You are on page 1of 28

PENDAHULUAN A.

Latar belakang Tubuh manusia terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi khusus. Sel adalah unit atau unsur yang terkecil tubuh yang dimiliki oleh semua bagian tubuh. Sel disesuaikan oleh tugas dan fungsinya, atau dengan jaringan tempat sel itu berada. Beberapa sel misalnya yang berada pada system saraf dan otot, memang sangat khas. Beberapa lainnya, seperti yang ada dalam jaringan ikat, perkembangannya tidak sesempurna dengan sel yang ada di saraf dan otot. Pada umumnya semakin khusus tugas suatu sel semakin kecil daya tahannya menghadapi kerusakan dan paling sukar memperbaiki atau mengggantinya. System kehidupan dapat didefenisikan dari berbagai sudut pandang, dari yang paling luas ( memerhatikan seluruh bumi) sampai yang paling kecil (tingkat atom). Setiap sudut pandang menyediakan informasi tentang bagaimana atau mengapa sebuah system kehidupan berfungsi. Tubuh manusia terdiri dari sel, jaringan, organ, dan system organ. Dalam tubuh manusia disusun oleh rangka, dimana rangka ini diliputi oleh otot-otot yang juga menyusun tubuh dan melindungi organ lain dalam tubuh mahluk hidup. Untuk menggerakkan tubuh manusia harus ada perintah ke saraf, disini diketahui bahwa gerakan itu ada yang disadari dan ada yang tak disadari. Gerakan yang disadari adalah gerakan yang memang benar-benar perintah dari otak sedangkan gerakan yang tidak disadari tiba-tiba terjadi yang mungkin disebabkan karena kaget atau yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukanlah praktikum ini. Dimana pada praktikum ini kita akan mengamati dan mengenal beberapa gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks. Praktikum ini akan lebih memperjelas pengetahuan kita tentang gerak refleks. B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami dan mengetahui macammacam gerak refleks. C. Manfaat Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa memahami pengertian gerak refleks dan macammacam gerak refleks, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Prinsip kegiatan system saraf dtampilkan dalam bentuk kegiatan gerak refleks. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ dari individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme. Secara embriologi perkembangan system saraf diawali dengan penebalan ectoderm pada garis middorsal. Perubahan ini disebut neural palate., tubuh membentuk lekukan saraf (neural groove) dan penonjolan saraf (neural crest), selanjutnya menjadi neural tube. Ujung nostral neural tube membentuk tiga pembesaran berupa vesikel yang kemudian disebut prosensefalon atau forebrain, mensesefalon atau midbrain, dan rombensefalon atau hindbrain. Pada perbatasan telensefalon dan diensefalon terdapat sepasang evaginasi yang akan membentuk retina dan nervus optikus (Syaifuddin, 2006). System saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih: input sensoris, integrasi, dan output motoris. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dan reseptor sensoris, misalnya sel-sel pendeteksi cahaya di mata, ke pusat integrasi. Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulus reseptor sensoris oleh lingkungan. Kemudian dihubungkan dengan respon tubuh yang sesuai. Sebagian besar integrasi dilakukan dalam system saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang (pada vertebrae). Output motoris adalah

penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sel-sel efektor, sel-sel otot atau sel kelenjar yang mengaktualisasikan respon tubuh terhadap stimulus tersebut . system saraf tersusun atas dua jenis sel yang utama : neuron dan sel-sel pendukung disebut juga glia , yang memberikan struktur dalam system saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum membantu neuron (Campbell, 2004). Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada medulla oblongata, menjulur kea rah kaudal melalui foramen magnum, dan berakhir diantara vertebrae lumbalis pertama dan kedua. Disini medulla spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudian sebuah sambungan tipis dari pia mater disebut filum terminale, yang menembus kantung dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang berukuran panjang sekitar 45cm ini, pada bagian depannya dibelah sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang dibelah sebuah fisura yang sempit. Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, pleksus-pleksus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah dan fleksus dari daerah toraks membentuk sarafsaraf interkostalis (Pearce, 2006). Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas yang menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadr, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu. Saraf-saraf spinal. Tiga puluh satu saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen medulla spinalis melalui dua akar, akar anterior dan akar posterior. Serabut saraf motorik membentuk akar entrior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik pada akar posterior guna bersama membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf itu melintasi foramen intervertebrali, tetapi segera setelah itu membagi diri lagi menjadi serabut primer anteriordan serabut primer posterior. Serabut primer posterior melayani kulit dan oto punggung sedang serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi fleksus saraf anggota gerak dan membentuk saraf-saraf interkostalis pada daerah torax ( Pearce, 2009). Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang dimuali dari fleksi pada anggota badan yang juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu. Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-impuls menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf menerima impuls dan mengahntar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan rangsangan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik (Syaifuddin, 2009). Refleks spinalis terbentuk oleh serabut-serabut efferent yang membawa impuls sampai pada cornu posterior, selanjutnya melalui suatu interneuron stimulus diteruskan kepada cornu anterior, dan melalui serabut-serabut motoris (efferent) stimulus disamapaikan kepada efektor yang terdapat pada otot, maka otot digerakkan. Serabut-serabut yang lain membawa stimulus nyeri, raba, suhu, proprioceptive dan interoceptive menuju ke cornu posterior dan diteruskan ke

