You are on page 1of 7

Zulfikar Tito Enggartiarso F1I012003 Nico Fithra Trisakti F1I012029 Muhammad Akmal F1I012030

Fakultas/Jurusan Dosen Pengampu

: Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik / Hubungan Internasional 2012 : Drs. Bambang Widodo

PEMIKIRAN BUNG HATTA DAN RELEVANSINYA DENGAN KONDISI KOPERASI SAAT INI BAB I A. PENDAHULUAN Mohammad Hatta, seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang lahir di

Bukittingi, Sumatera Barat, adalah seorang tokoh peletak dasar ekonomi Indonesia. Bung Hatta dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia karena pemikirannya dan sekaligus dia juga penggagas ide tentang koperasi. Ia adalah negarawan besar Indonesia, bersama Soekarno atau, Bung Karno, ia memainkan peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Dia juga pernah menjadi perdana menteri saat Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat. Nama Hatta pun juga dijadikan dan diabadikan sebagai nama bandar udara internasional Indonesia, Soekarno-Hatta. Nama Hatta juga diabadikan sebagai nama jalan di Belanda di kawasan perumahan Zuiderpolder, Haarlem dengan nama Mohammed Hattastraat1. Pada tahun 1919, Mohammad Hatta merantau ke Batavia atau yang sekarang adalah Jakarta untuk bersekolah di Sekolah Tinggi Dagang atau Prins Hendrik School. Dan pada tahun 1921, Bung Hatta kembali merantau ke negeri Belanda tepatnya ke kota Rotterdam untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool atau dalam bahasa Inggris bisa diterjemahkan Rotterdam School of Commerce atau yang kini menjadi Universitas Erasmus. Ia tinggal selama kurang lebih 11 tahun di Belanda. Mungkin karena latar belakang pendidikannya lebih banyak dalam bidang ekonomi maka segala pemikirannya lebih bergerak pada bidang
1

http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta (diakses pada 10 Desember 2012)

1|Page

ekonomi. Dia juga menelurkan gagasan dan ide tentang koperasi yang pada awal kemunculannya menjadi tulang punggung sistem ekonomi Indonesia saat itu. Setelah itu mungkin kita akan membahas banyak hal juga tentang kapitalisme yang menjadi sistem ekonomi yang mulai menjajah bangsa kita. Kapitalisme perlahan-lahan menjadi akar dalam masyarakat kita, perlahan-lahan lewat banyak agennya seperti gadget, social media dan lain-lain membuat masyarakat kita melupakan sistem ekonomi yang lebih berbudi seperti koperasi. Seperti yang kita tahu bahwa banyak sekali nilai-nilai dasar kapitalisme yang sangat berbeda dengan nilai-nilai dasar koperasi. Kami mengambil kapitalisme sebagai komparasi beberapa hal dengan sistem ekonomi koperasi, kami mengambil kapitalisme karena, mungkin secara tidak tertulis sistem ekonomi kita bukan kapitalisme tetapi kita bisa melihat realita bahwa kapitalisme secara tidak langsung ataupun langsung sudah ter-set dalam otak kita dan mempengaruhi banyak sikap dalam kehidupan kita sehari-hari. B. PERMASALAHAN Kami mengambil Bung Hatta dan pemikirannya tentang koperasi lalu mengkorelasikan dengan zaman sekarang karena kami beranggapan bahwa ini adalah sesuatu hal yang menarik untuk dibahas dan dikaji. Kami berpikir bahwa koperasi pada dewasa ini kurang begitu menggaung apalagi menjadi salah satu sistem ekonomi yang well-known di masyarakat Indonesia. Koperasi hanya berada di pedesaan, bahkan sistem kapitalis yang membawa banyak perusahaan ritel luar negeri dan domestik menggerus sistem koperasi yang sudah dari lama digagas oleh Bung Hatta. Bisa kita lihat banyak bahkan di pedesaan, supermarket-supermarket merajalela dan juga mematikan pasar tradisional dan koperasi. Ini berbeda dengan cita-cita Bung Hatta yang ingin koperasi menjadi sistem ekonomi tulang punggung Indonesia. Walaupun sibuk sebagai wakil presiden pertama Indonesia tapi beliau tetap aktif dalam mengembangkan pemikirannya dalam bidang ekonomi. Beliau aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta menyuarakan asprasinya dalam sebuah pidato di sebuah radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besarnya kontribusi pemikiran dan ide Bung Hatta pada gerakan koperasi di Indonesia, beliau didaulat menjadi Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung yang diadakan pada tanggal 17 Juli 1953.
2|Page

Beberapa pemikiran Bung Hatta mengenai koperasi dituangkan dalam beberapa buku seperti buku yang berjudul membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971). Bung Hatta melihat koperasi seharusnya bisa untuk menjadi breadwinner sistem ekonomi Indonesia tetapi banyak kontradiksi yang terjadi di zaman sekarang dimana kapitalisme lebih berkuasa di pasar Indonesia. Tidak ada lagi asas-asas kekeluargaan yang tercipta seperti dalam koperasi, tidak ada lagi asas bermusyawarah untuk mencapai mufakad seperti dalam koperasi. Yang ada hanyalah survival of the fittest, semua ingin menjadi sejahtera maka dengan cara apapun kesejahteraan itu harus dicapai. Terkadang disinilah penyimpangan nilai-nilai koperasi terjadi, nilai-nilai kapitalisme yang tidak cocok dengan nilai-nilai sistem ekonomi koperasi yang asli Indonesia mulai menguasai jatidiri kita, masyarakat Indonesia.

