You are on page 1of 28

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Uemar mengatakan bahwa Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses

peningkatan sumber daya manusia itu sendiri. Salah satu strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan perkembangan abad 21, yang dikenal dengan era globalisasi, maka diperlukan profesionalisme di segala bidang termasuk dunia pendidikan. Permasalahan yang selalu mengemuka dalam dunia pendidikan adalah bagaimana suatu proses pembelajaran dirancang dan diturunkan dalam praktek. Baik buruknya kualitas pendidikan sangat berhubungan dengan kinerja guru dalam menjalankan profesinya sebagai pembelajar. Dalam ruang ini, seorang guru selalu ditantang untuk dapat menemukan format yang tepat dan memformulasikan dalam strategi yang taktis suatu rancangan pembelajaran yang mencerahkan (Parman, 2005 : 9).

Berangkat dari latar belakang tersebut, secara mikro perlu ditemukan cara terbaik untuk menyampaikan konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep-konsep tersebut sebagai suatu kompetensi yang berguna. Di samping itu, guru dituntut kemampuannya untuk berkomunikasi secara efektif dengan siswanya. Konsekuensi logis dari tuntutan profesionalitas ini adalah kemampuan menemukan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kekhasan mata pelajaran tertentu. Selain itu faktor penting dari keseluruhan proses pendidikan adalah hasil belajar. Dalam bidang pengajaran hasil belajar ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik baik secara individu maupun kelompok. Menurut Prayitno (1989:33) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh/dikuasai atau merupakan hasil adanya suatu proses belajar mengajar. Berdasarkan pendapat di atas, dapat di jelaskan bahwa hasil

belajar adalah perolehan pengetahuan atau proses yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Seseorang dikatakan berhasil dalam

belajar apabila pada dirinya telah terjadi suatu perubahan tingkah laku dan perubahan itu terjadi karena adanya internalisasi nilai dalam diri seseorang melalui proses belajar.

Banyak metoda mengajar yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah metode snawball throwing dan kuiz.. Dengan metode ini siswa dapat menggali dan menemukan materi pokok yang akhirnya mereka senang karena materi yang didapat melalui pengalaman sendiri. Kenyataan yang dijumpai di lapangan dalam mata pelajaran sosiologi menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memiliki aktivitas dan kompetensi pembelajaran yang masih rendah. Salah satu contoh dapat dilihat dari hasil belajar ulangan harian yang dicapai oleh kelas XI IPS1 Semester 2 tahun ajaran 2012/2013 di SMA Pertiwi 1 Padang yang belum memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Menurut pengamatan sementara peneliti mengasumsikan bahwa rendahnya hasil belajar siswa SMA Pertiwi 1 Padang pada mata pelajaran sosiologi disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut : a b c d Kurangnya aktifitas tanya jawab siswa dalam proses pembelajaran. Rendahnya motivasi belajar siswa. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan. Penggunaan metode yang tidak bervariasi (cenderung menggunakan metode ceramah). e Kecenderungan siswa memandang guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Apabila kenyataan ini dibiarkan terus berlanjut diperkirakan akan menimbulkan dampak yang kurang baik dalam proses belajar, sehingga

motivasi siswa akan terus menurun yang akhirnya hasil belajar yang semakin merosot, dan peningkatan sumber daya manusia yang diharapkan tidak tercapai. Berdasarkan pikiran di atas maka dipandang perlu untuk mengkaji lebih mendalam tentang kemampuan tanya jawab siswa dalam belajar dituangkan dengan judul peningkatan motivasi belajar siswa melalui metode snowball throwing dalam pembelajaran sosiologi di kelas XI IS 1 SMA Pertiwi 1 Padang. B Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas jelas bahwa masalah yang dialami oleh siswa SMA Pertiwi 1 Padang, khususnya pada mata pelajaran sosiologi yaitu: 1 Kurang minat siswa dalam bertanya ataupun untuk merespon pertanyaan guru. 2 Aktifitas tanya jawab siswa dalam proses pembelajaran yang rendah. 3 4 Rendahnya motivasi belajar siswa. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan. 5 Kecenderungan siswa memandang guru sebagai satu-satunya sumber belajar 6 Rendahnya hasil belajar siswa