otak, ada yang tidak melalui cornu posterior medulla spinalis. Stimulus temperature berjalan bersama-sama dengan stimulus sakit, dan atimulus tekana berjalan bersama-sma dengan stimulus raba. Stimulus motoris merupakan serabut-serabut descendens yang berpangkal pada area motoris cortex cerebri. Sel betz pada gyrus precentralis mengirim axonnya turun ke caudal dan membentuk tractus corticospinalis berjalan melalui corona radiate, capsula interna, pedunculus cerebri, mencephalon, pons, medulla oblongata, sampai ke perbatasan medulla oblongata dan medulla spinalis 2/3 bagian dari serabut- serabut tadi mengadakan persilangan dengan pihak lainny membentuk decussatio, pyramidium dan melanjutkan diri di dalam funiculus lateralis medulla spinals sebagai tractus corticospinalis lateralis (Buranda, 2008). Pusat syaraf manusia terdiri dari dua bagian: otak dan sumsum tulang belakang. Masing-masing bagian ini akan menghantarkan impuls dari kelompok bagian tubuh yang berbeda. Mekanisme gerak. Tubuh kita memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu alat indera. Bagian tubuh ini disebut reseptor. Reseptor ini memiliki syaraf-syaraf khusus yang bisa mendeteksi rangsangan tertentu. Misalnya:rangsang cahaya pada mata , rangsang sentuhan, suhu, gesekan, rasa sakit pada kulit ,bau pada hidung, rasa pada lidah , suara pada telinga. Setelah itu syaraf-syaraf yang disebut neuron reseptor ini akan mengirimkan sinyal listrik menuju otak. Informasi ini akan diolah sesuai kehendak kita. Kemudian otak akan mengirim respon menuju organ yang disebut efektor. Efektor meliputi : otot, kelenjar, dll. Respon yang dikirim otak ini ada yang dikirim secara otomatis, ada pula yang hanya dikirim bila kita menghendakinya (Abim, 2010) Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen komponen tubuh yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari. Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi dengan perangkat tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang siergis. Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung akan cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu contoh gerak refleks yang terjadi pada diri kita. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia (Pratama, 2008). Gambar : Gerak refleks BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Senin, 23 Desember 2010 Waktu : Pukul 07.30 s.d. 09.00 WITA Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM B. Alat dan Bahan 1. Alat : a. Martil b. Jarum pentul

c. Senter/ Hp 2. Bahan: a. Kapas b. Aquades c. Probandus C. Prosedur Kerja 1. Refleks Lutut a. Probandus duduk dengan bertumpu kaki dan mengalihkan perhatiannya kesekeliling. b. Salah satu teman memukul ligamentum patella probandus dengan martil refleks. c. Mengamati hasilnya dan mencatat pada hasil pengamatan 2. Refleks tumit a. Probandus berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan diletakkan diatas kursi. Probandus mengalihkan perhatiannya kesekeliling. b. Salah satu teman memukul tendo Achilles kaki kiri probandus dengan martil refleks. Mengamati gerakan yang terjadi. 3. Refleks bisep a. Probandus meluruskan tangan secara pasif dan diletakkan di atas meja. Probandus mengalihkan perhatian kesekeliling. b. Salah satu teman memukul tendi musculus bisep brakii dengan martil refleks dan mengamati gerakan yang terjadi. 4. Refleks trisep a. Probandus membengkokkan lengan kiri secara pasif, dan mengalihkan perhatiannya. b. Salah satu teman memukul tendo musculus bisep brankii lengan dengan nartil refleks, kemudian amati gerak refleks yang terjadi. 5. Refleks mengejap a. Probandus membuka kedua mata dan mengarahkan pandangan ke titik yang jauh. b. Salah satu teman menyentuhkan ujung kapas yang telah dibasahi dengan aquades pada permukaan kornea mata kanan. Mengamati gerak refleks yang terjadi. 6. Refleks perut a. Probandus duduk dikursi secara tegap dan mengalihkan perhatiannya ke sekeliling. b. Salah satu teman memukul bagian perut probandus dengan martil refleks dan mengamati gerakan yang terjadi. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. Hasil pengamtan Data kelompok Gerak refleks Keterangan Menjauh Mendekat Monosinaps Polisinaps

No Macam-macam gerak refleks 1 2 3 4 Refleks lutut Refleks perut Refleks biceps Refleks triceps

5 6 7

Refleks cahaya Refleks kornea Refleks tumit

8 With drowl 2. Data kelas No Macam Gerak refleks 1 2 3 4 5 6 7 Refleks lutut Refleks perut Refleks biceps Refleks triceps Refleks cahaya Refleks kornea Refleks tumit

