You are on page 1of 25

BANTALAN

Bantalan adalah suatu elemen mesin yang digunakan untuk menumpu poros atau beban yang bekerja pada suatu mesin.Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur yaitu gesekan antara poros dengan bantalan dimana poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas.Bantalan luncur mampu menumpu poros pada putaran yang tinggi dengan beban besar, konstruksinya sederhana, dan cepat dipasang dengan mudah. Karena gesekannya besar pada waktu beroperasi, maka bantalan luncur ini panas. Panas dapat timbul oleh gesekan yang besar terutama pada beban besar yang memerlukan pendinginan khusus. Bantalan luncur mempunyai keuntungan dibandingkan gelinding yaitu mampu menumpu poros putaran tinggi dan beban besar, konstruksinya sederhana dan mudah dipasang. Bantalan luncur lebih disukai karena :

Tidak bising dan tenang dalam beroperasi Cocok untuk putaran tinggi Tahan terhadap goncangan dan getaran yang kuat.

Klasifikasi bantalan menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu dengan bantalan, Maka bantalan dapat dibagi atas :

Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder Bantalan aksial, yang berbentuk engsel Bantalan khusus, yang berbentuk khusus misalnya bola berdasarkan pelumasan

Klasifikasi

Bantalan tanpa pelumasan terdapat dalam bentuk bantalan plastik, bantalan yang mengandung minyak dan bantalan pelumas zat padat. a. Bantalan plastik Plastik adalah suatu bahan yang mempunyai sifat dapat melumasi sendiri dengan baik, sifatnya tahan korosi yang memungkinkan bahan-bahan ini dapat bekerja dengan baik di dalam air. b. Bantalan yang dilumasi minyak Contoh khas dari bantalan ini adalah besi cor dan logam sinter yang diserapi minyak dipakai besi cor yang beroperasi dengan perlakukan panas yang berulang kali. c. Bantalan pelumas zat padat Bantalan pelumas ini dipakai untuk keadaan khusus diluar batas pemakaian tertentu. Bahan pelumas dapat dipakai sebagai batas dasar, dimana digunakan pada temperatur tertentu.

Klasifikasi bantalan menurut gesekan bantalan terhadap poros 1. Bantalan luncur, terjadinya gesekan luncur antara poros dengan bantalan karena adanya lapisan pelumas antara kedua permukaan 2. Bantalan gelinding, terjadinya gesekan menggelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, rol jarum. 3. Kelebihan dan kekurangan bantalan luncur dan gelinding

1. Bantalan luncur a. Kelebihan


Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harga lebih murah

b. Kekurangan

Gesekan besar pada waktu mulai jalan Memerlukan momen awal yang besar Pelumasannya tidak begitu sederhana Panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan khusus Bantalan gelinding

2. a. Kelebihan

Cocok untuk beban kecil Gesekannya rendah Pelumasannya sederhana

b. Kekurangan

Harganya lebih mahal karena ketelitiannya tinggi Pada putaran tinggi bantalan ini agak gadu

Petunjuk

pelumasan Bantalan yang dilumasi secar betul tidak akan aus, karena pelumas mencegah terjadinya kontaak langsung antara komponen bantalan yang satu dengan yang lain yang terbuat dari logam.Bantalan gelinding dapat dilumasi dengan oli atau gemuk/grease. Bantala rol sferis-aksial biasanya harus dilumasi dengan oli, dan hanya boleh dilumasi dengan gemuk jika angka putarannya rendah. Bantalan yang ber sil atau berperapat logam suadh dilumasi untuk seumur hidup dari pabriknya. Pemilihan jenis pelumas pada dasarnya berdasarkan temperatur dan angka putaran kerja dari bantalan. Gemuk digunakan bila kondisi kerjanya dibawah normal, dan gemuk juga berfungsi untuk melindunngi bantalan dari kotoran yang masuk. Pelumasan dengan oli dianjurkan untuk angka putaran yang tinggi. Pelumas harus selalu disimpandi tempat yang bersih dan tertutup, serta ditempatkan di dalam gudang yang kering. Jenis pelumasan bantalan Pelumasan oli Oli meneral yang tidak mengandung bahan pelarut harus digunakan untuk melumasi bantalan gelinding. Pada temperatur diatas +125C didianjurkan menggunakan oli sintetis, misalnya poyglycol. Bahan-bahan yang ditambahkan untuk mempertinggi kemampuan pelumas hanya bila kondisi kerjanya sangat istimewa. Sebagai pelumas biasanya digunakan oli yang memiliki indeks viskositas dari yang menengah sampai tinggi. Bagaimanapun juga, pada

angka putaran yang tinggi boleh digunakan oli berviskositas rendah, agar tempratur bantalan tetap rendah. Kontrol rutin bantalan gelinding Kontrol rutin bantalan gelinding : 1. Mendengarkan Letakkanlah sepatang kayu atu obeng atau benda lain yang sejenis menempel pada rumah bantalan, sedekat mungkin pada lokasi dekat bantalan. Letakkanlah telinga anda pada ujung batang yang lain dan dengarkan. Jika bantalan masih bagus maka akan terdengar suara yang lembut, tapi jika rusak makaa akan terdengar suara berisik. 2. Merasakan (meraba) Kontrol ini suhu bantalan gelinding dilakukan ddengan termometer, atu dengan cara sederhana dengan menempelkan tangan pada rumah bantalan. Jika suhu naik tidak seperti biasanya, maka hal tersebut merupakan indikasi ketidakberesan, seperti: kotoran, kelonggaran, kelebihan beban, keausan, dan gesekan pada bantalan 3. Melihat Periksalah kondisi sil yang yang berada didekat bantalan untuk memastikan cairan panas atau kotoran maupun pengkarat tidak dapat memasuki bantalan. 4. Melumasi Pelumasan dengan gemuk : bersihkan dulu nipel dan rumah bantalan dengan lap, kemudian buka cover rumah bantalan dan bersihkan dari gemuk yang lama hingga bersih, lalu masukkan grease yang baru. Pelumasan dengan minyak (oli) : periksalah kembali ketinggian oli dan isi kembali bila kurang, jika oli harus diganti maka oli lama harus di tap dan dibersihkan dengan oli yang sejenis sebelum diisi kembali. Oli yang terdapat dalam bak pelumas cukup diganti sekali saja dalam setahun asalkan temperatur tidak lebih dari 50C dan tidak terjadi pencemaran oli selama itu.

