You are on page 1of 60

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SMP N 1 Welahan

: Bahasa dan Sastra Indonesia : VIII/1 : 2x40 menit (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama. B. Kompetensi Dasar Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide. C. Indikator 1. Mampu menguasai unsur intrinsik naskah drama 2. Mampu menguasai tata cara penulisan naskah drama D. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi naskah drama diharapkan siswa dapat menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. E. Materi Pembelajaran Hakikat Drama Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya (Hasanudin 2009:2). Drama berarti dialog dalam bentuk puisi atau prosa dengan keterangan laku (Sembodo 2010:48). Sembodo juga menyebutkan bahwa padan kata drama dalam bahasa Indonesia adalah sandiwara. Sandi berarti rahasia dan wara berarti kabar. Jadi, sandiwara dapat diartikan sebagai kabar yang dirahasiakan. Drama terdiri atas dua jenis, yakni drama berbentuk naskah dan drama yang dipentaskan. Berkaitan dengan topik penelitian ini, maka hakikat drama yang akan dipaparkan adalah drama yang berkaitan dengan naskah.

Menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen (dalam Hatmanto 2011:13), drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Rahmanto (2000:120) berpendapat bahwa drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sulit dibanding dengan bentuk karya sastra yang lain. Drama tidak bisa dipisahkan dengan naskah drama. Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon (Wiyanto 2007:31). Selain percakapan para pelaku, naskah drama juga berisi penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan yang dilaksanakan pelaku. Alur cerita dapat diketahui dari percakapan itu. Hal ini berbeda sekali dengan bentuk prosa, misalnya cerpen. Alur cerita dapat diketahui pembaca melalui narasi (cerita). Pembaca cerpen dapat langsung membayangkan berbagai peristiwa yang diceritakan. Karena itu, pembaca cerpen bisa asyik dan akan terus membaca sampai selesai. Sebaliknya, pembaca naskah drama mungkin cepat bosan karena tidak segera dapat menangkap alur ceritanya. Selain itu, naskah drama juga berisi penjelasan tentang tata panggung dan peralatan yang dibutuhkan serta penataannya, musik pengiring, dan lain-lain (Wiyanto 2005:127). Dari segi teknik, naskah drama hampir sama dengan skenario film. Ada narasi, ada tokoh, ada adegan, ada dialog, dan juga setting cerita. Naskah drama menekankan adegan di atas panggung, setting ceritanya lebih sempit. Sedangkan skenario film merupakan gambaran cerita yang lebih luas dari banyak adegan di berbagai tempat yang akan direkam kamera (Zaenuddin 2004:126). Mempelajari naskah drama dapat dilakukan dengan cara mempelajari dengan saksama kata-kata, ungkapan, kalimat atau pernyataan tertentu yang dipergunakan oleh pengarang dalam naskah drama yang ditulisnya. Memang penonton mungkin tidak pernah membaca sendiri dialog dalam naskah. Mereka mendengarkan dialog diucapkan oleh aktor di panggung. Suatu naskah drama yang baik adalah yang memiliki nilai dramatik dan tetrikal, memberikan rasa senang sebagai konsumsi rohaniah yang sehat, tidak mengandung problem atau melontarkan pertanyaan yang sulit ditemukan jawabannya, dialognya enak dengan menggunakan bahasa yang lancar dan segar, tema yang diungkapkan adalah menyangkut persoalan kehidupan dan sekaligus berharga.

Drama naskah disebut juga sastra lakon. Sebagai salah satu genre sastra, drama naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur batin (semantik, makna). Wujud fisik sebuah naskah adalah dialog atau ragam tutur. Ragam tutur itu adalah ragam sastra. Oleh karena itu, bahasa dan maknanya tunduk pada konfensi sastra (Hatmanto 2011:23). Berdasarkan beberapa pendapat mengenai naskah drama tersebut, dapat disimpulkan bahwa naskah drama ialah karangan mengenai suatu cerita yang ditulis dalam bentuk prolog, dialog, epilog, dan unsur-unsur yang lain. Naskah drama lazimnya ditulis untuk dipentaskan. Adapun bagian-bagian yang ada dalam naskah drama meliputi judul, deskripsi latar, deskripsi penokohan, babak, adegan, dialog, dan petunjuk pengarang.

Unsur- Unsur Drama Unsur intrinsik naskah drama meliputi tema, amanat, tokoh dan penokohan, alur atau plot, setting atau latar, tikaian atau konflik, dan cakapan. a. Tema Menurut Adji, dkk (1997:25) istilah tema berasal dari kata thema (Inggris) ide yang menjadi ide yang menjadi pokok suatu pembicaraan, atau ide pokok suatu tulisan. Tema merupakan dimensional yang amat penting dari suatu cerita, karena dengan dasar itu pengarang dapat membayangkan dalam fantasinya bagaimana cerita akan dibangun dan berakhir. Tema adalah ide sentral yang mendasari suatu cerita. Wiyanto (2007:23) menyatakan bahwa tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik. Jadi, seorang penulis harus terlebih dahulu menentukan tema yang akan dikembangkannya. Untuk memunculkan tema yang akan digarap, biasanya dimunculkan pertanyaan, masalah apa yang akan diceritakan. Jawaban atas pertanyaan itulah yang dinamakan tema.

b. Tokoh dan Penokohan Tokoh ialah orang yang bermain dalam drama, sedangkan penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan lakon. Waluyo (2003:16) mengklasifikasikan tokoh menjadi beberapa, seperti berikut:

1.

Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita. a. Tokoh protagonis yaitu tokoh yang mendukung cerita b. Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita c. Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis antagonis maupun

2.

Berdasarkan peranannya dalam tokoh serta fungsinya. a. Tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. b. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan antagonis. c. Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis. d. Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran perlengkapan atau tambahan.

c.

Alur atau Plot Plot atau alur merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan (Waluyo 2003:8). Hakikat plot atau alur diperdalam kembali oleh Wiyanto (2007:24-25). Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik atau pertentangan. Adanya pertentangan akan menimbulkan bentrokan dan bentrokan menimbulkan peristiwa. Muncul suatu peristiwa disusul dengan peristiwaperistiwa lain sehingga menjadi rangkaian peristiwa. Rangkaian peristiwa inilah yang membentuk plot drama. Berdasarkan tekniknya, plot dapat disusun dengan jalan progressif (alur maju) yaitu dari awal, tengah, dan akhir terjadinya peristiwa. Regressif (alur mundur) yaitu bertolak dari akhir cerita menuju tahap tengah atau puncak dan berakhir pada awal cerita. Flashback (sorot balik) yaitu pengaluran berubah dari progressif ke regressif. Terakhir pengaluran backtrackin (tarik balik) yaitu pengaluran tetap (progressif), hanya pada beberapa tahap tertentu peristiwanya ditarik ke belakang (mengenang peristiwa yang lalu).

d. Setting atau Latar Setting atau latar merupakan tempat, waktu, dan, suasana terjadinya cerita. Budiyati (2009:31) merumuskan latar atau setting dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa serta aspek suasana. Aspek ruang adalah gambaran tempat

terjadinya peristiwa dalam lakon. Aspek waktu adalah saat atau zaman terjadinya lakon. Aspek suasana adalah suasana yang terjadi dalam lakon.

e.

