidak hanya internal terhadap semua karyawan tanpa kecuali, melainkan juga secara eksternal, menyangkut pelanggan , konsumen, dll. Etika bisnis juga merupakan sara pembelajaran bagi pebisnis untuk menjadi orangorang yang berkepribadian kuat secara moral. 3 Etika bisnis sebagai jalan kebijaksanaan bagi pebisnis Etika bisnis menyadari para pebisnis dan semua pihak yang terkena dampak bisnis bahwa secara kodrati mereka sesungguhnya terbatas, secara ekonomisnya mereka memerlukan bantuan dari berbagai pihak untuk meningkatkan taraf dan kualitas hidup. Kesadaran inilah yang memotivasi untuk mendahulukan kepentingan bersama dan menumbuhkan sikap saling percaya di antara mereka. Sikap arif dan bijak yang diperoleh dari proses pembelajaran itu akan membuat mereka secara tepat membaca setiap peluang bisnis yang ada. Norma-norma moral yang diaplikasikan oleh pebisnis dapat ditelusuri melalui perilaku etis dengan sikap mereka terhadap isu-isu penegakkan hak asasi. Mereka tidak akan mengorbankan para pekerja atau karyawan juga kliennya sebagai sarana memperkaya diri.

Perusahaan juga bukan merupakan sarana untuk mendapatkan gaji atau upah melainkan juga untuk membenah diri mereka di tempat kerja dan hidup mereka bermakna dan bernilai bagi orang lain. Seorang pimpinan atau pebisnis tidak hanya dilihat sebagai pemilik perusahaan melainkan juga sebagai sosok orang bijak yang dapat memberikan arah hidup pada karyawan mereka. Itulah sosok seorang pebisnis yang berhasil sebagai sarana penyadaran diri, pembelajaran dan jalan kebijaksanaan.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satusatunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis. Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik. Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting. 3.2 Saran Para pebisnis sebaiknya menerapkan etika berbisnis di dalam melakukan kegiatan bisnis. Pebisnis jangan hanya berfokus untuk mencari keuntungan yang maksimal sehingga mengabaikan etika di dalam berbisnis. Seorang pebisnis tidak dapat hidup mandiri, dia pasti tergantung kepada pihak-pihak yang lain. Oleh karena itu, di dalam menjalin hubungan dengan para pihak lain, perlu adanya sikap-sikap yang menjujung moral dan norma-norma yang berlaku. Sejatinya, etika bisnis harus tertanam dalam jiwa para pebisnis, karena dengan etika bisnis
9

yang baik tidak hanya keuntungan saja yang didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan konsumen pun akan didapatkan pula.

10

DAFTAR PUSTAKA

Yosephus, L. Sinuor, 2009, Etika Bisnis, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta Vega Augesriana. 2012. Perilaku Etika dalam Bisnis Tersedia:http://vegaaugesriana02.blogspot.com/2012/10/bab-2-perilakuetika-dalam-bisnis.html Warta Warga. 2012. Etika dalam Berbisnis Tersedia:http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/etika-dalamberbisnis/ Glory. 2012. Etika dalam Dunia Bisnis. Tersedia:http://raveltglory.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-duniabisnis.html Lukas Wong. 2011. Etika Bisnis. Tersedia : http://lukaswongso.wordpress.com/2011/11/02/etika-bisnis/

11

You might also like