Gerak refleks Menjauh Mendekat Monosinaps

Ketrangan Polisinaps I II III IV V VI VII I II III IV V VI VII

8 With drawl refleks B. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dari uji coba gerak refleks pada bagianbagian tubuh manusia maka diperoleh data yaitu untuk data kelompok digunakan seorang probandus saja. Hasil dari probandus ini yaitu pada refleks tumit gerakan yang terjadi menjauhi martil refleks dan merupakan gerak refleks monosinaps karena hanya gerakan kaki yang ada. Pada refleks perut juga menjauh dan merupakan gerak refleks monosinaps karena hanya gerakan menjauhi martil saja yang terjadi. Pada refleks biceps juga menjauh dan gerakannya monosinaps. Pada refleks triceps gerakannya menjauh dan merupakan refeleks monosinaps. Pada refleks cahaya gerakannya menjauh dan merupakan refleks polisinaps karena terjadi lebih dari satu gerakan yang dialkukan yaitu menutup mata dan menundukkan atau memiringkan kepala untuk menghindari cahaya. Pada refleks kornea gerakannya menjauhi dan merupakan refleks polisinaps dengan gerakan menutup mata dan menguceknya dengan tangan. Pada refleks tumit terjadi gerakan menjauhi dan merupakan refleks monosinaps. Dan pada with drawl refleks terjadi gerakan menjauhi dan merupakan refleks polisinaps yaitu gerak menjauhi jarum pentul dan mengeluarkan suara serta memegang bagian yang ditusuk. Hasil pengamatan untuk data kelas dengan tujuh probandus setiap kelompok diperoleh data yaitu untuk gerakan yang terjadi dari setiap macam gerak refleks yang dilakukan disini tidak ada perbedaan setiap probandus kelompok memperlihatkan gerakan yang sama yaitu menjauh. Yang terjadi perbedaan disini adalah pada data untuk jenis gerakan tersebut. Pada kelompok I terdapat dua refleks yang jenisnya monosinaps yaitu refleks bisep dan trisep, sedangkan untuk jenis polisinaps ada enam yaitu refleks lutut, tumit, perut, cahaya, kornea, dan with drawl. Pada kelompok II terdapat dua refleks yang jenisnya monosinaps yaitu refleks cahaya dan kornea, sedangkan untuk yang polisinaps ada enam yaitu refleks lutut, perut, bisep, trisep, with drawl dan tumit. Pada kelompok III terdapat lima refleks yang monosinaps yaitu refleks lutut, perut, trisep,

cahaya, dan tumit, sedangkan untuk yang polisinaps ada tiga yaitu biseps, kornea dan with drawl. Pada kelompok IV tujuh refleks yang monosinaps (refleks lutut, perut, bicep, tricep, cahaya, kornea, with drawl), dan satu polisinaps yaitu tumit. Pada kelompok V ada lima yang monosinaps (refleks perut, bicep, trisep, cahaya, dan tumit) sedangakan polisinaps ada tiga yaitu refleks lutut, kornea, dan with drawl. Pada kelompok VI monosinaps ada lima (refleks lutut, perut, bicep, tricep, dan tumit) dan polisinaps ada tiga yaitu refleks cahaya, kornea, with drawl). Pada kelompok VII monosinaps ada empat ( refleks biceps, tricep, cahaya, dan tumit) dan polisinaps ada empat yaitu refleks lutut, perut, kornea, with drawl. Mekanisme gerak refleks yaitu mulai dari stimulus atau rangsangan kemudian ke reseptor atau indra ke saraf sensorik ke sumsum tulang belakang kemudian ke saraf motorikke efektor dan kemudian menimbulkan gerakan. Monosinaps adalah gerak refleks yang menghasilkan hanya satu gerakan sedangkan Polisinaps adalah gerak refleks yang menghasilkan lebih dari satu gerakan. Pengamatan ini diperoleh refleks yang berbeda-beda setiap individu, hal ini mungkin disebabkan karena gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu (Pearce, 2006). Selain itu rangsangan yang diberikan dapat diubah menjadi bentuk aksi-aksi yang berbeda oleh reseptor, nah reseptor ini menimbulkan gerakan atau aksi-aksi yang berbeda setiap individu. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Berikut skema gerak refleks: gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Hal ini berbeda sekali gerak dengan ekanisme gerak biasa. Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atau dikontrol oleh otak. Sehingga gerak biasa adalah gerak yang disadari (Prasetyo, 2009). BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasakan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari yang timbul karena adanya rangsangan dan merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak biasa. Gerak refleks ada yang monosinaps dan polisinaps. Refleks monosinaps apabila gerakan yang terjadi hanya satu sedangkan refleks polisinaps apabila gerakan yang terjadi terdiri dari dua atau lebih gerakan. B. Saran 1. Sebaiknya kerjasama antara praktikan agar lebih ditingkatkan agar praktikum dapat berjalan lancar. 2. Sebaiknya kepada asisten agar lebih ditingkatkan lagi bimbingannya, dan sebaiknya asisten yang membimbing lebih banyak. 3. Sebaiknya kepada pihak laboran agar memperbaharui alat laboratorium yang digunakan seperti kebersihan alatnya. DAFTAR PUSTAKA

Abim. 2010. Cara Kerja Gerak refleks. http://abim.cara-kerja-gerak-refleks.wordpress.com. Diakses pada Tanggal 16 Desember 2010. Blumenthal, Louise. 2007. Atlas Anatomi. Jakarta: Djambatan. Buranda, Theopilus. 2008. Anatomi Umum. Makassar : Fakultas Kedokteran UNHAS. Campbell. 2004. Biologi Edisi kelima_jilid 3. Jakarta : Erlangga. Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pratama, Tomi. 2008. Gerak Refleks Pada Manusia. http://thetom022. wordpress. com /2008/01/15/gerak-reflek-pada-manusia/. Diakses pada Tanggal 16 Desember 2010 Syaifuddin. 2006. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Laporan Praktikum Gerak Refleks pada Manusia


Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot atau kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap suiatu stimulus rtertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya dua neuron, membentuk suatu busur reeflkeksa (reflex are). Dua neuron penting dalm suatu busur reflex adalah neuron aferen, sensori atau reseptor dan neuron eferen motoris atau efektor. Umumnya diantara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun reflex dapat melibatkan berbagai bagian otak dan system saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang ( strets refleks) yang digambarkan dengan pemukulan ligamentum patella (suatu tendon) sehingga melibatkan otot lutut terentang. Refleks rentang memainkan sesuatu peranba penting namun agak sederhana dalam pereilaku. Suatu otot rentang dan bereaksi dengan berkontraksi. Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang teratur dengan baik yang mengarahkan kontraksi otot-otot antagonis dan secara terus-menerus memonitor keberhasilan dengan perintah-perintah dari otak yang diteruskan dan dengan cepat mampu melakukan penyesuaian (Campbell, 2002). Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian: Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari

reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya. Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor. Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak (Idel, 2000). Refleks pada dasarnya merupakan suatu respon dalam rangka mengelak dari suatu rangsangan yang dapat membahayakan atau mencelakakan. Ciri refleks adalah respon yang berlangsung cepat atau tidak disadari oleh yang bersangkutan. Reflex semacam ini dinamakan reflex bawaan yang pusatnya pada sumsum tulang belakang. Impuls saraf berasal dari reseptor dibawa oleh sareaf eferen yang bersifat sensorik, menuju ke system sarf pusat, yaitu sumsum tulang belakang. Di sum-sum tulang belakang, impuls di transfer oleh neuron asesori dari neuron sensori ke neuron motorik. Dari neuron motorik impuls di alirkan melalui sarf motorik ke efektor. Jika dilihat dari bentuk atau aksi yang ditimbulkan, reflex memiliki berbagai karakteristik , yaitu dapat diramalkan, mempunyai tujuan tertentu, memiliki reseptor tertentu, mempunyai periode laten, spontan dan tidak dapat dipelajari, berfungsi sebagai pelindung dan pengatur, serta periode latin akan lama pada respon yang terus menerus sehingga akan menimbulkan kelelehan.ada beberapa jenis macam reflex, yaitu reflex spinal, medulla, cerebral,superficial, miotatik, dan reflex visceral. Reflex sebagai integrasi sinapmemiloiki bagian-bagian antara lain serabut saraf sensorik-saraf spinal akar dorsalis-interneuron-saraf akar ventralis-serabut motorik. Antar satu serabut satu dengan serabut lainnya sudahb tentu memiliki hubungan integrasi. Dalam integrasi antar ujung-ujung saraf dalam sinaps tersebut ada tiga hal yang dimunculkan, yaitu: 1. Summasi Terdiri atas sum-sum tenporal yang berupa pengulangan impalas untuk dapat menimbulkan respon summasi spiasial.

2. Fasilitas Merupakansuatu proses poenambahan eksitasi pada hubungan sinaps yang tidak memperlihatkan adanay summasi respon elektrik. Pada kondisi ini potensial pada portsinapsis akan meningkat. 3. Inhibitor Adalah proses penghambatan respon pada organ efektor. Jika dilihat dari mekanisme jalannya

rangsangan, stimulus memiliki bentuk sinaps inhibitor (menghambat) dan sinapos eksitator 9 mempercepat). Misalnya stimulus dengan sinaps inhibitor adalah saat relaksasi sebagai respon adanya stimulus, sedangkan contoh sinaps eksikator adalah saat otot kontraksi sebagai respon adanya stimulus. Bentuk ke dua respon pada anggota badan yang sama disebut dengan hambatan resiprikal. Dilihat dari bentuk reaksi atau aksi yang ditimbulkan refleks memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. dapat diramalkan, respon yang ditimbulkan karena adanya rangsangan yang berulang-ulang akan sama. 2. mempunyai tujuan tertentu, refleks sangat berfungsi sebagai kelangsungan hidup suatu organisme. 3. refleks memiliiki reseptor tertentu, dengan kata lain setiap rangsangan akan menimbulkan respon namun terbentuknya respon ini hanya pada efektor tertentu. 4. refleks mempunyai periode laten, adanya waktu antara stimulus dan mulai terjadinya respon pada efektor. 5. spontan dan tidak dipelajari 6. berfungsi sebagai pelindungdan pengatur 7. periode laten akan lama pada respon yang terus meneruskan sehingga akan mengakibatkan timbulnya kelelahan (Widiastuti, 2002). Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang. Pada saat diberikan cubitan frekuensi kecil, kaki katak akan bergerak-gerak seperti meronta. Namun apabila cubitan dengan frekuensi kuat maka kaki katak akan mengejang.Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+ (Soewolo,1994).