Tikaian atau Konflik Tikaian atau konflik adalah hakikat lakon sebagai drama baca yang lebih dikenal lewat

struktur dramatik (Budiyati 2009:32). Tikaian atau konflik bisa terjadi antar manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.

f.

Cakapan Cakapan berarti pembicaraan. Cakapan tergolong dalam dua jenis, yaitu dialog dan

monolog. Dialog adalah percakapan yang ditulis dan mencerminkan pembicaraan sehari-hari, sedangkan monolog adalah cakapan yang terjadi dalam diri tokoh itu sendiri (Waluyo 2003:20).

F. Metode dan Teknik Pembelajaran a. Teknik Mind Mapping b. Kerja Kelompok c. Diskusi d. Penugasan

G. Skenario Pembelajaran Pertemuan I No 1. 1. Kegiatan Awal a) Guru mengkondisikan siswa. Kegiatan Alokasi waktu 5 menit

b) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang naskah drama. c) Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran.

2.

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi a) Siswa berdiskusi tentang naskah drama dan unsur-unsur naskah drama. b) Guru memberi materi tentang menulis naskah drama. c) Guru memberi contoh naskah drama. d) Siswa diminta berdiskusi secara kelompok untuk menentukan unsurunsur intrinsik naskah drama. b. Elaborasi a) Siswa bersama guru berlatih membuat mind map. b) Siswa mencermati tayangan dongeng pada transparansi. c) Siswa dibagi kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. d) Secara berkelompok, siswa diminta mencari informasi penting berupa unsur-unsur naskah drama dari tayangan tersebut dalam bentuk mind map. c. Konfirmasi a) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan.

70 menit

3.

3. Kegiatan Akhir a) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. b) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk penugasan.

5 menit

H. Sumber dan Media Pembelajaran a. Sumber Pembelajaran a) Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII. b) Kumpulan naskah drama.

b. Media Pembelajaran a) Over Head Projector b) Naskah Drama c) Transparansi

I. Penilaian 1. Penilaian Proses Penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. 2. Penilaian Hasil Penilaian hasil diarahkan pada kemampuan menulis naskah drama. a. Teknik: Tes perbuatan b. Bentuk Instrumen: Soal: 1. Sebutkan unsur-unsur instrinsik drama yang kamu ketahui! 2. Bagaimanakah langkah-langkah menulis naskah drama? 3. Coba buatlah naskah drama yang mengandung unsur-unsur instrinsik dan sesuai dengan langkah-langkah penulisan naskah drama!

Rubrik Penskoran: 1. Kesesuaian naskah drama dengan tema dan amanat 2. 3. 4. 5. Latar/ setting Alur Penokohan Konflik 10 15 10 20 10

6. 7.

Dialog Kesesuaian dengan kaidah penulisan naskah drama Jumlah skor

15 20

100

Keterangan: 1) Skala nilai: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat baik 2) Pembobotan dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing-masing aspek dan digunakan sebagai pengali angka skala. 3) Skala = Skala Nilai X Bobot. 4) Penentuan nilai siswa dengan menjumlahkan skor seluruh aspek.

Tabel 2. Aspek Penilaian No Aspek Penilaian 1. Kesesuaian naskah drama dengan tema dan amanat Memenuhi 4 kriteria; Judul mewakili isi naskah drama Judul sesuai tema Mengandung aspek moral Mengandung nilai-nilai pendidikan Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria 8 6 4 Baik Cukup Kurang 10 Sangat baik Kriteria Skor Kategori Total Skor 10

Tidak memenuhi semua criteria

Sangat Kurang

2.

Latar/ setting

Memenuhi 4 kriteria; Kejelasan waktu Kejelasan tempat Suasana mendukung cerita Memiliki dipentaskan Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua criteria kemungkinan untuk

10

Sangat Baik

10

8 6 4 0

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

3.

Alur

Memenuhi 4 kriteria; Runtut Pendeskripsian jelas Mendukung kesan dan suasana Menarik

15

Sangat Baik

15

Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

13 10 5 0

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

4.

Penokohan/ Perwatakan

Memenuhi 4 kriteria Pendeskripsian watak tokoh jelas Adanya tokoh protagonis dan antagonis Pendeskripsian fisik tokoh jelas Sesuai isi cerita

10

Sangat Baik

10

Hanya memenuhi 3 kriteria

Baik

Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

6 4 0

Cukup Kurang Sangat Kurang

5.

Konflik

Memenuhi 4 kriteria Tajam Mampu memberikan gambaran yang jelas dan hidup Pemaparan klimaks yang dihadapi jelas Mampu membawa emosi pembaca Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

20

Sangat Baik

20

18 16 12 0

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

6.

Dialog

Memenuhi 4 kriteria Pilihan kata sesuai karakter tokoh Mudah dipahami Mengandung emosi,dan perasaan tokoh disertai tindakan Menggunakan ragam bahasa, gerak, dan bunyi Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

15

Sangat Baik

15

13 10 5 0

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

7.

Kesesuaian

Memenuhi 4 kriteria

20

Sangat

20

dengan kaidah penulisan naskah drama

Menampilkan pengenalan tokoh Terdapat prolog dan epilog Penggunaan tanda baca secara tepat Kelengkapan unsur-unsur naskah drama

Baik

Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

18 16 12 0

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Berdasarkan pedoman pemerolehan skor tersebut, maka akan dapat diketahui nilai akhir siswa yang menyatakan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Berikut ini adalah pedoman penilaian yang digunakan untuk menyatakan kemampuan menulis naskah drama siswa. Tabel 3 Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Naskah Drama No 1 2 3 4 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Rentang Skor 84-100 74-83 64-73 0-63

Catatan: Dalam melakukan penilaian, peneliti juga memiliki pedoman penilaian. Berikut ini adalah tabel pedoman penilaian.

