You are on page 1of 8

Timun Emas

Sutradara: Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di desa terpencil dekat hutan. kehidupannya bahagia. Tapi sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak. Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Dinda: Tuhan..! alangkah bahagianya hati ini apabila kami dikarunia seorang anak, Kang mas: sabar isriku tuhan pasti akan memberi seorang anak mungkin dengan cara lain. Dinda: iya kang.! Kang mas: dari pada dinda bersedih terus, ayok ikut aku kekebun, kita panen singkong untuk persedian makan nanti siang. Dinda: iya kang mas. Kang mas: mari kita jalan. Sutradara: beberapa saat kemudian sampeklah dikebun. Dinda; kang aku cari kayu kesana saja. Kang mas; ya sudah, aku panen singkong disana, nanti kalau ada apa-apa adek berteriak yaw. Dinda; baik kang mas, (kangmas pergi) hati-hati kang mas, nanti aku tunggu disini. Kang mas; iya istriku, ingat jangan bersedih lagi yaw (sambil berjalan pergi) Sutradara: lalu berpisahlah mereka, Mbo Sarmi cari kayu kebarat sedangkan Pak Sarmin panen singkung di kebun sebelah timur. Dinda; (sesaat kemudian) waaah kayunya besar-besar, cukup 3 hari untuk persediaan memasak dirumah, kumpulin banyak-banyak dulu ah, nanti kalau dah banyak aku panggil kang mas untuk membawanya,hehee!! Sutradara: Tidak sadar Mbo Sarmi mencari kayu sampek kedalam hutan, dan bertemu dengan seorang raksasa besar, garang, juga menakutkan. Dinda; waduuuh... (kaget), astaga kirain siapa... eh kamu raksasa butu ijo, Raksasa: wahai nenek tua, apakah engkau tidak takut padaku.

Dinda; wahai raksasa, ngapain aku takut pada sampean, emang kamu bos aku yang suka pecat sesuka hati gitu, EGP...!!! Raksasa; EGP!!, apa EGP itu,? Dinda; Ello Gendut Pooll. Hahahaaa Raksasa; beraninya engkau menghinaku. Dinda; emang kenyataannya gitu kok,! masak aku yang salah, lihat diri dong.! Raksasa; (melihat dirinya) heheheee iya juga yaw, beginilah kalau sering makan di waktu malam, Mella aku punya badan,heheheeee. Dinda; itu tahu,,, awas aku mau cari kayu jangan halangin aku. Raksasa; hay nenek tua.!! dihutan ini adalah aku berkuasa, sapa pun yang datang kesini tidak akan kembali hidup-hidup, karena akan aku makan. Hahahaaa. Dinda; apa...!!! tidaaaaak..... ampuuun tuan raksasa jangan makan aku.. Raksasa; ih PDnya.! siapa yang mau makan engkau nenek tua, tidak ada dangingnya diri mu itu, percuma nanti, bisa-bisa yang nyangkut digigi tulang semua bukan daging, aku minta anak mu bawa kesini, nanti aku tidak akan ganggu keluargamu. Asal anak mu itu perawan. Dinda; maaf tuan raksasa. aku tidak mempunyai anak, belum waktunya aku dikasih womongan pada yang maha kuasa. Raksasa; alasaaan,.. Dinda; beneran aku ini raksasa. Raksasa: sampek setua ini kau belum mempunyai anak.? Dinda: iya raksasa. Raksasa; ya sudah anggap aku percaya pada mu, kalau kamu bener tidak mempunyai anak ambillah, dan tanam biji mentimun ini, setelah 17 tahun kamu harus dan wajib serahkan anak mu itu, ingat dirawat sampai gemuk yaw. Sutradara; setelah itu raksasa pergi meninggalkan Mbo Sarmi beserta biji mentimun tersebut, disisi lain Mbo Sarmi merasa heran dan bertanya-tanya???. Dinda; biji mentimun?, setelah 17tahun serahkan anak itu?, apa maksudnya?, (berfikir), Suamikukan sudah difonis mandul, masak aku bisa mempunyai anak,! Apa mungkin suamiku harus makan biji ini biar perkasa dan bisa menciptakan anak untuk aku, asyieeeek......