Pemecahan masalah Dengan digunakannya metode snowball trhowing, diharapkan siswa

mampu meningkatkan motivasi belajarnya dalam proses pembelajaran dan akan menunjang terhadap hasil belajar siswa nantinya. D Rumusan Masalah Metode snowbaal throwing dan pemberian kuiz diakhir proses pebelajaran merupakan salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan metode snowball throwing dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS 1 di SMA Pertiwi 1 Padang. E 1 Tujuan Penelitian Tujuan akademis Penelitian Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka menyusun laporan praktek lapangan kependidikan, yaitu berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2 Tujuan praktis Penelitian ini diharapakan bisa memberikan sumbangan bagi seorang guru maupun mahasiswa untuk menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran. F Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut: 1 Bagi Lembaga

Sebagai penambah sumber keilmuan yang baru bagi lembaga, sehingga lembaga tersebut lebih sering resitasi kepada siswa sebagai upaya menuju terhadap demokratisasi pendidikan 2 Bagi Guru Sebagai alat tolak ukur bagi strategi yang telah disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga guru dapat tugas rumah kepada siswa, dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai terhadap berbagai tujuan yang diinginkan atau dalam menyelesaikan permasalahan. 3 Bagi Siswa Sebagai tambahan ilmu mengenai metode dalam pendidikan, sehingga mereka mengetahui bahwa dalam pendidikan mereka bukan hanya dijadikan sebagai obyek melainkan perlu dijadikan sebagai subyek. 4 1 Bagi Peneliti Sebagai suatu eksperimen yang dapat dijadikan salah satu acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya 2 resitasi 3 Sebagai sumbangsi pemikiran dari peneliti yang merupakan wujud aktualisasi peran mahasiswa dalam pengabdiannya tahap lembaga pendidikan. Untuk menambah wawasan keilmuan tentang metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA A 1 Metode Snowball Throwing Pengertian Snowball Throwing Pembelajaran di kelas didominasi oleh pemahaman strukturalis/

objektif/behaviorisme yang bertujuan agar siswa dapat mengingat informasi lalu enjadi memorasi. Pembelajaran dengan metode snowball throwing tidak demikian, dalam hal ini peserta didik diberikan kebebasan untuk membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi arti pada pengetahuan yang dialaminya. Prinsip pembelajaran dengan metode snowball throwing termuat di dalam prinsip pendekatan kooperatif yang didasarkan pada lima prinsip, yaitu prinsip

belajar siswa aktif (student active learning), belajar bersama (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif (reactive teaching), dan pembelajaran menyenangkan (joyfull learning). Pembelajaran dengan metode snowball throwing, menggunakan tiga penerapan pembelajaran antara lain pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas melalui pengalaman nyata (construktivism), pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiri), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya (questionaing) dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Dalam metode pembelajaran snowball throwing, strategi memperoleh dan pendalaman pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut. 2 Langkah-langkah penerapan model belajar snowball throwing Untuk penerapan model belajar snowball throwing dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a b Guru menyampaikan materi yang akan disajikan Guru membentuk kolompok-kelompok dan memanggil masingmasing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

10

Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompok masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan di lempar dari satu siswa ke siswa selama lebih kurang 15 menit.

Setelah siswa mendapatkan satu bola / satu pertanyaan, siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

f g h 3 a

Guru memberikan kesimpulan materi. Evaluasi. Penutup. Kelebihan dan kelemahan metode snowball throwing Kelebihan Metode Snowball Throwing Metode snowball throwing mempunyai beberapa kelebihan yaitu: 1 Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lainnya. 2 Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berfikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lainnya.

11

Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.

4 5

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktek.

6 7

Pembelajaran menjadi lebih efektif Ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai.

