You are on page 1of 11

makalah pengelolaan pembelajaran

By thobenk

2 Votes Alhamdulillahi Rabbil Alamin, itulah kiranya kata indah yang tiada henti mengalun dilisan kami sebagai ungkapan rasa syukur ke hadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam atas junjungan Nabiullah Muhammad saw, yang telah membawa umat manusia dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang. Makalah ini berjudul PENGELOLAAN PEMBELAJARAN. Yang diharapkan dapat dijadikan menambah wawasan bagi teman-teman didalam melakukan pengelolaan pembelajaran kedepannya . Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis Makassar, DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat BAB II PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran 1. Taksonomi Variable Pembelajaran 2. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran 3. Strategi Penyampaian Pembelajaran 4. Strategi Pengelolaan Pembelajaran 5. Penerapan Strategi Pembelajaran 6. Faktor Penunjang Keberhasilan Pembelajaran B. Strategi Pengorganisasian Dan Pengelolaan Pembelajaran 1. Teori Elaborasi 2. Strategi Pengelolaan Motivasional C. Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah 1. Taksonomi Pemecahan Masalah

2. Strategi Pemecahan Masalah Solso Dan Wankat 3. Strategi Pemecahan Masalah Sistematis 4. Strategi Inkuiri Biologi 5. Strategi Pembelajaran Inkuiri Juripsrudensial 6. Strategi Latihan Inkuiri 7. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial 8. Strategi Pemecahan Masalah Ideal 9. Strategi Belajar Berbasis Masalah BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan paham tentang bagaimana cara mengelola pembelajaran dengan baik. Pengelolaan pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam pendidikan karena, tanpa pengelolaan yang baik maka peoses pembelajaran tidak akan terarah dengan baik sehinga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak akan tercapai secara optimal. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dikelas dilakukan, seorang guru terlebih dahulu harus menata, mengorganisasikan isi pembelajaran yang akan diajarkan. Hal ini perlu dilakukan agar isi pembelajaran yang akan diajarkan mdah dipahami siswa. Demikian pula selama proses pembelajaran, guru diharapkan mampu menumbuhkan, meningkatan, dan mempertahankan motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar siswa yang tinggi, kiranya sulit bagi guru untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, guru harus mampu menerapkan strategi motivasional dalam tindak pembelajarannya. Pada hakikatnya program pembelajaran betujuan tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi, tetapi juga member pemahaman dan penguasaan tentang mengapa hal itu terjadi. Berpijak pada permasalahan tersebut, maka penmbelajaran pemecahan masalah sangat penting unuk diajarkan. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana pengorganisasian pembelajaran ? 2. Bagaimana strategi pengelolaan pembelajaran ? 3. Apakah faktor penunjang keberhasilan pembelajaran 4. Berapakah strategi pemecahan masalah ? 5. Bagaimana pengelolaan motivasional ? 6. Apa yang dimaksud dengan taksonomi pemecahan masalah ? BAB II PEMBAHASAN A. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN 1. Taksonomi Variable Pembelajaran Dalam memahami strategi pembelajaran terlabih dahulu perlu dipahami variable-variabel pembelajaran. Variable pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, kondisi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan hasil pembelajaran.

a. kondisi pembelajaran dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Tujuan dan karakteristik bidang studi Kendala dan karakteristik bidang studi Karakteristik siswa b. strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3, yaitu : Strategi pengorganisasian Strategi penyampaian Strategi pengelolaan c. hasil pembelajaran diklasifikasikan Keefektifan Efesiensi Daya tarik Di dalam hubungannya, Strategi pembelajaran dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran. Strategi pengorgannisasian pembelajaran lebih banyak dipengaruhi pleh tujuan pembelajaran dan karekteristik bidang studi. Strategi penyampaian pembelajaran lebih banyak dipengaruhi oleh kendala dan karakteristik bidang studi. Strategi pengelolaan pembelajaran lebih banyak dipengaruhi oleh karakteristik siswa. Hal ini berarti strategi pembelajaran apa yang akan diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Hal ini juga menunjukan bahwa tidak ada satupun atrategi pembelajaran yang sesuai atau cocok diterapkan untuk semua bidang studi atau siswa. 2. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan suatu isi pembelajaran. Sequencing berkaitan dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa hubungan antara fakta, konsep, prosedur atau prinsip suatu pembelajaran. Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan menunjukan keterkaitan topik-topik itu terkait dalam keseluruhan isi bidang studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topic-topik yang dipelajari. Penataan urutan sangat penting artinya, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat apabila isi telah ditata dengan cara tertentu dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya semua isi bidang studi memiliki prasyarat belajar. Strategi pengorganisasian pembelajran ada dua yaitu strategi makro dan strategi mikro. Strategi pengorganisasian makro adalah strategi unttuk menata keseluruhan isi bidang studi (lebih dari satu ide), sedangkan strategi mikro adalah untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal (konsep, prinsip, dan sebagainya) 3. Strategi Penyampaian Pembelajaran Uraian mengenai strategi penyampaian pembelajran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan stuktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan. Strategi penyampaian adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk

menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini jugadapat disebut sebagai strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran. Gagne dan Briggs (1979) menyebut strategi ini dengan delivery system, yang didefenisikan sebagai the total of all components necessary to make an instructional system operate as intended. Pada dasarnya strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Menurut Degeng (1989) ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam memreskripsikan strategi penyampaian, Yaitu, a. Media Pembelajaran b. Interaksi Siswa Dengan Media c. Bentuk Belajar Mengajar. 4. Strategi Pengelolaan Pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajran sangat penting dalam system strategi pembelajaran secara keseluruhan. Bagaimanapun baiknya perencanaan strategi pengorganisasian dan penyampaian pembelajaran, namun jika strategi pengelolaan tidak diperhatikan maka efektivitaas pembelajran tidak bisa maksimal. Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan usaha penataaan interaksi antar siswa dengan komponen strategi pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian pembelajran. Strategi pengelolaan berkitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran. Paling tidakada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan pembelajran, yaitu : a. Penjadwalan pengguanaan strategi pembelajaran b. Pembuatan catatan kemaujan belajar siswa c. Pengelolaan motivasional d. Kontrol belajar 5. Penerapan Strategi Pembelajaran Walaupun secara teoritis seorang guru telah paham tentang langkah-langkah operasional suatu strategi pembelajaran. Namun, belum tentu seorang guru akan mampu menerapkan strategi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas. Keberhasilan guru menerapkan suatu strategi pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru menganalisis kondisi pembelajaran yang ada, seperti tujuan pembelajran, karakteristik siswa, kendala sumber belajar, dan karakteristik bidang studi. a. Tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran, guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan pembelajran yang ingin dicapai. Menurut taksonomi Bloom, secara teoritis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori, yaitu tujuan pembelajaran ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik b. Karakteristik siswa karakteristik siswa berhubungan denagn aspek-aspek yang melekat pada diri siswaa, seperti motivasi, bakat, minat, kemampuan awal, gaya belajar, kepribadian, dan sebagainya. Karakteristik siswa yang amat kompleks tersebut harus juga dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. c. Kendala sumber/media belajar media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Beberapa hasil penelitian menyimpulakan bahwa ketersediaan sumber belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Tanpa adanya sumber belajar yang memadai amat sulit bagi seorang guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. d. Karakteristik bidang studi struktur bidang studi terkait hubungan-hubungan diantara bagian-bagian suatu bidang studi.