3|Page

BAB II ISI Kami mengkorelasikan koperasi dengan kapitalisme karena kapitalisme adalah suatu sistem yang dewasa ini, mau tidak mau, kita mengikutinya. Kami mungkin bisa menyebut ini sebagai suatu komparasi yang membandingkan antara koperasi dan kapitalisme. Kapitalisme adalah sebuah sistem yang berdasar pada self-interest dan mempunyai beberapa prinsip kebebasan atau liberalis seperti no-intervention dari pemerintah. Kapitalisme menjunjung tinggi kebebasan dalam berekonomi dan melakukan kegiatan ekonomi, kapitalisme menolak segala intervensi dari pemerintah karena mereka yang menganut kapitalisme sama seperti liberalisme yang melihat bahwa hakikat dasar manusia adalah baik tanpa ada aturan yang mengaturnya. Kapitalisme dewasa ini memang mulai menggerogoti Indonesia terutama dalam sistem ekonomi. Kenapa kita berpandangan seperti itu? Karena kita melihat bahwa kapitalisme bukan sekedar sistem ekonomi semata tetapi efek turunan dari kapitalisme juga mengikis nilai-nilai moral bangsa yang sudah lama dipegang teguh oleh rakyat Indonesia. Terutama apa yang kita jadikan subjek sekarang yaitu koperasi. Kapitalisme membuat degradasi moral dari koperasi seperti tiadanya lagi nilai-nilai kekeluargaan disana, nilai-nilai bermusyawarah dalam bermufakat, asas-asas gotong royong dan lain-lain. Yang ada hanyalah bagaimana motif keuntungan tercapai semaksimal mungkin dan kepentingan pribadi bisa terpenuhi. Bung Hatta mengatakan bahwa sudah ada koperasi didalam undang-undang. Beliau mengatakan bahwa ideal kita sudah terpancang dalam UUD: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Lalu asas kekeluargaan adalah koperasi. Bung Hatta juga berbicara bahwa politik perekonomian berjangka panjang meliputi segala usaha dan rencana untuk menyelenggarakan berangsur-angsur ekonomi Indonesia berdasar koperasi. Jalan menuju kesuksesan koperasi memang sukar dan sulit, diantara kapitalisme yang ada, dan ini sudah diramal oleh Bung Hatta. Kelebihan koperasi dan mengapa koperasi harus menjadi acuan orang Indonesia salah satunya adalah dalam koperasi tidak ada majikan atau buruh. Memang hal ini tidak bisa dibuktikan oleh semboyan atau perkataan tapi dibuktikan oleh praktek. Yang bekerja dalam koperasi adalah semua anggota yang sama-sama bertanggung jawab atau
4|Page

keselamatan koperasi mereka. Pada koperasi yang terutama adalah menyelenggarakan keperluan hidup bersama dengan sebaik-baiknya, bukan mengejar keuntungan seperti pada firma, perseroan terbatas dan lain-lain. Pada koperasi, jiwanya adalah anggotanya daripada koperasi itu sendiri. Koperasi berdasarkan cita-cita. Semboyan yang muluk-muluk sudah banyak dihamburkan, demonstrasi sudah banyak dilakukan tinggal lagi sekarang menyelenggarakan semuanay itu dengan organisasi. Kalau kita bersemboyan juga, ambillah sekarang sebagai semboyan: dari demonstrasi ke organisasi. Organisasi adalah pangkal kekuatan. Organisasi yang dibangunkan oleh kapitalisme colonial hanya dapat kita lawan dengan organisasi pula, yaotu organisasi koperasi.2

Dikutip dari pidato Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun oleh Dr. Mohammad Hatta yang disampaikan dalam rangka Hari Koperasi.

5|Page

BAB IV KESIMPULAN & SARAN Sistem ekonomi asli Indonesia, sistem koperasi ini memang zaman sekarang kurang untuk diperhatikan apalagi oleh pemerintah dan masyarakatnya. Masyarakat lebih senang mengambil kredit atau pinjaman ke bank-bank swasta maupun negeri padahal dengan melakukan hal seperti itu mereka menjerat diri mereka sendiri dengan sistem yang dibuat oleh Barat yaitu sistem kapitalisme. Kapitalisme datang dan menggerogoti ekonomi Indonesia secara perlahanlahan dan tidak sadar. Asas-asas yang dijunjung tinggi oleh koperasi seperti asas kekeluargaan dan musyawarah juga sudah mulai hilang tergantikan oleh ideologi ganas kapitalisme. Nilai-nilai dasar kapitalisme sangat bertentangan sekali dengan nilai-nilai koperasi. Kapitalisme lebih mengedepankan nilai-nilai kebebasan individual daripada nilai-nilai kolektif atau kebersamaan. Koperasi seharusnya kembali diberdayakan oleh pemerintah untuk membangun kesadaran masyarakat dan lingkungan negara tentang pentingnya koperasi. Koperasi tidak seharusnya dianaktirikan atau dikesampingkan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Mulai dari instansi pendidikan misalnya, kembali dibangun kesadaran siswa-siswi tentang koperasi, ikut dalam organisasi koperasi di sekolah masing-masing. Sehingga siswa-siswi ini mengetahui sejak dini bagaimana sebuah sistem ekonomi ini bekerja, sebuah keuntungan tersendiri bagi mereka pula dan bagi sekolah juga karena banyak nilai tambah yang bisa diambil dari sini. Tapi tetap saja harus ada partisipasi dan apresiasi dari pemerintah pusat agar kegiatan apapun yang mendukung nasionalisme seperti pemberdayaan kembali koperasi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai harapan banyak orang.

6|Page

DAFTAR PUSTAKA Siwijatmo, J.B. Djarot (editor), KOPERASI DI INDONESIA, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1982.

7|Page

You might also like