Kelemahan Metode Snowball Throwing Disamping terdapat kelebihan juga terdapat kelemahan dari metode snowball throwing, diantaranya adalah:

Sangat

tergantung

pada

kemampuan

siswa

dalam

memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. 2 Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran. 3 4 Kurang kerja sama kelompok. Memerlukan waktu panjang.

12

5 6

Murid nakal cenderung berbuat onar. Kelas sering gaduh. Kelemahan dalam penggunaan metode ini dapat tertutupi dengan cara:

Guru

menerangkan

terlebih

dahulu

materi

yang

akan

didemonstrasikan secara singkat dan jelas serta aplikasinya. b Mengoptimalkan waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan. c Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan bisa diatasi. d Memisahkan group anak yang siring membuat gaduh dalam kelompok yang berbeda. e B Guru menambah pemberian kuis di akhir proses pembelajaran. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat dicapai. (Sardiman, 1986:75).

13

Motivasi belajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi siswa dalam belajar perlu dibangun. menurut Nasution (1982 : 77) motivasi memiliki tiga fungsi yaitu : 1 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang melepas energi, 2 Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dikehendaki. 3 menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang melakukan sesuatu karena adanya motivasi. motivasi yang lebih baik dalam belajar akan menunjukkkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa dengan usaha yana tekun yang didasari odanya motivasi, akan dapat melahirkan prestasi yang baik. McClelland dan Atkinson dalam Sri Esti (1989: 161) mengemukakan bahwa motivasi yang paling penting untuk psikologis pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung untuk berjuang mencapai sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar siswa tersebut. C Mata pelajaran sosiologi

14

Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran pokok pada program studi ilmu social yang objek kajiannya adalah masyarakat, bahkan sudah menjadi salah satu mata pelajaran yang di UN-kan. Sosiologi sebagai disiplin ilmu sudah relative lama berkembang dilingkungan akademis. Secara teoritik idealnya memiliki posisi yang strategis dalam membahas masalah social yang terjadi dalam masyarakat. Pembelajaran sosiologi diharapkan semakin tanggap dan peka terhadap perkembangan dimasyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis untuk menjawab tantangan dan masalah yang ada

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei di ruang kelas XI IS 1 SMA Pertiwi 1 Padang. B Subjek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan jumlah siswa 40 orang. Penulis mengambil kelas XI IS 1 ini sebagai subjek dalam penelitian ini dengan alasan bahwa dengan hasil belajar siswa kelas XI IS 1 tergolong rendah atau banyak yang dibawah KKM sekolah. C Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian tindakan kelas terdiri atas 4 langkah yang dibuat dalam bentuk siklus seperti dibawah ini:

16

Merencanakan (Plan) Merencanakan adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan

sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Hal ini terdiri atas: a b Merencanakan materi yang diberikan. Merencanakan masalah dalam praktek yang akan dikerjakan dan diselesaikan siswa di sekolah. 2 Melakukan Tindakan (Action) Melakukan tindakan adalah segala tindakan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini meliputi: a Memantapkan materi, diberikan motivasi pentingnya mempelajari materi ini b Guru memberikan materi tentang masyarakat multikultural dengan metode snowball throwing c Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, jika ada yang belum paham dan memberikan penjelasan kembali jika diperlukan. d e Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman. Guru memberikan kuis kepada siswa untuk menguji tingkat pemahaman siswa.