Sutradara: akhirnya Mbo Sarmi mengambil biji mentimun tersebut dan berlari menuju kearah suaminya yang panen singkong. Dinda; kang mas...3x. Kang mas; sepertinya aku mendengar istriku berteriak memanggilku, astaga....!!! istriku dalam bahaya.!! Dinda; kang mas, kang mas, Kang mas; ada apa istriku, kok mukamu kusut begitu, habis dikejar kantip apa?, apa yang dinda bawa itu? Dan ngambil dari mana? Dinda: kang mas ini sembarangan, masak aku dituduh mencuri,! Ini biji mentimun, tadi aku di kasih raksasa butu ijo di hutan sebelah sana, katanya suruh tanam dan setelah 17 tahun kita akan mempunyai anak terus anak itu harus diserahkan pada raksasa. Kang mas; O... gitu... tapi masak, hanya menanam biji mentimun ini kita dapat anak? Tidak masuk akal dinda?. Dinda; ya sudah kang kita jalani saja apa perintah raksasa itu, dari pada kita yang terancam. Sutradara; lalu pulanglah mereka berdua kerumahnya dan sesampai dirumah Mbo Sarmi menanam biji mentimun itu sesuai dengan diperintahkan raksasa tersebut. Hari demi hari Mbo Sarmi menyiram biji mentimun itu dengan berharap apa yang dikatakan raksasa itu benar, sesampai tumbuh besar dan berbuah lebat, ada yang aneh dipohon tersebut, ada buah mentimun yang besar dan berwarna emas. Dinda; kang itu kok beda dari buah yang lain kang, apa kelainan gen atau salah siram aku kang, pada hal setiap hari aku siram 3x sehari dari 7 sumur yang berbeda dari kampung ini? Kang mas; tidak dinda.! Mungkin ini buah yang subur dan yang pertama kita harus dipetiknya untuk dimakan. Dinda; ya sudah ambil kang. aku tidak sabar ingin memakannya. Kang mas; iya dinda tak aku ambil buat dinda tersayang.! Tunggu sebentar ya.. (beberapa saat kemudia) ini dinda buahnya, tolong ambilin pisau itu dinda, Dinda; ini kang. awas hati-hati jangan sampek kenak tangannya kang.

Sutradara; lalu dibelahlah buah mentimun tersebut, mereka tidak menyangkan dan menduga, sungguh terkejutnya mereka ketika di dalam biji mentimun itu berisi seorang anak perempuan yang cantik jelita. Dinda & Kang Mas; yaa tuhaaaan.... (kageet) Kang mas; dinda apakah ini bukan mimpi? Dinda; tidak kang. Ini bukan mimpi, tapi kenyataan kang. (lalu mengambil anak didalam timun tersebut dan menyelimuti dengan kain selendngnya), kang cantik sekali anak ini, terimah kasih tuhan, engkau telah menganugrahkan buah mentimun ini dan juga memberi kita seorang anak yang cantik jelita ini. Giman kalau kita dinamakan Timun Emas anak ini kang?, Kang mas; iya dindan, sesuai juga dengan anak ini diciptakan dari buah mentimun yang berwarna emas, dinda bawa masuk dulu anak ini, kasihan kedinginan.! Dinda; iya kang mas. Sutradara; hari demi hari keluarga pak sarmin jalani hidup penuh bahagia, karena dalam keluarga mereka bertamba satu seorang anak yang canti jelita, apalagi yang diharapkan istrinya mempunyai seorang anak terkabulkan. beberapa tahun kemudian timun emas pun mulai tumbuh besar, ia rajin membantu ibunda dan ayahanda sehingga pekerjaan mereka cepat selesai. Timun emas bersama ayah pun duduk melepas lelah seharian berkerja dan bercanda didepan rumahnya.. Kang mas; anak ku sekarang engkau tumbuh besar dan sangat cantik sekali, kalau boleh tahu ayah tanya? apa cita-cita anak ku ini kelak nanti? Timun Emas 12thn; aku ingin seperti ibu yah dia perempuan yang sangat cantik, baik hati dan yang paling aku kagumi dari ibu adalah sangat patuh terhadap ayah, aku ingin seperti ibu, apabila aku berkeluarga nanti. Kang mas; waah... mulia sekali cita-cita mu nak ibu mu memang sangat baik anak ku, dia setia menemani ayah, baik duka maupun suka, Dinda; kang mas, timun emas, ayo makan dulu, sudah siang nih Timun Emas 12thn; asyiiik kita makan ayaaaah... Dinda; sini mendekat dan merapat... timun emas makan yang banyak yaw biar tambah besar dan berisi, oya nak , selesai makan ikut ibu mencuci kesungai ya nak.. Timun emas 12thn: baik ibu. Kang mas; timun mas jangan jauh-jauh dari ibu ya kalau sudah disungai.

