You are on page 1of 14

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL I.

PENDAHULUAN Penggunaan Analisis Fundamental dan Teknikal dapat digabungkan dalam pengambilan keputusan membeli saham. Growth stock adalah saham yang secara historis memiliki bakat untuk terus tumbuh, ditunjukkan dengan pendapatan yang terus meningkat. Dengan menyeleksi hanya trading pada saham yang bertumbuh, Anda akan dapat terhindar dari risiko melakukan trading di saham busuk. Ciri khas saham Growth stock, di saat bearish, saham ini cenderung bisa bertahan. kalaupun jatuh akan bisa rebound dengan cepat. Sedangkan saat bullish, saham ini akan naik melebihi saham-saham lain. Dengan kata lain, jika Anda berinvestasi di saham seperti ini, Anda meminimalkan risiko sekaligus memperbesar peluang keuntungan. Growth stock adalah saham yang secara historis memiliki bakat untuk terus tumbuh, ditunjukkan dengan pendapatan yang terus meningkat. Dengan menyeleksi hanya trading pada saham yang bertumbuh, Anda akan dapat terhindar dari risiko melakukan trading di saham busuk. Ciri khas saham Growth stock, di saat bearish, saham ini cenderung bisa bertahan. kalaupun jatuh akan bisa rebound dengan cepat. Sedangkan saat bullish, saham ini akan naik melebihi saham-saham lain. Dengan kata lain, jika Anda berinvestasi di saham seperti ini, Anda meminimalkan risiko sekaligus memperbesar peluang keuntungan. Sekarang bagaimana mencari saham yang bertumbuh Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan pendapatan perusahaan tersebut. Anda perlu menerapkan sedikit Analisis Fundamental. Jika pendapatan perusahaan meningkat dan tahun ke tahun, minimal sekitar 25% atau ROE (Return On Equity) tahunan meningkat minimal 17% atau lebih, maka saham perusahaan tersebut bisa digolongkan sebagai saham yang bertumbuh. Anda juga bisa membaca strategi perusahaan, bila perusahaan mengeluarkan produk baru, atau strategi marketing baru yang diterima pasar, kemungkinan pendapatan perusahaan tersebut akan meroket di masa mendatang. Contoh yang paling populer adalah pendapatan Apple Computer yang menjulang setelah mengeluarkan iPod. Setelah memfilter saham dengan Analisis Fundamental, Anda akan mendapatkan daftar Watch List saham (saham incaran).

ANALISIS FUNDAMENTAL

Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah. Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahaan ekonomi di masa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak variabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya tingkat pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi berbeda. Analisis ini biasa digunakan untuk jangka panjang, tetapi permasalahannya yang seringkali dihadapi oleh investor adalah timing dan informasi. Karena tidak semua investor mendapatkan informasi yang lengkap sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing sehingga bisa jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi masalah timing tersebut dapat dilihat dari pergerakan bursa atau pergerakan saham tersebut melalui analisis teknikal untuk menentukan sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan menggunakan/menggabung kedua analisis tersebut secara tepat, bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang optimum. Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali variabel data yang harus dianalisa, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan yaitu :
1. 2.

Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)
2

3. 4. 5.

Rasio pertumbuhan EPS Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio) Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning growth ratio) Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio) Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value) Rasio hutang perseroan ( debt ratio) Margin pendapatan bersih (net profit margin) Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio

6. 7. 8. 9.

Menghitung rasio keuangan. Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu : keuntungan (profitability) , harga (price ), likuiditas (liquidity), daya ungkit (leverage), dan efisiensi. Rasio Likuiditas Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan, karena dari situ dapat diperkirakan keadaan, atau posisi dan arah perusahaan. Laporan keuangan yang dianalisa adalah : 1. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan ini disebut neraca. 2. Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan, bebanbeban, pajak, dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu. Laporan keuangan ini disebut laporan L/R. Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan dan kemampuan perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio laporan keuangan: a. Rasio likuiditas: mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. 1. Current ratio: mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar Curent Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar 2. Quick ratio: mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relatif lebih likuid) Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan / Kewajiban Lancar 3. Cash ratio: mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan kas dan bank. Cash Ratio = Kas + Bank / Kewajiban Lancar
3

b. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas: mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. 1. Gross profit margin: mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih perusahaan. Gross Profit Margin= Laba Bruto/Penjualan Bersih 2. Operating profit margin: mengukur tingkat laba usaha/ operasional terhadap penjualan bersih perusahaan Operating Profit Margin= Laba Usaha/Operasi Penjualan Bersih 3. Net profit margin: mengukur presentase laba bersih (setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan Net Profit Margin = Laba Bersih setelah Pajak / Penjualan Bersih 4. Return on asset (ROA): mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA = Laba Bersih setelah Pajak / Rata Rata Aktiva Tetap c. Rasio Pengungkit Rasio pengungkit: mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang serta menilai sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan berasal dari pinjaman. 1. Debt ratio : mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan aktiva perusahaan. Debt Ratio = Total Kewajiban / Total aktiva 2. Debt equity ratio : membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham. Debt Equity Ratio = Total Kewajiban / Total Modal 3. Leverage ratio : mengukur jumlah dari aktiva perusahaan terhadap modal pemegang saham. Leverage Ratio = Total Aktiva / Modal pemegang Saham d. Rasio Pasar Rasio pasar: mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham. 1. Earning per share: menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. EPS = Laba Bersih setelah Pajak Dividen Saham Preferen Total Saham yang Diterbitkan
4

2. Dividen yield: mengukur jumlah dividen per saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Dividen Yield = Dividen per Saham / Harga Pasar Saham 3. Price earning ratio (P / E ) : mengukur jumlah investor untuk dibayar dari pendapatan perusahaan. P / E = Harga Pasar per Lembar Saham Biasa / Earning per Share 4. Dividen per saham : menghitung jumlah dividen yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. Dividen per Saham = Total dividen dalam Satu Tahun / Total Saham yang Diterbitkan

1. Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)


EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

2. Rasio pertumbuhan EPS


Diperoleh dengan memperbandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS)pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

3. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham


P/E Ratio = Harga saham / EPS Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi harga saham dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis.

4. Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)


PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah dibawah harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio
5

pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah 21.5/37.3=0.576.

5. Rasio harga saham terhadap penjualan (P/S ratio)


P/S Ratio = Harga saham / penjualan per lembar saham Rasio ini biasanya digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang masih baru atau belum mendapatkan keuntungan dimana rasio ini. Semakin rendah P/S ratio suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang sejenis menunjukkan semakin bagus perusahaan tersebut.

6. Rasio harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio)


PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang) Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada dibawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp. 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp. 600 nilai buku, dengan harga perlembar saham sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2.

7. Rasio hutang perseroan


Debt Ratio = Total Utang / Total Aset Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Misalnya, rasio hutang 30 % artinya bahwa 30% dari aset dibiayai oleh hutang. Rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan keuntungan.

8. Margin pendapatan bersih


Margin pendapatan bersih= Pendapatan bersih / Total penjualan Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi keuntungan bersih dengan total penjualan Rasio ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan yang di peroleh dari setiap penjualan.

Perputaran inventaris Perputaran inventaris=Biaya barang yang terjual /Inventaris Inventory turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung dengan membagi biaya barang yang terjual dengan inventaris, yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur inventarisnya, yaitu berapa kali perputaran inventaris selama satu tahun. Jenis rasio ini sangat bergantung pada jenis industri di mana perusahaan berada. Sebagai contoh, toko kue akan mempunyai tingkat perputaran yang jauh lebih tinggi daripada pabrik pesawat. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah membandingkan hasil yang diperoleh dengan rasio dari perusahaan-perusahaan yang lain dalam industri yang sejenis. Analisa fundamental untuk pasar uang Analisa fundamental memberi pengaruh kepada trend perubahan harga (arah dari harga suatu mata uang secara keseluruhan) yang lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah (otoritas moneter) ataupun data-data yang dirilis oleh berbagai sumber maupun berita-berita tertentu yang belum pasti kebenarannya (market sentiment and market rumors). Kategori faktor fundamental Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori besar, yaitu : 1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing/waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apa pun terhadap pergerakan nilai tukar. 2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisa Fundamental. Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini juga memengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah penentu untama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang kala terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat uku bunga secara otomatis akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik.
7

3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. para fund manager, investor, dan hedge funds yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu. 4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisa fundamental, yaitu :

Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/ berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu. Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/ periode tertentu. Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang investor dalam membandingkan peluang dan risiko investasinya di mancanegara.

