You are on page 1of 11

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

5.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini telah dilakukan perlakuan pada 24 ekor tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar) untuk mengetahui pengaruh topikal ekstrak etanol kedelai terhadap jumlah makrofag pada luka bakar derajat II pada tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar). Dibuat 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 ekor tikus. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol yang diberikan perawatan menggunakan NaCl ( normal saline 0,9%). Kelompok kedua, ketiga dan keempat berturut-turut adalah menggunakan topikal ekstrak etanol kedelai 40%, 60%, dan 80%. Sebelum diberikan perawatan luka bakar dengan bahan yang berbeda, luka bakar dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan NaCl 0,9%. 5.1.1 Hasil Perhitungan Luas Area Luka Bakar Derajat II Perhitungan luas luka dilakukan sebelum hewan coba diberikan perlakuan. Perhitungan luas luka dilakukan dengan menggunakan software autocad 2009 yang sebelumnya dilakukan pengambilan gambar dengan menggunakan kamera digital sony kodak easyshare 8 megapixel, dengan jarak pengambilan gambar yang sama yakni sejauh 15 cm. Hasil pengambilan gambar tersebut kemudian dimasukkan ke dalam soft ware autocad 2009 untuk dilakukan perhitungan luas luka.

59

60

Tabel 5.1 Hasil Penghitungan Luas Area Luka Bakar Derajat II Jenis perlakuan NS 40% 60% 80% 1 4,99 5,30 4,75 4,50 2 3,58 4,87 5,02 5,21 Kelompok perlakuan 3 4,34 4,83 5,80 4,80 4 5,00 4,22 4,18 5,56 5 4,00 4,08 4,04 5,04 6 4,38 6,80 4,81 4,76 Rerata 4,38 5,02 4,77 4,98

5.1.2

Hasil Jumlah Makrofag Perhitungan jumlah makrofag dilakukan dengan cara melakukan pengambilan Preparat pada jaringan luka bakar sebesar 2x2 cm, kemudian dilakukan embedding paraffin, pembuatan slide preparat dilakukan dengan menggunakan jenis pemotongan vertikal pada jaringan kulit dengan tebal 10 m, serta diwarnai menggunakan pewarnaan Hematoxcylin Eosin (HE). Gambar slide di-scan,

kemudian pengamatan dilakukan dengan menggunakan software Olyvia (viewer for histological examination ) yang dihubungkan dengan komputer. Hasil scan gambar pada software Olyvia kemudian dilakukan perhitungan jumlah makrofag dengan cara diambil 5 lapang pandang, dari setiap lapang pandang dilakukan penghitungan jumlah makrofag menggunakan perbesaran 1000x, Penghitungan jumlah sel makrofag dilakukan dengan cara penghitungan counter, dicatat dan diambil rata-rata dari masing-masing lapang pandang.

61

Tabel 5.2 Rata-rata Jumlah Sel Makrofag (mean + SD) Jenis perlakuan NS 0,9% Topikal ekstrak etanol kedelai 40% Topikal ekstrak etanol kedelai 60% Topikal ekstrak etanol kedelai 80% Rerata jumlah makrofag 2.93 + 0,78 2.10 + 0,59 1.63 + 0,46 1.40 + 0,25

4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1

2
3 4 5 6

1
0,5 0 Kontrol 40% 60% 80%

Gambar 5.1 Grafik Rata-Rata Jumlah Sel Makrofag Berdasarkan tabel 5.2 dan grafik 5.1 dapat diketahui adanya perbedaaan rata-rata jumlah makrofag pada masing-masing kelompok, setelah dilakukan perawatan luka selama 15 hari. Pada kelompok kontrol NaCl (normal saline 0,9%) rata-rata jumlah makrofag sebesar 2,93. Pada kelompok topikal ekstrak etanol kedelai 40% rata-rata jumlah makrofagnya sebesar 2,10. Pada kelompok topikal ekstrak etanol kedelai 60% rata-rata jumlah makrofagnya sebesar 1,63. Pada kelompok topikal ekstrak etanol kedelai 80% rata-rata jumlah makrofagnya sebesar 1,40. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada kelompok pemberian topikal ekstrak etanol

62

kedelai memiliki rata-rata jumlah makrofag lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol NaCl (normal saline 0,9%).

A Gambar 5.2 Hasil foto mikroskopik jumlah Makrofag perbesaran 1000x dengan pewarnaan HE (A) kelompok kontrol NS 0,9%.

B Gambar 5.3 Hasil foto mikroskopik jumlah Makrofag perbesaran 1000x dengan pewarnaan HE (B) kelompok topikal ekstrak etanol kedelai konsentrasi
40%.

63

Gambar 5.4 Hasil foto mikroskopik jumlah Makrofag perbesaran 1000x dengan pewarnaan HE (C) kelompok topikal ekstrak etanol kedelai konsentrasi
60%.

D Gambar 5.5 Hasil foto mikroskopik jumlah Makrofag perbesaran 1000x dengan pewarnaan HE (D) kelompok topikal ekstrak etanol kedelai konsentrasi
80%

64

Foto mikroskopik luka bakar (1000x) pada kelompok topikal ekstrak etanol kedelai memperlihatkan jumlah makrofag yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Makrofag ditunjukan dengan anak panah. Hal ini menunjukkan bahwa topikal ekstrak etanol kedelai mampu mempercepat kesembuhan luka bakar derajat II dangkal yang ditandai dengan penurunan jumlah makrofag pada akhir fase proliferasi.