Tabel 3. Pedoman penilaian kemampuan menulis naskah drama No 1. 2. 3. 4. Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Rentang Nilai 84-100 74-83 64-73 0-63

Nilai Akhir : Perolehan skor Skor maksimum Mengetahui

X 100

Jepara,

Mei 2013

Guru Mapel Bahasa dan Sastra Indonesia

Praktikan

Markini S.Pd. NIP. 195704041983012001 YMT. Kepala Sekolah

Tutik wijayanti NIM. 0106512001

Pratondo Jati Susilo S.Pd. NIP. 196406061987031012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SMP N 1 Welahan : Bahasa dan Sastra Indonesia : VIII/1 : 2x40 menit (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama. B. Kompetensi Dasar Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide. C. Indikator 1. Mampu membuat dan mengembangkan mind map 2. Mampu menulis kreatif naskah drama berdasarkan mind map D. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi naskah drama diharapkan siswa dapat menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. E. Materi Pembelajaran Menulis Naskah Drama Menurut Jabrohim dkk (dalam Hatmanto 2011:25), penulisan naskah drama merupakan suatu proses yang utuh, yang mempunyai keseluruhan. Ada berbagai aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menulis naskah drama, yaitu 1) penciptaan latar (creating setting), 2) penciptaan tokoh yang hidup (freshing out character), 3) penciptaan konflik-konflik (working with conflict), 4) penulisan adegan, 5) Secara keseluruhan disusun ke dalam naskah drama. Dan uraiannya adalah sebagai berikut:

a.

Penciptaan latar (creating setting) Lingkungan fisik tempat penulis naskah drama menerapkan aksi (action) para tokoh

ciptaannya disebut setting (latar). Setting (latar) dalam drama seringkali dilupakan penulis pemula, padahal setting paling sederhanapun mempunyai dampak besar bagi aksi para pelaku. Penulis-penulis drama yang sudah berpengalaman seringkali menggunakan suatu lingkungan yang aktual seperti yang mereka observasi sebagai dasar setting yang mereka tulis. Mereka memodifikasi hasil observasi agar menjadi setting yang paling baik bagi dramanya. b. Penciptaan tokoh yang hidup (freshing out character) Deskripsi tokoh utama dalam drama biasanya ditulis seperti deskripsi setting. Penulis drama melukiskannya seringkas dan setepat mungkin. Informasi yang biasa termasuk di dalamnya, yaitu (1) Nama tokoh; (2) Usia tokoh; (3) Deskripsi tokoh secukupnya; (4) Hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya. Para penulis drama mendasarkan karakter tokoh drama mereka pada orang-orang yang dikenal secara akrab. Mereka menggunakan orang-orang yang secara nyata ada di tengah-tengah masyarakat sebagai model yang mereka sediakan segi-segi permukaan karakter tokoh dan menggali wawasan kehidupan yang tidak hanya tersedia jika mereka hanya semata-mata bergantung pada imajinasi. Meskipun aspek itu sederhana tapi sangat membantu dalam membangun karakter tokoh karena aspek tersebut dapat memperlihatkan kepribadian tokoh, yaitu tentang bagaimana ia mengenakan pakaian. Apa yang disandang tokoh dan bagaimana ia menyandangnya. c. Penciptaan konflik-konflik Dalam konflik seorang tokoh menginginkan sesuatu, sedangkan tokoh yang lain berusaha mencegah keinginan itu. Definisi konflik adalah seorang tokoh ingin (mempunyai motivasi), mempunyai tujuan (goal) tertentu, tetapi seseorang (sesuatu) merintangi (mencegah) keberhasilan tokoh pertama tadi. Jika motivasi tokoh pertama tadi cukup kuat, maka tokoh itu berusaha kuat mengatasi rintangan-rintangan itu dengan taktik-taktik agar ia berhasil mencapai tujuannya d. Penulisan adegan Seorang penulis drama yang sudah berpengalaman sebelum menulis adegan lengkap dengan dialog, terlebih dahulu memetakan konflik berupa naratif yang belum ada dialognya. Adegan ditulis sebagai sebuah cerita. Dengan menghidupkan tokoh-tokoh tertentu dengan mengembangkan karakternya dan menempatkan tokoh-tokoh pada setting kehidupan mereka

serta menemukan situasi-situasi yang mampu menimbulkan konflik, kemudian dituangkan ke dalam skenario dasar berupa sebuah adegan pendek, maka penulisan sebuah drama sebagian sudah terselesaikan. e. Secara keseluruhan disusun ke dalam naskah drama Latihan berikut berupa penulisan adegan lengkap dengan setting, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk menempatkan semuanya ke dalam skrip drama. Sebuah naskah drama adalah versi pameran (acting) sebuah drama yang akan dipergunakan sutradara dan aktor dalam latihan (rehearal). F. Metode dan Teknik Pembelajaran a. Teknik Mind Mapping b. Kerja Kelompok c. Diskusi d. Penugasan G. Skenario Pembelajaran Pertemuan 2 Alokasi waktu 5 menit

No

Kegiatan

1. Kegiatan Awal a) b) 1. c) Guru mengkondisikan siswa. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi pertemuan sebelumnya. Guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa ketika melakukan proses pembuatan mind map dari tayangan transparansi yang telah disimak. 2. 2. Kegiatan Inti

70 menit

a. Eksplorasi a) Guru memberi penjelasan materi menulis naskah drama melalui media transparansi dengan teknik mind mapping agar siswa lebih paham. b) Guru memaparkan tentang tahapan-tahapan alur dalam drama. c) Siswa mengamati kembali mind map yang telah dibuat pada pertemuan lalu. d) Siswa menganalisis kerangka cerita, yaitu menentukan kesesuaian jalinan/tahapan alur berdasarkan mind map. b. Elaborasi a) Siswa menulis naskah drama berdasarkan mind map yang telah direkonstruksi. b) Siswa siap mengumpulkan naskah drama yang telah diperbaiki. c. Konfirmasi a) Siswa diberi kesempatan untuk membacakan hasil pekerjaan di depan kelas. b) Guru memberikan penguatan 3. Kegiatan Akhir 3. a) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. b) Guru memberikan simpulan terhadap kegiatan pembelajaran. 5 menit

H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran a) Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII. b) Kumpulan naskah drama. 2. Media Pembelajaran a) Over Head Projector b) Naskah Drama c) Transparansi

I. Penilaian 1. Penilaian Proses Penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. 2. Penilaian Hasil Penilaian hasil diarahkan pada kemampuan menulis naskah drama. c. Teknik: Tes perbuatan d. Bentuk Instrumen: Soal: 1. Amatilah tayangan transparansi tersebut, buat mind map dan kembangkan menjadi sebuah naskah drama! 2. Tulislah sebuah naskah drama dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Isi drama b. Tahapan alur c. Keindahan, kemenarikan, dan penulisan d. Keaslian ide

Rubrik Penskoran: 1. Kesesuaian naskah drama dengan tema dan amanat 2. 3. 4. 5. 6. Latar/ setting Alur Penokohan Konflik Dialog 10 15 10 20 15 10

7.

Kesesuaian dengan kaidah penulisan naskah drama Jumlah skor

20

100

Keterangan: 1) Skala nilai: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat baik 2) Pembobotan dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing-masing aspek dan digunakan sebagai pengali angka skala. 3) Skala = Skala Nilai X Bobot. 4) Penentuan nilai siswa dengan menjumlahkan skor seluruh aspek.