Bantalan Gelinding ( Bearing )


Bantalan gelinding merupakan salah satu komponen mesin yang kuat/tegar yang akan memberikan umur pakai yang panjang kepada mesin/peralatan yang mempergunakannya, lebih-lebih bilamana bantalan gelinding tersebut dipasang dan dirawat betul. Penanganan secara betul dalam pemasangan maupun pelepasan bantalan bukan merupakan masalah yang sulit, karena hanya diperlukan kebersihan, ketelitian maupun keseksamaan. Penyimpanan bantalan gelindingSebelum dibungkus atau dipak, bantalan gelinding dilapisi dengan bahan anti karat, sehingga bantalan tersebut dapat disimpan dalam bungkus/pak aslinya selama bertahun-tahun. Dianjurkan bahwa penyimpanan bantalan gelinding dilakukan digudang yang kelembapan udaranya tidak lebih dari 60% dan temperaturnya konstan. Bantalan gelinding bertutup (kode tambahannya : -2Z ) tidak boleh disimpan lebih dari 2 tahun, sedangkan bantalan gelindinng- berperapat ( kode tambahannya : -2RS ) tidak boleh lebih dari 3 tahun. Bantalan gelinding semacam itu telah diberi pelumas untuk seumur hidup, namun gemuk/grease yang dimasukkan kedalamnya akan menua (menjadi tua) dan keras (kaku) bila disimpan terlalu lama. Bantalan gelinding yang tidak terbungkus dalam bungkus aslinya harus dijaga kebersihannya, diberi minyak/gemuk dengan baik dan dibungkkus dengan kertas minyak untuk mencegah karat.

Acuan normatif SNI 03-4816-1998, Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan AASHTO M. 251 1997, Standard specification for plain and laminated elastomeric bridge bearing AASHTO R. 11, Indicating which places of figures are to be considered significant in specified limiting values AASHTO T. 67, Standard practices for force-verification of testing machines AASHTO 1992, Standard specifications for highway bridges ANSI B46.1, Surfaces and surfacing ASTM A 36/A. A 36 M, Specification for carbon structural steel. ASTM D 412, Test method for vulcanized rubber and thermoplastic rubbers and thermoplastic elastomers tension ASTM D 395, Rubber property, compression set ASTM D 573, Rubber, deterioration in air oven ASTM D 746, Test method for brittleness temperature of plastics and elastomerics by impact ASTM A 1011M, Specification for steel, sheet and strip ASTM D 2240, Test method for rubber property, durometer hardness ASTM D 4014, Specification for plain and steel-laminated elastomeric bearings for bridges

Istilah dan definisi bantalan berlapis (laminasi) bantalan elastomer yang terdiri dari karet dan menggunakan lapisan pelat baja atau lapisan anyaman (fabric) bantalan elastomer suatu elemen jembatan yang terbuat dari karet alam atau karet sintetis (neoprene) yang berfungsi untuk meneruskan beban dari bangunan atas ke bangunan bawah bantalan polos bantalan elastomer yang hanya terdiri dari karet saja duro kelompok nilai kekerasan karet yang diuji dengan alat durometer kompon bahan mentah yang diperoleh dari campuran bahan baku karet ditambah bahan-bahan lainnya untuk meningkatkan kekuatan dan keawetan dari karet lot kumpulan dari 100 buah bantalan karet atau kurang yang diproduksi dengan cara terusmenerus dari campuran karet yang sama, dirawat di bawah kondisi yang sama, dan semuanya terdiri dari ukuran dan tipe yang sama penuaan (aging) proses mempercepat kerusakan untuk mengetahui ketahanan bahan terhadap pengaruh lingkungan

Persyaratan umum a) Semua bantalan harus dirancang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam standar ini. b) Ukuran bantalan elastomer yang dibuat harus sesuai dengan ukuran yang terdapat pada dokumen rancangan dengan toleransi yang terdapat pada pasal 7 dalam spesifikasi ini.

Bantalan harus terbuat dari bahan yang disyaratkan; harus diuji pada tingkat yang dapat diterima; dan harus memenuhi semua persyaratan khusus yang ditentukan. c) Pihak penyedia jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada pengguna jasa 30 hari sebelum memulai produksi bantalan. Pemberitahuan ini harus memuat nomor kontrak, jumlah, jenis kompon dan ukuran bantalan yang diproduksi, nama pembuat, lokasi, dan perwakilan yang akan mengkoordinasi kegiatan produksi, pemeriksaan, pengambilan contoh, dan pengujian dengan pihak pengguna jasa. d) Pengujian sifat-sifat fisik bantalan elastomer dapat berupa pengujian yang merusak terhadap satu atau lebih bantalan elastomer dari suatu lot. Dalam hal ini biaya penyediaan tambahan bantalan elastomer untuk keperluan pengujian ditanggung olehpenyedia jasa. e) Apabila dalam satu rangkaian produksi dihasilkan bantalan untuk lebih dari satu pengguna jasa, maka pihak penyedia jasa harus menyediakan sertifikat yang berbeda untuk masing-masing pengguna jasa. f) Sebagai tambahan persyaratan bahan dalam komponen satuan bantalan, spesifikasi ini menyediakan persyaratan penerimaan untuk bantalan yang telah jadi.