17

Guru memberikan gambaran topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pengamatan (Observasi). Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri selama proses

pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati adalah hal-hal yang menunjukan keaktifan siswa, yaitu: a b c d 4 Siswa yang aktif dalam diskusi. Siswa yang bisa menjawab pertanyaan temannya. Siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan temannya. Siswa yang memberikan motifasi pada teman yang lainnya. Analisis dan refleksi. Analisis dan refleksi merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian. Nasution (1986:15) menyatakan bahwa Teknik analisis data tergantung pada sifat, bentuk dan jenis penelitian yang mana secara khusus tergantung pada tujuan. Refleksi dilakukan untuk mengkaji hasil belajar yang dicapai oleh siswa, sehingga dapat dilihat perbedaan antara siswa yang memperoleh hasil belajar yang baik atau yang kurang baik. D Teknik Dan Analisis Data Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut:

18

Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa diratarata untuk pemahaman materi oleh para siswa dalam pembelajaran materi masyarakat multikultural. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: NK NP = ------ x 100% R Keterangan: NP = Nilai persentase NK = Nilai komulatif R = Jumlah responden

Hasil Belajar Data hasil belajar yang diambil adalah hasil belajar pada saat tes

belajar akhir. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan cara : a b Menilai hasil kerja dengan cara memberi nilai sesuai dengan skor Menghitung rata-rata nilai tes setiap tahap dan tes akhir dengan menggunakan rumus rata-rata hitung, yaitu : =

fx f

Dimana : X = rata-rata hitung f = banyak siswa x = nilai perolehan (Sudjana, 1992 : 70 )

19

Menentukan tingkat penguasaan hasil belajar siswa Adapun pedoman untuk menentukan penguasaan / daya serap tersebut

adalah : 1 Daya serap seseorang, Seseorang siswa diketahui telah tercapai tuntas belajar jika ia telah mencapai nilai > 6,5 2 Daya serap klasikal, Suatu kelas disebut telah tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 8,5% siswa yang mencapai nilai > 6,5 (Depdikbud, 1994 :39 )

20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan dari Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan merupakan kegiatan pembelajaran yang termasuk dalam Semester II kelas XI IS 1 SMA Pertiwi 1 Padang Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan II siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yang terdiri dari 3 jam pelajaran atau 3 x 45 menit. 1 Silklus Siklus I dilakukan 3 kali pertemuan dengan hal-hal yang diamati adalah kegiatan pembelajaran yang mengunakan metode ceramah yang sesuai dengan RPP. Tabel 1 : Jadwal Pelaksanaan Siklus I No Hari / Pertemuan ; Pokok Bahasan
Perkembangan kelompok budaya di Indonesia.

1.

Tanggal Rabu, 24 Pertama April 2013

21

; ;

Perkembangan masyarakat dalam berbagai aspek. Dampak perkembangan masyarakat kota.

Tindakan Tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah hanya pengawasan dan

menjalankan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang sudah ada dalam RPP dengan metode ceramah dan tanya jawab. b Observasi Guru dan pengamat mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dan mengamati pekerjaan siswa dalam mengerjakan latihan. Data dari siklus I dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 : Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Pertemuan Siklus 1 No Komponen Yang Diamati F %

22

A.

Kegiatan Belajar 1
Siswa siswa yang memperhatikan materi yang disampaikan guru.

28

73,6

Siswa bertanya sebelum dimulai pembelajaran. proses

7,8

25 21

65,7 55,2

Hasil nilai latihan siswa yang diatas KKM sekolah

Siswa yang membuat catatan pelajaran hari ini. 12 31,5

Siswa menanggapi pembelajaran.

yang materi

Refleksi Dari hasil Observasi dapat dilihat bahwa hasil latihan siswa banyak yang dibawah kkm sekolah yaitu hanya 34,3 % dari jumlah siswa. hasil ini menggambarkan bahwa proses belajar mengajar yang dilalui siswa terasa membosankan. Ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mengikuti pelajaran setiap pertemuan ada yang tidak masuk atau mereka keluar pada saat jam pelajaran berlangsung. Ini dapat dilihat bahwa banyak siswa yang tidak paham dengan topik yang sedang mereka pelajari.

