You are on page 1of 22

PERANGKAT PEMBELAJARAN

SILABUS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TOPIK : IKATAN KIMIA SUB TOPIK : STRUKTUR LEWIS, IKATAN ION

NAMA : DANIELE TEGAR ABADI LADY SAPUTRA NPM : A1F010014 MATA PELAJARAN : KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BENGKULU 2013
1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Topik Sub Topik Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMA : Ikatan Kimia : Struktur Lewis, Ikatan Ion : Kimia : X/ I (Satu) :2 x 45 menit

I.

Standar Kompetensi

Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.

II. Kompetensi Dasar

Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk

III. Indikator A. Kognitif 1. Produk: a. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya b. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia(struktur Lewis) c. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.

2. Proses: Melakukan diskusi kelas dan menemukan hal-hal yang berkaitan dengan kestabilan unsur, struktur lewis, dan ikatan ion.

B. Psikomotor 1. Melakukan diskusi kelompok tentang kestabilan unsur 2. Melakukan diskusi kelompok tentang struktur lewis 3. Melakukan diskusi kelompok tentang perbandingan proses pembentukan ikatan ion.

C. Afektif 1. Karakter a. jujur, b. tanggung jawab, c. hati-hati, d. teliti. 2. Keterampilan sosial: a. bertanya, b. menyumbang ide atau berpendapat, c. menjadi pendengar yang baik, d. berkomunikasi.

IV. Tujuan Pembelajaran: A. Kognitif 1. Produk: a. Secara mandiri siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya b. Secara mandiri siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia(struktur Lewis) c. Secara mandiri siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. 2. Proses Diberikan bahan dan LDS SMA siswa dapat melaksanakan diskusi kelas untuk membahas hal-hal yang nerakaiatan dengan kestabilan unsur, struktur lewis, dan ikatan ion.

B. Psikomotor Disediakan lembar diskusi siswa, sisawa dapat membahas mengenai kestabilan unsure, struktur lewis, dan ikatan ion.

C. Afektif 1. Karakter:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai Membuat kemajuan jawab,hati-hati, dan teliti. 2. Keterampilan sosial: Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan perlaku keterampilan sosial dalam menunjukkan karakter kejujuran, tanggung

bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan berkomunikasi.

V. Materi Ajar ikatan Kimia : Kestabilan unsur

Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom. Unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan. Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan octet Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai electron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu: 1. melepas atau menerima elektron; 2. pemakaian bersama pasangan elektron.

Struktur Lewis

Menggunakan Aturan Oktet Untuk Menulis Struktur Lewis Dalam penulisan struktur Lewis, diperlukan untuk mengerti bahwa kita harus mulai mempelajari ini dari hal yang sangat sederhana, dimulai dengan atom-atom yang berdekatan kemudian membentuk ikatan kimia, sehingga jumlah elektron dari atom itu harus =dibagi-bagikan sesuai

dengan aturan yangada yaitu aturan oktet, dimana dalam aturan oktet setiap atom harus memiliki 8 elektron valensi yang mengitarinya, dan pengecualian untuk atom hidrogen yaitu 2 elektron valensi.

Kita dapat menggunakan nitrogen trifluorida ( ) sebagai contoh dalam pembuatan struktur Lewis. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 4

1. Tempatkan atom-atom berdampingan, tetapi dengan aturan atom yang mempunyai elektron valensi paling kecil menjadi atom pusat. Hal ini dikarenakan semakin sedikit valensinya, maka semakin banyak elektron yang ia perlukan untuk mencapai delapan elektron valensi. Dari hal ini, dapat kita simpulkan bahwa N yang mempunyai lima elektron valensi menjadi atom pusat, karena F mempunyai tujuh elektron valensi. Sebagai tambahan, jika terdapat ikatan dalam satu golongan, maka yang menjadi atom pusat adalah yang periodenya lebih besar. Selain itu, atom H tidak dapat menjadi atom pusat dikarenakan ia hanya mempunyai 1 elektron bebas dan hanya bisa membentuk satu ikatan.