II.

ANALISIS TEKNIKAL Praktisi yang menggunakan analisis teknikal beranggapan bahwa analisis fundamental

terlalu bervariasi dan pemakaiannya sulit diperhitungkan. Selain itu informasi berita hanyalah penyebab dan bukan penentu arah pergerakan saham. Karena itu orang beranggapan bahwa cara analisis yang paling tepat adalah dengan mempelajari tingkah laku dari pelaku pasar dan ini tercermin dalam pola grafik harga.
8

Meyers yang banyak menggunakan aplikasi komputer dalam melakukan analisis teknikal dan banyak dikutip oleh majalah bisnis terkemuka, seperti Wall Street Journal, Financial Time, Fortune dan lain sebagainya mendefinisikan analis teknikal sebagai studi tentang sekuritas secara individual dan pasar sebagai keseluruhan berdasar supply dan demand. Yang menjadi data utama dalam analisis teknikal adalah harga dan volume perdagangan historis. Asumsi yang Mendasari Analisis Teknikal. Para analis teknikal percaya bahwa mereka biasa mengetahui pola-pola pergerakan harga saham di masa datang dengan berdasarkan pada observasi pergerakan harga saham di masa lalu, yang bertentangan dengan hipotesis efisiensi pasar yang menyatakan bahwa harga saham di pasar mencerminkan semua informasi yang ada di pasar. Kinerja saham di masa lalu tidak mempengaruhi kinerja saham di masa datang. Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari data-data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu,. Informasi data masa lalu tersebut akan mendasari prediksi mereka atas pola perilaku harga saham di masa datang. Asumsi yang mendasarinya adalah nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran (Levy 1966). Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor rasional maupun faktor yang tidak rasional. Faktor-faktor tersebut meliputi berbagai variabel ekonomi dan variabel fundamental, serta faktor-faktor, seperti opini yang beredar, mood investor, dan ramalan-ramalan investor. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan penawaran. Hubungan-hubungan tersebut akan dapat dideteksi dengan melihat diagram reaksi pasar yang terjadi. Hampir semua pihak dapat menerima asumsi bahwa nilai produk ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Yang kurang dapat diterima oleh semua semua pihak mungkin asumsi bahwa permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat tidak rasional (irrational factor). Asumsi yang berkaitan dengan kecepatan penyesuaian harga saham ( speed of adjustment) dari harga keseimbangan yang lama menuju harga keseimbangan yang baru. Para analis teknikal selalu berharap bahwa penyesuaian harga saham yang lama menuju harga keseimbangan yang baru, akan terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang karena informasi yang menyebabkan perubahan harga biasanya memerlukan beberapa waktu sebelum informasi tersebut diserap secara penuh oleh pasar. Pola penyerapan informasi seperti ini disebabkan karena adanya informasi yang tidak simetris ( asymetris information), di mana hanya beberapa investor saja yang mampu mengakses informasi dan dapat
9

