You are on page 1of 10

Makalah DONOR DARAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM

PENGANTAR Pada zaman sekarang kita melihat adanya donor darah yang merupakan bagian dari tubuh manusia, telah merata dinegara-negara kaum muslim tanpa ada seorang ulama pun yang mengingkarinya, bahkan mereka menganjurkannya atau ikut serta menjadi donor. Maka ijma sukuti (kesepakan ulama secara diam-diam) ini menunjukkan bahwa donor darah dapat diterima secara syara. Islam tidak melarang seorang muslim atau muslimah menyumbangkan darahnya untuk tujuan kemanusiaan, bukan komersialisasi, baik darahnya disumbangkan secara langsung kepada orang yang memerlukannya, misalnya untuk anggota keluarga sendiri, maupun diserahkan pada palang merah atau Bank Darah untuk disimpan sewaktu-waktu untuk menolong orang yang memerlukannya. Penerima sumbangan darah tidak disyariatkan harus sama dengan donor darahnya mengenai agama atau kepercayaan, suku bangsa dan sebagainya. Karena menyumbangkan darah dengan ikhlas adalah termasuk amal kemanusiaan yang sangat dihargai dan dianjurkan (mandub) oleh islam, sebab dapat menyelamatkan jiwa manusia, sesuai dengan firman Allah : dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia semuanya (Q.S. Al-Maidah : 32) Jadi boleh saja mentransfusikan darah seorang muslim untuk orang kafir begitupun sebaliknya, demi menolong dan saling menghargai harkat sesama umat manusia. Sebab, Allah sebagai Khaliq alam semesta termasuk manusia berkenan memuliakan manusia, sebagaiman firman-Nya : dan sesungguhnya kami memuliakan anak cucu adam (manusia) (Q.S. Al-Isra : 70)

A. Donor Darah Donor darah adalah proses dimana penyumbang darah secara sukarela diambil darahnya

untuk disimpan di Bank Darah, dan sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah. Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa waktu, akan dilakukan acara donor darah ditempat-tempat keramaian, misalnya dipusat berbelanja, kantor perusahaan besar, tempat ibadah, sekolah dan universitas. Pada acara ini, para donorer dapat menyempatkan datang dan menyumbang tanpa harus pergi jauh atau dengan perjanjian. Selain itu sebuah mobil darah juga dapat digunakan untuk dijadikan tempat menyumbang. Darah merupakan komponen tubuh yang berperan membawa nutrisi dan oksigen kesemua organ tubuh, termasuk organ-organ vital seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Jika darah yang beredar didalam tubuh sangat sedikit oleh karena berbagai hal, maka organ-organ itu akan kekurangan nutrisi dan oksigen. Akibatnya, dalam waktu singkat terjadi kerusakan jaringan dan kegagalan fungsi organ, yang berujung pada kematian. Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pasokan darah dari luar tubuh. I. Syarat-Syarat Tekhnis Menjadi Seorang Pendonor Darah Dalam keadaan sehat. Umur 17-60 tahun. Berat badan minimum 45 kg. Temperatur tubuh : 36,6-37,50 C (Oral ) Tekanan darah baik, yaitu : Sistole :110-160 mm Hg Diastole : 70-100 mm Hg Denyut nadi teratur 50-100 kali/menit. Hemoglobin Wanita minimal :12 gr % Pria minimal :12,5 gr % Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor. II. Pendonor Tidak Boleh pada Keadaan Haidh, hamil, menyusui atau kekurangan gizi. Pecandu alkohol akut atau kronis dan narkotik. Menderita hepatitis B. Bertato atau bertindik. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah operasi kecil. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah operasi vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria, atau profilaksis. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutis. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit. Mempunyai infeksi yang bisa ditularkan melalui transfusi darah (malaria, sifilis, HIV). Menderita tuberkulosa secara klinis, epilepsi dan sering kejang. Mempunyai penyakit kulit pada vena yang akan ditusuk. Mempunyai kecenderungan pendarahan atau penyakit darah seperti defisiensi, GGPD, thalasemia, polibetemiavera.

