You are on page 1of 2

Pielonefritis akut Adalah suatu peradangan supuratif yang umum terjadi di ginjal dan pelvis ginjal yang disebabkan

oleh suatu infeksi bakteri Etiologi Penyebab utamanya adalah Batang Gram negatif enterik yaitu Echercia coli dan organisme penting lainnya adalah spesies proteus, klebsiella, enterobacter, psudomonas Patogenesis Infeksi bisa dapat berjalan melalui darah secara hematogen sebagai bakterimia namun jarang terjadi. Yang sering terjadi adalah infeksi secara ascenden yang berawal dari uretra sehingga naik ke dalam parenkim ginjal. Faktor predisposisi Obstruksi urine Instrumensi saluran Refluks vesikoureter Kehamilan Jenis kelamin dan usia Sudah adanya lesi ginjal Imunokompremasi

Prevalensi Sering terjadi pada perempuan pada usia 40 tahun Pada laki-laki meningkat karena terjadi hiperplasia prostat dan sering dilakukannya instrumensi yang menyebabkan obstruksi

Gejala klinis Keluhan utama Onset mendadak nyeri pada sudut kostovertebra Demam tinggi disertai dengan menggigil Malaise Mual dan muntah Disuria, frekuensi dan urgensi

Pemeriksaan fisik Nyeri pada pinggang dan perut Suara usus melemah

Pemeriksaan darah Leukositosis LED meningkat

Urinalisis Piuria Bakteriuria Hematuria Penurunan faal ginjal

Kultur urin Terdapat bakteriuria

Foto polos Adanya kekaburan bayangan otot psoas Terdapat bayangan radio-opak dari batu saluran kemih

Terapi Ditujukan untuk mencegah terjadinya kerusakan ginjal lebih parah dan memperbaiki keadaan pasien. Terapi yang diberikan adalah terapi suportif dan terapi antibiotik. Terapi antibiotik yang bersifat bakterisidal dan berspektrum luas yang secara farmakologi mampu melakukan penetrasi ke jaringan ginjal dan kadarnya tinggi didalam urin. Golongan obat yang diberikan yaitu aminoglikosida yang dikombinasi dengan aminopenisilin (ampisilin atau amoksisilin) dan golongan obat aminopenisilin dikombinasikan dengan asam klavunalat, sulbaktan, karbosipenisilin, sefalosporin, fluroquinolone. Jika pemberian antibiotik keadaan membaik, pemberian parenteral diteruskan sampai 1 minggu dan dilanjutkan peroral selama 2 minggu. Jika dalam pemberian dalam waktu 48-72 jam setelah pemberian antibiotik keadaan klinis tidak membaik beratri kuman telah resisten terhadap obat tersebut. Maka dilakukan penggantian obat yang masih sensitif.

You might also like