memprediksi apa yang akan terjadi pada harga saham disbanding investor lainnya. Seiring dengan tindakan menjual dan membeli saham yang dilakukan pihak-pihak yang menguasai informasi untuk memperoleh keuntungan maka harga saham juga akan bergerak menuju harga keseimbangan baru. Disamping informasi di atas ada tiga prinsip yang dapat digunakan sebagai patokan dalam memahami analisis teknikal yaitu: 1. Refleksi semua kejadian, segala sesuatu yang terjadi yang dapat mempengaruhi baik yang rasional maupun irrasional sudah direfleksikan dalam harga yang terbentuk. Menguat dan melemahnya indek saham merupakan fakta, tetapi nilai sesungguhnya suatu indek saham ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang tercermin pada indek saham. Jika permintaan meningkat dan penawaran menurun atau tetap, maka harga akan naik, dan akan terjadi kebalikannya jika kondisi berbalik. 2. Tren, harga bergerak dalam suatu tren, dan tren tidak mungkin dimanipulasi. Jika tren bergerak ke arah naik, tidaklah mungkin membuatnya turun, kecuali dalam suatu titik tertentu akan terjadi puncak untuk kemudian berbalik arah (reversal). 3. Selalu berulang, aksi pasar (market action) selalu berulang, artinya para analis teknikal percaya bahwa investor akan mengulangi tindakan yang sama jika kondisi pasar yang terjadi juga sama. Keadaan ini akan dipetakan dalam suatu diagram yang populer dengan sebutan chart. Keuntungan dan Kritik Terhadap Analis Teknikal Jika seorang investor mampu mengakses informasi secara cepat, punya kemampuan analisis yang tinggi dan punya insting yang tajam atas apa yang terjadi terhadap pasar j ika ada informasi baru maka investor tesebut akan mampu mendapatkan return abnormal yang melebihi return pasar dan return investor lainnya. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa jika investor akan mendapatkan abnormal return, mereka harus mampu mendapatkan informasi secara lebih cepat dibanding investor lainnya, dan menterjemahkan informasi tersebut ke dalam tindakan membeli atau menjual saham sehingga investor dapat memperoleh keuntungan. Kritik yang timbul untuk analisis teknikal adalah yang berkaitan dengan asumsi yang mendasarinya dan keefektivan pendekatan analisis teknikal dalam memprediksi harga saham. Kritik yang paling tajam muncul dari penganut hipotesis efisiensi pasar, yang sama sekali tidak percaya harga saham di masa mendatang akan dipengaruhi oleh pergerakan harga saham masa lalu, karena apabila pasar efisien maka tidak seorang investor pun dapat memperoleh keuntungan abnormal dari pasar. Hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian
10

yang membuktikan bahwa harga saham secara statistik tidak bergerak mengikuti tren seperti yang dikemukan analis teknikal. Kritik selanjutnya menyangkut keefektivan analisis teknikal untuk jangka waktu yang panjang. Maksudnya adalah jika analisis teknikal mampu memberikan keuntungan bagi beberapa investor karena mampu menemukan pola pergerakan saham dalam merespon informasi baru, maka tentu saja pendekatan ini akan menjadi popular dan banyak diadopsi oleh investor lainnya akan berdampak pada penyesuaian harga yang lebih cepat dari biasanya. Jika ini terjadi dalam jangka yang panjang keefektivan penggunaan analis teknikal sudah tidak akan bermanfaat lagi. Teknik Analisis Teknikal Para pengguna analisisi teknikal disebut juga chartist karena mereka biasanya menggunakan grafik (chart) dalam aktivitasnya untuk merekam data pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Dari grafik tersebut mereka akan mencari pola pergerakan harga saham maupun volume perdagangan serta celah-celah keuntungan dari pola tersebut. Analisis teknikal mengamati pembentukan grafik harga dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya. Sekalipun analisis teknikal mempertimbangkan data-data statistik lainnya, namun perangkat utama analisis teknikal adalah pada grafik harga yang dianggap dapat memenuhi prediksi harga terkini dan kecenderungannya. Tujuan pokok mengamati grafik adalah: Secepat mungkin menemukan kecenderungan harga Memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan itu Memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar

Teknik Penggunaan Grafik 1. The Dow Theory. Teori ini ditemukan oleh Charles H. Dow pada tahun 1800-an. Teori ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren harga pasar saham dalam jangka panjang dengan berdasar pada data-data historis harga pasar saham di masa lalu, yang dikelompokkan mejadi tiga yaitu: Primary Trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu panjang

11

Secondary Intermediate Trend, yaitu pergerakan harga saham yang terjadi

selama pergerakan harga dalam primary tren. Bersifat penyimpangan dari pergerakan primer yang terjadi dalam beberapa minggu atau bulan. Minor Trend atau day to day move merupakan fluktuasi harga saham yang terjadi setiap hari. Contoh Pergerakan Saham menurut The Dow Theory

2.

Chart Pola Pergerakan Harga Saham Support Level.