5.2 Analisa Data Untuk mengetahui pengaruh topikal ekstrak etanol kedelai ( Glycine max) terhadap jumlah makrofag pada luka bakar derajat II pada tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar) pada kelompok NS (Kontrol), 40%, 60%, dan 80% maka dilakukan pengujian statistik untuk mengambil suatu kesimpulan. Hasil penelitian diuji dengan menggunakan software SPSS ver. 17.0 for Windows dengan uji One-way ANOVA dan uji Post Hoc dengan metode Tukey LSD. Sebelum dilakukan uji parametrik One-way ANOVA dilakukan uji normalitas homogenitas data terlebih dahulu, dan untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent maka dilakukan uji regresi linier berganda.

5.2.1

Hasil Uji Normalitas Dan Homogenitas Luas Area Luka Bakar Derajat II Data terdistribusi normal jika p value > 0,05. Dari hasil analisa statistik terhadap semua kelompok didapatkan p value > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa luas area luka bakar derajat II pada semua kelompok terdistribusi normal. Data memiliki

65

variansi homogen jika p value > 0,05. Dari hasil analisa statistik pada semua kelompok didapatkan p value > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variansi luas area luka bakar derajat II pada semua kelompok adalah homogen. Data hasil analisa statistik uji homogenitas dan uji normalitas luas luka bakar derajat II dapat dilihat pada lampiran 1.

5.2.2

Hasil Uji Normalitas Jumlah Makrofag Berdasarkan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk menunjukkan p value > alpha 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data variabel tersebut menyebar mengikuti sebaran normal.

Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas Data Jumlah Makrofag Jenis Perlakuan Kontrol 40% 60% 80% Shapiro-Wilk df 6 6 6 6 Sig. 0,782 0,266 0,801 0,110

66

5.2.3

Hasil Uji Homogenitas Jumlah Makrofag Uji homogenitas data menggunakan Uji levene dengan selang kepercayaan 95%. Berdasarkan uji tersebut didapatkan nilai p value > 0,05 yaitu sebesar 0,134 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa data tersebut homogen.

Tabel 5.4 Hasil Uji Homogenitas Data Jumlah Makrofag Levene Statistic 2,088 Sig 0,134 Keterangan Homogen

5.2.4

Hasil Uji One-Way ANOVA Uji One-Way ANOVA dilakukan jika data telah terbukti terdistribusi normal serta memiliki variansi yang homogen. Hasil uji One-Way ANOVA menunjukkan pengaruh yang signifikan bila nilai p value < 0,05 yang menunjukkan Ho ditolak. Ho pada penelitian ini adalah tidak ada pengaruh topikal ekstrak etanol kedelai (Glycine max) terhadap penurunan jumlah makrofag pada luka bakar derajat II pada tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar). Dan H1 dalam penelitian ini adalah ada pengaruh topikal ekstrak etanol kedelai (Glycine max) terhadap penurunan jumlah makrofag pada luka bakar derajat II pada tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar). Berdasarkan uji yang telah dilakukan diperoleh nilai signifikansi p value sebesar 0,001 sehingga Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh topikal ekstrak etanol kedelai (Glycine max) terhadap

67

penurunan jumlah makrofag pada luka bakar derajat II pada tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar).

Tabel 5.5 Hasil Uji One-Way ANOVA Jumlah Makrofag Keterangan Jumlah makrofag F hitung 8,944 Sig 0,001

5.2.5

Hasil Uji Post Hoc Tukey HSD Jumlah Makrofag Untuk mengetahui kelompok yang berbeda signifikan dengan kelompok kontrol perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Post Hoc Tukey HSD. Pada uji ini dikatakan memiliki rata-rata berbeda secara signifikan (bermakna) terhadap jumlah makrofag apabila p value < 0,05. Dari hasil analisa didapatkan bahwa kelompok kontrol berbeda secara signifikan dengan kelompok konsentrasi 60% dan 80% dengan p value sebesar 0,003 dan 0,001. Kelompok 40% tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol, kelompok 60% dan kelompok 80% dengan p value sebesar 0,074, 0,480 dan 0,161. Kelompok 60% berbeda signifikan dengan kelompok kontrol dengan p value sebesar 0,003. Kelompok 80% berbeda signifikan dengan kelompok kontrol dan dengan p value sebesar 0,001.

68

Tabel 5.6 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi Post Hoc Tukey HSD Jenis perlakuan I NS 0,9% Jenis perlakuan II Kedelai 40% Kedelai 60% Kedelai 80% Kedelai 40% NS 0,9% Kedelai 60% Kedelai 80% Kedelai 60% NS 0,9% Kedelai 40% Kedelai 80% Kedelai 80% NS 0,9% Kedelai 40% Kedelai 60% Beda rata-rata 0,8333 1,3000* 1,5333* -0,8333 0,4667 0,7000 -1,3000* -0,4667 0,2333 -1,5333* -0,7000 -0,2333 Signifikansi 0,074 0,003 0,001 0,074 0,480 0,161 0,003 0,480 0,884 0,001 0,161 0,884

5.2.6

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen, yaitu berupa perlakuan

pemberian NS 0,9%, ekstrak kedelai 40%, ekstrak kedelai 60%, dan ekstrak kedelai 80%, berpengaruh terhadap penurunan jumlah makrofag pada luka bakar derajat II pada tikus (Rattus novergicus Strain Wistar). Pada uji regresi linear berganda, jika ditemukan R square X%, maka variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen sebanyak X% dan memiliki pengaruh yang yang bermakna jika siginifikansi p value < 0,05. Berdasarkan uji yang telah dilakukan didapatkan variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,535 atau 53,5% dengan p value

69

sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Tabel 5.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Jumlah Makrofag Model Regression Df 1 F 25,318 Sig 0,000 R square 0,535

You might also like