Timun emas 12thn: iya ayah. Sutradara; Beberapa tahun kemudian setelah timun emas tumbuh besar dan berusia 17tahun. pada malam itu ketika Mbo Sarmi tidur dia bermimpi di datangin raksasa besar menagih janjinya 17tahun yang lalu. timun emas harus diserahkan dan menjadi santapan makannya, keesokan harinya! Dinda; kang tadi malam aku bermimpi.., raksasa botu ijo menangih janji 17tahun yang lalu kang, dia akan membawa timun emas untuk jadi santapannya, gimana ini kang.? Kang mas; aku tidak bisa berbuat apa-apa dinda, kalau itu sudah ikat janji kita wajib menepati janji itu. Dinda; tapi kang aku sangat menyayangi timun emas, hari-hari ku tidak kesepian dirumah sejak timun mas hadir dalam keluarga kita. Kang mas; maafkan aku dinda. Dinda; aku benci pada kang mas. (masuk kedalam rumah) Sutradara; beberapa saat kemudia datanglah raksasa yang menagih janji, Raksasa; wahai kakek tua, aku meminta janji 17tahun yang lalu, dan mana timun emas?. Kang mas; tunggu sebentar raksasa, istri saya sedang memanggilnya Raksasa; capatan... aku tidak sabar lagi ingin memakan timun emas. Kang Mas; dinda bawa kesini timun emas. Dinda cepatan bawa kesini, tunggu sebentar raksasa. Dinda; timun emas larilah kehutan dan jangan pikirkan bunda dan ayah mu, lari saja,, Timun Emas 17thn; tidak bunda, aku tidak bisa meninggalkan bunda dan ayahanda, Dinda; cepat lari timun emas, kalau engkau saya bunda, larilah anak ku, (menuju keluar) Timun Emas 17thn; aku sayang bunda, (lalu berlari menuju hutan) Dinda; hay raksasa jahat makanlah kami. Kang mas: istriku.. Raksasa; mana timun emas, jangan bohongin aku kalian, cepat serahkan anak mu itu. (lalu melihat timun emas lari raksasa mengejarnya), kurang belajar kalian, hay.. jangan lari

Timun Emas 17thn; tolong-tolong-tolong, aku dikejar raksasa jelek......... Raksasa; jangan lari engkau timun mas... Timun Emas 17thn; jangan kejar aku raksasa... tolong-tolong-tolong... Panji; apa aku tidak salah mendengar ada yang mau minta tolong, tapi dari mana asal suara itu,,, (kaget melihat gadis cantik berlari mendekatinya) Timun Emas 17thn; tolong-tolong,,, tuan, tolong aku... Panji; tenang, tenangkan diri mu dulu wahay gadis, Timun Emas 17thn; jangan tenang-tenang aja, aku ini dikejar raksasa, tolong bantu aku. Panji; Kenapa engkau dikejar raksasa? Timun Emas 17thn; dia akan memakan ku kata ibu, aku suluh lari yaa aku lari saja. Panji; tapi bener apa kata ibu mu,? apakah engaka sempat bertanya pada raksasanya ingin memakan mu.? Timun Emas 17thn; kalau aku Tanya langsung keraksasanya, bubar donk ceritanya, tidak ada kelanjutannya, selesai aku dimakan raksasa. tapi aku takut,,, tolong aku tuan pengembara,,, Panji; Baik. Aku tolong kamu, demi cinta kasih antar umat manusia pasti aku menolong mu,! mana raksasa itu.? (bersikap sombong dan pemberani) Timun Emas 17thn; itu dibelakang mu.!!! Raksasa; hahahahhahaaaa........ Panji; wahduuuuh (kanget), napa tidak bilang dari tadi. dia dibelakang ku? Timun Emas 17thn; alah katanya berani,! malah dibelakangku. (Bersembunyi) Panji; bukannya aku takut tapi gemetaran, eeeh..... juga aku kagetan... Timun emas 17thn: cowok kagetan, tidak jaman kale, Raksasa; siapa yang berani-berani menantang aku, Timun Emas 17thn; Dia,,, Panji; weeeh sapa yang bilang.... Timun Emas 17thn; tadi... Panji; itu hanya contoh....