Bahan a) Bahan-bahan campuran karet yang digunakan dalam pembuatan bantalan ini harus berupa polycholoprene asli (neoprene) tahan kristalisasi atau polyisoprene asli (karet alam) saja sebagai polimer mentah. Bantalan elastomer yang terbuat dari gabungan polycholoprene dan polyisoprene atau bahan lain, yang digabung dalam bentuk kompon, bentuk lapisan penyusun atau bentuk lainnya tidak diperkenankan. Seluruh bahan harus baru dan bukan daur ulang yang diambil dari bantalan yang telah jadi. b) Karet yang telah jadi harus memenuhi persyaratan minimum pada Tabel 1. Sifat kompon karet yang tercantum pada Tabel 1 harus ditentukan berdasarkan pengambilan contoh dari bantalan yang akan digunakan. c) Seluruh pengujian bahan harus dilakukan pada temperatur 23oC 2oC, jika temperatur lain tidak ditetapkan. d) Untuk keperluan penentuan kesesuaian dengan spesifikasi ini, nilai yang diamati atau dihitung, harus dibulatkan ke 100 kPa terdekat untuk kuat tarik, ke 10% terdekat untuk perpanjangan. e) Minimum satu buah bantalan contoh dari setiap lot, harus diuji terhadap kesesuaian dengan Tabel 1. f) Lapisan baja yang digunakan untuk penguat harus dibuat dari baja lembut gulungan sesuai dengan ASTM A 36/A. A 36M, ASTM A 1011 M, atau yang setara, kecuali disyaratkan lain oleh pengguna jasa. Lapisan baja harus memiliki ketebalan yang ditetapkan oleh pengguna jasa atau, apabila tidak ditentukan, harus memiliki ketebalan nominal minimum 1,52 mm. Lubang atau celah pada pelat akibat proses pembuatan tidak diperbolehkan, kecuali dipertimbangkan dalam perancangannya. g) Pelat beban bantalan yang berada di luar harus sesuai dengan persyaratan ASTM A 36/A A 36M, ASTM A 1011M, atau yang setara, kecuali disyaratkan lain dalam dokumen kontrak. Selain dari yang telah tertulis, seluruh lapisan permukaan pelat beban pada bantalan harus diratakan dengan mesin sampai 0,25 mm. Permukaan bagian bawah (pelat pasangan) yang dirancang untuk dudukan pada perletakan tidak boleh melewati kerataan yang lebih dari 1,59 mm. Pelat beban bantalan yang berada di luar harus terlindung dari karat sampai seluruh permukaan yang terlihat dilapis cat di lapangan. Semua penyebab dan gejala karat harus dibuang dari permukaan bagian yang akan di las sebelum mulai di las. h) Lapisan anyaman (fabric) - Lapisan anyaman harus dijalin dari 100% serat kaca (fibre glass) tipe E dengan anyaman menerus. Banyaknya alur minimum pada masing-masing arah adalah 10 alur per cm. Anyaman tersebut harus memiliki kerisut atau suatu jalinan satin 8 ikatan (harness). Setiap lapisan anyaman harus memiliki kuat putus minimum

140 kN/m lebar untuk setiap arah.

Modul 6 Klasifikasi Bantalan Marzuki Hamzad, Harlin, M. Yanis

A. Pendahuluan Elemen mesin yang berfungsi untuk memikul poros berbeban adalah sangat penting dalam memindahkan tenaga. Bantalan merupakan bagian terpenting untuk menjalankan tugas itu. Sehingga putaran mesin akan bekerja dengan sempurna dengan sedikit sekali kerugian gesekan oleh beban maupun suara yang ditimbulkan akibat gesekan, Modul ini akan memberikan pengetahuan tentang bantalan, baik fungsi, jenis dan klasifikasinya. Dengnan standart kompetensi : Memahami langkah-langkah perancangan bantalan Kompetensi Dasar : 1. Memahami pengertian dan klasifikasi bantalan 2. Memahami klasifikasi bantalan luncur dan gelinding Indikator : 1. Menyebutkan fungsi bantalan 2. Menyebutkan perbedaan bantalan luncur dan bantalan gelinding 3. Menyebutkan perbedaan bantalan aksial dan bantala radial 4. Menyebutkan klasifikasi bantalan luncur 5. Menyebutkan klasifikasi bantalan gelinding 6. Menyebutkan jenis-jenis bantalan gelinding dan luncur

B. Pengertian bantalan Bantalan adalah elemen mesin yang mampu memikul poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya yang berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengnan baik. Jika bantalan tidak bekerja dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja secar semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan dengan pondasi pada gedung.

Bantalan gelinding

Bantalan luncur

C. Perbedaan antara bantalan luncur dengan bantalan gelinding Bantalan luncur mampu menumpuh poros berputaran tinggi dengan beban besar. Bantalan ini sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai jalan, bantalan luncur memerlukan monen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidaklah sederhana. Panas yang timbul dari gesekan yang besar, memerlukan pendingin khusus.Sekalipun demikian, karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan atau getaran sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil dari pada bantalan luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Karena konstruksinya yang sukar dan ketelitinnya yang tinggi, maka bantalan gelinding hanya dapat dibuat di pabrik-pabrik tertentu saja. Adapun harganya pada umumnya lebih mahal dari pada bantalan luncur. Untuk menekan biaya pembuatan serta memudahkan pemakaian, bantalan gelinding diproduksi menurut ukuran standar. Keunggulan bantaln ini adalah pada gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannya pun sangat sederhana cukup dengan gemuk, bahkan pada macam yang memakai sil tersendiri tak perlu pelumasan lagi. Meskipun ketelitiannya sangat tinggi, namun karena adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar, pada putaran tinggi bantalan ini . Agak gaduh dibandingkan dengan bantalan luncur. Pada waktu memilih bantalan ciri masing-masing harus dipertimbangkan sesuai dengan pemakaian lokasi dan macam beban yang akan dialami.