III. Pemakaian Darah Pemecahan Darah Menjadi Komponen Darah terdiri dari bagian-bagian atau komponen darah dengan fungsinya masing-masing. Komponen-komponen darah yang penting adalah eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan faktor pembekuan darah. Dengan kemajuan tekhnologi kedokteran, komponen-komponen darah tersebut dapat dipisah-pisahkan dengan suatu proses. Pengguna Darah Sesuai Komponen Keuntungan terapi komponen darah bagi penderita jelas oleh karena hanya menerima komponen darah yang dibutuhkan. Darah dapat pula disimpan dalam bentuk komponenkomponen darah, yaitu : eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan faktor-faktor pembekuan darah dengan proses tertentu yaitu dengan Refrigerated Centrifuge. IV. Golongan Darah Golongan darah ditentukan adanya suatu zat atau antigen yang terdapat dalam sel darah merah. Dalam sistem ABO yang ditemukan Lansdteiner tahun 1900, golongan darah dibagi : GOL Sel Darah Merah Plasma A Antigen A Antibodi B B Antigen B Antibodi A AB Antigen A dan B Tidak ada antibodi O Tidak ada antigen Antibodi anti A dan anti B Landsteiner adalah orang yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam ABO sistem pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan dilakukan dengan melakukan reaksi antara sel darah merah dan serum dari donor. Hasilnya adalah 2 macam reaksi dan satu macam tanpa reaksi. Kesimpulannya ada 2 macam antigen A dan B disel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O. Von Decastello dan Sturli pada tahun 1901 yang menemukan golongan darah AB dimana kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah, sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.

V. Bagaimana Mendapatkan Darah Prosedur Permintaan Darah Dokter yang merawatlah yang menentukan pasien membutuhkan darah atau tidak. Membawa formulir khusus rangkap 4 atau 6 untuk permintaan darah yang telah diisi oleh dokter yang merawat disertai contoh darah pasien dengan identitas yang jelas. Formulir dan contoh darah tersebut dikirim ke Bank Darah di rumah sakit atau labotarium UTDC PMI setempat. Atas dasar permintaan dokter di RS tersebut UTDC melakukan pemeriksaan reaksi silang antara contoh darah donor dengan contoh darah pasien, yang memakan waktu kurang dari 1,5 jam. Pemeriksaan ini mutlak harus dilakukan walaupun golongan darah pasien dengan golongan darah donor sama. Bila dalam pemeriksaan silang tidak terdapat kelainan maka

barulah darah donor diberikan kepada pasien. Bila pada pemeriksaan ditemukan kelainan atau ketidakcocokan perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari sebab kelainan atau ketidakcocokan tersebut. VI. Pengelolaan Darah dan Biaya Penggantian Pengelolaan Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan yang bertujuan agar penggunaan darah berguna bagi keperluan pangobatan dan pemulihan kesehatan. Kegiatan ini mencakup antara lain pengerahan donor penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai standar yang telah ditetapkan, sehingga darah yang dihasilkan adalah darah yang keamanannya terjamin. Demikian juga dengan donornya, pendonor yang menyumbang harus tetap selalu sehat. Kelancaran pelaksanaan upaya kesehatan transfusi darah diatas sangat terkait dengan dukungan faktor ketenagaan, peralatan, dana, dan sistem penggelolaannya yang hakikatnya kesemuanya itu membutuhkan biaya. Biaya yang dibutuhkan untuk proses kegiatan tersebut adalah biaya pengelolaan darah (service cost), yang pada prakteknya manfaatnya ditujukan kepada pengguna darah di rumah sakit. Penarikan service cost atau biaya pengelolaan darah untuk pemakaian darh dilakukan semata-mata sebagai penggantian pengelolaan darah sejak darah diambil dari donor sukarela sampai darh ditransfusikan pada orang sakit dan bukan untuk membayar darah. Pengelolaan darah Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darh sampai dengan kondissi siap pakai, yang mencakup antara lain : Rekruitmen donor. Pengambilan darah donor. Pemeriksaan uji saring. Pemisahan darah menjadi komponen darah. Pemeriksaan golongan darah. Pemeriksaan kecocokan darah donor dengan pasien. Penyimpanan darah disuhu tertentu.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sarana penunjang tekhnis dan personil seperti : Kantong darah. Peralatan untuk mengambil darah. Reagensia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan darah, kecocokan darah donor dan pasien. Alat-alat untuk menyimpan dan alat pemisah darah menjadi komponen darah. Peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut. Pasokan daya listrik untuk proses tersebut. Personil PMI yang melaksanakan tugas tersebut. Peranan ketersediaan prasarana diatas sangat menentukan berjalannya proses pengolahan darah. Untuk itu pengadaan dana menjadi sangat penting dalam rangka menjamin ketersediaan prasarana tersebut, PMI menetapkan perlunya biaya pengolahan darah (service cost). B. Hukum Donor Darah I. Hukum Transfusi Darah Menurut Agama