23

2. Siklus II Silkus II juga dilakukan 1 kali pertemuan dengan hal-hal yang diamati adalah nilai siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dan pencapaian materi yang dicapai siswa dengan metode snowball throwing. Tabel 3 : Jadwal Pelaksanaan Siklus II No 1 Hari / Tanggal Rabu, 8 Mei 2013 Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan a Masyarakat Multikultural 1 Keanekaragaman
kelompok sosial dalam masyarakat multikultural Indonesia

Tindakan

Untuk siklus ke II ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan langkahlangkah penerapan model belajar snowball throwing dapat yaitu sebagai berikut: a b Guru menyampaikan pengantar materi yang akan didiskusikan. Guru membentuk kolompok-kelompok dan memanggil masingmasing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

24

Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompok masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan di lempar dari satu siswa ke siswa selama lebih kurang 15 menit.

Setelah siswa mendapatkan satu bola / satu pertanyaan, siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

f g h b

Guru memberikan kesimpulan materi. Evaluasi. Penutup. Observasi Guru dan pengamat bekerjasama melakukan observasi dalam

mengamati hasil belajar yang diperoleh siswa, hasil belajar ini diperoleh dari latihan yang diberikan oleh guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap topk pelajaran.

Data dari siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 : Hasil Pengamatan Terhadap Siswa No A. Komponen Yang Diamati Aktifitas Positif Siswa Dalam PBM Pertemuan I F %

25

1 2 3 4 5 6 7 B.

Siswa bertanya kepada guru dalam PBM Memperhatikan pelajaran guru menerangkan

Serius mengerjakan kuiz Menjawab temannya Mencatat Menjawab pertanyaan guru Membawa buku penunjang pertanyaan yang diberikan

3 34 34 18 25 8 32

8,3 94,4 94,4 52,9 65,7 23,5 94,1

Aktifitas negatif siswa dalam PBM 1 Siswa tidak hadir 2 3 4 5 6 7 8


Tidak mencatat Becanda Melamun Mengantuk Permisi keluar Tidak membawa buku penunjang Tidak mengerjakan kuiz

4 8 12 4 5 9 5 2

11,7 23.5 35,2 11,7 15,7 26,4 15,7 5,8

C.

Hasil nilai latihan siswa yang diatas KKM sekolah

31

91,17

Refleksi Hasil dari observasi dapat digambarkan terjadi peningkatan pemahaman topik pelajaran. Hasil itu dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa yang diatas KKM sekolah sebanyak 25,47%. Dari penerapan metode snowball throwing ini dapat dilihat juga terjadi

26

peningkatan keaktifan siswa karena setiap siswa dituntut untuk bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh teman-temannya.

Pembahasan Dari penelitian tindakan yang dilakukan di Kelas XI IS 2 SMA Pertiwi 1 Padang yang pelaksanaannya dilakukan dalam II siklus. Tiap-tiap siklus diadakan penilaian. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menunjukkan bahwa penerapan metode snowball throwing dapat meningkatkan pemahaman materi dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga ini mempengaruhi nilai mereka yang berada diatas KKM sekolah. Dari hasil Pengamatan dan penilaian latihan yang diberikan, diperoleh bahwa terjadi perubahan hasil nilai siswa yang 91,1 % sudah berada diatas KKM sekolah. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa pemahaman siswa dalam menyelesaikan topik pelajaran melalui mencari sendiri memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Dengan arti kata bahwa penerapan metode snowball throwing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

27

BAB V PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil belajar siswa setiap siklus, diketahui bahwa : 1 Penerapan metode belajar snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IS 1 SMA Pertiwi 1 Padang, sebesar 2 Metode belajar snowball throwing juga berpengaruh kepada motivasi belajar siswa yang lebih meningkat ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai siswa yang diatas KKM sebanyak 25,47 %.

Saran Saran yang dapat peneliti sampaikan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi agar memperoleh hasil yang optimal adalah : 1 Guru diharapkan lebih memahami apa yang lebih dibutuhkan oleh siswa dalam belajar sehingga siswa tidak bosan dalam belajar

28

Guru

dianjurkan

lebih

menambah

wawasan karena dalam metode pembelajaran berbasis masalah guru harus menguasai masalah yang akan diberikan kepada siswa .

You might also like