Tabel 2. Aspek Penilaian No Aspek Penilaian Kriteria Skor Kategori Total Skor 10

1.

Kesesuaian Memenuhi 4 kriteria; naskah drama Judul mewakili isi naskah dengan tema dan drama amanat Judul sesuai tema Mengandung aspek moral Mengandung nilai-nilai pendidikan Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua criteria

10

Sangat baik

8 6 4 0 10

2.

Latar/setting

Memenuhi 4 kriteria; Kejelasan waktu

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

10

Kejelasan tempat Suasana mendukung cerita Memiliki kemungkinan untuk dipentaskan Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua criteria 3. Alur Memenuhi 4 kriteria; Runtut Pendeskripsian jelas Mendukung kesan dan suasana Menarik Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria 4. Penokohan/ Perwatakan Memenuhi 4 kriteria Pendeskripsian watak tokoh jelas Adanya tokoh protagonis dan antagonis Pendeskripsian fisik tokoh jelas Sesuai isi cerita Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria Memenuhi 4 kriteria Tajam Mampu memberikan gambaran yang jelas dan hidup

8 6 4 0 15

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

15

13 10 5 0 10

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

10

8 6 4 0 20

5.

Konflik

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

20

Pemaparan klimaks yang dihadapi jelas Mampu membawa emosi pembaca Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria 6. Dialog Memenuhi 4 kriteria Pilihan kata sesuai karakter tokoh Mudah dipahami Mengandung emosi,dan perasaan tokoh disertai tindakan Menggunakan ragam bahasa, gerak, dan bunyi Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

18 16 12 0 15

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

15

13 10 5 0 20

7.

Kesesuaian Memenuhi 4 kriteria dengan kaidah Menampilkan pengenalan penulisan tokoh naskah drama Terdapat prolog dan epilog Penggunaan tanda baca secara tepat Kelengkapan unsur-unsur naskah drama Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

20

18 16 12 0

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Berdasarkan pedoman pemerolehan skor tersebut, maka akan dapat diketahui nilai akhir siswa yang menyatakan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Berikut ini adalah pedoman penilaian yang digunakan untuk menyatakan kemampuan menulis naskah drama siswa. Tabel 3 Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Naskah Drama No 1 2 3 4 Catatan: Dalam melakukan penilaian, peneliti juga memiliki pedoman penilaian. Berikut ini adalah tabel pedoman penilaian. Tabel 3. Pedoman penilaian kemampuan menulis naskah drama No 1. 2. 3. 4. Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang X 100 Rentang Nilai 84-100 74-83 64-73 0-63 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Rentang Skor 84-100 74-83 64-73 0-63

Nilai Akhir : Perolehan skor Skor maksimum Mengetahui

Jepara,

Mei 2013

Guru Mapel Bahasa dan Sastra Indonesia

Praktikan

Markini S.Pd. NIP. 195704041983012001 YMT. Kepala Sekolah

Tutik wijayanti NIM. 0106512001

Pratondo Jati Susilo S.Pd. NIP. 196406061987031012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SMP N 1 Welahan : Bahasa dan Sastra Indonesia : VIII/1 : 2x40 menit (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama. B. Kompetensi Dasar Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide. C. Indikator 1. Mampu menguasai unsur intrinsik naskah drama 2. Mampu menguasai tata cara penulisan naskah drama D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi naskah drama diharapkan siswa dapat menguasai tata cara penulisan naskah drama, menguasai tata cara penulisan naskah drama, mampu menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide. E. Materi Pembelajaran Hakikat Drama Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya (Hasanudin 2009:2). Drama berarti dialog dalam bentuk puisi atau prosa dengan keterangan laku (Sembodo 2010:48). Sembodo juga menyebutkan bahwa padan kata drama dalam bahasa Indonesia adalah sandiwara. Sandi berarti rahasia dan wara berarti kabar. Jadi, sandiwara dapat diartikan sebagai kabar yang dirahasiakan. Drama terdiri atas dua jenis, yakni drama berbentuk naskah dan drama yang dipentaskan. Berkaitan dengan topik penelitian ini, maka hakikat drama yang akan dipaparkan adalah drama yang berkaitan dengan naskah.

Menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen (dalam Hatmanto 2011:13), drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Rahmanto (2000:120) berpendapat bahwa drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sulit dibanding dengan bentuk karya sastra yang lain. Drama tidak bisa dipisahkan dengan naskah drama. Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon (Wiyanto 2007:31). Selain percakapan para pelaku, naskah drama juga berisi penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan yang dilaksanakan pelaku. Alur cerita dapat diketahui dari percakapan itu. Hal ini berbeda sekali dengan bentuk prosa, misalnya cerpen. Alur cerita dapat diketahui pembaca melalui narasi (cerita). Pembaca cerpen dapat langsung membayangkan berbagai peristiwa yang diceritakan. Karena itu, pembaca cerpen bisa asyik dan akan terus membaca sampai selesai. Sebaliknya, pembaca naskah drama mungkin cepat bosan karena tidak segera dapat menangkap alur ceritanya. Selain itu, naskah drama juga berisi penjelasan tentang tata panggung dan peralatan yang dibutuhkan serta penataannya, musik pengiring, dan lain-lain (Wiyanto 2005:127). Dari segi teknik, naskah drama hampir sama dengan skenario film. Ada narasi, ada tokoh, ada adegan, ada dialog, dan juga setting cerita. Naskah drama menekankan adegan di atas panggung, setting ceritanya lebih sempit. Sedangkan skenario film merupakan gambaran cerita yang lebih luas dari banyak adegan di berbagai tempat yang akan direkam kamera (Zaenuddin 2004:126). Mempelajari naskah drama dapat dilakukan dengan cara mempelajari dengan saksama kata-kata, ungkapan, kalimat atau pernyataan tertentu yang dipergunakan oleh pengarang dalam naskah drama yang ditulisnya. Memang penonton mungkin tidak pernah membaca sendiri dialog dalam naskah. Mereka mendengarkan dialog diucapkan oleh aktor di panggung. Suatu naskah drama yang baik adalah yang memiliki nilai dramatik dan tetrikal, memberikan rasa senang sebagai konsumsi rohaniah yang sehat, tidak mengandung problem atau melontarkan pertanyaan yang sulit ditemukan jawabannya, dialognya enak dengan menggunakan bahasa yang lancar dan segar, tema yang diungkapkan adalah menyangkut persoalan kehidupan dan sekaligus berharga. Drama naskah disebut juga sastra lakon. Sebagai salah satu genre sastra, drama naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur batin (semantik, makna). Wujud fisik

sebuah naskah adalah dialog atau ragam tutur. Ragam tutur itu adalah ragam sastra. Oleh karena itu, bahasa dan maknanya tunduk pada konfensi sastra (Hatmanto 2011:23). Berdasarkan beberapa pendapat mengenai naskah drama tersebut, dapat disimpulkan bahwa naskah drama ialah karangan mengenai suatu cerita yang ditulis dalam bentuk prolog, dialog, epilog, dan unsur-unsur yang lain. Naskah drama lazimnya ditulis untuk dipentaskan. Adapun bagian-bagian yang ada dalam naskah drama meliputi judul, deskripsi latar, deskripsi penokohan, babak, adegan, dialog, dan petunjuk pengarang.

