Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN Perbedaan potensial dihasilkan di dalam bumi atau di dalam batuan yang teralterasi oleh kegiatan manusia maupun alam. Potensial alami terjadi akibat ketidaksamaan atau perbedaan material-material , dekat larutan elektrolit dengan perbedaan konsentrasi dan karena aliran fluida di bawah permukaan. Hal lain yang mengakibatkan terjadinya self potensial di bawah permukaan bumi yang mana dipetakan untuk mengetahui informasi di bawah permukaan, self potensial dapat dihasilkan oleh perbedaan mineralisasi, reaksi (kegiatan) elektromkimia, aktivitas geothermal dan bioelektrik oleh tumbuh-tumbuhan (vegetasi). Telford, Geldart and Sheriff (1990) membuat formula tentang persamaan untuk perbedaan potensial. Umumnya metode SP (self potensial) adalah metode yang diinterpretasikan secara kualitatif dan bukan metode yang berusaha untuk mengkalkulasi berapa ukuran anomali dari suatu benda penyebab anomali, karena tidak diketahui bentuk dari benda tersebut, densitas atau konsentrasinya dari beragam massa dan elektrikal
propertisnya. Metode Potensial Diri atau secara umum disebut dengan metode SP (Self Potential) merupakan metode dalam Geofisika yang paling sederhana dilakukan, karena hanya memerlukan alat ukur tegangan (milliVoltmeter) yang peka dan dua elektroda khusus (porous pot electrode). Metode Potensial Diri merupakan metode yang paling tua diantara metode-metode Geofisika yang lain, yang telah diperkenalkan pada tahun 1830 di Inggris oleh Robert Fox. Metode Potensial Diri merupakan metode pasif dalam bidang Geofisika, karena untuk mendapatkan informasi bawah tanah, melalui pengukuran yang tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah.
Bergerak Gambar 1 : Konfigurasi pengukuran Potensial Diri Elektroda porous pot digunakan didalam pengukuran potensial diri medium tanah dari di permukaan. Elektroda tersebut terdiri dari kawat tembaga yang dimasukkan dalam tabung keramik dengan dinding berpori, diisi dengan larutan Copper Sulphate ( CuSO4 ). Mengapa dalam metode SP digunakan elektroda porous pot untuk menghindari adanya efek polarisasi. Potensial diri dapat terjadi karena adanya proses elektrokimia dibawah permukaan tanah yang disebabkan oleh kandungan mineral tertentu.
Gambar 2. Metode Porous pot Self Potensial Didalam pengukuran potensial diri, gangguan yang terjadi secara alami tidak dapat dihindarkan, misalnya adanya arus telluric. Oleh karena itu, untuk mengetahui saat pengukuran potensial diri ada gangguan telluric atau tidak, maka potensial yang terjadi karena arus telluric perlu diukur, dan kemudian digunakan untuk melakukan koreksi terhadap data pengukuran potensial diri (SP).
Ore Body
Gambar 3 : Syarat terjadi potensial diri (Self Potential) Karena proses elektrokimia tersebut, bagian atas dari ore body (tubuh sulfida) akan mengalami proses reduksi. Sedang bagian bawah dari ore body yang terbenam dibawah permukaan air tanah akan mengalami proses oksidasi. Karena proses
tersebut, maka ore body terbentuk seperti Cell. Bagian dalam dari ore body berfungsi sebagai jalur transport electron dari anoda ke katoda.
II. PENGUKURAN POTENSIAL DIRI Untuk melakukan pengukuran potensial diri di lapangan, perlu dilakukan tahaptahap persiapan sebagai berikut : 1. Siapkan alat ukur potensial DVM (Digital Voltmeter), Eletroda Porous Pot 4 buah, larutan Copper Sulphate, roll meter, roll kabel dan tabel pencatat data, serta alat alat komunikasi jika perlu. 2. Rancang luasan yang akan disurvei dari overlay peta topografi dan peta geologi daerah survei, kemudian tentukan titik referensi untuk penempatan salah satu elektroda yang menetap. Tentukan lintasan-lintasan pengukuran didalam luasan survei (Survey Design), yang nantinya akan digunakan untuk acuhan pembagian kelompok pengukuran. 3. Kalibrasi terlebih dahulu masing-masing pasang elektroda porous pot.