Islam memperbolehkan donor darah selama hal itu tidak membahayakan jiwa dan kesehatan pendonor darah, serta darah tersebut tidak diperjual belikan. Rasulullah bersabda dalam hadist Ibnu Abbas ra : Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sebuah kaum untuk memakan sesuatu maka Allah akan haramkan harganya." Allah pun berfirman, Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. (QS. 2:173). Dan sungguh telah dijelaskan kepadamu apa-apa yang diharamkan atasmu kecuali yang terpaksa kamu memakannya." (QS. 6:119) Masalah transfusi darah tidak dapat dipisahkan dari hukum menjual belikan darah sebagaimana sering terjadi dalam parkteknya di lapangan. Mengingat semua jenis darah termasuk darah manusia itu najis berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Jabir, kecuali barang najis yang ada manfaatnya bagi manusia, seperti kotoran hewan untuk keperluan pupuk. Menurut madzhab Hanafi dan Dzahiri, Islam membolehkan jual beli barang najis yang ada manfaatnya seperti kotoran hewan. Maka secara analogi (qiyas) madzhab ini membolehkan jual beli darah manusia karena besar sekali manfaatnya untuk menolong jiwa sesama manusia, yang memerlukan transfusi darah. Namun pendapat yang paling kuat adalah bahwa jual beli darah manusia itu tidak etis disamping bukan termasuk barang yang diboelhkan untuk diperjual belikan karena termasuk bagian manusia yang Allah muliakan dan tidak pantas untuk diperjual belikan, karena bertentangan dengan tujuan dan misi semula yang luhur, yaitu amal kemanusiaan semata, guna menyelamatkan jiwa sesama manusia.

Syaikh Zaid bin Muhammad Al-Madkhali menjawab ketika ditanya soal donor darah ; Jika maslahat pasti terhasilkan, dan tidak timbul mudharat yang parah pada dirinya ketika darahnya dihisap, maka tidak ada larangan untuk mendonorkannya dan di dalamnya ada pahala yang besar, dengan dalil AL-Kitab dan As-Sunnah, berdasarkan firman Allah Taala, Barangsiapa yang berbuat kebaikan walaupun sekecil semut maka dia akan melihat (pahala)nya, dan barangsiapa yang beramal dengan kebaikan walaupun sekecil semut niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Juga sebagaimana hasilnya Nabi SAW bersabda, Allah senantiasa menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya. Adapun dalil syari yang menjadi dasar untuk membolehkan transfusi darah, berdasarkan kaidah hukum fiqih Islam yang berbunyi: Al-Ashlu Fil Asyya al-Ibahah Hatta Yadullad Dalil Ala Tahrimihi (bahwasanya pada prinsipnya segala sesuatu itu boleh hukumnya, kecuali ada dalil yang mengharamkannya). Padahal tidak ada satu ayat dan hadits pun yang secara eksplisit atau dengan nash yang sahih, melarang transfusi darah, maka berarti transfusi darah diperbolehkan, bahkan donor darah itu ibadah, jika dilakukan dengan niat mencari keridhaan Allah dengan jalan menolong jiwa sesama manusia. Namun untuk memperoleh maslahah (efektifitas positif) dan menghindari mafsadah (bahaya/risiko), baik bagi donor darah maupun bagi penerima sumbangan darah, sudah tentu transfusi darah itu harus dilakukan setelah melalui pemeriksaan yang teliti terhadap kesehatan keduanya, terutama kesehatan pendonor darah; harus benar-benar bebas dari penyakit menular, seperti AIDS dan HIV. Penyakit ini bisa menular melalui transfusi darah, suntikan narkoba, dll.