Unsur- Unsur Drama Unsur intrinsik naskah drama meliputi tema, amanat, tokoh dan penokohan, alur atau

plot, setting atau latar, tikaian atau konflik, dan cakapan. a. Tema Menurut Adji, dkk (1997:25) istilah tema berasal dari kata thema (Inggris) ide yang menjadi ide yang menjadi pokok suatu pembicaraan, atau ide pokok suatu tulisan. Tema

merupakan dimensional yang amat penting dari suatu cerita, karena dengan dasar itu pengarang dapat membayangkan dalam fantasinya bagaimana cerita akan dibangun dan berakhir. Tema adalah ide sentral yang mendasari suatu cerita. Wiyanto (2007:23) menyatakan bahwa tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik. Jadi, seorang penulis harus terlebih dahulu menentukan tema yang akan dikembangkannya. Untuk memunculkan tema yang akan digarap, biasanya dimunculkan pertanyaan, masalah apa yang akan diceritakan. Jawaban atas pertanyaan itulah yang dinamakan tema. b. Tokoh dan Penokohan Tokoh ialah orang yang bermain dalam drama, sedangkan penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan lakon. Waluyo (2003:16) mengklasifikasikan tokoh menjadi beberapa, seperti berikut: 3. Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita. d. Tokoh protagonis yaitu tokoh yang mendukung cerita e. Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita f. Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun antagonis

4.

Berdasarkan peranannya dalam tokoh serta fungsinya. e. Tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. f. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan antagonis. g. Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis. h. Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran perlengkapan atau tambahan.

c.

Alur atau Plot Plot atau alur merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang

merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan (Waluyo 2003:8). Hakikat plot atau alur diperdalam kembali oleh Wiyanto (2007:24-25). Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik atau pertentangan. Adanya pertentangan akan menimbulkan bentrokan dan bentrokan menimbulkan peristiwa. Muncul suatu peristiwa disusul dengan peristiwa-peristiwa lain sehingga menjadi rangkaian peristiwa. Rangkaian peristiwa inilah yang membentuk plot drama. Berdasarkan tekniknya, plot dapat disusun dengan jalan progressif (alur maju) yaitu dari awal, tengah, dan akhir terjadinya peristiwa. Regressif (alur mundur) yaitu bertolak dari akhir cerita menuju tahap tengah atau puncak dan berakhir pada awal cerita. Flashback (sorot balik) yaitu pengaluran berubah dari progressif ke regressif. Terakhir pengaluran backtrackin (tarik balik) yaitu pengaluran tetap (progressif), hanya pada beberapa tahap tertentu peristiwanya ditarik ke belakang (mengenang peristiwa yang lalu). d. Setting atau Latar Setting atau latar merupakan tempat, waktu, dan, suasana terjadinya cerita. Budiyati (2009:31) merumuskan latar atau setting dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa serta aspek suasana. Aspek ruang adalah gambaran tempat terjadinya peristiwa dalam lakon. Aspek waktu adalah saat atau zaman terjadinya lakon. Aspek suasana adalah suasana yang terjadi dalam lakon. e. Tikaian atau Konflik Tikaian atau konflik adalah hakikat lakon sebagai drama baca yang lebih dikenal lewat struktur dramatik (Budiyati 2009:32). Tikaian atau konflik bisa terjadi antar manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.

f.

Cakapan Cakapan berarti pembicaraan. Cakapan tergolong dalam dua jenis, yaitu dialog dan

monolog. Dialog adalah percakapan yang ditulis dan mencerminkan pembicaraan sehari-hari, sedangkan monolog adalah cakapan yang terjadi dalam diri tokoh itu sendiri (Waluyo 2003:20). F. Metode dan Teknik Pembelajaran Teknik Mind Mapping G. Skenario Pembelajaran Pertemuan I No 1. 1. Kegiatan Awal d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan disampaikan. e) Guru melakukan tanya jawab mengenai kesulitan siswa dalam menulis naskah drama pada pembelajaran menulis naskah drama sebelumnya. f) Memotivasi siswa agar siswa tidak bosan dan bersemangat dalam menulis naskah drama. 2. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi e) Siswa menyimak tayangan cerita pada transparansi dengan penuh tanggung jawab. f) Siswa disajikan contoh naskah drama hasil karya guru yang ditulis berdasarkan pengembangan tayangan yang tersaji pada transparansi dengan teknik mind mapping. g) Siswa bersama guru menyimak naskah drama tersebut untuk menemukan ciri-ciri naskah drama yang baik. h) Siswa bersama guru menyimpulkan ciri-ciri naskah drama yang baik. b. Elaborasi i) Siswa kembali menyimak tayangan cerita pada transparansi yang berbeda dari tayangan sebelumnya. 70 menit Kegiatan Alokasi waktu 5 menit

3.

Secara individu, siswa mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat di dalam tayangan transparansi. k) Secara berkelompok siswa berdiskusi mengenai kelebihan dan kekurangan cerita pada transparansi tersebut. l) Siswa bersama guru membahas hasil diskusi tersebut dan guru memberi penguatan. m) Siswa membaca dan mencermati naskah drama yang sudah diberikan oleh guru. c. Konfirmasi b) Secara mandiri, siswa mulai menulis kerangka naskah drama dengan membuat mind map yang berpedoman pada cerita yang tersaji pada tayangan transparansi. c) Selama siswa menulis mind map, guru berkeliling untuk memantau hasil kerja siswa, serta memberikan bimbingan ketika siswa mengalami kesulitan menulis naskah drama dari mind map yang dibuatnya . d) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan 3. Kegiatan Akhir d) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. e) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. f) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk penugasan. g) Guru menutup pelajaran dengan memberikan nasihat kepada siswa agar siswa giat berlatih menulis naskah drama.

j)

5 menit

H. Sumber dan Media Pembelajaran a. Sumber Pembelajaran a) Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII. b) Kumpulan naskah drama. b. Media Pembelajaran a) Over Head Projector b) Naskah Drama c) Transparansi

I. Penilaian 1. Penilaian Proses Penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. 2. Penilaian Hasil Penilaian hasil diarahkan pada kemampuan menulis naskah drama. a. Teknik: Tes perbuatan b. Bentuk Instrumen: Soal: 1. Coba buatlah naskah drama yang mengandung unsur-unsur instrinsik dan sesuai dengan langkah-langkah penulisan naskah drama! Rubrik Penskoran: Tabel 1. Skor penilaian kemampuan menulis naskah drama Tabel 1 Skor Penilaian Tes Kemampuan Menulis Naskah Drama No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Aspek Penilaian Kesesuaian naskah drama 10 dengan tema dan amanat Latar/ setting Alur Penokohan Konflik Dialog 10 15 10 20 15 Skor Maksimal

Kesesuaian dengan kaidah 20 penulisan naskah drama Jumlah skor 100

Keterangan: 1) Skala nilai: 1 = Kurang

2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat baik 2) Pembobotan dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing-masing aspek dan digunakan sebagai pengali angka skala. 3) Skala = Skala Nilai X Bobot. 4) Penentuan nilai siswa dengan menjumlahkan skor seluruh aspek.

