You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN I.

1 Latar Belakang Pendidikan tinggi kefarmasian di Indonesia sudah berkembang, setelah melewati berbagai era yang panjang. di Indonesia, perkembangan farmasi dimulai dari zaman pra perang dunia II dimana selama penjajahan belanda hanya terdapat apoteker dari luar negeri saja dan dari Indonesia sendiri hanya setara dengan asisten apoteker. Apoteker adalah seorang yang mempunyai keahlian dan wewenang di bidang kefarmasian baik di apotik, rumah sakit, dan bidang lain yang berhubungan dengan kefarmasian. Kemudian pada masa pendudukan Jepang mulai dirintis pendidikan tinggi farmasi dengan nama Yukugaku sebagai bagian dari Jakarta ika daigaku. Pada tahun 1944 yakugaku di ubah menjadi yaku daigaku. Tahun 1946 di buka perguruan tinggi ahli obat di klaten yang kemudian di pindah dan berubah menjadi Fakultas Farmasi Gadjah Mada di Yogyakarta dan mulai di ikuti oleh beberapa perguruan tinggi yang lain. Pada tahun 2005 Universitas Negeri Gorontalo secara resmi membuka jurusan farmasi program studi D3 di Fakultas MIPA. tahun 2007 Jurusan Farmasi di pindah dan bergabung dengan Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. tahun 2010 Universitas Gorontalo secara resmi membuka Program studi S1. Pada Program Studi S1 telah di susun berbagai macam mata kuliah yang menunjang mahasiswa dalam mempelajari ilmu farmasi secara mendetail guna
1

dalam menunjang seorang calon farmasis pada praktek kerja nanti, Salah satunya adalah Farmasetika Dasar. Farmasetika Dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk sediaan Obat dan cara pembuatannya. Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang di maksudkan untuk di pakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. (1). Pada praktikum Farmasetika Dasar di ajarkan cara membuat berbagai sediaan obat seperti Serbuk Bagi, Salep, Serbuk tabur, Sirup, Suspensi, Emulsi, Suppositoria dan Kapsul. Kapsul ialah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut (2). I.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui bentuk sediaan kapsul, jenis dan ukuran kapsul Memahami proses pembuatan kapsul dan komponen - komponennya Mempelajari perhitungan bahan dan perhitungan dosis pada kapsul Mengetahui keuntungan dan kerugian bentuk sediaan kapsul

I.2.2 Tujuan Percobaan Menentukan jenis dan ukuran kapsul yang akan digunakan Meracik serbuk dan mahir memasukkan serbuk kedalam kapsul Menghitung dosis dari bahan yang akan digunakan Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari bentuk sediaan kapsul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Teori Umum Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih dan atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bisa juga keras. Kapsul gelatin yang keras merupakan jenis yang digunakan oleh ahli farmasi masyarakat dalam menggabungkan obat-obat secara mendadak dan di lingkungan para pembuat sediaan farmasi dalam memproduksi kapsul umumnya. Sedangkan kapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin di mana gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol ditambahkan supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; ). Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul adalah sebagai berikut: (Ilmu Resep; ) 1. Bentuknya menarik dan praktis. 2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan berbau tidak enak 3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung sehingga obat cepat diabsorpsi 4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien

5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan zat tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet Sedangkan kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul adalah sebagai berikut: 1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan. 2. Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab) 3. Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul 4. Tidak bisa untuk balita 5. Tidak bisa dibagi-bagi (Ilmu Resep; Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih

mengandung air dengan kadar 10-15%. Jika disimpan di tempat yang lembab, kapsul akan menjadi lunak dan melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul itu dapat menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya, jika disimpan di tempat yang terlalu kering, kapsul itu akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Oleh karena itu, penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan yang: 1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering 2. Terbuat dari botol gelas, tertutup rapat dan diberi bahan pengering 3. Terbuat dari wadah botol plastik, tertutup rapat yang juga diberi bahan pengering 4. Terbuat dari aluminium foil dalam blister atau strip (Ilmu Resep; )

Bobot atau volume obat yang diisikan kedalam kapsul tergantung pada sifat atau bahan obat itu sendiri. Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul biasanya berdasarkan pengalaman atau pengerjaan secara eksperimental. Sebagai pedomannya dapat menggunakan tebel dibawah ini. No. Ukuran Acetosal dalam gram 000 00 0 1 2 3 4 5 1 0,6 0,5 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 Nat-bikarbonat dalam gram 1,4 0,9 0,7 0,5 0,4 0,3 0,25 0,12 Nbb* dalam gram 1,7 1,2 0,9 0,6 0,5 0,4 0,25 0,12