Hitung semua elektron valensi yang ada. Sebagai contoh yaitu N mempunyai elektron valensi 5 elektron dan F 7 elektron. Tambahan, untuk ion poliatomik, tambahkan negatif, dan mengurangi untuk ion positif. 3. Selanjutnya, gambarkan ikatan satu diantara N-F dan kurangi dua elektron untuk setiap ikatan tunggal.Dikarenaka terdapat 3 ikatan tunggal, maka elektron yang terpakai adalah :3 ikatan N-F X 2 = 6 dan elektron yang tersisa adalah 26 - 6 = 20 4. Selanjutnya, bagikan sisa elektron ke masing-masing atom, didahului dengan pembagian elektron kepada atom yang mengitari atom pusat untuk menjadikannya sesuai dengan aturan oktet. Jika terdapat sisa setelah atom yang mengitarinya penuh, maka sisa elektron diberikan kepada atom pusat. pada setiap atom untuk ion yang bermuatan

Ikatan ion Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke

atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ionnegatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.

NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl dan tiap ion Cl dikelilingi oleh 6 ion Na+. V. Model dan Metode Pembelajaran: Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Kooperatif Metode Pembelajaran: Diskusi dan pemberian tugas

VI. Bahan Lembar diskusi kelas

VIII. Proses Belajar Mengajar Pertemuan Pertama(2 jam pelajaran). Materi : Aturan oktet. Lambang Lewis. Ikatan ion.

NO JENIS KEGIATAN 1

WAKTU (Menit)

PENDIKAR

Kegiatan awal 1.1 Apersepsi 15 Berdoa Pengecekan kehadiran siswa Menyampaikan SK, KD, Indikator serta KKM Kegiatan Inti Tatap Muka Menentukan unsur yang dapat 65 melepaskan elektron atau menerima elektron untuk mencapai kestabilan dalam diskusi kelompok

Religius

Disiplin

Toleransi, Demokratis, Bersahabat/ Komunikatif,


6

Menggambarkan susunan elektron valensi Lewis melalui diskusi kelas Ikatan ion Penugasan Terstruktur Siswa mengrjakan latihan soal 3 Kegiatan Akhir Menyimpulkan aturan oktet 10 Menyimpulkan lambang Lewis Menyimpulkan pembentukan serta sifat-sifat senyawa ion Penugasan Tidak Terstruktur Siswa diberikan PR

Rasa ingin tahu

Tanggung jawab, Jujur, Kreatif, Mandiri

IX. Sumber dan Media Pembelajaran 1. LDS SMA ikatan kimia 2. Kunci LDS SMA Ikaan Kimia 3. LP 1: Pengamatan Perilaku Berkarakter 4. LP 2: Pengamatan Keterampilan Sosial 5. Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian 6. Silabus X. Daftar Pustaka Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTS. Digandakan oleh Kegiatan Penyelenggaraan Sosialisasi/Diseminasi/Seminar/Workshop/Publikasi Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Johnson, David W. & Johnson, Roger T. 2002. Meaningful Assessment. A Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn & Bacon.

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN 1. Sebutkan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh susunan elektron yang stabil !

2.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori oktet dan teori duplet !

3.

Sebutkan Ciri ciri senyawa ionic ?

4.

Jelaskan cara pembentukan ikatan ion !

5. Jelaskan pengaruh gaya elektrostatik terhadap kekuatan ikatan ion !

KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI 1. Dengan cara melepaskan elektron, menangkap elektron, dan pemakaian elektron secra bersama-sama 2. Teori oktet adalah kecenderungan atom-atom untuk memiliki delapan elektron di kulit terluarnya Teori duplet adalah kecenderungan atom-atom untuk memiliki dua elektron di kulit terluarnya
3. Ciri ciri senyawa ionic adalah : a. Padatan pada suhu kamar b. Titik leleh dan titik didih tinggi c. Senyawa ionic padat umumnya kurang baik menghantar listrik tetapi lelehannya menghantar dengan baik d. Komposisi kimia dinyatakan sebagai rumus empiris bukan rumus molekul

4. Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (menjadi ion positif) dengan atom yang menerima elektron (menjadi ion negatif). 5. Pengaruh gaya elektrostatik terhadap kekuatan ikatan ion adalah antara ion positif dan ion negatif akan memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar

LP 1 : KARAKTER Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

Siswa: Petunjuk:

Kelas:

Tanggal:

Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini: A = sangat baik C = menunjukkan kemajuan B = Memuaskan D = memerlukan perbaikan

No 1 2 3 4

Rincian Tugas Kinerja (RTK) Jujur Tanggungjawab Hati-hati Teliti

Keterangan

Bengkulu, September 2011 Pengamat

Sumber: Johnson, David W. & Johnson, Roger T. 2002. Meaningful Assessment. A Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn & Bacon.

10

LP : KETERAMPILAN SOSIAL Format Pengamatan Keterampilan Sosial

Siswa:

Kelas:

Tanggal:

Petunjuk: Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial siswa itu menggunakan skala berikut ini: A = sangat baik C = menunjukkan kemajuan B = Memuaskan D = memerlukan perbaikan

No

Rincian (RTK)

Tugas

Kinerja A

Keterangan

1 2

Bertanya Menyumbang pendapat ide atau

Menjadi baik

pendengar

yang

Komunikasi Bengkulu, September 2011 Pengamat

Sumber: Johnson, DavidW. & Johnson, Roger T. 2002. Meaningful Assessment. A Manageable and Cooperative Process. Boston: Allyn & Bacon.
11

BUKU SISWA (BS-01) IKATAN KIMIA Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian ikatan kimia. 2. Menyebutkan macam-macam ikatan kimia. 3. Menjelaskan proses terjadinya ikatan ionik. 4. Memberikan contoh senyawa-senyawa ionik.

Pada bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa sampai saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun unsur sintetis telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam semesta ini sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hamper semuanya berikatan dengan dengan atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat terbentuk di alam semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa senyawa di alam ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut, Anda harus mempelajari babIkatan kimia ini. Pada bab ini Anda akan mempelajari apakah ikatan kimia itu, mengapa atomatom dapat saling berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia, dan lain-lain.

12

13

Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman (Martin S. Silberberg, 2000). Konsep tersebut adalah: 1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang stabil. 2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron. 3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron, menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara bersama-sama.

a. Konfigurasi Elektron Gas Mulia Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan unsure yang paling stabil. Kestabilan ini disebabkan karena susunan elektronnya berjumlah 8 elektron di kulit terluar, kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron penuh). Hal ini dikenal dengan konfigurasi oktet, kecuali helium dengan konfigurasi duplet.

Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan

agar

dapat menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Kecenderungan ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat dicapai dengan melepas, menangkap, atau memasangkan elektron. Dalam mempelajari materi ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu tentang lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya.
14

Elektron dalam lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik atau silang kecil (James E. Brady, 1990).

b. Ikatan Ion Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ionnegatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.

NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl dan tiap ion Cl dikelilingi oleh 6 ion Na+.

15

Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya, antara lain: 1. Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 C. 2. Rapuh, sehingga hancur jika dipukul. 3. Lelehannya menghantarkan listrik. 4. Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.

Contoh lain pembentukan ikatan ion sebagai berikut. a. Pembentukan MgCl2 Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut. - Mg : 2, 8, 2 - Cl : 2, 8, 7 Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron, sedangkan Cl dengan menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion Cl. - Mg (2, 8, 2) Mg2+ (2, 8) + 2 e (konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon) - Cl (2, 8, 7) + e Cl (2, 8, 8) (konfigurasi elektron ion Cl sama dengan argon) Ion Mg2+ dan ion Cl kemudian bergabung membentuk senyawa dengan rumus MgCl2. Dengan menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat digambarkan sebagai berikut.

b. Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO Konfigurasi elektron Mg dan O adalah: Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron) O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)

16

Atom O akan memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan memasangkan 2 elektron.