Beberapa Metode Pemeriksaan Refleks a. Refleks kornea ,Kapas yang telah di sediakan, di gulung menjadi bentuk selinder halus. Orang coba menggerakan bola mata ke lateral yaitu dengan melihat ke salah sisi tanpa menggerakan kepala. Sentuhlah dengan hatai-hati sisi kontralateral kornea dengan kapas. Respon yang terjadi berupa kedipan mata secara cepat. b. Refleks cahaya, Cahaya senter yang dijatuhkan pada pupil salah satu mata orang coba. Respon yang terjadi berupa konstriksi pupil homolateral dan kontra lateral. c. Refleks periost radialis, Lengan orang coba setengah ditleksikan pada sendi siku dan tangan sedikit dipronasikan. Ketuk periosteum pada ujung distal os radii. Respon yang terjadi pada orang coba berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.Pada percobaan ini terlihat adanya refleks yang terjadi pada orang coba. d. Refleks periost ulnaris, Lengan bawah setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan antara pronasi dan supinasi. Ketuk pada periost prosessus stiloideus. Respon yang terjadi yaitu berupa pronasi tangan.Pada orang coba pada saat praktikum terlihat adanya refleks tersebut.

e. Knee Pess Refleks (KPR), Pada percobaan ini orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung bebas atau oarang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai pada sendi lutut. Ketuk tendo patella dengan hammer sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps. f. Achilles pess refleks, Tungkai orang coba difleksikan pada sendi lutut dan kaki didorsofleksikan, ketuk tendo achilles, sehingga terjadi plantar fleksi dari kaki dan kontaraksi gastroknemius. g. Refleks biseps, Lengan orang coba setenganh di fleksikan pada sendi siku. Ketuk pada tendo otot biseps akan menyebabkan fleksi lengan pada siku dan tampak kontraksi otot biseps. h. Refleks triseps, Lengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit dipronasikan. Ketukan pada tendo otot triseps 5 cm di atas siku, ini akan menyebabkan ekstensi lengan dan kontarksi otot triseps. i. Withdrwal Refleks, Lengan orang coba diletakkan di atas meja dalam keadaan ekstensi. Tunggu pada saat orang coba tidak melihat saudara, tusuklah dengan hati-hati dan cepat kulit lengan dengan jarum sntik steril, sehalus mungkin agar tidak melukai orang coba. Respon yang terjadi berupa fleksi lengan tersebut menjauhi stimulus. (infokedokteran.com/referat-kedokteran/neurologi/mengenali-berbagai-gerak-refleks-padamanusia.html) Read more: http://madepujas.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-gerak-reflekspada.html#ixzz2RAH5prXU

BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenal dan mempelajari macam-macam refleks. B. Dasar Teori Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik, interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu.

Gerak refleks yang paling sederhananya memerlukan dua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut busur refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Mekanisme gerak reflek (gerak tidak sadar) :

belakang

Rangsangan saraf sensorik pusat integrasi di sumsum tulang saraf motorik gerak otot

Waktu antara pemberian rangsangan hingga timbul jawaban disebut waktu refleks. Kekuatan refleks ditentukan oleh kekuatan rangsang dan lama pemberian rangsang. Jenis refleks dikelompokkan berdasarkan : 1. Letak reseptor Refleks eksteroseptif, yaitu rangsangan yang timbul karena rangsangan pada reseptor di permukaan tubuh

Refleks interoseptif/viseroseptif, yaitu rangsangan yang timbul karena rangsangan pada alat dalam atau pembuluh darah Refleks propioseptif, yaitu rangsangan yang timbul karena rangsangan pada reseptor di otot rangka, tendon dan sendi (refleks sikap badan)

2. Bagian saraf pusat yang terlibat Refleks spinal, melibatkan neuron di medulla spinalis, contoh : withdrawal refleks Refleks bulbar, melibatkan neuron di medulla oblongata Refleks kortikal, melibatkan neuron di korteks serebri

3. Ciri jawaban Refleks motor, efektornya otot dengan jawaban berupa kontraksi atau relaksasi otot Refleks sekretorik, efektornya kelenjar dengan jawaban berupa peningkatan atau penurunan sekresi kelenjar Refleks vasomotor, efektornya pembuluh pembuluh darah berupa vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) atau vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah) 4. Bawaan sejak lahir dan didapat Refleks tak bersyarat (unconditioned reflex), refleks yang dibawa sejak lahir, contoh : refleks menghisap pada bayi Refleks bersyarat (conditioned reflex), refleks yang didapat selama pertumbuhan dan biasanya berdasarkan pengalaman hidup, contoh : keluar air liur ketika melihat makanan yang lezat 5. Jumlah neuron yang terlibat Refleks monosinaps, lengkung refleks paling sederhana, melalui satu sinaps (hanya melalui 2 neuron, satu neuron afferen dan satu neuron efferen yang langsung berhubungan dengan di saraf pusat). Contoh : stretch refleks. Refleks polisinaps, melalui beberapa sinaps, terdapat beberapa interneuron yang

menghubungkan afferen dan efferen. Kecuali refleks regang, semua refleks melalui lebih dari satu sinaps. Gerak refleks dapat digunakan pada pemeriksaan neurologi untuk mengetahui kerusakan atau pemfungsian dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Keadaan sirkuit refleks dapat sangat bervariasi tergantung pada kondisi seseorang (misalnya terjaga, tidur, koma), pada apa

yang dilakukan (misalnya berjalan, berlari, berpikir), pada posisinya dalam ruang dan postur, dan atas faktor lainnya. Informasi-informasi ini berguna bagi dunia farmasi dan kedokteran.