Fatwa Syeikh Husamuddin bin Musa Ufanah Beliau berfatwa bahwa donor darah merupakan praktek yang sangat penting untuk dilakukan. Bertabarru atau menyumbang darah sebagai donor adalah sebuah amal yang disunnahkan. Bahkan beliau menyatakan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa hukum donor darah itu sampai kepada hukum fardhu kifayah. Tentunya bila sudah ada muslim yang melakukannya, sudah gugur kewajibannya. Namun ulama Palestina yang menjadi guru besar Ilmu Syariah di Universitas Al-Quds ini menyatakaan haramnya jual beli darah. Karena tubuh manusia itu mulia, tidak untuk diperjual-belikan. Termasuk juga darahnya. Fatwa Dr. Yusuf Al-Qardhawi Ulama asal Mesir yang kini menetap di Qatar ini malah menyatakan bahwa donor darah adalah bentuk sedekah yang paling utama di zaman sekarang ini. Sebab mendonorkan darah kepada orang yang membutuhkan merupakan kesenangan bagi keluarga pasien. Sebagaimana firman Allah SWT: Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (QS. Al-Maidah: 32).

Di dalam hadits shahih Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang membebaskan seorang muslim dari bebannya di dunia, maka Allah akan membebaskannya dari bebannya di hari kiamat. (HR Bukhari dan Muslim) Maka menurut beliau orang yang mendonorkan darah akan mendapat pahala yang berlipat ganda bilangannya, sampai 700 kali lipat. Fatwa Syaikh Zaid Bin Muhammad Al-Madkholi Apabila terdapat padanya maslahat dan tidak menimbulkan kemudharatan yang dapat membahayakan dirinya, maka donor darah tidak terlarang. Bahkan padanya terdapat pahala dan keutamaan, sebagaimana yang termaktub dalam kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. AllahSWT berfirman: Barangsiapa yang beramal dengan sebiji debu kebaikan maka dia akan melihatnya, dan barangsiapa yang beramal dengan sebiji debu kejelekan maka dia akan melihatnya (QS. Az Zalzalah: 7-8) Juga Rasulullah SAW bersabda: Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya, selama hamba Nya selalu menolong saudaranya Maka tidak boleh menjual-belikan darah dan juga memakan hasil dari penjualannya itu. II. Hukum Transfusi Darah Menurut Negara Tentang : TRANSFUSI DARAH Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a) Bahwa usaha transfusi darah adalah merupakan bagian dari tugas Pemerintah di bidang pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan suatu bentuk pertolongan yang sangat berharga kepada umat manusia. b) Bahwa berdasarkan ilmu pengetahuan kedokteran, satu-satunya sumber darah yang paling aman untuk keperluan transfusi darah adalah darah manusia. c) Bahwa pada waktu ini banyak diselenggarakan usaha transfusi darah dengan pola yang bermacam-macam, yang dapat membahayakan kesehatan baik terhadap para penyumbang

maupun pemakai darah. d) Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Transfusi Darah. Mengingat : a) Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. b) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068). c) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2576). d) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TRANSFUSI DARAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : a) Transfusi Darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang penderita, yang darahnya telah tersedia dalam botol atau kantong plastik. b) Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengolahan, dan penyampaian darah kepada orang sakit. c) Darah adalah darah manusia atau bagian-bagiannya yang diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan; d.Penyumbang darah adalah semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah. d) Menteri adalah Menteri Kesehatan Republik Indonesia. BAB II PENGADAAN DARAH Pasal 2 Pengadaan darah dilakukan secara sukarela tanpa pemberian penggantian berupa apapun. BAB III PERBUATAN YANG DILARANG Pasal 3 Dilarang memperjual belikan darah dengan dalih apapun. Pasal 4 Dilarang mengirim dan menerima darah dalam semua bentuk ke dan dari luar negeri. Pasal 5 Larangan tersebut dalam Pasal 4 tidak berlaku untuk : a) Keperluan penelitian ilmiah dan atau dalam rangka kerjasama antara Perhimpunan Palang Merah Indonesia dengan Perhimpunan Palang Merah lain atau badan-badan lain yang tidak bersifat komersial dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Menteri. b) Keperluan lain berdasarkan kebijaksanaan Menteri. BAB IV PENGELOLAAN DAN BIAYA Pasal 6 1) Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri. 2) Penyelenggaraan usaha transfusi darah harus disesuaikan dengan kebutuhannya dalam menunjang pelayanan kesehatan. Pasal 7 1) Cara pengolahan darah harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