c . Ikatan ion pada 19K dan 8O dalam K2O Konfigurasi elektron: K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+ O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2 2 K+ + O2 K2O d. Ikatan ion pada Fe (elektron valensi 3) dengan Cl (elektron valensi 7) membentuk FeCl3 Fe mempunyai elektron valensi 3 akan membentuk Fe3+ Cl mempunyai elektron valensi 7 akan membentuk Cl Fe3+ + 3 Cl FeCl3

17

SIFAT SENYAWA IONIK 1.Struktur/susunan kristal Dalam keadaan padat, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal dengan susunan tertentu. Penafsiran terhadap hasil difraksi sinar-X pada senyawa ion dapat memberi petunjuk mengenai susunan internal dari kristal ion tersebut. Misalnya pada kristal NaCl dapat diketahui bahwa setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl-, dan setiap ion Cl- juga dikelilingi oleh 6 ion Na+. 2. Isomorf Senyawa-senyawa ion yang mempunyai susunan yang mirip satu sama lain seperti NaCl dan KNO3 mempunyai bentuk kristal yang sama yang disebut isomorf. Di samping itu terdapat pula senyawa-senyawa yang mempunyai muatan ion berbeda, tetapi mempunyai susunan kristal yang sama, misalnya NaF dan MgO, CaCl2 dan K2S masing-masing mempunyai susunan kristal yang sama. Fakta tersebut dapat dijelaskan dengan meninjau konfigurasi elektron ion-ion penyusun kristal tersebut. 3. Daya hantar listrik Baik dalam keadaan cair (meleleh) maupun dalam larutannya senyawa ionis dapat menghantarkan arus listrik.

18

Pada table 1.1 dapat dilihat daya hantar berbagai senyawa klorida dalam keadaan cair (meleleh) pada suhu titik lelehnya.

4. Titik leleh dan titik didih Ion positif dan ion negative pada senyawa ionis, terikat satu sama lain oleh gaya elektrostatis yang sangat kuat. Untuk memisahkan ion-ion tersebut baik yang terdapat dalam bentuk kristal maupun dalam bentuk cairnya, diperlukan energy yang cukup besar, yang mengakibatkan titik leleh dan titik didih senyawa ionis juga tinggi. Pada table 1.2 dapat dilihat titik didih berbagai senyawa klorida.

19

5. Kelarutan Pada umumnya senyawa ionis larut dalam pelarut yang mengandung gugs OH- seperti H2O dan C2H5OH yang merupakan senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen larut dalam pelarut nonpolar.

6. Reaksi ion Pada reaksi senyawa ionis, ion-ion tidak tergantung pada ion pasangannya, misalnya bila NaCl dan AgNO3 (dalam larutan) dicampurkan, maka segera terbentuk endapan AgCl. Reaksi yang terjadi adalah: Ag+(aq) + Cl-(aq) 7. Keras, kaku dan rapuh AgCl (s)

20

LATIHAN :

1. Mengapa unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia) bersifat stabil? 2. Mengapa unsur-unsur selain golongan VIIIA (gas mulia) bersifat tidak stabil? 3. Bagaimana cara unsur-unsur selain golongan VIIIA mencapai kestabilan atau mencapai hukum oktet? 4. Sebutkan macam-macam ikatan kimia yang Anda ketahui! 5. Apa yang dimaksud dengan ikatan ion? 6. Apakah syarat terjadinya ikatan ion? 7. Jelaskan terjadinya ikatan ion dan tulislah ikatan ion yang terjadi pada: a. Mg (Z = 12) dengan F (Z = 9) b. Ba (Z = 56) dengan Cl (Z = 17) c. Ca (Z = 20) dengan S (Z = 16) d. Fe (elektron valensi = 3) dengan Cl (elektron valensi = 7) e. Zn (elektron valensi = 2) dengan Br (elektron valensi = 7) f. Cr (elektron valensi = 3) dengan O (elektron valensi = 6) g. Al (golongan IIIA) dengan S (golongan VIA) h. Ca (golongan IIA) dengan N (golongan VA) i. K (golongan IA) dengan I (golongan VIIA) j. Na (golongan IA) dengan S (golongan VIA)

21

22

You might also like