Tabel 2. Aspek Penilaian No Aspek Penilaian Kriteria Skor Kategori Total Skor 10

1.

Kesesuaian Memenuhi 4 kriteria; naskah drama Judul mewakili isi naskah dengan tema drama dan amanat Judul sesuai tema Mengandung aspek moral Mengandung nilai-nilai pendidikan

10

Sangat baik

Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua criteria 2. Latar/setting

8 6 4 0

Memenuhi 4 kriteria; 10 Kejelasan waktu Kejelasan tempat Suasana mendukung cerita Memiliki kemungkinan untuk dipentaskan Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua criteria 8 6 4 0 15

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

10

3.

Alur

Memenuhi 4 kriteria; Runtut

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

15

Pendeskripsian jelas Mendukung kesan dan suasana Menarik 13 10 5 0 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria 4. Penokohan/ Perwatakan

Memenuhi 4 kriteria 10 Pendeskripsian watak tokoh jelas Adanya tokoh protagonis dan antagonis Pendeskripsian fisik tokoh jelas Sesuai isi cerita Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria 8 6 4 0 20

10

5.

Konflik

Memenuhi 4 kriteria Tajam Mampu memberikan gambaran yang jelas dan hidup Pemaparan klimaks yang dihadapi jelas Mampu membawa emosi pembaca Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

20

18 16 12 0

6.

Dialog

Memenuhi 4 kriteria 15 Pilihan kata sesuai karakter tokoh Mudah dipahami Mengandung emosi,dan perasaan tokoh disertai tindakan Menggunakan ragam bahasa, gerak, dan bunyi

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

15

Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria 7. Kesesuaian Memenuhi 4 kriteria dengan Menampilkan pengenalan kaidah tokoh penulisan Terdapat prolog dan epilog naskah drama Penggunaan tanda baca secara tepat Kelengkapan unsur-unsur naskah drama Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria

13 10 5 0 20

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik

20

18 16 12 0

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Berdasarkan pedoman pemerolehan skor tersebut, maka akan dapat diketahui nilai akhir siswa yang menyatakan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Berikut ini adalah pedoman penilaian yang digunakan untuk menyatakan kemampuan menulis naskah drama siswa. Tabel 3 Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Naskah Drama No 1 2 3 4 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Rentang Skor 84-100 74-83 64-73 0-63

Keterangan: 1) Skala nilai: 1 = Kurang Baik 2 = Cukup 3 4 = Baik = Sangat Baik

2) Pembobotan dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing-masing aspek dan digunakan sebagai pengali angka skala. 3) Skala = Skala Nilai X Bobot.

4) Penentuan nilai siswa dengan menjumlahkan skor seluruh aspek. Nilai Akhir : Perolehan skor Skor maksimum X 100

Mengetahui Guru Mapel Bahasa dan Sastra Indonesia

Jepara,

Mei 2013

Praktikan

Markini S.Pd. NIP. 195704041983012001 YMT. Kepala Sekolah

Tutik wijayanti NIM. 0106512001

Pratondo Jati Susilo S.Pd. NIP. 196406061987031012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SMP N 1 Welahan : Bahasa dan Sastra Indonesia : VIII/1 : 2x40 menit (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama. B. Kompetensi Dasar Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide. C. Indikator 1. Mampu menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide D. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi naskah drama, siswa dapat menguasai tata cara penulisan naskah drama, menguasai tata cara penulisan naskah drama, mampu menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide.

E. Materi Pembelajaran Menulis Naskah Drama Menurut Jabrohim dkk (dalam Hatmanto 2011:25), penulisan naskah drama merupakan suatu proses yang utuh, yang mempunyai keseluruhan. Ada berbagai aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menulis naskah drama, yaitu 1) penciptaan latar (creating setting), 2) penciptaan tokoh yang hidup (freshing out character), 3) penciptaan konflik-konflik (working with conflict), 4) penulisan adegan, 5) Secara keseluruhan disusun ke dalam naskah drama. Dan uraiannya adalah sebagai berikut: 1) Penciptaan latar (creating setting) Lingkungan fisik tempat penulis naskah drama menerapkan aksi (action) para tokoh ciptaannya disebut setting (latar). Setting (latar) dalam drama seringkali dilupakan penulis

pemula, padahal setting paling sederhanapun mempunyai dampak besar bagi aksi para pelaku. Penulis-penulis drama yang sudah berpengalaman seringkali menggunakan suatu lingkungan yang aktual seperti yang mereka observasi sebagai dasar setting yang mereka tulis. Mereka memodifikasi hasil observasi agar menjadi setting yang paling baik bagi dramanya. 2) Penciptaan tokoh yang hidup (freshing out character) Deskripsi tokoh utama dalam drama biasanya ditulis seperti deskripsi setting. Penulis drama melukiskannya seringkas dan setepat mungkin. Informasi yang biasa termasuk di dalamnya, yaitu (1) Nama tokoh; (2) Usia tokoh; (3) Deskripsi tokoh secukupnya; (4) Hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya. Para penulis drama mendasarkan karakter tokoh drama mereka pada orang-orang yang dikenal secara akrab. Mereka menggunakan orang-orang yang secara nyata ada di tengah-tengah masyarakat sebagai model yang mereka sediakan segi-segi permukaan karakter tokoh dan menggali wawasan kehidupan yang tidak hanya tersedia jika mereka hanya semata-mata bergantung pada imajinasi. Meskipun aspek itu sederhana tapi sangat membantu dalam membangun karakter tokoh karena aspek tersebut dapat memperlihatkan kepribadian tokoh, yaitu tentang bagaimana ia mengenakan pakaian. Apa yang disandang tokoh dan bagaimana ia menyandangnya. 3) Penciptaan konflik-konflik Dalam konflik seorang tokoh menginginkan sesuatu, sedangkan tokoh yang lain berusaha mencegah keinginan itu. Definisi konflik adalah seorang tokoh ingin (mempunyai motivasi), mempunyai tujuan (goal) tertentu, tetapi seseorang (sesuatu) merintangi (mencegah) keberhasilan tokoh pertama tadi. Jika motivasi tokoh pertama tadi cukup kuat, maka tokoh itu berusaha kuat mengatasi rintangan-rintangan itu dengan taktik-taktik agar ia berhasil mencapai tujuannya 4) Penulisan adegan Seorang penulis drama yang sudah berpengalaman sebelum menulis adegan lengkap dengan dialog, terlebih dahulu memetakan konflik berupa naratif yang belum ada dialognya. Adegan ditulis sebagai sebuah cerita. Dengan menghidupkan tokoh-tokoh tertentu dengan mengembangkan karakternya dan menempatkan tokoh-tokoh pada setting kehidupan mereka serta menemukan situasi-situasi yang mampu menimbulkan konflik, kemudian dituangkan ke dalam skenario dasar berupa sebuah adegan pendek, maka penulisan sebuah drama sebagian sudah terselesaikan.