D. Klasifikasi bantalan Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros a. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpuh oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.

b. Bantalan gelinding. Bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola ( peluru ), rol atau rol jarum, dan rol bulat. Bantalan Gelinding dengan elemen peluru

Bantalan gelinding dengan elemen rol 2. Atas dasar arah beban terhadap poros a. Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros. b. Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros. c. Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus poros. Bantalan radial Bantalan aksial

Bantalan gelinding khusus

E. Klasifikasi bantalan luncur Bantalan luncur dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara : Menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu bantalan ( lihat gambar dibawah ). Adapun macam-macamnya sebagai berikut : a. Bantalan radial, yang dapat berbentuk slinder, belahan slinder, elips, dll. b. Bantalan aksial, yang dapat berbentuk engsel, kerah, dll. c. Bantalan khusus, yang berbentuk bola, dll. Menurut pemakainnya terhadap bantalan untuk penggunaan umum diantaranya; a. Bantalan poros engkol b. Bantalan utama mesin perkakas c. Bantalan roda kereta api, dll Dalam teknik otomotif bantalan luncur dapat berupa; a. Bus b. Bantalan logam slinder c. Bantalan plastik.

F. Klasifikasi bantalan gelinding Bantalan gelinding yang utama adalah membawa beban radial dan sedikit beban aksial, dan bantalan aksial yang membawa yang sejajar sumbu poros. Menurut elemen gelindingnnya, dapat pula dibagi atas a. bantalan bola

b. Bantalan rol. a. bantalan rol lurus b. bantalan rol aksial bola c. bantalan rol aksial kerucut d. bantalan rol jarum e. bantalan rol kerucut f. bantalan rol kerucut bersudut curam

Demikian pula dapat dibedakan menurut banyaknya baris dan konstrukksi dalamnya.Bantalan yang cincin dalam dan cincin lusrnya dapat saling dipisahkan disebut macam pisah.. Menurut diamter luar atau diameter dalamnya, bantalan gelinding dapat dibagi atas : a. Diamter luar lebih dari 800 (mm) disebut Ultra besar b. Diamter luar 180 800 (mm) disebut Besar c. Diamter luar 80 180 (mm) disebut Sedang d. Diamter dalam 10 (mm) atau lebih dan diameter luar sampai 80 (mm) disebut Kecil e. Diameter dalam kurang dari 10 (mm) dan diameter luar 9 (mm) atau lebih disebut Diameter kecil f.. Diameter luar lurang dari 9 (mm) disebut Miniatur

Menurut pemakainya dapat digolongkan atas a. Bantalan otomobil b. Bantalan mesin c. Bantalan instrument

Gambar di bawah ini, adalah berbagai macam bantalan yang umum dipakai G. Rangkuman Bantalan adalah elemen mesin yang mampu memikul poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya yang berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur Perbedaan antara bantalan luncur dengan bantalan gelinding, ada pada kemampuan kerjannya, Bantalan luncur dapat memikul bebabn besar dan pengerjaanya lebih mudah. Bantalan dapat diklasifikasikan atas dasar gerakan bantalan terhadap poros, atas dasar arah beban terhadap poros,

LATIHAN SOAL Modul 6 Kerjakanlah soal di bawah ini pada lembar jawaban secara ringkas dan benar. No Soal 1. Sebutkan fungsi bantalan 2. Apa yang membedakan antara bantalan luncur dan bantalan gelinding 3. Dari gambar di bawah, mana yang termasuk bantalan luncur.

ABCD

4. Sebutkan apa perbedaan antara bantalan aksial dan bantalan radial 5. Dari gambar di bawah, .mana yang termasuk bantalan aksial

ABCD

6. Sebutkan klasifikasi bantalan luncur menurut letak poros yang ditumpuhnya.. 7. Sebutkan klasifikasi bantalan gelinding menurut elemen gelindingnnya

DAFTAR PUSTAKA Martin, H.G. (1985). Kinematika dan Dinamika Teknik. Jakarta: Erlangga. Shigley, J.E. (1986). Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta: Erlangga. Sularso., & Suga, K. (1981). Elemen Mesin. Jakarta: Paradnya Paramita. G. Niemann (1986). Elemen Mesin, Jilid I, Jakarta: Erlangga.

Modul 7 Persyaratan Bantalan Marzuki Hamzad, Harlin, M. Yanis

A. Pendahuluan Dalam perancangan bantalan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, terutama bahan bantalan . Masing-masing bantalan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan kwalifikasi masing-masing. Bahan bantalan amat tergantung dari jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh bantalan. Ada yang terbuat dari baja yang sangat keras, maupun yang terbuat dari plastik, tergantung penggunaanya . Pada modul ini akan dijelaskan berbagai perencanaan bahan yang dapat digunakan oleh bantalan.