Struktur bidang studi mata pelajaran matematika tentu berbeda dengan struktur bidang studi sejarah. Perbedaan struktur bidang studi tersebut membutuhkan atrategi pembelajaran yang berbeda pula. Misalnya dalam mata pelajaran sejarah guru dapatmemulai mata pelajran dari pokok bahasan apa saja, sebaliknya mata pelajaran matematika tidak bisa dilakukan seperti itu. Itulah sababnya, pemahaman seorang guru terhadap struktur bidang studi yang diajarnya sangat penting dalam penetapan metode pembelajaran yang akan digunakan. 6. Faktor Penunjang Keberhasilan Pembelajaran Dalam pekasanaan pembelajaran, banyak variable yang mempengaruhi kesuksesan seorang guru. Ppenugasan dan keterampilan guru dalam penguasaan materi pelajaran dan strategi pembelajaran tidak menjadi jaminan untuk mempu meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Secara umum ada beberapa variable baik teknis maupun nontaknis yang berpengaruh dalam keberhasilan proses pembelajaran. Antara lain: a. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran pada awal proses pembelajaran dan begitu guru memasuki ruang kelas, sudah selayaknya seorang guru harus mengucapkan salam pada semua siswa yang ada di kelas dan berdoa bersama siswa. Dalam setiap mulai pembelajran guru harus menjalaskan tujuan yang yang ingin dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan siswa. b. Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajran kegiatan inti pemebelajaran adalah kegiatan yang paling berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Baik buruknya keterampilan guru dalam kegiatan inti menunjukan baik buruknya hasil belajar siswa. c. Kemampuan guru dalam melakukan penilaian pembelajaran untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan maka seorang guru dituntut untuk mampu mengadakan penilaian guna mengetahui kemampuiannyaan guru melakukan penilaian pembelajaran. Dengan dilakukan penilaian terhadap proses pembelajaran, maka siswa akan mengetahui kemampuannya secara jelas sehingnga siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pemebelajaran. Demikian pula dengan kegiatan penilaian ama penting bagi seorang guru karena hasil evaluasi yang dilakukan seorang gur dapat mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Disamping itu, sengan evaluasi seorang akan dapat memahami kelemhan-kelemahan strategi pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian, evaluasi juga menjadi salah satu teknik untuk memperbaiki program pembelajaran d. Kemampuan guru menutup pembelajaran kemampuan menutup pembelajaran sangat penting bagi seorang guru. Pada akhir pembelajaran guru sering menutup pembelajaran hanya dengan mengatakan bahwa pelajaran sudah berakhir. Menutup proses pembelajaran bukan hanya sekedar mengeluarkan pernyataan bahwa pelajaran sudah berakhir. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses penutupan pembelajaran, pertanyaan berikut dapat dijadikan indikator penilaiannya. Apakah gurumemberikan umpan balik atau kesimpulan terhadap materi yang diajarkan ? Dalam memberi umpan balik atau kesimpulan, apakah guru telah menghubungkan isi pembelajaran denagn isu-isu dan teknologi yang berkembang di masyarakat ? Apakah guru guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah ? Apakah guru melakukan pemantapan terhadap perolahan belajar siswa ?

e. Faktor penunjang lainnya disamping variable-variabel seperti yang telah dijelaskan diatas, masih ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: Kemampuan guru menggunakan bahasa secara jelas dan mudah dipahami siswa Sikap yang baik, santun, dan menghargai siswa Kemampuan mengorganisasi waktu yang sesuai dengan alokasi yang disediakan Cara berbusana dan berdandan yang sopan sesuai denagn norma yang berlaku B. STRATEGI PENGORGANISASIAN DAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN 1. Teori Elaborasi Strategi atau teori elaborasi dikategorikan sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran tingkat makro. Teori elaborasi mendeskripsikan cara-cara pengorganisasian isi pembelajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci. Yaitu : a. Langkah pertama dimulai dengan menampilkan epitome (struktur isi bidang studi yang dipelajari) b. Langkah selanjutnya mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara rinci. Dalam melakukan pengorganisasian isi pembelajaran harusmemperhatikan komponenkomponen yang dijadikan dasar teori elaborasi. Pada dasarnya terdapat tujuh komponen yang diintegrasikan dalam teori elabirasi, yaitu sebagai berikut : a. Urutan elaboratif yaitu urutan isi pembelajaran dari yang bersifat sederhana ke kompleks atau dari yang bersifat umumke rinci b. urutan prasyarat belajar menampilkan hubungan prasyarat untuk suatu konsep, prosedur, atau prinsip. c. rangkuman adalah tinjauan kembali terhadap apa yang telah dipelajari. Dalam teori elaborasi rangkuman diklasifikasikan menjadi dua, yaitu rangkuman internal dan rangkuman eksternal d. pesintesis ialah berfungsi untuk menunjukan kaitan-kaitan di antara konsep, prosedur, atau prinsip yang diajarkan e. analogi yaitu dibuat untuk dapat memudahkan pemahaman terhadap pengetahuan yang baru dengan cara membandingkannya dengan pengetahuan yang sudah dikenal siswa. f. pengaktifan strategi kognitif adalah ketrampilan yang diperlukan siswa untuk mengatur proses internalnya ketika belajar, menigat dan berfikir g. kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa dalam melakukan pilihan dan pengurutan terhadap isi yang dipelajari Dalam melakukan pengorganisasian pembelajaran teori elaborasi juga harus dilakukan langkah-langkah yang sistematis. Menurut degeng (1989) langkah-langkah pengorganisasian pembelajaran dengan menggunakan model elaborasi adalah sebagai berikut. a. Penyajian kerangka isi. Stuktur yang memuat bagian-bagian yang paling penting dari bidang studi b. Elborasi tahap pertama. Mengelaborasi tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka isi c. Pemberian rangkuman. Berisi pengertian pengertian singkat mengenai konstuk-konstruk yang diajarkan dalam elaborasi d. Elaborasi tahap kedua. Membawa siswa pada tingkat kedalaman sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pembelajaran e. Pemberian rangkuman dan sintesis eksternal. Pada akhir elaborasi tahap kedua, diberikan rangkuman dan sintesis eksternal, seperti pada elaborasi tahap pertama f. setelah semua tahap elaborasi tahap kedua disajikan, disintesiskan, dan diintegrasikan