Ada tiga cara pengisian kapsul yaitu sebagai berikut : (Ilmu Resep; ) 1. Dengan tangan Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa bantuan alat lain. cara ini sering digunakan di apotek untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan

untuk mencegah alergi yang mungkin timbul akibat petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan cara sebagai berikut. a. Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta. b. Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan ke dalam badan kapsul dan ditutup 2. Dengan alat bukan mesin Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat, sebab sekali buat dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian tetap dan bagian yang bergerak. Cara pengisian kapsul: (Ilmu Resep; a. Buka bagian-bagian kapsul. b. Badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang pada bagian alat yang tidak bergerak / tetap. c. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul. d. Ratakan dengan bantuan alat kertas film. e. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakkan bagian alat yang bergerak. 3. Dengan mesin Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga

keseragaman kapsul, perlu dipergunakan alat yang otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai menutup kapsul.

II.2 Resep

Dr. Jemmy Gunardi, Sp.Pd SIK : 003/FM/GTO/07 Jl. G. Lompobattang 104 Telp. 0435-654321

Gorontalo, 26-11-2011

R/ Amoxicillin
Digoxin CTM Asam Mefenamat Simvastatin DMP

200 mg
2

/5 tab

4 mg 200 mg
1

/3 tab

tab
II.2.1 Uraian Bahan 1. moxicillin (FI IV; A

m. f. Pulv da in caps d.t.d No. XV t d.d 1 a.c

Pro

: Raihan

,ISO; ) Nama Resmi : Amoksisillin


7

Umur : 28 tahun
Nama lain

Rumus Molekul Berat Molekul Rumus Struktur

C16H19NO5S.3H2O H H C NH2 CONH H H N COOH CH3 CH3

: 365,40 :

Pemerian Kelarutan

: Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau. : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzen, dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.

Kegunaan Penyimpanan

: Infeksi saluran pernapasan dan infeksi lainnya. : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar terkendali.

2. Asam Mefenamat (2) Nama Resmi Nama lain Rumus Molekul Berat Molekul Rumus Molekul : Acidium mefenamicum

: Asam Mefenamat : C15H15NO2 : : 241,29 COOH NH CH3 CH3

Pemerian

: Serbuk hablur, putih atau hampir putih, melebur pada suhu lebih kurang 2300C disertai peruraian

Kelarutan

: Larut dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar larut dalam kloroform, sukar larut dalam etanol dan metanol, praktis tidak larut dalam air

Kegunaan

: Meredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot tulang, nyeri karena luka, nyeri setelah operasi, nyeri setelah melahirkan, nyeri reumatik, nyeri tulang dan demam

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

3. Digoxin (2) Nama resmi Sinonim Rumus Molekul Berat molekul Rumus struktur : Digoxinum : Digoksin : C41H64O14 : 780,96 : O OH CH3 H O C18H3O9 H Pemerian : Hablur tidak berwarna sampai putih atau serbuk hablur putih, tidak berbau OH H O

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter, larut dalam etanol (70%), mudah larut dalam piridina

Kegunaan Penyimpanan

: Payah jantung kongestif, fibrilisasi atrium : Dalam wadah tertutup baik terlindungi dari cahaya

4. CTM (3) Nama resmi Sinonim Rumus molekul Berat molekul Rumus struktur : Chlorpheniramini Maleat : Klorfeniramina Maleat : C16H19ClN2.C4H4O4 : 390,87 : N CH Cl

CH2CH3N(CH3)2 Pemerian Kelarutan : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%), dalam 10 bagian kloroform, sukar larut dalam eter dan dalam benzena Kegunaan : Mengobati keadaan alergi seperti gatal-gatal, urticaria dan dermatitis

10

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik, dan terlindungi dari cahaya

5. Simvastatin (FI III; ,ISO; ) Nama resmi Sinonim Rumus molekul Berat molekul Pemerian Kelarutan : Simvastatin : Simvastatin OGB dexa : C25H38O5 : 418,57 : Serbuk kristal, warna putih, nonhigroskopis : Praktis tidak larut dalam air, dan sangat laru dalam kloroform, metanol dan etanol Kegunaan : Menurunkan kadar kolesterol tetap, sebagai anti hyper-kolesterol primer dan sekunder Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu antara 50C hingga 100C 6. DMP Nama resmi Sinonim Rumus molekul Berat molekul Rumus struktur : Dextromethorphanum : Metoksi morfinan : C18H25NO : 271,4 : CH3 H
H C H3