Menteri. 2) Dalam pengolahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) termasuk plasma pheresis dan pembuatan fraksi-fraksi plasma. Pasal 8 1) Pengolahan darah harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri. 2) Tanggungjawab pengolahan darah yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus di bawah pengawasan dokter. Pasal 9 1) Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) menjadi tanggungjawab Palang Merah Indonesia. 2) Pemerintah dapat memberikan subsidi, yang pelaksanaannya diatur oleh Menteri. Pasal 10 Biaya pengolahan dan pemberian darah kepada si penderita ditetapkan dengan keputusan Menteri atas usul Palang Merah Indonesia dengan memperhitungkan biaya-biaya untuk pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pengangkutan tanpa memperhitungkan laba. BAB V BIMBINGAN DAN PENGAWASAN Pasal 11 Bimbingan dan pengawasan penyelenggaraan usaha transfusi darah ditetapkan oleh Menteri. Pasal 12 Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pengurus Besar Palang Merah Indonesia bertanggungjawab kepada Menteri. BAB VI TANDA PENGHARGAAN Pasal 13 1) Palang Merah Indonesia dapat memberikan tanda penghargaan kepada penyumbang darah. 2) Tanda penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 14 1) Barangsiapa melanggar ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 8 diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 7.500,(tujuh ribu lima ratus rupiah). 2) Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran. 3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi setiap pelanggaran terhadap ketentuan peraturan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini akan diatur lebih lanjut oleh Menteri. Pasal 16 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 April 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEHARTO, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 19 April 1980 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SUDHARMONO, SH III. Hukum Mengambil Darah pada Orang Yang Berpuasa Jika seseorang mengambil sedikit darahnya yang tidak memberikan efek kepada badannya seperti membuat dia lemah, maka ini tidak membatalkan puasanya baik diambil sebagai penghalalan, atau donor untuk seorang yang sakit, atau bersedekah kepada seseorang yang