kedalam kerangka isi, pola seperti ini akan berulang kembali untuk elaborasi tahap ketiga, dan seterusnya sesuai denagn tingkat kedalaman yang ditetapkan oleh tujuan pembelajaran 2. Strategi Pengelolaan Motivasional Menurut martin dan briggs (1986), motivasi adalah kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi bangkitnya arah serta tetap berlangsungnya suatu kegiatan atau tingkah laku. Motivasi seseorang dapat dilihat atau disimpulkan dari usaha yang ajeg, adanya kecenderungan untuk bekerja terus meskipun sudah tidak berada dalam pengawasan, atau adanya kesediaan mempertahankan kegiatan secara sukarela kea rah penyelesaian suatu tugas (Ardhana,1992). Dalm hal ini secara lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, dan ketekunan dalam belajar. Disamping itu motivasi belajar dapat dilihat dari indicatorindikator seperti keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran Ditinjau dari tipe motivasi, para ahi membagi motivasi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut. a. Motivasi intrinsik, yaitu keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari diri individu. Dalam proses belajar mengajar siswa yang termotivasi secara intrisik dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merassa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan keinginan yang sebenarnya yang ada didalam diri siswa untuk belajar, tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak diluar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Antara motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan baik yang bersifat internal maupun eksternal yang membuat siswa bergerak, bersemangat, dan senang belajar secara serius dan terus-menerus selama kegiatan proses belajar. Salah satu komponen strategi pengelolaan motivasional adalah menarik dan mempertahankan perhatian siswa selama pembelajaran dan salah satunya adalah menggunakan elemen pembelajaran secara variatif. Dalam usaha mempertahankan perhatian siswa terhadap pembelajaran, dapat dilakukan dengan jalan menggunakan elemen atau unsure-unsur pembelajaran yang bberaneka ragam. Keller mengungkapkan, variasii dal pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan memvariasikan format tulisan dalam teks, menyajikan gambargambar yang bervariasi, warna-warna yang beraneka ragam dan sebagainya. Dalam pengelolaan motivasi siswa, guru juga diharapkan memberikan penguatan yang positif kepada siswa dalam hal ini untuk menumbuhkan kepuasan dilakukan dengan member umpan balik dan penguatan yang akan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Menurut Gagne 91985) umpan balik sebagai fase terakhir dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses penguatan dan ini sangat penting artinya dalam kehidupan manusia, khususnya dalam kaitan yang berhubungan dengan pembelajran, C. STRATEGI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH 1. Taksonomi Pemecahan Masalah Wankat dan oreovocz (1995) mengklasifikasikan lima tingkat taksonomi pemecahan masalah sebagai berikut :