Dengan standar kompetensi : Memahami langkah-langkah perancangan bantalan Kompetensi Dasar : 1. Memahami bahan bantalan luncur. 2. Memahami bahan bantalan gelinding. Indikator : 1. Menyebutkan syarat bahan bantalan luncur 2. Menyebutkan bahan bantalan luncur 3. Membedakan fungsi dari berbagai bahan bantalan luncur secara khusus 4. Menyebutkan bahan bantalan gelinding 5. Menyebutkan bahan bantalan dengan kemampuan khusus

B. Syarat untuk bahan bantalan luncur Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Mempunyai kekuatan cukup (tahan beban dan kelelahan). b. Dapat menyesuiakan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar atau terhadap perubahan bentuk yang kecil. c. Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menenpel) terhadap poros jika terjadi kontak dan gesekan antara logam dengan logam. d. Sangat tahan karat. e. Cukup tahan haus. f. Dapat membenamkan kotoran ataudebu kecil yang terkurung di dalam bantalan. g. Murah harganya. h. Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur. Dalam prakteknya barang yang mempunyai sifat di atas susah di dapat. C. Bahan umum untuk bantalan luncur a. Paduan tembaga. Termasuk dalam golongan ini adalah perunggu, perunggu posfor, dan perunggu timah hitam yang sangan baik dalam kekuatan, ketahanan terhadap karat, ketahanan terhadap kelelahan, dan dalam penerusan panas. Kekakuannya membuat bahan ini sangat baik untuk bantalan mesin perkakas. kandungan timah yang lebih tinggi dapat mempertingi sifat antilas. b. Logam putih. Termasuk dalam golongan ini adalah logam putih berdasar Sn ( yang biasa disebut logam babit ), dan logam putih berdasar Pb. Keduanya dipakai sebagai lapisan pada logam pendukungnya. Bahan bantalan yang konvensional ini telah mengalami perbaikkan dengan memakai berbagai tambahan sekalipun ketahanannya terhadap temepratur dan kelelahan serta kekuatannya menjadi berkurang. sebagai contoh, Sb dan Cu ditambahkan untuk menaikkan ketahanannya terhadap korosi atau ditambah Pb unuk menambah kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan bentuk. Aneka ragam bahan ini mempunyai pemakaian yang paling luas. D. Bahan bantalan luncur dengan bahan khusus a. Bahan plastik Plastik adalah bahan yang mempunyai sifat dapat melumasi sendiri dengan baik. Sifat yang tahan korosi memungkinkan bahan ini bekerja di dalam air atau di dalam bahan kimia. Bahan semacam ini mempunyai koefisien gesek yang rendah, mudah membenamkan kotoran , dan anti las. Plastik jika diisi dengan bahan bahan pelumas padat, serat gelas, atau serbuk logam akan menjadi sangat kuat

dan tahan aus sehingga dapat dipakai untuk kondisi-kondisi yang cukup berat. Keburukannyan adalah bahwa dalam kondisi pelumasan batas (lapisan pelumas terlalu tipis) akan terjadi panas gesekan yang akan mengakibatkan pembesaran koofisien muainnya. Hal ini perlu diperhitungkan dalam menentukan besar celah antara poros dan bantalan. b. Bantalan kayu Bahan yang khas untuk bantalan ini biasanya dipakai untuk pengolahan makanan dan susu. Juga sering dipergunakan pada pompa air dan baling-baling kapal dimana pelumasannya dilakukan dengan air. Beban rata-rata untuk bantalan kayu adalah 0,5 (Kg/mm2) atau kurang c. Bantalan karet Dengan air sebagai pelumas, bantalan karet mempunyai koefisien gesek yang rendah. Karet mempunyai ketahan yang baik terhadap kehausan. Selain itu juga dapat meredam bunyi dan getaran. Sebagai bantalan, dapat dipakai karet yang disemen atau karet melulu. Beban rata-rata yang dapat ditanggung adalah 0,5 (kg/mm2) atau kurang. d. Bantalan grafit karbon Grafit adalah bantalan yang seluruhnya dapat melumasi sendiri dana dapat bekerja pada temperatur tinggi. Karena secara kimia sangat sukar bereaksi, maka bahan ini sangat luas pemakaianya. Penambahan serbuk babit, perak, atau tembaga dapat memperbaiki sifat-sifat sebagai bantalan. Perbedaan antara koofisien gesek statis dan koofisien gesek kinetis pada grafit karbon adalah kecil. e. Bantalan permata Pada alat-alat ukur banyak dipakai bantalan dari batu akikseperti batu delima (ruby) dan batu nilam (sapphire). Batu nilam yang mengalami perlakuan panas dapat menjadi sekeras intan f. Bantalan luncur Hidrostatis Bantalan semacam ini dipakai sebagai bantalan utama pada mesin perkakas persisi tinggi, misalnya pada meja putar mesin bubut vertikan besar. Bahan bantalan dapat berupa banyak minyak atau udara. Dalam hal ini, minyak atau udara dilairkan dalam tekanan ke dalam celah bantalan untuk mengangkat beban dan menghindari keausan atau penempelan pada waktu mesin berputar dengan putaran yang sangat rendah atau waktu start. Dimana lapisan minyak yang ada tidak atau belum mempunyai tekan yang cukup tinggi. Macam yang menggunakan minyak pada saat ini sudah diperdagangkan sedangkan yang menggunakan udara masih dalam pengembangan.

Cincin dan elemen gelinding pada bantalan umumnya dibuat dari baja bantalan khrom karbon tinggi. Baja bantalan dapat memberikan efek stabil pada perlakuan panas. Baja ini memberikan umur panjang dengan keahusan yang kecil.