5) Secara keseluruhan disusun ke dalam naskah drama Latihan berikut berupa penulisan adegan lengkap dengan setting, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk menempatkan semuanya ke dalam skrip drama. Sebuah naskah drama adalah versi pameran (acting) sebuah drama yang akan dipergunakan sutradara dan aktor dalam latihan (rehearal).

F. Metode dan Teknik Pembelajaran Teknik Mind Mapping G. Skenario Pembelajaran Pertemuan II No 1. Kegiatan 1. Kegiatan Awal a) Guru melakukan apersepsi. b) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi pertemuan sebelumnya. c) Guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa ketika melakukan proses pembuatan mind map dari tayangan transparansi yang telah disimak. Alokasi waktu 5 menit

2. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Secara mandiri siswa mulai menulis naskah drama secara utuh dengan berpedoman pada mind map yang telah dibuatnya. b. Elaborasi Siswa menyempurnakan hasil tulisan mulai dari deskripsi latar hingga dialog yang tersaji dalam naskah drama. c. Konfirmasi a) Siswa diberi kesempatan untuk membacakan hasil pekerjaan di depan kelas. Siswa yang lain mengomentari b) Guru memberikan penguatan

70 menit

3.

3. Kegiatan Akhir a) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. b) Guru memberikan simpulan terhadap kegiatan pembelajaran. c) Guru menutup pelajaran dengan memberikan nasihat kepada siswa agar siswa giat berlatih menulis naskah drama.

5 menit

H. Sumber dan Media Pembelajaran a. Sumber Pembelajaran c) Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII. d) Kumpulan naskah drama. b. Media Pembelajaran d) Over Head Projector e) Naskah Drama f) Transparansi

I. Penilaian 1. Penilaian Proses Penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. 2. Penilaian Hasil Penilaian hasil diarahkan pada kemampuan menulis naskah drama. c. Teknik: Tes perbuatan d. Bentuk Instrumen: Soal: 1. Amatilah tayangan transparansi tersebut, buat mind map dan kembangkan menjadi sebuah naskah drama! 2. Tulislah sebuah naskah drama dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Isi drama b. Tahapan alur c. Keindahan, kemenarikan, dan penulisan d. Keaslian ide

Rubrik Penskoran: Tabel 1. Skor penilaian kemampuan menulis naskah drama Tabel 1 Skor Penilaian Tes Kemampuan Menulis Naskah Drama No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Aspek Penilaian Kesesuaian naskah drama 10 dengan tema dan amanat Latar/ setting Alur Penokohan Konflik Dialog 10 15 10 20 15 Skor Maksimal

Kesesuaian dengan kaidah 20 penulisan naskah drama Jumlah skor 100

Keterangan: 1) Skala nilai: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat baik 2) Pembobotan dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing-masing aspek dan digunakan sebagai pengali angka skala. 3) Skala = Skala Nilai X Bobot. 4) Penentuan nilai siswa dengan menjumlahkan skor seluruh aspek.

Tabel 2. Aspek Penilaian No Aspek Penilaian Kriteria Skor Kategori Total Skor 10

1.

Kesesuaian Memenuhi 4 kriteria; naskah drama Judul mewakili isi dengan tema naskah drama dan amanat Judul sesuai tema Mengandung aspek moral Mengandung nilai-nilai pendidikan

10

Sangat baik

2.

Latar/setting

Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua criteria Memenuhi 4 kriteria; Kejelasan waktu Kejelasan tempat Suasana mendukung cerita Memiliki kemungkinan untuk dipentaskan Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua criteria Memenuhi 4 kriteria; Runtut Pendeskripsian jelas Mendukung kesan dan suasana Menarik

8 6 4 0 10

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik 10

8 6 4 0 15

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik 15

3.

Alur

4.

Penokohan/ Perwatakan

Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria Memenuhi 4 kriteria Pendeskripsian watak tokoh jelas Adanya tokoh protagonis dan antagonis Pendeskripsian fisik tokoh jelas Sesuai isi cerita Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria Memenuhi 4 kriteria Tajam Mampu memberikan gambaran yang jelas dan hidup Pemaparan klimaks yang dihadapi jelas Mampu membawa emosi pembaca Hanya memenuhi 3 kriteria Hanya memenuhi 2 kriteria Hanya memenuhi 1 kriteria Tidak memenuhi semua kriteria Memenuhi 4 kriteria Pilihan kata sesuai karakter tokoh Mudah dipahami

13 10 5 0 10

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik 10

8 6 4 0 20

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik 20

5.

Konflik

18 16 12 0 15

Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sangat Baik 15

6.

Dialog

7.

Mengandung emosi,dan perasaan tokoh disertai tindakan Menggunakan ragam bahasa, gerak, dan bunyi Hanya memenuhi 3 kriteria 13 Baik Hanya memenuhi 2 kriteria 10 Cukup Hanya memenuhi 1 kriteria 5 Kurang Tidak memenuhi semua 0 Sangat Kurang kriteria Kesesuaian Memenuhi 4 kriteria 20 Sangat Baik 20 dengan Menampilkan kaidah pengenalan tokoh penulisan Terdapat prolog dan naskah drama epilog Penggunaan tanda baca secara tepat Kelengkapan unsurunsur naskah drama Hanya memenuhi 3 kriteria 18 Baik Hanya memenuhi 2 kriteria 16 Cukup Hanya memenuhi 1 kriteria 12 Kurang Tidak memenuhi semua 0 Sangat Kurang kriteria Berdasarkan pedoman pemerolehan skor tersebut, maka akan dapat diketahui nilai akhir

siswa yang menyatakan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Berikut ini adalah pedoman penilaian yang digunakan untuk menyatakan kemampuan menulis naskah drama siswa. Tabel 3 Pedoman Penilaian Kemampuan Menulis Naskah Drama No 1 2 3 4 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Rentang Skor 84-100 74-83 64-73 0-63