Untuk mengkalibrasi elektroda porous pot yang telah diisi dengan larutan Copper Sulphate pada konsentrasi yang sama, masukkan/celupkan satu pasang elektroda porous pot kedalam medium dengan jarak yang dekat (sekitar 10 cm). Pada kondisi tersebut, ukur potensial dengan DVM (Digital Volt Meter), dimana penunjukan harus lebih kecil atau sama dengan 2 millivolt. Apabila penunjukan ternyata lebih besar dari 2 millivolt, maka kedua elektroda porous pot tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian diisi kembali dengan larutan Copper Sulphate yang mempunyai konsentrasi yang sama.
II.2 RANCANGAN LUASAN SURVEI Sebelum pekerjaan pengukuran lapangan dilakukan, terlebih dahulu perlu disepakati oleh team, batasan daerah yang akan disurvei, dengan perkiraan bahwa dibawah permukaan tanah terdapat target yang akan dicari. Hal tersebut dilakukan dengan survei pendahuluan dalam bentuk pemetaan geologi. Setelah mengetahui
Elektroda bergerak
Ln
Elektroda menetap
Gambar 5 : Layout dari survei Metode SP Di lapangan, untuk melakukan survei metode SP digunakan 2 pasang elektroda porous pot dan dua voltmeter digital. Satu pasang diletakkan secara permanen untuk mengukur variasi harian yang disebabkan oleh arus telluric, yang kegunaannya untuk mengkoreksi data pengukuran. Sedang satu pasang yang lain digunakan untuk pengukuran sesuai dengan titik-titik pengukuran yang akan diukur.
Titik awal artinya, titik pertama pengukuran potensial pada lintasan ukur. Titik tersebut dicatat dan di plot pada peta, dan ditarik garis pada peta sesuai dengan azimuth yang telah diukur. Titik awal perlu diletahui koordinatnya (x,y), sehingga titik ukur yang lain pada lintasan yang sama dapat dihitung koordinat (x,y). Hal tersebut berguna untuk pengolahan akhir dari dalam bentuk kontur ekipotensial diri. Data-data pengukuran dicatat pada tabel, baik untuk pengukuran elektroda yang bergerak (tabel 1) ataupun sepasang elektroda yang menetap (tabel 2).
IV. PENGOLAHAN DATA DAN INTERPRETASI Pada metode potensial diri, pengolahan data tidak terlalu komplek, dalam hal ini hanya menghitung koordinat titik-titik ukur pada setiap lintasan, dari data parameter lintasan yang terdiri dari koordinat (x,y) titik awal, azimuth dan interval jarak pengukuran. Dengan menggunakan excel, koordinat titik-titik ukur dapat dihitung dengan menggunakan rumus geometri biasa. Dari pengukuran potensial diri pada setiap lintasan dan mengolah sehingga koordinat titik-titik ukur dapat ditentukan, akhirnya dapat dibuat kontur ekipotensial. Dari pola kontur ekipotensial, dapat diperkirakan penyebaran mmineral sulfida. Pada
Tabel 1 : Pengumpulan Data SP (Elektroda Bergerak) Daerah Survei : Tanggal Mulai Jam : : Azimuth Titik Awal : : x : y : .. Koordinat E0 :
Nomor
No.Titik
Potensial (mVolt)
Keterangan
Sketsa Lintasan :
Tabel 2 : Pengumpulan Data SP (Elektroda Tetap Untuk Koreksi Telluric) Daerah Survei : Tanggal : Koordinat E0 :
December 30, 2011 [METODE POTENSIAL DIRI] Mulai Jam Nomo r Jam : Potensial (mVolt) Keterangan/Catatan
Survei SP:
Gambar 6. (a) Grid titik-titik pengukuran (b) Pengkonturan dari data ekipotensial sesuai dengan grid titik-titk pengukuran yang dibuat.
Gambar 8. (a) Distribusi ion anomali hipotetis dekat bidang batas padat-cair (b) Distribusi potensial yang sesuai.
10
Gambar 10. Anomali SP dan resistivitas sepanjang daerah prospek panasbumi Rotokawa, New Zealand (Villarosa, 1988 dalam Hochstein 1995)
11
Gambar 11. Evaluasi dari profil potensial dan interpretasi geologinya. (I) Grafik pengukuran. (II) Grafik-grafik model . (III) Kurva penjumlahan.
Gambar 12. Evaluasi dari profil potensial dan interpretasi geologinya. (I) Grafik pengukuran. (II) Grafik-grafik model . (III) Kurva penjumlahan.
12
13