Dengan kemajuan dengan teknik hampa pada akhir-akhir ini, telah dikembangkan baja bantalan cair hampa. baja macam ini tidak sesuai untuk produksi masa dansangat mahal sehingga hanya dipakai dimana diperlukan baja murni. Produksi masa dari baja bantalan dengan gas hampa telah menghasilkan umur bantalan yang lebih panjang. Dalam proses ini, baja pertama-tama dicairkan dalam udara, dikenakan tekanan hampa tinggi untuk mengeluarkan gas-gas yang terkurung di dalamnya, proses ini diikuti dengan pembuatan ingot. E. Bahan untuk bantalan khusus

Untuk bantalan untuk ketahan khusus terhadap kejutan, dipakai baja paduan karbon rendah yang kemudian diberikan perlakuan panas dengan sementasi. Baja semen yang kedalaman semsntasinya dan kekerasan dari inti dan permukaannya adalah sedang, dapat menahan tumbukan yang besarnya bebebrapa kali kemampuan baja bantalan. Untuk bantalan yang tahahan panas dan tahan karat terdapat baja kecepatan tinggi atau deretan martensit dari baja tahan karat. Bahan untuk sangkar, yang akan mengalami kontak gesekan dengnan elemen gelinding, harus tahan aus dan tidak mudah patah. Sangkar untuk bantalan kecil dibuat dengan mengepres pita baja yang difinis dari baja karbon rendah atau baja plat yang difinis. Untuk pemakaian, khusus plat kuningan atau plat baja tahan karat juga sering dipakai. Untuk bantalan besar dipakai baja karbon rendah atau kuningan berkekuatan tinggi. Untuk beberapa macam bantalan putaran tinggi dapat dibuat dari plastik. Sebagai paku keling untuk sangkar dipergunakan baja karbonr endah bermutu baik. F. Rangkuman Syarat untuk bahan bantalan luncur 1. Mempunyai kekuatan cukup (tahan beban dan kelelahan). 2. Dapat menyesuiakan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar atau terhadap perubahan bentuk yang kecil. 3. Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menenpel) terhadap poros jika terjadi kontak dan gesekan antara logam dengan logam. 4. Sangat tahan karat. 5. Cukup tahan haus. 6. Dapat membenamkan kotoran ataudebu kecil yang terkurung di dalam bantalan. 7. Murah harganya. 8. Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur. Dalam prakteknya barang yang mempunyai sifat di atas susah di dapat.

LATIHAN SOAL Modul 7 Kerjakanlah soal di bawah ini pada lembar jawaban secara ringkas dan benar. No Soal 1. Sebutkan 2 nama bantalan gelinding dan luncur yang umum dipakai 2. Sebutkan syarat bahan bantalan luncur 3. Sebutkan jenis material yang umum dalam pemakaian bahan bantalan lumcur 4.. Apa nama bahan bantalan untuk alat ukur dengan ketelitian tinggi 5. Bahan gelinding dan cincin pada bantalan gelinding umumnya terbuat dari 6. Untuk bantalan gelinding dengan kemampuan khusus terhadap kejutan biasanya terbua dari

DAFTAR PUSTAKA Martin, H.G. (1985). Kinematika dan Dinamika Teknik. Jakarta: Erlangga. Shigley, J.E. (1986). Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta: Erlangga. Sularso., & Suga, K. (1981). Elemen Mesin. Jakarta: Paradnya Paramita. G. Niemann (1986). Elemen Mesin, Jilid I, Jakarta: Erlangga.

Modul 8

Langkah-langkah Perancangan Bantalan Marzuki Hamzad, Harlin, M. Yanis

A. Pendahuluan Penggunaan bantalan perlu direncanakan dengan melihat harga perbandingan antara panjang bantalan dan diameter poros yang akan dipikul bantalan. Harga perbandingan l/d harus diperhatikan karena akan menentukan unjuk kerja dari bantalan. Jika harga l/d nya kecil, maka cenderung beban yang sanggup dipikul bantalan akan kecil. Pada modul ini, akan dipelajari tentang analisa perbanding antara panjang dan diameter bantalan, dan tekanan yang terjadi. Dengan standar kompetensi : Memahami langkah-langkah perancangan bantalan Kompetensi Dasar : 1. Memahami perencanaan harga l/d 2. Memahami tekanan bantalan 3. Memahami harga pv 4. Memahami tebal minimum selaput minyak Indikator : 1. Menyebutkan persamaan harga l/d 2. Menyebutkan hal penting dalam perancangan l/d 3. Menentukan harga ideal l/d. 4. Memahami pengertian tekanan bantalan 5. Menyebutkan harga tekanan yang ideal.

B. Perencanaan harga l/d Jika beban bantalan ban putaran poros diberikan, pertama perlu diperiksa apakah beban perlu dikoreksi. Selanjutanya tentukan beban rencana dan pilihlah bahan bantalan. Kemudian tekanan bantalan yang diizinkan dan harga pv yang diturunkan secara empiris. Tentukan panjang bantalan l sedemikian hingga tidak terjadi pemanasan yang berlebihan. setelah itu periksalah bahan bantalan dan tentukan diamater poros sedemikan rupa hingga tahan terhadap lenturan. Periksalah juga tekanan bantalan dan ( l/d ). Bila diameter poros sudah diberikan terlebih dahulu, mulailah dengan kekuatan bantalan. Dalam semua hal, pemeriksaan kekuatan bantalan , harga pv , dan (l/d) adalah penting. Jika pemilihan bahan pelumas, cara pelumasan, dan pendinginan, tersu menerus akan dilakukan atas dasar jangka waktu kerja, kondisi pelayanan, dan lingkungannya, perlu ditentukan jumlah aliran minyak per satuan waktu. Dalam perancangannya perbandingan antara panjang dan diameter dalam bantalan (l/d) harus memenuhi pertimbangan yang matang, sehingga akan menghasilkan bantalan yang dapat diandalkan. Ukuran perbandingan l/d yang tidak ideal akan berdampak pada kemamapuan kerja dari bantalan tersebut. Sehingga faktor beban (W) dan tegangan lentur poros yang diizinkan (a) dalam

menganalisa l/d amat menentukan. Dalam gambar diperlihatkan beban (W), panjang (l), dan diamter poros (d) untuk bantalan radial ujung dan tengah .