BAB II METODOLOGI
A. Alat dan Bahan Adapun Alat yang digunakan antara lain yaitu : Alat diseksi Papan Fiksasi Beker glas Statif Hammer refleks Adapun bahan yang disgunakan antara lain yaitu: Katak Benang Kapas Larutan Cuka 1%

B. Cara Kerja Cara mendapatkan spinal animal Pegang katak dengan tangan kiri Gunting mulutnya sampai batas belakang tengkorak Atau bisa juga dengan teknik Single Pithing yaitu memasukkan jarum sonde lewat foramen occipitale masuk ke dalam otak dan merusaknya Gantung katak pada statif dengan menggunakan benang Waktu refleks dan kekuatan refleks (Rangsangan Mekanis) Jepit kaki belakang dengan pinset. katak akan menarik kaki saat dijepit (melakukan refleks pelindung/withdrawal refleks) Adakalanya kakinya tetap diangkat, setelah menarik kakinya. Untuk hal ini, jepitlah kaki lainnya, sehingga katak akan menurunkan kakinya kembali (penghambatan reflektorik). Jepitlah lagi kaki pertama dengan lebih kuat. Katak akan menarik kedua kakinya, bahkan kedua kaki depannya (iridiasi refleks). Catat waktu respon serta kekuatan refleks. Rangsangan Kimiawi Siapkan 2 beker glas, yang satu berisi air biasa dan yang lainnya berisi asam Celupkan kaki belakang kiri katak yang tergantung itu ke dalam beker glas yang berisi asam. Perhatikan responnya dan catat jenis refleks. Jika tidak terjadi respon, bilas kaki yang telah dicelup dalam asama dengan air bersih pada beker glas yang lain, kemudian celupkan kaki kiri lebih banyak ke dalam asam cuka itu Perhatikan responnya dan catat jenis refleks. Basahi kulit tubuh yang lateral setinggi dada, sebelah kiri sesisi dengan kaki yang terkena asam cuka. Perhatikan refleks yang terjadi dan catat hasilnya. Refleks Patella Tungkai difleksikan pada sendi lutut, membentuk sudut 120 Tendo muskulus quadriceps femoris dipukul tepat dibawah patella

Perhatikan refleks yang terjadi dan catat hasilnya.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan

Jenis Rangsangan Mekanis

Refleks yang ditimbulkan Strech Refleks Withdrawal Refleks Crossed Extensor R. Scratch Refleks Withdrawal Refleks Scratch Refleks

Kekuatan refleks Sangat Kuat Kuat Lemah -

Kecepatan Sangat Cepat Cepat Lambat

Kimiawi

Patella B. Pembahasan

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut busur refleks. Busur refleks terdiri dari : Organ sensorik (reseptor) Neuron afferent Satu atau lebih sinaps pada station integrasi pusat Neuron efferent Effektor (otot atau kelenjar) Macam-macam refleks yang diuji pada praktikum kali ini antara lain : 1. Stretch Reflex Refleks ini diawali dengan meregangnya otot. Organ reseptornya disebut muscle spindle. Contohnya adalah refleks patella 2. Withdrawal Reflex

Apabila suatu stimulus yang menyakitkan diberikan pada bagian tubuh manapun, maka bagian tubuh tersebut segera ditarik menjauhi arah datangnya rangsangan. Contohnya adalah seseorang menyentuh gelas yang panas, maka refleks orang tersebut adalah menarik tangannya. Mekanisme withdrawal refleks ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

3. Crossed Extensor Reflex Apabila refleks penarikan ditimbulkan oleh suatu stimulus yang menyakitkan pada kaki kiri, maka kaki kanannya terlihat meregang. Contohnya adalah ketika seseorang menginjak paku, maka kaki yang menginjak paku akan menarik diri, sedangkan kaki yang lainnya akan mengambil berat seluruh tubuh. 4. Scratch Reflex Beberapa neuron sensorik dapat menanggapi rangsangan kimia yang menghasilkan gatal. Apabila kulit hewan dirangsang, hewan tersebut akan menggarukkan tempat yang dirangsang tadi, seolah-olah ingin menghilangkan rangsangan tadi. 5. Extensor Thrust Reflex Apabila pada telapak kaki anjing diberikan suatu tekanan, kaki tersebut akan dibentangkan keluar dan terlihat tegang. Hal ini terjadi karena kontraksi otot-otot extensor dan fleksor secara bersamaan.