membutuhkan. Adapun jika darahnya diambil dengan jumlah yang banyak, yang menjadikan badan lemas, maka dia berbuka dengannya (donor itu telah menjadi sebab sehingga dia berbuka atau tidak berpuasa lagi). Diqiyaskan seperti berbekam yang telah datang riwayatnya dari sunnah bahwa berbekam adalah termasuk salah satu dari pembatal-pembatal puasa. Dengan demikian, maka tidak boleh bagi seseorang untuk menyedekahkan darahnya yang sagat banyak dalam keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat (mendesak), maka dalam keadaan seperti ini boleh baginya untuk menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah darurat tadi. Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan minum. Lalu dia harus mengganti puasanya yang dia tinggalkan/berbuka. IV. Hukum Donor Darah dari dan untuk Orang Kafir "Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Mumtahanah : 8) V. Hubungan Antara Penerima dan Pendonor dari Segi Syariah Adapun hubungan antara donor dan penerima, adalah bahwa transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman. Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut dalam AnNisa : 23, yaitu : Mahram karena adanya hubungan nasab. Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya sekandung, dsb. Karena adanya hubungan pernikahan (mushaharah), misalnya hubungan antara seorang dengan mertuanya atau anak tiri dan istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya. Mahram karena adanya hubungan persusuan (radhaah), misalnya hubungan antara seorang dengan wanita yang pernah menyusuinya atau dengan orang yang sesusuan dan sebagainya. Sedangkan donor darah tidak bisa diqiyaskan dengan penyusuan. Qiyas seperti itu merupakan Qiyas maal-Fariq. Syeikh Al-Allamah Jadil Haq Ali Jadil Haq, Syeikhul Azhar di masa lalu menyatakan bahwa donor darah sama sekali tidak bisa dijadikan sebab terjadinya kemahraman antara seorang donor dengan penerimanya. Memang ada sebagian kalangan yang berusaha mengqiyaskan antara donor darah dengan penyusuan bayi. Di mana penyusuan bayi mengakibatkan kemahraman, lalu mereka mengqiyaskan antara keduanya. Namun ulama besar Mesir yang pernah mengunjungi Indonesia ini tegas menyatakan alasan tidak bisa diqiyaskan antara susu yang diminum bayi yang mengakibatkan kemahraman dengan darah yang didonorkan kepada pasien namun tidak mengakibatkan kemahraman. Menurut beliau karena karakter yang ada pada darah berbeda dengan karakter yang ada pada susu ibu yang diisap bayi. Susu ibu adalah makanan buat bayi, makanya bisa mengakibatkan kemahraman antara wanita yang menyusi dengan bayi yang disusuinya. Sedangkan karakter darah tidak seperti susu ibu, darah bukan makanan bagi orang yang menerima donor darah, melainkan darah menjadi media pengantar makanan, oksigen dan lainnya. Sehingga tidak ada proses pertumbuhan dari darah yang ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang. Itulah sebabnya darah yang didonorkan kepada pasien tidak mengakibatkan berubahnya status kemahraman antara donor dan penerima darah. C. Manfaat Donor Darah bagi Pendonor Donor darah dapat menjaga kesehatan sistem peredaran darah dalam tubuh dengan mengurangi penumpukkan zat besi, namun efek tersebut mungkin tidak berlaku pada mereka yang berusia lanjut.

Hal tersebut diungkapkan berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan di White River Junction, Vermont oleh para peneliti dari Veteran Affairs Medical Center dan Dartmouth Medical School. Pada penelitian yang berlangsung selama 6 tahun tersebut para peneliti memeriksa 1.277 wanita dan laki-laki berusia antara 43 sampai 87 tahun yang mengalami penyakit arteri perifer, suatu penyakit yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke tungkai akibat menyempitnya pembuluh darah arteri. Kemudian dalam rentang waktu enam bulan, secara acak dilakukan pengambilan darah pada beberapa partisipan untuk memicu penurunan kadar zat besi, sedangkan pada sekelompok partisipan lainnya tidak dilakukan. Secara keseluruhan tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok tersebut dalam hal kematian, serangan jantung, atau penyakit lain. Namun, ketika dilakukan analisa terhadap hasil pada pasien yang lebih muda saja, yaitu yang berusia 43 sampai 6 tahun, tim peneliti menemukan bahwa lebih sedikit serangan jantung non fatal, stroke, dan kematian yang terjadi pada kelompok yang menjalani reduksi zat besi. Dr. Leo Zacharski mengatakan bahwa donor darah adalah cara yang aman dan murah, dan bila dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah. Namun, ia tidak menyarankan orang untuk melakukan donor darah dilakukan hanya dengan tujuan untuk menurunkan kadar zat besi, sampai ada penelitian lain yang dapat mengkonfirmasikan hasil penelitian mereka. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pengurangan kadar zat besi juga dapat dicapai dengan cara terapi obat atau restriksi dalam diet. Manfaat lainnya adalah : Mengetahui golongan darah. Hal ini terutama bagi yang baru pertama kali mendonorkan darahnya. Mengetahui beberapa penyakit tertentu yang sedang di derita. Setidaknya setiap darah yang didonorkan akan melalui 13 pemeriksaan (11 diantaranya untuk penyakit infeksi). Pemeriksaan tersebut antara lain HIV/AIDS, hepatitis C, sifilis, malaria, dsb. Mendapat pemeriksaan fisik sederhana, seperti pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan. Mencegah timbulnya penyakit jantung.

You might also like