a. Rutin Tindakan rutin atau bersifat alogaritmik yang dilakukan tanpa membuat suatu keputisan. Beberapa operasi matematika seperti persamaan kuadrad, operasi integral, analisis varian termasuk masalah rutin. b. Diagnostic Pemilihan suatu prosedur atau cara yang tepat secara rutin. Beberapa rumus yang digunakan dalam menentukan tegangan suatu balok, dan diagnosis adalah memilih prosedur yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. c. Strategi Pemilihan prosedur secara ruti untuk memecahkan suatu masalah. Strategi merupakan bagian dari tahap analisis dan evaluasi dalam taksonomi Bloom. d. Interpretasi Kegiatan pemecahan masalah yang sesungguhnya, karena melibatkan kegiatan mereduksi masalah yang nyata, sehingga dapat dipecahkan. e. Generalisasi Pengembangan prosedur yang bersifat rutin untuk memecahkan masalah-masalah yang baru. 2. Strategi Pemecahan Masalah Solso Dan Wankat Solso (dalam wankat dan oreovocz,1995) mengemukakan enam tahap dalam pemecahan masalah. a. identifikasi permasalahan b. representasi permasalahan c. menerapkan perencanaan d. menilai perencanaan f. menilai hasil perencanaan Wankat dan oreovocz mengemukakan tahap-tahap strategi operasional dalam pemecahan masalah sebagai berikut. a. Saya mampu. Tahap membangkitkan motivasi dan membangun keyakinan siswa b. Mendefenisikan. Membuat daftar hal yang diketahui dan tidak diketahui, menggunakan gambar untuk memperjelas permasalahan c. Mengeksplorasi. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membimbing untuk menganilis dimensi-dimensi permasalahan yang dihadapi d. Merencanakan. Mengenbangkan cara berfikir logis siswa untuk menganalisis masalah dan menggunakan flowchart untuk menggambarkan permasalahan yang dihadapi e. Mengerjakan. Membimbing siswa secara sistematis untuk memperkirakan jawaban yang mungkin untuk memecahkan masalah yang dihadapi f. Mengoreksi kembali. Membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban yang dibuat, mungkin ada beberapa kesalahan yang dilakukan g. Generalisasi. Membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan, dalam hal ini siswa didorong untuk melakukan umpan balik/refleksi dan mengoreksi kembali kesalahan yang mungkin ada. 3. Strategi Pemecahan Masalah Sistematis Pemecahan masalah sistematis adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Secara operasional tahap-tahap pemecahan masalah sistematis terdiri atas empat tahap. a. memahami masalahnya b. membuat rencana penyelesaian c. melaksanakan rencana penyelesaian

d. memerikasa kembali, mengecek hasilnya 4. Strategi Pembelajaran Inkuiri Biologi Model pembelajaran inkuiri biologi pada mulanya dikemangkan oleh Schwab tahun 1965 yang termuat dalam Biologi Sience Curriculum Study (BSCS) membahas tentang pengembangan kurikulum dan bentuk pembelajaran biologi pada sekolah menengah. Esensi dari model pembelajaran ini adalah mengajarkan pada siswa untuk memperoleh pengetahuan seperti halnya para peneliti biologi melakukan penelitian. Sedangkan prosedurnya adalah melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah yang sebenarnya. Dengan cara melibatkan dalam penelitian, membantu siswa mengidentifikasi konsep atau metode dan mendorong siswa menemukan cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pembelajaran model inkuiri biologi terdiri atas empat tahap, yaitu: a. Investigasi b. Penentuan masalah c. Identifikasi masalah d. Penyelesaian masalah 5. Strategi Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial Model ini dikembangkan oleh Donald Oliver an James P.Shaver. model ini bertujuan mengajari siswa untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis dan kritis terhadap isu-isu yang sedang hangat di masyarakat. Secara umum tahap pembelajaran inkuiri jurisprudensial yaitu : a. Orientasi kasus. Guru memperlihatkan atau mendiskusikan kasus yang sedang hangat di masyarakat b. Identifikasi isu. Siswa dibimbing untuk mensintesis fakta-fakta yang ada kedalam sebuah isu yang dibahas kaitannya dengan kebijakan public dll c. Penetapan posisi/pendapat. Siswa mengartikulasikan terhadap kasus yang ada d. Menyelidiki cara berpendirian. Menetapkan keputusan pada bagian mana terjadi pelanggarannilai-nilai secara factual e. Memperbaiki dan mengkualifikasi posisi. Siswa menyatakan posisinya dan alasannya terhadap masalah f. Melakukan pengujian asumsi-asumsi terhadap posisinya. Siswa mengidentifikasi asumsiasumsi factual dan melakukan pengujian validitas faktualnya 6. Strategi Latihan Inkuiri Strategi inkuiri ini dikembangkan oleh Richard Suchman (1962)untuk mengajar para siswa memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Model inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada suatu situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir model ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselisiki dengan lebih cermat (Joice and Weil) setelah situasi tersebut disajikan pada siswa, kepada mereka diajarkan bahwa pertama-tama mereka perlu mengupas beberapa aspek dari situasi ini, misalnya sifat dan identitas objek serta kejadian yang berhubungan dengan situasi tersebut. Menurut Joice and Weil (1986). Strategi pembelajaran inkuiri secara umum terbagi atas lime tahap, yaitu : a. Penyajian masalah b. Pengumpulan data verifikasi c. Pengumpulan data eksperimentasi d. Organisasi data dan formulasi e. Analisis proses inkuiri

7. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial Strategi pembelajaran inkuiri sosial dikembangkan oleh Massialas & Cox (1966). Pemilihan strategi pembelajaran inkuiri pembelajaran inkuiri sosial untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran sosial karena : a. strategi ini khusus dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial b. beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa strategi ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial c. strategi ini merupakan sinkronisasi antara teori mengajar dan teori belajar, yang memiliki prosedur yang sistematis dan mudah diterapkan oleh pengajar. Semenjak diperkenalkan dan dikembangkan oleh Massialas & Cox (1996), strategi pembelajaran inkuiri sosial telah banyak diterapkan dalam pembelajran dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Uji penerapan strategi ini yang dilakukan pada mata pelajaran ilmu sosial di sekolah menengah menunjukan bahwa hamper 80% siswa mengalami peningkatan hasil belajar dan kemampuan memecahkan masalah masalah sosial secara signifikan 8. Strategi Pemecahan Masalah IDEAL Meyer (dalam Kirkley, 2003) mengungkapkan bahwa terdapat tiga karakteristik pemecahan masalah, yaitu 1 pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif, tetapi dipengaruhi oleh perilaku, 2. Hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari tindakan dalam mencari pemecahan, dan 3 pemecahan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Jika suatu masalah terlalu konpleks untuk dipecahkan dengan iterasi/proses tunggal maka siswa harus memecah masalah ke dalam beberapa sub masalah yang sesuai dengan tujuan, kemudian baru melakukan pemecahan masalah. Strategi pemecahan masalah IDEAL terdiri dari lima tahap pembelajaran a. Identifikasi masalah b. Mendefenisikan masalah c. Mencari solusi d. Melaksanakan strategi e. Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh 9. Strategi Belajar Berbasis Masalah Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Savoie dan Hughes ( 1994) menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut a. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa c. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahn, bukan di seputar disiplin ilmu d. memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri e. Menggunakan kelompok kecil f. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja disamping memiliki karakteristik seperti disebutkan diatas, strategi belajar berbasis masalah juga harus dilakukan dengan tahap-tahap tertentu. Menurut Fogarty (1997) tahap-tahap strategi belajar berbasis masalah adalah sebagai berikut: a. menemukan masalah

b. mengidentifikasi masalah c. mengumpulkan fakta d. menyusun hipotesis e. melakukan penyelidikan f. menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan g. menyimpulkan alternative pemecahan secara kolaboratif h. melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah Berdasarkan hasil penelitian pelajran berbasis masalah memberikan peluang bagi siswa untuk melibatkan kecerdasan majemuk siswa (Gardner, 1999). Dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Didalam melakukan proses pembelajaran, para pihak yang terlibat didalamnya menginginkan tercapainya suatu pembelajaran yang berhasil. Dan dalam pelaksanaan pembelajaran guru sebagai komponen penting diharapkan mampu mengelola pembelajran yang efektif dan efesien. Seorang guru juga diharapkan memiliki seni mengajar dan menggunakan stragi pembelajaran dalam kegitan pembelajaran. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingng dapat mencapai hasil yang optimal, tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai. Penggunaan teori elaborasi adalah salah satu cara untuk menata dan mengorganisasikan isi pembelajaran. Teori elaborasi terdiri dari beberapa komponen dan terdapat langkah-langkah pengorganisasiannya seperti penyajian kerangka isi elaborasi tahap pertama dan lain-lain sebagainya. Seorang guru juga diharapkan mampu untuk mengelola motivasional siswa, yaitu menarik dan mempertahankan perhatian siswa selama pembelajaran dan mengaitkan pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasikan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang kelak dihadapi di masyarakat. Mengingat jenis permasalahan yang akan dihadapi berbagai macam masalah, maka tardapat juga berbagai macam strategi pemecahan masalah, seperti inkuiri biologi,inkuiri sosial, berbasis masalah, dan lain-lain sebagainya.

You might also like