baiklah kalau begitu dari pada aku malu, aku lawan kau raksasa jelek, Timun Emas17thn: hati-hati tuan.. Panjing: (berbisik pada timun emas) ayo kita kabuuuuurrrr (berlarilah Panji & timun emas) Raksasa; hay kalian berhenti... aku capek lari terussss.... Panji; ayooo kejar kita... Raksasa; kurang belajar... akan ku kejar kalian,,,, (berlari saling mengejar) Timun Emas 17thn; apa itu yang kamu pegang? Panji; ini sisi bekalku saat mengembara.! Timun Emas 17thn; tinggal apa saja isinya,? Kok kelihatannya keberatan tuan larinya? Panji; bumbu dapur Timun Emas 17thn; iya apa saja?, Panji; garam, cabel dan terasi udang Timun Emas 17thn; dari pada kita ketangkap dan keberatan kamu bawanya, lempar saja isinya itu pada raksasa. Panji; baiklah.... raksakan ini garam asin untuk mu. (sambil melempar garam kearah raksasa) Sutradara; Panji melempar garam pada raksasa dan terjadilah keajaiban, garam tersebut menjadi lautan, tapi raksasa cukup kuat, Raksasa: aku tidak bias dikalahkan dengan hal seperti ini, hahaaa.. Sutradara: lalu raksasa masih bisa bertahan dan berenang. lemparlah bekal yang kedua yaitu cabe, tidak disangka terjadi keajaiban lagi, cape itu menjadi ranting dan pohon kecil yang melilit tubuh raksasa tersebut, Raksasa: hahahaa hanya segitu yang menghalangi aku, hahaaa.. Sutradara: tapi raksasa masih tanggung, dan akhirnya yang terakhir panji melempar terasi udang,,, tapi disini tidak ada keajaiban yang terjadi, tapi malah terasi yang dilemparkan malah ditangkap oleh raksasa, ternyata saat memegang terasi tersebut, siraksasa tidak tahan dengan bau terasi yang sangat

menyengat dan membuat baunya tercekek, akhirnya raksasa tersebut mati dengan pelan perlahan tidak bisa menahan bau tarasi udang. Timun Emas 17thn; tuan tidak usah lari lagi, lihatlah kebelakang. raksasanya sudah mati. Oya kalau boleh tahu terasinya kada luarsa yaw? Panji; iya bener sekali, mangkanya tidak aku makan, raksasa saja mati mencium baunya apalagi kita memakannya, Timun Emas 17thn; terima kasih tuan, engkau telah menyelamatkan aku, Panji: sama-sama, kalau boleh daku tahu siapa nama engkau. Timun Emas17thn: nama ku timun mas, tuan aku pulang dulu ibu dan ayahku menunggu dirumah, dia mencemaskan ku, Panji: nama aku panji, ya sudah hati-hati dijalan, biar aku urus raksasa yang mati ini Timun emas 17thn: sekali lagi terima kasih tuan (pergi meninggalkan pajin). (sesaat kemudian sampek dirumah) Sutradara; Timun Mas merasa lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Dan Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi Dinda: timun emas,..!!! kamu selamat nak (memeluk timun emas), terima kasih tuhan, kita masih di takdirkan bersama lagi. (berdoa), ayok kita masuk kerumah.

You might also like