CH3

11

CH3O Pemerian : Serbuk hablur, hampir putih sampai agak kuning, tidak berbau Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam kloroform Kegunaan Penyimpanan II.2.2 Farmakologi () Gabungan dari racikan resep di atas dapat membentuk efek farmakologi yang dapat menyembuhkan penyaki infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh alergi serta gangguan jantung dan tubuh yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Hal ini jika ditinjau dari indikasi masing-masing obat. II.2.3 Nama Latin CITO R/ 200
2

: Meringankan batuk tidak berdahak : Dalam wadah tertutup rapat

: CITO : Recipe : Duo centum : duo pars quinque : quarta : pars tertia : pars dimidia : miligramma

: Segera : Ambillah : 200 : 2/5 :4 : 1/3 : : miligram

/5

4
1

/3` /2

mg

12

Tab m.f pulv da in caps d.t.d No. XV T d.d 1 a.c pro

: tabula : misce fac : pulvis : da in : capsulae : da tales doses : numero : quindecim : signa : ter de die : unus : ante coenam : pro

: tablet : campur, buatlah : serbuk : kedalam : kapsul : serahkan sesuai dosis : sebanyak : 15 : tandai : tiga kali sehari :1 : sebelum makan : untuk

13

BAB III METODE KARJA III.1 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN III.1.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah : 1. Alu 2. Lap halus 3. Lumpang 4. Neraca analitik citizen 5. Sendok tanduk 6. sudip III.1.2 BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah :

14

1. Alkohol 70% 2. Amoxicillin 3. Asam mefenamat 4. Cangkang kapsul 5. CTM 6. Digoxin

7. DMP 8. Kertas perkamen 9. Plastik obat 10. Simvastatin 11. Tissue

III.2 CARA KERJA 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70% 3. Bahan obat yang akan digerus diletakan diatas kertas perkamen yang telah diberi label nama masing-masing obat 4. Bahan obat telah digerus satu persatu secara bergantian didalam lumping hingga halus 5. Obat yang telah digerus diletakan kembali keatas perkamen kemudian ditimbang satu persatu 6. Dicampurkan semua bahan obat yang telah diserbukan hingga halus dan homogen 7. Serbuk dibagi dahulu diatas kertas perkamen sesuai dengan jumlah kapsul yang dimint yaitu 8 kapsul. Jadi disiapkan 8 kertas perkamen dengan menggunakan metode block. Metode block disebut juga metode pembagian

15

yaitu metode yang digunakan oleh ahli farmasi untuk menempatkan seluruh serbuk yang telah diolah diatas satu permukaan lempeng atau selembar kertas perkamen yang lebar diatas meja 8. Dimasukan serbuk tersebut kedalam badan kapsul sampai terisi penuh dan tutup dengan rapat 9. Dimasukan 8 kapsul tadi kedalam plastik obat, diberi etiket putih dan ditandai 3 kali sehari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Setelah melakukan percobaan, hasil yang diperoleh adalah sedian berbentuk kapsul. Kapsul adalah sedian padat yang terbungkus dalam cangkang keras ataupun lunak. Cangkang kapsul memiliki ukuran yang berbeda-beda dimulai dari nomor yang paling kecil yaitu 5 dan nomor yang paling besar yaitu 000. Dalam percobaan ini, yang kita gunakan adalah cangkang kapsul nomor 00. Kapasitas kapsul kira-kira berkisar antara 30mg - 60mg tergantung berat jenis serbuknya. IV.1.1 Perhitungan Bahan Amoxicillin Digoxin CTM : 200 mg : 2/5 tab : 4 mg

16

Asam mefenamat Simvastatin DMP

: 200 mg : 1/3 mg : 1/2 tab

Sediaan yang diminta adalah setengah yaitu 8, maka: Amoxicillin Digoxin CTM Asam mefenamat Simvastatin DMP : x 8 = 3,2 tablet

: x 8 = 3,2 tablet : x 8 = 8 tablet : x 8 = 3,2 tablet

: x 8 = 2,6 tablet : x 8 = 4 tablet

IV.1.2 Perhitungan Dosis Untuk mendapatkan dosis yang tepat maka tablet harus digerus dan ditimbang, dengan catatan satuan tablet di ubah menjadi gram. Amoxicillin Digoxin CTM Asam mefenamat Simvastatin DMP : : : : : : = 1,6 gram = 0,0008 gram = 0,0008 gram = 1,6 gram = 0,026 gram = 0,06 gram

17

Sediaan ditimbang menggunakan kertas perkamen, jadi berat sediaan di tambahkan dengan berat kertas perkamen. Amoxicillin Digoxin CTM Asam mefenamat \Simvastatin DMP : 1,6 + 0,2168 = 1,8168 : 0,0008 + 0,2303 = 0,23 : 0,008 + 0,2264 = 0,2272 : 1,6 + 0,2284 = 1,8284 : 0,026 + 0,2320 = 0,258 : 0,06 + 0,2040 = 0,264