Keterangan: 1) Skala nilai: 1 = Kurang Baik 2 = Cukup 5 6 = Baik = Sangat Baik

2) Pembobotan dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing-masing aspek dan digunakan sebagai pengali angka skala. 3) Skala = Skala Nilai X Bobot. 4) Penentuan nilai siswa dengan menjumlahkan skor seluruh aspek. Nilai Akhir : Perolehan skor Skor maksimum X 100

Mengetahui Guru Mapel Bahasa dan Sastra Indonesia

Jepara,

Mei 2013

Praktikan

Markini S.Pd. NIP. 195704041983012001 YMT. Kepala Sekolah

Tutik wijayanti NIM. 0106512001

Pratondo Jati Susilo S.Pd. NIP. 196406061987031012

DAFTAR NILAI MENULIS NASKAH DRAMA SIKLUS II KELAS VIIIA


KODE RESPONDEN 1 2 ASPEK PENILAIAN 3 4 5 6 7 JUMLAH SKOR NILAI

R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18

R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 JUMLAH RATA-RATA

Keterangan : 1. Kesesuaian naskah drama dengan tema dan amanat 2. Latar/setting 3. Alur 4. Penokohan/ perwatakan 5. Konflik 6. Dialog 7. Kesesuaian dengan kaidah penulisan naskah drama

PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I Aspek yang Diamati 1 2 3 4 5 6 7

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.

Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25

26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34

Jumlah Persentase (%)

Keterangan: 1. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. 2. Siswa antusias dalam pembelajaran menulis naskah drama. 3. Siswa aktif mengerjakan tugas dari guru untuk mendata kata-kata. 4. Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang belum dipahami. 5. Siswa antusias dalam menulis naskah drama. 6. Siswa berani membacakan naskah drama karya sendiri di depan kelas. 7. Siswa tertib selama mengerjakan latihan menulis naskah drama.

PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I

Topik wawancara Tujuan Pewawancara

: : : : :

Subjek/Nara sumber : Hari/Tanggal Tempat

Daftar Pertanyaan:

a. Apakah kamu berminat dengan pembelajaran menulis naskah drama? b. Kesulitan apa saja yang kamu hadapi selama melakukan kegiatan menulis naskah drama? c. Apakah kamu merasa mudah memahami materi menulis naskah drama? d. Apakah pembelajaran menulis naskah drama ini dapat memotivasi kamu dalam menulis naskah drama? e. Manfaat apa yang kamu peroleh dalam menulis naskah drama?

JURNAL SISWA SIKLUS I Hari/Tanggal Kelas : :

No. Responden No. 1.

: Pertanyaan Pernyataan

Apakah Anda berminat dengan pelajaran menulis? (Ya/Tidak) dan apa alasannya?

2.

Apakah Anda berminat dengan pelajaran menulis naskah drama? (Ya/Tidak) dan apa alasannya?

3.

Apakah Anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis naskah drama?

(Ya/Tidak) dan apa alasannya?

4.

Apakah Anda senang dengan pelajaran menulis naskah drama? (Ya/Tidak) dan apa alasannya?

5.

Ungkapkan kesan dan pesan yang positif maupun negatif Anda terhadap guru dan proses belajar menulis naskah drama?

JURNAL GURU SIKLUS I

Sekolah Kelas Tema / Subtema

: : :

Jurnal guru berisi pendapat dan seluruh kejadian yang dilihat dan dirasakan oleh guru pengampu selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek yang ditulis dalam jurnal guru adalah sebagai berikut.

1. Kesiapan siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama. 2. Respon siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Respon siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan. 4. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. 5. Situasi/suasana kelas.

HASIL OBSERVASI SIKLUS I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 Aspek yang Diamati 1 2 3 4 5 6 7

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34

Jumlah Persentase (%)

Keterangan: 2. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. 3. Siswa antusias dalam pembelajaran menulis naskah drama. 4. Siswa aktif mengerjakan tugas dari guru untuk mendata kata-kata. 5. Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang belum dipahami. 6. Siswa antusias dalam menulis naskah drama. 7. Siswa berani membacakan naskah drama karya sendiri di depan kelas. 8. Siswa tertib selama mengerjakan latihan menulis naskah drama.

PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS II Aspek yang Diamati 1 2 3 4 5 6 7

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27

28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34

Jumlah Persentase (%)

Keterangan: 1. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. 2. Siswa antusias dalam pembelajaran menulis naskah drama. 3. Siswa aktif mengerjakan tugas dari guru untuk mendata kata-kata. 4. Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang belum dipahami. 5. Siswa antusias dalam menulis naskah drama. 6. Siswa berani membacakan naskah drama karya sendiri di depan kelas. 7. Siswa tertib selama mengerjakan latihan menulis naskah drama.

PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS II

Topik wawancara Tujuan

: : :

Subjek/Nara sumber : Tempat

Daftar Pertanyaan:

a. Apakah kamu berminat dengan pembelajaran menulis naskah drama? b. Kesulitan apa saja yang kamu hadapi selama melakukan kegiatan menulis naskah drama? c. Apakah kamu merasa mudah memahami materi menulis naskah drama? d. Apakah pembelajaran menulis naskah drama ini dapat memotivasi kamu dalam menulis naskah drama? e. Manfaat apa yang kamu peroleh dalam menulis naskah drama?

JURNAL SISWA SIKLUS II Hari/Tanggal Kelas No. Responden No. : : : Pertanyaan Pernyataan

1.

Apakah Anda berminat dengan pelajaran menulis? (Ya/Tidak) dan apa alasannya?

2.

Apakah Anda berminat dengan pelajaran menulis naskah drama? (Ya/Tidak) dan apa alasannya?

3.

Apakah Anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis naskah drama?

(Ya/Tidak) dan apa alasannya?

4.

Apakah Anda senang dengan pelajaran menulis naskah drama? (Ya/Tidak) dan apa alasannya?

5.

Ungkapkan kesan dan pesan yang positif maupun negatif Anda terhadap guru dan proses belajar menulis naskah drama?

JURNAL GURU SIKLUS II

Sekolah Kelas

: :

Tema / Subtema

Jurnal guru berisi pendapat dan seluruh kejadian yang dilihat dan dirasakan oleh guru pengampu selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek yang ditulis dalam jurnal guru adalah sebagai berikut.

1. Kesiapan siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama. 2. Respon siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Respon siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan. 4. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. 5. Situasi/suasana kelas.

HASIL OBSERVASI SIKLUS II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Aspek yang Diamati 1 2 3 4 5 6 7

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.

R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34

Jumlah Persentase (%)

Keterangan: 2. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. 3. Siswa antusias dalam pembelajaran menulis naskah drama. 4. Siswa aktif mengerjakan tugas dari guru untuk mendata kata-kata. 5. Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang belum dipahami. 6. Siswa antusias dalam menulis naskah drama. 7. Siswa berani membacakan naskah drama karya sendiri di depan kelas. 8. Siswa tertib selama mengerjakan latihan menulis naskah drama.

You might also like