W pada bantalan radial ujung W pada bantalan radial tengan Misalkan terdapat suatu beban yang terbagi rata dan bekerja pada bantalan dari sebelah bawah. Panjang bantalan dinyatakan dengan l (mm), beban per satuan panjang dengan w ( kg/mm ), beban bantalan dengan W (kg ) serta reaksi pada tumpuan dihitung, maka

Besarnya momen lentur maksimum yang timbulkan oleh gaya-gaya diatas adalah

Besarnya momen lentur untuk poros lingkaran pejal adalah dan dimana a adalah tegangan lentur yang diizinkan (kg/mm2), maka:

C. Hal penting dalam perancangan l/d Untuk bantalan, perbandingan antara panjang dan diameternya adalah sangat penting, sehingga dalam perencanaan perlu diperhatikan hal-hal berikut ini. 1. Semangkin besar l/d, semangkin besar pula panas yang timbul karena gesekan 2. Dengan memperbesar l/d kebocoran pelumas pada ujung bantalan dapat diperkecil 3. Harga l/d yang terlalu besar akan menyebabkan tekanan yang tidak merata. Jadi lebih baik dipakai harga menengah . jika kelonggaran antara bantalan dan poros akan diperkecil atau jika sumbu poros agak miring terhadap sumbu bantalan maka l/d harus dikurangi. 4. Jika pelumas kurang dapat diratakan dengan baik ke seluruh permukaan bantalan, harga l/d harus dikurangi. 5. Semakin besar l/d, temepratur bantalan juga akan semakin tinggi. Hal ini dapat membuat lapisan bantalan menjadi leleh. 6. Untuk menentukan l/d dalam merencana, perlu diperhatikan berapa besar ruangan yang tersedia

untuk bantalan tersebut di dalam mesin. 7. Harga l/d juga tergantung pada kekerasan bahan bantalan. Bahan lunak memerlukan l/d yang besar. Atas dasar hal-hal diatas dapat dipilih l/d yang akan dipakai. Harga l/d tersebut terletak anatar 0,44,0, atau lebih baik antara 0,5-2,0. bila l/d melebihi 2,0 maka tekanan permukaan terjadi secara lokal(tidak merata) sehingga lubang bantalan perlu dibuat tirus. Harga yang terlalu kecil sebaliknya akakn mengurangi kemampuannya membawa beban. Untuk l/d yang kecil, bantalan gelinding lebih menguntungkan.

D. Pengertian tekanan bantalan Bantalan dapat berbentuk slinder, bola, atau kerucut. Yang paling banyak adalah yang berbentuk slinder. Yang dimaksud tekanan bantalan adalah beban radial dibagi luas proyeksi bantalan, yang besarnya sama dengan beban rata-rata yang diterima oleh luas permukaan bantalan. Jika dinyatakan dengan p (kg/mm2), tekanan rata-rata ini adalah:

Faktor beban pada Bantalan Luncur

Dimana l(mm) adalah panjang bantalan, d (mm) adalah diameter poros. Bila l dan d dinyatakan dalam mm, satuan p adalah kg/mm2. untuk bantalan dengan lubang minyak atau alur minyak, harga l.d harus dikurangi luas lubang atau alur tersebut untuk menghitung p. Dengan memasukan persamaan l/d pada lembar expert 4 A, maka harga telanan yang diizinkan (pa) dapat dirumuskan menjadi: untuk bantalan radial ujung untuk bantalan radial tengah

Dimana a = tekanan maksimum yang diizinkan (kg/mm2) l = panjang bantalan (mm) d. = diameter poros (mm) E. Harga tekanan maksimum yang diperbolehkan Harga tekanan yang diizinkan pa tergantung pada bahan bantalan dan dipilih dengan pengalaman menurut macam mesin. Dengan adanya bahan pelumas yang lebih baik dan ketelitian yang lebih tinggi pada permukaan finis, harga tekanan dapat dipertinggi. Bahan Bantalan Kekerasan HB Tekanan maksimum yang diperbolehkan (a) (kg/mm2) Temperatur maks. yang diperbolehkan (oC) Besi Cor

Perunggu Kuningan Perunggu Posfor Logam Putih berdasar Sn Logam putih berdasar Pb Paduan Cadmium Kelmet Paduan alumunium Perunggu timah hitam 160 - 180 50 - 100 80 - 150 100 - 200 20 - 30 15 - 20 30 - 40 20 - 30 45 - 50 20 - 680 0,3-0,6 0,7-2,0 0,7-2,0 1,5-6,0 0,6-1,0 0,6-0,8 1,0-1,4 1,0-1,8 2,8 2,0-3,2 150 200 200 250 150 150 250 170 100-150 220-250

F. Harga pv dari hasil analisa Di celah antara permukaan poros dan bantalan terdapat selaput minyak tipis. Selaput minyak ini bergerak karena tertarik oleh permukaan yang bergerak serta karena kekentalannya. Faktor tekanan kecepatan pergerakan lapisan cairan pelumas tersebut disebut faktor pv. Faktor ini perlu dianalisa untuk memperhitungkan unjuk kerja bantalan secara menyeluruh. Batas pv berdasarkan atas hasil

percobaan atau pengalaman disebut faktor tekanan kecepatan maksimum yang diizinkan atau harga pv yang diizinkan. Sedangkan harga pva adalah berdasarkan hasil analisa faktor tekanan kecepatan maksimum yang diizinkan. Ini merupakan suatu patokan penting dalam pemeriksaan kekuatan, yaitu harga pva dengan persamaan:

Dari persamaan di atas, maka dapat dihitung harga panjang bantalan

Dimana, pva = faktor tekanan kecepatan maksimum yang diizinkan dari analisa (kg/mm2m/s) W = Beban bantalan (kg) N = Putaran poros (rpm) l = Panjang bantalan (mm) d = Diameter poros (mm) Harga faktor tekanan kecepatan maksimum yang diizinkan dari analisa (pva), selanjutnya dikoreksikan dengan harga faktor tekanan kecepatan maks yang diizinkan (pv). Harga analisa hendaknya tidak jauh dari harga yang diizinkan.