IV.2 Pembahasan Sediaan kapsul dapat diartikan seabagai campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang telah dihaluskan. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Sediaan kapsul merupakan partikel zat padat yang mempunyai ukuran 0,1-10000. Dalam Ilmu Farmasi, cangkang dibuat dari : Gelatin, pati, dan bahan lain yang cocok (2). Dalam percobaan kali ini, langkah awal yang kita kerjakan sebelum meracik sediaan kapsul terlebih dahulu mempersiapkan alat dan bahan yang akan kita gunakan. kemudian membersihkan alat menggunakan akohol 70%. Untuk membersihkan alat, kita tidak dapat menggunakan alcohol yang 90% karena mudah menguap dan umumnya digunakan sebagai pengawet. Selanjutnya menyediakan bahan yang telah ditimbang yaitu Amoxicillin 3,2 tablet, simvastatin 2,6 tablet, CTM 8 tablet, Asam Mefenamat 3,2 tablet dan DMP 4 tablet. Setelah

18

semua bahan telah disiapkan, mulailah kita menggerus bahan satu persatu dengan mendahulukan dari bobot yang paling besar kemudian yang kecil, hal ini dilakukan agar patikel didalamnya memiliki kehalusan yang sama rata. Setelah semua bahan homogen, langkah berikutnya kita menyiapkan kertas perkamen sebanyak 8 lembar. dalam penyusunan kertas perkamen kita menggunakan metode block. Metode block disebut juga metode pembagian yaitu metode yang digunakan oleh ahli farmasi untuk menempatkan seluruh serbuk yang telah diolah diatas satu permukaan lempeng atau selembar kertas perkamen yang lebar diatas meja. Selanjutnya, mulailah kita memasukkan serbuk tersebut kedalam badan kapsul. Pada percobaan ini dalam cara pengisian kapsul, kita menggunakan metode dengan tangan. metode ini merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa bantuan alat lain. Untuk memasukkan obat, dapat dilakukan dengan membagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta, kemudian tiap bagian serbuk tadi dimasukan kedalam badan kapsul dan ditutup. Kemudian sediaan kapsul yang telah jadi dimasukkan kedalam plastik obat disertakan dengan etiket putih. IV.2.1 Informasi / keterangan obat: Cara Pemakaian Obat diminum tiga kali sehari yaitu pagi siang dan malam dalam interval waktu 6 jam sebelum makan. Cara Penyimpanan

19

Obat disimpan pda tempat atau ruanagan yang tidak lembab atau dingin dan kering, terbuat dari botol gelas atau wadah botol plastic, tertutup rapat dan diberi bahan pengering. IV.2.2 Interaksi obat Digoxin dan simvastatin tidak boleh dicampur, karena digoxin merupakan obat yang akan cepat berinteraksi dengan obat-obat lain seperti simvastatin. Hal ini disebabkan karena digoxin memiliki dosis yang kecil, maka jika berinteraksi dengan simvastatin akan mengurangi daya absorbsi obat dari digoxin. sehingga kerja digoxin tidak maksimal dalam mengobati penyakit. Jadi dari permasalahan diatas obat digoxin harus disendirikan atau jangan dicampur dengan obat-obat lainnya.

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kapsul terdiri dari kapsul cangkang keras dan kapsul cangkang lunak. Ukuran kapsul cangkang keras bervariasi dari nomor paling kecil 5 sampai nomor paling besar 000, kecuali cangkang untuk hewan 2. Komponen-komponen kapsul adalah zat aktif, zat tambahan dan cangkang kapsul

20

3. Keuntungan kapsul diantaranya adalah bentuknya menarik dan praktis serta dapat menutupi obat yang berasa dan berbau tidak enak. Sedangkan kerugian kapsul diantaranya adalah tidak bisa untuk balita dan idak bisa dibagi-bagi V.2 Saran V.2.1 Dosen Diharapkan agar tetap pertahankan cara pengajaran yang selama ini dan untuk tahun kedepannya. Dapat pula menambah dan memperbaiki peralatan atau mesin yang ada di Laboratorium agar para praktikan bisa lebih baik mengikuti praktikum. V.2.2 Asisten Diharapkan untuk dapat lebih tegas dalam membimbing praktikan saat praktikum atau pada saat memperbaiki jurnal

V.2.3 Praktikan Kepada prakikan diharapkan untuk lebih teliti dalam mengecek alat agar tidak terjadi kesalahan, lebih sering mengecek bahan-bahan yang ada di laboratorium sehingga pada saat praktikum tidak kehabisan bahan.

21

22

You might also like