Pada hewan vertebrata, hubungan antara neuron afferen dan efferen ada di otak dan di sumsum tulang belakang. Pada percobaan ini, hewan percobaan (katak) dideserebrasi, sehingga

didapatkan spinal animal (hewan bersumsum tulang belakang saja). Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan sonde atau menggunting mulut katak sampai batas belakang tengkorak pada saat praktikum. Dari hasil pengamatan terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak deserebrasi. Akan tetapi katak deserebrasi masih dapat memberikan respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon. Pada saat diberikan cubitan dengan kekuatan kecil, kaki katak akan melakukan gerak refleks yang berlawanan dengan arah rangsangan (Withdrawal Refleks). Namun apabila cubitan dengan kekuatan kuat maka kaki katak akan mengejang. Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permeabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+. Menurut Idel, antoni (2000), katak dewasa bernapas dengan menggunakan tiga organ pernapasan, yaitu permukaan kulit tubuhnya, permukaan rongga mulut dan paru-paru. Itulah sebabnya mengapa pada saat asam cuka diletakkan pada bagian paha dalam, katak tidak memberikan respon, karena pada kulit di bagian dalam paha tidak termasuk organ pernapasannya. Pada percobaan mengoleskan asam cuka yang diletakkan pada bagian sentral tubuh, katak akan meresponnya dengan bergerak-gerak. Hal ini disebabkan oleh karena katak bernapas dengan bantuan kulitnya, sehingga asam cuka yang dilekatkan pada kulit katak menghambat pemerolehan oksigen untuk pernapasan. Asam terbagi menjadi dua, yaitu asam kuat dan asam lemah. Beberapa contoh asam kuat yang biasa digunakan antara lain : HCl, H2SO4, HF, HBr, dan lain-lain, sedangan contoh asam lemah adalah : CH3COOH (asam asetat), H2CO3 (asam karbonat), C6H8O6 (asam askorbat), C6H8O7 (asam sitrat), dan lain-lain. Memukul tendon patella dengan hammer refleks tepat di bawah patella menyebabkan otototot paha depan meregang. Hal ini merangsang reseptor sensorik stretch yaitu muscle spindle untuk memicu impuls afferen dalam saraf sensorik dari saraf femoralis yang sinapsis (tanpa

interneurones) di sumsum tulang belakang, benar-benar independen dari pusat yang lebih tinggi. Dari sana, sebuah neuron alfa-motor melakukan impuls eferen kembali ke otot quadriceps femoris, memicu kontraksi. Kontraksi ini, dikoordinasikan dengan relaksasi dari otot hamstring fleksor antagonis menyebabkan kaki menendang. Refleks ini membantu menjaga postur dan keseimbangan, yang memungkinkan seseorang untuk berjalan tanpa sadar, tanpa memikirkan setiap langkah. Mekanisme refleks patella ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. 2. 3. 4. Setelah melakukan percobaan pada katak untuk mengetahui refleks dari beberapa macam rangsangan maka dapat disimpulkan bahwa : Rangsangan mekanis dapat menyebabkan stretch refleks dan withdrawal refleks Rangsangan kimiawi dapat menyebabkan withdrawal refleks dan crossed extended refleks Refleks patella membantu menjaga postur dan keseimbangan seseorang pada saat berjalan. Tiap individu mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap suatu rangsangan, tergantung dari kekuatan rangsang dan waktu refleks. Sebaiknya dilakukan beberapa kali pemukulan pada percobaan refleks patella untuk mengetahui letak tendo muskulus quadriceps femoris.

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Effendi,Mulyati E MS.,Ir: 2010. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Bogor. Laboratorium farmasi. Ganong, F.William. 1995. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. Jakarta : EGC. Guyton, Arthur C. 1964. Function of the Human Body. Second edition. Japan :Igaku Shoin Ltd. http://thetom022.wordpress.com/2008/01/15/gerak-reflek-pada-manusia/ Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari -hari. Gitamedia Press:Jakarta Sherwood, L. 2008. Human Physiology : From Cells to Systems. Seventh Edition. USA : Graphic World Inc. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap manusia memiliki golongan darah yang berbeda beda. Ada yang bergolongan darah A , B , AB dan O. Mengetahui golongan darah mempunyai beberapa manfaat yang sangat

penting. Misalnya dalam keadaan genting, tiba tiba kita membutuhkan darah maka kita tidak perlu repot repot karena kita sudah mengetahuinya. Golongan darah tersebut dapat diketahui melalui tes golongan darah. Selain itu, setiap orang juga memiliki waktu koagulan atau waktu pembekuan darah yang berbeda beda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Dan setiap orang juga memiliki tensi yang berbeda beda pula. Tensi manusia dewasa yang normal adalah 120/80. dalam percobaan kali ini kita akan mencoba untuk mengetahui itu semua yaitu mngetahui golongan darah, waktu koagulan dan tensi. Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakan pada sebuah slide mikroskop Setetes serum yang mengandung aglutinin anti-A ( dari darah golongan B ) diteteskan pada salah satu tetes darah,sedangkan tetes serum yang mengandung aglutinin anti-B ( dari darah golongan A ) diteteskan pada tetes darah lainya. a. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah,maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A ( golongan darah A ) b. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B ( golongan darah B ) c. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi induvidu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B ( golongan darah AB ) d. Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi,maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen ( golongan darah O )

I.2. Tujuan Untuk mengetahui cara pemeriksaan golongan darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi

transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.menurut K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit (sel darah merah) seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4 golongan yaitu sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah ABpositif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di

dunia.Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. Sebelum lahir,molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibody pasangannya,yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. 1. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut aglutinin

2. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus. Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen ((antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma. 1. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B 2. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A 3. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B,tetapi tidak mengandung aglutinin anti-A atau anti-B 4. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A dan aglutini-B Penggolongan darah penting dilakukan sebelim transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah. Contoh gambar hasil pengamatan