Elemen kecil dari sembarang selaput minyak G. Harga pv yang diizinkan Tekanan kecepatan maksimum yang diizinkan, dari suatu bantalan berdasarkan hasil percobaan dan analisa yang mendalam, memberikan nilai patokan yang dapat digunakan dalam perancangan bantalan radial. Seperti pada tabel di bawah ini. Mesin Bantalan Perbandingan l/d Faktor tekanan kecepatan maks. Yang diizinkan (pv) (kg/mm2m/s) Otomobil Motor pesawat terbang Bantalan utama Poros engkol Pena torak 0,8 1,8 0,7 1,4 1,5 2,2 20 40 Pompa dan kompresor torak Bantalan utama Poros engkol Pena torak 1,0 2,0

0,9 2,0 1,5 2,0 0,2 0,3 0,3 0,4 Mesin uap torak Bantalan utama Poros engkol Pena torak 1,6 1,8 0,7 2,0 0,8 2,0 1 1,5 1,5 2 Kendaraan rel Poros 1,8 2,0 1,5 2 Turbin uap Bantalan utama 1,0 2,0 4 Generator, Motor, pompa sentrifugal Bantalan rotor 1,0 2,0 0,2 0,3 Poros transmisi Beban ringan Mapan sendiri Beban berat 2,0 3,0 2,5 4,0 2,0 3,0 0,1 0,2 Mesin perkakas Bantalan utama 1,0 4,0 0,05 0 1

H. Pengertian dan analisa selaput minyak Dikemukakan anggapan bahwa pada bantalan yang mempunyai beban ringan dan putaran tinggi, sumbu poros dan sumbu bantalan saling berimpit dan tebal selaput minyak merata disekeliling poros. Tetap dalam praktek, hal ini tidak benar kecuali untuk beberapa hal khusus. Kasus dimana sumbu bantalan dan poros tidak saling berimpit sehingga lingkaran pros dan bantalan menjadi konsentris, telah dianalisa oleh Sommerfeld sebagai berikut Dalam gambar di bawah, dapat dilihat terjadinya kosentris yang menimbulkan adanya harga minimum lapisan minyak pada dinding bantalan dengan permukaan posros. Harga kelonggaran yang dikehendaki kira-kira sebesar 1/1000 diameter., dan eksentrisitas dinyatakan dengan = 2e/c . Karena c/2 = h + e maka, persamaan tebal minimum lapisan minyak adalah

Dimana : h = Tebal minimum lapisan minyak (mm) D = Diameter dalam bantalan dinyatakan dengan D (mm) d = Diamater poros (mm),. c = Kelonggaran diametral dengan (D d)(mm) e = Jarak pusat dinyatakan (mm), Jika h menjadi besar maka pada kecepatan tinggi, maka e akan mengecil; jika h mengecil pada beban besar, maka akan membesar.

I. Harga pendekatan tebal minimum lapisan minyak Perlu diperhatikan bahwa harga h dari persamaan diatas harus lebih besar dari harga minimum yang diizinkan, dan bahwa kekasaran permukaan poros Hjmax ditambah dengan kekasaran bantalan Hbmax harus lebih kecil dari pada h/3, atau

Bantalan hmin (mm) Pemakaian Perunggu atau kelmet dengan permukaan difinis dengan mutu tertinggi 0,002-0,004 Mesin pesawat terbang dan otomobil Logam putih biasa 0,01-0,03 Generator, motor listrik Bantalan besar untuk pemakaian umum 0,05-0,01 Turbin, ventilator

J. Rangkuman Panjang (l), dan diamter poros (d) untuk bantalan radial ujung dan tengah .

Menentukan diameter bantalan adalah d = Panjang bantalan : l =

Tekanan rata-rata pada bantalan : P =

Harga perbandingan antara tekanan dan kecepatan alir adalah

Tebal minimum lapisan minyak : h =c/2(1- ) Untuk mempermudah pekerjaan lapangnan , maka penggunaan harga h min dapat digunakan angka pada tabel.

LATIHAN SOAL Modul 8 . Kerjakanlah soal di bawah ini secara ringkas dan benar No Soal 1. Jika diketahui harga a = 1 kg/mm2 ,W = 1000 kg diameter poros 20 mm, tentukanlah harga l/d nya.

2. Sebutkan hal yang akan timbul jika pada perancangan l/d nilainya terlalu kecil, dan terlalu besar. 3. Jika harga l/d melebihi harga ideal, maka apa yang perlu dilakukan dalam mengurangi resiko yang bakal timbul 4. Apa yang dimaksud dengan tekanan bantalan 5. Jika diketahui harga tekanan maksimum yang diizinkan (a) 0,5 kg/mm2, harga l/d = 1,5 Berapa harga tekanan yang diizinkan (pa) untuk bantalam radial tengah. 6. Jika diketahui harga beban bantalan (W) 500 kg, putaran bantalan 100 rpm, dan panjang bantalan 15 mm, maka berapa harga pva yang diizinkan 7. Jika diketahui harga beban bantalan (W) 500 kg, putaran bantalan 100 rpm, dan panjang bantalan 15 mm, harga pva yang diizinkan 1,5 kg/mm2m/s, tentukanlah berapa maksimum diameter bantalan yang diijinkan.

DAFTAR PUSTAKA Martin, H.G. (1985). Kinematika dan Dinamika Teknik. Jakarta: Erlangga. Shigley, J.E. (1986). Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta: Erlangga. Sularso., & Suga, K. (1981). Elemen Mesin. Jakarta: Paradnya Paramita. G. Niemann (1986). Elemen Mesin, Jilid I, Jakarta: Erlangga.

You might also like