Support level berarti tingkat harga atau kisaran harga, pada saat para analis teknikal mengharapkan akan terjadinya peningkatan yang signifikan atas permintaan saham di pasar. Biasanya terjadi ketika banyak investor melakukan tindakan ambil untung dengan melakukan penjualan saham-saham karena tertarik pada harga jual yang cukup tinggi, dan biasanya diikuti oleh penurunan harga saham. Dampak selanjutnya adalah banyak pembeli saham yang tertarik untuk melakukan pembelian-pembelian saham sehingga permintaan saham kembali meningkat. Sesuai dengan hukum permintaan penawaran, peningkatan permintaan saham ini nantinya diharapkan menjadi support level yang menjaga agar harga saham bergerak naik.

12

Resistance Level

Resistance level berarti kisaran harga di mana para analis teknikal berharap akan terjadi peningkatan yang signifikan atas jumlah saham yang ditawarkan di pasar. Dengan kata lain, resistance level menggambarkan batas atas tingkat harga ( upper boundary) yang dapat membuat para penjual saham segera menjadi penahan atas gerakan naik harga saham karena jika banyak pihak yang ingin menjual saham di pasar maka diharapkan harga akan bergerak turun, dan tidak melewati batas atas harga. Hal ini biasa terjadi ketika harga saham turun terus setelah mencapai harga tertinggi. Investor yang memiliki saham tentunya tidaka akan mau rugi akibat harga sahamnya selalu turun. Mereka akan menunggu waktu yang tepat untuk menjual sahamnya agar kerugian berkurang. Biasanya pada saat harga saham mencapai titik balik (recovery point). Grafik Pola Pergerakan Saham yang sering digunakan: a. Bar Chart Bar Chart merupakan cara paling sederhana dalam analisis teknikal yang menggambarkan pergerakan harga saham. Sumbu vertikal merupakan harga saham, sedangkan sumbu horizontal menunjukkan waktu. Pergerakan harga saham setiap harinya ditunjukkan oleh diagram batang vertikal (bar vertikal), yang ujung atasnya menunjukkan harga tertinggi saham dan ujung bawahnya menunjukkan harga terendah saham setiap hari. b. Point-and-Figure Chart Penggunaan grafik dengan angka dan gambar ini untuk menggambarkan pergerakan harga saham dan lebih komplek dari bart cahart karena menggambarkan perubahan harga saham yang berubah secara signifikan. Perubahan harga yang signifikan biasanya dapat dilihat dalam bentuk angka yang menunjukka perubahan harga saham. 3. Rata-rata Bergerak Teknik rata-rata bergerak (moving average) adalah salah satu teknik untuk mendeteksi dan menganalisis pergerakan harga saham baik saham individual maupun seluruh saham di pasar modal. Tujuannya adalah untuk mendeteksi arah pergerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Data yang digunakan adalah data harga penutupan saham (closing price) untuk waktu tertentu misal untuk masa waktu 3 bulan. Dari informasi tersebut menghasilkan sebuah garis trend rata-rata bergerak yang

13

menunjukkan tren pergerakan harga saham, yang selanjutnya dipakai untuk memprediksi arah pergerakan saham di masa depan. Setelah dianalisis akan menghasilkan keputusan menjual dan membeli saham, dengan anjuran sebagai berikut: tersebut b. harga saham berada di bawah garis rata-rata bergerak yang sedang menaik c. harga saham saat ini berada di atas garis rata-rata bergerak yang cenderung menurun, namun kembali menaik sebelum mencapai garis tersebut. Disaran menjual jika: a. harga saham saat ini berada di bawah garis rata-rata bergerak mendatar b. harga saham bergerak naik di atas garis rata-rata bergerak, namun garis rata-rata bergerak tersebut justru sedang menurun c. harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah garis rata-rata bergerak) tetapi kembali menurun sebelum mencapai garis rata-rata bergerak tersebut. 4. Relative Strength Teknik ini menggambarkan rasio antara harga saham dengan indek pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif saham selama jangka waktu tertentu. Dari gambar yang tersusun investor akan dapat melihat perbandingan kekuatan sahamsaham tersebut terhadap industrinya atau terhadap indek pasar. Dianjurkan membeli saham jika: a. garis rata-rata bergerak secara mendatar dan harga pasar saham melampaui garis

14

You might also like