Bagaimana menentukan golongan darahnya? ambil satu contoh baris ke-dua. Perhatikan urutan sampelnya dari kiri ke kanan: 1. diberi anti Rhesus : menggumpal 2. diberi anti A : tidak menggumpal 3. diberi anti B : menggumpal 4. diberi anti AB : menggumpal

Kesimpulannya,sang pemilik darah bergolongan darah B Rh+ (golongan B dan golongan Rhesuspositif). Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut: Golongan aglutinogen (antigen) pada eritrosit A B AB O

aglutinin (antibodi) pada plasma darah b a a dan b

A B A dan B -

Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan) Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan) Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi (penggumpalan)

1. darah + anti Rhesus = aglutinasi -----> terdapat antigen Rhesus -----> gol Rh+ 2. darah + anti A= aglutinasi -----> terdapat aglutinogen A -----> gol A 3. darah + anti B= aglutinasi -----> terdapat aglutinogen B -----> gol B Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan juga tidak masalah. cara penggolongan darah Sistem Rh Adalah kelompok antigen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberinama berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh. a. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh positif. Jika faktor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negatif. Individu dengan Rh positif lebih banyak dari pada Rh negatif. b. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO di mana individu ber-Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.

c.

Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber-Rh positif maka aglutininya anti-Rh akan diproduksi. Walau tranfusi awal tidak membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.

d.

Eritoblastosis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir,dapat terjadi setelah kehamialnan pertama ibu ber-Rh negatif dengan janin ber-Rh positif a. Pada saat lahir ( atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar beberapa antigen Rh positifjanin sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk menolak antigen tersebut b. Jika antibodi lawan faktor Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan selanjutnya,antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi yang mengalaminya akan terlahir dengan anemia c. Pencegahan. Jika ibu ber-Rh negatif mendapat injeksi antibodi berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan,keguguran,atau setelah abortus janin ber-Rh positif, maka antigen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anyibodi lawannya.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktikum fisioologi dilakukan pada hari jumat, 18 November 2011 pada pukul 13.20 WIB di laboratorium Biologi jurusan tadris MIPA Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang. 3.2 Alat dan Bahan Alat: Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass),Kapas,Alkohol 70 %,Blood lancet steril (disponsable),Tusuk gigi beberapa batang. Bahan: Anti A, Anti (B), Anti (AB), Anti (D), Darah kapiler atau vena 3.3 Cara Kerja 1. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1 4 2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70% 3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar

4. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor 5. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa yang terjadi. 6. pLakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serum anti Rhesus. 7. Bandingkan bahan setiap belahan gelas objek dengan gambar yang tersedia yang diperlihatkan kedua macam reaksi, apa terjadi penggumpalan atau tidak. Pengamatan dilakukan dengan mata telanjang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Data hasil pengamatn dalam praktikum Fisiologi Hewan tentang pemeriksaan golongan darah adalah; No Nama Siswa Gol. Darah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. M.Osen Muji yanto Mussiah Nova yulita sari Nurhasanah Rafika agustina Reri parina Reslana Umi latifah Tiara aditya Yumi mareta C Yuli Novitasari Wilda triani Yevi mandasari O B B B B A B A A O O B O O 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. Siti chodijah.P Yunita anggraini Sri astute Tri bintang P Okta septi hariani Rika wijayanti Wiji adchiyanti Nyayu umi habsa Devi ladespa Yeni oktavia Yayan kusuma Toriq alfarabi Yudi setiawan Yatno No Nama Siswa Gol. Darah O A B O B B O A O O A O B AB

15. 16. 17. 18. 19. 20.

Ropikotul adawiya Ica lindia Sefti yanty Ummu haniyah Putri aulia p.w Lidya kandau

O O O AB O A

35. 36. 37. 38. 39.

Fauzan aliksan Tito nurseha Vreny pratini Rona desnisti Samsia

O B A AB O

4.2 Pembahasan Dari table diatas maka didapatkan hasil sebagi berikut: Golongan darah A sebanyak 8 orang Golongan darah AB sebanyak 3 orang Golongan darah B sebanyak 11 orang Golongan darah O sebanyak 17 orang

Dari kelas biologi 2 yang berjumlah 39 orang kebanyakan golongan darah O yaitu yang berjumlah 17 orang, ini dikarenakan factor bawaan atau keturunan dari orang tua masing-masing dimana domina darah orang tua berdarah O,

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak Ibu O O A B AB O O, A O, B A, B A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB Ayah B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitiaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa mahasiswa Biologi 2 yang bergolongan darah A sebanyak 8 orang, yang bergolongan darah AB sebanyak 3 orang, yang bergolongan darah B sebanyak 11 orang dan mahasiswa yang bergolongan darah O sebanyak 17 orang. Dari seluruh mahasiswa kelas biologi 2 yang berjumlah 39 orang kebanyakan mahasiswa bergolongan darah O yaitu yang berjumlah 17 orang.

5.2. Saran 1. Siswa lebih berhati-hati dalam pengambilan darah agar tidak terjadi kecelakaan / luka. 2. Saat penetesan anti serum, ujung pipet tidak boleh ditempelkan ke sampel darah. 3. Sebelum dan sesudah pengambilan darah, terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70% agar tidak terkena infeksi.
http://ochenbiofisiologi.blogspot.com/2012/01/laporan-golongan-darah.html

You might also like